Anda di halaman 1dari 100

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KESEMPATAN KERJA PADA KABUPATEN/KOTA


DI PROPINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

K O L A

A S A R JA

PA

INDRA OLOAN NAINGGOLAN


087018007/EP

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KESEMPATAN KERJA PADA KABUPATEN/KOTA
DI PROPINSI SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Ekonomi Pembangunan pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara

Oleh
INDRA OLOAN NAINGGOLAN
087018007/EP

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Judul Tesis

: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KESEMPATAN KERJA PADA KABUPATEN/KOTA
DI PROPINSI SUMATERA UTARA

Nama Mahasiswa

: Indra Oloan Nainggolan

Nomor Pokok

: 087018007

Program Studi

: Ekonomi Pembangunan

Menyetujui:
Komisi Pembimbing

(Dr. Murni Daulay, SE., M.Si)


Ketua

(Drs. Iskandar Syarief, MA)


Anggota

Ketua Program Studi

Direktur,

(Dr. Murni Daulay, SE., M.Si)

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc)

Tanggal lulus : 09 Desember 2009

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Telah diuji pada


Tanggal : 09 Desember 2009

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua

: Dr. Murni Daulay, SE., M.Si

Anggota

: 1. Drs. Iskandar Syarief, MA


2. Dr. Rahmanta Ginting, MS
3. Drs. Rujiman, MA
4. Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

ABSTRAK

Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang saat ini sudah


mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja pada
kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara dengan menggunakan data panel. Dengan
variable bebas Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota, Tingkat
Bunga Kredit, Upah Minimum Kabupaten/Kota di Propinsi (UMK) sedangkan
variabel terikat adalah kesempatan kerja. Data diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Propinsi Sumatera Utara, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi
Sumatera Utara dan Bank Indonesia dengan runtun waktu tahun 2002 2007.
Metode analisis yang dipergunakan adalah Metode Generalized Least Square
(GLS) dengan Random Effek Model (REM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota berpengaruh positif sebesar 76,38% dan signifikan,
Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) berpengaruh negatip sebesar 53,06% dan
signifikan, dan Tingkat Bunga Kredit berpengaruh negatif sebesar 7,29% dan tidak
signifikan terhadap kesempatan bekerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera
Utara.

Kata Kunci: Kesempatan Kerja, Produk Domestik Regional Bruto, Tingkat Bunga
Kredit, Upah Minimum Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

ABSTRACT

Unemployment is a labor issue that currently has reached a critical condition.


The aim of this research is to analyze the factors that affect employment at the
regency/city in North Sumatra Province using panel data. With independent variables
Gross Regional Domestic Product (GDP) for regency/city, Interest Rate of Credit,
Minimum Wage for regency/city while the dependent variable is employment. Data
obtained from the Central Statistics Agency (BPS) of North Sumatra Province,
Manpower and Transmigration Office of North Sumatra and Central Bank of
Indonesia during 2002 - 2007.
The method used is General Least Square (GLS) with Random Effect Model
(REM).
The results show that Gross Regional Domestic Product (GDP) regency/city
has positively effect the employment as 76.38% and significant, Minimum Wage of
regency/city has negatively effect the employment as 53.06% and significant,
meanwhile the Interest Rate of Credit has negatively effect the employment as 7.29%
and insignificant to the employment at the regency/city in North Sumatra Province.

Keywords: Employment, Gross Regional Domestic Product, Interest Rate of Credit,


Minimum Wage of Regency/City of North Sumatra.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Salam Sejahtera,
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang maha Esa, yang
telah melimpahkan karunia-Nya dan memberikan kekuatan serta segala kemudahan
dalam menghadapi setiap masalah hidup, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan tesis yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesempatan Kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Sains dalam Program Studi
Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Tesis ini penulis selesaikan dengan usaha, bantuan bimbingan dan dorongan
dari berbagai pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, D.M.T.&H., Sp.A (K)., Rektor Universitas


Sumatera Utara (USU).

2.

Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc., Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara (USU).

3.

Ibu Dr. Murni Daulay, M.Si, Ketua Program Studi Magister Ekonomi
Pembangunan Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Ketua Pembimbing
yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk dapat dibimbingnya
dalam penulisan tesis ini.

4.

Bapak Drs. Iskandar Syarief, M.A, sebagai Anggota Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, pemikiran dan arahannya kepada penulis.

5.

Bapak Dr. Rahmanta Ginting, M.S, Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si dan Drs.
Rujiman, M.A sebagai Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan
masukan dan saran dalam penulisan tesis ini.

6.

Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan


Universitas Sumatera Utara.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

7.

Bapak dan

Ibu Staf Administrasi Program Studi Magister Ekonomi

Pembangunan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


8.

Rekan-rekan mahasiswa angkatan XIV dan sebelumnya yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu yang telah mendorong dan memberikan bantuan moril
kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.

9.

Rekan-rekan di Kantor Balai Diklat Industri Regional I Medan yang memberikan


dukungan moril kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.

10. Orang tua tercinta yang sangat saya sayangi dan hormati yang tidak hentihentinya memberikan dukungan moril serta doa kepada penulis untuk
menyelesaikan penulisan tesis ini.
11. Istriku tercinta, D. Br. Saragih serta anak-anakku, yang terus memberikan doa
serta dorongan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan balasan yang berlipat ganda
atas seluruh kebaikan yang diberikannya kepada penulis.

Medan, Desember 2009

Indra Oloan Nainggolan

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP

Nama

: INDRA OLOAN NAINGGOLAN

Agama

: Kristen Protestan

Tempat/Tanggal Lahir

: Kisaran Kota/12 Juni 1974

Jenis Kelamin

: Laki-laki

Warga Negara

: Indonesia

Pekerjaan

: Pegawai Negeri Sipil

Alamat

: Jl. Rakyat Gg. Lubuk Raya No. 130 c Medan

Nama Istri

: D. Br. Saragih

Nama Orang Tua Laki-laki

: M. Nainggolan

Nama Orang Tua Perempuan : H. Br. Sitanggang

Riwayat Pendidikan Formal


Sekolah Dasar

: SD Negeri No. 010097 Kisaran

1982 - 1988

Sekolah Menengah Pertama : SMP Sw. RK. Panti Budaya Kisaran 1988 - 1991
Sekolah Menengah Atas

: SMA Negeri 2 Kisaran

Sarjana Teknik

: Institut Sains & Teknologi


T.D. Pardede Medan

Sekolah Pascasarjana

: U S U Medan

1991 - 1994

1994 - 1999
2008 - 2009

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................
ABSTRACT......................................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
RIWAYAT HIDUP.........................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................

i
ii
iii
v
vi
viii
ix
x

BAB I

PENDAHULUAN ........................................................................
1.1 Latar Belakang ......................................................................
1.2 Perumusan Masalah ..............................................................
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................

1
1
6
7
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................


2.1 Pengertian Ketenagakerjaan..................................................
2.2 Permintaan Tenaga Kerja dari Sisi Perusahaan ....................
2.3 Pertumbuhan Ekonomi..........................................................
2.4 Upah Tenaga Kerja ...............................................................
2.5 Pengertian Investasi ..............................................................
2.6 Tingkat Bunga dalam Investasi.............................................
2.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesempatan
Kerja .....................................................................................
2.8 Penelitian Terdahulu .............................................................
2.9 Kerangka Pemikiran..............................................................
2.10 Hipotesis Penelitian...............................................................

8
8
13
16
21
23
27

METODE PENELITIAN..............................................................
3.1 Ruang Lingkup Penelitian.....................................................
3.2 Jenis dan Sumber Data Penelitian .........................................
3.3 Model Analisis ......................................................................

33
33
33
34

BAB III

28
30
32
32

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

3.4
3.5
3.6
3.7
3.8

Definisi Operasional..............................................................
Metode Analisis ....................................................................
Uji Chow (Chow Test) ..........................................................
Hausman Test .......................................................................
Uji Kesesuaian/Fit of Goodness Test ....................................

34
35
36
37
38

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................


4.1 Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara..........................
4.1.1 Lokasi dan Keadaan Geografis ...................................
4.1.2 Penduduk dan Tenaga Kerja .......................................
4.2 Gambaran Umum Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kesempatan Kerja .................................................................
4.2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) .................
4.2.2 Tingkat Bunga Kredit di Propinsi Sumatera Utara .....
4.2.3 Upah Minimum ...........................................................
4.3 Analisis dan Pembahasan Penelitian.....................................
4.3.1 Uji F atau Uji Chow ....................................................

40
40
40
41

KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................


5.1 Kesimpulan ...........................................................................
5.2 Saran......................................................................................

65
65
65

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

67

BAB IV

BAB V

47
47
50
51
53
53

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

4.1

Angkatan Kerja Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Jenis


Kelamin dan Pendidikan Tertinggi ...............................................

44

Penduduk yang Bekerja dan Penganggur Berumur 15 Tahun


Ke atas Menurut Kabupaten/Kota.................................................

45

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat


Penganggur Terbuka (TPT) Penduduk Berumur 15 Tahun
Ke atas Menurut Kabupaten/Kota.................................................

46

PDRB Menurut Kabupaten/Kota Atas Harga Konstan


Tahun 2000....................................................................................

49

4.5

Perkembangan Suku Bunga Kredit Tertimbang Sumatera Utara .

50

4.6

Upah Minimum Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2002 - 2007 ........................................................................

51

Hasil Uji Chow..............................................................................

55

4.2

4.3

4.4

4.7

Halaman

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

2.1

Penyediaan dan Permintaan Tenaga Kerja......................................

11

2.2

Kurva Hukum Okun........................................................................

17

2.3

Kerangka Pemikiran........................................................................

32

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul

Halaman

1. Data Kesempatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2002 - 2007 ..............................................................................

69

2. Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota


Tahun 2002 - 2007 ..............................................................................

70

3. Data Tingkat Bunga Kredit Tertimbang Tahun 2002 - 2007..............

71

4. Data Upah Minimum Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara


Tahun 2002-2007 ................................................................................

72

5. Hasil Estimasi Common Intercept (Pooled Least Squares)................

73

6. Hasil Estimasi Fixed Effects ...............................................................

75

7. Hasil Estimasi Random Effects............................................................

78

8. Hasil Estimasi Fixed Effects ...............................................................

81

9. Hasil Estimasi Random Effects ..........................................................

84

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pembangunan ekonomi bertujuan antara lain pencapaian pertumbuhan

ekonomi yang cukup tinggi, mengentaskan kemiskinan, menjaga kestabilan harga


dengan selalu memperhatikan tingkat inflasi, menjaga keseimbangan neraca
pembayaran, perhatian yang cukup terhadap neraca perdagangan, pendistribusian
pendapatan yang lebih adil dan merata, tumbuhnya investasi-investasi dan mengatasi
pengangguran.
Salah satu masalah yang cukup serius dihadapi Indonesia dewasa ini adalah
masalah pengangguran. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang saat
ini sudah mencapai kondisi yang cukup memprihatinkan. Jumlah penganggur dan
setengah penganggur mengalami peningkatan. Sebaliknya pengangguran dan
setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan-pemborosan sumber
daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama
kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat
menghambat pembangunan dalam jangka panjang (Depnakertrans, 2004).
Pertumbuhan ekonomi Indonesia cenderung meningkat dalam beberapa tahun,
namun

peningkatan

tersebut

belum

dibarengi

dengan

pengurangan

laju

pengangguran. Umumnya jika terjadi pertumbuhan ekonomi, maka tenaga kerja yang

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

terserap oleh sektor-sektor ekonomi meningkat sehingga laju pengangguran menurun


atau berkurang.
Meningkatnya angka pengangguran disebabkan karena ketidakseimbangan
pertumbuhan angkatan kerja dan penciptaan kesempatan kerja. Adanya kesenjangan
antara angkatan kerja dan lapangan kerja tersebut berdampak terhadap perpindahan
tenaga kerja (migrasi) baik secara spasial antara desa-kota maupun secara sektoral.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Todaro (2000) yang menjelaskan bahwa terjadinya
perpindahan penduduk disebabkan oleh tingginya upah atau pendapatan yang dapat
diperoleh di daerah tujuan. Kesenjangan upah/pendapatan yang besar antara desa atau
daerah dan kota mendorong penduduk desa atau daerah untuk datang dan mencari
pekerjaan di kota.
Ada kecenderungan bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi yang
membuat semakin tinggi pendapatan masyarakat per kapita mengakibatkan semakin
cepat perubahan struktur ekonomi dengan asumsi bahwa faktor-faktor penentu
lainnya yang mendukung proses tersebut seperti manusia (tenaga kerja), bahan baku,
dan teknologi tersedia (Tambunan, 2001).
Melihat data statistika Sumatera Utara dalam angka (2002), jumlah penduduk
Sumatera utara yang merupakan angkatan kerja adalah sebanyak 5,28 juta jiwa yang
terdiri dari 4,93 juta jiwa terkategori bekerja dan sebesar 0,36 juta jiwa terkategori
mencari kerja dan tidak bekerja (pengangguran terbuka). Penduduk Sumatera Utara
yang bekerja ini sebagian besar bekerja pada sektor pertanian yaitu 55,56 persen.
Sektor kedua terbesar dalam menyerap tenaga kerja di Sumatera Utara adalah sektor

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 16,45 persen. Sektor lain yang cukup
besar peranannya dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa-jasa (termasuk
pegawai negeri sipil), yaitu sebesar 11,25 persen, sementara penduduk yang bekerja
di sektor industri hanya sekitar 322.807 orang atau 6,55 persen saja.
Kesempatan kerja itu timbul karena adanya investasi dan usaha untuk
memperluas kesempatan kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan investasi, laju
pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja. Strategi pembangunan yang diterapkan
juga akan mempengaruhi usaha perluasan kesempatan kerja. Strategi pembangunan
dan sasaran tujuan nasional harus benar-benar memperhatikan aspek sumber daya
manusia dalam memasuki lapangan kerja, orientasi untuk peningkatan GDP (Gross
Domestic Product) harus terlebih dahulu diikuti oleh peningkatan kualitas
pendidikan, kesehatan dan ketrampilan yang memadai agar dalam pembangunan
tersebut peningkatan GDP (Gross Domestic Product) juga diikuti dengan peningkatan
produktivitas kerja.
Menurut Tambunan (2001), Investasi merupakan suatu faktor krusial bagi
kelangsungan proses pembangunan ekonomi (sustainable development), atau
pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Dengan adanya kegiatan produksi maka
terciptalah kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat meningkat, yang selanjutnya
menciptakan/meningkatkan permintaan di pasar. Jadi pendapat di atas menjelaskan
tentang pengaruh yang ditimbulkan oleh investasi, di mana munculnya investasi akan
mendorong kesempatan kerja dan peningkatan terhadap pendapatan. Peningkatan
pendapatan akan menambah tabungan masyarakat, dan peningkatan tabungan

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

masyarakat akan mendorong peningkatan investasi disebabkan oleh bunga bank yang
cukup rendah sehingga banyak pengusaha untuk menginvestasikan modalnya ke
sektor ekonomi. Dengan adanya penanaman modal yang dilakukan pihak swasta baik
yang datang dari luar negeri maupun dalam negeri, diharapkan dapat memacu
ekonomi dan akan menciptakan multiplier effect, di mana kegiatan tersebut akan
merangsang kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya dan pada akhirnya akan memperluas
kesempatan kerja dan meringankan masyarakat.
Kesempatan kerja tidak hanya menyangkut permasalahan bidang ekonomi,
melainkan permasalahan di bidang sosial, terutama di masa-masa krisis ekonomi
beberapa waktu yang lalu. Permasalahan kesempatan kerja sebenarnya bukan hanya
menyangkut bagaimana ketersediaan lapangan kerja bagi angkatan kerja, akan tetapi
mempertanyakan apakah lapangan kerja yang ada cukup mampu memberi imbal jasa
yang layak bagi pekerja.
Angkatan kerja yang telah bekerja tersebut tersebar di sektor-sektor ekonomi
yang ada dan sebagian besar berada di sektor industri, perdagangan, dan keuangan.
Kondisi ini sejalan dengan kontribusi sektor ekonomi terhadap PDRB Kabupaten/
Kota di Propinsi Sumatera Utara. Peningkatan investasi akan meningkatan
kesempatan kerja dan peningkatan upah akan menurunkan kesempatan kerja.
Tingkat bunga merupakan salah satu pedoman bagi investor yang digunakan
sebagai pembanding apakah investasi yang ditanamkan menguntungkan atau tidak.
Jika tingkat return dari suatu investasi lebih rendah dari tingkat suku bunga bank
maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut tidak menguntungkan. Jika tingkat

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

bunga kredit investasi mengalami kenaikan, maka umumnya para pelaku bisnis akan
menahan diri dalam melakukan investasi. Penurunan nilai investasi ini akan
berdampak terhadap berkurangnya aktivitas usaha dari pelaku bisnis. Berkurangnya
aktivitas usaha ini sekaligus juga akan berdampak terhadap berkurangnya
penggunaan tenaga kerja.
Peranan kredit yang diberikan oleh perbankan di dalam pertumbuhan ekonomi
dapat berarti penciptaan lapangan kerja, baik melalui perluasan produksi dan kegiatan
usaha lainnya maupun melalui pengaruhnya dalam mendorong munculnya unit-unit
usaha baru. Selain itu, kredit perbankan dapat diarahkan untuk pemerataan
kesempatan berusaha yang antara lain melalui alokasi pemberian kredit menurut
prioritas pembangunan dan golongan ekonomi sehingga pada gilirannya dapat
memperluas pemerataan hasil-hasil pembangunan.
Permintaan kredit oleh pengusaha tidak akan meningkat apabila iklim
investasi di daerah tidak mendukung. Dukungan terhadap iklim investasi dapat
berasal dari pemerintah daerah. Saat ini banyak pengusaha yang mengeluh masalah
perizinan usaha dan peraturan-peraturan daerah. Sulitnya mendapat perizinan dan
banyaknya peraturan daerah (perda) menyebabkan sektor riil mengalami hambatan.
Faktor tingkat upah masuk ke dalam penelitian ini karena secara teoritis
permintaan tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh tingkat upah. Ditinjau dari faktor
upah, selama ini masalah yang sering timbul dalam hal pengupahan adalah adanya
perbedaan pengertian dan kepentingan mengenai upah antara pengusaha dan pekerja.
Sehingga dalam hal ini diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengatasi perbedaan

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

kepentingan tersebut. Perbaikan upah berarti peningkatan pendapatan dan daya beli
masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat akan meningkatkan permintaan
akan barang dan jasa yang kemudian pada gilirannya secara makro mendorong
perusahaan untuk berkembang.
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan suatu penelitian dengan
judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja pada
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara.

