Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

LISTRIK MAGNET
ELEKTROLISIS

Disusun oleh :
1.
2.
3.
4.
5.

Langgeng Teguh Susilo A


A. Alfan Sururi
Fitri Khoiriyah
Dianita Ajeng R.
Ajeng Yulianawati

(121810201001)
(121810201025)

(121810201077)

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Elektrolisis merupakan proses kimia yang mengubah energi listrik
menjadi energi kimia. Komponen yang terpenting dari proses elektrolisis ini
adalah elektrode dan larutan elektrolit. Elektroda yang digunakan dalam
proses elektolisis dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
Elektroda inert, seperti kalsium (Ca), potasium, grafit (C), Platina (Pt),
dan emas (Au).
Elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan perak (Ag).
Elektrolitnya dapat berupa larutan berupa asam, basa, atau garam,
dapat pula leburan garam halida atau leburan oksida. Kombinasi antara
larutan elektrolit dan elektrode menghasilkan tiga kategori penting
elektrolisis, yaitu:
1. Elektrolisis larutan dengan elektrode inert
2. Elektrolisis larutan dengan elektrode aktif
3. Elektrolisis leburan dengan elektrode inert
Pada elektrolisis, katode merupakan kutub negatif dan anode
merupakan kutub positif. Pada katode akan terjadi reaksi reduksi dan pada
anode terjadi reaksi oksidasi. Elektrolisis juga dapat diartikan sebagai
peruraian yang disebabkan oleh arus listrik.
Praktikum elektrolisis ini dilakukan karena ingin mencari atau
mengetahui medan listrik, beda potensial, arus, serta waktu dalam proses
elektrolisis yang terjadi. Hal tersebut dapat dikaitkan dengan listrik magnet
sehingga mahasiswa dapat mengamati langsung tidak hanya sekedar
membayangkan apa yang ada dalam teori.
Praktikum dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan-bahan yang
diperlukan, yakni tembaga (Cu), asam sulfat (H2SO4), aquades, seng (Zn),
multimeter, gelas bekker, kabel-kabel penghubung serta stopwatch. Asam

sulfat dituangkan ke dalam gelas bekker yang telah berisi aquades. Perlu
diketahui dalam melakukan pencampuran, sebaiknya dilakukan secara hatihati dan tidak terlalu banyak karena larutan asam sulfat yang keras.
Pembuatan asam sulfat encer juga berbahaya oleh karena pelepasan panas
selama proses pengenceran. Asam sulfat pekat haruslah selalu ditambahkan
ke air, dan bukannya sebaliknya. Penambahan air ke asam sulfat pekat dapat
menyebabkan

tersebarnya aerosol asam

sulfat

dan

bahkan

dapat

menyebabkan ledakan. Pembuatan larutan lebih dari 6 M (35%) adalah yang


paling berbahaya, karena panas yang dihasilkan cukup panas untuk
mendidihkan asam encer tersebut.
Tembaga dan seng dicelupkan hanya bagian bawahnya yang keduanya
dihubungkan dengan multimeter untuk mengetahui arus yang terukur. Saat
proses dilakukan, waktu diamati menggunakan stopwatch hingga terdapat
perubahan pada bagian tembaga dan seng yang tercelup.
1.2 Rumusan Masalah
Berikut adalah rumusan masalah yang di susun untuk laporan
praktikum ini :
Bagaimana hasil medan listrik (E) yang diperoleh setelah melakukan
percobaan elektrolisis?
1.3. Tujuan
Tujuan dari diadakannya praktikum elektrolisis ini yakni untuk
mengetahui medan listrik

(E) berdasarkan

hasil

praktikum,

untuk

membuktikan teori dari mata kuliah listrik magnet


1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari praktikum ini yakni mahasiswa
dapat mengetahui secara langsung proses elektrolisis untuk mencari medan
listrik, arus, beda potensial sesuai teori pada mata kuliah listrik magnet.
Elektrolisis sendiri memiliki manfaat diantaranya pemurnian logam,
elektrosintesis, proses klor-alkali, proses sel membran.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi elektrolisis adalah reaksi yang terjadi ketika listrik dialirkan


melalui elektrolit. Elektrolisis juga dapat diartikan sebagai peruraian yang
disebabkan arus listrik. Aliran listrik melalui suatu konduktor (penghantar)
melibatkan perpindahan elektron dari potensial negatif tinggi ke potensial lainnya
yang lebih rendah (Mulyati, 2003).
Mekanisme dari transfer elektron ini tidak sama untuk berbagai konduktor.
Dalam penghantar elektronik, seperti padatan dan lelehan logam, penghantaran
berlangsung melalui perpindahan elektron langsung melalui penghantar dari
potensial yang diterapkan. Dalam hal ini, atom-atom penyusun penghantar listrik
tidak terlibat dalam proses tersebut. Akan tetapi penghantar elektrolistik yang
mencangkup

