Disusun Oleh :
MIA USNIATI
106017000487
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika
Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah disusun oleh MIA USNIATI Nomor
Induk Mahasiswa 106017000487, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian
Munaqasah pada tanggal 10 Maret 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu,
penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan
Matematika.
Jakarta, Maret 2011
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal
Tanda Tangan
.............
.......................
.............
.......................
.............
.......................
.............
.......................
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematika
Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah disusun oleh MIA USNIATI
Nomor Induk Mahasiswa 106017000487, Jurusan Pendidikan Matematika,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.
Yang Mengesahkan,
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
: Mia Usniati
NIM
: 106017000487
Jurusan
: Pendidikan Matematika
Angkatan tahun
: 2006
Alamat
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya
siap menerima segala konsekuensi apabila pernyataan skripsi ini bukan hasil
karya sendiri.
Jakarta, Februari 2011
Yang menyatakan,
Mia Usniati
NIM. 106017000487
: MIA USNIATI
NIM
: 106017000487
Jurusan
: Pendidikan Matematika
No
1
2
6
7
Paraf Pembimbing
Pembimbing Pembimbing
I
II
9
10
11
12
13
14
15
16
17
http://www.hilman.web.id/posting/blog/852/revisitaksonomi-bloom-atau-revised-bloom-taxonomy.html, 22
Juli 2010, 17:53 WIB.
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
45
46
47
48
44
BAB III
49
50
51
52
53
54
Pembimbing I
Pembimbing II
ABSTRAK
MIA USNIATI (106017000487), Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Matematika Melalui Pendekatan Pemecahan Masalah Skripsi Jurusan Pendidikan
Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kemampuan penalaran
matematika siswa dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
Penelitian ini dilakukan di MAN 12 Jakarta Tahun Ajaran 2010/2011 pada bulan
Oktober sampai Desember 2010.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari dua siklus dan tiap siklus nya terdiri atas empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data setelah
diberikan perlakuan diperoleh dari hasil tes kemampuan penalaran matematika
pada setiap siklus. Koefisien validitas instrumen penelitian berkisar dari 0,341
0,672. Sedangkan koefisien reliabilitas instrumen penelitian 0, 999. Tes yang
diberikan terdiri dari 10 soal berbentuk pilihan ganda beralasan.
Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pendekatan pemecahan
masalah dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa. Pada
siklus I, rata-rata kemampuan penalaran matematika siswa 62,75 dengan
persentase siswa yang telah mencapai nilai KKM sebesar 47,22 % dari jumlah
siswa dan pada siklus II, rata-rata kemampuan penalaran matematika siswa
meningkat menjadi 71 dengan persentase siswa yang mencapai nilai KKM 75 %
dari jumlah siswa. Kesimpulan penelitian ini adalah pendekatan pemecahan
masalah dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.
ABSTRACT
MIA USNIATI (106017000487), Improving Mathematics Reasoning
with Problem Solving Approach. Skripsi Department of Mathematics Education,
Fakulty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta.
The purpose of this research is to study students mathematics reasoning
with problem solving approach. This research was conducted in MAN 12 Jakarta
study year 2010/2011 on October to December in 2010.
The method used in this research is classroom action research which
consist of two ciclus and every ciclus consist of four steps there are planning,
acting, observing and reflecting. Collecting the data after given the treatment from
the result of test mathematics reasoning every ciclus. Coefisien instrument
validity was about 0,341 0,672. Whereas coefisien instrument reability 0,999.
The test has given consist of 10 question which reasoning multiple choises.
This result of the research shows that problem solving can improve
students mathematics reasoning. In ciclus I, average of the students mathematics
reasoning average was 62,75 with students percentage have reached KKM score
about 47,22 % from students in the class and in ciclus II, average of the students
mathematics reasoning have improved until 71 with students percentage have
reached KKM score about 75 % from students in the class. The conclution of the
research that problem solving approach can improve students mathematics
reasoning.
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya
yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan matematika.
Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian di MAN 12 Jakarta. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam penulisan skripsi ini.
Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, namun
berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat
terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika.
3. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.
4. Bapak Dr. Kadir, M.Pd., Dosen Pembimbing I dan Ibu Lia Kurniawati,
M.Pd., Dosen Pembimbing II yang dengan kesabaran dan keikhlasannya
telah membimbing, memberikan saran, masukan serta mengarahkan
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis beserta staff jurusan yang
selalu membantu penulis dalam proses administrasi.
6. Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
7. Bapak Drs. H.A. Jalalul Hadi, Kepala MAN 12 Jakarta yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini serta Bapak
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................... vi
DAFTAR DIAGRAM ............................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... viii
DAFTAR BAGAN .................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ................................................. 6
C. Pembatasan Fokus Penelitian ................................................................ 6
D. Perumusan Masalah Penelitian ............................................................. 7
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ................................................. 7
BAB II KAJIAN
TEORETIK
DAN
PENGAJUAN
KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti ........................................... 8
1. Hakikat Belajar ................................................................................... 8
2. Hakikat Belajar Matematika ............................................................. 11
3. Pendekatan Pemecahan Masalah ....................................................... 14
4. Penalaran Matematika ....................................................................... 18
a. Penalaran Induktif ....................................................................... 20
b. Penalaran Deduktif ...................................................................... 20
B. Acuan Teori Rancangan-Rancangan Alternatif Atau Desain-Desain
Alternatif Intervensi Tindakan Yang Dipilih ....................................... 22
C. Bahasan Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan .................................... 24
D. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan ..................................... 25
BAB IV DESKRIPSI,
ANALISIS
DATA,
INTERPRETASI
HASIL
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tahapan-Tahapan Perencanaan Kegiatan ............................................... 29
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Tes Penalaran Matematika .............................................. 34
Tabel 4.1 Hasil Skor Kemampuan Penalaran Matematika Siswa pada Siklus I
.................................................................................................................. 52
Tabel 4.2 Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematika Siklus I .......................... 54
Tabel 4.3 Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I ............................................... 56
Tabel 4.4 Hasil Skor Kemampuan Penalaran Matematika Siswa pada Siklus II
.................................................................................................................. 64
Tabel 4.5 Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematika Siklus II ......................... 66
Tabel 4.6 Hasil Rata-Rata Skor Lembar Observasi Kemampuan Penalaran
Matematika Siswa ................................................................................... 70
Tabel 4.7 Statistika
Deskriptif
Peningkatan
Tes
Kemampuan
Penalaran
Matematika .............................................................................................. 71
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.1
Diagram 4.1
Diagram 4.2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7 a Suasana kelas ketika mengerjakan tes akhir siklus II ....................... 63
Gambar 4.7 b Suasana kelas ketika mengerjakan tes akhir siklus II ....................... 64
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Bagan Rancangan-Rancangan Alternatif ................................................. 23
Bagan 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas ........................................................... 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan dan Pembelajaraan .......................................... 81
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa ......................................................................... 105
Lampiran 3 Lembar Observasi Kemampuan Penalaran Matematika Siswa ....... 129
Lampiran 4 Pedoman Wawancara Guru dan Siswa ............................................ 137
Lampiran 5 Soal Uji Coba Instrumen Tes ........................................................... 140
Lampiran 6 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Pilihan Ganda
......................................................................................................... 147
Lampiran 7 Soal Tes Akhir Siklus I dan Kunci Jawaban .................................... 154
Lampiran 8 Soal Tes Akhir Siklus II dan Kunci Jawaban .................................. 159
Lampiran 9 Daftar Nilai Tes Akhir Siklus I dan II ............................................. 164
Lampiran 10 Daftar Nama-Nama Kelompok Siklus I dan II ................................ 169
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin kompleks dan
banyak macamnya, maka masalah-masalah kehidupan itupun muncul dan
semakin kompleks pula. Perkembangan zaman tersebut menuntut kita untuk
berkompetisi dalam memenuhi segala kebutuhan hidup. Hanya orang-orang
yang tangguh, disiplin dan tekunlah yang dapat bersaing dalam kehidupan
yang demikian. Untuk itu kita semua harus dapat mempersiapkan manusiamanusia yang unggul dibidangnya dan mampu bersaing dalam kehidupan
yang serba kompleks ini. Dengan kata lain kita harus mencetak manusiamanusia yang berkualitas dengan jalan meningkatkan mutu pendidikan sejak
dini.
Matematika memainkan peranan yang sangat penting saat ini. Peranan
ini dapat dilihat pada bantuan matematika dalam berbagai sektor kehidupan
manusia,
seperti
pada
komputasi,
transportasi,
komunikasi,
mengkomunikasikan
matematika
dan
mengkoneksikan
matematika baik antar konsep dalam matematika maupun dengan bidang studi
yang lain.
Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran
suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya. Sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika
bersifat konsisten. Pada prinsipnya, dalam pembelajaran matematika pola pikir
induktif dan deduktif keduanya dapat digunakan untuk mempelajari konsepkonsep matematika. Namun demikian, pembelajaran matematika dengan
fokus pada pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi, dan pemecahan
masalah dapat diawali dengan menggunakan pola pikir induktif melalui
pengalaman-pengalaman khusus yang dialami siswa.
Kemampuan bernalar tidak hanya dibutuhkan para siswa ketika
mereka belajar matematika maupun mata pelajaran lainnya, namun sangat
dibutuhkan setiap manusia disaat memecahkan masalah ataupun disaat
menentukan keputusan. Sebagaimana dikemukakan mantan Presiden AS
Thomas Jefferson dan dikutip Copi berikut ini: In a republican nation, whose
citizens are to be led by reason and persuasion and not by force, the art of
reasoning becomes of first importance.4 Pernyataan ini menunjukkan betapa
pentingnya penalaran dan argumentasi dipelajari dan dikembangkan di suatu
negara sehingga setiap warga negara akan dapat dipimpin dengan daya nalar
dan bukan dengan kekuatan saja. Pendapat mantan Presiden AS tersebut sudah
seharusnya menjadi tekad para guru matematika untuk meningkatkan
kemampuan penalaran para siswanya.