1.2.

Perumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya maka

perumusan masalah penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan


kerja pada kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap kesempatan
kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara?
2. Bagaimana pengaruh Tingkat Bunga Kredit terhadap kesempatan kerja pada
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara?
3. Bagaimana pengaruh Tingkat Upah terhadap kesempatan kerja pada Kabupaten/
Kota di Propinsi Sumatera Utara?

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka tujuan dilakukannya penelitian

ini, sebagai berikut:


1. Untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Regional Bruto terhadap
kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.
2. Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Bunga Kredit terhadap kesempatan kerja
pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.
3. Untuk menganalisis pengaruh Tingkat Upah terhadap kesempatan kerja pada
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.

1.4.

Manfaat Penelitian
Manfaat dilakukannya penelitian ini diharapkan antara lain:

1.

Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi
Sumatera Utara.

2.

Sebagai masukan/input bagi Pemerintah pada kabupaten/kota di Propinsi


Sumatera Utara dalam mengambil keputusan mengenai rencana peningkatan
kesempatan kerja dan mengurangi pengangguran.

3.

Sebagai bahan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan bagi penulis.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian Ketenagakerjaan
Untuk membahas masalah kesempatan kerja berarti harus memahami tentang

konsep ketenagakerjaan yang umum berlaku, diantaranya adalah sebagai berikut:


1. Tenaga kerja (manpower) atau penduduk usia kerja (UK), adalah penduduk
dalam usia kerja (berusia 15 tahun keatas) atau jumlah seluruh penduduk
dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada
permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam
aktivitas tersebut. Penerapan penduduk usia kerja di atas 15 tahun adalah
setelah ILO (International Labour Organization) menginstruksi agar batas
awal usia kerja adalah setelah 15 tahun. Sedangkan pada statistik Indonesia
sejak tahun 1971 batas usia kerja adalah bilamana seseorang sudah berumur
10 tahun atau lebih. Semenjak dilaksanakan SAKERNAS (Survei Angkatan
Kerja Nasional) 2001, batas usia kerja yang semula 10 tahun atau lebih
dirubah menjadi 15 tahun atau lebih mengikuti definisi yang dianjurkan ILO.
2. Angkatan kerja (labor force), adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya terlibat, atau berusaha untuk terlibat, atau berusaha terlibat
dalam kegiatan produksi barang dan jasa. Dalam hal ini adalah penduduk
yang kegiatan utamanya selama seminggu yang lalu bekerja (K), atau sedang
mencari pekerjaan (MP). Untuk kategori bekerja apabila minimum bekerja

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

selama 1 jam selama seminggu yang lalu untuk kegiatan produktif sebelum
pencacahan dilakukan. Mencari pekerjaan adalah seseorang yang kegiatan
utamanya sedang mencari pekerjaan, atau sementara sedang mencari
pekerjaan dan belum bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu. Jadi
angkatan kerja dapat diformulasikan melalui persamaan identitas sebagai
berikut: AK = K + MP. Penjumlahan angka-angka angkatan kerja dalam
bahasa ekonomi disebut sebagai penawaran angkatan kerja (labour supply).
Sedangkan penduduk yang berstatus sebagai pekerja atau tenaga kerja
termasuk ke dalam sisi permintaan (labour demand).
3. Bukan Angkatan Kerja (unlabour force), adalah penduduk yang berusia kerja
(15 tahun ke atas), namun kegiatan utama selama seminggu yang lalu adalah
sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Apabila seseorang yang sedang
sekolah, mereka bekerja minimal 1 jam selama seminggu yang lalu, tetapi
kegiatan utamanya adalah sekolah, maka individu tersebut tetap masuk ke
dalam kelompok bukan angkatan kerja. Mereka yang tercatat lainnya
jumlahnya tidak sedikit dan mungkin sebagian besar masuk ke dalam transisi
antara sekolah untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
atau tidak dalam kategori bukan angkatan kerja (BAK). Jadi jumlah usia kerja
(UK) apabila dilihat melalui persamaan identitas adalah sebagai berikut:
UK = AK +BAK
4. Tingkat partisipasi angkatan kerja (labour force participation rate), adalah
menggambarkan jumlah angkatan kerja dalam suatu kelompok umur sebagai

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

persentase penduduk dalam kelompok umur tersebut, yaitu membandingkan


angkatan kerja dengan tenaga kerja. Untuk menghitung tingkat partisipasi
angkatan kerja (TPAK) dapat digunakan rumus sebagai berikut:
TPAK = AK/UK x 100%
5. Tingkat pengangguran (unemployment rate), adalah angka yang menunjukkan
berapa banyak dari jumlah angkatan kerja sedang aktif mencari pekerjaan,
yaitu membandingkan jumlah orang yang mencari pekerjaan dengan jumlah
angkatan kerja. Tingkat pengangguran

(TP) dapat

dirumuskan sebagai

berikut: TP=MP/AK x 100%.


Jumlah orang yang bekerja tergantung dari besarnya permintaan atau demand
dalam masyarakat. Permintaan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi dan
tingkat upah. Proses terjadinya penempatan atau hubungan kerja melalui penyediaan
dan permintaan tenaga kerja dinamakan pasar kerja. Besar penempatan (jumlah orang
yang bekerja atau tingkat employment) dipengaruhi oleh faktor kekuatan penyediaan
dan permintaan tersebut. Selanjutnya, besarnya penyediaan dan permintaan tenaga
kerja dipengaruhi oleh tingkat upah.
Dalam ekonomi Neoklasik bahwa penyediaan atau penawaran tenaga kerja
akan bertambah bila tingkat upah bertambah. Sebaliknya permintaan terhadap tenaga
kerja akan berkurang bila tingkat upah meningkat. Ini dilukiskan dengan garis DD
pada Gambar 2.1.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Wi

We

D
S
Ld

Le

Ls

Tenaga kerja,
Penempatan,
Penganggur

Sumber: (Suparmoko, 2000)


Gambar 2.1. Penyediaan dan Permintaan Tenaga Kerja
Dengan asumsi bahwa semua pihak mempunyai informasi yang lengkap
mengenai pasar kerja, maka teori neoklasik beranggapan bahwa jumlah penyediaan
tenaga kerja selalu sama dengan permintaan. Keadaan pada saat penyediaan tenaga
sama dengan permintaan dinamakan titik ekuilibrium (titik E). Dalam hal penyediaan
tenaga kerja sama dengan permintaan, tidak terjadi pengangguran.
Dalam kenyataan, titik ekuilibirium itu tidak pernah tercapai karena informasi
tidak pernah sempurna dan hambatan-hambatan institusional selalu ada. Upah yang
berlaku (W) pada umumnya lebih besar dari pada upah ekuilibrium (We). Pada
tingkat upah Wi, jumlah penyediaan tenaga adalah Ls sedang permintaan hanya
sebesar Ld. Selisih antara Ls dan Ld merupakan jumlah penganggur. Tiap negara

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

memberikan pengertian yang berbeda mengenai definisi bekerja dan menganggur,


dan definisi itu dapat berubah menurut waktu.
2.1.1. Kesempatan Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dalam proses produksi yang lain
seperti tanah, modal dan lain-lain. Maka manusia merupakan penggerak bagi seluruh
faktor-faktor produksi tersebut. Istilah kesempatan kerja mengandung pengertian
lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tersedia untuk bekerja akibat dari suatu
kegiatan ekonomi (produksi). Dengan demikian pengertian kesempatan kerja adalah
mencakup lapangan perkerjaan yang sudah diisi dan semua lapangan pekerjaan yang
masih lowong. Dari lapangan pekerjaan yang masih lowong tersebut (yang
mengandung arti adanya kesempatan), kemudian timbul kebutuhan akan tenaga kerja.
Kebutuhan tenaga kerja nyata-nyata diperlukan oleh perusahaan/lembaga menerima
tenaga kerja pada tingkat upah, posisi, dan syarat kerja tertentu. Data kesempatan
kerja secara nyata sulit diperoleh, maka untuk keperluan praktis digunakan
pendekatan bahwa jumlah kesempatan kerja didekati melalui banyaknya lapangan
kerja yang terisi yang tercermin dari jumlah penduduk yang bekerja.
Kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada pemikiran bahwa tenaga kerja dalam
masyarakat merupakan salah satu faktor yang potensial untuk pembangunan ekonomi
secara keseluruhan, dengan demikian jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar
dapat menentukan percepatan laju pertumbuhan ekonomi. Kesempatan kerja yang
tersedia dan kualitas tenaga kerja yang digunakan akan menentukan proses

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

pembangunan ekonomi untuk menjalankan proses produksi dan juga sebagai pasar
barang dan jasa.

2.2.

Permintaan Tenaga Kerja dari Sisi Perusahaan


Dalam memperkirakan penggunaan tenaga kerja perusahaan akan melihat

tambahan output yang akan diperolehnya sehubungan dengan penambahan seorang


tenaga kerja. Untuk menganalisis hal tersebut digunakan beberapa asumsi, ini berarti
setiap rumah tangga perusahaan sebagai individu tidak dapat mempengaruhi harga
atau menghasilkan produksi (output) maupun untuk faktor-faktor produksi (input)
yang digunakan dalam industri adalah suatu faktor yang harus diterima.
Tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi dikombinasikan dengan
faktor-faktor produksi lainnya khususnya modal akan dapat menghasilkan suatu
output berupa barang dan jasa. Oleh karena itu rumah tangga perusahaan dalam
kegiatan menghasilkan produksinya membutuhkan atau meminta jasa tenaga kerja.
Dengan

suatu

asumsi

perusahaan

dalam

menghasilkan

outputnya

menggunakan faktor tenaga kerja dan modal (dalam jangka pendek), di mana faktor
modal jumlahnya tetap, maka secara matematis fungsi produksi dapat ditulis sebagai
berikut:
Q = f (L, K)
Di mana:
Q = Jumlah output yang dihasilkan
L = Jumlah sumber tenaga kerja (jasa tenaga kerja)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

K = Jumlah sumber modal (jasa barang modal)


Model yang akan digunakan untuk menjelaskan kesempatan kerja dapat
didekati dari fungsi permintaan Hicksian. Fungsi permintaan Hicksian diturunkan
dari kondisi minimisasi biaya sebuah unit usaha. Misalnya untuk memproduksi suatu
output diperlukan dua faktor input, yaitu tenaga kerja (L) dengan upah per unitnya w
dan modal kerja (K) dengan biaya modal sebesar r. Kondisi tersebut secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut:
Q = f (K, L) .................................................................................. 1
Sedangkan biaya totalnya dapat dijabarkan sebagai berikut:
TC = wL + rK ............................................................................... 2
Dengan minimisasi biaya total untuk setiap n faktor input produksi, dan
menempatkan persamaan (1) sebagai kendala dan persamaan (2) sebagai tujuan, maka
melalui metode langrange fungsi tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:
= wL + rK + (Q f(K,L) ............................................................... 3
Turunan parsial (pertama) yang merupakan kondisi perlu untuk masalah optimasi
terhadap K, L dan harus sama dengan nol adalah sebagai berikut:

= L = w

= K = r

f (K,L)
L

= 0 .............................................................. 4

f (K,L)
K

= 0 .............................................................. 5

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

= = Q f (K,L)

= 0 .............................................................. 6

Dengan memanipulasi pers (4) dan (5), maka akan diperoleh:


w

r
=

MPL

w
atau

MPK

MPL
=

.......................................................... 7
MPK

Sedangkan secara ekonomi dapat diinterpretasikan sebagai suatu biaya marginal


(marginal cost = MC). Dari persamaan (4) dan (5) dapat diperoleh nilai pengganda
langrange sebagai berikut:
=

=
MPL

............................................................................ 8
MPK

w merupakan harga per unit faktor input tenaga kerja dan r merupakan harga per unit
faktor input kapital, sedangkan MPL adalah besarnya tambahan output sebagai akibat
adanya kenaikan per unit faktor input tenaga kerja dan MPK adalah besarnya
tambahan output sebagai akibat adanya kenaikan per unit faktor input kapital. Dengan
demikian:
=

r
=

MPL

merupakan marginal cost


MPK

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari hasil proses
minimisasi total cost (TC) akan diperoleh nilai optimal dari penggunaan faktor input
(L,K) dan dengan demikian fungsi permintaan dari faktor input (L,K) ini adalah

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

fungsi dari harga input (w, r) dan tingkat produksinya (Q) yang secara matematika
dapat dinyatakan sebagai berikut:
L* = L* (w, r, Q) 9
Merupakan fungsi permintaan tenaga kerja.
K* = K* (w, r, Q) .............................................................. 10
Merupakan fungsi permintaan kapital.

2.3.

Pertumbuhan Ekonomi
Seseorang ahli ekonomi, Okun yang memperkenalkan Hukum Okun

(Mankiw, 2000) menyatakan bahwa terdapat kaitan yang erat antara tingkat
pengangguran dengan GDP (Gross Domestic Product) riil, di mana terdapat
hubungan yang negatif antara tingkat pengangguran dengan GDP riil. Pernyataan ini
dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kesempatan kerja
dengan GDP riil. Okun menggunakan data tahunan dari Amerika Serikat untuk
menunjukkan hukum Okun ini seperti terlihat pada Gambar 2.2.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Perubahan persentase
dalam GDP riil

Garis titik sebaran


setiap pengamatan

Perubahan dalam tingkat


Pengangguran
Sumber: (Mankiw, 2000)
Gambar 2.2. Kurva Hukum Okun
Gambar 2.2 di atas ini merupakan titik sebar dari perubahan dalam tingkat
pengangguran pada sumbu horizontal dan perubahan persentase dalam GDP riil pada
sumbu vertikal. Gambar ini menunjukkan dengan jelas bahwa perubahan dalam
tingkat pengangguran tahun ke tahun sangat erat kaitannya dengan perubahan dalam
GDP riil tahun ke tahun, seperti terlihat pada garis titik sebar pengamatan yang
berslope negatif.
Salah satu masalah yang biasa muncul dalam ketenagakerjaan adalah
ketidakseimbangan anatara permintaan akan tenaga kerja (demand for labour) dan
penawaran

tenaga

kerja

(supply

of

labour)

pada

suatu

tingkat

upah.

