BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1
Latar Belakang.............................................................................................................2
1.2
1.2.1
Tujuan umum.......................................................................................................3
1.2.2
Tujuan khusus......................................................................................................3
1.3
Manfaat........................................................................................................................3
1.3.1
1.3.2
BAB 2.........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................4
2.1
2.2
2.2.1
Pelayanan.............................................................................................................4
2.2.2
2.2.3
Peralatan...............................................................................................................7
2.2.4
2.2.5
2.3
2.3.1
2.3.2
2.4
Kamar Operasi...........................................................................................................13
2.4.1
2.5
2.5.1
2.5.2
BAB 3.......................................................................................................................................17
METODE KEGIATAN MAGANG.........................................................................................17
3.1
3.2
3.2.1
Lokasi Pelaksanaan............................................................................................17
3.2.2
Waktu Pelaksanaan.............................................................................................17
BAB 4.......................................................................................................................................22
GAMBARAN UMUM.............................................................................................................22
4.1
4.1.1
4.1.2
4.1.3
4.2
4.2.1
4.2.2
Falsafah dan Tujuan Unit Rawat Inap Rumah Sakit Bedah Surabaya.................2
4.2.3
4.2.4
4.2.5
4.2.6
4.2.7
4.2.8
4.2.9
4.2.10
Hasil Kegiatan....................................................................................................22
4.3
4.3.1
4.3.2
4.3.3
4.3.4
4.3.5
4.3.6
4.3.7
4.3.8
Hasil Kegiatan....................................................................................................32
BAB 5.......................................................................................................................................37
PEMBAHASAN......................................................................................................................37
5.1
Struktur Organisasi....................................................................................................37
5.2
Job Description.........................................................................................................38
5.3
Ketenagaan................................................................................................................38
5.4
Standar Fasilitas.........................................................................................................39
5.5
5.6
5.7
Hasil Kegiatan...........................................................................................................40
<2>
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah
pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan yang sesuai dengan
tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan
kode etik profesi yang telah ditetapkan (Azwar ,1996).
Paradigma lama telah bergeser menjadi paradigma baru yang ditandai dengan
pengelolaan suatu organisasi yang menerapkan pola manajemen kualitas mutu dan pelayanan
yang handal dalam menghadapi persaingan dan dinamika kerja yang mengglobal, tak
terkecuali pada sektor kesehatan. Kepuasan pasien menjadi tolak ukur tingkat kualitas
pelayanan kesehatan. Selain itu, kepuasan pasien merupakan satu elemen yang penting dalam
mengevaluasi kualitas layanan dengan mengukur sejauh mana respon pasien setelah
menerima jasa. Perbaikan kualitas jasa pelayanan kesehatan dapat dimulai dengan
mengevaluasi setiap unsur yang berperan dalam membentuk kepuasan pasien. Sistem
kepedulian kesehatan dapat diperbaiki melalui jalur klinis, layanan, termasuk perspektif
pasien seperti seberapa baik jasa pelayanan kesehatan yang mereka butuhkan.
Secara konseptual, kepuasan didefinisikan sebagai suatu reaksi konsumen terhadap
pelayanan yang diterima dan ditinjau berdasarkan pengalaman yang dialami. Selain itu,
kepuasan juga mempertimbangkan tentang apa yang dirasakan oleh pasien. Konsumen akan
memberikan penilaian tentang suatu fitur layanan yang diberikan. Struktur pelayanan sebagai
lingkungan dan fasilitas secara fisik dimana pelayanan tersebut diberikan. Kepuasan
ditunjukkan oleh sikap pasien setelah menerima pelayanan medis dari pihak rumah sakit. Jika
pasien merasa pelayanan yang diberikan sesuai dengan harapannya, maka biasanya akan
memberitahukan sistem pelayanan yang diperoleh ke orang lain yang dikenalinya. Kepuasan
<3>
pasien direlasikan sebagai bentuk kepuasan secara menyeluruh dengan tujuan untuk
merekomendasikan rumah sakit tersebut kepada orang lain (Bendall-Lyon, 2004)
Selain itu, kepuasan juga dihubungkan dengan perilaku pasien. Perilaku inilah yang
akan dinilai menggunakan model disconfirmation of expectation. Pada model ini, pasien akan
membandingkan pengalaman terhadap harapan yang diinginkan atau membandingkannya
dengan pelayanan yang diberikan dari pihak rumah sakit. Berdasarkan uraian di atas, maka
perlu dilakukan suatu penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan
ketidakpuasan pasien atas pelayanan yang diterima dari Rumah Sakit Bedah Surabaya.
1.2
Mempelajari Gambaran umum instalasi Intensive Care Unit, Rawat Inap, dan
Kamar Operasi di Rumah Sakit Bedah Surabaya
2.
Mempelajari struktur organisasi dan job description instalasi Intensive Care Unit,
Rawat Inap, dan Kamar Operasi di Rumah Sakit Bedah Surabaya
3.
Mempelajari ketenagaan instalasi Intensive Care Unit, Rawat Inap, dan Kamar
Operasi di Rumah Sakit Bedah Surabaya
4.
Mempelajari alur pelayanan instalasi Intensive Care Unit, Rawat Inap, dan Kamar
Operasi di Rumah Sakit Bedah Surabaya
5.
Mempelajari SPO instalasi Intensive Care Unit, Rawat Inap, dan Kamar Operasi
di Rumah Sakit Bedah Surabaya
6.