Penalaran (reasoning) adalah fondasi dari matematika. Ross (dalam
Lithner, 2000) menyatakan bahwa salah satu tujuan terpenting dari
pembelajaran matematika adalah mengajarkan kepada siswa penalaran logika
4
Dengan
demikian,
pendekatan
pemecahan
masalah
akan
penalaran
matematika
siswa
terhadap
pembelajaran
pendekatan
pemecahan
masalah
dapat
meningkatkan
kemampuan
penalaran
matematika
siswa
dengan
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Hakikat Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan
belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu
sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup
tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan
bekerja menurut apa yang telah kita pelajari.
Pandangan
seseorang
tentang
belajar
akan
mempengaruhi
hal-hal
tetapi
mengerti
atau
15
19
Nahrowi Adjie dan Maulana, Pemecahan Masalah Matematika, (Bandung: UPI PRESS,
2007), h. 34.
20
Nahrowi Adjie dan Maulana, Pemecahan Masalah ..., hlm. 34.
21
Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, (Bandung: UPI Press,
2006), h. 4.
untuk
membangun
konsep-konsep
matematika
dengan
22
yang
sudah
tersedia
dan
mereka
tertantang
untuk
prosedur
rutin
dan
siswa
merasa
tertantang
untuk
26
27
Diagram 2.1
Diagram Pemecahan Masalah Menurut Polya
1. Memahami masalah
1a. Menulis soal
dengan kata-kata
sendiri
1b. Menulis soal dalam
bentuk yang lebih
operasional
2a. Menentukan
rumus, dalil,
teorema yang akan
digunakan
2. Membuat rencana
3. Melaksanakan rencana
4. Meninjau kembali
mengidentifikasi
seluruh
syarat
yang
diketahui
untuk
4. Penalaran Matematika
Penyempurnaan,
pengembangan
dan
inovasi
pembelajaran
pernyataan
diasumsikan
yang
sebelumnya.
kebenarannya
Depdiknas
telah
dalam
dibuktikan
Fadjar
atau
Shadiq
siswa dapat
33
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008), h. 31.
34
Roslina, dkk, Kemampuan Penalaran Matematika dan Penguasaan Konsep IPA pada
Siswa SMA, Laporan Penelitian Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh, (Jakarta:
Perpustakaan PDII LIPI, 2007), hlm. 2, t.d.
35
Sri Wardhani, Paket Fasilitasi , hlm. 11.
a. Penalaran Induktif
Penalaran atau berpikir induktif adalah kemampuan seseorang
dalam menarik kesimpulan yang bersifat umum melalui pernyataan
yang bersifat khusus.36 Menurut Johnson-Laird penalaran induktif
adalah proses penalaran dari fakta-fakta atau observasi-observasi
spesifik untuk mencapai kesimpulan yang bisa menjelaskan fakta-fakta
tersebut secara koheren.37
Induksi merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu
aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu
pernyataan baru yang bersifat umum berdasar pada beberapa
pernyataan khusus yang diketahui benar. Jadi penalaran induktif
adalah suatu proses berpikir yang berupa penarikan kesimpulan umum
dari hal-hal yang khusus. Penalaran induktif dapat dilakukan dalam
kegiatan nyata melalui suatu permainan atau melakukan sesuatu secara
terbatas dengan mencoba-coba. Penalaran induktif terjadi ketika terjadi
proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta
khusus yang sudah diketahui menuju kepada suatu kesimpulan yang
bersifat umum.
Penalaran induktif pada prinsipnya menyelesaikan persoalan
(masalah) matematika tanpa memakai rumus (dalil), melainkan
dimulai dengan memperhatikan data/soal. Dari data/soal tersebut
diproses sehingga berbentuk kerangka/pola dasar tertentu yang kita
cari
sendiri,
sedemikian
rupa
sehingga
kita
dapat
menarik
kesimpulan.38
b. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan proses berpikir untuk menarik
kesimpulan tentang hal khusus yang berpijak pada hal umum atau hal
36
Nahrowi Adji dan Deti Rostika, Konsep Dasar Matematika, (Bandung: UPI Press, 2006),
h. 3.
37
Pemahaman
konsep
matematika
Penalaran
matematika
Pemecahan
masalah
matematika
Komunikasi
matematika
Koneksi
matematika
Model Polya
Memahami
masalah
Menyusun
rencana
Melaksanakan
rencana
Meninjau
kembali
42
Pendekatan
Pemecahan
Masalah
untuk
Meningkatkan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 12
Jakarta yang beralamat di Jl. Duri Kosambi Raya No. 3 Cengkareng Jakarta
Barat pada tahun ajaran 2010/2011. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 4
Oktober 2010 sampai 10 Desember 2010.
