Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom.I)
Oleh
Isnaini S.
NIM: 107053002269
LEMBAR PERNYATAAN
Isnaini S.
ABSTRAK
Isnaini S. Manajemen Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji Dinas Kesehatan
Kota Tangerang Pada Musim Haji Tahun 2010. Dibawah bimbingan Drs.
Hasanuddin Ibnu Hibban, MA
Dari tahun ke tahun jamaah haji semakin bertambah, sepanjang sejarah
pelaksanaan ibadah haji selalu mendapatkan perhatian khusus. Banyak
komponen dalam penyelenggaraan ibadah haji, komponen itu mulai dari
pendaftaran, transportasi, akomodasi, keamanan, katering, dan kesehatan.
Dalam rangkaian penyelenggaraan ibadah haji menunjukkan bahwa hingga
dewasa ini pelaksanaan ibadah haji telah mengalami perkembangan.
Seiring perkembangan dan meningkatnya ekonomi Indonesia,
meningkat pula jumlah jamaah haji dan bahkan belakangan ini jumlah
pendaftarnya melampaui kuota yang telah ditetapkan. Sebagai konsekuensinya
dari meningkatnya jumlah jamaah haji, maka komponen-komponen
penyelenggaraan haji perlu ditingkatkan seperti akomodasi, katering,
transportasi dan kesehatan. Dalam implementasinya, bentuk pelayanan
mengalami perubahaan khusus dalam bidang kesehatan. Proses persiapan
keberangkatan jamaah haji diperketat dengan adanya penambahan
pemeriksaan, yakni pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak Departemen
Agama dan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak Departemen Kesehatan.
Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai dengan ketentuan
isthithoah (mampu) secara jasmani dan rohani.
Untuk penelitian ini, penulis menggunakan metodologi penelitian
pendekatan deskriptif kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan memilih metode kualitatif ini,
penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat.
Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan metode deskriptif
yang mana metode deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau prediksi.
Hasil penelitian ini penulis dapat disimpulkan bahwa sistem
manajemen pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tangerang meliputi
fungsi manajemen yaitu perencanaan dalam bimbingan, penyuluhan dan
pelayanan kesehatan, pengorganisasian pada pihak Dinas Kesehatan Kota
Tangerang dan pihak puskesmas, penggerakkan dengan menjalankan
perencanaan yang telah ditetapkan, pengawasan dengan menetapkan ukuran
standar pengawasan, dan evaluasi dilakukan dengan membahas seluruh
rangkaian kegiatan dengan melihat input, proses dan output. Sedangkan untuk
aspek kesehatan yang dilayani Dinas Kesehatan meliputi pemeriksaan fisik
dari kepala hingga perut, pemeriksaan penunjang yaitu penmeriksaan
laboratorium yang mencakup test darah, urin, kehamilan dan vaksinasi haji
mencakup imunisasi meningitis meningokokus dan imunisasi influeza.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kupanjatkan kehadirat Allah
swt yang telah memberikan nikmat serta karuniaNya sehingga tangan ini masih
mampu menorehkan kata demi kata untuk menjadi sebuah karya yang bermakna.
Shalawat serta salam penulis haturkan kepada para nabi dan rasul, Muhammad SAW
kepada keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir
zaman. Karena beliaulah yang menjadi suri tauladan bagi kami agar menjadi insan
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Dalam penulisan skripsi ini,penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang tak terhingga kepada semua pihak yang
membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun
materil, karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Ayahanda Akhmad Sofuan dan Ibunda Mustakimah yang terus menjadikan
penulis mengerti arti perjalanan hidup yang di ridhoi Allah. Dan memberikan
banyak perhatian, pengorbanan, motivasi, cinta, kasih sayang yang tulus
ikhlas terus beliau berikan sehingga penulis dapat tegar dan semangat dalam
menyelesaikan skripsi ini, mama. hanya ucapan terima kasih yang tak
ii
terhingga yang dapat penulis ucapkan. Penuh doa semoga Allah akan
membalas kebaikan yang telah diberikan. I love you so much mama bapak.
2. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
3. Drs. Cecep Castrawijaya , MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah,
selaku Ketua Munaqasah dan Penguji II, yang telah banyak membantu penulis
dalam menyelesaikan studi di Jurusan Manejemen Dakwah serta memberikan
masukan dan arahan untuk membantu penulis dalam memperbaiki skripsi ini.
4. H. Mulkanasir, BA., Spd, MM Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, yang
telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Jurusan
Manajemen Dakwah.
5. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberikan nasihat dan arahan kepada
penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga Allah
selalu memberikan rahmat dan perlindungannya.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini
telah memberikan ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan
bermanfaat bagi penulis.
iii
Akhir kata penulis berharap semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, doa
dan harapan kita semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
Dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan bagi segenap keluarga besar Jurusan Manajemen Dakwah pada Khususnya.
Isnaini S.
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...........................................................