Ketidakseimbangan tersebut dapat berupa:


1. Lebih besarnya penawaran dibanding permintaan terhadap tenaga kerja
(adanya excess supply of labour).

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

2. Lebih besarnya permintaan dibanding penawaran tenaga kerja (adanya excess


demand for labour).
Apabila jumlah orang yang menawarkan tenaganya untuk bekerja adalah sama
dengan jumlah tenaga kerja yang diminta, maka tidak akan ada excess supply for
labour maupun excess demand for labour. Pada kondisi seperti ini berarti terjadi
tingkat upah keseimbangan di mana semua orang yang ingin bekerja telah dapat
bekerja, berarti tidak ada orang yang menganggur. Apabila terjadi excess supply of
labour berarti ada orang yang menganggur pada tingkat upah tertentu, sedangkan
apabila terjadi excess demand of labour berarti masih ada kemungkinan tenaga kerja
dapat melakukan negoisasi upah sesuai keinginannya di atas upah keseimbangan.
Lewis (Subri, 2003) dalam teorinya mengemukakan bahwa kelebihan pekerja
merupakan kesempatan dan bukan suatu masalah, di mana kelebihan pekerja satu
sektor ekonomi akan memberikan andil terhadap pertumbuhan output dan penyediaan
pekerja di sektor lain. Lebih murahnya biaya upah asal pedesaaan terutama dari
sektor pertanian akan dapat menjadi pendorong bagi pengusaha perkotaan untuk
memanfaatkan pekerja tersebut dalam pengembangan industri modern perkotaan.
Selama berlangsungnya proses industrialisasi, maka kelebihan penawaran pekerja
di sektor pertanian akan terserap.
Fei-Ranis (Subri, 2003) dalam teorinya mengemukakan bahwa ada tiga
tahapan pembangunan ekonomi dalam kondisi kelebihan tenaga kerja. Tahapan
tersebut adalah:

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

a. Para penganggur semu (yang tidak menambah output pertanian) dialihkan ke


sektor industri dengan upah institusional yang sama.
b. Tahap di mana pekerja pertanian menambah output tetapi memproduksi lebih
kecil dari upah institusioanal yang mereka peroleh dapat pula dialihkan ke sektor
industri.
c. Tahap ditandai awal pertumbuhan swasembada pada saat buruh pertanian
menghasilkan output lebih besar dari perolehan upah institusional, maka dalam
kondisi seperti ini kelebihan pekerja terserap ke sektor jasa dan industri yang
meningkat terus-menerus sejalan dengan pertumbuhan output dan perluasan
usahanya.
Harrod-Domar (Todaro, 2000) dalam teori pertumbuhannya menyatakan
bahwa secara definitif tingkat pertumbuhan output (Y) dikurangi dengan tingkat
pertumbuhan produktivitas tenaga kerja (Y/L) kurang lebih sama dengan
pertumbuhan kesempatan kerja (L). Secara matematis hubungan-hubungan tersebut
dapat disajikan sebagai berikut:
Y - (Y/L) = L .
Y
Y/L
L

(11)

Sementara itu menurut Todaro (2000), bahwa faktor-faktor atau komponen


pertumbuhan ekonomi yang penting dalam masyarakat adalah sebagai berikut:
a. Akumulasi modal, termasuk semua investasi baru dalam bentuk tanah, peralatan
fisik, dan sumber daya manusia.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

b. Perkembangan populasi, yang akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan


angkatan kerja walaupun terlambat.
c. Kemajuan teknologi, terutama untuk sektor industri.
Dengan menggunakan teori Harrod-Domar, Todaro menekankan bahwa
pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan lapangan kerja yang seluas-luasnya dengan
lebih mengutamakan perkembangan sektor-sektor ekonomi yang padat karya seperti
sektor pertanian dan industri-industri berskala kecil.
Apabila pertumbuhan ekonomi dilihat dari pertambahan output dalam bentuk
GDP konstan, maka akan menghilangkan unsur inflasi di dalamnya. Sementara itu
di sisi lain inflasi ini sebenarnya dapat memicu pertumbuhan ekonomi yang pada
akhirnya akan dapat menciptakan kesempatan kerja.
Di lain pihak, Arsyad (2000) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi
daerah diartikan sebagai kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tanpa
memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan
penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Hal ini berarti
bahwa pertumbuhan ekonomi daerah secara langsung ataupun tidak langsung akan
menciptakan lapangan kerja.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tolak ukur dari keberhasilan
pembangunan ekonomi suatu daerah diantaranya adalah PDRB daerah tersebut dan
pertumbuhan penduduk yang bermuara pada tingkat kesempatan kerja. PDRB
menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya alam dan
faktor-faktor produksi. PDRB juga merupakan jumlah dari nilai tambah yang

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

diciptakan dari seluruh aktivitas ekonomi suatu daerah atau sebagai nilai produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah. Mengambil analisis makro Produk
Domestik Regional Bruto, Mankiw (2000) menjelaskan bahwa secara umum PDRB
dapat dihitung berdasarkan harga konstan atau berdasarkan harga berlaku. PDRB
menurut harga konstan adalah merupakan ukuran kemakmuran ekonomi yang lebih
baik, sebab perhitungan output barang dan jasa perekonomian yang dihasilkan tidak
dipengaruhi oleh perubahan harga.

2.4.

Upah Tenaga Kerja


Membahas mengenai upah terutama upah minimum sering terjadi perdebatan,

di mana kebanyakan para ekonom menyatakan bahwa kebijakan peningkatan upah


minimum sering menyebabkan terjadinya pengangguran untuk sebagian pekerja.
Namun mereka berpendapat bahwa pengorbanan itu setimpal untuk mengentaskan
kemiskinan kelompok masyarakat lainnya.
Sementara itu kajian tentang upah minimum yang dilakukan oleh Carl, Katz,
dan Krueger (dalam Mankiw, 2000) menemukan suatu hasil bahwa peningkatan upah
minimum ternyata malah meningkatkan jumlah pekerja. Kajian ini dilakukan pada
beberapa restoran cepat saji di New Jersey dan Pennsylvania Amerika Serikat. Dalam
kajian ini dijelaskan dalam restoran-restoran cepat saji di New Jersey meningkatkan
upah minimum, sedangkan restoran-restoran cepat di Pennsylvania tidak menaikkan
upah minimum pada saat yang sama. Menurut teori standar, seperti yang diungkapkan
oleh Brown (Mankiw, 2000) bahwa ketika pemerintah mempertahankan upah agar

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

tidak mencapai tingkat equlibrium, hal itu dapat menimbulkan kekakuan upah yang
menyebabkan pengangguran. Pengangguran ini terjadi ketika upah berada di atas
tingkat yang menyeimbangkan penawaran dan permintaan, di mana jumlah tenaga
kerja yang ditawarkan melebihi jumlah permintaan tenaga kerja. Oleh sebab itu
peningkatan upah minimum mengurangi jumlah tenaga kerja yang diminta oleh
perusahaan, terutama bagi tenaga kerja yang tidak terdidik dan kurang
berpengalaman. Namun kenyataannya dalam kasus kesempatan kerja di restoranrestoran New Jersey berlawanan dengan teori standar, di mana kesempatan kerja yang
seharusnya menurun dibandingkan dengan kesempatan kerja di restoran-restoran
Pennsylvania, ternyata dari data yang ada menunjukkan bahwa kesempatan kerjanya
semakin meningkat.
Selanjutnya Suryahadi (2003) menemukan bahwa koefisien dari upah
minimum untuk semua pekerja dan seluruh segmen dari angkatan kerja adalah
negatif, kecuali pekerja kerah putih (white collar). Hasil ini konsisten dengan prediksi
dari kerangka teoritis bahwa upah minimum akan mereduksi kesempatan kerja dari
pekerja dengan skill yang rendah di sektor formal. Sementara itu kenaikan dalam
upah minimum sebesar 10% akan meningkatkan kesempatan kerja dari pekerja kerah
putih sebanyak 10%. Kesimpulan Suryahadi secara umum sama dengan Anonim
(2002). Anonim menambahkan bahwa dampak negatif kenaikan upah minimum dapat
meningkatkan pengangguran untuk perempuan dan pekerja usia muda, pekerja
berpendidikan rendah, pekerja penuh waktu, dan pekerja paruh waktu.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

2.5.

Pengertian Investasi
Penanaman modal atau lebih sering disebut investasi mempunyai banyak

pengertian yang berbeda diantara para pakar ekonomi. Deliarnov (2002)


mengemukakan bahwa investasi merupakan pengeluaran perusahaan secara
keseluruhan yang mencakup pengeluaran untuk membeli bahan baku/material, mesinmesin dan peralatan pabrik serta semua peralatan modal lain yang diperlukan dalam
proses produksi. Pengeluaran untuk keperluan bangunan kantor pabrik tempat tinggal
karyawan dan bangunan konstruksi lainnya. Perubahan nilai stok atau barang
cadangan sebagai akibat dari perubahan jumlah dan harga.
Todaro (2000), menyatakan bahwa sumber daya yang akan digunakan untuk
meningkatkan pendapatan dan konsumsi di masa yang akan datang disebut sebagai
investasi. Dengan demikian investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau
perbelanjaan penanaman-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barangbarang

modal

dan

perlengkapan-perlengkapan

produksi

untuk

menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam


perekonomian sehingga investasi disebut juga dengan penanaman modal atau
pembentukan modal.
Harrod-Domar (Subri, 2003) dalam teorinya menyatakan bahwa investasi
tidak hanya menciptakan permintaan, tetapi juga memperbesar kapasitas produksi.
Kapasitas produksi yang membesar tersebut membutuhkan jumlah tenaga kerja yang
besar pula, di mana dalam kondisi seperti ini diasumsikan bahwa tenaga kerja
meningkat secara geometris dan selalu full employment.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Ada tiga bentuk pengeluaran investasi, yakni (1) investasi tetap bisnis
(business fixed investment) mencakup peralatan dan struktur yang perusahaan beli
untuk proses produksi. (2) investasi residensial (residential invesment) mencakup
perumahan baru yang orang beli untuk ditinggali dan yang dibeli tuan tanah untuk
disewakan. (3) investasi persediaan (inventory investment) mencakup barang-barang
yang diperusahaan di tempatkan di gudang, termasuk bahan-bahan dan perlengkapan,
barang setengah jadi dan barang jadi (Mankiw, 2000).
Menurut Tambunan (2001), di dalam neraca nasional atau struktur PDB
menurut penggunaannya, investasi didefinisikan sebagai pembentukan modal/kapital
tetap domestik (domestic fixed capital formation). Investasi dapat dibedakan antara
investasi bruto (pembentukan modal tetap domestik bruto) dan investasi neto
(pembentukan modal tetap domestik neto).
Menurut definisi dari Badan Pusat Statistik (BPS), pembentukan modal tetap
adalah pengeluaran untuk pengadaan, pembuatan, atau pembelian barang-barang
modal baru (bukan barang-barang konsumsi) baik dari dalam negeri maupun impor,
termasuk barang modal bekas dari luar negeri. Pembentukan modal tetap yang
dicakup hanyalah yang dilakukan oleh sektor-sektor ekonomi di dalam negeri
(domestik). Menurut Sadono Sukirno (2002) Investasi, yang lazim disebut juga
dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal merupakan komponen
kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat.
Kutipan di atas menerangkan bahwa tabungan dari sektor rumah tangga,
melalui institusi-institusi keuangan, akan mengalir ke sektor perusahaan. Apabila para

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

pengusaha menggunakan uang tersebut untuk membeli barang-barang modal, maka


pengeluaran tersebut dinamakan investasi.
Dengan demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau
pembelanjaan penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barangbarang

modal

dan

perlengkapan-perlengkapan

produksi

untuk

menambah

kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam


perekonomian. Pertambahan jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian
tersebut menghasilkan lebih banyak barang dan jasa dimasa yang akan datang. Ada
kalanya penanaman modal dilakukan untuk menggantikan barang-barang modal yang
lama yang telah haus dan perlu didepresiasikan.
Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang
dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi
(pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran/pembelanjaan
yang berikut:
1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan
produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.
2. Pembelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal, bangunan kantor,
bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan
barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan
pendapatan nasional.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Jumlah dari ketiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan Investasi


Bruto, yaitu ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam
perekonomian dan mengganti barang modal yang telah didepresiasikan. Apabila
investasi bruto dikurangi oleh nilai depresiasi maka akan didapat investasi neto.
Menurut BPS yang dikutip oleh Tambunan (2001), cakupan dari barangbarang modal tetap adalah sebagai berikut:
a. Barang modal baru dalam bentuk konstruksi (bangunan tempat tinggal dan bukan
tempat tinggal, jalan dan bandara), mesin-mesin. Alat angkutan dan
perlengkapannya, yang mempunyai umur pemakaian (economic life time) satu
tahun atau lebih.
b. Biaya untuk perubahan dan perbaikan barang-barang modal yang akan
meningkatkan output atau produktivitas atau memperpanjang umur pemakaian.
c. Pengeluaran untuk pengembangan dan pembukaan tanah, pemerahan perluasan
areal hutan daerah pertambangan serta penanaman dan peremajaan tanaman
keras.
d. Pembelian ternak produktif untuk keperluan pembiakan, pemerahan susu,
pengangkutan dana sebagainya.
e. Margin perdagangan dan margin ongkos-ongkos lain yang berkenaan dengan
transaksi jual beli tanah, sumber mineral, hak penguasaan hutan, hak paten, hak
cipta, dan barang-barang modal bekas.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Berbeda dengan yang dilakukan oleh para konsumen, yang membelanjakan


bahagian terbesar daripada pendapatan mereka untuk membeli barang-barang
kebutuhan mereka, para pengusaha membeli barang-barang modal bukan untuk
memenuhi kebutuhan mereka tetapi untuk digunakan bagi memperoleh keuntungan.
Maka sampai di mana besarnya untung yang diharapkan akan diperoleh, besar sekali
peranannya dalam menentukan tingkat investasi yang akan dilakukan oleh para
pengusaha. Di samping oleh harapan masa depan untuk memperoleh untung, tingkat
investasi ditentukan pula oleh beberapa faktor lain.

2.6.

Tingkat Bunga dalam Investasi


Investasi yang ditanamkan pada suatu negara atau daerah, ditentukan oleh

beberapa faktor, yang antara lain: tingkat bunga, ekspektasi tingkat return, tingkat
pertumbuhan ekonomi, tingkat laba perusahaan, situasi politik, kemajuan teknologi
dan kemudahan-kemudahan dari pemerintah (Kelana, 2000).
Tingkat bunga menentukan jenis-jenis investasi yang akan memberikan
keuntungan kepada para pemilik modal (investor). Para investor hanya akan
menanamkan modalnya apabila tingkat pengembalian modal dari modal yang
ditanamkan (return of investment), yaitu berupa persentase keuntungan neto (belum
dikurangi dengan tingkat bunga yang dibayar) yang diterima lebih besar dari tingkat
bunga. Seorang investor mempunyai dua pilihan di dalam menggunakan modal yang
dimilikinya yaitu dengan meminjamkan atau membungakan uang tersebut (deposito),
dan menggunakannya untuk investasi.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Tingkat bunga kredit perbankan merupakan biaya opportunitas dalam


pembentukan investasi oleh sektor bisnis, sehingga peningkatan tingkat bunga kredit
perbankan akan menurunkan tingkat investasi dan kemudian menurunkan
pertumbuhan ekonomi. Penurunan intensitas persaingan bank akan meningkatkan
penawaran kredit perbankan atau berasosiasi positif dengan struktur kredit perbankan.
Peningkatan struktur kredit perbankan akibat penurunan intensitas persaingan bank
akan meningkatkan investasi sektor riil dan kemudian mendorong pertumbuhan
ekonomi (Bank Indonesia Medan, 2007).
Ramalan mengenai keuntungan dimasa depan akan memberikan gambaran
pada investor mengenai jenis usaha yang prospektif dan dapat dilaksanakan dimasa
depan dan besarnya investasi yang harus dilakukan untuk memenuhi tambahan
barang-barang modal yang diperlukan. Dengan bertambahnya pendapatan nasional
maka tingkat pendapatan masyarakat akan meningkat, daya beli masyarakat juga
meningkat, total aggregat demand meningkat yang pada akhirnya akan mendorong
tumbuhnya investasi lain.