1.3
Manfaat
<4>
<5>
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
yang dimaksud dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Klasifikasi RS dibedakan sesuai dengan
jenis penyelenggaraan pelayanan. Rumah sakit dapat dikategorikan menurut jenis maupun
pengelolaannya. Menurut jenisnya, rumah sakit dapat dikategorikan sebagai berikut:
a) Rumah Sakit Umum: adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
semua bidang dan jenis penyakit
b) Rumah sakit Khusus: adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada
suatu bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan
umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya
Dalam penyelenggaraan pelayanan rumah sakit, maka rumah sakit harus melakukan
upaya peningkatan mutu pelayanan umum dan pelayanan medik, baik melalui akreditasi,
sertifikasi, ataupun proses peningkatan mutu lainnya.Pada kegiatan ini, penjelasan mengenai
standarisasi akan difokuskan pada standar penyelenggaraan rumah sakit khusus tipe B
2.2
2.2.1 Pelayanan
Permenkes No. 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi dan perizinan Rumah Sakit
menyebutkan bahwa jenis pelayanan pada rumah sakit khusus kelas B, meliputi: Pelayanan
Bedah, Pelayanan Umum, Pelayanan Medis Spesialis penunjang, Pelayanan Gawat
Darurat,.Perawatan Intensif(HCU/ICU), Pelayanan penunjang Klinik, Pelayanan Penunjang
non Klinik, dan Pelayanan Administrasi. Jenis pelayanan secara rinci, disebutkan dalam Buku
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan di Rumah Sakit. Berikut ini adalah daftar jenis layanan
di rumah sakit khusus kelas B, dengan tambahan keterangan di masing-masing jenis layanan :
a) Pelayanan Bedah:
1) Rawat jalan.
2) Klinik bedah umum.
3) klinik sub spesialis bedah.
4) Rawat inap.
<6>
5) perawatan bedah.
6) OK.
b) Pelayanan Umum: pelayanan dokter untuk live saving dan terapi awal
c) Pelayanan Medis Spesialistik Penunjang:
1) Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi.
2) Pelayanan Rehabilitasi Medik.
3) Pelayanan Patologi Klinik.
4) Pelayanan Radiologi.
d) Pelayanan Gawat Darurat : harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24
(dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan
melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi
dan stabilisasi sesuai dengan standar.
e) Perawatan Intensif (HCU/ICU): harus dapat memberikan perawatan intensif 24
(dua puluh) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu
f) Pelayanan Penunjang Klinik:
1) Pelayanan Gizi.
2) Pelayanan Darah
3) Pelayanan Farmasi
4) Pelayanan Sterilisasi Instrumen
5) Rekam Medis
g) Pelayanan Penunjang Non Klinik
1) Laundry
2) Pelayanan Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas
3) Pelayanan Sanitasi Lingkungan dan Pengelolaan Limbah
4) PelayananTransportasi (Ambulance)
5) Komunikasi Medik
6) Pelayanan Pemulasaraan Jenazah
7) Pemadam Kebakaran
8) Penampungan Air Bersih
9) Pelayanan Administrasi
10) Informasi dan penerimaan pasien
11) Keuangan
12) Personalia
13) Keamanan
<7>
Jenis Tenaga
Kelas B
MEDIS
Dokter Spesialis Bedah Umum
Dokter Sub Spesialis Bedah Ortopedi
Dokter Sub Spesialis Bedah Saraf
Dokter Sub Spesialis Bedah Urologi
Dokter Sub Spesialis Bedah Plastik
Dokter Sub Spesialis Bedah Anak
Dokter Sub Spesialis Bedah Digestif
Dokter Sub Spesialis Bedah KardioToraks
Dokter Sub Spesialis Bedah Onkologi
Dokter Sub Spesialis Bedah Vakuler
Dokter Spesialis Anestesi
Konsultan Intensive Care
Dokter Umum
KONSULTAN
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Dokter Spesialis Anak
Dokter Spesialis Obgyn
Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa
Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
Dokter Spesialis Patologi Klinik
Dokter Spesialis Patologi Anatomi
Dokter Spesialis Radiologi
Dokter Spesialis Gizi
TENAGA KEPERAWATAN
Sarjana Keperawatan
D3 Keperawatan
Ahli madya fisioterapis
Ahli madya terapis Okupasi
Teknisi ortotik prostetik
TENAGA KESEHATAN LAIN
Apoteker
Ahli madya penata rotgen
Ahli madya penata anestesi
Ahli madya laboratorium / analis medis
Ahli madya gizi
Asisten apoteker
Ahli madya rekam medis
<8>
1
1
1
2
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1: 1TT
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
8
9
+
+
+
+
+
+
+
Berdasarkan Permenkes Nomor Permenkes No. 340 tahun 2010 tentang Klasifikasi
Rumah Sakit berikut adalah persyaratan menurut keberadaan alat di masing-masing unit
pelayanan di rumah sakit khusus bedah.
No
A.
1
2
3
B.
