Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Critical Review:
Linking Balanced Scorecard with Size and market Factors:
Impact on Organizational Performance -Hoque and James
(2000)
Dosen Pengampu : Dra. Y Anni Aryani, M Prof Acc., Ph.D., Ak, CA
Oleh Kelompok 4:
LELYA FETRI APRILIANA
S431402016
S431402020
S431402025
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
RMK Chapter 12: THE BALANCED SCORECARD
Keuanga
n
Pelangga
n
Proses
Keuanga
n
Ukuran
Target
Inisiatif
Infrastrukt
ur
Financial
Customer
Vision
and Strategy
Internal
Business
Process
Learning and
Growth
Source:
Kaplan
Norton
(1996a,
Sumber:
Kaplanand
dan Norton
(1996a,
p. 76)
p. 76)
BSC adalah filosofi pengukuran kinerja. Konsep BSC mengakui pentingnya mengukur
kinerja pada beberapa dimensi keuangan dan non keuangan untuk mempengaruhi kinerja
bisnis.
Bagaimana BSC Dapat Meningkatkan Perusahaan Dalam Memenuhi Strategi?
1. Menyelaraskan sistem pengukuran kinerja dengan tujuan dan strategi dari perusahaan
2. Menyediakan sejumlah indikator kinerja utama yang diarahkan pada pengukuran
pencapaian strategi organisasi
3. Empat perspektif yang tercakup dalam BSC antara lain: perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis intern, dan prespektif pembelajaran
serta pertumbuhan (infrastruktur).
Keterbatasan Penggunaan BSC
1.
2.
3.
4.
Critical Review:
dalam perspektif
ini
meliputi
desain produk,
2. Ukuran Organisasi
memberikan
klaim
bahwa
proses
pertumbuhan
organisasional
hubungan antara penggunaan BSC dengan siklus hidup produk. Kaplan dan
Norton mengusulkan bahwa BSC mempertahankan pengukuran keuangan
sebagai ukuran hasil kinerja manajerial dan bisnis, tetapi juga mencakup
seperangkat yang lebih umum dari pengukuran yang menghubungkan arus
pelanggan, proses bisnis internal, karyawan, dan kesuksesan keuangan jangka
panjang. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan pengendalin keuangan
kurang bermanfaat pada tahap awal siklus hidup produk dibanding pada tahap
akhir, hal ini dikarenakan hasil keuangan pada tahap awal siklus hidup belum
tentu, sehingga pengukuran yang paling relevan pada tahap ini adalah
perusahaan sekedar hanya sudah melakukan dengan benar. Selain itu, hasil
kinerja keuangan mungkin terlalu jauh ke masa depan bila digunakan dalam
keputusan perusahaan dalam tahap awal siklus hidup produk, dan pengukuran
non keuangan seperti pengembangan produk baru dan pengukuran respon
kepada pelanggan memberika indikasi awal apakah keputusan yang tepat sudah
dibuat.
4. Posisi Pasar
Posisi pasar dalam penelitian ini mengacu pada pembagian pendapatan
perusahaan dalam kaitannya dengan pesaingnya dalam pasar tertentu.
Perusahaan-perusahaan dalam posisi pasar yang lemah, permintaan untuk
adaptasi dan kreativitas akan lebih besar daripada permintaan untuk
komunikasi internal, sedangkan untuk perusahaan-perusahaan dalam posisi
pasar yang kuat, permintaan untuk intern komunikasi akan lebih besar. Ketika
suatu organisasi memiliki posisi pasar yang kuat, penggunaan anggaran untuk
pengendalian internal akan lebih menonjol daripada untuk sebuah perusahaan
dalam posisi pasar yang lemah. BSC dapat memenuhi kebutuhan perusahaan
untuk komunikasi internal yang lebih baik, karena memfasilitasi keputusan dan
tindakan yang mendukung strategi yang didasarkan pada kebutuhan pemangku
kepentingan, pelanggan internal dan eksternal, badan regulasi, manajer, serta
karyawan dan membutuhkan keterlibatan semua tingkat organisasi. Sehingga
organisasi dengan posisi pasar yang kuat memiliki permintaan yang lebih besar
untuk komunikasi intern, dan dengan demikian cenderung untuk menempatkan
penekanan lebih besar pada penggunaan BSC. Sebaliknya, posisi lemah dalam
pasar tertentu dapat menciptakan permintaan yang lebih rendah untuk
komunikasi intern. Permintaan yang lebih rendah untuk komunikasi internal
menunjukkan bahwa penggunaan sistem manajemen seperti BSC juga lebih
rendah.
Melalui berbagai penjelasan di atas, dapat disimpulkan hipotesis seperti
di bawah ini:
H1 : Pemakaian Balanced Scorecard secara positif terkait dengan: (a) Ukuran
organisasi yang lebih besar (b) Bisnis dengan produk pada tahap
awal/pertumbuhan dan (C) Bisnis dengan posisi pasar yang kuat.