2.7.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesempatan Kerja


Pada suatu daerah di mana tingkat kesempatan kerjanya tinggi, hal tersebut

akan mengurangi tingkat pengangguran dan sebaliknya jika kesempatan kerja itu
rendah maka pengangguran akan meningkat. Tinggi rendahnya tingkat kesempatan
kerja dipengaruhi oleh beberapa komponen pokok, komponen tersebut di suatu
negara jenisnya berbeda-beda.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Menurut Simanjuntak (2001) faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja,


yaitu:
a. Kondisi perekonomian.
b. Pertumbuhan penduduk.
c. Produktivitas/kualitas sumber daya manusia.
d. Tingkat upah.
e. Struktur umur penduduk.
Kutipan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kondisi perekonomian
Pesatnya roda perekonomian suatu daerah mencerminkan aktivitas produksi yang
tinggi, kapasitas produksi yang tinggi membutuhkan tingginya faktor produksi
diantaranya adalah tenaga kerja. Jadi banyak perusahaan yang menambah tenaga
kerja baru.
b. Pertumbuhan penduduk
Kualitas pertumbuhan ekonomi akan dipengaruhi oleh tingginya angka
pertumbuhan penduduk. Oleh sebab itu semakin tinggi jumlah penduduk akan
mengurangi kesempatan orang untuk bekerja.
c. Produktivitas/kualitas sumber daya manusia
Tingginya produktivitas dan kualitas sumber daya seseorang akan mendorong
tingginya tingkat kesempatan kerja, dan sebaliknya kualitas sumber daya manusia
yang rendah akan kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

d. Tingkat upah
Kenaikan upah yang tidak dibarengi dengan kenaikan kapasitas produksi akan
menyebabkan pihak perusahaan akan mengurangi jumlah karyawannya, hal
tersebut akan menurunkan tingkat kesempatan kerja.
e. Struktur umur penduduk
Semakin besar struktur umur penduduk yang digolongkan mudah, maka
kesempatan kerja akan menurun dan sebaliknya.

2.8.

Penelitian Terdahulu
Rani dan Abdullah dalam Elfindri dan Bactiar, (2000) dalam penelitiannya

mengemukakan bahwa faktor utama yang menyebabkan tingginya perluasan


kesempatan kerja dalam industri-industri yang berorientasi eksport adalah karena
industri-industri tersebut lebih tepat untuk mencapai skala ekonomi karena luasnya
pasar menyebabkan kegiatan usaha juga meningkat, sehingga menyebabkan
keperluan tenaga kerja untuk jenis pekerjaan tertentu bertambah dan pekerja-pekerja
lebih terkonsentrasi untuk bekerja dalam jenis pekerjaan tertentu dengan keahliannya.
Syafaat dan Friyanto (2000) meneliti kesempatan kerja di kawasan timur
Indonesia pasca krisis ekonomi dengan membandingkan kesempatan kerja yang
tercipta dengan pertumbuhan PDRB di kawasan timur Indonesia. Dalam penelitian
tersebut

menunjukkan

bahwa

pertumbuhan

PDRB

yang

menurun

yang

mengakibatkan kesempatan kerja mengalami penurunan. Dengan kondisi ini


disarankan perlu perencanaan pembangunan ekonomi yang berpijak pada

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

kemampuan sumber daya agar struktur ekonomi mempunyai ketahanan yang tinggi
untuk dapat menciptakan kesempatan kerja.
Safrida (1999) dalam penelitiannya mengenai dampak kebijakan upah
minimum dan makro ekonomi terhadap laju inflasi, kesempatan kerja serta
permintaan dan penawaran agregat menyatakan bahwa khususnya dari kesempatan
kerjanya tingkat upah minimum, pendapatan nasional, serta investasi merupakan
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran tenaga kerja.
Yenentri

(1998)

dalam

penelitiannya

tentang

faktor-faktor

yang

mempengaruhi kesempatan kerja dan transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian
ke sektor non pertanian di Sumatera Barat menyatakan bahwa tingkat upah sektor non
pertanian, keterbatasan modal, teknologi dan skala usaha merupakan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi transformasi tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor
non pertanian.
Rachman (2005) dalam studinya tentang kesempatan kerja di DKI Jakarta
menemukan faktor upah minimum regional berpengaruh negatif terhadap kesempatan
kerja. Hal ini berarti tingkat upah Provinsi di DKI Jakarta merupakan salah satu
masalah pengganggu bagi pengguna tenaga kerja untuk memperkerjakan.
Rimmar Siringoringo (2007) dalam studinya tentang kesempatan kerja pada
industri menengah dan besar di Propinsi Sumatera Utara menemukan faktor tingkat
bunga kredit berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja. Hal ini berarti tingkat
bunga kredit Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu pengganggu bagi
kesempatan kerja di Sumatera Utara.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

2.9.

Kerangka Pemikiran
PDRB
(PDRB)
Tingkat Bunga Kredit
(R)

Kesempatan kerja
(KK)

Upah
(UMK)
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran

2.10.

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, tinjauan kepustakaan dan dari berbagai hasil

kajian empiris yang telah dilakukan peneliti-peneliti sebelumnya, maka dapat


dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. PDRB berpengaruh positif terhadap kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota
di Propinsi Sumatera Utara, Ceteris Paribus.
2. Tingkat bunga kredit berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja pada
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara, Ceteris Paribus.
3. Upah berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota
di Propinsi Sumatera Utara, Ceteris Paribus.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.

Ruang Lingkup Penelitian


Ruang lingkup penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor yang

mempengaruhi kesempatan kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.


Penelitian ini mempergunakan data sekunder untuk mengetahui pengaruh produk
domestik regional bruto kabupaten/kota, tingkat bunga kredit, dan upah minimum
kabupaten/kota terhadap kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera
Utara.

3.2.

Jenis dan Sumber Data Penelitian


Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat

Statistik serta instansi lainnya yang mendukung penelitian ini. Data sekunder yang
digunakan tersebut merupakan time series dan cross section (data panel) selama
kurun waktu tahun 2002 2007, dengan 19 (sembilan belas) kabupaten/kota.
Jenis data penelitian terdiri dari produk domestik regional bruto kabupaten/
kota, tingkat bunga kredit dan upah minimum kabupaten/kota.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

3.3.

Model Analisis
Model analisis yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara


adalah model panel data, yaitu:
Log(KK)it = b0 + b1 Log (PDRB)it + b2 Log (R)t + b3 Log (UMK) it + it

(3.1)

Di mana:
t

= Tahun

= Kabupaten/kota (1, 2 , . . . , 19)

KK

= Kesempatan Kerja (dalam jiwa)

PDRB = Produk domestik regional bruto pada kabupaten/kota di Sumatera Utara


(dalam juta rupiah)
R

= Tingkat bunga kredit bank umum di Sumatera Utara (dalam persen)

UMK = Upah minimum kabupaten/kota di Sumatera Utara (dalam ribu rupiah)


b0

= intersept

b1,b2,b3 = koefesien regresi

3.4.

= residual/kesalahan pengganggu

Definisi Operasional
Untuk memudahkan pemahaman terhadap istilah dan variabel yang digunakan

dalam penelitian ini perlu diberikan batasan operasional sebagai berikut:

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

1. Kesempatan kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dibayar dan bekerja bagi
setiap penduduk dalam usia kerja pada tahun tertentu (dalam satuan jiwa).
2. PDRB adalah Produk domestik regional bruto kabupaten/kota menurut lapangan
usaha atas dasar harga konstan (dalam satuan jutaan rupiah).
3. Tingkat suku bunga kredit adalah tingkat bunga kredit tertimbang bank umum
di Sumatera Utara (dalam satuan persen pertahun).
4. Upah minimum kabupaten/kota adalah standard upah minimum yang ditetapkan
di kabupaten/kota (dalam satuan ribu rupiah).

3.5.

Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis pengaruh produk

domestik regional bruto kabupaten/kota, tingkat bunga kredit dan upah minimum
kabupaten/kota terhadap kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera
Utara adalah dengan model regresi least squares pooled data dengan software
Eviews.
Penerapan OLS pada data panel (pooled data) dapat memperbaiki penduga,
inferensi dan mungkin peramalan. Penerapan OLS pada pooled data membutuhkan
asumsi, yaitu: 1) temporal stability, parameter regresi tidak berubah karena
perubahan waktu dan cross sectional stability, parameter regresi tidak berubah karena
perbedaan individu cross section, 2) Varians error term pada fungsi setiap individu
adalah sama (homosedastic) dan error term pada fungsi suatu individu pada suatu

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

periode tidak berhubungan dengan error term pada fungsi individu lainnya (Mulyono,
2000).
Dengan Model Panel data dapat mengeluarkan unobserve variabel tersebut yang
disebut sebagai individual effect sehingga model produksi tersebut menjadi lebih baik.
Individual effect tersebut dikategorikan dua macam yaitu Fixed Effect dan Random
Effect. Secara hipotesis bahwa jika sumber data berasal dari sampel maka dugaan model
panel adalah random effect, namum bila sumber data adalah data aggregate maka
kecenderungan adalah fixed effect.

3.6.

Uji Chow (Chow Test)


Untuk mengetahui model Pooled Least Square (PLS) atau Fixed Effect Model

(FEM) yang akan dipilih untuk estimasi data dapat dilakukan dengan uji F-test atau
uji Chow Test. PLS adalah restricted model di mana ia menerapkan intercept yang
sama untuk seluruh individu. Seperti yang telah ketahui, terkadang asumsi bahwa
setiap unit cross section memiliki perilaku yang sama cenderung tidak realistis
mengingat dimungkinkan saja setiap unit cross section memiliki perilaku yang
berbeda. Untuk itu dipergunakan Chow Test. Dasar penolakan terhadap hipotesa nol
tersebut adalah dengan menggunakan F Statistik seperti yang dirumuskan oleh Chow
sebagai berikut:
CHOW = ( RSSS-URSS ) / ( N-1) .. ( 3.2 )
URSS / ( NT N K )

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Di mana:
RRSS = Restricted Residual Sum Square (merupakan Sum of Square Residual
yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode pooled least
square/common intercept)
URSS = Unrestricted Residual Sum Square (merupakan Sum of Square
Residual yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode
fixed effect)
N = Jumlah data cross section
T = Jumlah data time series
K = Jumlah variabel penjelas
Pengujian ini mengikuti distribusi F statistik yaitu FN-1, NT-N-K
Jika nilai CHOW Statistics (F Stat) hasil pengujian lebih besar dari F Tabel,
maka cukup bukti untuk melakukan penolakan terhadap hipotesa nol sehingga model
yang akan digunakan adalah model fixed effect, begitu juga sebaliknya.

3.7.

Hausman Test
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan apakah model fixed effect atau

random effect yang dipilih. Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut:
Ho

: Model Random Effect

H1

: Model Fixed Effect

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Dasar penolakan Ho adalah dengan menggunakan pertimbangan statistik Chi Square.


Jika Chi Square statistik > Chi Square table maka Ho ditolak (Model yang digunakan
adalah Fixed Effect), dan sebaliknya.
Menurut Judge ada empat pertimbangan pokok untuk memilih FEM dan
REM, yaitu:
1. Jika jumlah time series (T) besar dan jumlah cross section (N) kecil maka nilai
taksiran parameter berbeda kecil, sehingga pilihan didasarkan pada kemudahan
perhitungan, yaitu FEM.
2. Bila N besar dan T kecil penaksiran dengan FEM dan REM menghasilkan
perbedaan yang signifikan. Pada REM diketahui bahwa b0i = b0 + i, di mana i
adalah komponen acak cross section, pada FEM diperlakukan b0 adalah tetap atau
tidak acak. Bila diyakini bahwa individu atau cross section tidak acak maka FEM
lebih tepat, sebaliknya jika cross section acak maka REM lebih tepat.
3. Jika komponen error i individu berkorelasi maka penaksir REM adalah bias dan
penaksir FEM tidak bias.
4. Jika N besar dan T kecil serta asumsi REM dipenuhi maka penaksir REM lebih
efisien dari penaksir FEM (Manurung, Manurung dan Saragih, 2005).

3.8.

Uji Kesesuaian/Fit of Goodness Test

1. R2 (koefesien determinasi), bertujuan untuk mengetahui kekuatan variabel bebas


(independent variable) menjelaskan variabel terikat (dependent variable).

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

2. Uji parsial (t-test), bertujuan untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien


regresi secara parsial. Jika thit > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima di mana
t=

Koef
Std .ErrorKoef

(3.3)

3. Uji serempak (F test), bermaksud untuk mengetahui signifikansi statistik


koefesien regresi secara serempak (Sudjana, 2005). Jika Fhit > Ftabel, maka Ho
ditolak dan H1 diterima, di mana F =

R2 / k
(1 R 2 ) /(n k 1)

(3.4)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.

Gambaran Umum Propinsi Sumatera Utara

4.1.1. Lokasi dan Keadaan Geografis


Propinsi Sumatera Utara berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis
10 - 40 Lintang Utara dan 980 - 1000 Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan
Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sebelah Timur dengan Negara Malaysia
di Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Riau dan Sumatera
Barat dan di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan
Propinsi Sumatera Utara adalah 71 680,68 km2, sebagian besar berada di daratan
Pulau Sumatera, dan sebagian kecil berada di Pulau Nias, Pulau-pulau Batu serta
beberapa pulau kecil, baik di bagian Barat maupun bagian Timur pantai Pulau
Sumatera. Berdasarkan luas daerah menurut kabupaten/kota di Sumatera Utara, luas
daerah terbesar adalah Kabupaten Tapanuli Selatan dengan luas 12.163,65 km2 atau
16,97% diikuti Kabupaten Labuhan Batu dengan luas 9.223,18 km2 atau 12,87%
kemudian diikuti Kabupaten Mandailing Natal dengan luas 6.620,70 km2 atau sekitar
9,23%. Sedangkan luas daerah terkecil adalah Kota Sibolga dengan luas 10,77 km2
atau sekitar 0,02% dari total luas wilayah Sumatera Utara. Berdasarkan kondisi letak
dan kondisi alam, Sumatera Utara dibagi dalam 3 kelompok wilayah yaitu Pantai
Barat, Dataran Tinggi dan Pantai Timur.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

4.1.2.

Penduduk dan Tenaga Kerja

4.1.2.1.Jumlah penduduk
Sumatera Utara merupakan Propinsi keempat yang terbesar jumlah
penduduknya di Indonesia setelah Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Menurut hasil pencacahan lengkap Sensus Penduduk (SP) 1990 penduduk Sumatera
Utara keadaan tanggal 31 Oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 10,26 juta jiwa, dan
dari hasil SP2000, jumlah penduduk Sumatera Utara sebesar 11,51 juta jiwa. Pada
bulan April tahun 2003 dilakukan Pendaftaran Pemilih dan Pendataan Penduduk
Berkelanjutan (P4B). Dari hasil pendaftaran tersebut diperoleh jumlah penduduk
sebesar 11.890.399 jiwa. Selanjutnya dari hasil estimasi jumlah penduduk keadaan
Juni 2006 diperkirakan sebesar 12.643.494 jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera
Utara tahun 1990 adalah 143 jiwa per km2 dan tahun 2006 meningkat menjadi 176
jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu tahun
1990-2000 adalah 1,20 persen per tahun, dan pada tahun 2000-2005 menjadi 1,37%
per tahun. Dan laju pertumbuhan penduduk 2005-2006 mencapai 1.57%. Penduduk
laki-laki di Sumatera Utara sedikit lebih banyak dari perempuan. Pada tahun 2006
Penduduk Sumatera Utara yang berjenis kelamin perempuan berjumlah sekitar
6.318.990 jiwa dan penduduk laki-laki sebesar 6.324.504 jiwa. Dengan demikian sex
ratio penduduk Sumatera Utara sebesar 100,09 persen. Penduduk Sumatera Utara
masih lebih banyak tinggal di daerah pedesaan dari pada daerah perkotaan. Jumlah
penduduk Sumatera Utara yang tinggal di pedesaan adalah 6,94 juta jiwa (54,89%)
dan yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 5,70 juta jiwa (45,11%). Jumlah

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

penduduk miskin di Sumatera Utara mengalami turun naik dari tahun 1993-2006.
Jumlah penduduk miskin tahun 1993 sebesar 1,33 juta orang atau sebesar 12,31
persen dari total seluruh penduduk Sumatera Utara. Tahun 1996 jumlah penduduk
Sumatera Utara yang tergolong miskin hanya 1,23 juta jiwa dengan persentase
sebesar 10,92 persen. Namun karena terjadinya krisis moneter secara maksimal
termasuk Sumatera Utara, penduduk miskin di Sumatera Utara tahun 1999 meningkat
menjadi 16,74 persen dari total penduduk Sumatera Utara yaitu sebanyak 1,97 juta
jiwa. Pada tahun 2003 terjadi penurunan penduduk miskin baik secara absolut
maupun secara persentase, yaitu menjadi 1,89 juta jiwa atau sekitar 15,89 persen,
sedangkan tahun 2004 jumlah dan persentase turun menjadi sebanyak 1,80 juta jiwa
atau sekitar 14,93% kemudian pada tahun 2005 penduduk miskin turun menjadi 1,76
juta jiwa (14,28%), namun akibat dampak kenaikan BBM pada Maret dan Oktober
2005 penduduk miskin tahun 2006 meningkat menjadi 1,98 juta jiwa (15,66%).
4.1.2.2.Ketenagakerjaan
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sumatera Utara setiap tahunnya
tampak berfluktuasi. Pada tahun 2000, TPAK di daerah ini sebesar 57,34 persen,
tahun 2005 naik menjadi 71,94 persen, dan tahun 2006 menjadi 66,90 persen.
Angkatan kerja di Sumatera Utara sebagian besar masih berpendidikan SD ke bawah.
Persentase angkatan kerja golongan ini mencapai 37,89 persen, angkatan kerja yang
berpendidikan setingkat SMTP dan SMTA masing-masing sekitar 23,80 persen dan
32,90 persen sedangkan sisanya 5,4 persen berpendidikan diatas SMTA. Dengan
masih rendahnya pendidikan angkatan kerja memungkinkan produktivitasnya juga

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

masih belum optimal. Jika dilihat dari status pekerjaannya, sepertiga (31,57 persen)
penduduk yang bekerja di Sumatera Utara adalah buruh atau karyawan. Penduduk
yang berusaha dengan dibantu anggota keluarga mencapai sekitar 15,92 persen,
sedangkan penduduk yang bekerja sebagai pekerja keluarga mencapai 19,48 persen.
Hanya 3,43 persen penduduk Sumatera Utara yang menjadi pengusaha yang
mempekerjakan buruh tetap/bukan anggota keluarganya. Jumlah penduduk Sumatera
Utara yang merupakan angkatan kerja pada Agustus 2006 adalah sebanyak 5,49 juta
jiwa yang terdiri dari 4,86 juta jiwa terkategori bekerja dan sebesar 632 ribu jiwa
terkategori mencari kerja dan tidak bekerja (pengangguran terbuka). Penduduk
Sumatera Utara yang bekerja ini sebagian besar bekerja pada sektor pertanian yaitu
49,64 persen. Sektor kedua terbesar dalam menyerap tenaga kerja di Sumatera Utara
adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 19,21 persen. Sektor lain
yang cukup besar peranannya dalam menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa-jasa,
baik jasa perorangan, jasa perusahaan, dan jasa pemerintahan yaitu sebesar 11,81
persen, sementara penduduk yang bekerja di sektor industri hanya sekitar 7,08 persen
saja.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Tabel 4.1. Angkatan Kerja Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut Jenis Kelamin
dan Pendidikan Tertinggi
Angkatan Kerja Berumur 15 Tahun Ke atas menurut Jenis Kelamin dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Economically Activate Person Aged
15 Years by Sex and Level of Education 2006
Laki-Laki +
Tingkat Pendidikan
Laki-Laki Perempuan
Perempuan
Educational Attainment
Male
Female
Male+Female
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Tidak/belum pernah
1,72
4,31
1,72
sekolah Never/Not Yet
Attending School
2. Tidak/belum tamat SD/
Not Yet Completed
11,86
15,66
11,86
Primary School
3. Tamat SD/Primary School
24,31
26,13
24,31
4. Tamat SMTP/Junior high
23,80
19,16
23,80
school
5. Tamat SMTA/Senior high
32,90
28,26
32,90
school
6. Diploma I/II/Diploma I/II

0,70

1,55

0,70

7. Akademi/diploma III
Academy/diploma III
8. Universitas/Diploma IV

0,89
3,81

1,91
3,02

0,89
3,81

100,00

100,00

100,00

Jumlah/Total

Sumber/Source : BPS - Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Agustus


2006/National Labour Force Survey, August 2006.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Tabel 4.2. Penduduk yang Bekerja dan Penganggur Berumur 15 Tahun Ke atas
Menurut Kabupaten/Kota
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas
menurut Kabupaten/Kota, dan Jenis Kegiatan Seminggu yang Lalu
Population 15 Years of Age and Overby Regency/City, and Type of
Activity During the Previous Week 2006
Angkatan Kerja
TPT/
Bukan
Economically Active
Open
Angkatan
Kabupaten/Kota
Jumlah
UnemPengangKerja/
ployee
Regency/City
Total
Bekerja
gur
Jumlah
Not Economi
Rate
Employee Unemplo
Total
cally Active
(%)
yee
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kabupaten/Regency
01.N i a s
204 280
12 374
216 654
56 905
273 559
5,71
02.Mandailing Natal
162 992
18 836
181 828
76 141
257 969
10,36
03.Tapanuli Selatan
254 097
25 542
279 639
101 678
381 317
9,13
04.Tapanuli Tengah
109 653
13 465
123 118
51 442
174 560
10,94
05.Tapanuli Utara
114 080
5 137
119 217
34 681
153 898
4,31
06.Toba Samosir
68 532
8 207
76 739
30 024
106 763
10,69
07. Labuhan Batu
320 741
50 144
370 885
236 257
607 142
13,52
08.A s a h a n
382 719
46 036
428 755
230 234
658 989
10,74
09.Simalungun
336 083
49 608
385 691
170 542
556 233
12,86
10.D a i r i
137 570
4 533
142 103
27 114
169 217
3,19
11.K a r o
173 145
13 028
186 173
38 057
224 230
7,00
12.Deli Serdang
601 101
93 559
694 660
382 841 1 077 501
13,47
13.L a n g k a t
370 648
56 889
427 537
256 353
683 890
13,31
14.Nias Selatan 1)
124 586
5 507
130 093
25 499
155 592
4,23
15.Humbang
75 140
2 363
77 503
18 131
95 634
3,05
16.Pakpak Bharat 1)
15 575
1 429
17 004
3 035
20 039
8,40
17. Samosir 1)
60 437
2 932
63 369
20 587
83 956
4,63
18. Serdang Bedagai 1)
237 489
25 279
262 768
146 032
408 800
9,62
19. Batu Bara
x
x
x
X
x
x
Kota/City
20.S i b o l g a
28 711
5 824
34 535
23 345
57 880
16,86
21.Tanjung Balai
50 624
9 499
60 123
38 860
98 983
15,80
22..Pematang Siantar
81 666
14 455
96 121
61 431
157 552
15,04
23.Tebing Tinggi
47 965
7 596
55 561
37 145
92 706
13,67
24.M e d a n
755 882 133 470
889 352
540 142 1 429 494
15,01
25.B i n j a i
84 149
15 301
99 450
67 226
166 676
15,39
26.Padangsidimpuan
61 782
11 036
72 818
43 253
116 071
15,16
Sumatera Utara
4 859 647 632 049
5 491 696
2 716 955 8 208 651
11,51
Sumber/Source: BPS- Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Agustus 2006/National Labour Force
Survey, August 2006
Keterangan/Note : x) Masih bergabung dengan Kabupaten Induk (Asahan ).

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Tabel 4.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat


Pengangguran Terbuka (TPT) Penduduk Berumur 15 Tahun Ke
atas Menurut Kabupaten/Kota
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) Penduduk Umur 15 Tahun Ke atas menurut Kabupaten/Kota
Labour Force Participation Rate and Open Employee Rate 15 Years of Aged and
Over by Regency/City 2005-2006
TPAK/
Labour Force
TPT/
Kabupaten/Kota Regency/City
Participan Rate
Open Unemployee Rate
2005
2006
2005
2006
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Kabupaten/Regency
1. N i a s
86,04
79,20
7,22
5,71
2. Mandailing Natal
74,45
70,48
8,51
10,36
3. Tapanuli Selatan
77,23
73,34
8,49
9,13
4. Tapanuli Tengah
74,93
70,53
12,19
10,94
5. Tapanuli Utara
81,47
77,46
2,80
4,31
6. Toba Samosir
80,26
71,88
9,22
10,69
7. Labuhan Batu
66,81
61,09
12,56
13,52
8. A s a h a n
66,93
65,06
10,85
10,74
9. Simalungun
78,02
69,34
13,32
12,86
10. D a i r i
88,32
83,98
3,59
3,19
11. K a r o
85,92
83,03
7,19
7,00
12. Deli Serdang
67,28
64,47
11,90
13,47
13. L a n g k a t
72,09
62,52
14,91
13,31
14. Nias Selatan
80,20
83,61
4,78
4,23
15. Humbang Hasundutan
81,11
81,04
2,58
3,05
16. Pakpak Bharat
86,07
84,85
8,81
8,40
17. Samosir
83,23
75,48
5,33
4,63
18. Serdang Bedagai
70,86
64,28
7,42
9,62
19. Batu Bara
X
X
x
x
Kota/City
20. S i b o l g a
63,33
59,67
20,96
16,86
21. Tanjung Balai
70,61
60,74
15,30
15,80
22. Pematang Siantar
68,38
61,01
15,12
15,04
23. Tebing Tinggi
64,87
59,93
15,92
13,67
24. M e d a n
66,91
62,21
12,46
15,01
25. B i n j a i
66,34
59,67
16,44
15,39
26. P. Sidimpuan
63,97
62,74
16,97
15,16
Jumlah/Total
71,94
66,90
10,98
11,51
Sumber/Source: BPS - Survei Angkatan Kerja Nasional bulan Februari 2005 dan
Agustus 2006/National Labour Force Survey, February 2005 and
August 2006
Keterangan/Note : x) Masih bergabung dengan Kabupaten Induk (Asahan ).

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

4.2.

Gambaran Umum Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan


Kerja

4.2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai suatu daerah dapat tergambar
dari nilai PDRB yang sekaligus juga mencerminkan potensi ekonomi yang dimiliki
oleh daerah yang bersangkutan. Laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat
membawa konsekuensi adanya perubahan struktur perekonomian. Perubahan struktur
ekonomi antara lain dapat dilihat secara relatif dari persentase nilai tambah PDRB
untuk suatu sektor dibandingkan sektor lain atau dengan kata lain dapat dilihat dari
kontribusi relatif suatu sektor ekonomi terhadap PDRB.
PDRB Menurut Lapangan Usaha
PDRB Propinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada
tahun 2006 sebesar Rp 160.033,72 milyar. Sektor industri masih sebagai kontributor
utama dengan peranan mencapai 25,74 persen. Selanjutnya diikuti oleh sektor
pertanian (22,18 persen) dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (18,96 persen).
Sementara sektor-sektor lain hanya memberikan total kontribusi sebesar 33.12 persen
terhadap perekonomian di Sumatera Utara.
Untuk melihat produktivitas ekonomi (dengan mengabaikan inflasi), maka
digunakan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK). Berdasarkan harga konstan
tahun 2000, PDRB Sumatera Utara pada tahun 2006 sebesar Rp 93.330,11 milyar.
Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar
11,91 persen, diikuti oleh Sektor bangunan sebesar 10,33 persen dan Sektor

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 9,87 persen. Secara keseluruhan
perekonomian Sumatera Utara pada tahun 2006 naik sebesar 6,18 persen jika
dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB perkapita Sumatera Utara tahun 2006 sebesar
Rp 12.657.397 meningkat dari Rp 11.326.516 pada tahun 2005. Sementara,
berdasarkan harga Konstan 2000, PDRB perkapita tahun 2006 sebesar Rp 7.381.671
meningkat sedikit dari tahun 2005 yang sebesar Rp 7.130.696.
PDRB Menurut Penggunaan
Untuk menggambarkan bagaimana penggunaan barang dan jasa oleh berbagai
golongan

konsumen,

maka

digunakan

PDRB

menurut

penggunaan.

Dari

Rp 160.033,72 milyar, nilai barang dan jasa di Sumatera Utara sebagian besar
dikonsumsi oleh rumah tangga, yaitu mencapai Rp 87.069,24 milyar (54,41 persen).
Selanjutnya untuk ekspor netto sebesar Rp 39.430,18 milyar (24,64 persen),
pembentukan modal tetap bruto sebesar Rp 24.603,55 milyar (15,37 persen),
konsumsi pemerintah sebesar Rp 14.593,39 milyar (9,12 persen), dan untuk konsumsi
lembaga nirlaba sebesar Rp 713,17 milyar (0,45 persen).

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Tabel 4.4. PDRB Menurut Kabupaten/Kota Atas Harga Konstan Tahun 2000
Produk Domestik Regional Bruto Menurut Kabupaten/Kota
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Comparison of Gross Regional Domestic Product by
Regency/City at 2000 Constant Market Prices
2004 - 2006
(Milyar/Billion Rp)
Kabupaten/Kota/Regency/City
2004
2005
2006 *)
(1)
(2)
(3)
(4)
Kabupaten/Regency
1 Nias
1 610,82
1 557,13
1 629,31
2 Mandailing Natal
1 409,53
1 492,09
1 583,39
3 Tapanuli Selatan
2 500,24
2 584,87
2 705,25
4 Tapanuli Tengah
845,86
891,17
936,00
5 Tapanuli Utara
1 173,21
1 232,29
1 299,38
6 Toba Samosir
1 289,29
1 353,11
1 422,30
7 Labuhan Batu
6 731,97
7 010,75
7 361,83
8 Asahan
9,484.02
9,768.12
10,202.23
9 Simalungun
4 240,25
4 372,10
4 556,30
10 Dairi
1 551,23
1 634,14
1 704,13
11 Karo
2 483,86
2 600,53
2 729,61
12 Deli Serdang
10 478,38
10 999,42
11 577,51
13 Langkat
5 532,16
5 724,04
5 886,69
14 Nias Selatan
1 022,16
1 000,49
1 033,42
15 Humbang Hasundutan
722,65
763,44
807,46
16 Pakpak Bharat
116,23
123,12
130,09
17 Samosir
810,43
838,12
868,59
18 Serdang Bedagai
3 191,04
3 379,77
3 590,14
19 Batu Bara
x
x
x
Kota/City
20 Sibolga
540,09
561,75
589,40
21 Tanjung Balai
1 096,23
1 141,33
1 181,69
22 Pematang Siantar
1 564,29
1 649,97
1 748,63
23 Tebing Tinggi
839,64
876,47
923,32
24 Medan
23 623,14
25 272,42
27 210,12
25 Binjai
1 455,20
1 531,99
1 613,44
26 Padangsidimpuan
670,54
703,44
742,01
Sumatera Utara
83 328,95
87 897,79
93 330,11

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

4.2.2. Tingkat Bunga Kredit di Propinsi Sumatera Utara


Perkembangan suku bunga kredit tertimbang di Sumatera Utara terus berubah
dan fluktuatif pada periode 2002-2007 dengan tren yang menurun, kecuali pada tahun
2002 dan tahun 2008 suku bunga kredit mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.
Perkembangan suku bunga kredit tertimbang di Sumatera Utara dapat dilihat dari
tabel berikut:
Tabel 4.5. Perkembangan Suku Bunga Kredit Tertimbang Sumatera Utara
No

Tahun

Tingkat Bunga Kredit Tertimbang (%)

1
2001
2
2002
3
2003
4
2004
5
2005
6
2006
7
2007
8
2008
Sumber: Bank Indonesia Medan, 2009.

15.89
16.51
14.39
12.74
12.71
12.76
11.83
13.43

Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa suku bunga kredit terendah
selama periode 2001-2008 terjadi pada tahun 2007, yaitu sebesar 11,83%, sedangkan
suku bunga kredit tertinggi terjadi pada tahun 2002, yaitu sebesar 16,51%. Menurut
(Manurung dan Manurung, 2009) tingkat suku bunga kredit yang berubah-ubah salah
satunya disebabkan oleh biaya intermediasi perbankan, intervensi pemerintah melalui
tingkat bunga SBI, dan kondisi perbankan dan perekonomian nasional.
Kondisi perbankan dan perekonomian seperti likuiditas perbankan, dan
keadaan perekonomian masyarakat akan mengganggu kemampuan perbankan untuk

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

menjalankan fungsi intermediasi. Kondisi perekonomian yang kondusif akan


membantu menciptakan suku bunga yang stabil dan tidak terlalu tinggi.
4.2.3. Upah Minimum
Sejak bergulirnya era reformasi tahun 1998, pola hubungan industrial
mengalami

perubahan

yang

semakin

memungkinkan

bagi

pekerja

untuk

memperjuangkan berbagai haknya. Kebebasan untuk menyuarakan berbagai keluhan


seperti kondisi kesehatan dan keselamatan kerja, perlakuan yang tidak adil, serta
berbagai upaya peningkatan kesejahteraan termasuk penentuan upah minimum dapat
dilakukan tanpa rasa takut lagi.
Tabel 4.6. Upah Minimum Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara Tahun
2002 2007
Kabupaten/Kota
2002
2003
2004
2005
2006
Nias
464000 505000 537000 600000 737794
Mandailing Natal 464000 505000 537000 600000 737794
Tapanuli Selatan
464000 505000 537000 600000 737794
Tapanuli Tengah
464000 505000 537000 600000 737794
Tapanuli Utara
464000 505000 537000 600000 737794
Toba Samosir
464000 505000 537000 600000 737794
Labuhan Batu
464000 505000 537000 600000 737794
Asahan
464000 505000 537000 600000 737794
Simalungun
464000 505000 537000 600000 737794
Dairi
464000 505000 537000 600000 737794
Karo
464000 505000 537000 600000 737794
Deli Serdang
464000 505000 537000 600000 737794
Langkat
464000 505000 537000 600000 737794
Sibolga
464000 505000 537000 600000 737794
Tanjung Balai
464000 505000 537000 600000 737794
Pematang Siantar 464000 505000 537000 600000 737794
Tebing Tinggi
464000 505000 537000 600000 737794
Medan
464000 505000 537000 600000 737794
Binjai
464000 505000 537000 600000 737794
Sumber: Dinas Tenaga Kerja Propinsi Sumatera Utara, 2002 2007.

2007
761000
761000
785500
799000
761000
761000
784000
780000
761000
761000
761000
805000
780000
765000
781000
761000
774000
820000
774000

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Peningkatan upah minimum ini sebenarnya dapat meningkatkan kemampuan


para pekerja dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, namun peningkatan upah
minimum kabupaten/kota yang terlalu cepat dan tinggi berpotensi mengurangi
kesempatan kerja, terutama pekerja formal di Propinsi Sumatera Utara. Kondisi ini
akan menimbulkan dilema bagi Pemerintah pada kabupaten/kota di Propinsi
Sumatera Utara. Disatu sisi apakah upah minimum akan terus ditingkatkan yang
sebenarnya hanya menguntungkan sebagian kecil pekerja dengan mengorbankan
pekerja lainnya di sektor tertentu, atau perhatian difokuskan pada penciptaan
kesempatan kerja baru yang ada pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan sebagian
besar penduduk pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara.
Pasar tenaga kerja di Propinsi Sumatera Utara, seperti juga di ibukota negaranegara

berkembang

lainnya,

mencerminkan

struktur

lapangan

kerja

dan

perekonomian yang dualistik. Hal ini ditandai dengan adanya sektor tradisonal
(informal) yang besar disatu sisi, dan sektor modern (formal) di sisi lainnya. Apabila
dibandingkan dengan upah minimum yang diterima pekerja sektor modern, secara
umum upah sektor informal lebih rendah dan sering kali tidak menentu. Dengan
demikian pekerja sektor formal sebenarnya masih lebih baik dibandingkan dengan
sektor informal, dan biasanya pekerja di sektor formal tidak akan mudah terjerumus
ke tingkat hidup di bawah garis kemiskinan.
Berkaitan dengan perbandingan pekerja sektor formal dan informal tersebut,
maka perumusan kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah kabupaten/kota
di Propinsi Sumatera Utara harus mengutamakan fleksibilitas pasar tenaga kerja.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Kebijakan pasar tenaga kerja yang fleksibel akan mendorong kesempatan kerja
kepada industri yang padat kerja. Dengan jumlah angkatan kerja yang ada dan tingkat
upah minimum yang telah ditentukan oleh pemerintah kabupaten/kota di Propinsi
Sumatera Utara, maka kebijakan tenaga kerja yang fleksibel tersebut akan
mempermudah semua orang untuk melakukan kegiatan ekonomi termasuk
kemudahan bagi tenaga kerja untuk berpindah pekerjaan dari pekerjaan yang kurang
produktif ke pekerjaan yang lebih produktif.

4.3.

Analisis dan Pembahasan Penelitian

4.3.1. Uji F atau Uji Chow


Untuk mengetahui ada tidaknya efek individual dari 19 kabupaten/kota
di Propinsi Sumatera Utara, dilakukan pengujian dengan membandingkan nilai R2
dari model PLS dan model Fixed atau dapat pula dilakukan dengan menggunakan uji
F setelah dilakukan penghitungan dengan metode PLS dan FEM dengan hasil sebagai
berikut:

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Common Intercept (Pooled Least Square)


Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?)
Method: Pooled Least Squares
Date: 11/25/09 Time: 19:11
Sample: 2002 2007
Included observations: 6
Cross-sections included: 19
Total pool (balanced) observations: 114
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
8.193590
LOG(PDRB?)
0.798660
LOG(UMK?)
-0.549775
LOG(TINGKATBUNGA) -0.082404

6.016744
0.037977
0.254578
0.453009

1.361798
21.03032
-2.159551
-0.181903

0.1760
0.0000
0.0330
0.8560

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Durbin-Watson stat

0.801314
0.795895
0.400820
17.67227
0.155755

Mean dependent var


S.D. dependent var
F-statistic
Prob(F-statistic)

12.04325
0.887204
147.8793
0.000000

Fixed Effects
Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?)
Method: Pooled Least Squares
Date: 11/25/09 Time: 19:13
Sample: 2002 2007
Included observations: 6
Cross-sections included: 19
Total pool (balanced) observations: 114
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
9.307465
LOG(PDRB?)
0.677536
LOG(UMK?)
-0.504424
LOG(TINGKATBUNGA) -0.073301
Fixed Effects (Cross)
_NIAS--C
0.719418
_MADINA--C
0.312289
_TAPSEL--C
0.501993
_TAPTENG--C
0.233794

2.523020
0.145813
0.094628
0.149198

3.689018
4.646624
-5.330601
-0.491299

0.0004
0.0000
0.0000
0.6244

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

_TAPUT--C
_TOBASA--C
_LABUHANBATU--C
_ASAHAN--C
_SIMALUNGUN--C
_DAIRI--C
_KARO--C
_DELISERDANG--C
_LANGKAT--C
_SIBOLGA--C
_TANJUNGBALAI--C
_PSIANTAR--C
_TEBINGTINGGI--C
_MEDAN--C
_BINJAI--C

0.327243
-0.180607
-0.021113
-0.157040
0.342784
0.122824
-0.048144
0.374181
0.210261
-0.741041
-0.644907
-0.413768
-0.566295
-0.088885
-0.282986
Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)


R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Durbin-Watson stat

0.981978
0.977865
0.131998
1.602947
1.564228

Mean dependent var


S.D. dependent var
F-statistic
Prob(F-statistic)

12.04325
0.887204
238.7133
0.000000

Tabel 4.7. Hasil Uji Chow


Model

Kesempatan
Kerja

R2PLS

17.67227

R2FEM

1.602947

Fstat

Ftabel

Ho
diterima/ditolak

N=19
T =6
k =3
F =51.23819

F(0,05)=1.66

Ho ditolak

(17.67227 1.602947) / 19 -1
Di mana Chow =
1.602947

/ (19 x 6 19 -3)

= 51.23819

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Jika Fhitung (51.23819) > Ftabel (1.66), dimana 51.23819 > 1.66 yang berarti
penolakan terhadap Ho sehingga hasil tersebut tidak dapat menggunakan pooled least
square karena pada model tersebut terdapat efek individu yang artinya masingmasing individu Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota (PDRB), Tingkat
Bunga Kredit (R), Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) mempunyai intercep
sendiri.
Dalam penelitian ini digunakan teknik pengolahan data dengan menggunakan
Panel Data Regression Model dengan metode Generalized Least Squares (GLS) dan
unweighted statistics serta menggunakan white heteroscedasticity-consistent standard
errors and covariance untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin muncul
dalam pengolahan data antara lain adanya masalah heteroskedastisitas dan
autokorelasi. Analisis panel data ini digunakan karena data-data yang akan diolah
merupakan cross section observation dan pooling of time series yang diperoleh dan
diteliti sejalan dengan perjalanan waktu. Model panel data ini memiliki ruang dan
dimensi waktu sehingga estimasi variabel dan hasil perhitungan akan memberikan
analisis empirik yang lebih luas. Dari data yang diperoleh dan dikumpulkan, panel
yang terjadi pada penelitian ini adalah balanced panel (panel seimbang) di mana
setiap unit cross section memiliki jumlah observasi time series yang sama. Untuk
mengestimasi model dan proses penghitungan, pada penelitian ini akan digunakan
dua pendekatan dari model regresi panel data yaitu pendekatan Random Effect.
Langkah berikutnya setelah mengestimasi model adalah dengan melakukan
pengujian masalah-masalah ekonometrik. Suatu persamaan dikatakan terdapat

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

gangguan multikolinearitas jika R2 yang dihasilkan dalam regresi tinggi tetapi hanya
sedikit atau bahkan tidak ada variabel bebas yang signifikan pada pengujian t-stat.
Berdasarkan pengujian t-stat ternyata semua variabel bebas yang ada di dalam model
signifikan baik secara parsial maupun secara bersama-sama dengan R2 yang tinggi.
Selain itu, semua tanda koefisien regresi masing-masing variabel menunjukkan secara
teoritis searah dengan yang diramalkan sebelumnya. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa pada model ini tidak terdapat multikolinearitas.
Adapun hasil dari estimasi dengan menggunakan Random Effect Model
dengan menggunakan eviews versi 5 untuk data dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
Hasil Estimasi
Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?)
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/25/09 Time: 19:14
Sample: 2002 2007
Included observations: 6
Cross-sections included: 19
Total pool (balanced) observations: 114
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
8.383069
LOG(PDRB?)
0.763850
LOG(UMK?)
-0.530636
LOG(TINGKATBUNGA) -0.072956
Random Effects (Cross)
_NIAS--C
0.737251
_MADINA--C
0.351416
_TAPSEL--C
0.486791
_TAPTENG--C
0.318329
_TAPUT--C
0.375152

2.153166
0.078864
0.087085
0.149196

3.893368
9.685686
-6.093305
-0.488996

0.0002
0.0000
0.0000
0.6258

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

_TOBASA--C
_LABUHANBATU--C
_ASAHAN--C
_SIMALUNGUN--C
_DAIRI--C
_KARO--C
_DELISERDANG--C
_LANGKAT--C
_SIBOLGA--C
_TANJUNGBALAI--C
_PSIANTAR--C
_TEBINGTINGGI--C
_MEDAN--C
_BINJAI--C

-0.137443
-0.108292
-0.272342
0.288287
0.157514
-0.050414
0.235357
0.135726
-0.600934
-0.565269
-0.369443
-0.466848
-0.280574
-0.234263
Weighted Statistics

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.505517
0.492031
0.131402
37.48483
0.000000

Mean dependent var


S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat

1.612175
0.184368
1.899325
1.409848

Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid

0.799796
17.80732

Mean dependent var


Durbin-Watson stat

12.04325
0.150374

Substituted Coefficients:
=====================
LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.7372513194 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_NIAS) - 0.530635769*LOG(UMK_NIAS) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.351415679 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_MADINA) - 0.530635769*LOG(UMK_MADINA) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.4867913177 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_TAPSEL) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPSEL) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = 0.318329351 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_TAPTENG) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPTENG) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.3751515163 + 8.383068959 +


0.7638501742*LOG(PDRB_TAPUT) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPUT) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.1374433646 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_TOBASA) - 0.530635769*LOG(UMK_TOBASA) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = -0.1082924364 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_LABUHANBATU) - 0.530635769*LOG(UMK_LABUHANBATU) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = -0.2723423097 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_ASAHAN) - 0.530635769*LOG(UMK_ASAHAN) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.2882868738 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_SIMALUNGUN) - 0.530635769*LOG(UMK_SIMALUNGUN) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = 0.1575136715 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_DAIRI) - 0.530635769*LOG(UMK_DAIRI) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_KARO) = -0.05041420687 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_KARO) - 0.530635769*LOG(UMK_KARO) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 0.2353570897 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_DELISERDANG) - 0.530635769*LOG(UMK_DELISERDANG) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.1357257975 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_LANGKAT) - 0.530635769*LOG(UMK_LANGKAT) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -0.600933598 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_SIBOLGA) - 0.530635769*LOG(UMK_SIBOLGA) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -0.5652692127 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_TANJUNGBALAI) - 0.530635769*LOG(UMK_TANJUNGBALAI) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.3694426148 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_PSIANTAR) - 0.530635769*LOG(UMK_PSIANTAR) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -0.4668484952 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_TEBINGTINGGI) - 0.530635769*LOG(UMK_TEBINGTINGGI) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = -0.2805735274 + 8.383068959 +


0.7638501742*LOG(PDRB_MEDAN) - 0.530635769*LOG(UMK_MEDAN) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.2342628501 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_BINJAI) - 0.530635769*LOG(UMK_BINJAI) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)

Estimasi yang diperoleh sudah sejalan dengan latar belakang teori yang ada
dimana PDRB menunjukkan pengaruh yang positif terhadap penggunaan tenaga
kerja, Tingkat Bunga Kredit menunjukkan pengaruh yang negatif terhadap
penggunaan tenaga kerja dan upah minimum kabupaten/kota(UMK) menunjukkan
pengaruh negatif terhadap penggunaan tenaga kerja. Dari 19 kabupaten/kota yang
diestimasi, intercept ke 19 kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara ini ada yang
bertanda positif dan negatif. Nilai intercept ini digunakan untuk melihat seberapa
besar komponen error term dari tiap-tiap kabupaten/kota (cross section) yang diteliti
berbeda dari nilai koefisiennya.
Elastisitas permintaan tenaga kerja pada kabupaten/kota [PENBEKERJA]
terhadap PDRB riil (PDRB) adalah 0.763850 persen, Tingkat Bunga Kredit (R) adalah
negatif 0.072956 persen dan elastisitas terhadap Upah Minimum kabupaten/kota
(UMK) adalah negatif 0.530636 persen. Elastisitas permintaan terhadap PDRB riil dan
elastisitas Upah Minimum masing-masing signifikan pada tingkat = 1 persen,
sementara elastisitas tingkat bunga kredit (R) tidak signifikan.
Indikator elastisitas terhadap PDRB riil ini menjelaskan proporsi peningkatan
penggunaan tenaga kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara lebih
rendah dari proporsi peningkatan PDRB riil. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

kurang efektif mendorong peningkatan permintaan tenaga kerja pada Kabupaten/Kota


di Propinsi Sumatera Utara.
Indikator elastisitas terhadap UMK ini menjelaskan proporsi peningkatan
penggunaan tenaga kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara lebih
rendah dari proporsi peningkatan UMK. Dengan kata lain, kebijakan upah minimum
kabupaten/kota kurang efektif mendorong peningkatan permintaan tenaga kerja pada
Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara.
Sesuai dengan hasil yang diperoleh maka stimulus fiskal yang dilakukan
untuk meningkatkan PDRB akan efektif mendorong peningkatan penggunaan tenaga
kerja pada Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara, sementara itu peningkatan
UMK malah akan menurunkan permintaan atau penggunaan tenaga kerja.
Dari hasil estimasi model diperoleh nilai koefisien variabel PDRB riil pada 19
kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara yaitu sebesar 0.763850. Koefisien
variabel ini bertanda positif yang berarti bahwa jika terjadi peningkatan pendapatan
(PDRB) riil pada 19 kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara tersebut akan
menyebabkan terjadinya kenaikan pada permintaan tenaga kerja di masing-masing
kabupaten/kota tersebut. Dengan kata lain jika PDRB riil meningkat sebesar 10%,
ceteris paribus, akan menyebabkan peningkatan pada permintaan tenaga kerja
sebesar 7,6385%. Jika dilihat dari sisi elastisitasnya, variabel PDRB riil ini bersifat
inelastis karena peningkatan pada permintaan tenaga kerja lebih kecil dari satu yang
berarti bahwa saat PDRB riil meningkat, peningkatan tersebut akan cepat direspon
dengan peningkatan permintaan tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan teori yang

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

menyatakan bahwa hubungan antara permintaan tenaga kerja dan pendapatan (PDRB)
adalah positif atau searah. Semakin tinggi pendapatan kabupaten/kota semakin besar
pula permintaan tenaga kerja.
Dari hasil estimasi model permintaan tenaga kerja pada 19 kabupaten/kota
di Propinsi Sumatera Utara diperoleh nilai koefisien variabel upah minimum (UMK)
upah minimum sebesar - 0.530636. Koefisien variabel ini bertanda negatif yang
berarti bahwa jika terjadi kenaikan upah minimum pada 19 kabupaten/kota
di Propinsi Sumatera Utara tersebut akan menyebabkan terjadinya penurunan pada
permintaan tenaga kerja di masing-masing kabupaten/kota. Dengan kata lain jika
upah minimum naik sebesar 1%, ceteris paribus, akan menyebabkan penurunan pada
permintaan tenaga kerja sebesar 0.530636%. Jika dilihat dari sisi elastisitasnya,
variabel upah minimum ini bersifat inelastis karena peningkatan pada permintaan
tenaga kerja lebih kecil dari satu yang berarti bahwa saat upah minimum naik,
peningkatan permintaan tenaga kerja pada 19 kabupaten/kota di Sumatera Utara
tersebut tidak terlalu responsif atau tidak akan mencapai lebih dari 1%. Hasil estimasi
ini sesuai dengan teori permintaan tenaga kerja yaitu apabila terjadi kenaikan upah
maka permintaan tenaga kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara akan
menurun dan sebaliknya, karena kenaikan upah akan meningkatkan biaya produksi
sehingga akan meningkatkan pengeluaran perusahaan akibatnya permintaan tenaga
kerja akan menurun. Ekspektasi masyarakat sebenarnya apabila terjadi peningkatan
upah juga akan menyebabkan peningkatan pada permintaan tenaga kerja pada
kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Dari hasil estimasi diketahui bahwa tingkat suku bunga kredit (R)
berpengaruh negatif terhadap kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Sumatera
Utara. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat bunga kredit, maka permintaan
kesempatan kerja juga akan semakin mengecil. Nilai koefisien tingkat bunga kredit
diketahui sebesar - 0.072956, yang berarti bahwa setiap peningkatan tingkat suku
bunga kredit sebesar 1%, maka akan menurunkan kesempatan kerja pada
kabupaten/kota di Sumatera Utara sebesar 0.072956 %. Hal tersebut membuktikan
hipotesis penelitian bahwa terdapat pengaruh negatif tingkat bunga kredit terhadap
kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Sumatera Utara, ceteris paribus dapat
diterima.
Koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan menunjukkan angka yang cukup
tinggi, yaitu 50,5%. Ini menandakan bahwa variabel bebas yang digunakan dapat
menjelaskan variasi variabel terikat sebanyak 50,5% dan sisanya yang 49,5%
diakibatkan oleh variabel lain yang belum dimasukkan ke persamaan ini. Dari hasil
estimasi terhadap 19 (sembilan belas) kabupaten/kota yang ada di Propinsi Sumatera
Utara di atas diketahui bahwa dampak pertumbuhan PDRB riil merupakan yang
paling dominan, diikuti oleh upah minimum kabupaten/kota terhadap permintaan
tenaga kerja.
Tingkat bunga kredit memang dianggap penting bagi pertumbuhan
permintaan tenaga kerja akan tetapi ternyata tingkat bunga kredit tidak berpengaruh
nyata terhadap kesempatan kerja. Ini disebabkan bahwa kurangnya sarana dan
prasarana yang ada pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara. Permintaan

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

tenaga kerja daerah yang lebih tinggi dari peningkatan penawaran tenaga kerja daerah
akan menurunkan tingkat pengangguran daerah. Penurunan tingkat pengangguran
pada upah potensial nominal yang konstan akan meningkatkan upah aktual nominal.
Perubahan permintaan tenaga kerja daerah akan mempengaruhi perubahan output
sektoral, dan perubahan output sektoral akan mempengaruhi perubahan PDRB riil
kemudian mempengaruhi perubahan konsumsi riil rumah tangga, konsumsi riil
pemerintahan daerah dan investasi riil daerah.
Dengan melihat koefisiennya kesempatan kerja yang paling tinggi pada 19
kabupaten kota di Propinsi Sumatera Utara adalah pada Kabupaten Nias dengan
koefisien = 8.383069 + 0.737251 = 9.12032, ini disebabkan oleh banyaknya
kesempatan kerja yang dibayar tidak sesuai dengan upah minimum pada kabupaten
tersebut, diikuti dengan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan koefisien = 8.383069 +
0.486791 = 8.86986, dan kesempatan kerja yang paling rendah adalah di Kotamadya
Sibolga dengan koefisien = 8.515430 - 0.600934 = 7.914496, ini disebabkan
perekonomian banyak bergerak hanya di sektor perdagangan saja.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:


1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif sebesar 76,38%
dan signifikan terhadap kesempatan kerja pada kabupaten kota di Propinsi
Sumatera Utara dan sesuai dengan hipotesis.
2. Tingkat Bunga Kredit berpengaruh negatif sebesar 7,29% terhadap kesempatan
kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera Utara. Namun dari hasil
penelitian bahwa tingkat bunga kredit tidak signifikan karena kurangnya para
pengusaha untuk melakukan peminjaman kredit kepada bank umum di Propinsi
Sumatera Utara.
3. Upah minimum kabupaten/kota berpengaruh negatif sebesar 53,06% dan
signifikan terhadap kesempatan kerja dan sesuai dengan hipotesis.

5.2.

Saran
Dari hasil analisis yang dilakukan maka ada beberapa saran yang dapat

diberikan, yaitu:
1. Untuk meningkatkan kesempatan kerja pada kabupaten/kota di Propinsi Sumatera
Utara maka harus ditingkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

kabupaten/kota pada berbagai sektor dengan cara mendorong investasi dengan


menciptakan suasana yang kondusif dan memberikan kemudahan prosedur
kepada para investor.
2. Dalam hal menciptakan kesempatan kerja hendaknya pemerintah Sumatera Utara
mempunyai komitmen untuk menghimbau melalui Bank Indonesia Cabang
Sumatera Utara agar perbankan se-Sumatera Utara bersedia menurunkan tingkat
bunga kredit dengan demikian akan menarik pengusaha untuk meningkatkan
investasi.
3. Dalam hal menciptakan kesempatan kerja hendaknya Pemerintah Sumatera Utara
terus melakukan pengawasan dan memantau implementasi upah minimum
kabupaten/kota sehingga kesempatan kerja dapat dipertahankan dan ditingkatkan
secara berkesinambungan.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2002. The Impact of Minimum Wages on Employment. Januari 2002.


Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi
Daerah. Yogyakarta. BPFE.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 2002 2008 Sumatera Utara Dalam
Angka. Medan.
Bank Indonesia dan Universitas Katolik Santo Thomas SU. 2007. Interrelasi Struktur
Kredit Perbankan, Tingkat Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi
Sumatera Utara. Medan.
Deliarnov. 2002. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta. Penerbit UI Press.
Depnaker. 2004. Penanggulangan Pengangguran di Indonesia. Majalah Nakertrans
Edisi-03 TH. XXIV- Juni.
Gujarati, Damodar. 2000. Ekonometrika Dasar. Trans. Sumarno Zain. Jakarta.
Erlangga.
Mankiw, Gregory N. 2000. Teori Makro Ekonomi. Trans. Imam Nurmawan. Jakarta.
Erlangga.
________. 2003. Macroeconomics. Fifth Editions. New York. Worth Publishers. 41
Madison Avenue.
Manning, C. 2000. Labour Market Edjustment to Indonesia Economic Crisis: Contex,
Trend and Implications. Bulletin of Indonesia Economic Studies.
Manurung , J. J, A. H Manurung dan F. D Saragih. 2005. Ekonometrika Teori dan
Aplikasi. Jakarta. Elex Media Komputindo.
Manurung, J dan A. H. Manurung. 2009. Ekonomi Keuangan dan Kebijakan
Moneter. Jakarta. Salemba Empat.
Nachrowi, Djalal dan Usman, Hardius. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometri.
Jakarta. RajaGrafindo Persada.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Pratomo. W. A, P. Hidayat. 2005. Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika. Medan.


USU Press.
Sadono, Sukirno. 2002. Makro Ekonomi, Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta.
RajaGrafindo Persada.
Simanjuntak, Payaman. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta.
LPFE UI.
Subri, Mulyadi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta. RajaGrafindo
Persada.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung. Penerbit Tarsito.
Suryahadi, Asep. 2003. Minimum Wage Policy and Its Impact on Employment in The
Urban Formal Sector. BIES.
Tambunan, Tulus T.H. 2001. Transformasi Ekonomi di Indonesia. Jakarta. Salemba
Empat.
Todaro, Michael P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Trans. Haris
Munandar. Jakarta. Erlangga.

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran - 1
Data Kesempatan Kerja Kabupaten/Kota Tahun 2002 - 2007
Kabupaten/Kota
(1)
Nias
Mandailing Natal
Tapanuli Selatan
Tapanuli Tengah
Tapanuli Utara
Toba Samosir
Labuhan Batu
Asahan
Simalungun
Dairi
Karo
Deli Serdang
Langkat
Sibolga
Tanjung Balai
Pematang Siantar
Tebing Tinggi
Medan
Binjai

2002
(2)
371745
169045
346752
95943
192439
154599
321609
408010
392480
154083
159173
809186
357288
28579
48441
94207
46760
675949
94347

2003
(3)
363681
161417
363642
101403
191128
145577
341424
401979
344118
145426
163691
766377
348588
29282
50201
76065
47245
707307
87242

2004
(4)
365301
154241
272286
104242
198229
147635
318045
425453
336826
148605
167897
747740
338227
29216
50406
74800
47216
682380
89925

2005
(5)
223808
162019
278441
110582
130485
75508
348518
396532
380156
139159
168274
607308
399662
29199
57752
89220
49200
819161
90309

2006
(6)
204280
162992
254097
109653
114080
68532
320741
382719
336083
137570
173145
601101
370648
28711
50624
81666
47965
755882
84149

2007
(7)
184217
166241
270466
112068
120657
70266
361071
255343
331376
135385
165489
750232
405270
31584
53481
88251
45230
729892
96707

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran - 2
Data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten/Kota Tahun 2002 - 2007
Kabupaten/Kota

2002

2003

2004

(1)
Nias

(2)
2320610

(3)
1532220

(4)
1610820

(5)
1557130

(6)
1629560

(7)
1739480

Mandailing Natal

1251080

1336440

1409580

1492090

1583390

1685700

Tapanuli Selatan

2850150

2423840

2500240

2584870

2734610

2854600

Tapanuli Tengah

743630

800260

845860

891170

940150

1002820

Tapanuli Utara

1706300

1120090

1173210

1232290

1299380

1377740

Toba Samosir

1534090

2299130

1289290

1353110

1423050

1505130

Labuhan Batu

6195833

6485550

6731970

7010750

7384240

7879420

Asahan

8426610

9037640

9484020

10261730

Simalungun

4033370

4127970

4240250

4372100

4580010

4823350

Dairi

1441770

1465780

1551230

1634140

1704130

1789800

Karo

2283140

2403880

2483860

2600530

2729610

2869740

12301270 12924120 10478380

10999420

Deli Serdang

2005

2006

2007

10689880 12093552

11598330 12264170

Langkat

5319840

5476890

5532160

5724040

5889030

6178020

Sibolga

487850

515550

540090

561750

591080

623780

Tanjung Balai

963120

1034660

1096230

1141330

1181690

1229070

1390160

1503880

1564290

1649970

1748630

1729270

760470

795660

839640

876470

923200

978410

20819430 20017780 23623140

25272420

Pematang Siantar
Tebing Tinggi
Medan
Binjai

1233400

1345400

1455200

1531990

27234450 29352920
1613440

1705070

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran - 3
Data Tingkat Bunga Kredit Tertimbang Tahun 2002 - 2007
Tahun

Tingkat Bunga Kredit

2002

16.51

2003

14.39

2004

12.74

2005

12.71

2006

12.76

2007

11.83

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran - 4
Data Upah Minimum Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Tahun 2002-2007
Kabupaten/Kota

2002

2003

2004

2005

2006

2007

(1)
Nias

(2)
464000

(3)
505000

(4)
537000

(5)
600000

(6)
737794

(7)
761000

Mandailing Natal

464000

505000

537000

600000

737794

761000

Tapanuli Selatan

464000

505000

537000

600000

737794

785500

Tapanuli Tengah

464000

505000

537000

600000

737794

799000

Tapanuli Utara

464000

505000

537000

600000

737794

761000

Toba Samosir

464000

505000

537000

600000

737794

761000

Labuhan Batu

464000

505000

537000

600000

737794

784000

Asahan

464000

505000

537000

600000

737794

780000

Simalungun

464000

505000

537000

600000

737794

761000

Dairi

464000

505000

537000

600000

737794

761000

Karo

464000

505000

537000

600000

737794

761000

Deli Serdang

464000

505000

537000

600000

737794

805000

Langkat

464000

505000

537000

600000

737794

780000

Sibolga

464000

505000

537000

600000

737794

765000

Tanjung Balai

464000

505000

537000

600000

737794

781000

Pematang Siantar

464000

505000

537000

600000

737794

761000

Tebing Tinggi

464000

505000

537000

600000

737794

774000

Medan

464000

505000

537000

600000

737794

820000

Binjai

464000

505000

537000

600000

737794

774000

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran 5
Common Intercept (Pooled Least Squares)
Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?)
Method: Pooled Least Squares
Date: 11/25/09 Time: 19:11
Sample: 2002 2007
Included observations: 6
Cross-sections included: 19
Total pool (balanced) observations: 114
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
8.193590
LOG(PDRB?)
0.798660
LOG(UMK?)
-0.549775
LOG(TINGKATBUNGA) -0.082404

6.016744
0.037977
0.254578
0.453009

1.361798
21.03032
-2.159551
-0.181903

0.1760
0.0000
0.0330
0.8560

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Durbin-Watson stat

0.801314
0.795895
0.400820
17.67227
0.155755

Mean dependent var


S.D. dependent var
F-statistic
Prob(F-statistic)