1
2
Peralatan
Pelayanan Rawat Jalan
Umum
Meja periksa
Alat Diagnostik Dasar
Instrumen Pengobatan dasar
Spesialistik
Alat Diagnostik Spesialistik
Instrumen Pengobatan Spesialistik
A
1
2
3
4
+
+
+
+
Bedah Spesialistik
Peralatan Disesuaikan dengan kebutuhan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Ruang bedah
Peralatan Umum :
Meja Operasi standar
lampu Operasi
Peralatan Anestesi + monitor pasien
Gas medik
Suction
Set bedah dasar
Meja instrumen
DC shock
Diatermi
Kontainer linen
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
<9>
Kelas B
+
+
+
+
+
11
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kontainer/tromol instrumen
Peralatan Spesialistik
Disesuaikan dengan kebutuhan masing Masing spesialis (lihat lampiran)
Peralatan Penunjang
Air Conditioner(AC) dengan positip presure
Hepa Filter
Sterilisator Ruangan
Jam
Termometer ruangan
Sistem pencengahan dan penanggulangan
+
+
+
+
+
api
ringan (APAR)
Brankar OK
Obat-obatan dan alat penunjang lainnya
baju bedah dan kelengkapannya
Linen
Bak cuci tangan
+
+
+
+
+
Pelayanan
Pelayanan rawat jalan
Ruang periksa Bedah Umum dan sub spesialis
Ruang tindakan
Ruang tunggu
Toilet
B
1
2
3
4
5
B
1
2
3
4
5
6
Kelas B
+
+
+
+
50-100TT
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
<10>
C
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Pelayanan Bedah OK
Ruang sterilisasi+lemari istrumen
Ruang operasi utama
Kamar ganti staf
Ruang ganti brankar
Toilet(jumlah)
Tempat antiseptis/cuci tangan operator
Ruang gas medis
Ruang dokter
Ruang perawat
Ruang pemulihan
Kantor
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
D
1
2
3
4
+
+
+
E
1
2
3
4
5
6
7
8
Pelayanan Laboratorium
Ruang pengambilan sampel
Ruang pemeriksaan sampel
Gudang perlengkapan habis pakai
Gudang perlengkapan tidak habis pakai
Kamar mandi
Kamar cuci alat
Ruang strelilisasi+lemari instrumen
Toilet
+
+
+
+
+
+
+
+
Pelayanan Radiologi
G
1
2
3
4
+
+
+
+
H
1
2
3
4
5
6
7
8
+
+
+
+
+
+
+
+
<11>
Pelayanan Gizi
Pelayanan Farmasi
Pelayanan Laundry
Penyelenggaraan Diklat
Pelayanan Ambulan
2.3
Kelas B
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
<12>
memerlukan asuhan dan pelayanan keperawatan dan pengobatan secara berkesinambungan lebih dari 24 jam.
Untuk tiap-tiap rumah sakit akan mempunyai ruang perawatan dengan nama sendiri-sendiri sesuai dengan
tingkat pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pihak rumah sakit kepada pasiennya.
2.3.2
1.
tetapi tetap
memiliki kemudahan aksesibiltas atau pencapaian dari sarana penunjang rawat inap.
b. Bangunan rawat inap sebaiknya terletak jauh dari tempat-tempat pembuangan
dari mesin/generator
2.
Denah
Persyaratan umum.
a. Pengelompokan ruang berdasarkan kelompok aktivitas yang sejenis hingga tiap kegiatan tidak
bercampur dan tidak membingungkan pemakai bangunan.
b. Perletakan ruangannya terutama secara keseluruhan perlu adanya hubungan antar ruang dengan
skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat berhubungan/membutuhkan.
e. Jumlah kebutuhan ruang harus disesuaikan dengan kebutuhan jumlah pasien yang akan ditampung.
f. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ke dalam ruangan.
g. Alur petugas dan pengunjung dipisah.
2.4
Kamar Operasi
ICU Primer
Ruang Perawatan Intensif primer memberikan pelavanan pada pasien yang
memerlukan perawatan ketat (high care). Ruang Perawatan Intensif mampu
<13>
Ruang perawatan ini mampu melaksanakan semua aspek perawatan intensif, mampu
memberikan pelayanan yang tertinggi termasuk dukungan atau bantuan hidup multi
sistem yang kompleks dalam jangka waktu yang tidak terbatas serta mampu
melakukan bantuan renal ekstrakorporal dan pemantauan kardiovaskuler invasif
dalarn jangka waktu yang terbatas. Kekhususan yang dimiliki ICU tersier adalah:
a. Tempat khusus tersendiri di dalam rumah sakit
b. Memiliki kriteria pasien yang masuk, keiuar dan rujukan
c. Memiliki dokter spesialis dan sub spesialis yang dapat dipanggil setiap saat
bila diperlukan
d. Dikelola oleh seorang ahli anestesiologi konsultan intensif care atau Dokter
ahli konsultan intensif care yang lain, yang bertanggungjawab secara
keseluruhan. Dan dokter jaga yang minimal mampu resusitasi jantung paru
(bantuan hidup dasar dan bantuan hidup lanjut)
e. Memiliki
lebih
bersertifikat
ICU
dan minimal
<15>
BAB 3
METODE KEGIATAN MAGANG
3.1
Blok pertama di Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan, blok kedua di Instalasi
Rawat Inap ,Unit Intensive dan OK,blok tiga di laboratorium, farmasi, radiologi IPSRS dan
blok empat di aministrasi dan rekam medis . Pada setiap 3 bulan diadakan seminar di rumah
sakit terkait yang dihadiri oleh dosen pembimbing dari AKK MARS untuk
mempresentasikan hasil magang di unit terkait.
3.2
<16>
BAB 4
GAMBARAN UMUM
4.1
adalah
organisasi
profesi
ahli
bedah
yang
tertua
di
Indonesia.Didirikan pada tahun 1967 di semarang oleh para pioneer dan perintis
ilmu bedah di indonesia.Saat ini telah ada 11 organisasi profesi ahli bedah yang
telah tergabug di dalam IKABI menjadi suatu federasi yang saling
bersinergi.Sejak tanggal 20-10-2010 Rumah Sakit Bedah Surabaya telah
melaksanakan Soft Opening dan mulai melayani pasien.Pada bulan april 2011
setelah melalui berbagai rangkaian kegiatan seperti bakti sosial yang berupa
beberapamacam operasi gratis tepat pada hari rabu tanggal 27 april 2011
diresmikan oleh walikota surabaya Ibu Tri Rismaharini.