D. Metodologi Penelitian...............................................................
vi
MANAJEMEN
PELAYANAN
KESEHATAN
JAMAAH HAJI
A. Manajemen Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji ........................ 48
1. Menentukan Perencanaan (Planning) .................................. 48
2. Melakukan pengorganisasian (Organizing) ......................... 56
3. Mengadakan Penggerakkan (Actuating) .............................. 60
4. Menjalankan Pengawasan (Controlling).............................. 62
5. Melaksanakan Evalusi (Evaluating) .................................... 65
B. Aspek Kesehatan Yang Dilayani Dinas Kesehatan Kota
Tangerang ................................................................................ 65
C. Analisis terhadap Manajemen Pelayanan Kesehatan Jamaah
Haji dan Aspek Kesehatan yang Dilayani ................................. 68
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 80
B. Saran ........................................................................................ 81
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 82
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Artinya : Allah telah menjadikan kabah, rumah suci itu sebagai pusat
(peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia.(QS. Al-Maidah :
97).
Bagi setiap muslim, termasuk muslim di Indonesia, ibadah haji memiliki
makna sangat penting. Dalam konteks Indonesia, ibadah haji tidak hanya
dilihat sebagai salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan kaum
Muslimin bagi mereka yang mampu tetapi juga memiliki makna sosiologis
dan historis sangat berarti. Secara sosiologis dan historis, dapat dikatakan
bahwa perkembangan Islam Indonesia tidak bisa terlepas dari ibadah haji.2
1
2
17
dan
meningkatnya
ekonomi
Indonesia,
meningkat pula jumlah jamaah haji dan bahkan belakangan ini jumlah
pendaftarnya melampaui kuota yang telah ditetapkan. Sebagai konsekuensinya
dari meningkatnya
komponen-komponen
jamaah
haji
diperketat
dengan
adanya
penambahan
Ahmad Nizam dan Alatif Hasan, Manajemen Haji, (Jakarta : Zikru Hakim, 2000), h. 78
dalam
menjaga
kesehatan
jamaah
haji
dari
sebelum
Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.9
159
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan
deskriptif kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.
Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis mengharapkan
dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. Ditinjau dari sifat
penyajian datanya, penulis menggunakan metode deskriptif yang mana
metode deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau prediksi.6
2. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang
yang dapat memberikan informasi refresentatif, mereka terdiri dari kepala
seksi bagian pelayanan kesehatan dan para jajaran bagian haji/staf haji
serta jamaah haji yang telah dibantu oleh Dinas Kesehatan Kota
Tangerang
pada bulan Januari dan berakhir pada bulan Maret 2011. Pada musim haji
tahun 2010.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Maka penulis
menggunakan jenis penelitian di antaranya yaitu field research (penelitian
lapangan), penulis mengadakan jenis penelitian dengan datang langsung ke
lapangan (objek) penelitian di Dinas Kesehatan Kota Tangerang,
sedangkan data yang diperoleh dari metode ini merupakan data primer
(utama) penelitian.
Dalam penelitian lapangan ini, penulis juga menggunakan beberapa teknik
untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan di
antaranya sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti.7 Penulis melakukan penelitian
dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait
dengan masalah pelayanan kesehatan jamaah haji yang dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
b. Wawancara
Wawancara (interview) ialah Tanya jawab lisan antara penulis
dengan Kasi Haji dan Staff Jajarannya yang di dalamnya terdiri dari
ketua bidang P2PL, ketua seksi P21, staff P2I, dan pihak puskesmas.
7
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2003)CET. Ke-4, h. 53
Ibid, h. 73
10
e. Teknik Penulisan
Dalam penulisan ini, penulis berpedoman pada buku. Pedoman
penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), yang disusun oleh
tim penulis UIN JAKARTA dan di terbitkan oleh CEQDA UIN
Jakarta pada tahun 2007.
E. Tinjauan Pustaka
Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang harus
diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun setelah penulis
mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya penulis menemukan beberapa
skripsi yang membahas tentang ibadah haji, judul-judul skripsi tersebut
adalah:
Dzul Kifli Manajemen Pelayanan Jamaah Haji dan Umroh PT.
PATUNA TOUR DAN TRAVEL skripsi mahasiswa Jurusan Manajemen
Dakwah Tahun 2010 ini membahas tentang bagaimana upaya PT. PATUNA
TOUR DAN TRAVEL dalam memberikan pelayanan ibadah haji dan umroh
pada jamaah sesuai dengan teori manajemen customer service serta faktor
pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pelayanaan ibadah haji dan
umroh.
Nur
Agama Jakarta Barat Terhadap Calon Jamaah Haji Skripsi mahasiswi Jurusan
Manajemen Dakwah Tahun 2008 yang berisi tentang perlunya pelayanan
prima KANDEPAG Jakarta Barat terhadap calon jamaah haji, serta bagaimana
11
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun pembahasannya
secara rinci adalah sebagai berikut :
12
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan
pustaka dan sistematika penulisan.
