Anda di halaman 1dari 7

TUGAS WAWANCARA

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

OLEH:
NAMA:DUS HENDRA
NIM:

1202968

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013

HASIL WAWANCARA
1.

Identitas Subjek

Nama (Inisial)
Umur

: H.P, S.Pd
: 48 tahun

Sekolah Mengajar

: SMP Negeri 2 Solok

Pengalaman Mengajar : 24 tahun (1989-sekarang)


Status

2.

: Sudah Sertifikasi

Waktu dan Tempat Wawancara

Waktu

: Selasa, 02 April 2013, Pukul 19.30 20.15 WIB

Tempat

: Kediaman Ibu H.P, S.Pd (Jl. Tunas Bangsa 1-Solok)

3.

Hasil Wawancara

Saya selaku pewawancara menghubungi ibu H.P, S.Pd dan mengadakan janji bahwa saya ingin
mewawancarai beliau berkaitan dengan profesinya sebagai guru. Sesuai dengan perjanjian sebelumnya,
akhirnya pada hari Selasa, 02 April 2013, sekitar pukul 19.00 WIB saya datang kerumah beliau, setelah
beramah-tamah beberapa menit, kami kemudian memulai sesi wawancara, berikut ialah hasilnya:
a)

Pandangan ibu H.P, S.Pd tentang pendidikan

Ibu H.P, S.Pd memandang bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi generasi muda,
karena pendidikan sangat berguna dalam menunjang karir dan masa depan generasi muda bangsa.
Pendidikan merupakan senjata bagi setiap orang untuk menghadapi berbagai masalah dalam kehidupan
sehari-hari, mulai dari persoalan yang sederhana, hingga yang rumit, semuanya membutuhkan pendidikan
untuk menyelesaikannya, oleh sebab itu pendidikan tidak boleh dipandang sebelah mata.
Pendidikan yang tinggi juga tentu akan meningkatkan rasa percaya diri seseorang dalam menghadapi
banyak tantangan, misalnya dalam pekerjaan. Dengan adanya pendidikan yang cukup dalam diri
seseorang, orang lain tidak akan dengan mudah memandang sepele pendapat dari orang tersebut. Menurut

ibu H.P, S.Pd, pendidikan merupakan hal yang wajib diperoleh bagi setiap generasi muda, karena dengan
adanya pendidikan akan tercipta generasi muda yang mampu menciptakan pembangunan yang baik dan
bermartabat bagi nusa dan bangsa.

b)

Motivasi ibu H.P, S.Pd dalam mengajar

Yang menjadi motivasi ibu H.P, S.Pd dalam mengajar ialah pemahamannya akan betapa pentingnya
pendidikan menjadikan ia lebih lagi bersemangat dalam profesinya sebagai seorang guru dan tugasnya
memberikan pengajaran kepada generasi muda, yang dalam hal ini merupakan peserta didik.
Motivasi lain dari ibu H.P, S.Pd, ialah bahwa beliau menyadari banyaknya orang-orang yang haus akan
pendidikan, sehingga diperlukannya guru untuk memberikan pendidikan tersebut lewat proses
pengajaran. Memberikan pendidikan bagi orang yang haus akan pendidikan memberikan kepuasan
tersendiri bagi ibu H.P, S.Pd, sehingga beliau merasa tugasnya sebagai seorang guru (pengajar) terlaksana
dengan baik.
c)

Sudut pandang ibu H.P, S.Pd dalam memandang peserta didik

Menurut ibu H.P, S.Pd, peserta didik merupakan orang yang siap menerima materi pengajaran dari
seorang pengajar (guru). Kesiapan yang dimaksudkan disini ialah bahwa peserta didik tersebut telah
memahami pentingnya pendidikan dalam kehidupannya baik sekarang maupun masa yang akan datang,
sehingga peserta didik tersebut melakukan suatu proses yang disebut belajar, untuk memperoleh
pendidikan.
Peserta didik menurut ibu H.P, S.Pd juga merupakan orang mengikuti proses pengajaran dengan sikap rela
menerima setiap proses dalam memperoleh pendidikan/pengetahuan tersebut. Peserta didik adalah orang
yang mau melaksanakan tugas-tugas mulai dari yang sederhana sampai yang rumit sebagai bentuk
pembelajaran.
d)