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.
44
58.
tahap
ini,
peneliti
mulai
melaksanakan
tindakan
dengan
Bagan 3.1
Desain Penelitian Tindakan Kelas
Perencanaan
tindakan I
Permasalahan
Pelaksanaan
tindakan I
Pengamatan/
pengumpulan data
I
Refleksi I
SIKLUS
I
Siklus I
Perencanaan
tindakan II
Permasalahan
baru hasil refleksi
Pelaksanaan
tindakan II
Pengamatan/
pengumpulan data
II
Refleksi I
SIKLUS II
Siklus II
Dilanjutkan ke
siklus berikutnya
kegiatan,
melaksanakan
kegiatan,
mengumpulkan
dan
Tahap Siklus I
Perencanaan ( Planing )
1. Membuat rancangan pembelajaran sesuai dengan pendekatan pemecahan
masalah
2. Membuat soal-soal latihan
3. Mempersiapkan pedoman observasi untuk menilai proses pembelajaran
4. Mempersiapkan format catatan lapangan
Tindakan ( Acting )
1. Pengantar materi
2. Siswa membuat kelompok kecil yang terdiri dari 5 orang (anggota tiaptiap kelompok dipilih secara bebas oleh siswa)
3. Memberikan soal/masalah kepada siswa
4. Memahami persoalan
5. Masing-masing siswa menulis soal dengan kata-kata sendiri dalam
bentuk yang lebih operasional
6. Membuat rencana pemecahan masalah
7. Siswa melaksanakan rencana dengan melakukan perhitungan melalui
data-data yang diperlukan
8. Meninjau kembali jawaban yang diperoleh
9. Observasi terhadap proses pembelajaran oleh observer
10. Mencatat hal-hal penting yang terjadi dikelas oleh peneliti
11. Melakukan tes diakhir siklus.
Pengamatan ( Observing )
1. Kolaborator
melakukan
pengamatan
terhadap
kegiatan
siswa,
Refleksi ( Reflecting )
1. Menganalisis data hasil pengamatan, buku PR dan nilai-nilai siswa pada
siklus I
2. Mengevaluasi data-data kualitatif dan kuantitatif
3. Merencanakan tindakan pada siklus II berdasarkan hasil evaluasi
Tahap Siklus II
Perencanaan ( Planing )
1. Membuat rancangan pembelajaran sesuai dengan pendekatan pemecahan
masalah dengan mengakomodasi masalah-masalah pada siklus I
2. Membuat soal-soal latihan
3. Mempersiapkan pedoman observasi untuk menilai proses pembelajaran
4. Mempersiapkan format catatan lapangan
Tindakan ( Acting )
1. Pengantar materi lanjutan
2. Guru mengelompokkan siswa dalam kelompok kecil maksimal 4 orang
(anggota tiap-tiap kelompok ditentukan oleh guru)
3. Memberikan masalah kepada siswa
4. Memahami masalah
5. Membuat rencana pemecahan masalah
6. Masing-masing
siswa
melaksanakan
rencana
dengan
melakukan
Pengamatan ( Observing )
1. Kolaborator
melakukan
pengamatan
terhadap
kegiatan
siswa,
Refleksi ( Reflecting )
1. Menganalisis data hasil pengamatan, buku PR dan nilai-nilai siswa pada
siklus II
2. Mengevaluasi data-data kualitatif dan kuantitatif
3. Setelah proses analisis dan evaluasi selesai, peneliti berkolaborasi dengan
guru bidang studi merencanakan untuk membuat kesimpulan hasil
penelitian
: SMU
Jumlah Soal
: 10
Mata Pelajaran
: Matematika
Pilihan Ganda : 10
Kelas/Program
: X/IPA
Uraian
:-
Semester
: Ganjil
Waktu
: 90 menit
Tahun Ajaran
: 2010/2011
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Soal Tes Penalaran Matematika
Indikator
No.
Bentuk
Kunci
Bobot
Penalaran
Matematika
Soal
Soal
Jawaban
Nilai
Logis
Logis
Pilihan
Ganda
Analitis
10
Analitis
10
Analitis
10
Pola Bilangan
10
Pola Bilangan
10
Logika Gambar
10
Logika Gambar
10
Logika Gambar
10
10
1. Menarik
kesimpulan
dari
pernyataan
2. Menarik
kesimpulan,
menyusun
bukti,
memberikan
alasan atau
bukti
terhadap
kebenaran
solusi
3. Menentukan
pola atau
sifat dari
gejala
matematis
untuk
membuat
generalisasi
Lamp.