5. Faktor Kontekstual, Penggunaan BSC, dan Kinerja Organisasional
Berdasarkan penelitian sebelumnya yang menguji efek dari variabel
kontekstual pada desain dan penggunaan sistem pengendalian serta kinerja,
hubungan kontingen antara kinerja organisasi sebagai variabel dependen dan
karakteristik organisasi serta penggunaan BSC sebagai variabel independen
seperti yang dijelaskan
berhubungan dengan motivasi yang lebih besar pada ketergantungan dari hasil
BSC dalam peningkatan kinerja organisasi yang lebih besar, pada awal siklus
hidup produk, atau posisi yang kuat di pasar. Hipotesis pertama mengusulkan
bahwa karena organisasi besar mengandalkan lebih lanjut mengenai informasi
dan sistem pengendalian sebagai ukuran yang beragam, mereka akan
memperoleh manfaat lebih dari ketergantungan pada BSC dibandingkan
dengan organisasi yang lebih kecil.
H2 : Pengaruh ketergantungan BSC pada kinerja organisasi akan lebih
bermanfaat bagi organisasi-organisasi besar daripada untuk organisasi
kecil.
Seperti halnya hipotesis kedua yang berasal dari motivasi bahwa
organisasi pada tahap awal siklus hidup produk, mereka akan lebih bergantung
pada informasi dan sistem pengendalian sebagai ukuran yang beragam, mereka
akan menerima manfaat lebih dari penggunaan BSC dibandingkan dengan
organisasi dalam fase mature.
skala
20
item
yang
dikembangkan oleh Hoque et al. (1997). Instrumen terdiri dari item-item yang
5. Kinerja Organisasi
produk.
Responden
diminta
menjawab
pertanyaan
untuk
E. Hasil Pengujian
Penggunaan BSC positif dan signifikan dihubungkan dengan ukuran
perusahaan (r = 0.25, p < 0.10), tingkat siklus hidup produk (r = 0.26, p < 0.05),
dan kinerja organisasi (r = 0.46, p < 0.01), sedangkan posisi pasar tidak signifikan
(r = 0.18, p > 0.10).
signifikan terhadap semua perspektif BSC (p values < 0.10). Tingkat siklus
produk hanya signifikan dengan perspektif inovasi (koefisien = 1.79, t = 2.79, p =
0.005). Secara keseluruhan F-test untuk perspektif financial dan inovasi positif
dan signifikan (F= 3.501, p = 0.01, dan F = 3.068, p = 0.018) dengan adjusted R2,
12.4% dan 10.1%.
Hipotesis 2,3, dan 4: ANOVA
Untuk menguji H2, H3, dan H4 menggunakan prosedur two way ANOVA.
ANOVA digunakan karena kualitas data yang tidak mencukupi (ukuran sampel
yang kecil) untuk membenarkan Moderated Regression Analysis.
Hasil pengujian ANOVA mendukung pengaruh pemakaian BSC terhadap kinerja
organisasi (F-values masing-masing pengujian signifikan). Akan tetapi, untuk
interaksi antara pemakaian BSC dan masing-masing variabel prediktor pada
kinerja tidak signifikan. Dengan demikian, hasil pengujian tidak mendukung
untuk H2, H3, dan H4.
F. Kesimpulan
1. Penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan antara ukuran dan
penggunaan BSC seperti hipotesis, organisasi yang besar membuat
memungkinkan menggunakan lebih atas penerapan BSC.
2. Semakin besar organisasi, organisasi tersebut menemukan bahwa lebih baik
untuk melakukan praktik dan menggunakan penempatan BSC dalam
organisasinya dimana mendukung dalam pembuatan putusan stretejik,
sepanjang kerja sama BSC lebih luas dalam mengukur kinerja organisasi. Hal
ini didukung dengan adanya bukti yang bepengaruh antara ukuran organisasi
dan praktik pengendalian anggaran/budget dengan BSC.
3. Adanya hubungan positif antara tahap awal siklus hidup produk dengan
besarnya ketepatan BSC.
4. Tidak adanya hubungan positif antara posisi kekuatan pasar dengan besarnya
ketepatan BSC. Sebagai penerapannya bahwa organisasi yang memiliki posisi
pasar lemah juga dapat dimotivasi dalam merubah strategi organisasinya bila
memerlukan BSC untuk mengkomunikasikan dan menerapkan strategi
organisasi yang baru.
5. Besarnya penggunaan BSC digabungkan dengan peningkatan kinerja
organisasi, namun tidak signifikan jika bergantung pada besarnya ukuran
organisasi, siklus hidup produk atau posisi pasar.
G. Implikasi
1. Dalam organisasi yang besar penggunaan BSC lebih banyak manfaatnya
khususnya dalam mengukur kinerja usahanya, karena organisasi tersebut lebih
memperhatikan pandangan publik terhadap organisasinya.
2. Perusahaan yang membuat produk yang baru lebih menggunakan pengukuran
pengembangan
produk
baru,
meskipun
tidak
diketahui
cara
yang
DAFTAR PUSTAKA
Hoque, Zahirul. 2006. Strategic Management Accounting: Concepts, Processes and Issues 2nd ed.
Australia: Pearson Prentice Hall
Krismiaji dan Aryani, Y A. 2011. Akuntansi Manajemen, Edisi kedua. UPP STIM YKPN. Yogyakarta
(KA).
Hoque and James (2000). Linking Balanced Scorecard with Size and market Factors: Impact on
Organizational Performance. Journal of Management Accounting Research.