Refleksi Kasus
Refleksi Kasus
Penyusun :
Ranti Apriliani Putri S.Ked
(1018011091)
Pembimbing :
dr. Handayani Dwi Utami, M.Kes, Sp.F
A. Jenis Kasus
Kasus yang akan dibahas dan direfleksikan oleh
penulis pada kesempatan ini yaitu TINDAK
ASUSILA. Kasus ini bukanlah kasus yang
sederhana, namun penulis akan membahas
secara ringkas dan mengambil hal-hal penting
yang berguna kedepannya bagi pembaca secara
umum dan bagi penulis sendiri secara
khususnya.
Kasus
C. Analisis Kasus :
1.ASPEK ETIKA
Wanita yang meminta dokter untuk memvisum dirinya
dikarenakan dirinya hamil. Wanita ini ingin mengetahui
siapa sebenarnya Bapak dari anak yang ia kandung.
Dalam hal ini dokter harus memegang 4 prinsip dasar
bioetika kedokteran, yaitu Beneficence (berbuat baik),
non-maleficence (tidak berbuat yang merugikan),
Justice (keadilan), respect for person/autonomy
(menghormati martabat manusia). Dalam menentukan
sikapnya, dokter harus menyatukan prinsip satu dengan
prinsip yang lain. Namun, pada kasus tertentu karena
kondisi yang berbeda, satu prinsip menjadi lebih
penting dan sah untuk digunakan dengan
mengorbankan prinsip yang lain.
A. BENEFICENCE
Dalam hal ini, visum bagi Nn.S yang merupakan
korban persetubuhan dilakukan dengan didasari
niatan agar diketahui siapa Bapak dari anak
yang dikandung. Selain itu juga, agar orang tua
korban tidak merasa resah dan gelisah karena
sangat penasaran siapa sebenarnya Bapak dari
cucu mereka.
B. NON-MALEFICENCE
suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak
melakukan perbuatan yang memperburuk pasien
dan tidak membahayakan pasien. Dalam kasus ini,
dokter memberitahukan apa saja tindakan yang
akan dilakukan saat visum, meskipun pasien agak
terganggu karena ada bagian tubuh yang dibuka,
tetapi pasien harus kooperatif untuk mendapatkan
hasil yang seobjektif mungkin dan tindakan
tersebut tidak akan memperburuk keadaan pasien
ataupun mengganggu janin yang di kandungnya.
C. JUSTICE
Prinsip dimana seorang dokter memperlakukan
sama rata dan asil untuk kebahagiaan dan
kenyamanan pasien tersebut, menghargai hak
sehat pasien, dan menghargai hak hukum pasien.
Dalam kasus ini dokter tidak membedakan sama
sekali hak yang harus didapatkan pasien dan
kewajiban yang harus dokter lakukan pada pasien
tersebut. Apakah pasien merupakan pasien
JAMKESMAS ataukah pasien umum, dokter sama
sekali tidak membedakannya.
2. Aspek Hukum
Dalam aspek hukum, menjagan kerahasiaan
tentang penyakit pasien adalah hak yang
dimiliki oleh masing-masing pasien.
3. Aspek Medis
Penatalaksanaan pada pasien yang diberikan
sudah sesuai dengan apa yang harus dilakukan.
Termasuk mengedukasi pasien.
5. ASPEK AGAMA
Berbagai agama seperti Islam, kristen, Hindu, Budha dan
Yahudi meyakini bahwa seks bebas merupakan tindakan yang
salah, tidak dibenarkan dan berdosa. Hilangnya keperawanan
sebelum pernikahan adalah hal yang sangat memalukan
terlebih lagi jika wanita sampai hamil.
D. Kesimpulan
Dari kasus diatas dokter harus tetap
melaksanakan kewajibannya sesuai sumpah
dokter yang melayani pasien dengan tidak
memandang status sosial, budaya, agama,
politik dan ekonomi. Dokter harus melaksanakan
kewajibannya sesuai dengan keilmuannya dan
sesuai kebaikan pengobatan pasien.