Anda di halaman 1dari 6

MA'RIFATULLAH MELALUI CUACA DAN GEJALA ALAM

Memahami fenomena cuaca dan gejala alam dengan pandangan ilmu pengetahuan dan
hikmah

Sabtu, 03 November 2012


ANALISA KEKERINGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SPI
(STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX)
Kekeringan adalah suatu kondisi yang ditandai dengan rendahnya
ketersediaan air yang jauh di bawah kebutuhan air untuk kehidupan,
pertanian, kegiatan ekonomi dan lingkungan. Kekeringan merupakan
kondisi penyimpangan yang bersifat sementara, berbeda dengan musim
kemarau.
Proses terjadinya kekeringan diawali dengan berkurangnya jumlah curah
hujan dibawah normal dalam satu musim, kejadian ini adalah kekeringan
meteorologis yang merupakan tanda awal terjadinya kekeringan. Tahapan
selanjutnya adalah berkurangnya kondisi air tanah yang menyebabkan
stress pada tanaman (terjadinya kekeringan pertanian), tahapan
selanjutnya terjadinya kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah
yang ditandai menurunnya tinggi muka air sungai ataupun danau
(terjadinya
kekeringan
hidrologis).
Standardized Precipitation Index (SPI) adalah indeks yang digunakan
untuk menentukan penyimpangan curah hujan terhadap normalnya,
dalam suatu periode yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga bulanan,
dan seterusnya). Nilai SPI dihitung menggunakan metode statistik
probalistik distribusi gamma. Berdasarkan nilai SPI ditentukan tingkat
kekeringan dan kebasahan dengan katagori sebagai berikut :
Tingkat kekeringan :
1. Sangat kering : Jika nilai SPI kurang dari sama dengan -2,00
2. Kering : Jika nilai SPI -1,50 s/d 1,99
3. Agak kering : Jika nilai SPI -1,00 s/d -1.49
Normal : Jika SPI -0,99 s/d 0,99
Tingkat kebasahan :
1.

Sangat basah : Jika nilai SPI lebih dari sama dengan 2,00

2. Basah : Jika nilai SPI 1,50 s/d 0,99


3. Agak basah : Jika nilai SPI 1,00 s/d 1,49
Asumsi yang digunakan dalam metode SPI menggunakan kekeringan
meteorologis dan data yang dapat digunakan adalah curah hujan bulanan.
Kekeringan meteorologis adalah berkurangnya curah hujan dari keadaan
normalnya dalam jangka waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, tiga
bulanan, dst).
SPI adalah indeks probabilitas yang memberikan representasi lebih baik
bila dibandingkan pada kebasahan dan kekeringan yang abnormal pada
Indeks Kekeringan Palmer (Palmer Severe Drought Index (PSDI)).
Keuntungan SPI sebagai berikut :
1. Hanya memerlukan data curah hujan bulanan
2. Dapat dibandingkan dengan daerah yang berbeda keadaan iklimnya
3. Standarisasi SPI dapat digunakan untuk menentukan penyimpangan
dari kekeringan yang saat ini
4. Dapat dibuat untuk periode yang berbeda dari 1 s/d 36 bulan.
Kelebihan SPI adalah :
1. SPI dapat dihitung untuk skala waktu yang berbeda
2. Dapat memberikan peringatan dini kekeringan
3. Dapat membantu menilai tingkat keparahan kekeringan
4. SPI lebih sederhana daripada Palmer Drought Severity Index
SPI cara mengukur kekeringannya berbeda daripada Indeks Kekeringan
Palmer, SPI hanya mempertimbangkan curah hujan sedangkan Indeks
Palmer indeks yang mempertimbangkan pasokan air (curah hujan),
keperluan
air
(evapotranspirasi)
dan
limpasan
(run
off).
Jangka

waktu

dalam

perhitungan

SPI

SPI 3 bulanan, memberikan perbandingan curah hujan selama periode 3


bulanan tertentu dengan total curah hujan dari periode 3 bulan yang
sama untuk semua tahun yang telah ada data historinya/ database.
Contoh : Menentukan SPI 3 bulanan yang dihitung akhir bulan Pebruari
adalah hasil perbandingan total curah hujan Desember-Januari-Pebruari
untuk semua tahun. SPI 3 bulanan dapat mencerminkan kondisi
kelembapan jangka pendek dan menengah serta mencerminkan estimasi

curah

hujan

pada

suatu

musim.

SPI 6 bulanan, memberikan perbandingan curah hujan selama periode 6


bulan tertentu dengan total curah hujan dari periode 6 bulan yang sama untuk semua
tahun yang telah ada data historinya/ database. SPI 6 bulanan mengindikasikan trend curah
hujan jangka menengah. SPI 6 bulanan dapat sangat efektif menunjukkan curah hujan pada
musim yang berbeda. Informasi dari SPI 6 bulanan mungkin juga dapat dikaitkan dengan
anomali
streamflows
dan
tingkat
ketersediaan
air
di
waduk.
SPI 9 bulanan, memberikan indikasi pola curah hujan selama skala waktu menengah.
Kekeringan biasanya terjadi dalam satu musim atau lebih untuk berkembang lebih jauh. Nilai
SPI di bawah -1.5 indikasi untuk mengetahui bahwa dampak kekeringan yang cukup
signifikan sedang terjadi di sektor pertanian dan sektor lainnya. Di beberapa negara pola yang
ditampilkan peta Indeks Palmer berkaitan erat dengan peta SPI 9 bulanan. Tapi di daerah lain
berkaitan erat dengan SPI 12 bulanan. Indeks Palmer diupdate tiap minggu, sedangkan SPI
diperbaharui
akhir
bulan.
SPI 12 bulanan, adalah perbandingan curah hujan selama 12 bulan berturut-turut dengan 12
bulan berturut-turut yang sama dari tahun-tahun sebelumnya. SPI pada skala waktu ini
mencerminkan pola curah hujan jangka panjang. Skala waktu tersebut adalah kumulatif dari
periode-periode sebelumnya yang mungkin dalam kondisi di atas atau di bawah normal. SPI
skala ini dapat dikaitkan dengan streamflows, kondisi waduk, bahkan kandungan air tanah.
Di beberapa negara SPI 12 bulanan paling erat kaitannya dengan Indeks Palmer dan
dimungkinkan juga kedua indeks tersebut mencerminkan kondisi yang sama.
Perhitungan

SPI

secara

statistik

yakni

Berikut adalah contoh dari produk peta monitoring kekeringan dan


kebasahan dengan metode SPI di buletin Agroklimat stasiun Klimatologi
Banjarbaru.

Sumber :
http://lwf.ncdc.noaa.gov/oa/climate/research/prelim/drought/spi.html

http://www.in.gov/dnr/water/4864.htm
http://www.drought.unl.edu/

www.wamis.org/agm/.../J2_Svoboda-SPI.pdf
http://pawitra1.wordpress.com/2008/09/16/curah-hujan-dan-indeks-kekeringan/

Anonim. 2011. Modul Workshop Kekeringan dan Banjir. Pusat Iklim Agroklimat dan Iklim
Maritim Kedeputian Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai