Anda di halaman 1dari 8

Metode Kalibrasi Instrument

Kalibrasi adalah suatu proses menghubungkan sinyal analitik yang diukur (respon alat)
dengan konsentrasi analit. Terdapat tiga macam metode kalibrasi instrument, yaitu kurva
kalibrasi, metode adisi standard, dan metode standard internal
I.

Kurva Kalibrasi
a. Terminologi
Dalam metode kurva kalibrasi ini digunakan serangkaian larutan standar yang
mengandung konsentrasi analit yang telah diketahui. Larutan ini dapat menjangkau interval
konsentrasi yang diinginkan dan mempunyai komposisi matriks semirip mungkin dengan
larutan sampel yang ada.
b. Prosedur
Sejumlah larutan baku dengan dengan variasi konsentrasi disiapkan, kemudian diukur
menggunakan instrumen, dan respon instrumen dicatat.
Larutan Baku merupakan larutan analit yg telah diketahui konsentrasinya. Larutan baku
dibuat agar dalam pengukuran menggunakan instrumen tidak melampaui batas linearitas
(LOL = Limit of Linearity) dari instrumen. Sementara itu untuk kurva kalibrasinya dilakukan
dengan mem-plot konsentrasi baku (sumbu x) versus respon instrumen (sumbu y), dimana
hubungan antara konsentrasi baku dan respon instrumen adalah linier.
Jika hasil dari plot tersebut adalah non-linear, electronic hardware dan software komputer
dapat digunakan untuk mengganti lengkungan dan menghasilkan output yang merupakan
fungsi linear dari konsentrasi. Jumlah larutan standar yang dianalisa dalam daerah non-linear
dapat meningkat untuk mempertahankan keakurasian analisis dari sampel yang tidak
diketahui.
Linearitas dapat juga dicapai dalam beberapa analisis dengan memvariasikan parameter
instrument yang digunakan. Hal yang sangat penting untuk dilakukan adalah untuk merekam
atau menyimpan semua parameter instrument yang digunakan dalam pengambilan data kurva
kalibrasi karena variasi kecil dalam parameter dapat mempengaruhi slope dari kurva
kalibrasi. Kurba kalibrasi harus diperiksa pada waktu-waktu tertentu (secara periodik)
menggunakan larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui untuk mendeteksi perubahan
dalam respon instrument.
c. Kalkulasi
Cara mengukur yang dilakukan (perhitungan) adalah dengan menggunakan metode
regresi linier untuk menghitung persamaan fitting

y = mx + b

d. Kekurangan dan Kelebihan


Metode kurva kalibrasi digunakan hanya ketika dalam analisis tersebut melibatkan
jumlah sampel yang besar dalam sebuah matriks dengan komposisi umum yang telah
diketahui.
II. METODE ADISI STANDARD
a. Terminologi
Metode ini digunakan untuk analit dalam matriks yang kompleks, yg mengakibatkan
terjadinya interferensi dalam respon instrumen (RI). Contohnya antara lain darah, sedimen,
serum, dll. Metode ini sering disebut juga sebagai metode SPIKING. Respon dari instrument

harus merupakan fungsi linear dari konsentrasi analit terhadap interval konsentrasi dan juga
harus tidak mempunyai intersep.
b. Prosedur
1. Siapkan beberapa aliquot identik, Vx, dari sampel.
2. Tambahkan sejumlah volume tertentu secara bervariasi, Vs, larutan baku yang telah
diketahui konsentrasinya, cs, pada tiap aliquot.
3. Encerkan (tambahkan) masing2 larutan hingga volume tertentu, Vt
4. Ukurlah dengan instrumen untuk mendapatkan respon instrumen, S
5. Hitung konsentrasi sampel, cx, dengan persamaan adisi standard
c. Kalkulasi
Persamaan Adisi Standard

S=

sinyal atau respon instrumen

k =

konstanta proporsionalitas

Vs =

volume standard yg ditambahkan

cs =

konsentrasi standard

Vx =

volume aliquot sampel

cx =

konsentrasi sample

Vt =

volume total pengenceran

Plot respon instrumen (S) vs volume standard (Vs)

d. Kekurangan dan Kelebihan


Pada umumnya metode adisi standar digunakan ketika hanya beberapa sampel yang akan
dianalisis dalam matriks kompleks. Metode ini telah digunakan secara luas dalam kimia
elektroanalitik untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat daripada menggunakan kurva
kalibrasi. Karena larutan yang tidak diketahui dan larutan standar diukur dalam kondisi yang
sama, teknik voltametrik sensitif maktriks seperti anodic stripping voltammetry bergantung
secara khusus pada adisi standar untuk hasil yang kuantitatif. Absorpsi atomik dan
spektrofotometri emisi api menggunakan metode ini dengan sampel matriks kompleks,
dimana viskositas, tegangan permukaan, pengaruh api, dan sifat lain dari larutan sampel tidak
dapat secara akurat di dihasilkan dalam larutan kalibrasi. Hasil dari adisi standar dapat juga
menyediakan cara (alat) sistematis untuk mengidentifikasi sumber eror dalam analisis, seperti
kekurangan uji reagen, kerusakan instrument, atau larutan standar yang tidak akurat.
III. METODE STANDARD INTERNAL
a. Terminologi
Metode ini digunakan untuk meminimalisir perbedaan dalam sifat fisika dari beberapa
sampel larutan yang mengandung analit yang sama.
b. Prosedur
Dalam metode ini, suatu senyawa murni dengan kuantitas tertentu (sudah pasti) ditambahkan
ke dalam sampel dan larutan standar. Respon dari analit dan standar internal ditentukan dan
rasio dari kedua respon dikalkulasikan. Jika parameter yang mempengaruhi respons yang
telah terukur

