Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK PENGUKURAN

Mengukur
adalah
membandingkan
parameter pada obyek yang diukur terhadap
besaran yang telah distandarkan.
Pengukuran merupakan suatu usaha untuk
mendapatkan informasi deskriptif-kuantitatif
dari variabel-variabel fisika dan kimia suatu
zat atau benda yang diukur, misalnya panjang
1m atau massa 1 kg dan sebagainya
Secara umum sistem pengukuran dapat dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu
1. Tahap detektor transduser
2. Tahap intermediat, pengkondisian sinyal
3. Tahap pembacaan

Diagram blok sistem pengukuran

Tahap Detektor Transduser


Fungsi utama tahap ini adalah mendeteksi atau merasakan adanya
perubahan besaran fisik pada obyek yang diukur. Tahap ini harus kebal
terhadap pengaruh lain yang tidak dikehendaki, misalnya sensor gaya
tidak boleh terpengaruh oleh percepatan atau sensor percepatan linier,
tidak boleh berubah oleh perubahan percepatan sudut. Tetapi hal tersebut
tidak pernah didapati secara ideal, perubahan-perubahan kecil oleh
variabel lain tersebut masih dapat diterima selama masih berada dalam
batasan-batasan yang diizinkan.
Tahap Intermediate
Tahap ini adalah tahap penkondisian sinyal yang dihasilkan pada tahap
pertama agar dapat dinyatakan ke tahap terakhir. Perlakuan yang
dilakukan pada tahap ini biasanya penyaringan, penguatan dan
transformasi sinyal. Fungsi umum tahap ini adalah meningkatkan
kemampuan sinyal ke level yang mampu mengaktifkan tahap akhir.
Peralatan pada tahap ini harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai
dengan kondisi antara tahap pertama dan tahap terakhir.
Tahap Pembacaan
Tahap ini mengandung informasi dalam level yang dapat disensor oleh
manusia dan/atau perangkat kendali. Jika keluaran diharapkan dapat
dibaca oleh manusia, maka lebih sering berbentuk :
gerakan relatif, misalnya jarum penunjuk skala atau gerakan gelombang
pada osiloskop,

Berbagai macam peralatan pengukur dengan tahapantahapannya

Dalam mempelajari pengukuran dikenal beberapa istilah, antara lain :


Instrumen : adalah alat ukur untuk menentukan nilai atau besaran suatu
kuantitas atau variabel.
Ketelitian : harga terdekat dengan mana suatu pembacaan instrumen
mendekati harga sebenarnya dari variabel yang diukur.
Ketepatan : suatu ukuran kemampuan untuk hasil pengukuran yang
serupa
Sensitivitas : perbandingan antara sinyal keluaran atau respons
instrumen terhadap perubahan masukan atau variabel yang diukur.
Resolusi : :perubahan terkecil dalam nilai yang diukur yang mana
instrumen akan memberi respon atau tanggapan.
Kesalahan : penyimpangan variabel yang diukur dari harga (nilai) yang
sebenarnya.
Satuan Dasar dan Satuan Turunan
Ilmu pengetahuan dan teknik menggunakan dua jenis satuan, yaitu
satuan dasar dan satuan turunan. Satuan-satuan dasar dalam mekanika
terdiri dari panjang, massa dan waktu. Biasa disebut dengan satuan
satuan dasar utama. Dalam beberapa besaran fisis tertentu pada ilmu
termal, listrik dan penerangan juga dinyatakan satuan-satuan dasar.
Arus listrik, temperatur, intensitas cahaya disebut dengan satuan dasar
tambahan. Sistem satuan dasar tersebut selanjutnya dikenal sebagai
sistem internasional yang disebut sistem SI. Sistem ini memuat 6 satuan
dasar seperti tabel berikut ini.

Besaran-besaran satuan dasar SI

Satuan-satuan lain yang dapat dinyatakan dengan satuan-satuan dasar


disebut satuan-satuan turunan. Untuk memudahkan beberapa satuan
turunan telah diberi nama baru, contoh untuk daya dalam SI
dinamakan watt yaitu menggantikan j/s.
Tabel di bawah ini merupakan contoh satuan yang diturunkan.