larutan

elektrolit

dan

lelehan

garam-garam.Penghantaran

berlangsung melalui perpindahan ion-ion baik positif maupun negatif menuju


elektroda-elektroda. Migrasi ini tidak hanya melibatkan perpindahan listrik dari
suatu elektroda ke elektroda lainnya tetapi juga melibatkan adanya transport
materi dari suatu bagian konduktor ke bagian lainnya (Mulyati, 2003).
Alat elektrolisis terdiri atas sel elektrolitik yang berisi elektrolit (larutan
atau leburan), dan dua elektroda, anoda dan katoda. Pada anoda terjadi reaksi
oksida sedangkan pada elektroda katoda terjadi reaksi reduksi. Pada suatu
percobaan elektrolisa reaksi yang terjadi pada katoda bergantung pada
kecenderungan terjadinya reaksi reduksi (Nurwachid, 2006).
Daya gerak listrik merupakan perbedaan potensial standar katode dan
anode. Perbedaan potensial standar ini biasanya disebabkan perbedaan bahan yang
dipakai antara anode dan katode, namun bisa juga bahan yang dipakai sama, tetapi
konsentrasi larutan elektrolitnya berbeda. Daya Listrik ini menyebabkan peruraian
pada sel elektrolisis. Selain dipengaruhi daya gerak listrik, peruaraian juga
disebabkan oleh energi listrik yang dibawa oleh ion-ion yang bergerak di dalam
larutan elektrolit (Wahyuni, 2011).

Sel elektrolisis tidak memerlukan jembatan garam. Komponen utamanya


adalah sebuah wadah, elektrode, elektrolit, dan sumber arus searah. Elektron
(listrik) memasuki larutan melalui kutub negatif (katode). Spesi tertentu dalam
larutan mneyerap elektron dari katode dan mengalami reduksi. Sementara itu,
spesi ion melepas elektron di anode dan mengalam oksidasi. Jadi, sama seperti
pada sel volta, reaksi di katode adalah reduksi, sedangkan reaksi di anode adalah
oksidasi. Akan tetapi, muatan elektrodenya berbeda. Pada sel volta, katode
bermuatan positif, sedangkan anode bermuatan negative. Pada sel elektrolisis
katode bermuatan negatif sedangkan anode bermuatan positif (Keenan, 1984).
Apabila listrik dialirkan melalui lelehan senyawa ion maka senyawa ion itu
akan diuraikan. Kation direduksi di katode, sedangkan anion dioksidasi di anode.
Reaksi elektrolisis dalam larutan elektrolit berlangsung lebih kompleks. Spesi
yang bereaksi belum tentu kation atau anionnya, tetapi mungkin saja air atau
elektrodenya. Hal itu bergantung pada potensial spesi-spesi yang terdapat dalam
larutan. Untuk menuliskan reaksi elektrolisis larutan elektrolit, faktor-faktor yang
perlu dipertimbangkan adalah:
1) Reaksi-reaksi yang berkompetisi pada tiap-tiap elektrode.
a) Spesi yang mengalami reduksi di katode adalah yang mempunyai
potensial elektrode lebih positif.
b) Spesi yang mengalami oksidasi di anode adalah yang mempunyai
potensial elektrode lebih negatif.
2) Jenis elektrode, apakah inert atau aktif
Elektrode inert adalah elektrode yang tidak terlibat dalam reaksi.
Elektrode inert yang sering digunakan yaitu platina dan grafit.
3) Overpotensial
Overpotensial adalah potensial tambahan yang diperlukan sehingga suatu
reaksi elektrolisis dapat berlangsung.
(Keenan, 1984).
Dua Keping sejajat merupakan dua buah logam yang memiliki muatan
berbeda. Dua muatan listrik yang sejenis tolak-menolak dan tidak sejenis tarikmenarik. Ini berarti bahwa antara dua muatan terjadi gaya listrik. Hukum

Coulomb menyatakan bahwa besar gaya tarik atau gaya tolak antara muatan listrik
sebanding dengan muatannya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antar
kedua muatan. Secara Sistematis dituliskan :

Jika mediumnya dimana muatan-muatan berada adalah vakum atau udara, maka :

Keterangan :
F = Gaya Listrik
k = Tetapan Coulomb ( 9x
q = besar muatan listrik (C)
r = jarak antar muatan (m)
= permitivitas medium
(http://atophysics.wordpress.com).
Medan Listrik didefinisikan sebagai daerah disekitar muatan listrik yang
mendapat pengaruh gaya. Pada dua keping sejajar yang mempunyai muatan listrik
sama, tetapi berlawanan jenisnya, antara kedua keping tersebut terdapat medan
listrik homogen. Di luar kedua keping juga terdapat medan listrik yang sangat
kecil jika dibandingkan dengan medan listrik di antara kedua keping, sehingga
dapat diabaikan.Untuk konduktor dua keping sejajar, misalkan, luas tiap keping A
dan masing-masing keping diberi muatan sama tetapi berlawanan jenis +q dan q
digunakan Hukum Gauss dapat untuk menghitung kuat medan listrik dari suatu
sistem muatan yang muatannya terdistribusi seragam (http://atophysics.wordpress.com).

