Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang
Di jaman yang penuh dengan persaingan ini makna Pancasila seolah-olah
terlupakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal sejarah perumusannya
melalui proses yang sangat panjang oleh para pendiri negara ini. Pengorbanan tersebut
akan sia-sia apabila kita tidak menjalankan amanat para pendiri negara yaitu pancasila
yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alineaa ke-4.
Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan
karena setiap sila dalam pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari
masing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan.
Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang berarti
bahwa kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan yang
bertingkat-tingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam
rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan.
I.II. PERMASALAHAN
1. Hakikat pancasila
2. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
I.III. TUJUAN
Kelompok kami menyusun makalah ini agar para pembaca bisa mengetahui
tentang Pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia yang sesungguhnya dan dengan
adanya makalah ini juga di harapkan dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua.

BAB II
PEMBAHASAN
1. Hakikat Pancasila
1.1 Asal Mula Pancasila
Kemajuan alam pikir manusia sebagai individu maupun kelompok, telah
melahirkan persamaan pemikiran dan pemahaman ke arah perbaikan dan nilainilai hidup manusia itu sendiri. Paham yang mendasar dan konseptual mengenai
cita-cita hidup manusia merupakan hakikat ideologi. Dijadikannya manusia
bersuku-suku dan berbangsa- bangsa di dunia ini ternyata membawa dampak
kepada ideologi yang berbeda-beda sesuai pemikiran, budaya, adat istiadat dan
nilai-nilai yang melekat dalam kehidupan masyarakat tersebut.
Indonesia terlahir melalui perjalanan yang sangat panjang, mulai dari
masa kerajaan kutai, sampai keemasan kerajaan majapahit, serta munculnya
kerajaan-kerajaan islam. Kemudian mengalami masa penjajahan Belanda dan
Jepang. Kondisi ini telah menimbulkan semangat berbangsa yang satu, bertanah
air satu dan berbahasa satu yaitu Indonesia. Semangat ini akhirnya menjadi latar
belakang yang mewakili atas nama bangsa Indonesia akan pentingnya filsafat
negara sebagai simbol Nasionalisme.
Oleh karena itu berdasarkan musyawarah mufakat, berdasarkan moral
yang luhur antara lain dalm sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang Panitia
Sembilan yang kemudian menghasilkan piagam Jakarta dan di dalamnya memuat
Pancasila untuk pertama kali, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUPKI
kedua. Setalah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang resmi PPKI Pancasila
sebagai calon dasar filsafat negara dibahas serta disempurnakan kembali dan
akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat
negara Republik Indonesia. Kajian pengetahun dan proses Pancasila dapat

ditinjau dari aspek Kausalitasnya yaitu : aspek mula langsung dan aspek mula tak
langsung.
1. Asal Mula Langsung
a. Asal mula bahan atau Kausa Materialis adalh bahwa Pancasila bersumber
dari nilai-nilai adat istiadat,budaya, an nilai religius yang ada dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
b. Asal mula bentuk dan kausa formalis adalah kaitan asal mula bentuk,
rumusan, dan nama Pancasila sebagaimana tertuang dalam Pembukaan
UUD 1945 yang merupakan pemikiran Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan
para anggota BPUKI.
c. Asal Mula Karya atau kausa Efisien adalah penetapan Pancasila sebagai
calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah oleh PPKI.
d. Asal Mula Tujuan atau kausa Finalis, adalah tujuan yang diinginkan oleh
BPUPKI, PPKI termasuk didalamnya Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dari
rumusan pancasila yang sebelum disahkan oleh PPKI menjadi dasar negara
yang sah.
2. Asal Mula Tak langsung
Jauh sebelum proklamasi kemerdekaan, Indonesia telah hidup dalam
tatanan kehidupan yang penuh dengan :
a. Nilai-nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan,

Nilai Persatuan, Nilai

Kerakyatan dan Nilai Keadilan.


b. Nilai tersebut merupakan memaknai adat istiadat, kebudayaan, serta nilai
religius dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
c. Oleh karena itu secara tidak langsung Pancasila merupakan penjelmaan atau
perwujudan bangsa Indonesia itu sendiri, karena apa yang terkandung
dalam Pancasila merupakan pandangan hidup dan kepribadian bangsa

Indonesia seperti yang ditulisakan Ir. Soekarno dalam tulisannya Pancasila


adalah lima mutiara galian dari ribuan tahun sap-sapnya sejarah bangsa
sendiri.
1.2 Makna Nilai-Nilai Dasar Pancasila
Kelima nilai dasar yang ada dalam Pancasila mempunyai makna tersendiri
bagi bangsa Indonesia. Adapun kelima nilai-nilai luhur pancasila itu mempunyai
makna sebagai beikut:
a. Ketuhanan (Religiusitas)
Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian,
kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka bumi ini bukan untuk
bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang
kepada Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan
individu dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral,
suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai pandangan hidup
adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun
masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk
mencapai ridlo Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.
Dari sudut pandang etis keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang
Maha Esa itu adalah negara yang menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama dan
kepercayaan masing-masing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu keharusan
bagi masyarakat warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman
kepada Tuhan, dan masyarakat yang beragama.
b. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu
kesadaran tentang keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap
manusia mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu
manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu lebih

mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti


tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal
hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun
kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk mencapai kebahagiaan
dengan usaha gigih, serta dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap
hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.
c.

Persatuan (Kebangsaan) Indonesia


Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan
dogmatik dan sempit, namun harus menjadi upaya untuk melihat diri
sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara Kesatuan Republik
Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri
dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut
tidak untuk dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesia.

d.