Kesalahan Ukur
Saat melakukan pengukuran besaran listrik tidak ada yang
menghasilkan ketelitian dengan
sempurna. Perlu diketahui ketelitian yang sebenarnya dan sebab
terjadinya kesalahan pengukuran. Kesalahan - kesalahan dalam
pengukuran dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
Kesalahan-kesalahan Umum (gross-errors)
Kesalahan ini kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manusia.
Diantaranya adalah kesalahan pembacaan alat ukur, penyetelan
yang tidak tepat dan pemakaian instrumen yang tidak sesuai
dan kesalahan penaksiran. Kesalahan ini tidak dapat dihindari,
tetapi harus dicegah dan perlu perbaikkan. Ini terjadi karena
keteledoran atau kebiasaan - kebiasaan yang buruk, seperti :
pembacaan yang tidak teliti, pencatatan yang berbeda dari
pembacaannya, penyetelan instrumen yang tidak tepat. Agar
mendapatkan hasil yang optimal, maka diperlukan pembacaan
lebih dari satu kali. Bisa dilakukan tiga kali, kemudian dirata-rata.
Jika mungkin dengan pengamat yang berbeda.

Kesalahan-kesalahan sistematis (systematic errors)


Kesalahan ini disebabkan oleh kekurangan-kekurangan pada instrumen
sendiri. Seperti kerusakan atau adanya bagianbagian yang aus dan
pengaruh lingkungan terhadap peralatan atau pemakai. Kesalahan ini
merupakan kesalahan yang tidak dapat dihindari dari instrumen, karena
struktur mekanisnya. Contoh : gesekan beberapa komponen yang
bergerak terhadap bantalan dapat menimbulkan pembacaan yang tidak
tepat. Tarikan pegas (hairspring) yang tidak teratur, perpendekan
pegas, berkurangnya tarikan karena penanganan yang tidak tepat atau
pembebanan instrumen yang berlebihan. Ini semua akan
mengakibatkan kesalahan-kesalahan. Selain dari beberapa hal yang
sudah disinggung di atas masih ada lagi yaitu kesalahan kalibrasi yang
bisa mengakibatkan pembacaan instrumen terlalu tinggi atau terlalu
rendah dari yang seharusnya. Cara yang paling tepat untuk mengetahui
instrumen tersebut mempunyai kesalahan atau tidak
yaitu dengan membandingkan dengan instrumen lain yang memiliki
karakteristik yang sama atau terhadap instrumen lain yang akurasinya
lebih tinggi. Untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut dengan
cara : (1) memilih instrumen yang tepat untuk
pemakaian tertentu; (2) menggunakan faktor-faktor koreksi setelah
mengetahui banyaknya kesalahan; (3) mengkalibrasi instrumen
tersebut terhadap instrumen standar. Pada kesalahan-kesalahan yang
disebabkan lingkungan, seperti : efek perubahan temperatur,

Kesalahan acak yang tak disengaja (random errors)


Kesalahan ini diakibatkan oleh penyebab yang tidak dapat langsung
diketahui. Antara lain sebab perubahan-perubahan parameter atau
sistem pengukuran terjadi secara acak. Pada pengukuran yang sudah
direncanakan kesalahan - kesalahan ini biasanya hanya kecil. Tetapi
untuk pekerjaan - pekerjaan yang memerlukan ketelitian tinggi akan
berpengaruh. Contoh misal suatu tegangan diukur dengan voltmeter
dibaca setiap jam, walaupun instrumen yang digunakan sudah
dikalibrasi dan kondisi lingkungan sudah diset sedemikian rupa, tetapi
hasil pembacaan akan terjadi perbedaan selama periode
pengamatan. Untuk mengatasi kesalahan ini dengan menambah
jumlah pembacaan dan
menggunakan cara-cara statistik untuk mendapatkan hasil yang
akurat.
Alat ukur listrik sebelum digunakan untuk mengukur perlu diperhatikan
penempatannya / peletakannya. Ini penting karena posisi pada bagian
yang bergerak yang menunjukkan
besarannya akan dipengaruhi oleh titik berat bagian yang bergerak
dari suatu alat ukur tersebut. Oleh karena itu letak penggunaan alat
ukur ditentukan seperti pada tabel

Sistem Pengukuran Tekanan


Tekanan (pressure) adalah gaya yang bekerja persatuan luas, maka
tekan didefinisikan sebagai besarnya gaya untuk tiap satuan luas.
dengan demikian satuan tekanan identik dengan satuan tegangan
(stress). Dalam konsep ini tekanan didefinisikan sebagai gaya yang
diberikan oleh fluida pada tempat yang mewadahinya. Tekanan mutlak
(absolute pressure) adalah nilai mutlak tekanan yang bekerja pada
wadah tersebut. Tekanan relatif atau tekanan pengukuran (gage
pressure) adalah selisih antara tekanan mutlak dan tekanan atmosfir.
Tekanan vakum atau hampa (vacuum) menunjukkan seberapa lebih
tekanan atmosfir dari tekanan mutlak ( Holman, 1985). Oleh karena itu
satuan yang dipakai untuk tekanan merupakan hasil bagi antara satuan
gaya dan satuan luas, misalnya kg/cm2, lb/inch2 yang biasanya
disingkat psi (pound/square inch) dan lain lain.

Beberapa satuan tekanan yang umum dipakai :


1 atm (atmosfir) = 14,696 psi
= 1,01325 x 105 (Pa)
= 760 mmHg
1 Pa (paskal) = 1 (N/m2)
1 Torr = 1 mmHg
1 Bar = 105 Pa
Pada bagian berikut ini akan diuraikan beberapa peralatan yang sering
digunakan untuk pengukuran tekanan (Holman, 1985)
Satuan tekanan sering digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu
cairan atau gas.
Satuan tekanan dapat dihubungkan dengan satuan volume (isi) dan
suhu. Semakin tinggi tekanan di dalam suatu tempat dengan isi yang
sama, maka suhu akan semakin tinggi. Hal ini dapat digunakan untuk
menjelaskan mengapa suhu di pegunungan lebih rendah dari pada di
dataran rendah, karena di dataran rendah tekanan lebih tinggi.
Rumus dari tekanan dapat juga digunakan untuk menerangkan
mengapa pisau yang diasah dan permukaannya menipis menjadi
tajam. Semakin kecil luas permukaan, dengan gaya yang sama akan
dapatkan tekanan yang lebih tinggi.
Tekanan udara dapat diukur dengan menggunakan. barometer

Manometer Tabung
Manometer sangat banyak digunakan untuk pengukuran tekanan fluida
pada keadaan stedi. Gambar di bawah memperlihatkan sebuah
manometer tabung U. Perbedaaan tekanan yang tidak diketahui p
dengan tekanan atmosfir, P0, merupakan fungsi ketinggian h.
Pembacaan pada skala tersebut
dinyatakan oleh :

dengan P : tekanan yang akan


diukur
pa : tekanan atmosfir
m : densitas fluida manometer
f : densitas fluida transmisi
Manometer dapat pula dipasang dalam posisi miring agar mendapat
skala yang lebih teliti.

Tabung Bourdon
Pengukur tabung Bourdon banyak digunakan untuk pengukuran tekanan
statik, harganya relatif murah, tetapi cukup dapat diandalkan. Konstruksi
tabung Bourdon dapat dilihat pada gambar 1. 11. Tabung Bourdon
biasanya mempunyai penampang elips dan konfigurasi "C". Bila terdapat
tekanan dalam tabung tersebut, akan terjadi deformasi elastik pada
tabung, yang dalam keadaan ideal sebanding dengan tekanan. Ujung
pengukur ini dihubungkan dengan suatu penghubung Berpegas yang
memperbesar perpindahan dan mengubahnya menjadi gerakan putar
pada jarum penunjuk. Penghubung itu dibuat sedemikian rupa sehingga
mekanisme tersebut dapat diukur untuk memberikan kelinieran yang
optimum.

Anda mungkin juga menyukai