Anda di halaman 1dari 19

TINJAUAN PUSTAKA

Preeklampsia
Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante,intra,dan
postpartum.Dari gejala-gejala klinik preeclampsia dapat dibagi menjadi preeclampsia ringan dan
preeclampsia berat.1
Pembagian preeclampsia menjadi berat dan ringan tidaklah berarti adanya dua penyakit yang
jelas berbeda,sebab seringkali ditemukan penderita dengan preeclampsia ringan dapat mendadak
mengalami kejang dan jatuh dalam koma.1
Gambaran klinik preeclampsia bervariasi luas dan sangat individual.Kadang-kadang
sukar untuk menentukan gejala preeclampsia mana yang timbul lebih dahulu.
Secara teoritik urutan-urutan gejala yang timbul pada preeclampsia ialah edema,hipertensi,dan
terakhir proteinuria,sehingga bila gejala-gejala ini timbul tidak dalam urutan di atas,dapat di
anggap bukan preeclampsia.1
Dari semua gejala tersebut,timbulnya hipertensi dan proteinuria merupakan gejala yang
paling penting.Namun,sayangnya penderita seringkali tidak merasakan perubahan ini.Bila
penderita sudah mengeluh adanya gangguan nyeri kepala,gangguan penglihatan,atau nyeri
epigastrium,maka penyakit ini sudah cukup lanjut.1
Preeklampsia ringan
Definisi
Preeklampsia ringan adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi
organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.1
Diagnosis
Diagnosis preeclampsia ringan ditegakkan berdasar atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria
dan/atau edema setelah kehamilan 20 minggu.140/90 mmHg.

Hipertensi ;sistolik/diastolic 140 mmHg.Kenaikkan sistolik 30 mmHg dan kenaikkan

diastolic 15 mmHg tidak dipakai lagi karena criteria preeclampsia.


Proteinuria 300 mg/24 jam atau 1+ dipstick
1

Edema:edema local tidak dimasukkan dalam criteria preeclampsia,kecuali edema pada


lengan,muka dan perut ,edema generalisata.1

Manajemen umum preeklampsia ringan


Pada setiap kehamilan disertai penyulit suatu penyakit,maka selalu dipertanyakan,bagaimana:
-Sikap terhadap penyakitnya,berarti pemberian obat-obatan,atau terapi medikamentosa
-Sikap terhadap kehamilannya ;berarti mau diapakan kehamilan ini

Apakah kehamilan akan diteruskan sampai aterm/


Disebut perawatan kehamilan konversatif atau ekspektatif
Apakah kehamilan akan diakhiri (diterminasi )?
Disebut perawatan kehamilan aktif atau agresif

Tujuan utama perawatan preeklampsia


Mencegah kejang,perdarahan intrakraial,mencegah gangguan fungsi organ vital,dan
melahirkan bayi sehat.
Rawat Jalan (ambulatoir)
Ibu Hamil dengan preeclampsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan.Dianjurkan ibu
hamil banyak istirahat (berbaring/tidur miring),tetapi tidak harus mutlak selalu tirah baring.
Pada umur kehamilan di atas 20 minggu ,tirah baring dengan posisi miring
menghilangkan tekanan rahim pada v.kava inferior,sehingga meningkatkan aliran darah balik dan
akan menambah curah jantung.Hal ini berarti pula meningkatkan aliran darah ke organ-organ
vital.Penambahan aliran darah ke ginjal meningkatkan filtrasi glomeruli dan meningkatkan
diuresis.Diuresis dengan sendirinya meningkatkan ekspresi natrium,menurunkan reaktivasi
kardiovaskular,sehingga

mengurangi

vasospasme.peningkatkan

curah

jantung

akan

meningkatkan pula aliran darah rahim,menambah oksigenasi plasenta,dan memperbaiki kondisi


janin dalam rahim.Pada preeclampsia tidak perlu dilakukan restriksi garam sepanjang fungsi
ginjal masih bagus,sehingga tidak perlu restriksi garam.
Diet yang mengandung 2 g natrium atau 4-6 NaCl (garam dapur) adalah
cukup.Kehamilan sendiri lebih banyak membuang garam lewat ginjal,tetapi pertumbuhan janin
justru

membutuhkan

lebih

banyak

konsumsi

garam.Bila

konsumsi

garam

hendak

dibatasi,hendaknya diimbangi dengan konsumsi cairan yang banyak,berupa susu atau air buah. 1-3
2