BAB II :
LANDASAN
TEORI
TENTANG
MANAJEMEN
manajemen
pelayanan
kesehatan,
Fungsi
BAB IV :
Pelayanan
Kesehatan
Jamaah Haji,
Aspek
PENUTUP
Kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN
KESEHATAN DAN JAMAAH HAJI DINAS KESEHATAN
KOTA TANGERANG
kesehatan masyarakat
memerlukan
pengatuaran yang baik. Agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai
dengan baik. Proses pengaturan kegiatan ilmiah ini disebut manajemen,
sedangkan proses untuk mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan
kesehatan
masyarakat
disebut
Manajemen
Pelayanan
Kesehatan
Masyarakat.1
Ada beberapa definisi manajemen sebagai berikut : dalam kamus
manajemen, arti dari istilah manajemen, arti dari istilah manajemen
adalah: manajemen, pengurusan, kepemimpinan, ketatalaksanaan, dan
kepengurusan, pengelolaan dan sebagainya.2
Dari segi etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris
yang diambil dari kata to manage yang sinonimnya antara lain to hand
1
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2007), h. 82
2
Moekijat, Kamus Manajemen, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1990), Cet. 4, h. 290-291
13
14
berarti
berarti
mengurus,
mengendalikan,
memimpin
atau
membimbing.3
Dengan sangat bervariasi para ahli manajemen mendefinisikan
manajemen dari sudut pandang mereka. Dapat dikemukakan mengenai
batasan-batasan pengertian manajemen oleh George R Terry, manajemen
merupakan proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan yang
dilakukan untuk menentukan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan
melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber lainnya.4
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di dalam
beerbagai jenis organisasi untuk membantu manajer memecahakn masalah
organisasi, atas dasar pemikiran tersebut, manajemen juga dapat
diterapkan dibidang kesehatan untuk membantu para manajer organisasi
kesehatan memecahkan masalah kesehatan masyarakat. Tujuan umum
sistem
kesehatan
adalah
untuk
meningkatkan
derajat
kesehatan
15
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, (Jakarta:Rineka
Cipta, 2007), h. 83
7
Kmk. No. 442, ttg Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia.Pdf, h. 13
16
Ibid, h. 13
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2007), h. 83-84
10
Ratminto dan Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan, h. 87
9
17
2. Fungsi Manajemen
Fungsi pertama pada manajemen adalah perencanaan atau planning
yaitu pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang
harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa, juga proses dasar di
mana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.11Adapun
perencanaan atau planning adalah tindakan menentukan sasaran yang
ingin dicapai dan tindakan yang seharusnya dilaksanakan.12
Fungsi kedua pada manajemen adalah pengorganisasian atau
organizing. Setiap usaha mencapai tujuan apabila harus melibatkan banyak
orang maka mutlak diperlukan adanya organisasi. Organisasi adalah
bentuk setiap perserikatan manusia untuk pencapaian suatu tujuan
bersama.13 Untuk mencapai tujuan, maka diperlukan berbagai langkah dan
kegiatan, langkah-langkah dirumuskan dan disusun sebagai kegiatan yang
akan
dilaksanakan
untuk
mencapai
tujuan.
Dengan
demikian
18
I, h. 85
15
Diati Julitirsa dan John Suprihanto, Manajemen Suatu Pengantar. (Yogyakarta : BPFE.
1992). Cet. ke-2, h. 101
16
A. A. Gde Munginjaya, Manajemen Kesehatan, (Jakarta : Buku Kedokteran EGC), cet
I, h.96
17
A. A. Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2004),
cet I, h. 49
19
Nomor
1394/Menkes/SK/2002
tentang Penyelenggaraan
tentang
Penyelenggaraan
Ibadah
Haji,
perlu
dilakukan
18
20
19
Ibid, h. 13
21
menyusun
faktor
utama
yang
menjadi
penentu
dalam
22
c. Kompetensi
Pegawai atau karyawan harus memiliki keterampilan dan pengetahuan
yang dibutuhkan.
d. Kesopanan
Pegawai atau karyawan harus bersikap ramah, penuh hormat dan
penuh perhatian.
e. Kredibilitas
Instansi dan pegawai harus bisa di percaya dan memahami keinginan
utama yang diharapkan jamaah.
f. Reabilitas
Pelayanan harus dilaksanakan dengan konsisten dan cermat.
g. Cepat Tanggap
Pegawai harus memberikan tanggapan dengan cepat dan kreatif atas
permintaan dan masalah jamaah.
h. Kepastian
Pelayanan harus bebas dari bahaya, resiko, atau hal-hal yang
meragukan.
i. Hal-hal yang berwujud
Hal-hal yang berwujud pada sebuah pelayanan harus dengan tepat
memproyeksikan mutu pelayanan yang akan diberikan.
j. Memahami atau Mengenali Masyarakat
Pegawai harus memahami kebutuhan masyarakat atau jamaah dengan
memberikan perhatian secara individu.
23
B. Jamaah Haji
1. Pengertian Jamaah Haji
Jamaah adalah kata bahasa Arab yang artinya kompak atau
bersama-sama, ungkapan shalat berjamaah berarti shalat yang
dikerjakan secara bersama-sama dibawah pimpinan seorang imam.