4.1.2 Visi Misi Moto
Berikut akan dipaparkan visi misi rumah sakit bedah surabaya:
a) Visi Rumah Sakit Bedah Surabaya adalah :
Menjadi rumah sakit pilihan masyarakat dalam pelayanan pembedahan.
b) Misi Rumah Sakit Bedah Surabaya adalah :
1. Membangun institusi pelayanan bedah dengan dukungan tehnologi
berstandar Internasional.
2. Memberikan pelayanan yang optimal yang berorientasi pada
pelanggan.
3. Menciptakan tenaga yang kompeten dan profesional.
keputusan
direksi
0185/Surkp/AA/RSBS/12/2011
PT
pada
besturi
tanggal
Delta
12
Medika
desember
No.:
2011
di
ManajerPelayananMedis
SupervisorRawatInap
KetuaTimPagi+
PerawatPagi
KetuaTimSore+
PerawatSore
Keterangan:
:GarisKomando
:GarisKoordinasi
KetuaTimMalam+
PerawatMalam
JABATAN
PENDIDIKAN
S1 Keperawatan
JENIS
PELATIHAN
KELAMIN YANG PERNAH DIIKUTI
(P/L)
P
BLS,Akreditasi JCI,Akreditasi
Instrumen 2012,manajemen
Modern Wound Care,
P
BLS
1.
Supervisor Unit
Rawat Inap
2.
3.
BLS
4.
BLS
5.
BLS
6.
BLS
7.
BLS
8.
BLS
9.
BLS
BLS
BLS
BLS
BLS
BLS
BLS
BLS
BLS
BLS
19 Bidan Pelaksana
D3 Kebidanan
20 Bidan Pelaksana
D3 kebidanan
21 Bidan Pelaksana
D3 Kebidanan
URAIAN JABATAN
TANGGUNGJAWAB
WEWENANG
URAIAN TUGAS
f. Unit IT
g. Unit Laboratorium
h. Unit Radiologi
2. Koordinasi Vertikal :
Manager Operasional
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan
keperawatan di rawat inap
1. Meminta informasi dan petunjuk kepada
manager operasional
2. Memberi petunjuk dan bimbingan kepada
perawat tentang etika profesi, alat dan
asuhan keperawatan di rawat inap
3. Menilai kinerja perawat dalam hal etika
profesi,
operasional
alat-alat
dan
pelaksanaan asuhan keperawatan di rawat
inap
4. Menandatangani surat- menyurat dan
dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang supervisor rawat inap
1. Menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di ruang rawat inap
2. Menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan di rawat inap dari segi jumlah
maupun kwalifikasi tenaga
3. Menyusun rencana kebutuhan peralatan di
rawat inap dari segi jumlah maupun jenis
dan kwalitas alat
4. Menyusun dan mengusulkan program
pengembangan staf keperawatan di rawat
inap
5. Menyusun dan melaksanakan program
orientasi bagi tenaga keperawatan baru
URAIAN JABATAN
UKURAN KINERJA
KUALIFIKASI
Rawat Inap
Supervisor
Koordinasi Horisontal:
1. Unit Rawat Inap
2. Unit Gawat Darurat ( IGD )
3. Unit Kamar Operasi
4. Unit Rawat Jalan
5. Unit Laboratorium
6. Unit Farmasi
7. Unit ICU
8. Unit Radiologi
Koordinasi Vertikal
1. Kepala Ruangan
2. Supervisor Rawat Inap
TANGGUNGJAWAB
WEWENANG
URAIAN TUGAS
UKURAN KINERJA
KUALIFIKASI
c) Perawat Pelaksana
/
URAIAN JABATAN
URAIAN TUGAS
UKURAN KINERJA
KUALIFIKASI
d) Pelaksana Bidan
/
URAIAN JABATAN
Nomor Dokumen :
Dasar Kebijakan : Lamp. SK No.: 0185/Surkp/AA/RSBS/12/2011
Mulai Berlaku
: 12 Desember 2011
IDENTITAS JABATAN
NAMA JABATAN
Pelaksana Bidan
PENGERTIAN
Berfungsi dan bertangung jawab melaksanakan
pelayanan asuhan kebidanan di unit Rawat Inap
BAGIAN
UNIT/SUB UNIT
Rawat Inap
ATASAN
Ketua Tim
BAWAHAN
HUBUNGAN KERJA DAN
Koordinasi Horisontal:
KOORDINASI
1. ICU
2. Instalasi Gawat Darurat ( IGD )
3. Kamar Operasi
4. CSSD
Koordinasi Vertikal:
1. Supervisor
2. Katim
TANGGUNGJAWAB
Bertanggung jawab kepada Katim dan Supervisor
tentang
kebenaran
dan
ketepatan
dalam
memberikan dan mendokumentasikan asuhan
kebidanan di Rawat Inap
WEWENANG
1. Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
2. Memberikan asuhan kebidanan kepada pasien
URAIAN TUGAS
1. Menjaga kebersihan ruang Rawat Inap, ruang
bayi dan ruang bersalin.
2. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan
ketentuan yang berlaku di Rawat Inap.
3. Memelihara peralatan medis dan non medis agar
selalu siap pakai di Rawat Inap.
4. Melakukan pengkajian kebidanan KALA 1
sampai KALA 4 persalinan dan menentukan
diagnosa kebidanan dibantu oleh Katim.
5. Melakukan observasi fase laten dan fase aktif
persalinan.
6. Melaksanakan tindakan kebidanan sesuai
rencana yang telah disusun oleh Katim.
7. Melaporkan kondisi pasien dan bayi kepada
URAIAN TUGAS
UKURAN KINERJA
KUALIFIKASI
panas/dingin)
- Kelas II
2 tempat tidur, AC, TV, kamar mandi dalam.