Diet diberikan cukup protein,rendah karbohidrat,lemak,garam secukupnya,dan roboransia


prenatal.Tidak diberikan obat-obatan diuretic,antihipertensi,dan sedative.Dilakukan pemeriksaan
laboratorium Hb,hematokrit,fungsi hati,urin lengkap,dan fungsi ginjal.
Rawat inap (di rawat di rumah sakit)
Pada keadaan tertentu ibu hamil dengan preeclampsia ringan perlu dirawat di rumah
sakit.Kriteriia preeclampsia ringan dirawat di rumah sakit,ialah (a) bila tidak ada perbaikan
:tekanan darah,kadar proteinuria dalam 2 minggu;(b)adanya satu atau lebih gejala dan tandatanda preeclampsia berat.Selama di rumah sakit dilakukan anamnesis,pemeriksaan fisik dan
laboratorik.Pemeriksaan kesejahteraan janin,berupa jumlah cairan amnion.pemeriksaan nonstress
test dilakukan 2 kali seminggu dan konsultasi dengan mata,jantung,dan lain-lain.
Perawatan obstetric yaitu sikap terhadap kehamilannya
Menurut Williams,kehamilan preterm ialah kehamilan antra 22 minggu sampai 37
minggu.
Pada kehamilan preterm (<37 minggu),bila tekanan darah mencapai normotensif,selama
perawatan,persalinannya ditunggu sampai aterm.
Sementara itu,pada kehamilan atrerm (>37 minggu),persalinan ditunggu sampai terjadi onset
persalinan atau dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal
persalinan.persalinan dapat dilakukan secara spontan,bila perlu memperpendek kala II. 1-3
Preeklampsia berat
Definisi
Preeklampsia berat ialah preeclampsia dengan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah
diastolic 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasar criteria preeclampsia berat sebagaimana tercantum di bawah


ini.Preeklampsia digolongkan preeklampsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai
berikut:
-Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan darah diastolic 110 mmHg.Tekanan
darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan sudah
menjalani tirah baring.
-Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif.
-Oliguria,yaituproduksi urin kurang dari 500cc/24 jam
-Kenaikan kadar kreatinin plasma.
-Gangguan visus dan serebral:penurunan kesadaran,nyeri kepala ,skrotoma dan
pandangan kabur.
-Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat teregangnya
kapsula Glisson)
-Edema paru-paru dan sianosis
-Hemolisis mikroangiopatik
-Trombositoprnia berat ;<100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat.
-Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoselular):peningkatan kadar alanin dan
aspartate aminotransferase
-Pertumbuhan janin intrauterine yang terhambat
-Sindrom HELLP. 1
Pembagian preeclampsia berat
Preeklampsia berat dibagi menjadi (a) preeclampsia berat tanpa impending eclampsia dan
(b) preeclampsia berat dengan impending eclampsia.Disebut impending eclampsia bila
preeclampsia berat disertai gejala-gejaa subjektif berupa nyeri kepala hebat,gangguan
visus,muntah-muntah,nyeri epigastrium,dan kenaikkan progresif tekanan darah. 1

Perubahan system dan organ pada preeklampsia


4

Volume plasma
Pada

hamil

normal

volume

plasma

meningkat

dengan

bermakna

(disebut

hipervolemia ),guna memenuhi kebutuhan pertumbuhan janin.Peningkatan tertinggi volume


plasma pada hamil normal terjadi pada umur kehamilan 32-34 minggu.Sebaliknya ,oleh sebab
yang tidak jelas pada preeclampsia terjadi penurunan volume plasma antara 30%-40% dibanding
hamil normal,disebut hipovolemia.Hipovolemia diimbangi dengan vasokonstriksi,sehingga
terjadi bipertensi.Volume plasma yang menurun memberi dampak yang luas pada organ-organ
penting.
Preeklampsia sangat peka terhadap pemberian cairan intravena yang terlalu cepat dan
banyak.Demikian sebaliknya preeclampsia sangat peka terhadap kehilangan darah waktu
persalinan.Oleh karena itu,observasi cairan ataupun keluar harus ketat.
Hipertensi
Hipertensi merupakan tanda terpenting guna menegakkan diagnosis hipertensi dalam
kehamilan.Tekanan diastolic menggambarkan resistensi perifer,sedangkan tekanan sistolik
menggambarkan besaran curah jantung.
Pada preeclampsia peningkatan reaktivitas vascular dimulai umur kehamilan 20
minggu,tetapi hipertensi dideteksi umumnya pada trimester II.Tekanan darah yang tinggi Pda
preeklampsi bersifat labil dan mengikuti irama sirkadian normal.Tekanan darah menjadi normal
beberapa hari pascapersalinan,kecuali beberapa kasus preeclampsia berat kembalinya tekanan
darah normal dapat terjadi 2-4 minggu pascapersalinan. 1
Tekanan darah bergantung terutama pada curah jantung,volume plasma,resistensi
perifer,dan viskositas darah.
Timbulnya hipertensi adalah akibat vasospasme menyeluruh dnegan ukuruan tekanan
darah 140/90 mmHg selang 6 jam.Tekanan diastolic ditentukan pada hilangnya suara
Korotkoffs phase V.Dipilihnya tekanan diastolic 90 mmHg sebagai batas hipertensi,karena batas
tekanan diastolic 90 mmHg yang disertai proteinuria,mempunyai korelasi dengan kematian
perinatal tinggi.Mengingat proteinuria berkorelasi dengan nilai absolute tekanan darah
distolik,maka kenaikan (perbedaan) tekanan darah tidak dipakai sebagai criteria diagnosis
hipertensi,hanya sebagai tanda waspada.