Jamaah juga berarti sekelompok manusia yang terikat oleh sikap,
pendirian, keyakinan, dan tugas serta tujuan yang sama. Islam
menganjurkan umat Islam menggalang kekompakan dan kebersamaan,
yaitu suatu masyarakat yang terdiri dari pribadi-pribadi muslim, yang
berpegang pada norma-norma Islam, menegakkan prinsip taawun
(tolong-menolong) dan (kerja sama) untuk tegaknya kekuatan bersama
demi tercapainya tujuan yang sama.22
Secara substansial haji merupakan bagian dari ritual keagamaan
kaum Muslim yang bersifat personal. Meskipun demikian, sepanjang
sejarahnya pelaksanaan ibadah haji selalu mendapatkan perhatian negara.23
Dalam buku Fiqih Empat Mazhab bagian ibadat (puasa, zakat, haji,
kurban), Abdurrahman al-Zaziri menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan Haji secara bahasa menuju kemuliaan, sedangkan pengertian haji
secara istilah adalah amalan-amalan tertentu dan cara tertentu pula.24
22
Prof. Dr. H. Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta, Djembatan, 1992),
h. 486-487
23
Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta : FDK Press, 2008), hal.
45
24
Abdurrahman al-Zaziri, Fiqih 4 Mazhab Bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji, Kurban),
(Jakarta : Darul Ulum Press, 1996), cet. Ke-1, h. 177
24
Sebagai salah satu rukun Islam, ibadah haji diwajibkan satu kali
sepanjang hidup setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat
utamanya yaitu memiliki kemampuan ekonomi maupun fisik. Faktorfaktor lain yang berhubungan dengan syarat tersebut adalah keamanan,
transportasi, dan akomodasi selama pelaksanaan haji. Seorang muslim
yang melakukan ibadah haji akan melaksanakan rangkaian ritual mulai
dari memakai ihram, thawaf, wukuf dan sebagainya, berikut laranganlarangan yang berkaitan dengan ibadah.25
Sedangkan pengertian jamaah haji yaitu Warga Negara Indonesia
beraganma Islam yang telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah
haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.26
25
Abdul Halim, Ensiklopedi Haji dan Umroh, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2002), h. 84
26
Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, (Pusat Kesehatan Haji
Kementrian Kesehatan RI : 2010), h.9
25
Ibid, h.9-10
26
haji.
Kemampuan
pertama
mencakup
kemampuan
Prof. Dr. Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : Ichtiar Baru Van
Hoeve, 2001), Cet. Ke. 7,h.259
27
28
29
Ibid, h. 259-260
http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7414
:memahami-istithaah-dalam-perspektif-ibadah-haji&catid=61:mimbar-jumat&Itemid=230
30
29
30
c.
istithah dalam
semua
ibadah menjadi
syarat
seumur
hidup.
Kemampuan
yang
harus
dipenuhi
untuk
31
perundangan-undangan
yang
berlaku,
keamanan
dalam
31
Ahmad Nizam dan Alatif Hasan, Manajemen Haji, (Jakarta : Zikru Hakim, 2000), h. 2
32
terhormat, serta memiliki tanggung jawab sosial adalah tauhid, jihad dan
haji.32
Kesehatan ditinjau dari sisi agama yaitu kemampuan dalam ibadah
haji (istithaah) adalah kemampuan material, kemampuan kesehatan,
kemampuan keamanan. Haji adalah ibadah fisik hampir 90% kegiatan
ibadah haji menggunakan fisik yaitu: sholat, towaf, saI, lempar jumroh,
mabit dan perjalanan dari kemah ketempat ibadah, juga dari pondokan ke
tempat ibadah. Semua itu memerlukan kondisi fisik yang prima dan
sehat.33
Salah satu faktor penting bagi jamaah dalam pelaksanaan
rangkaian ibadah haji adalah kondisi kesehatan yang prima bagi jamaah
haji yang sehat, dan kondisi kesehatan yang optimal bagi jamaah haji yang
memang telah mengidap sesuatu penyakit kronis tertentu, agar kegiatan
fisik yang merupakan inti dari ibadah haji itu dapat terlaksana dengan baik
dan benar.34
Upaya menjaga kondisi fisik yang optimal ataupun prima sangat
dianjurkan mulai dari Tanah air, selama perjalanan, dan selama berada di
Tanah Suci. Pada prinsipnya, upaya menjaga kondisi kesehatan untuk
persiapan bernagakt haji, tidaklah begitu berbeda dengan upaya kesehatan
umum yang selalu dianjurkan menurut ilmu kesehatan. Hanya saja,
sebagai tambahan dalam pelaksanaan haji adalah persiapan jamaah dalam
32
33
medik
sebelum
berangkat
sebaiknya
dilakukan
35
Ibid, h. 7
34
36
35
eliminasi faktor resiko kesehatan. Dengan demikian, prosedur dan jenisjenis pemeriksaan mesti ditatalaksana secara holistic.38
Pemeriksaan kesehatan jamaah haji adalah penilaian status
kesehatan bagi jamaah haji yang telah memiliki nomor porsi sebagai upaya