- Kelas III
5 tempat tidur, AC, kamar mandi dalam
4.2.7 Peralatan Medik Unit Rawat Inap RS bedah Surabaya
Peralatan medik Unit Rawat Inap terdiri dari peralatan medik umum dan
peralatan medik utama yang terdiri masing-masing :
a) Peralatan Medik Umum :
1. Poliklinik Set (gunting,pinset,dll).
2. Tensimeter.
3. Stetoskop .
4. Termometer
b) Peralatan Medik Utama :
1. Ambubag (dewasa/anak).
2. Jackson Rees ( dewasa/anak ).
3. ETT (dewasa/anak).
4. laringoskop (dewasa/anak) .
5. Pipe orofaring (mayo/guedel).
6. Suction unit.
7. Tabung O2 .
RS Bedah
PROSEDUR
MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL
No. Dokumen
003/02/YAN/KEP
No. Revisi
0
Halaman
1/2
S PO
Tanggal Terbit
1 November 2010
Ditetapkan,
Direktur Utama
PENGERTIAN
TUJUAN
1.
2.
KEBIJAKAN
1.
2.
medik,
PERSIAPAN
Alat :
Sarung tangan steril pada tempatnya sesuai
kebutuhan.
PROSEDUR
1. Cuci tangan.
2. Buka pembungkus sarung tangan.
3. Ambil sarung tangan sebelah kiri dengan tangan
kanan pada lipatan dalam.
4. Pasang sarung tangan pada tangan kiri dengan jari
dan ibu jari sarung tangan menunjuk kebawah.
5. Pegang lipatan sarung tangan dengan tangan kanan
pada bagian atas dalam, tarik lipatan kebelakang
sehingga sarung tangan terpasang.
PROSEDUR
MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL
SPO
No. Dokumen
003/02/YAN/KEP
No. Revisi
0
Halaman
2/2
No. Dokumen
S PO
Tanggal Terbit
1 November 2010
No. Revisi
0
Halaman
1/2
Ditetapkan,
Direktur Utama
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
pelayanan
dan
memenuhi
PROSEDUR
SPO
PROSEDUR
1. Alat :
1.1 Form Pengkajian Pasien
1.2 Form Penerimaan Pasien Baru
1.3 Fom persetujuan tindakan medis
1.4 Stetoskop
1.5 Tensimeter
1.6 Termometer
1.7 Alat tulis
No. Dokumen
No. Revisi
0
Halaman
2/2
2. Pelaksanaan
2.1 Pasien datang di ruangan diterima oleh perawat
rawat inap
2.2 Perawat menunjukkan kamar/ tempat tidur klien dan
mengantar ke tempat yang telah ditetapkan.
2.3 Perawat rawat inap bersama perawat pengirim,
memindahkan pasien ke tempat tidur (apabila pasien
datang dengan branchard/ kursi roda) dan berikan
posisi yang nyaman.
2.4 Perawat memperkenalkan nama kepada pasien dan
keluarga pasien
2.5 Perawat menjelaskan nama supervisor dan perawat
yang bertanggung jawab pada shift saat itu
2.6 Perawat
menginformasikan
dokter
yang
bertanggung jawab dan ahli gizi
2.7 Perawat menjelaskan tata tertib pasien di ruangan,
jadwal berkunjung, fasilitas dan tata cara
administrasi setelah pasien dinyatakan KRS.
2.8 Perawat menjelaskan kepada pasien untuk tidak
membawa barang berharga secara berlebihan
2.9 Perkenalkan pasien baru dengan pasien yang
sekamar (bila ada).
2.10 Perawat melakukan pengkajian data awal sesuai
format dan penjelasan jadwal operasi.
2.11 Perawat menanyakan kembali tentang kejelasan
informasi yang telah disampaikan.
2.12 Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka
diminta untuk menandatangani informed concent..
UNIT TERKAIT
Rawat Inap
Nomer Dokumen
PROSEDUR
TETAP
KEPERAWATAN
TANGGAL TERBIT
No. Revisi
Halaman
Ditetapkan,
DIREKSI
RUMAH SAKIT BEDAH
SURABAYA
DIREKTUR UTAMA
Dr. Widorini Sunaryo,MARS
SPO
No. Dokumen
Tanggal Terbit
1 November 2010
No. Revisi
0
Halaman
1/1
Ditetapkan,
Direktur Utama
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
PERSIAPAN ALAT :
1. Tensi meter dan stetoskop
2. Thermometer
3. Bengkok
4. Baskom kecil
5. Kapas kecil
6. Softex / pembalut wanita
7. Sarung tangan
PELAKSANAAN
1. Pasien dan keluarga dijelaskan tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Bidan/perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
3. Atur posisi pasien senyaman mungkin
4. Memeriksa vital sign, tinggi fundus uterim kontraksi
uterus, lochea, pandarahan, miksi dan defekasi, mammae,
dan oedem kaki.