Mean arterial Blood Pressure (MAP) tidak berkorelasi dengan besaran proteinuria.MAP
jarang dipakai oleh sebagaian besar klinisi karena kurang praktis dan sering terjadi kesalahan
pengukuran.Pengukuran tekanan darah harus dilakukan secara standar. 1
Fungsi Ginjal
Perubahan fungsi ginjaldisebabkan oleh hal-hal berikut :
-Menurunnya aliran darah ke ginjal akibat hipovolemia sehingga terjadi oliguria,bahkan
anuria.
-Kerusakan sel glomerulus mengakibatkan meningkatnya permeabilitas membrane
basalis sehingga terjadi kebocoran dan mengakibatkan proteinuria.Proteinuria terjadi
jatuh

pada

akhir

kehamilan,sehingga

sering

dijumpai

preeclampsia

tanpa

proteinuria,karena janin lebih dulu lahir.


-Terjadi Glomerular Capillary Endotheliosis akibat sel endotel glomerular membengkak
diserai deposit fibril.
-Gagal ginjal akut terjadi akibat nekrosis tubulus ginjal.Bila sebagian besar kedua korteks
ginjal mengalami nekrosis,maka terjadi nekrosis korteks ginjal yang bersifat
ireversibel.
-Dapat terjadi kerusakan intrinsic jaringan ginjal akibat vasospasme pembuluh
darah.Dapat diatasi dengan pemberian DOPAMIN agar terjadi vasodilatasi pembuluh
darah ginjal.
Proteinuria
- Bila proteinuria timbul :

Sebelum hipertensi,umunya merupakan gejala penyakit ginjal.


Tanpa hipertensi,maka dapat dipertimbangkan sebagai penyulit kehamilan.
Tanpa kenaikaan tekanan darah diastolic 90 mmHg,umumnya ditemukan pada infeksi
saluran kencing atau anemia.Jarang ditemukan proteinuria pada tekanan diastolic <90
mmHg. 1

- Proteinuria merupakan syarat untuk diagnosis preeclampsia ,tetapi proteinuria umumnya timbul
jauh pada akhir kehamilan,sehingga sering dijumpai preeclampsia tanpa proteinuria,karena janin
sudah lahir lebih dahulu.
6

- Pengukuran proteinuria,dapat dilakukan dengan (a) urin dipstick :100 mg/l atau+1,sekurangkurangnya diperiksa 2 kali urin acak selang 6 jam dan (b) pengumpulan proteinuria dalam 24
jam.Dianggap patologis bila besaran proteinuria 300 mg/24 jam.
Asam urat serum (uric acid serum) :umumnya meningkat 5 mg/cc
Hal ini disebabkan oleh hipovolemia,yang menimbulkan menurunnya aliran darah ginjal
dan mengakibatkan menurunnya filtrasi glomerulus,sehingga menurunnya sekresi asam
urat.peningkatan asam urat dapat terjadi juga akibat jaringan. 1
Kreatinin
Sama halnya dengan kadar asam urat serum,kadar kreatinin plasma pada preeclampsia
juga

meningkat.Hal

ini

menurun,mengakibatkan

disebbakan

menurunnya

oleh
filtrasi

hipovolemia,maka

aliran

glomerulus,sehingga

darah

menurunnya

ginjal
sekresi

kreatinin,disertai peningkatan kreatinin plasma.Dapat mencapai kadar kreatinin plasma 1


mg/cc,dan biasanya terjadi pada preeclampsia berat dengan penyulit pada ginjal. 1
Oliguria dan anuria
Oliguria dan anuria terjadi karena hipovolemia sehingga aliran darah ke ginjal menurun
yang mengakibatkan produksi urin menurun (oliguria),bahkan dapat terjadi anuria.Berat
ringannya oliguria menggambarkan berat ringannya hipovolemia.Hal ini berarti menggambarkan
pula berat ringannya preeclampsia.Pemberian cairan intravena hanya karena oliguria tidak
dibenarkan.
Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal.Pada preeclampsia kadar
elektrolit total sama seperti hamil normal,kecuali bila diberi diuretikum banyak,restriksi
konsumsi garam atau pemberian cairan oksitosin yang bersifat antidiuretik.
Preeklampsia
keseimbangan

asam

berat

yang

basa.Pada

mengalami
waktu

hipoksia

terjadi

kejang

dapat

menimbulkan

eklampsia

kadar

gangguan
bikarbonat

menurun,disebabkan timbulnya asidosis laktat dan akibat kompensasi hilangnya karbon dioksida.