10
10
Adapun instrumen non tes dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pedoman observasi
Pedoman observasi proses pembelajaran ada dua, yaitu pedoman
observasi peneliti dan pedoman observasi siswa. Pedoman observasi
peneliti gunakan untuk mengamati proses mengajar peneliti, sedangkan
pedoman observasi siswa digunakan untuk mengamati aktifitas siswa
selama proses pembelajaran.
pbi
M p Mt
St
p
q
Keterangan:
validitasnya.
M t = Rerata skor total
St
Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk
membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan
siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Rumus yang digunakan untuk
pengujian daya pembeda adalah sebagai berikut:46
D
BA BB
PA PB
JA JB
Dimana:
J
JA
JB
BA
BB
pA =
BA
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat,
JA
BB
JB
46
Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak
terlalu sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu
soal disebut indeks kesukaran (difficulty index). Rumus yang digunakan
untuk pengujian indeks kesukaran adalah sebagai berikut:47
P
B
JS
Dimana:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran:
Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 : soal sukar
Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 : soal sedang
Soal dengan P 0,70 sampai 0,00 : soal mudah
menentukan
reliabilitas
digunakan
48
n
S 2 pq
)(
)
n 1
S2
Dimana:
r11
47
48
rumus
Kuder
= Banyaknya item
serta
menyusun
dengan
dalam
satuan-sataun
dan
lakukan memerlukan
perencanaan dan persiapan yang cukup panjang dan sangat disayangkan bila
pembelajaran dengan pendekatan pemecahan masalah ini hanya dilakukan
pada satu bab saja. Peneliti berharap penelitian ini tidak hanya sampai disini.
Oleh karena itu, peneliti akan membuat pengembangan perencanaan tindakan
agar pembaca atau guru dapat melanjutkan penelitian ini. Adapun perencanaan
tindakannya adalah sebagai berikut:
Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian seperti lembar observasi
proses pembelajaran, lembar catatan lapangan, soal-soal latihan dan soal-soal
untuk mengukur kemampuan penalaran matematika siswa. Peneliti juga
menggunakan lembar kerja siswa yang dibuat oleh peneliti sendiri atau yang
dianjurkan oleh sekolah.
pendekatan
pemecahan
masalah.
Adapun
proses
tersebut
kemudian
membuat
rencana
penyelesaian
dengan
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Efek/Hasil Intervensi Tindakan
1. Observasi Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dimulai
dengan kegiatan observasi awal di MAN 12 Jakarta. Kegiatan ini meliputi
wawancara dengan guru matematika dan observasi kemampuan penalaran
matematika siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kondisi keadaan kelas pada kegiatan belajar mengajar.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, peneliti melakukan wawancara
dengan guru kelas matematika untuk mengetahui proses pembelajaran dan
kemampuan penalaran matematika di kelas X IPA. Informasi yang
diperoleh bahwa dalam pembelajaran matematika di sekolah guru
menggunakan metode ceramah, latihan dan penugasan. Soal-soal latihan
yang diberikan guru tergolong mudah dan tidak bervariasi. Selain itu,
sikap siswa yang cenderung pasif dan diam saat ditanya guru menjadi
salah satu kendala dalam pembelajaran matematika di kelas karena hal ini
dapat menyebabkan kurangnya komunikasi atau bahkan miskomunikasi
antara guru dan siswa.
Dari hasil wawancara ini, peneliti dan guru matematika
menentukan kelas yang akan dijadikan tempat untuk melakukan penelitian
tindakan kelas ini. Berdasarkan kesepakatan bersama, maka ditetapkan
kelas X IPA 2 sebagai objek penelitian. Hal ini dilihat dari hasil ulangan
harian matematika kelas X IPA 2 dimana siswanya masih banyak
mendapat nilai di bawah KKM dan lebih pasif dibanding kelas X IPA 1.
Kesepakatan lain yang dibuat oleh peneliti dengan guru matematika adalah
menentukan peran dan posisi peneliti. Dalam penelitian tindakan kelas ini
peneliti
bertindak
sebagai
pelaku
penelitian
yang melaksanakan
menggunakan
pendekatan
pemecahan
masalah
untuk
pembelajaran
matematika,
siswa
belum
menunjukkan
pertama
sampai
keempat
peneliti
memberikan
mengarahkan
cara-cara
mengisi
LKS
tersebut
mulai
melakukan
observasi
dengan
berkeliling
matematika,
memeriksa
kesahihan
argumen,
siswa
untuk
membuat
kesimpulan
terhadap
penyelesaian soal yang ada dalam LKS 1. Sedikit sekali siswa yang
berkomentar
untuk
memberikan
kesimpulan.
Peneliti
Gambar 4.1
Aktivitas kelas saat peneliti memberikan ilustrasi materi
Peneliti bertanya, sampai disini bisa dimengerti?, siswa,
Insyallah bisa. Kemudian siswa diminta untuk berkelompok
sesuai dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan
sebelumnya. S8 bertanya, bu kelompoknya yang kemarin?.
