Cerita ini hanya drama monolog biasa, biasa adalah tidak luar biasa. Saya sempat
bingung untuk memberi judul monolog ini. Dan akhirnya saya memutuskan untuk mengambil
judul hanya drama monolog biasa ini yang akan sodara-sodara ketahui maksut dan tujuan,
latar belakang, daftar isi, rumusan masalah bahkan daftar pustakanya setelah menyaksikan
drama ini.
Muncul tokoh yang akan berperan menjadi Aku dalam drama monolog ini. Aku
terlihat loyo dan tidak bergairah. Sambil membawa tas sekolah juga kresek bekas membawa
bekal makanan di sekolah. Aku berjalan menuju pintu rumah-setelah membuka gerbang
rumah-dengan lunglai. Aku mencoba membuka pintu rumah namun, aku belum beruntung.
Pintu terkunci.
Aku berusaha untuk mencari-cari kunci tersebut. Di saku seragam, di tas, di
fentilasi udara, hasilnya nihil! Lalu aku mengetuk pintu, berharap ada jawaban dari dalam.
Teh..teteh... ucapku dari balik pintu sambil mengetuk-ketuk pintu.
Tak ada jawaban dari dalam. Kesempatan kedua untuk berusaha.
Teh....! ucapku lebih lantang dari sebelumnya.
Yaelah malesin bangetlah. Laper nih. aku terkulai lemas di kursi depan rumah.
Ngapain coba pintu di kunci-kunci kalo orangnya tidur didalem mah. Punya otak
tuh dipake. Udah mana tadi jalan kaki dari depan gerbang. Ga ada yang jemput. Ga kasian
apa. Sekarang pake di kunci-kunci segala pintunya. Dikira saya pulang malem apa. Kalo saya
pulang jam 00:00 sih sok aja di kunci-kunci. Gembok sekalian.
Cepetan buka lah, laper! omelku dari luar rumah yang terlihat amat-sangatsepi-sekali-sambil membuka sepasang sepatuku.
Masya Allah lama banget! amarahku memuncak.
Ku taruh kedua sepatu itu ke dalam rak sepatu dengan tidak berperasaan. Saat itu
juga, aku melihat sebuah gantungan kunci yang sepertinya sangat familiar. Ku ambil. Dan
ternyata sodara-sodara... Astagfirullah! Kuncinya mah disini -,- sambil memukul jidat yang
tidak bersalah.
Terus? Tadi saya ngapain ya teriak-teriak depan rumah sampe diliatin tetangga?
Udah kaya artis aja diliatin gumamku tidak didalam hati.
Tapi motornya udah nyampe rumah kok. Yah mungkin pake motor satunya kali
ya. Maklumlah orang ga miskin gini banyak kendaraan. Becak saya ada tiga. Punya mobil
kuning banyak. Mobil biru juga ada. He..he..he..
Eh berarti tadi saya udah fitnah kakak saya sendiri dong.
Ya Allah saya berbuat dosa (lagi)! sambil setengah duduk dan menengadahkan
tangan keatas. Ampun Ya Allah.. Yayu maafin intan ya. Aku ga tau kalau kejadiannya akan
seperti ini. Diluar dugaan intan.
Ku masuk kedalam.. Ku buka seluruh pakaian yang menempel di badan----setelah
membuka pintu rumah, pintu kamar dan pintu kamar mandi :D
Sudah pasti untuk mandi dan bersiap-siap untuk latihan di sanggar.
Sesampainya di tempat latihan...
Baru ada aku dan satu orang laki-laki saja yang datang.
Lah pada kemana mba? Yaudah deh di smsin lagi. Ku ambil handphone dan
mengetik nama-nama yang akan mengikuti lomba dance competition besok. Ya! besok.
Besok adalah hari jumat. Besok itu bukan hari ini, apalagi minggu depan. Sangat berbeda.
Besok gimana coba, kalau H-1 (dibaca: satu hari menjelang lomba) aja masih pada santaisantai gini.
Latihannya maju dari jam 3 ke jam setelah pulang sekolah. Pulang sekolah ratarata jam setengah 3. Ada waktu setengah jam sebelum latihan, buat makan, mandi, dan lain
Ya masalah ini kan bisa dibilang suatu hil yang mustahal untuk diperkirakan
bahwa yang akan memenangkan kompetisinya adalah anak buahnya juri sendiri gitu loh.
Ehem saya ingatkan kembali bahwa ini hanya drama monolog biasa ya sodara-sodara.
Oke-oke untuk mempersingkat kejadian, bahwa grup saya sendiri ini memperoleh
peringkat-dalam kompetisi tersebut-jauh dibawah rata-rata, maksutnya jauh dibawah grupgrup yang dimaksut diatas tadi. Ya, sekali lagi saya ingatkan bahwa ini hanya drama monolog
biasa untuk hiburan semata bukan untuk menyinggung beberapa pihak yang terkait
didalamnya, tidak ada korban terkait didalamnya dan dilarang meniru drama ini tanpa
pengawasan orang dewasa terlatih, maaf, orang profesional terlatih.
Semoga terhibur, wassalam...