Kadar natrium dan kalium pada preeclampsia sama dengan kadar hamil normal,yaitu
sesuai dengan proporsi jumlah air dalam tubuh.Karena kadar natrium dan kalium tidak berubah
pada preeklampsian,maka tidak terjadi retensi natrium yang berlebihan.Ini berarti pada
preeclampsia tidak diperlukan restriksi konsumsi garam. 1
Tekanan osmotic koloid plasma/tekanan onkotik
Osmolaritas serum dan tekanan onkotik menurun pada umur kehamilan 8 minggu.Pada
preeclampsia tekanan onkotik makin menurun karena kebocoran protein dan peningkatan
permeabilitas vascular.
Koagulasi dan fibrinolisis
Gangguang koagulasi pada preeclampsia ,misalnya trombositopenia,jarang yang
berat,tetapi sering dijumpai.Pada preeclampsia terjadi peningkatan FDP,penurunan antitrombin
III,dan peningkatan fibronektin. 1
Viskositas darah
Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma,molekul makro;fibrinogen dan
hematokrit.Pada preeclampsia viskositas darah meningkat,mengakibatkan meningkatnya
resistensi perifer dan menurunnya aliran darah ke organ.
Hematokrit
Pada hamil normal hematokrit menurun karena hipervolemia,kemudian meningkat lagi
pada trimester III akibat peningkatan produksi urin.Pada preeclampsia hematokrit meningkat
karena hipovolema yang menggambarkan beratnya preeclampsia.
Edema
Edema dapat terjadi pada kehamilan normal.Edema yang terjadi pada kehamilan
mempunyai banyak interpretasi,misalnya 40% edema dijumpai pada hamil normal,60% edema
dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi,dan 80% edema dijumpai pada kehamilan dengan
hipertensi dan proteinuria.

Edema terjadi karena hipoalbuminemia atau kerusakan sel endotel kapilar.Edema yang patologik
adalah edema yang nondependent pada muka dan tangan,atau edema generalisata ,dan biasanya
disertai dengan kenaikan berat badan yang cepat. 1
Hematologik
Perubahan

hematologic

disebabkan

oleh

hipovolemia

akibat

vasospasme

,hipoalbuminemia hemolisis mikroangiopatik akibat spasme arteriole dan hemolisis akibat


kerusakaan endotel arteriole.Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan hematokrit akibat
hipovolemia,

peningkatan

viskositas

darah,

trombositopenia,

dan

gejala

hemolisis

mikroangiopatik.
Disebut trombositopenia bila trombosit < 100.000 sel/ml.Hemolisis dapat menimbulkan
obstruksi eritrosit.
Hepar
Dasar perubahan pada hepar ialah vasospasme ,iskemia,dan perdarahan.Bila terjadi
perdarahan pada sel periportal lobus perifer,akan terjadi nekrosis sel hepar dan peningkatan
enzim hepar.Perdarahan ini dapat meluas hingga di bawah kapsula hepar dan disebut subkapsular
hematoma. Subkapsular hematoma menimbulkan rasa nyeri di daerah epigastrium dan dapat
menimbulkan rupture hepar, sehingga perlu pembedahan. 1
Neurologik
Perubahan neurologic dapat berupa:
-

Nyeri kepala disebabkan hiperfungsi otak, sehingga menimbulkan vasogenik edema


Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi gangguan visus. Gangguan
visus dapat berupa: pandangan kabur, skotomata, amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas

adanya kelainan dan ablasio retina (retinal detachment)


Hiperrefleksi sering dijumpai pada preeklamsia berat, tetapi bukan faktor prediksi

terjadinya eklamsia
Dapat timbul kejang eklamptik. Penyebab kejang eklamptik belum diketahui dengan
jelas. Faktor-faktor yang menimbulkan kejang eklamptik ialah edema serebri,
vasospasme serebri dan iskemia serebri.

Perdarahan intracranial meskipun jarang dapat terjadi pada preeklamsia berat dan
eklampsia.