dikontrol, respon dari garis standar internal akan menjadi konstan karena konsentrasi dari
standar internal sudah pasti. Akan tetapi jika satu atau lebih dari parameter yang
mempengaruhi respons yang telah diukur bervariasi, maka respon dari analit dan standar
internal harus dipengaruhi secara sama. Jadi rasio dari respon (analit ke standar internal)
bergantung hanya pada konsentrasi analit. Sebuah plot dari rasio respon sebagai fungsi dari
konsentrasi analit akan menghasilkan sebuah kurva kalibrasi. Senyawa standard harus
ditambahkan di awal analisis untuk memberikan kesempatan terhadap pelarutan,
pencampuran, dan reaksi lain terjadi sebelum pengukuran dilakukan. Penambahan zat
standard terhadap sampel yang larut akan memberikan hasil yang tidak benar jika reaksi yang
mungkin antara zat standard dan komponen tidak dianggap.
Suatu senyawa reference/pembanding (standard internal) dengan volume/massa yg konstan
ditambahkan ke dalam larutan standar dan sampel.
c. Kalkulasi
Persamaan yang digunakan:
Rasio konsentrasi (X/S) sampel
= rasio signal (X/S) sampel
rasio konsentrasi dlm camp. Standar rasio signal campuran standar
Dengan bentuk persamaan perhitungan sebagai berikut:
[X1]/[S1]

= AX2/AS2

[X2]/[S2]

AX1/AS1

Keterangan :
[X1] = Konsentrasi analit yang tidak diketahui

[S1] = Konsentrasi standar 1

[X2] = Konsentrasi analit yang diketahui

[S2] = Konsentrasi standar 2

AX2 = Luas puncak kurva analit yang diketahui

AS$= Luas puncak kurva standar 2

AX1 = Luas puncak kurva analit yang tidak diketahui


standar 1

AS1= Luas puncak kurva

Rasio analit terhadap standard internal digunakan sebagai sumbu Y dalam plot kurva
kalibrasi dan untuk menetapkan sampel.
d. Kekurangan dan kelebihan
Metode ini hanya digunakan jika diperlukan pemisahan kuantitatif yang rumit. Metode ini
secara ekstensif telah digunakan dalam kromatografi gas dan analis absorpsi atomik dan
dalam cakupan yang lebih kecil dalam infrared dan penentuan spektroskopik emisi.

Spektrum Inframerah Difenhidramin HCl berdasarkan literatur


literatur (cm-1)
sampel (cm-1)
Perkiraan gugus fungsi
3035

aromatik CH (3035)

3000-3100

2489-2604

-N(CH3)2 HCl

2350-2700

1600, 1587, 1498, 1460

cicin aromatic

1650 - 1450

1472

CH2 bending

1470

1384

CH3 bending

1380

1119

C O C stretching

1100

760,717

CH (mono-substitusi fenil)

740-760

Selain itu, padapembuatan pellet, baik


pellet
blanko maupun
pellet
dengan bahan baku, harus digunakanv a k u m u n t u k m e n y e r a p a i r y a n g a d a
p a d a bahan sehingga diharapkan pada pellet yangterbentuk sudah tidak terdapat air
yang akanmengganggu hasil analisis. Gugus hidroksil ( -

OH) pada air akan mengganggu analisiskarena dapat memberikan puncak s


e r a p a n yang khas pada daerah 4000-3000 cm
-1
.

Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi yang berupa sinar
monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energi yang diserap tertentu
dan menyebabkan elektron tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang memiliki energi lebih
tinggi. Serapan tidak terjadi seketika pada daerah ultraviolet-visible untuk semua struktur elektronik, tetapi
hanya pada sistem-sistem terkonjugasi, struktur elektronik dengan adanya ikatan dan non bonding
elektron .Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, yaitu bila cahaya monokromatik

(Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir),
dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Pada prinsipnya, bila radiasi infra merah dilewatkan melalui suatu cuplikan, maka molekulmolekulnya dapat menyerap (mengabsorpsi) energi sehingga terjadi transisi antara tingkat vibrasi dasar
(ground state) dan tingkat vibrasi tereksitasi (exited state). Pengabsorpsian energi pada berbagai
frekuensi dapat dideteksi oleh Spektrofotometer Infra Merah, yang memplot jumlah radiasi
infra merah yang diteruskan melalui suatu cuplikan sebagai fungsi frekuensi atau
panjang gelombang radiasi. Plot tersebut disebut spektrum infra merah, yang akan memberikan
informasi penting tentang gugus fungsional suatu molekul.Vibrasi molekul hanya akan terjadi bila
suatu molekul terdiri dari dua atom atau lebih. Untuk dapat menyerap radiasi infra merah (aktif
inframerah),vibrasi molekul harus menghasilkan perubahan momen dwikutub.

Anda mungkin juga menyukai