Peneliti menjawab, iya. Setelah semua kelompok duduk di
kelompoknya msing-masing, peneliti membagikan LKS 2 kepada
tiap anggota kelompok untuk dikerjakan dan didiskusikan bersama.
Peneliti dan observer berkeliling mengamati jalannya
diskusi dengan tetap berpedoman pada aspek-aspek yang akan
dionservasi yaitu mengajukan dugaan, menyusun bukti, melakukan
manipulasi
matematika,
memeriksa
kesahihan
argumen,
arahan
kepada
kelompok
untuk
dapat
Gambar 4.2
Siswa sedang bertanya solusi penyelesaian kepada peneliti
begitu
kesulitan
menyelesaikan
soal-soal
tersebut.
Setelah semua siswa duduk dalam kelompoknya masingmasing, peneliti membagikan LKS 4 dan memberi kesempatan
siswa untuk menyelesaikannya. Para siswa mulai mendiskusikan
penyelesaian dari soal LKS 4 tersebut.
Gambar 4.3
Aktifitas siswa saat diskusi kelompok
masing-masing!,
ujar
peneliti.
Kemudian
peneliti
individu.
Karena
waktu
telah
habis,
peneliti
Gambar 4.4
Suasana kelas ketika mengerjakan tes akhir siklus I
Rata-rata
keseluruhan
2,07
1,68
3.
4.
5.
6.
Melakukan manipulasi
Matematika
Memeriksa kesahihan
argumen
Memberikan alasan yang logis
Menarik kesimpulan
Jumlah rata-rata
1,43
2,00
1,43
1,86
1,68
1,57
1,57
1,71
2,29
1,78
1,71
1,43
1,86
1,29
1,57
1,71
1,29
1,43
1,61
1,46
10,28
mulai
menyukai
pembelajaran
matematika
dengan
untuk
mengetahui
tingkat
kemampuan
penalaran
No.
Interval
1.
31 - 39
11,11 %
2.
40 - 48
10
16,67 %
3.
49 - 57
12
5,56 %
4.
58 - 66
10
22
27,78 %
5.
67 - 75
25
8,33 %
6.
76 - 84
32
19,44 %
7.
85 - 93
36
11,11 %
Absolute
36
Jumlah
Kumulatif Relatif
100 %
Keterangan:
Nilai tertinggi
= 93
Jumlah siswa = 36
Nilai terendah
= 31
Rata-rata
= 62,75
12
10
2
30,5
39,5
48,5
57,5
Interval
66,5
75,5
84,5
93,5
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi ini dilakukan oleh peneliti dan observer setelah
melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada
observasi, wawancara dan tes akhir siklus I yaitu tes kemampuan
penalaran matematika ditemukan beberapa kekurangan pada siklus I.
hasil refleksi tersebut dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 4.3
Refleksi Tindakan Pembelajaran Siklus I
No.
1.
Kekurangan/ Kendala
Perencanaan Perbaikan
pada Siklus II
di depan kelas.
2.
yang berjalan-jalan ke
3.
4.
penalaran siswa.
5.
beranggotakan maksimal 4
merata.
peneliti
membentuk
kelompok
baru
yang
proses
pembelajaran.
Selanjutnya
mempersilahkan
Gambar 4.5
Siswa sedang menyajikan hasil diskusi dipapan tulis
Gambar 4.6
Peneliti sedang memberi bimbingan kepada kelompok yang
mengalami kesulitan
mmberikan
ilustrasi
materi,
siswa
diminta
untuk
Gambar 4.7a
Gambar 4.7b
Suasana kelas ketika mengerjakan tes akhir siklus II
c. Tahap Observasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada siklus II ini
terdapat peningkatan pada kemampuan penalaran matematika siswa.
Siswa dapat memberikan dugaan terhadap solusi penyelesaian soal
matematika, memberikan alasan yang logis untuk solusi yang
diberikan dalam suatu permasalahan matematika dan memeriksa
kesahihan suatu argumen kemudian menarik kesimpulan.
Hasil observasi pada siklus II ini sebagai berikut.
Tabel 4.4
Hasil Skor Kemampuan Penalaran Matematika Siswa pada Siklus II
No.
1.
2.
3.
Mengajukan dugaan
Menyusun bukti
Melakukan manipulasi
matematika
Memeriksa kesahihan
argumen
Memberikan alasan yang logis
Menarik kesimpulan
Jumlah rata-rata
4.
5.
6.
Rata-rata
keseluruhan
2,89
2,64
2,30
2,11
2,11
2,22
2,78
2,30
2,00
1,56
2,11
2,44
2,22
2,44
2,89
2,44
2,30
2,22
14,65
dengan
pendekatan
pemecahan
masalah
dapat
diberikan.
Sekalipun
ada
kesulitan
siswa
dapat
pelajaran
matematika
karena
dapat
meningkatkan
untuk
mengetahui
tingkat
kemampuan
penalaran
matematika siswa setelah diberikan tindakan pada siklus II. Hasil tes
kemampuan penalaran matematika siswa dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.5
Hasil Tes Kemampuan Penalaran Matematika Siklus II
Frekuensi
No.
Interval
1.
38 - 46
5,56 %
2.
47 - 55
0%
3.
56 - 64
19,44 %
4.
65 - 73
12
19
27,78 %
5.
74 - 82
10
31
33,33 %
6.
83 - 91
35
11,11 %
7.
92 - 100
36
2, 78 %
Absolute
36
Jumlah
Kumulatif Relatif
100 %
Keterangan:
Nilai tertinggi
= 96
Jumlah siswa = 36
Nilai terendah
= 38
Rata-rata
= 71
Diagram 4.2
Histogram dan Poligon Hasil Tes Kemampuan Penalaran
Matematika Siklus II
frekuensi
12
10
38,5
46,5
55,5
64,5
73,5
82,5
91,5
100,5
interval
d. Tahap Refleksi
Dalam penelitian ini, pembelajaran matematika dengan
pendekatan
pemecahan
masalah
telah
berhasil
meningkatkan
dapat meningkatkan
C. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada
dari sumber, berdasarkan hasil analisis kemampuan penalaran matematika
siswa yang secara lengkap dapat dilihat dalam lampiran, kemampuan
penalaran matematika siswa dikatakan berkategori sedang dan mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hasil rata-rata skor kemampuan
penalaran matematika siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.6
Hasil Rata-Rata Skor Lembar Observasi
Kemampuan Penalaran Matematika Siswa
Aspek yang Diobservasi
Mengajukan dugaan
Menyusun bukti
Melakukan manipulasi matematika
Memeriksa kesahihan argumen
Memberikan alasan yang logis
Menarik kesimpulan
Jumlah rata-rata
Rata-Rata Keseluruhan
Siklus I
Siklus II
2,07
1,68
1,68
1,78
1,61
1,46
10,28
2,89
2,64
2,30
2,30
2,30
2,22
14,65
siswa
dengan
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan
yang
Siklus I
Siklus II
Nilai Tertinggi
93
96
Nilai Terendah
31
38
Rata-rata
62,75
71
17 siswa
27 siswa
Persentase
47,22 %
75 %
17,02
11,445
Standar Deviasi
Dari tabel 4.7 terlihat bahwa terjadi peningkatan pada hasil tes
kemampuan penalaran matematika siswa dari siklus I ke siklus II.
Kemampuan penalaran matematika siswa pada siklus I belum mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan karena jumlah siswa yang
mencapai nilai 65 untuk tes kemampuan penalaran matematika sebesar 47,22
% (kurang dari 60 %). Sedangkan pada siklus II, jumlah siswa yang mencapai
nilai 65 untuk tes kemampuan penalaran matematika sudah lebih dari 60 %
yaitu 75 %. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini telah tercapai dengan
terpenuhinya kriteria pencapaian indikator yang telah ditetapkan. Sehingga
pembelajaran pun dihentikan pada siklus II.
karena itu, pembelajaran masih harus dilakukan dengan berbagai perbaikanperbaikan proses pembelajaran. Pada siklus II, secara keseluruhan data
penelitian telah mengalami peningkatan yaitu hasil jumlah rata-rata skor
kemampuan penalaran matematika siswa berkategori sedang yaitu 14,65
dengan rata-rata tes kemampuan penalaran matematika 71 dan standar deviasi
11,445. Dari 36 siswa, yang mencapai nilai 65 untuk tes kemampuan
penalaran matematika lebih dari 60 % yaitu 27 siswa. Hal ini menunjukkan
bahwa kriteria keberhasilan indikator yang telah ditetapkan telah tercapai
sehingga pembelajaran pun dihentikan.
Temuan
menarik
yang
diperoleh
peneliti
selama
penelitian
penalaran
matematika
siswa
meningkat
dengan
hasil
pengamatan,
tes
kemampuan
penalaran
Pendekatan
Pemecahan
Masalah
untuk
Meningkatkan
dan
menarik
karena
dalam
proses
pembelajaran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Penggunaan pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran
matematika dapat meningkatkan kemampuan penalaran matematika
siswa. Kemampuan penalaran matematika siswa meningkat dari siklus
I ke siklus II. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil tes
kemampuan penalaran matematika siswa yang diberikan pada siklus I
dan siklus II yaitu pada siklus I, rata-rata kemampuan penalaran
matematika siswa 62,75 dengan persentase siswa yang telah mencapai
nilai KKM sebesar 47,22 % dari jumlah siswa dan pada siklus II, ratarata kemampuan penalaran matematika siswa meningkat menjadi 71
dengan persentase siswa yang mencapai nilai KKM 75 % dari jumlah
siswa.
2. Kemampuan
penalaran
matematika
yang
meningkat
dengan
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin
mengemukakan beberapa saran diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Pihak sekolah hendaknya mampu memberikan masukan dan dukungan
bagi guru matematika di sekolah yang masih menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran untuk dapat menerapkan berbagai
pendekatan/metode lain, seperti pendekatan pemecahan masalah
sebagai upaya meningkatkan kemampuan penalaran matematika siswa.
2. Bagi guru
a. Guru hendaknya menjadikan penelitian ini sebagai masukan dan
sumbangsih dalam memberikan pembelajaran matematika di
sekolah.
b. Guru hendaknya mampu membangun dan menciptakan suasana
belajar yang menyenangkan sehingga timbul ketertarikan siswa
dalam belajar matematika.
3. Bagi peneliti lain
a. Agar dapat melakukan penelitian lebih dalam tentang kemampuan
penalaran matematika karena masih banyak metode, strategi atau
pendekatan lain yang mungkin dapat meningkatkan kemampuan
penalaran matematika siswa.
harus
dikembangkan
guna
meningkatkan
kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, Nahrowi dan Deti Rostika. 2006. Konsep Dasar Matematika. Bandung:
UPI Press.
Adjie, Nahrowi dan Maulana. 2007. Pemecahan Masalah Matematika. Bandung:
UPI Press.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Edisi
Revisi.
Dewantara, Aryo dan R. Citra Kumala. 2010. Kupas Tuntas Tes Potensi Akademik
Masuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.
Dwi Yulianto, Arifin. Pengaruh Pendekatan Pemecahan Masalah Terhadap
Prestasi Belajar Matematika Kelas VII SMP Negeri 1 Miri Sragen Ditinjau
Dari Minat Belajar. Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta, dari
http://etd.eprints.ums.ac.id/4519/1/A410040038.pdf. 22 Juni 2010. 11:20
WIB.
http://smacepiring.wordpress.com/2008/02/19/pendekatan-dan-metodepembelajaran/. 22 Juni 2010. 11:38 WIB.
http://www.hilman.web.id/posting/blog/852/revisi-taksonomi-bloom-atau-revisedbloom-taxonomy.html. 22 Juli 2010. 17:53 WIB.
Iska, Zikri Neni Iska. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan
Lingkungan. Jakarta: Kizi Brothers.
Kurniawati, Lia. 2006. Pembelajaran dengan Pendekatan Pemecahan masalah
untuk meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Penalaran matematika
Siswa SMP. Algoritma Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika.
Vol. 1 No. 1. Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project.
. 2007. Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) dalam Upaya
Mengatasi Kesulitan-Kesulitan Siswa pada Soal Cerita, Sebuah Antologi,
dalam Gelar Dwirahayu (Ed.), Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran
Matematika dan Sains Dasar. Jakarta: IAIN Indonesia Social Equity Project.
Mahmudi, Sri Harini, dkk. 2007. Matematika untuk SMA dan MA Kelas X.
Jakarta: Widya Utama.
Mulbar, Usman. 2006. Kemampuan Penalaran Formal, Lingkungan Pendidikan
Keluarga Dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa SMA Negeri Di Kota
Makassar. Majalah Ilmiah Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Vol. 5 No. 2.
Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran; Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Gaung Persada Press.
Nur, Muhammad. 1990. Pengadaptasian Test Of Logical Thinking (TOLT) dalam
Seting Indonesia. Makalah Seminar Nasional Hasil Penelitian Pendidikan
MIPA di IKIP Surabaya. Surabaya: Tidak Diterbitkan.
Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 2006. Jurnal Ilmiah
Pendidikan dan Pembelajaran. Vol 3 No. 1.
Roslina, dkk. 2007. Kemampuan Penalaran Matematika dan Penguasaan
Konsep IPA pada Siswa SMA. Laporan Penelitian Universitas Serambi
Mekkah Banda Aceh. Jakarta: Tidak Diterbitkan.
Shadiq, Fadjar. 2004. Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Diklat
Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar. Yogyakarta.
. 2009. Kemahiran Matematika, dalam Diklat Instruktur Pengembang
Matematika SMA Jenjang Lanjut. Yogyakarta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Asdi
Mahasatya.
Soemoenar, dkk. Penerapan matematika sekolah. Tangerang: Universitas
Terbuka.
Sternberg, J. Robert. 2008. Psikologi Kognitif Edisi Keempat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Sudiana, I Wayan. 2005. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas II Melalui
Pembelajaran Pemecahan Masalah Model Polya Terhadap Soal Cerita
Matematika Pada SD 5 Banjar Jawa Singaraja, Laporan Penelitian Dosen
Muda Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja. Jakarta:
Perpustakaan PDII LIPI.
Suherman, Erman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA UPI.
Sukino. 2004. Matematika Jilid 1A untuk Kelas X Semester 1. Erlangga.