Kardiovaskular
Perubahan kardiovaskular disebabkan oleh peningkatan cardiac afterload akibat
hipertensi dan penurunan cardiac preload akibat hipovolemia.
Paru
Penderita preeklamsia berat mempunyai resiko besar terjadinya edema paru.Edema paru
dapat disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel pada pembuluh darah kapiler
paru dan penurunan diuresis. 1
Janin
Preeklamsia dan eklamsia member pengaruh buruk pada kesehatan janin yang disebabkan
oleh menurunnya perfusi utero plasenta, hipovolemia, vasospasme, dan kerusakan sel endotel
pembuluh darah plasenta.
Dapak preeklamsia dan eklamsia pada janin adalah:
-

Intrauterine growth restreiction (IUGR) dan oligohidramnion


Kenaikan morbiditas dan mortalitas janin, secara tidak langsung akibat intrauterine
growth restriction, prematuritas, oligohidramnion, dan solusio plasenta. 1

Pencegahan Preeklamsia
Yang dimaksud pencegahan ialah upaya untuk mencegah terjadinya preeklamsia pada perempuan
hamil yang mempunyai resiko terjadinya preeklamsia. Preeklamsia adalah suatu sindroma dari
proses implantasi sehingga tidak secara keseluruhan dapat dicegah.
Pencegahan dapat dilakukan dengan nonmedical dan medical:
-

Pencegahan dengan nonmedical


Pencegahan nonmedical adalah pencegahan dengan tidak memberikan obat.
Cara yang paling sederhana ialah melakukan tirah baring. Di Indonesia tirah baring masih
diperlukan pada mereka yang mempunyai resiko tinggi terjadinya preeklamsia meskipun
10

tirah baring tidak terbukti mencegah terjadinya preeklamsia dan mencegah persalinan

preterm.Restriksi garam tidak terbukti dapat mencegah terjadinya preeklamsia.


Hendaknya diet ditambah suplemen yang mengandung:
a. Minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh misalnya omega-3 PUFA
b. Antioksidan: vitamin C, vitamin E, -karoten, CoQ10, N-asetilsistein , asam lipoik
c. Elemen logam berat: zinc, magnesium, kalsium
Pencegahan dengan medical
Pencegahan dapat pula dilakukan dengan pemberian obat meskipun belum ada bukti yang
kuat.Pemberian diuretic tidak terbukti mencegah terjadinya preeklamsi bahkan
memperberat hipovolemia.Antihipertensi tidak terbukti mencegah terjadinya preeklamsia.
Pemberian kalsium: 1500-2000 mg/hari dapat dipakai sebagai suplemen pada resiko
tinggi terjadinya preeklamsia. Selain itu dapat pula diberikan zinc 200 mg/hari
magnesium 365 mg/hari. Obat antitrombotik yang dianggap dapat mencegah preeklamsia
ialah aspirin dosis rendah rata-rata dibawah 100 mg/hari atau dipiridamole. Dapat juga
diberikan obat-obatan antioksidan, misalnya vitamin C, vitamin E, -karoten CoQ10, Nasetilsistein , asam lipoik

Perawatan dan pengobatan preeclampsia berat


Pengelolaan preeclampsia dan eklampsia mencakup pencegahan kejang,pengobatan
hipertensi,pengelolaan cairan,pelayanan suportif terhadap penyulit organ yang terlibat,dan saat
yang tepat untuk persalinan. 1
Monitoring selama di rumah sakit
Pemeriksaan sangat teliti diikuti dengan observasi harian tentang tanda-tanda klinik
berupa ;nyeri kepala,gangguan visus,nyeri epigastrium,dan kenaikan cepat berat badan.Selain
itu,perlu dilakukan penimbangan berat badan,pengukuran proteinuria,pengukuran tekanan
darah,pemeriksaan laboratorium,dan pemeriksaan USG dan NST.

Manajemen umum perawatan preeclampsia berat


Perawatan preeclampsia berat sama halnya dengan perawatan preeclampsia ringan dibagi
menjadi dua unsur:
-Sikap terhadap penyakitnya,yaitu pemberian obat-obat atau terapi medisinalis.
11

-Sikap terhadap kehamilannya ialah :

Aktif :manajemen agresif,kehamilan diakhiri (terminasi) setiap saat bila keadaan


hemodinamika sudah stabil. 1

Sikap terhadap penyakit;pengobatan medikamentosa

Penderita preeclampsia berat harus segera masuk rumah sakit untuk rawat inap dan
dianjurkan tirah baring miring ke satu sisi (kiri)
Perawatan yang penting pada preeclampsia berat ialah pengelolaan cairan karena
penderita preeclampsia dan eklampsia mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya edema
paru dan oliguria.Sebab terjadinya keadaan tersebut belum jelas,tetapi faktor yang sangat
menentukan

terjadinya

edema

paru

dan

oliguria

ialah

hopovolemia

,vasospasme,kerusakan sel endotel,penurunan gradient tekanan onkotik koloid.pulmonary