penyiapan kesanggupan ber-haji melalui mekanisme baku pada sarana
pelayanan kesehatan terstandar yang diselenggarakan secara kontinum
(berkesinambungan)dan komprehensif (menyeluruh). Yang dimaksud
kontinum dan komprehensif yaitu : bahwa proses dan hasil pemeriksaan
selaras dan bermanfaat bagi pelayanan kesehatan dalam rangka perawatan
dan pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan jamaah
haji.39
Untuk memberikan pelayanan bagi jemaah haji yang mempunyai
kategori resiko tinggi yaitu kondisi/penyakit tertentu yang terdapat pada
jemaah haji yang dapat memperburuk kesehatannya selama menjalankan
ibadah haji maka mulai tahun 1999 dibentuk kloter khusus bagi jemaah
haji resiko tinggi. Kloter risti ini adalah kloter jemaah haji biasa yang
dipersiapkan bagi jemaah haji resiko tinggi dengan pelayanan khusus di
bidang pelayanan umum, ibadah dan kesehatan serta fasilitas lainnya
untuk menghindarkan lebih beresiko tinggi dengan mengarah kepada
terwujudnya ibadah yang sah, lancar dan selamat.40
38
Ibid. h.7
Ibid. h. 8
40
Ahmad Nizam dan Alatif Hasan, Manajemen Haji, (Jakarta : Zikru Hakim, 2000), h. 2
39
BAB III
TINJAUAN UMUM DINAS KESEHATAN
KOTA TANGERANG
Dalam sebuah pemerintahan daerah didalamnya pasti terdapat departemendepartemen yang membantu berjalanya sebuah pemerintahan. Departemendepartemen terdiri dari beberapa sub bidang, yaitu Dinas Sosial, Dinas Agama,
Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan,
Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian, Dinas Pariwisata, Dinas Tata
Kota, Dinas Kebersihan, dan Dinas Kependudukan. Pada Dinas kesehatan Kota
Tangerang periode pertama tahun 1993-2007 dipimpin oleh dr. H. R. Nuriman
Machsudin, M.Kes. dan pada periode kedua tahun 2007 hingga sekarang dr. Hj,
Lilly Indrawati, M. Kes.
36
37
bahwa
pelaksanaan
pembangunan
merupakan
kewajiban
38
2. Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh
instansi pemerintahan, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan.
Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan diatas maka perlu ditetapkan
misi yang merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Dalam rangka perumusan Misi
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2009-2013 maka perlu
diperhatikan relevansi dan dukungannya terhadap pencapaian misi Kota
Tangerang Tahun 2009-2013 sebagaimana tertuang dalam Rencana
39
40
pelayanan
kesehatan
individu,
keluarga
masyarakat.
e. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat miskin.
f. Meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan.
4
5
dan
41
42
43
44
10. Meningkatkan kesadaran gizi keluarga, khususnya pada ibu hamil, bayi,
balita dan usia produktif.
11. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada anak balita dan lansia.
12. Meningkatkan pelayanan keselamatan ibu dan anak.
13. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat miskin.
14. Mengelola dan meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesehatan.
15. Meningkatkan pengawasan kualitas air dan lingkungan.
16. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit.
mempunyai
tugas
pokok
melaksanakan
sebagian
urusan
45
3. Melaksanakan
teknis
administratif
meliputi
administrasi
umum,
46
47
Kelompok Jabatan
Fungsional
Sub. Bag Umum &
Kepeg.
Sub. Bag
Keuangan
Bidang
Pengembangan
Sumber Daya
Bidang Pelayanan
Kesehatan
Seksi Kes.
Reproduksi Ibu &
KB
Seksi Pengawasan
Obat dan
Makanan
Seksi
Pengendalian
Penyakit Menular
Seksi Peningkatan
Gizi Masyarakat
Seksi Pengamatan
Penyakt dan
Imunisasi
Seksi Peran
Serta
Masyarakat
Seksi Kesehatan
Khusus
Seksi Penyehatan
Lingkungan
Seksi
Pembiayaan
dan Jaminan
Kesehatan
Bidang
Pengendalian Peny.
& Peyehatan
Lingkungan
Sub. Bag
Perencanaan
UPTD Puskesmas
UPTD Gudang Farmasi
UPTD Labkesda
UPTD Kesda
Seksi Perbekalan
Kesehatan
BAB IV
ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN
JAMAAH HAJI
48
49
2011
Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Surveilans, tanggal 14-01-
50
2011
Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Surveilans, tanggal 14-01-
51
Kejadian
Luar
Biasa
(KLB)
pada
masyarakat
52
d. Penetapan Metode
Adapun metode yang digunakan dalam pelayanan kesehatan
jamaah haji pada Dinas Kesehatan Kota Tangerang, yaitu mengadakan
pertemuan dengan kata lain bimbingan pelayanan kesehatan jamaah
haji antara pihak Dinas Kesehatan dengan pihak puskesmas, Ketua
Kelompok Bimbingan Jamaah Haji (KBIH), dan jamaah haji.
