Anda di halaman 1dari 29

Laboratorium Pengujian Bahan

4.5 Pengolahan Data


4.5.1 Data Kelompok
Kelompo
a. Spesimen Tanpa
anpa Perlakuan
Tabel 4.2 Pertambahan panjang, beban, dan diameter saat pengujian
No

Pertambahan
panjang (mm)

Diameter (mm)

Beban (kN)

6.42

6.38

13.1

6.36

14.6

6.33

15.9

6.24

16.8

6.15

17.7

6.1

17.9

6.05

18

5.99

18.1

10

5.97

18

11

10

4.04

17

12

10.1

3.98

16

Tabel 4.3 Diameter tiap segmen sebelum dan sesudah patah

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Diameter
ameter awal (Do)

= 6,42 mm

DiameterUltimate
Ultimate (Du)

= 5,99 mm

Diameter patah (Df)

= 3,98 mm

Beban Yield (Py)

= 14,6 kN

Beban Ultimate (Pu)

= 18,1 kN

Beban patah (Pf)

= 16 kN

Panjang awal (lo)

= 50 mm

Panjang Ultimate (lu)

= 58 mm

Panjang yield(ly)
(ly)

= 52 mm

Diameter yield (Dy)

= 6,36 mm

Contoh perhitungan :
1. Luas penampang
a. Luas penampang awal Ao

)
6,42

= 32,35
(

b. Luas penampang Ultimate Au=

)
5,99

= 28,1
(

c. Luas penampang saat patah Af =


=

)
3,98

= 12,43
2. Regangan
a. Regangan Ultimate rekayasa u

x 100%
%
=

x 100%

= 16%
%

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

b. Regangan Ultimate sejati u = ln(u + 1) x 100%


%
= ln(16% + 1
1) x 100%
= 14,84 %
x 100%

c. Regangan patahre kayasa f =


=

60,150
32

x 100%

= 20,20%
d. Regangan patah sejati f

= (2 x ln

x 100%
6,42

= (2 x ln 3,98 x 100%
%
= 95,63%
e. Regangan yield y

=
=

x 100%
x 100%

= 4%
3. Tegangan
a. Tegangan Ultimaterekayasa u

Pu

= Ao [N/mm2]
=

= 559,42 N/mm2
b. Tegangan Ultimatesejati u

Pu

= Au [N/mm2]]
=

x (25%+1)

= 642,62 N/mm2
c. Tegangan patah rekayasa f

Pf

= Ao [N/mm2]]
=

= 494,52 N/mm2

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

d. Tegangan patahsejati f

Pf

= Af [N/mm2]]
=

(f + 1)

= 1286,72 N/mm2
4. Kontraksi
Q =
=
=

Do2 -Df2
Do2

x 100%

6,422 - ,
2

6,42

x 100%

,
,

= 61,57%
5. Modulus Elastisitas
E =
=

u
y
559,51
4

= 139,88

Tabel 4.4 Hasil pengolahan data Spesimen tanpa perlakuan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

b. Spesimen dengan perlakuan Anealing 750oC


Tabel 4.4 Pertambahan panjang, beban, dan diameter saat pengujian

No

Pertambahan
panjang (mm)

Diameter (mm)

Beban (kN)

6,20

6,11

13

6,06

13,5
3,5

6,00

133,8

5,96

14

5,73

14,1

5,70

14,3

5,65

14,3

5,49

14,3

10

5,22

14,4

11

10

5,11

13,5

12

11

4,58

12,6

13

12

4,37

10
10,5

Tabel 4.5 Diameter tiap segmen sebelum dan sesudah patah

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Diameter awal (Do)

= 6,2 mm

DiameterUltimate
Ultimate (Du)

= 5,22 mm

Diameter patah (Df)

= 4,37 mm

Diameter yield (Dy)

= 6,06 mm

Beban Yield (Py)

= 13,5 kN

Beban Ultimate (Pu)

= 14,4 kN

Beban patah (Pf)

= 10,5 kN

Panjang awal (lo)

= 50 mm

Panjang Ultimate (lu)

= 59 mm

Panjang akhir (lf)

= 62 mm

Panjang yield (ly)

= 52 mm

Contoh perhitungan :
1. Luas penampang
a. Luas penampang awal Ao

=
=

6,2

= 30,18
b. Luas penampang Ultimate Au

5
5,22

= 21,39
c. Luas penampang saat patah Af

=
=

4
4,37

= 14,99
2. Regangan
a. Regangan Ultimate rekayasa u

100%

x 100%

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

= 18,00 %
b. Regangan Ultimate sejati uln(u + 1) x 100
100%
= ln(% + 1) xx 100%
=
x 100%
%

c. Regangan patah rekayasa u =

67 -500
50

x 100%

= 21,82
1,82%
d. Regangan patah sejati f

= (2 x ln

))x 100%
,

=2 x ln
ln

x 100%

= 69,96
69,96%
e. Regangan yield rekayasa y

ly-lo
lo

x 100%
%
x 100%

= 8,00 %
3. Tegangan
Pu

= Ao [N/mm2]

a. Tegangan Ultimate rekayasa u

= 477,14,
477,14,N/mm2
Pu

b. Tegangan Ultimate sejati u = AF [N/mm2]


=

x (16,13
16,13 %+1)

= 563,02 N/mm2
c. Tegangan patah rekayasa f

Pf

= Ao [N/mm2]
=

= 347,91 N/mm2
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil
G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

d. Tegangan patah sejati f

Pf

= Af [N/mm2]
=

(f + 1)

= 700,42 N/mm2
4. Kontraksi
Q =
=

Do2 -Df2
Do2
6,22 - ,

x 100%
2

6,25

x 100%

= 50,32%
5. Modulus Elastisitas
E =
=

u
y
477,14
7,27

= 59,64

Tabel 4.7Hasil pengolahan data Spesimen perlakuan Anealing 750oC

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

4.5.2 Data Antar Kelompok


Tabel 4.8 Hasil pengolahan data Spesimen perlakuan Normalizing
Normalizing750C

Tabel 4.9 Hasil pengolahan data Spesimen perlakuan Hardening Air 750C

Tabel 4.9 Hasil pengolahan data Spesimen perlakuan Hardening Oli 750C

Tabel 4.10 Hasil pengolahan data Spesimen perlakuan MarTempering


Tempering750C
Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil
G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

4.6 Pembahasan
A. Hubungan Tengangan Regangan pada Spesimen Tanpa Perlakuan

Grafik 4.1 Hubungan tegangan-regangan pada spesimen tanpa perlakuan panas

Panas

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Grafik diatas merupakan grafik yang menunjukkan hubungan


tegangan regangan dengan titik Ultimatenya
nya adalah 559,5 N/mm2
untuk ayng rekayasa dan 699,375 N/mm2 untuk yang sejati
sejati. Tampak
pada grafik bahwa kurva tegangan rekayasa yang cenderung dibawah
kurvaa tegangan sejati hal ini dikarenakan oleh tegangan rekayasa yang
menggunakan acuan dari luas penampang awal Spesimen sebelum
mengalami pembebanan.Sedangkan pada tegangan
tegangan sejati menggunakan
acuan dari luas penampang pada pembebanan tertentu. Pada kurva jug
juga
tampak bahwa titik Ultimate pada tegangan rekayasa dan sejati tidak
berada pada regangan yang sama. Hal ini disebabkan setelah melewati
titik Ultimate penambahan konsentrasi Spesimen lebih tinggi daripada
regangan, sehingga luas penampang pada pembebeanan tertentu menj
menjadi
lebih sempit. Pada rumusnya:
rumusnya
Tegangan Rekaya
R
n =
Tegangan Sejati n =

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

B. Hubungan Tegangan Regangan pada Spesimen dengan Perlakuan

Grafik 4.2 Hubungan teganagn-regangan pada spesimen dengan perlakuan Annealing 750

Annealing 750C
750

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Grafik diatas merupakan grafik yang merupakan hubungan


Tegangan Regangan dengan titik Ultimatenya
nya adalah 477,14 N/mm2
untuk tegangan rekayasa dan 637,21
6
N/mm2 untuk tegangan sejati. Pada
grafik diatas dapat kita lihat bahwa Spesimen dengan perlakuan panas
Annealing 750C,
750
Dalam grafik terlihat jelas bahwa tegangan sejati
berada diatas tegangan rekayasa.Hal ini dikarenakan tegangan rekayasa
menggunakan acuan luas penampang awal sedangkan tegangan sejati
menggunakan luas penampang actual pada pembebanannya. Pada
rumusnya dinyatakan
diny
:
Tegangan Rekaya n =
Tegangan Sejati n =