capillary wedge pressure.
Oleh karena itu,monitoring input cairan (melalui oral ataupun infus) dan output cairan
(melalui urin) menjadi sangat penting.Artinya harus dilakukan pengukuran secara tepat
berupa jumlah cairan yang dimasukkan dan dikeluarkan melalui urin.Bila terjadi tandatanda edema paru,segera dilakukan tindakan koreksi.Cairan yang diberikan dapat berupa
(a) 5% Ringer- dekstrose atau cairan garam faali jumlah tetesan ,125 cc/jam atau (b) Infus
Dekstrose 5% yang tiap 1 liternya diselingi dengan infuse Ringer laktat (60-125 cc/jam )
500 cc.
Dipasang Foley catheher untuk mengukur pengeluaran urin.Oliguria terjadi bila produksi
urin <30 cc/jam dalam 2-3 jam atau <500 cc/24 jam.Diberikan antasida untuk
menetralisir asam lambung sehingga bila mendadak kejang ,dapat risiko asam lambung

yang sangat asam.Diet yang cukup protein,rendah karbohidrat ,lemak dan garam. 1
Pemberian obat antikejang

-Obat antikejang adalah :

MgSO4
Contoh obat-obat lain yang dipakai untuk antikejang :
o Diazepam
o Fenitoin

12

Difenihidantoin obat antikejang untuk epilepsy telah banyak dicoba pada


penderita eklampsia
Beberapa peneliti telah memakai bermacam-macam regimen.Fenitoin sodium
mempunyai khasiat stabilisasi membrane neuron,cepat masuk jaringan otak dan efek
antikejang terjadi 3 menit setelah injeksi intravena.Fenitoin sodium diberikan dalam
dosis 15 mg/kg berat badan dengan pemberian intravena 500 mg/menit.Hasilnya
tidak lebih baik dari Magnesium sulfat.Pengalaman pemakaian fenotoin di beberapa
senter di dunia masih sedikit.
Pemberian magnesium sulfat sebagai antikejang lebih efektif dibanding
fenitoin,berdasar Cochrane Review terhadap enam uji klinik,yang melibatkan 897
penderita eklampsia.
Obat antikejang yang banyak dipakai di Indonesia adalah magnesium sulfat
(MgSO47H20).
Magnesium sulfat menghambat atau menurunkan kadar asetillkolin pada
rangsangan serat saraf dengan menghambat transmisi neuromuscular.Transmisi
neuromusklar membutuhkan kalsium pada sinaps.Pada pemberian magnesium
sulfat,magnesium akan menggeser kalsium,sehingga aliran rangsangan tidak terjadi
(terjadi kompetitif inhibition antara ion kalsium dan ion magnesium ).Kadar kalsium
yang tinggi dalam darah dapat menghambat kerja magnesium sulfat.Magnesium
sulfat sampai saat ini tetap menjadi pilihan pertama untuk antikejang pada
preeclampsia atau eklampsia.Banyak cara pemberian magnesium sulfat. 1
Cara pemberian:
Magnesium sulfat regimen

Loading dose:initial dose


4 gram MgSO4:intravena (40% dalamn 10 cc) selama 15 menit)

Maintenance Dose:
Diberikan infuse 6 gram dalam larutan ringer /6 jam;atau diberikan 4 atau 5 gram
i.m.Selanjutnya maintenance dose diberikan 4 gram i.m. tiap 4-6 jam.
13

Syarat-syarat pemberian MgSO4 :


1. Harus tersedia antodotum MgSO4,bila terjadi intoksikasi yaitu kalsium
glukonad 10%=1 g (10%) dalam 10 cc) diberikan i.v. 3 menit
2. Refleks patella (+) kuat
3. Frekuensi pernapasan >16 kali/menit,tidak ada tanda-tanda distress napas.
Magensium sulfat dihentikan bila:
-Ada tanda-tanda intoksikasi
-Setelah 24 jam, pascapersalinan atau 24 jam setelah kejang terakhir.

o
o
o
o

Dosis teraupetik dan toksis MgSO4


Dosis terapetik
Hilangnya refleks tendon
Terhentinya pernapasan
Terhentinya jantung

4-7mEq/liter
10 mEq/liter
15mEq/liter
>39 mEq/liter

4,8-8,4 mg/dl
12 mg/dl
18 mg/dl
>36 mg/dl

Pemberian magnesium sulfat dapat menurunkan risiko kematian ibu dan


didapatkan 50% dari pemberiannya menimbulkan efek flushes (rasa panas).
-Bila terjadi refrakter terhadap pemberian MgSO4,maka diberikan salah satu obat berikut
:thiopental sodium,sodium amobarbital,diazepam,atau fenitoin.

Diuretikum tidak diberikan secara rutin,kecuali bila ada edema paru-paru,payah


jantung kongestif atau anasarka.Diuretikum yang dipakai ialah furosemida.Pemberian
diuretikum dapat merugikan,yaitu memperberat hipovolermia,memperburuk perfusi
utero-plasenta,meningkatkan hemokonsentrasi,menimbulkan dehidrasi pada janin,dan
menurunkan berat janin.