Mengadakan pembinaan
dan pemeriksaan
53
54
Dan
dua
minggu
berikutnya
pelaksanaan
dan
55
Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Surveilans, tanggal 28-01-
2011
5
56
pelayanan
kesehatan
jamaah
haji
dapat
57
Wawancara dengan Bpk. Suhardiman, SKM, MKM, Selaku Ketua Seksi P2I, tanggal
04-02-2011
7
Wawancara dengan Bpk. Suhardiman, SKM, MKM, Selaku Ketua Seksi P2I, tanggal
04-02-2011
8
Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Srveilans, tanggal 11-022011
58
59
60
Wawancara dengan Dr. Hj. Ati Pramudji H., MARS, Selaku Kepala Bidang P2PL
tanggal 11-02-2011
10
Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji, (Jakarta: Depkes RI, 2009), h. 51
61
62
Skema11
Pemeriksaan
kesehatan
pertama di
puskesmas
meliputi,
pengobatan dan
pemeliharaan
kesehatan
1.
2.
3.
4.
Pemeriksaan
kesehatan kedua
(rujukan) di rumah
sakit rujukan
63
tertulis
mengenai
kesehatan
jamaah
haji.
Yang
ketiga
64
12
2011
Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Surveilans, tanggal 18-02-
65
secara
keseluruhan
selanjutnya
jamaah
haji
siap
untuk
13
Wawancara dengan Bpk. Suhardiman, SKM, MKM, Selaku Ketua Seksi P2I, tanggal
18-02-2011
66
daerah yaitu Dinas Kesehatan. Adapun aspek kesehatan yang dilayani pada
Dinas Kesehatan Kota Tangerang mencakup:14
1. Pemeriksaan Fisik yang terdiri dari :
a. Tanda Vital:
(1). Tekanan darah
(2). Nadi meliputi: frekuensi, volume, tegangan, ritme.
(3). Pernafasan meliputi : frekuensi, ritme.
(4). Suhu, diukur diaksila dengan thermometer air raksa.
b. Postur tubuh (termasuk tinggi badan, berat badan, dan indeks massa
tubuh).
c. Kulit, pemeriksaan meliputi warna kulit, kontinuitas, ujud kelainan
kulit, turgor, intak dan lain-lain.
d. Kepala, pemeriksaan termasuk bentuk dan simetrisitasnya dan kualitas
rambut. Pemeriksaan syaraf cranial (diisi hasil pemeriksaan fungsi
syaraf cranial dan tanda kelalaian), mata (diisi hasil pemeriksaan tajam
penglihatan/visus,
kornea,
lensa
mata),
telinga
(diisi
fungsi
67
15
Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Surveilans, tanggal 25-02-
16
Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Surveilans, tanggal 25-02-
2011
2011
68
jamaah usia lanjut, dan jamaah beresiko tinggi lainnya, rentan menjadi
sakit dan dapat cepat memburuk.
Imunisasi meningitis ataupun influenza dan jenis vaksin lain
membutuhkan waktu agar tubuh dapat memiliki tingkat imunitas
(kekebalan terhadap penyakit tertentu). Imunisasi influenza dapat
sekaligus diberikan bersamaan dengan imunisasi meningitis, tetapi
diberikannya pada tempat atau anggota tubuh yang berbeda.
1. Perencanaan (Planning)
Dari sumber data yang ada seluruh kegiatan perencanaan yaitu pertama,
memberikan bimbingan dan penyuluhan pelayanan kesehatan kepada ketua
puskesmas dan ketua KBIH, yang dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2010 dan
12 Mei 2010, dengan jumlah 30 puskesmas dan 24 KBIH yang berada di Kota
69
pemeriksaan
jamaah
haji
agar
tiap-tiap
puskesmas
untuk
memberikan
informasi
kepada
pihak
KBIH
agar
70
TANGGAL
KEGIATAN
1.
6 Mei 2010
2.
Pelaksanaan Rikkes I JH
3.
4.
5.
23 27 Agustus 2010
6.
21 September 2010
7.
8.
9.