Jumlah garis medan yang menembus keping adalah:

Oleh karena medan listrik E menembus keping secara tegak lurus, maka = 0,
dan cos 0 =1, sehingga persamaan menjadi:

dengan

rapat

muatan

(http://atophysics.wordpress.com).

listrik,

sebagai

muatan

per

satuan

luas

BAB 3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum elektrolisis ini adalah :
1. Backer glass 120 ml digunakan sebagai wadah reaksi elektrolisis
2. Kabel penghubung digunakan sebagai penghubung elekroda ke multimeter
3. Pelat Zn dan pelat Cu sebagai elektroda dalam reaksi elektrolisis
4. Sterofoam sebagai tempat peletakan elektroda
5. Penggaris digunakan sebagai pengukur jarak antar elektroda
6. Multimeter digunakan untuk mengukur arus selama proses elektrolisis
7. H2SO4 sebagai bahan elektrolit
8. Aquades sebagai bahan elektrolit
9. Stopwatch digunakan untuk mengukur waktu

3.2 Desain Percobaan

3.3 Langkah Kerja


Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum yaitu :
H2O

Backer glass

H2SO4

Cu dan Zn

Kabel penjepit

Multimeter

Hasil

3.3.1 Percobaan Pertama


1. 20 ml H2O (aquades) dituangkan dalam backer glass 120 ml
2. 20 ml H2SO4 dituangkan secara perlahan ke dalam backer glass 120
ml yang telah terisi 20 ml larutan aquades
3. Anoda pada multimeter dihubungkan pada Cu dan katoda multimeter
dihubungkan pada Zn
4. Silindeer Cu dan pelat Zn dimasukkan/dicelupkan pada larutan
H2SO4 yang telah diencerkan dengan aquades.
3.3.2 Percobaan Kedua
1. 30 ml H2O (aquades) dituangkan dalam backer glass 120 ml

2. 10 ml H2SO4 dituangkan secara perlahan ke dalam backer glass 120


ml yang telah terisi 30 ml larutan aquades
3. Anoda pada multimeter dihubungkan pada Cu dan katoda multimeter
dihubungkan pada Zn
4. Silinder Cu dan pelat Zn dimasukkan/dicelupkan pada larutan H2SO4
yang telah diencerkan dengan aquades.
3.3.3 Percobaan Ketiga
1. 20 ml H2O (aquades) dituangkan dalam backer glass 120 ml
2. 60 ml H2SO4 dituangkan secara perlahan ke dalam backer glass 120
ml yang telah terisi 20 ml larutan aquades
3. Anoda pada multimeter dihubungkan pada Cu dan katoda multimeter
dihubungkan pada Zn
4. Silindeer Cu dan pelat Zn dimasukkan/dicelupkan pada larutan
H2SO4 yang telah diencerkan dengan aquades.

3.4 Metode Analisis


Metode analisis yang digunakan yaitu :

||

||

| ||

||

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil yang diperoleh berdasarkan praktikum yang telah dilakukan adalah :
4.1.1 H2SO4 : H2O= 20 ml : 20 ml
r

1.5
cm

0.5 V

7 mA

60 s

0.5 V

1 mA

90 s

0.5 V

1 mA

105 s

33.33

4.45

V/m

V/m

33.33

4.45

V/m

V/m

33.33

4.45

V/m

V/m

22.5

3.06

V/m

V/m

22.5

3.06

V/m

V/m

22.5

3.06

V/m

V/m

AP

13.35% 86.65%

13.35% 86.65%

13.35% 86.65%

4.1.2 H2SO4 : H2O = 10 ml :30 ml


r

V
0.45 V

2
cm

0.45 V

0.45 V

I
0.5
mA
0.45
mA
0.4
mA

t
60 s

90 s

105 s

AP

13.61% 86.39%

13.61% 86.39%

13.61% 86.39%

4.1.3 H2SO4 : H2O = 60 ml : 20 ml


r

5
cm

0.55 V

7 mA

60 s

0.55 V

6.5
mA

90 s

11

1.11

V/m

V/m

11

1.11

V/m

V/m

AP

10.09% 89.91%

10.09% 89.91%

0.55 V

4.2 Pembahasan

8 mA

105 s

11

1.11

V/m

V/m

10.09% 89.91%

PERHITUNGAN
1) H2SO4 : H2O= 20 ml : 20 ml

| ||

||

|
)(

)(

(
(

2) H2SO4 : H2O = 10 ml : 30 ml

| ||

|
(

||

|
)(

)(

3) H2SO4 : H2O = 60 ml : 20 ml

| ||

||

|
)(

)(

(
(

Anda mungkin juga menyukai