Pemberian antihipertensi
Masih banyak pendapat dari beberapa Negara tentang penentuan batas (cut off)

tekanan darah,untuk pemberian antihipertensi.


Misalnya Belfort mengusulkan cut ff yang dipakai adalah 160/110 mmHg dan
MAP 126 mmHg.
Di RSU Dr.Soetomo Surabaya batas tekanan darah pemberian antihipertensi ialah
apabila tekanan sistolik 180 mmHg dan/atau tekanan diastolic 110 mmHg.Tekanan
14

darah diturunkan secara bertahap,yaitu penurunan awal 25% dari tekanan sistolik dan
tekanan darah diturunkan mencapai <160/105 atau MAP ,125.
Jenis hipertensi yang diberikan bervariasi.
Berdasarkann Cochrane Review atas 40 studi evaluasi yang melibatkan 3.797
perempuan hamil dengan preeklammpsia,Duley menyimpulkan,bahwa pemberian
antihipertensi pada preeclampsia ringan maupun preeclampsia berat tidak jelas
kegunaannya.Di sisi lain Hendorson,dalam Cochrane Review,juga meneliti 24 uji klinik
yang melibatkan 2.949 ibu dengan hipertensi dalam kehamilan,menyimpulkan bahwa
sampai didapatkan bukti yang lebih teruji,maka pemberian jenis antihipertensi diserahkan
kepada para klinikus masing-masing,yang tergantung pengalaman dan pengenalan
dengan obat tersebut.Ini berarti hingga sekarang belum ada antihipertensi yang terbaik
untuk pengobatan hipertensi dalam kehamilan.
Namun yang harus dihindari secara mutlak,sebagai antihipertensi ,ialah pemberian
diazokside,ketanserin,nimodipin,dan magnesium sulfat.
-Antihiperternsi lini pertama
Nifedipin
Dosis 10-20 mg per oral,diulangi setelah 30 menit;maksimum 120 mg dalam 24
jam.
-Antihipertensi lini kedua
Sodium nitroprusside:0,25 g i.v./kg/menit,infuse;ditingkatkan 0,25 g 1.v.//kg/5
menit
Diazokside :30-60 mg i.v./5 menit;atau i.v.infus 10 mg/menit/dititrasi.
-Antihipertensi sedang dalam penelitian
Calcium channel blockers :isradipin,nimodipin
Serotonin reseptor antagonis :ketan serin
Jenis obat antihipertensi yang diberikan di Indonesia adalah :
Nifedipin
Dosis awal:10-20 mg,diulangi 30 menit bila perlu.Dosis maksimum 120 mg per
24 jam.
Nifedipin tidak boleh diberikan sublingual karena efek vasodilatasi sangat
cepat,sehingga hanya boleh diberikan per oral.
15

Jenis obat antihipertensi yang diberikan di Amerika adalah hidralalazin (apresoline)


injeksi ( di Indonesia tidak ada),suatu vasodilator langsung pada arteriole yang menimbulkan
refleks takikardia,peningkatan cardiac output,sehingga memperbaiki perfusi uteroplasenta.Obat antihipertensi lain adalah labetalol injeksi,suatu 1 blocker,non selektif
blocker.Obat-obat antihipertensi yang tersedia dalam bentuk suntikan di Indonesia ialah
klonidine (Catapres).Satu Ampul mengandung 0,15 mg/cc.
Klonidine 1 ampul dilarutkan dalam 10 cc larutan garam faali atau larutan air untuk
suntikan.1
-Edema paru
Pada Preeklampsia berat,dapat terjadi edema paru akibat kardiogenik (payah jantung)
ventrikel kiri akibat peningkatan afterload) atau non-kardiogenik (akibat kerusakan sel
endotel pembuluh darah kapilar paru).
Prognosis preeclampsia berat menjadi buruk bila edema paru disertai oliguria.
-glukokortikoid
Pemberian glukokortikoid untuk pematangan paru janin tidak merugikan ibu.Diberikan
pada kehamilan 32-34 minggu,2x24 jam.Obat ini juga diberikan pada sindrom HELLP.
Sikap terhadap kehamilannya
Penelitian Duley,berdasar Cochrane Review,terhadap dua uji klinik,terdiri atas 133 ibu
dengan preeclampsia berat hamil preterm,menyimpulkan bahwa belum ada cukup data untuk
memberi rekomendasi tentang sikap terhadap kehamilannya pada kehamilan preterm.
Berdasar Williams Obstetrics,ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejalagejala preeclampsia berat selama perawatan;maka sikap terhadap kehamilannya dibagi
menjadi ;
1.Aktif (aggressive management):berarti kehamilan segera diakhiri/diterminasi bersamaan
dengan pemberian pengobatan medikamentosa.
2.Konservatif (ekspektatif):berarti kehamilan tetap dipertahankan bersamaan dengan
pemberian pengobatan medikamentosa.

