(KNF)
M. Nauval
H1A 007 042
pendahuluan
ANATOMI NASOFARING
Etiologi
1. Genetik
Analisis genetik pada populasi endemik menunjukkan orang-orang
dengan kelemahan pada gen HLA memiliki resiko dua kali lebih tinggi
untuk menderita karsinoma nasofaring.
2. Lingkungan
Penelitian-penelitian menunjukkan konsumsi makanan yang
mengandung volatile nitrosamine (misalnya ikan asin), paparan
formaldehide, akumulasi debu kapas, asam, caustic, proses pewarnaan
kain, merokok, nikel, alkohol, dan infeksi jamur pada cavum nasi
meningkatkan resiko terjadinya karsinoma nasofaring.
3. Virus Ebstein-Barr
Infeksi EBV pada manusia bermanifestasi menjadi beberapa bentuk
penyakit. Virus ini dapat menyebabkan infeksi mononukleosis, limfoma
burkit dan karsinoma nasofaring. Infeksi EBV-1 dan EBV-2 telah
dihubungkan dengan kejadian karsinoma nasofaring di Cina Selatan,
Asia Tenggara, Mediterania, Afrika, dan Amerika Serikat.
Patologi
Bentuk ulseratif
Bentuk ini paling sering terdapat pada dinding posterior dan di
daerah sekitar fosa rosenmulleri. Juga dapat ditemukan pada
dinding lateral didepan tuba eustachius dan pada bagian atap
nasofaring. Lesi ini biasanya lebih kecil disertai dengan jaringan
yang nekrotik dan sangat mudah mengadakan infiltrasi ke
jaringan sekitarnya. Gambaran histopatologik bentuk ini adalah
karsinoma sel skuamosa deengan diferensiasi baik.
Bentuk noduler/lubuler/proliferative
Tumor jenis ini berbentuk seperti buah anggur atau polipoid.
Gambaran histopatologik bentuk ini biasanya karsinoma tanpa
diferensiasi.
Bentuk eksofitikGambaran histopatologik berupa
limfasarkoma.
Manifestasi Klinis
Stadium
Berdasarkan TNM tersebut, stadium dapat
dibagi menjadi:
Stadium I : T1 N0 M0
Stadium II
: T2 N0 M0
Stadium III : T3 N0 M0
T1, T2, T3, N1 M0
Stadium IV : T4 N0, N1 M0
T1 T4 N2,N3 M0
T1 T4 N0 N3 M1
DIAGNOSIS
Terapi
Supportif
Operatif
Radioterapi
Kemoterapi
Immunoterapi
KOMPLIKASI
Petrosphenoid sindrom
Tumor tumbuh ke atas ke dasar tengkorak lewat
foramen laserum sampai sinus kavernosus
menekan saraf N. III, N. IV, N.VI juga menekan
N.II.
Retroparidean sindrom
Tumor tumbuh ke depan ke arah rongga hidung
kemudian dapat menginfiltrasi ke sekitarnya.
Tumor ke samping dan belakang menuju ke arah
daerah parapharing dan retropharing dimana
ada kelenjar getah bening. Tumor ini menekan
saraf N. IX, N. X, N. XI, N. XII
Prognosis