Permusyawaratan dan Perwakilan


Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan
dengan orang lain, dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan
saling menghargai satu sama lain atas dasar tujuan dan kepentingan
bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk
membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam
dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah
menguasai diri, walau berada dalam kancah pergolakan hebat untuk
menciptakan perubahan dan pembaharuan. Hikmah kebijaksanaan adalah
kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap yang lebih
tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran
berazaskan kelompok dan aliran tertentu yang sempit.

e.

Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan
ketidak berpihakkan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal.
Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan
cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu semua bermakna mewujudkan
keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana setiap

anggotanya mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan


berkembang serta belajar hidup pada kemampuan aslinya. Segala usaha
diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan dan peningkatan
kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.
2. Hakikat Ideologi
Berdasarkan etimologinya, ideologi berasal dari Bahasa Yunani yang terdiri
dari dua kata yaitu idea berarti raut muka, perawakan, gagasan dan buah pikiran,
dan logis berarti ajaran. Dengan demikian ideologi ajaran atau ilmu tentang
gagasan dan buah pikiran.
Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan ide, gagasan,
keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah
laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan seperti :
1. Bidang Politik
2. Bidang Sosial
3. Bidang Keagamaan
4. Bidang Kebudayaan
Maka ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau yang menjadi basis
bagi suatu teori atau suatu sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa
yang bersangkutan pada hakekatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan
b. Oleh karena itu mewujudkan asas kerohanian, pandangan dunia,
pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang di pelihara,
dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya,
diperjuangkan, dan dipertahankan sesuai kesediaan berkorban

Ideologi dibagi menjadi 2 yaitu ideologi terbuka dan ideologi tertutup. Dan
keduanya mempunyai perbedaan yang cukup jelas. Pada ideologi terbuka, nilainilai dan cita- cita digali dari kekayaan, adat istiadat, budaya, dan religius
masyarakat dan juga menerima reformasi. Sedangkan pada ideologi tertutup,
nilai- nilai dan cita- cita diambil dari pemikiran individu atau kelompok yang
berkuasa dan masyarakat berkorban demi ideologinya, serta menolak adanya
reformasi. Dilihat dari aspek hubungan rakyat dan penguasanya, di ideologi
terbuka, penguasa bertanggung jawab pada masyarakat sebagai pengemban
amanah rakyat. Sedangkan pada ideologi tertutup cenderung bersifat totaliter.
Pancasila di Indonesia sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan
tertutup. Namun bersifat reformatif, dinamis, dan terbuka. Hal ini dimaksudkan
adalah bahwa ideologi pancasila adalah bersifat aktual, dinamis, antisipatif dan
senantiasa

mampu

menyesuaikan

dengan

perkembangan

jaman,

ilmu

pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.


Keterbukaan ideologi Pancasila bukan berrati mengubah nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalamnya, namun mengeksplisitkan wawasannya secara lebih
konkrit, sehingga memiliki kemampuan yang reformatif untuk memecahkan
masalah-masalah aktual yang selalu berkembang.

3. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa


Pancasila dalam pengertian ini sering juga disebut : way of life,
Weltanschauung, Wereldbeschouwing, Wereld en levesbeschouwing, pandangan
dunia, pandangan hidup, pegangan hidup, pedoman hidup, petunjuk hidup. Dalam
hal ini, Pancasila dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari (Pancasila
diamalkan dalam hidup sehari-hari). Dengan kata lain pancasila digunakan
sebagai penunjuk arah semua kegiatan aktivitas, hidup dan kehidupan didalam
segala bidang.

Pancasila yang harus dihayati ialah Pancasila sebagaimana tercantum


dalam Pembukaan UUD 1945. Dengan demikian, jiwa keagamaan (sebagai
manifestasi/perwujudan

sila

Ketuhanan

Yang

Maha

Esa),

jiwa

yang

berperikemanusiaan (sebagai manifestasi/perwujudan sila kemanusiaan yang adil


dan beradab), jiwa kebangsaan (sebagai manifestasi/perwujudan sila Persatuan
Indonesia), jiwa kerakyatan (sebagai manifestasi/perwujudan sila kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan),
dan

jiwa

yang

menjunjung

tunggi

keadilan

sosial

sebagai

manifestasi/perwujudan sila Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia)selalu


terpancar dalam segala tingkah laku dan tindak-perbuatan setiap sikap hidup
seluruh bangsa Indonesia.
Sesungguhnya sebagai norma fundamental, maka Pancasila berfungsi
sebagai cita-cita atau ide. Dan sebagai cita-cita, semestinya diusahakan untuk
dicapai oleh tiap-tiap manusia Indonesia.

BAB III
PENUTUP
III.I. KESIMPULAN
Dari makalah yang telah dibuat tadi dapat di simpulkan bahwa pancasila
sebagai ideologi negara atau bangsa, ini berarti pancasila merupakan suatu
kumpulan ide, gagasan, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis
yang mengarahkan tingkah laku seseorang dalam berbagai bidang kehidupan
atau bisa disebut juga sebagai petujuk dan pedoman seseorang untuk berperilaku.

III.I. SARAN
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui
bahwa pancasila merupakan ideologi dari suatu bangsa dan sangat penting bagi
kehidupan kita dan agar pembaca dapat melaksanakan atau bisa menerapkan
pancasila di masyarakat
Selain dari pada itu,penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
karena kami masih dalam proses pembelajaran.Dan yang kami harapkan dengan
adanya makalah ini,dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca
dan memberi saran yang sifatnya tersirat maupun tersurat.

Pancasila sebagai ideologi bangsa


Mata kuliah

Disusun oleh

Pendidikan Kewarganegaraan

Intan Nur Kumalasari (115030400111057)


Haryono
(115030400111058)

Jurusan

Labibah

(115030400111059)

Bingar violita

(115030400111060)

Administrasi Perpajakan

Anda mungkin juga menyukai