20 25 Desember 2010
2. Pengorganisasian (Organizing)
Dalam pengorganisasian terdapat kerjasama tersebut antara pihak Dinas
Kesehatan dengan Puskesmas. Dari tiap-tiap puskesmas telah menyiapkan tim
71
khusus pemeriksaan haji, yang terdiri dari 6 orang sehingga pelayanan umum di
puskesmas dengan pelayanan kesehatan jamaah haji terpisah. Dan pihak Dinas
Kesehatan Kota Tangerang menyiapkan tim khusus sebanyak 54 orang untuk
pelaksanaan pelayanan kesehatan jamaah haji. Kerjasama ini terbentuk
berdasarkan Surat Keputusan (SK) Walikota Kota Tangerang tentang tim
penyelenggara pemeriksaan kesehatan jamaah haji Dinas Kesehatan Kota
Tangerang,
yang
berisi
diantaranya
melakukan
seluruh
rangkaian
Walikota Tangerang
Pembina
Wakil Walikota
Tangerang
Pembina
72
3. Penggerakkan (Actuating)
Dalam manajemen penggerakkan (actuating) merupakan bagian dari
menggerakkan dan mengarahkan pelaksanaan program sehingga dapat
terlaksana sesuai rencana. Dapat dilihat dari pelaksanaan dan bimbingan kepada
puskesmas, seluruh undangan menghadiri pertemuan ini, karena mengingat
penting informasi pelaksanan pemeriksaan kepada jamaah haji dan secara teknis
pemeriksaan kesehatan dilakukan di puskesmas dan untuk vaksinasi haji baru
dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Namun pada pertemuan KBIH
dengan Dinas Kesehatan, 17 KBIH hadir dalam pertemuan ini dan ada 7 KBIH
yang berhalangan hadir dan tidak ada perwakilannya, disebabkan pertemuan ini
bersamaan dengan pertemuan Kementrian Agama mengenai persiapan
keberangkatan ibadah haji. Dari hasil data yang tercantum di Kementrian
Agama pada musim haji tahun 2010 terdapat 2180 jamaah haji yang sudah
mendapat nomor porsi untuk keberangkatan haji tahun 2010. Dari 2180 jamaah
73
Percent
Cumulative Percent
1023
46.9
46.9
1157
53.1
100.0
Total
2180
100.0
Frequency
Percent
Cumulative Percent
311
14.3
14.3
718
32.9
47.2
769
35.3
82.5
382
17.5
100.0
2180
100.0
Total
Puskesmas
Jumlah Jamaah
1.
Cibodasari
318
2.
Cipondoh
188
3.
Sukasari
150
74
4.
Larangan Utara
145
5.
Kunciran
131
6.
Jalan Baja
117
7.
Cipadu
105
8.
Tajur
98
9.
Poris Plawad
89
10.
Karawaci Baru
86
11.
Ciledug
85
12.
Pasar Baru
81
13.
Gondrong
80
14.
Karang Tengah
75
15.
Neglasari
55
16.
Panunggangan
46
17.
Ketapang
40
18.
Batu Ceper
36
19.
Jatiuwung
33
20.
Periuk Jaya
32
21.
Tanah Tinggi
26
22.
Bugel
24
23.
Jurumudi Baru
22
24.
Kedaung Wetan
22
25.
Poris Gaga
21
26.
Benda
19
27
Gembor
18
75
28
Pedurenan
18
29.
Pondok Bahar
11
30.
Pabuaran Tumpeng
Total
2180
Resiko Tinggi II
Diagnosa
Jumlah Jamaah
1.
Sehat
1.915
2.
Hipertensi
150
3.
Hiperkolestrol
26
4.
Diabetes Melitus
17
5.
Artritis
12
6.
Gatritis
10
7.
Dislipidemi
8.
Anemia
9.
Mialgia
10.
Dyspepsia
11.
Asma
76
12.
Hipotensi
13.
Hiperlipidemi
14.
Isk
15.
Rinitis
16.
Sinusitis
17.
Faringitis
18.
Obesitas
19.
Hemoroid
20.
Bronkitis
21.
Osteoporosis
22.
Vertigo
23.
TB Paru
24.
Omsk
25.
Hiperuremi
26.
Demartitis
27.
Ispa
1
Total
2180
Pada pemeriksaan tahap I untuk jamaah haji yang sehat sebanyak 1.915
orang jamaah, yang terdiagnosa memiliki penyakit sebanyak 265 orang jamaah.
Dan pada pemeriksaan tahap I penyakit yang paling banyak di derita jamaah haji
adalah penyakit hipertensi sebanyak 150 orang jamaah, dan untuk penderita ispa
hanya 1 orang jamaah.
77
Resiko Tinggi II
Diagnosa
1.
Sehat
2.
Isk
Jumlah Jamaah
2.176
4
Total
2180
78
4.
Pengawasan (Controlling)
Menurut analisis penulis dalam pengawasan pelayanan kesehatan jamaah
haji dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan berjalan kurang baik. Dalam
pengawasan ini Dinas Kesehatan melakukan personal observation dan report.
Sesuai dengan perencanaan bahwa pihak Dinas Kesehatan melakukan
pengawasan personal observation dengan kunjungan ke setiap puskesmas dalam
jangka waktu 2 minggu sekali dengan 2 orang petugas dari Dinas Kesehatan.
Namun pengawasan ini berjalan kurang baik karena dilakukan hanya dua kali
selama kegiatan pemeriksaan kesehatan. Pengawasan yang dilakukan Dinas
Kesehatan dengan memperhatikan perkembangan jamaah haji yang sudah atau
belum melakukan pemeriksaan kesehatan, memperhatikan kelayakan kegunaan
peralatan medis, dan memperhatikan sarana penunjang seperti laboratorium,
ruangan pelayanan kesehatan pihak puskesmas melakukan laporan (report)
kepada Dinas Kesehatan mengenai sarana dan prasarana dalam pelaksanaan
pemeriksaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi pengawasan tidak
berjalan optimal, karena Dinas Kesehatan tidak melakukannya sesuai perencanaan
yang ada.