5. Mobilitasi secepatnya
6. Laktasi sedini mungkin
7. Periksa jahitan epis perineum
8. Rapikan pasien dan bereskan alat
9. Petugas cuci tangan
10.Catat semua hasil observasi pada lembar observasi dan
catatan keperawatan
Instalasi Rawat Inap
Pasien datang
Sambut dan sapa
Ukur BB
Antar ke kamar
Orientasi dan penjelasan:
Fasilitas kamar
Anamnesa & Pemeriksaan Fisik
Tata tertib pengunjung
Lapor dokter
Program dokter:
Pemberian obat oral & injeksi
Tindakan: Psg infuse, NGT, F. Cateter
Observasi
Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium
ECG
Torax foto
dll
Menjelaskan ke pasien
Minta tanda tangan persetujuan
tindakan (informed consent)
Hubungi ahli gizi
Resep (+)
Observasi
Pemeriksaan penunjang
Pelaksanaan observasi
Dokumentasi hasil pd
format observasi
Membuat formulir
pemeriksaan dan
menghubungi bagian
penunjang yang dituju
Minta Resep
Catat nama & jml R/
Farmasi
Obat datang
SIMMRS
Catat pada
format Askep
Kirim Formulir
Pelaksanaan program
Catat pada format:
Alkes
SIMMRS
Catat di form
rekam medis
4.3
NAMA
VVIP
VIP
Kelas 1
Kelas 2
Kelas 3
Isolasi
Jumlah Hari
Rawat Inap
Target
1 tahun
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
20
31
253
571
1314
12
0
4
41
89
162
0
0
10
33
65
181
0
2
0
66
87
208
0
6
5
38
92
164
0
0
20
40
83
171
0
2201
296
289
363
305
314
Juni
Total
Realisa
si
8
39
218
416
886
0
1567
KEPALA UNIT
KAMAR OPERASI
SUPERVISOR
UNIT KAMAR OPERASI
SUPERVISOR
UNIT CSSD
PELAKSANA
CSSD
PENANGGUNG
JAWAB PERAWAT
BEDAH
PERAWAT
ASISTEN
OPERATOR
PERAWAT
INSTRUMENT
PERAWAT
SIRKULER
PENANGGUNG
JAWAB PERAWAT
ANESTHESI
PENANGGUNG
JAWAB
RR / ODC
PENANGGUNG
JAWAB LOGISTIK
PERAWAT
ANESTHESI
PERAWAT
RR / ODC
PELAKSANA
LOGISTIK
ADMINITRASI
NO
JABATAN
PENDIDIKAN
JENIS
PELATIHAN
KELAM
YANG PERNAH DIIKUTI
IN (P/L)
1.
Supervisor Kamar
Operasi
D3 Keperawatan
2.
Perawat Instrumen
D3 Keperawatan
Perawat Instrumen
D3 Keperawatan
4.
Perawat Instrumen
D3 Keperawatan
5.
Perawat Instrumen
D3 Keperawatan
6.
Perawat Instrumen
D3 Keperawatan
7.
Perawat Instrumen
D3 Keperawatan
8.
Perawat CSSD
Instrumen
D3 Keperawatan
9.
Perawat Instrumen
D3 Keperawatan
D3 Keperawatan
D3 Keperawatan
D3 Keperawatan
13. Perawat RR
D3 Keperawatan
D3 Keperawatan
D3 Keperawatan
16. Administrasi
SLTA
3.
14.
Perawat CSSD
Instrumen
URAIAN JABATAN
Koordinasi Input
1. Unit Rawat Inap
2. Unit Farmasi
3. Unit Teknik Medik
4. Unit IT
5. Unit Rawat Jalan
6. Unit ICU
7. Unit Kamar Jenazah
Koordinasi Output
1. Dokter Tamu
2. Pasien non RS
3. Supplier medik
TANGGUNGJAWAB
WEWENANG
URAIAN TUGAS
inap/poliklinik/dokter/luar.
2) Mengatur rencana kegiatan pembedahan berdasarkan
jenis, jumlah dan kemampuan kamar operasi.
3) Menentukan macam dan jumlah alat yang
dipergunakan serta kegunaannya dalam pelayanan
pembedahan.
4) Membuat jadwal jaga bulanan dan melakukan
penyesuaian sesuai kemampuan tenaga keperawatan.
5) Menyusun dan mengusulkan program pengembangan
staf melalui manager direksi ;
(a) Pemanfaatan tenaga seefektif mungkin
(b) Mengatur pekerjaan secara merata
(c) Menerapkan kebijaksanaan (policy) yang berlaku
6) Menyusun dan mengusulkan Alkes dan Obat sesuai
kebutuhan
7) Menyusun prosedur/tata kerja kamar operasi
8) Memantau kinerja seluruh staf dalam penerapan dan
pelaksanaan peraturan SOP dan etik yang berlaku di
kamar operasi.
9) Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan
10) Membimbing orientasi kepada karyawan baru di
kamar operasi
11) Melaksanakan pengadaan, pemeliharan bahanbahan/alat-alat dikamar operasi.
12) Mengontrol perlengkapan bahan alat secara general
13) Melaksanakan ronde keperawatan dikamar operasi
UKURAN KINERJA
KUALIFIKASI
a. Pendidikan ;
(1) Diutamakan sarjana muda keperawatan/lulusan D3
keperawatan
(2) Memiliki sertifikat manajemen keperawatan
(3) Memiliki sertifikat tekhnik kamar operasi ( dasar
dan lanjutan)
b. Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi
minimal 5 tahun
c. Memiliki kemampuan kepemimpinan
d. Sehat
b. Perawat Instrumen
/
URAIAN JABATAN
Nomor Dokumen : 00 /03/U-RI
Dasar Kebijakan : Lamp. SK No.: 0185/Surkp/AA/RSBS/12/2011
Mulai Berlaku
: 12 Desember 2011
IDENTITAS JABATAN
NAMA JABATAN
Perawat Instrumen
PENGERTIAN
Seorang perawat yang memegang instrument
BAGIAN
UNIT/SUB UNIT
Kamar Operasi
ATASAN
Supervisor Unit Kamar Operasi
BAWAHAN
Perawat sirkuler
HUBUNGAN KERJA Koordinasi input
DAN KOORDINASI
1. Unit Rawat Inap
2. Unit Farmasi
3. Unit Teknik Medik
4. Unit It
5. Unit Rawat Jalan
6. Unit ICU
7. Unit Kamar Jenazah
Koordinasi output
1. Dokter tamu
2. Pasien non RS
3. Supplier medik
TANGGUNGJAWAB
WEWENANG
URAIAN TUGAS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
UKURAN KINERJA
1.