Filosofi ibu H.P, S.Pd dalam mengajar

Filosofi dari ibu H.P, S.Pd dalam mengajar ialah bahwa ibu H.P, S.Pd memiliki prinsip bahwa Ilmu
pengetahuan tidak boleh mati. Pengetahuan yang dimiliki ibu H.P, S.Pd akan berhenti jika beliau tidak
menyalurkannya melalui proses mengajar. Jika ilmu pengetahuan tersebut mati, maka bagi beliau tidak
ada gunanya lagi ilmu pengetahuan tersebut dipelajari pada masa lampau.

Mengajar merupakan suatu alternatif bagi ibu H.P, S.Pd untuk semakin lagi mengembangkan pengetahuan
yang dimilikinya. Oleh karena itu ibu H.P, S.Pd tidak pernah merasa lelah dan bosan dalam menjalankan
profesinya sebagai pengajar.
e)

Pendekatan yang sering digunakan dalam mengajar

Menurut ibu H.P, S.Pd, kewajiban utama yang harus dimiliki seorang guru sebelum melaksanakan
pengajaran ialah memahami bahan ajar dengan semaksimal mungkin. Dalam melakukan pendekatan
pengajaran, ibu H.P, S.Pd banyak melakukan kombinasi pendekatan.
Contohnya dalam situasi tertentu, beliau menerapkan pendekatan teacher-centered, sedangkan dalam
situasi lain, beliau melakukan pendekatan student-centered. Beliau menggunakan pendekatan tergantung
dari situasi, pendekatan mana yang lebih diperlukan untuk memaksimalkan pemahaman peserta ajar akan
materi ajar.
Ibu H.P, S.Pd dalam menyampaikan bahan ajar juga menggunakan pendekatan yang bervariasi, terkadang
memberikan konsep umum terlebih dahulu, diikuti dengan penjelasan lebih rinci dan contoh-contoh
(pendekatan deduktif), terkadang juga memberikan contoh dan kesimpulan khusus terlebih dahulu,
kemudian mengarahkannya ke konsep umum (pendekatan induktif). Semuanya bergantung pada situasi
kelas, kesiapan peserta ajar, dan kesulitan materi ajar.
Sebelum memulai pengajaran, biasanya ibu H.P, S.Pd melakukan brainstroming dengan memberikan pretest berkaitan dengan materi yang diajarkan maupun materi pada pertemuan sebelumnya untuk
menghindari peserta didik lupa memahami inti pelajaran sebelumnya.
Dalam pemberian tugas, ibu H.P, S.Pd menggunakan metode berkelompok maupun individu, namun ibu
H.P, S.Pd lebih sering memberikan tugas secara individu, karena menurut beliau dengan tugas individu,
beliau mampu memberikan perhatian lebih khusus pada tiap individu dan mampu mendeteksi masalahmasalah dalam belajar pada individu tertentu.
Ibu H.P, S.Pd juga memberikan pengajaran dalam bentuk formal (dikelas) maupun informal (diluar
ruangan). Hal ini berguna untuk membangun suasana belajar yang variatif dan tidak membosankan bagi
kedua belah pihak, baik peserta didik maupun guru. Sehingga dengan suasana yang tidak membosankan,
menurut ibu H.P, S.Pd, akan mempermudah masuknya bahan ajar ke otak (pemahaman) peserta didik.
Namun terdapat masalah dalam pengembangan strategi pengajaran, dimana sarana dan prasarana yang
disediakan oleh pihak sekolah sangat minim. Kalaupun ada, sosialisasi penggunaan media pendukung

pengajaran sangat rendah. Hal ini menyulitkan kedua belah pihak baik guru dan murid dalam
menyukseskan tujuan pembelajaran.
f)

Keluhan guru dalam menjalankan pengajaran

Sebagai seorang guru yang memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun dalam mengajar, ibu H.P, S.Pd
merasa bahwa disekolah tempat beliau mengajar sekarang, sarana dan prasarana yang mendukung proses
pengajaran masih belum lengkap, kalaupun ada, sosialisasi penggunaannya masih sangat minim. Oleh
karena itu perlu adanya perhatian dari pihak-pihak yang berwenang untuk meningkatkan penggunaan
sarana & prasarana yang mendukung pengajaran untuk menciptakan hasil pembelajaran yang baik.
Ibu H.P, S.Pd juga merasa kesejahteraan guru belakangan ini semakin memburuk, ia merasa jasa guru
tidak diberikan penghargaan sebagaimana mestinya oleh atasan. Hal ini menjadikan semangat beberapa
guru dalam mengajar menjadi turun, dan hal ini tentunya akan mempengaruhi hasil pembelajaran yang
diterima siswa.
g)

Penanganan terhadap siswa bermasalah

Menurut ibu H.P, S.Pd, ada 2 jenis siswa bermasalah, yaitu: (1) siswa yang bermasalah secara akademis;
dan (2) siswa yang bermasalah dari perilaku. Untuk kedua jenis siswa yang bermasalah ini, ibu H.P, S.Pd
memiliki cara penanganan yang berbeda.
Untuk siswa bermasalah secara akademis, ibu H.P, S.Pd melakukan pendekatan individual, memberikan
perhatian lebih pada siswa tersebut, menanyakan topik-topik pelajaran yang sulit dipahami siswa,
memberikan penjelasan lebih lanjut, serta bila perlu memberikan tugas tambahan khusus pada siswa
tersebut untuk mendukung pemahamannya terhadap pelajaran.
Namun pada siswa yang bermasalah secara perilaku (cth: antisosial), ibu H.P, S.Pd akan memberikan
kepada pihak BK (bimbingan & konseling) terlebih dahulu, karena pihak BK merupakan pihak yang
dipercaya dan diberikan wewenang oleh sekolah untuk menangani siswa-siswa bermasalah dalam
perilakunya. Jika pihak BK tidak berhasil dalam menangani siswa tersebut, biasanya ibu H.P, S.Pd akan
memanggil orangtua dari siswa tersebut untuk membantu penanganannya.

1.
Nama

Identitas Subjek
: Fitri

Umur

: 14 tahun

Sekolah

: SMP Negeri 2 Solok

2.

Waktu dan Tempat Wawancara

Waktu

: Selasa, 09 April 2013, Pukul 09.30 10.00 WIB

Tempat

: SMP NEGERI 2 SOLOK

3.Hasil wawancara
Fitri mengatakan ibuk H,P,Spd. sebelum melaksanakan pengajaran ialah memahami bahan ajar
dengan semaksimal mungkin. Dalam melakukan pendekatan pengajaran, ibu H.P, S.Pd banyak melakukan
kombinasi pendekatan.
Contohnya dalam situasi tertentu, beliau menerapkan pendekatan teacher-centered, sedangkan dalam
situasi lain, beliau melakukan pendekatan student-centered. Beliau menggunakan pendekatan tergantung
dari situasi, pendekatan mana yang lebih diperlukan untuk memaksimalkan pemahaman peserta ajar akan
materi ajar.
Ibu H.P, S.Pd dalam menyampaikan bahan ajar juga menggunakan pendekatan yang bervariasi, terkadang
memberikan konsep umum terlebih dahulu, diikuti dengan penjelasan lebih rinci dan contoh-contoh ,
terkadang juga memberikan contoh dan kesimpulan khusus terlebih dahulu, kemudian mengarahkannya
ke konsep umum .
Sebelum memulai pengajaran, biasanya ibu H.P, S.Pd melakukan brainstroming dengan memberikan protest berkaitan dengan materi yang diajarkan maupun materi pada pertemuan sebelumnya untuk
menghindari peserta didik lupa memahami inti pelajaran sebelumnya.

Dalam metode pembelajaran yang diberikan nya itu kami sangat mengerti apa yang diajarkan
kepada kami ibuk H,P,Spd. Juga sangat dekat dengan murid sehingga bila ada kesulitan kami bisa
berkomunikasi dengan beliau tentang bahan pelajaran disekolah maupun di rumah beliau.

Anda mungkin juga menyukai