5. Evaluasi (Evaluating)
Dari pengamatan penulis fungsi manajemen pelayanan kesehatan Dinas
Kesehatan pada tingkat evaluasi sudah berjalan baik, Evaluasi yang dilakukan
Dinas Kesehatan dengan melihat input, proses dan output yaitu dalam evaluasi
input ini yaitu jamaah haji dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan. Untuk
79
evaluasi proses yaitu dengan cara mengamati hasil pelaporan dan pencatatan dari
pihak puskesmas mengenai hasil pemeriksaan kesehatan jamaah haji melalui
BKJH (Buku Kesehatan Jamaah Haji) dan mengamati vaksinasi haji yang
dilakukan pihak Dinas Kesehatan, evaluasi ini memfokuskan pada aktifitas
program pemeriksaan kesehatan jamaah haji. dan Evaluasi Ouput yakni
mengamati hasil pemeriksaan kesehatan jamaah haji dan kegiatan vaksinasi haji
merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh jamaah haji dan kegiatan
vaksinasi haji sudah berjalan sesuai standar Dinas Kesehatan. Dan
Menurut analisis penulis mengenai aspek kesehatan yang dilayani Dinas
Kesehatan, yakni seluruh jamaah haji sebanyak 2180 yang terdiri dari 1023
jamaah haji laki-laki dan 1157 jamaah haji perempuan, yang mana diwajibkan
mengikuti pelayanan kesehatan jamaah haji dan mendapatkan pelayanan
kesehatan berupa pemeriksaan fisik (General Check Up) dan jamaah haji dapat
memeriksakan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh pihak Dinas Kesehatan
yaitu pada tanggal 17 Mei 9 Juli 2010 untuk tahap pertama. Pemeriksaan tahap
kedua dilakukan pada tanggal 26 Juli- 7 Agustus 2010. Untuk pemeriksaan
penunjang (test laboratorium) dengan melakukan test urin, kehamilan, darah dan
EKG. Dan untuk vaksinasi haji dilakukan kepada seluruh jamaah haji pada
tanggal 26 September 1 Oktober. Pentingnya pemeriksaan dan pelayanan
kesehatan ini guna kelancaran dan mencapai jamaah haji yang sehat mandiri. Dan
pada realisasinya kegiatan ini sudah berjalan dengan baik dan sesuai waktu yang
telah ditentukan. Meskipun ada beberapa fungsi yang berjalan tidak baik, dan
diperlukannya peningkatan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kegiatan
pelayanan kesehatan jamaah haji.
BAB V
PENUTUP
penggerakkan,
dan
pengawasan
sebagai
proses
yang
tersusun,
pengorganisasian
yang
terstruktur,
80
81
B. Saran-saran
1. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan, guna kelangsungan
kegiatan pelayanan kesehatan agar berjalan lebih baik dan efektif.
2. Diharapkan mengadakan sosialisasi yang lebih intens kepada para jamaah
haji untuk penjadwalan pelaksanaan pelayanan kesehatan, agar para
jamaah tidak ada yang ketinggalan informasi dan menlaksanakan
pemeriksaan.
3. Menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang sesuai dan berkualitas
baik, guna menunjang berjalannya kegiatan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
82
83
HASIL WAWANCARA
Nama
: Ikhwan, SKM
Jabatan
: Pelaksana Surveilans
Tempat
: 09.30-11.30 WIB
: 09.30-11.30 WIB
pembekalan,
dan
teknik
pemeriksaan.
Namun
didalam
: 09.30-11.00 WIB
: 09.30-11.00 WIB
TTD
(Isnaini S.)
(Ikhwan, SKM)
HASIL WAWANCARA
Nama
Jabatan
Tempat
Baik, pertama dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang yaitu yang
bertanggung jawab atas seluruh proses kegaitan penyelenggaraan pemeriksaan
kesehatan ibadah haji, kepala bidang pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan yaitu bidang yang ditunjuk dalam pelaksanaan pemeriksaan atau
vaksinasi jamaah haji. dan ada beberapa bidang lain nanti saya berikan
susunannya
secara
lengkap.
Karena
ada
pembagian-pembagian
tim
: 08.30-10.00 WIB
TTD
(Isnaini S.)
HASIL WAWANCARA
Nama
Jabatan
Tempat
: 14.00-16.00 WIB
Ada 24 KBIH dan 30 Puskesmas dan yang hadir dari KBIH hanya 17, sisanya
7 KBIH berhalangan hadir karena ada pertemuan dengan Depag. Untuk
puskesmas seluruhnya hadir.
3. Untuk data jamaah haji yang melakukan vaksinasi ada berapa ya bu?
Jawaban :
Jumlah jamaah haji Kota Tangerang pada tahun 2010 ada 2180 orang, karena
sifat dari vaksinasi ini adalah wajib maka seluruh jamaah haji diwajibkan
mendapatkan vaksinasi meningitis, kecuali untuk vaksinasi imunisasi karena
sifatnya anjuran, maka hanya beberapa jamaah haji saja yang melakukan
vaksinasi imunisasi.
TTD
(Isnaini S.)