2.
KUALIFIKASI
3.
4.
5.
Catatan keperawatan
Penilaian tenaga medis
Pencapaian kunjungan dan pendapatan kamar
operasi
1.
Pendidikan;
Berizasah pendidikan formal keperawatan dari
semua jenjang, yang diakui oleh pemerintah atau
yang berwenang
Mempunyai pengalaman kerja di kamar operasi
lebih dari 1 tahun
Mempunyai bakat dan minat
Berdedikasi tinggi
Berkepribadian mantap/emosi stabil
Dapat bekerja sama dengan anggota tim
Cepat tanggap
2.
3.
4.
5.
6.
7.
/
PELAYANAN PASIEN SEBELUM TINDAKAN
PEMBEDAHAN
No. Dokumen
058/02/YAN/KEP
Tanggal Terbit
1 November 2010
No. Revisi
Halaman
0
Ditetapkan,
Direktur Utama
S PO
Dr. Widorini Sunaryo, MARS
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
PROSEDUR
UNIT TERKAIT
PRE
OPERASI
PASIEN DATANG
(POLI, IGD, ICU, RUANGAN)
RUANGAN TRANSFER
RUANGAN PREMENDIKASI
DURATE
OPERASI
POST
OPERASI
ONE DAY
CARE
PULANG
RECOVERY
ROOM
MASUK KE RUANGAN
(ICU, RUANGAN,
MENINGGAL)
KONSULTASI
DOKTER
Okt'1
1
NOV'1
1
DE
S
'11
TOTA
L
14
24
16
20
26
30
19
125
63
0
0
0
0
2
0
0
0
1
0
0
0
2
0
0
0
5
0
0
0
2
0
0
0
3
0
0
0
6
0
0
0
21
0
0
0
3
0
0
10
0
10
0
1
1
14
1
6
0
2
0
9
0
8
0
2
2
11
4
4
5
0
1
2
1
2
2
1
6
10
0
6
0
1
4
6
0
2
0
1
0
9
1
5
0
1
4
6
0
7
10
9
21
107
7
56
DES'1
0
JAN'1
1
FEB'1
1
MAR'1
1
APRL'1
1
MEI'1
1
JUNI'1
1
JULI'1
1
AGST'1 SEPT'1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
3
12
0
0
0
0
0
4
0
2
0
0
0
10
0
4
Bedah
Mulut
TOTAL
PASIEN
OK
18
13
20
40
31
28
44
35
57
53
58
60
462
JAN'1
FEB'1
MAR'1
APRL'1
MEI'1
JUNI'1
JULI'1
1
0
9
8
1
18
1
1
4
5
3
13
1
3
6
6
6
21
1
3
14
8
15
40
1
6
9
6
9
30
1
1
5
9
13
28
1
14
7
13
10
44
AGST'1 SEPT'1
1
14
4
8
9
35
1
21
14
11
11
57
Okt'1
NOV'1
1
27
8
7
11
53
1
35
8
11
5
59
DES '11
23
8
12
17
60
TOTA
L
148
96
104
110
458
DES
'12
TOTA
L
4
17
156
39
11
0
0
0
7
0
10
13
58
1
34
0
350
JAN'1 FEB'1
URAIAN
Operasi
khusus
Operasi
besar
Operasi
3
4
sedang
Operasi kecil
JUMLAH
MAR'
12
28
43
31
10
12
14
13
19
17
69
15
75
14
76
APRL' MEI'1
12
24
21
7
11
63
JUNI'
JULI'
AGST'
SEPT'
Okt'1
NOV'
DES
TOT
12
12
12
12
12
'12
AL
41
167
56
7
10
67
60
67
350
BAB 5
PEMBAHASAN
5.1
Struktur Organisasi
Dalam struktur organisasi RS Bedah Surabaya, dapat kita cermati bahwa yang termasuk
dalam lingkup direksi yaitu direktur utama,wakil direktur Pelayanan Medik dan Wakil
Direktur Administrasi & keuangan.Garis lurus menunjukkan garis wewenang yang
menunjukkan dari siapa seseorang mendapat perintah dan kepada siapa seseorang
memberikan pertanggungan jawaban. Sedangkan garis putus - putus menunjukkan garis
koordinasi. Penempatan Ketua Komite Medik di sebelah kiri bagan struktur organisasi, sudah
sesuai dengan kedudukannya sebagai elemen technostructure.
Organisasi menurut Mintzberg (1983:262) yang menjelaskan bahwa technostructure
terdiri dari para ahli atau spesialis yang bertugas untuk mempengaruhi cara kerja unit atau
karyawan lain agar lebih efektif, dan mendesain cara terbaik dalam menyelesaikan pekerjaan
organisasi. Direktur RS Bedah Surabaya menempati posisi strategic apex. Strategic apex
merupakan orang yang bertanggungjawab terhadap keseluruhan organisasi dengan
meyakinkan bahwa organisasi bisa melaksanakan misinya secara efektif, melalui supervisi
langsung, memantau perkembangan lingkungan, formulasi strategi. Demikian pula dengan
penempatan Manajer Administrasi dan Sistim Informasi Rumah Sakit di sebelah kanan
bagan struktur organisasi, sudah sesuai dengan kedudukannya sebagai elemen supporting
staff dari organisasi. Supporting staff melaksanakan tugas yang tidak berhubungan langsung
dengan fungsi operating core, akan tetapi menyediakan dukungan tidak langsung untuk
terlaksananya
misi.
Untuk
elemen
middle
line
disini
ditempati
oleh
Manajer
melalui proses menjadi output. Posisi operating core ini ditempati oleh para SupervisorSupervisor yang berada dibawah langsung para Manajer-Manajer yang ada di RS Bedah
Surabaya.