12.04325
0.887204
147.8793
0.000000

Substituted Coefficients:
=====================
LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_NIAS) 0.5497752068*LOG(UMK_NIAS) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_MADINA) 0.5497752068*LOG(UMK_MADINA) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TAPSEL) 0.5497752068*LOG(UMK_TAPSEL) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TAPTENG) 0.5497752068*LOG(UMK_TAPTENG) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TAPUT) 0.5497752068*LOG(UMK_TAPUT) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_TOBASA) 0.5497752068*LOG(UMK_TOBASA) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = 8.193589964 +
0.7986604823*LOG(PDRB_LABUHANBATU) - 0.5497752068*LOG(UMK_LABUHANBATU)
- 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_ASAHAN) 0.5497752068*LOG(UMK_ASAHAN) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 8.193589964 +
0.7986604823*LOG(PDRB_SIMALUNGUN) - 0.5497752068*LOG(UMK_SIMALUNGUN) 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_DAIRI) 0.5497752068*LOG(UMK_DAIRI) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_KARO) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_KARO) 0.5497752068*LOG(UMK_KARO) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 8.193589964 +
0.7986604823*LOG(PDRB_DELISERDANG) - 0.5497752068*LOG(UMK_DELISERDANG) 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_LANGKAT) 0.5497752068*LOG(UMK_LANGKAT) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_SIBOLGA) 0.5497752068*LOG(UMK_SIBOLGA) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = 8.193589964 +
0.7986604823*LOG(PDRB_TANJUNGBALAI) - 0.5497752068*LOG(UMK_TANJUNGBALAI)
- 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_PSIANTAR)
- 0.5497752068*LOG(UMK_PSIANTAR) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = 8.193589964 +
0.7986604823*LOG(PDRB_TEBINGTINGGI) - 0.5497752068*LOG(UMK_TEBINGTINGGI) 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_MEDAN) 0.5497752068*LOG(UMK_MEDAN) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = 8.193589964 + 0.7986604823*LOG(PDRB_BINJAI) 0.5497752068*LOG(UMK_BINJAI) - 0.08240362368*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran 6
Fixed Effects
Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?)
Method: Pooled Least Squares
Date: 11/25/09 Time: 19:13
Sample: 2002 2007
Included observations: 6
Cross-sections included: 19
Total pool (balanced) observations: 114
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
LOG(PDRB?)
LOG(UMK?)
LOG(TINGKATBUNGA)
Fixed Effects (Cross)
_NIAS--C
_MADINA--C
_TAPSEL--C
_TAPTENG--C
_TAPUT--C
_TOBASA--C
_LABUHANBATU--C
_ASAHAN--C
_SIMALUNGUN--C
_DAIRI--C
_KARO--C
_DELISERDANG--C
_LANGKAT--C
_SIBOLGA--C
_TANJUNGBALAI--C
_PSIANTAR--C
_TEBINGTINGGI--C
_MEDAN--C
_BINJAI--C

9.307465
0.677536
-0.504424
-0.073301

2.523020
0.145813
0.094628
0.149198

3.689018
4.646624
-5.330601
-0.491299

0.0004
0.0000
0.0000
0.6244

0.719418
0.312289
0.501993
0.233794
0.327243
-0.180607
-0.021113
-0.157040
0.342784
0.122824
-0.048144
0.374181
0.210261
-0.741041
-0.644907
-0.413768
-0.566295
-0.088885
-0.282986

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Durbin-Watson stat

0.981978
0.977865
0.131998
1.602947
1.564228

Mean dependent var


S.D. dependent var
F-statistic
Prob(F-statistic)

12.04325
0.887204
238.7133
0.000000

Substituted Coefficients:
=====================
LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.7194183159 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_NIAS) - 0.5044235811*LOG(UMK_NIAS) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.3122890784 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_MADINA) - 0.5044235811*LOG(UMK_MADINA) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.5019931226 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_TAPSEL) - 0.5044235811*LOG(UMK_TAPSEL) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = 0.2337936011 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_TAPTENG) - 0.5044235811*LOG(UMK_TAPTENG) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.3272432818 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_TAPUT) - 0.5044235811*LOG(UMK_TAPUT) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.1806074626 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_TOBASA) - 0.5044235811*LOG(UMK_TOBASA) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = -0.02111283719 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_LABUHANBATU) - 0.5044235811*LOG(UMK_LABUHANBATU)
- 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = -0.1570402103 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_ASAHAN) - 0.5044235811*LOG(UMK_ASAHAN) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.3427839568 + 9.307465213 +


0.6775360763*LOG(PDRB_SIMALUNGUN) - 0.5044235811*LOG(UMK_SIMALUNGUN) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = 0.1228236214 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_DAIRI) - 0.5044235811*LOG(UMK_DAIRI) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_KARO) = -0.04814419904 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_KARO) - 0.5044235811*LOG(UMK_KARO) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 0.3741811433 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_DELISERDANG) - 0.5044235811*LOG(UMK_DELISERDANG) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.2102607076 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_LANGKAT) - 0.5044235811*LOG(UMK_LANGKAT) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -0.7410411116 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_SIBOLGA) - 0.5044235811*LOG(UMK_SIBOLGA) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -0.6449069565 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_TANJUNGBALAI) - 0.5044235811*LOG(UMK_TANJUNGBALAI)
- 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.4137680483 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_PSIANTAR) - 0.5044235811*LOG(UMK_PSIANTAR) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -0.5662949091 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_TEBINGTINGGI) - 0.5044235811*LOG(UMK_TEBINGTINGGI) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = -0.08888485301 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_MEDAN) - 0.5044235811*LOG(UMK_MEDAN) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.2829862413 + 9.307465213 +
0.6775360763*LOG(PDRB_BINJAI) - 0.5044235811*LOG(UMK_BINJAI) 0.07330091817*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran 7
Random Effects
Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?)
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 11/25/09 Time: 19:14
Sample: 2002 2007
Included observations: 6
Cross-sections included: 19
Total pool (balanced) observations: 114
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
LOG(PDRB?)
LOG(UMK?)
LOG(TINGKATBUNGA)
Random Effects (Cross)
_NIAS--C
_MADINA--C
_TAPSEL--C
_TAPTENG--C
_TAPUT--C
_TOBASA--C
_LABUHANBATU--C
_ASAHAN--C
_SIMALUNGUN--C
_DAIRI--C
_KARO--C
_DELISERDANG--C
_LANGKAT--C
_SIBOLGA--C
_TANJUNGBALAI--C
_PSIANTAR--C
_TEBINGTINGGI--C
_MEDAN--C
_BINJAI--C

8.383069
0.763850
-0.530636
-0.072956

2.153166
0.078864
0.087085
0.149196

3.893368
9.685686
-6.093305
-0.488996

0.0002
0.0000
0.0000
0.6258

0.737251
0.351416
0.486791
0.318329
0.375152
-0.137443
-0.108292
-0.272342
0.288287
0.157514
-0.050414
0.235357
0.135726
-0.600934
-0.565269
-0.369443
-0.466848
-0.280574
-0.234263

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.505517
0.492031
0.131402
37.48483
0.000000

Mean dependent var


S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat

1.612175
0.184368
1.899325
1.409848

Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid

0.799796
17.80732

Mean dependent var


Durbin-Watson stat

12.04325
0.150374

Substituted Coefficients:
=====================
LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.7372513194 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_NIAS) - 0.530635769*LOG(UMK_NIAS) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.351415679 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_MADINA) - 0.530635769*LOG(UMK_MADINA) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.4867913177 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_TAPSEL) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPSEL) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = 0.318329351 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_TAPTENG) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPTENG) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.3751515163 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_TAPUT) - 0.530635769*LOG(UMK_TAPUT) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.1374433646 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_TOBASA) - 0.530635769*LOG(UMK_TOBASA) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = -0.1082924364 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_LABUHANBATU) - 0.530635769*LOG(UMK_LABUHANBATU) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = -0.2723423097 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_ASAHAN) - 0.530635769*LOG(UMK_ASAHAN) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.2882868738 + 8.383068959 +


0.7638501742*LOG(PDRB_SIMALUNGUN) - 0.530635769*LOG(UMK_SIMALUNGUN) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = 0.1575136715 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_DAIRI) - 0.530635769*LOG(UMK_DAIRI) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_KARO) = -0.05041420687 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_KARO) - 0.530635769*LOG(UMK_KARO) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 0.2353570897 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_DELISERDANG) - 0.530635769*LOG(UMK_DELISERDANG) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.1357257975 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_LANGKAT) - 0.530635769*LOG(UMK_LANGKAT) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -0.600933598 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_SIBOLGA) - 0.530635769*LOG(UMK_SIBOLGA) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -0.5652692127 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_TANJUNGBALAI) - 0.530635769*LOG(UMK_TANJUNGBALAI) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.3694426148 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_PSIANTAR) - 0.530635769*LOG(UMK_PSIANTAR) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -0.4668484952 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_TEBINGTINGGI) - 0.530635769*LOG(UMK_TEBINGTINGGI) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = -0.2805735274 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_MEDAN) - 0.530635769*LOG(UMK_MEDAN) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.2342628501 + 8.383068959 +
0.7638501742*LOG(PDRB_BINJAI) - 0.530635769*LOG(UMK_BINJAI) 0.07295620396*LOG(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran 8
Fixed Effects
Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?)
Method: Pooled Least Squares
Date: 12/09/09 Time: 21:19
Sample: 2002 2007
Included observations: 6
Cross-sections included: 19
Total pool (balanced) observations: 114
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
PDRB?
UMK?
TINGKATBUNGA
Fixed Effects (Cross)
_NIAS--C
_MADINA--C
_TAPSEL--C
_TAPTENG--C
_TAPUT--C
_TOBASA--C
_LABUHANBATU--C
_ASAHAN--C
_SIMALUNGUN--C
_DAIRI--C
_KARO--C
_DELISERDANG--C
_LANGKAT--C
_SIBOLGA--C
_TANJUNGBALAI--C
_PSIANTAR--C
_TEBINGTINGGI--C
_MEDAN--C
_BINJAI--C

12.29161
3.49E-08
-5.72E-07
-3.93E-05

0.233083
1.72E-08
1.56E-07
0.000115

52.73488
2.036575
-3.664986
-0.340301

0.0000
0.0446
0.0004
0.7344

0.564597
0.055084
0.610751
-0.353346
0.002650
-0.403244
0.587968
0.589582
0.728116
-0.076608
0.038654
1.171979
0.729070
-1.622722
-1.075900
-0.613353
-1.158523
0.757220
-0.531975

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
Durbin-Watson stat

0.978593
0.973706
0.143863
1.904094
71.49596
1.010419

Mean dependent var


S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
F-statistic
Prob(F-statistic)

12.04325
0.887204
-0.868350
-0.340312
200.2662
0.000000

Substituted Coefficients:
=====================
LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.5645969789 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_NIAS) - 5.715509578e-007*(UMK_NIAS) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.05508375655 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_MADINA) - 5.715509578e-007*(UMK_MADINA) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.6107505739 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_TAPSEL) - 5.715509578e-007*(UMK_TAPSEL) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = -0.3533461775 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_TAPTENG) - 5.715509578e-007*(UMK_TAPTENG) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.002650171022 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_TAPUT) - 5.715509578e-007*(UMK_TAPUT) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.4032439196 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_TOBASA) - 5.715509578e-007*(UMK_TOBASA) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = 0.5879684935 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_LABUHANBATU) - 5.715509578e-007*(UMK_LABUHANBATU) 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = 0.5895816266 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_ASAHAN) - 5.715509578e-007*(UMK_ASAHAN) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.7281161056 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_SIMALUNGUN) - 5.715509578e-007*(UMK_SIMALUNGUN) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)


LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = -0.07660755304 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_DAIRI) - 5.715509578e-007*(UMK_DAIRI) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_KARO) = 0.03865432007 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_KARO) - 5.715509578e-007*(UMK_KARO) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 1.171978948 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_DELISERDANG) - 5.715509578e-007*(UMK_DELISERDANG) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.7290703011 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_LANGKAT) - 5.715509578e-007*(UMK_LANGKAT) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -1.622721895 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_SIBOLGA) - 5.715509578e-007*(UMK_SIBOLGA) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -1.075900475 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_TANJUNGBALAI) - 5.715509578e-007*(UMK_TANJUNGBALAI) 3.928734292e-005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.6133528603 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_PSIANTAR) - 5.715509578e-007*(UMK_PSIANTAR) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -1.158523369 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_TEBINGTINGGI) - 5.715509578e-007*(UMK_TEBINGTINGGI) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = 0.7572198136 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_MEDAN) - 5.715509578e-007*(UMK_MEDAN) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.5319748384 + 12.29160953 + 3.493418281e008*(PDRB_BINJAI) - 5.715509578e-007*(UMK_BINJAI) - 3.928734292e005*(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Lampiran 9
Random Effects
Dependent Variable: LOG(PENBEKERJA?)
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 12/09/09 Time: 21:20
Sample: 2002 2007
Included observations: 6
Cross-sections included: 19
Total pool (balanced) observations: 114
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

C
PDRB?
UMK?
TINGKATBUNGA
Random Effects
(Cross)
_NIAS--C
_MADINA--C
_TAPSEL--C
_TAPTENG--C
_TAPUT--C
_TOBASA--C
_LABUHANBATU--C
_ASAHAN--C
_SIMALUNGUN--C
_DAIRI--C
_KARO--C
_DELISERDANG--C
_LANGKAT--C
_SIBOLGA--C
_TANJUNGBALAI--C
_PSIANTAR--C
_TEBINGTINGGI--C
_MEDAN--C
_BINJAI--C

12.23345
5.75E-08
-6.38E-07
-3.92E-05

0.275568
1.44E-08
1.54E-07
0.000115

44.39359
3.997331
-4.155934
-0.339803

0.0000
0.0001
0.0001
0.7347

0.618419
0.119140
0.643689
-0.272345
0.070307
-0.337881
0.524855
0.457980
0.721595
-0.014580
0.078125
0.996404
0.693058
-1.524676
-0.994550
-0.546967
-1.071076
0.301988
-0.463483

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Effects Specification
Cross-section random S.D. / Rho
Idiosyncratic random S.D. / Rho

0.649306
0.143863

0.9532
0.0468

Weighted Statistics
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.209897
0.188348
0.146583
9.740760
0.000009

Mean dependent var


S.D. dependent var
Sum squared resid
Durbin-Watson stat

1.084924
0.162704
2.363510
0.856347

Unweighted Statistics
R-squared
Sum squared resid

0.391559
54.11828

Mean dependent var


Durbin-Watson stat

12.04325
0.037399

Substituted Coefficients:
=====================
LOG(PENBEKERJA_NIAS) = 0.6184191899 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_NIAS) - 6.380558004e-007*(UMK_NIAS) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_MADINA) = 0.1191399626 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_MADINA) - 6.380558004e-007*(UMK_MADINA) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPSEL) = 0.643688649 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_TAPSEL) - 6.380558004e-007*(UMK_TAPSEL) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPTENG) = -0.2723452323 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_TAPTENG) - 6.380558004e-007*(UMK_TAPTENG) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TAPUT) = 0.07030666802 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_TAPUT) - 6.380558004e-007*(UMK_TAPUT) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TOBASA) = -0.3378812946 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_TOBASA) - 6.380558004e-007*(UMK_TOBASA) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

LOG(PENBEKERJA_LABUHANBATU) = 0.5248548603 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_LABUHANBATU) - 6.380558004e-007*(UMK_LABUHANBATU) 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA)


LOG(PENBEKERJA_ASAHAN) = 0.4579800474 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_ASAHAN) - 6.380558004e-007*(UMK_ASAHAN) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_SIMALUNGUN) = 0.7215949263 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_SIMALUNGUN) - 6.380558004e-007*(UMK_SIMALUNGUN) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_DAIRI) = -0.01458000478 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_DAIRI) - 6.380558004e-007*(UMK_DAIRI) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_KARO) = 0.07812485908 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_KARO) - 6.380558004e-007*(UMK_KARO) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_DELISERDANG) = 0.9964042452 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_DELISERDANG) - 6.380558004e-007*(UMK_DELISERDANG) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_LANGKAT) = 0.6930577351 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_LANGKAT) - 6.380558004e-007*(UMK_LANGKAT) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_SIBOLGA) = -1.524676416 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_SIBOLGA) - 6.380558004e-007*(UMK_SIBOLGA) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TANJUNGBALAI) = -0.9945501439 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_TANJUNGBALAI) - 6.380558004e-007*(UMK_TANJUNGBALAI) 3.922989063e-005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_PSIANTAR) = -0.5469669658 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_PSIANTAR) - 6.380558004e-007*(UMK_PSIANTAR) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_TEBINGTINGGI) = -1.071075862 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_TEBINGTINGGI) - 6.380558004e-007*(UMK_TEBINGTINGGI) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_MEDAN) = 0.3019880949 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_MEDAN) - 6.380558004e-007*(UMK_MEDAN) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)
LOG(PENBEKERJA_BINJAI) = -0.4634833178 + 12.23344535 + 5.754710144e008*(PDRB_BINJAI) - 6.380558004e-007*(UMK_BINJAI) - 3.922989063e005*(TINGKATBUNGA)

Indra Oloan Nainggolan : Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Pada Kabupaten/Kota Di Propinsi Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai