Leptospirosis
: 20090310040
A. Pengalaman
Seorang wanita, 52 tahun datang dengan keluhan deg-degan sejak 10 hari SMRS dan
sesak napas sejak beberapa jam yang lalu. Pasien juga mengeluh demam sejak 5 hari
yang lalu, sakit kepala dan sakit perut. Sakit perut dirasakan hilang timbul dan tidak
menjalar. BAB normal, BAK sedikit. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan
darah 90/50 mmHg, nadi 100 kali per menit. Ikhterik +, nyeri gastrocnemius +. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan Hb, penurunan AT, HMT,
peningkatan leukosit,peningkatan bilirubin total, bilirubin direk, indirek, ureum,
kreatinin dan peningkatan CPK. Pasien didiagnosis Leptospirosis. Pasien diberikan
terapi oksigen 2-3L/menit, infus Nacl, dopamine 6 meq, injeksi PP 1,5 juta/6 jam,
injeksi ceftriaxone 2g/24 jam, injeksi ranitidine 1 amp/12 jam, injeksi metoklopramid
1amp/8jam, injeksi dexamethasone 1amp/8 jam.
C. Analisa klinis
Leptospirosis
mikroorganisme
adalah
Leptospira
suatu
penyakit
interogans
tanpa
zoonis
yang
memandang
disebabkan
bentuk
oleh
spesifik
serotipenya. Manusia dapat terinfeksi melalui kontak dengan air, atau tanah, lumpur
yang telah terkontaminasi oleh urin binatang yang telah terinfeksi leptospira.
Patogenesis terjadinya leptospira adalah leptospira masuk ke dalam tubuh melalui
kulit atau selaput lendir, memasuki aliran darah dan berkembang, lalu menyebar
secara luas ke jaringan dan organ tubuh. Kemudian terjadi respon imunologi baik
secara selular maupun humoral sehingga infeksi ini dapat ditekan dan terbentuk
antibodi spesifik. Walaupun demikian beberapa organisme ini masih bertahan pada
daerah yang terisolasi secara imunologi seperti dalam gnjal di mana sebagian
mikroorganise akan mencapai convoluted tubules, bertahan disana dan dilepaskan
melalui urin. Leptospira dapat dijumpai dalam air kemih sekitar 8 hari sampai
beberapa minggu setelah infeksi dan sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Leptospira dapat dihilangkan dengan fagositosis dan mekanisme humoral. Kuman ini
dengan cepat lenyap dari darah stelah terbentuknya aglutinin. Setelah fase
leptospiremia 4-7 hari, mikroorganisme hanya apat ditemukan dalam jaringan ginjal
dan okuler. Leptospiruria berlangsung 1-4 minggu.
Leptospira dapat secara langsung menyebabkan nekrosis tubulus akut dan
secara lambat melalui komplek antigen-antibodi pada fase imun menyebabkan nefritis
Terapi Leptospirosis:
Pilihan pertama
Anikterik
Ampisilin 500 mg 4 kali sehari per oral
Ikterik
Penisilin G 1.5 juta IU 4 kali sehari iv selama
seminggu
Ampisilin 1000 mg 4 kali sehari iv
Amoksisilin 1000 mg 4 kali sehari iv
selama seminggu
Pilihan kedua
Anikterik
Tetrasiklin 2000 mg per hari peroral
ikterik
Eritromisin 500 mg 4 kali sehari iv
D. Kesimpulan
Peningkatan ureum dan kreatinin terjadi karena gangguan pada fungsi ginjal.
Leptospira menyebabkan interstitial nefritis dan tubular nekrosis akut. Tubular
nekrosis akut dapat menyebabkan gagal ginjal.
Leptospirosis mempunyai 2 fase penyakit yaitu fase leptospiraemia dan fase
imun. Fase leptospiraemia ditandai dengan adanya leptospira di dalam darah dan
cairan cerebrospinal. Pada fase imun leptospira dapat ditemukan dalam urin.
Terapi leptospirosis dibedakan menjadi dua, anikterik dan ikterik.
E. Dokumentasi
: 52 tahun
Alamat
Anamnesis
BAK sedikit
TD
: 90/50 mmHg
Nadi
: 100kali/menit
Hasil lab
penurunan
Hb,
penurunan
AT,
HMT,
peningkatan
F. Referensi
Umar Zein. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Edisi V. Pusat Penerbitan
Departemen IPD FK UI: Jakarta
Chaparo S, Montoyo JG. 2001. Borrelia and Leptospira species in current diagnosis
and treatment in infection disease.
Price A, Sylvia dan Wilson M, Lorraine, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, Edisi 4, Buku II, Jakarta, EGC, 1995.
Dokter Pembimbing