Job Description
Job Description di IGD dan IRJ RS Bedah Surabaya sudah cukup jelas dan detil yang
Ketenagaan
Jenis tenaga yang ada di IGD terdiri dari: Supervisor Medis IGD, Supervisor
Keperawatan IGD, Dokter Jaga IGD, Perawat Pelaksana IGD, , Perawat Ambulance.
Sedangkan tenaga Dokter Spesialis berperan sebagai tenaga konsultan yang sewaktu-waktu
dapat dihubungi. Dalam pelayanan sehari-hari Supervisor Medis IGD merangkap sebagai
Dokter Jaga IGD dan Supervisor Keperawatan IGD juga merangkap sebagai Perawat
Pelaksana IGD. Untuk menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan
cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidup maka keseluruhan jenis tenaga tersebut
dikolaborasi agar memenuhi pelayanan di IGD secara maksimal selama 24 jam yang dibagi
menjadi tiga shift.Untuk memenuhi kompetensi dalam menjalankan pekerjaannya, tenaga
yang ada di IGD telah dibekali dengan pelatihan-pelatihan diantaranya: PPGD, ACLS, ATLS,
BLS, ECG dan K3.
Jenis tenaga yang ada di IRJ terdiri dari: Supervisor Rawat Jalan dan Rehab medik,
Koordinator Poli Rawat Jalan Lt G,Koordinator Rehab Medik , Koordinator Poli Rawat
Jalan Lt1 ,dan Perawat Pelaksana. Seperti halnya di IGD, jabatan Supervisor Rawat Jalan dan
Rehab Medik juga merangkap sebagai Perawat Pelaksana Rawat Jalan. Demikian juga
Koordinator Poli Rawat Jalan Lt G,Koordinator Rehab Medik , Koordinator Poli Rawat Jalan
Lt1. Dari 41 orang dokter spesialis, 7 orang adalah dokter spesialis tetap di RS Bedah
Surabaya, sementara 34 orang lainnya adalah dokter spesialis mitra/kontrak. Untuk
memenuhi kompetensi dalam menjalankan pekerjaannya, tenaga yang ada di IRJ telah
dibekali dengan pelatihan-pelatihan diantaranya: PPGD, ACLS, ATLS, BLS, ECG dan K3.
5.4
Standar Fasilitas
Pada IGD telah tersedia fasilitas yang menjamin efisiensi bagi pelayanan pasien gawat
darurat dalam waktu 24 jam terus-menerus. Letak unit telah didesain dan diberi petunjuk jelas
hingga dapat diketahui dengan mudah. Tempat pemutaran ambulans dibuat tersendiri dan
mempunyai atap untuk transfer pasien. Tempat penerimaan pasien dan triase terletak
berdekatan dengan pintu masuk dari kaca sehingga memudahkan untuk melihat dan
mengawasi kedatangan ambulans dan tempat brankar. Ruang resusitasi berada dekat dan
mudah dicapai dari tempat penerimaan pasien. Ruangan yang ada telah dibagi pemisahannya
menjadi ruang triase, resusitasi, dekontaminasi, perawatan bedah, perawatan non bedah,
observasi, , ruang perawat dan ruang dokter. Sistem komunikasi di IGD telah dilengkapi
dengan telepon yang terdiri dari enam macam saluran (Extention). Pelayanan radiologi
terletak di belakang IGD.Di IGD juga tersedia ruang tunggu pasien yang terpisah dengan
ruang tunggu pasien IRJ.Selain itu di IGD juga terdapat 2 toilet baik toilet pasien IGD
maupun toilet petugas IGD.
pelayanan gawat darurat harus mempunyai kriteria antara lain yaitu pelayanan harus
diselenggarakan selama 24 jam, harus membatasi diri dalam pelayanan gawat darurat saja,
perawatan selanjutnya diatur dibagian/tempat lain, semua pasien yang masuk harus melalui
triase, harus dapat mengatur untuk rujukan ke rumah sakit lain, pasien dengan kegawatan
yang mengancam nyawa harus selalu di observasi, pasien yang pulang harus mendapat
petunjuk dan penerangan yang jelas mengenai penyakitnya dan pengobatan selanjutnya serta
rekam medis disediakan untuk setiap kunjungan.Dari Uraian diatas Proses pelayanan dan alur
pelayanan di IGD dan IRJ dibuat sangat sederhana dan mudah dipahami,sehingga tidak
menyulitkan petugas yang bekerja di IGD dan di IRJ RS Bedah Surabaya.Namun alur
pelayanan yang sudah ada di IGD dan IRJ masih memerlukan perbaikan baik di IGD dan di
IRJ.
5.6
Hasil Kegiatan
Secara umum terjadi peningkatan dari bulan ke bulan jumlah kunjungan pasien ke IGD
RS Bedah Surabaya dari bulan januari 2011 sampai dengan desember 2011.Dalam 10 besar
pola penyakit dan kecelakaan dalam 1 tahun ini Kunjungan IGD masih didominasi kasus
False Emergency. Sesuai dengan standar operasional yang ada menyebabkan adanya
komitmen bahwa instalasi gawat darurat tetap menangani kasus False Emergency dengan
mendahulukan kasus True Emergency, sambil melakukan penanaman kesadaran kepada
pasien tentang penanganan kasus gawat darurat. Di IRJ RS Bedah Surabaya secara umum
terjadi peningkatan dari bulan ke bulan jumlah kunjungan pasien ke poli poli yang ada di
RS Bedah Surabaya. Poli yang paling banyak di kunjungi yaitu poli umum,setelah itu poli
bedah umum dan poli bedah syaraf.