Perawatan aktif (agresif) :sambil memberi pengobatan ,kehamilan diakhiri.

-Indikasi perawatan aktif bila didapatkan satu/lebih keadaan di bawah ini :


16

Ibu
Umur kehamilan 37 minggu.Lockwood dan Paidas mengambil batasan umur
kehamilan >37 minggu untuk preeclampsia ringan dan batasan umur kehamilan
37 minggu untuk preeclampsia berat.
Adanya tanda-tanda /gejala-gejala Impending Eclampsia
Kegagalan terapi pada perawatan konservatif,yaitu :keadaaan klinik dan

laboratorik memburuk.
Diduga terjadi solusio plasenta
Timbul onset persalinan,ketuban pecah,atau perdarahan.
Janin
Adanya tandatanda fetal distress
Adanya tanda-tanda intra-uterine growth restriction (IUGR)
NST nonreaktif dengan profil biofisik abnormal
Terjadinya oligohidramnion
Laboratorik
Adanya tanda-tanda Sindroma HELLP khususnya menurunya trombosit dengan
cepat.

-Cara mengakhiri kehamilan (terminasi kehamilan) dilakukan berdasar keadaan obstetric


pada waktu itu,apakah sudah inpartu atau belum. 1

Perawatan Konservatif
Indikasi perawatan konservatif ialah bila kehamilan preterm 37 minggu tanpa disertai
tanda-tanda impending eclampsia dengan keadaan janin baik.
Diberi pengobatan yang sama dnegan pengobatan medikamentosa pada pengelolaan
secara aktif.Di bagian Kebidanan RSU Dr.Soetomo Surabaya,pada perawatan pengelolaan
secara aktif.Di bagian kebidanan RSU Dr. Soetomo Surabaya pada perawatan konservatif
preeclampsia,loading dose MgSO4 ,tidak diberikan secara i.v.,cukup i.m saja.
Selama perawatan konservatif;sikap terhadap kehamilannya ialah hanya observasi dan
evaluasi sama seperti perawatan aktif,kehamilan tidak diakhiri.
Magnesium sulfat dihentikan bila ibu sudah mencapai tanda-tanda preeclampsia
ringan,Selambat-lambatnya dalam waktu 24 jam.Bila setelah 24 jam tidak ada
perbaikan,keadaan ini dianggap sebagai kegagalan pengobatan medikamentosa dan harus

17

diterminasi.Penderita boleh dipulangkan bila kembali ke gejala-geala atau tanda-tanda


preeclampsia ringan. 1
Penyulit Ibu
-Sistem saraf pusat
Perdarahan

intracranial,thrombosis

vena

sentral,hipertensi

ensefalopati,edema

serebri,edema retina,macular atau retina detachment dan kebutaan korteks.


-Gastrointestinal-hepatik:subskapular hematoma hepar,rupture kapsul hepar.
-Ginjal :gagal ginjal akut,nekrosis tubular aktif.
-Hematologik :DIC,trombositopenia dan hematoma luka operasi.
-Kardiopulmonar:edema

paru

kardiogenik

atau

nonkardiogenik,depresi

atau

arrest,pernapasan,kardiak arrest,iskemia miokardium


-Lain-lain :asites,edema laring,hipertensi yang tidak terkendalikan. 1
Penyulit janin
Penyulit yang dapat terjadi pada janin ialah intrauterine fetal growth restriction,solusio
plasenta,prematuritas,sindroma distress napas,kematian janin intrauterine,kematian neonatal
perdarahan intraventrikular,necrotizing enterocolitis,sepsis,cerebral palsy. 1

DAFTAR PUSTAKA
1. Mose, J.C dan Alamsyah, M.
2.

Ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo.Edisi 4.

Jakarta:P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;2011


WHO. 2006. Managing Prolonged and Obstructed Labour. Education for

Safe

Motherhood, 2nd edition. Department of Making Pregnancy safer. WHO: Geneva


3. Cunningham, F.G, et al. 2010. Williams Obstetric, 23rd edition. Mc Graw Hill: New
York
18

4. Enkin, et al. 2000. A Guide to Effective care in Pregnancy and Child Birth, 3rd Edition.
Oxfod University Press: London
5. Manuaba I. A, et al. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta:EGC;2007
6. Yulianti, D.Buku Saku Manajemen dan Komplikasi Kehamilan dan Persalinan.
Jakarta:EGC;2006

19

Anda mungkin juga menyukai