Anda di halaman 1dari 5

REFLEKSI KASUS

MANAJEMEN LAKTASI PADA BAYI DENGAN IBU


MASTITIS
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Program Kepaniteraan Klinik
Bagian Kesehatan Ilmu Anak
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh:
Ario Achwanu Shafa
20090310162

Diajukan Kepada:
dr. Handayani, M.Sc., Sp.A

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


RSUD SETJONEGORO WONOSOBO
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2014

DaftarIsi

REFLEKSI KASUS..................................................................................................i
DaftarIsi...................................................................................................................ii
Manajemen Laktasi Pada Bayi dengan Ibu Mastitis................................................1
A.

Definisi......................................................................................................1

B.

Kemungkinan penyebab............................................................................1

C.

Pemeriksaan penunjang yang diperlukan..................................................2

Daftar Pustaka..........................................................................................................3

Manajemen Laktasi Pada Bayi dengan Ibu Mastitis


A. Definisi
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus
aureus yang ditemukan pada kulit normal. Bakteri masuk melalui istirahat atau
celah di kulit, biasanya pada puting susu. Infeksi terjadi dalam jaringan lemak
payudara dan menyebabkan pembengkakan. Pembengkakan ini mendorong
pada saluran susu. Hasilnya adalah rasa sakit dan benjolan pada payudara yang
terinfeksi. Infeksi payudara biasanya terjadi pada wanita yang sedang
menyusui. Infeksi payudara yang tidak berhubungan dengan menyusui
mungkin bentuk yang jarang dari kanker payudara.2

B. Kemungkinan penyebab
Terjadinya mastitis diawali dengan peningkatan tekanan di dalam duktus
(saluran ASI) akibat stasis ASI. Bila ASI tidak segera dikeluarkan maka terjadi
tegangan alveoli yang berlebihan dan mengakibatkan sel epitel yang
memproduksi ASI menjadi datar dan tertekan, sehingga permeabilitas jaringan
ikat meningkat. Beberapa komponen (terutama protein kekebalan tubuh dan
natrium) dari plasma masuk ke dalam ASI dan selanjutnya ke jaringan sekitar
2

sel sehingga memicu respons imun. Stasis ASI, adanya respons inflamasi, dan
kerusakan jaringan memudahkan terjadinya infeksi.1
Terdapat beberapa cara masuknya kuman yaitu melalui duktus laktiferus
ke lobus sekresi, melalui puting yang retak ke kelenjar limfe sekitar duktus
(periduktal) atau melalui penyebaran hematogen (pembuluh darah). Organisme
yang paling sering adalah Staphylococcus aureus, Escherecia coli dan
Streptococcus. Kadang-kadang ditemukan pula mastitis tuberkulosis yang
menyebabkan bayi dapat menderita tuberkulosa tonsil. Pada daerah endemis
tuberkulosa kejadian mastitis tuberkulosis mencapai 1%.Diagnosis mastitis
ditegakkan berdasarkan kumpulan gejala sebagai berikut:

Demam dengan suhu lebih dari 38,5C.

Menggigil.

Nyeri atau ngilu seluruh tubuh.

Payudara menjadi kemerahan, tegang, panas, bengkak, dan terasa


sangat nyeri.

Peningkatan kadar natrium dalam ASI yang membuat bayi


menolak menyusu karena ASI terasa asin.

Timbul garis-garis merah ke arah ketiak.1

C. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan


Pada pasien yang diduga menderita abses payudara, CBC dengan
diferensial dapat membantu. Budaya aerobik dan anaerobik dapat diambil
selama drainase bedah. Ultrasonografi digunakan untuk membedakan padat
dari struktur kistik dan untuk mengarahkan aspirasi jarum untuk abses
drainase. Kista sederhana yang terlihat pada sonogram sebagai bulat atau oval

dengan margin tajam dan peningkatan akustik posterior. Kista kompleks


dicirikan oleh komponen penting solid, septations, lobulations, ketebalan
dinding yang bervariasi, dan adanya puing-puing intern. Abses biasanya
muncul sebagai massa tidak jelas dan memiliki area hypoechoic pusat dengan
baik septasi atau gema internal tingkat rendah, dan peningkatan posterior.
Menjadwalkan mamografi rawat jalan untuk mengkarakteristikan massa
payudara yang dicurigai. Sensitivitas mamografi berkisar 74-95%, dan
spesifisitas berkisar 89-99%. 3

Daftar Pustaka
1. Alasiry, E. (2013, Agustus 26). Mastitis : Penanganan Dan Pencegahan.
Dipetik

Februari

2,

2014,

dari

IDAI:http://idai.or.id/public-

articles/klinik/asi/mastitis-pencegahan-dan-penanganan.html
2.

Storck,

S.

MD.

FACOG.

Breast

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001490.htm

Infection.
diakses

pada

tanggal 26 April 2014, diupdate pada tanggal 11 Juli 2011.


3.

Miller,

AC.

Breast

Abscess

and

Masses.

http://emedicine.medscape.com/article/781116-overview diakses pada tanggal 26


April 2014.

Anda mungkin juga menyukai