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Grafik 4.3 Hubungan Regangan-kontraksi Pada Spesimen Tanpa Perlakuan Panas

C. Hubungan Regangan Kontraksi pada specimen tanpa Perlakuan Panas

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Grafik diatas merupakan grafik yang menunjukkan hubungan antara


regangan-kontraksi
kontraksi dimana titik Ultimatenya
nya adalah 13,87% untuk
regangan rekayasa. Pada grafik hubungan regangan ( regangan + sejati )
kontraksi,, regangan bertambah dengan diikuti penambahan kontraksi.
Hal ini dikarenakan regangan dan kontraksi bersifat indentik, dimana
regangan menunjukkan deformasi lateral

yaitu deformasi

yang

disebabkan pembebanan secara horizontal, sehingga Spesimen yang


mengalami penambahan panjang akan
akan diikuti pula dengan mengecilnya
luas penampang melintang.
Dari grafik hubungan antara regangan kontraksi mula mula
sebanding baik antara regangan dan kontraksi namun setelah Ultimate
didominasi oleh kontraksi, sedangkan pada regangan sejati kontraksi
hubungannya cenderung membentuk garis tegak lurus sampai berakhir
pada titik patah.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

D. Hubungan Regangan Kontraksi pada Spesimen Dengan Perlakuan

Grafik 4.4Hubungan Regangan-kontraksi Pada Spesimen Dengan Perlakuan Annealing 750C

Panas Annealing 750C

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Pada grafik hubungan regangan ( rekayasa + sejati ) kontaksi


pada Spesimen dengan perlakuan Annealing 750C.
C. Pada grafik di atas
terjadi penambahan kontraksi yang diikuti dengan penambahan regangan.
Pada grafik tegangan sejati kontraksi memiliki regangan patah
sejati 69,96%
69,96 yang sangat telihat lebih besar dari regangan rekayasa
patah.. Sedangkan grafik rekayasa dibawah sejati karena selisih Do dan Dn
nya besar, sehingga ln

menghasilkan angka yang kecil. Adapun

rumus perhitungannya yang digunakan yaitu:


Regangan Sejati = ln
Regangan Sejati patah = 2 ln
Regangan Rekayasa =
Kontraksi Q =

x 100%

x 100%
x 100%

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Grafik 4.5 Hubungan Tegangan Kontraksi Pada Spesimen Tanpa Perlakuan

E. Hubungan Tegangan
T
- Kontraksi pada Spesimen tanpa Perlakuan
erlakuan

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Pada grafik hubungan tegangan (rekayasa+sejati) kontraksi untuk


Spesimen tanpa perlakuan panas jika dilihat memiliki bentuk kurva yang
sama dengan kurva tegangan regangan. Awalnya grafik tegangan
(rekayasa+sejati) kontraksi terjadi penambahan tegangan yang diikuti
dengan penambahan kontraksi, fenomena ini terus berlangsung hingga
mencapai titik proposionalnya ,setelah melewati titik propo
proposional tegangan
cenderung berkurang tetapi tetap terjadi penambahan tegangan disertai
dengan penambahan kontraksi yang cukup tinggi hingga titik Ultimate.
Pada grafik ini kedudukan tegangan sejati berada diatas tegangan
rekayasa setelah sebelumnya berimpit
berimpit pada saat sebelum melalui titik
proposional.Setelah itu grafik tegangan sejati selalu diatas grafik tegangan
rekayasa karena nilai tegangan sejati lebih besar dari pada tegangan
rekayasa.Hal ini di sebabkan karena pada tegangan sejati beban di bagi
dengan
n luas penampang aktual sedangkan untuk tegangan rekayasa beban
dibagi dengan luas penampang awal. Berdasarkan rumus perhitungannya:
Tegangan rekayasa
Tegangan sejati

=
=

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

F. Hubungan
ngan tegangan -kontraksi pada Spesimen dengan perlakuan

Grafik 4.6 Hubungan Tegangan Kontraksi Pada Spesimen Dengan PerlakuanAnnealing 750C

Annealing 750o C

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Pada grafik hubungan tegangan (rakayasa+sejati)(rakayasa+sejati)-kontraksi untuk


specimen tanpa perlakuan panas jika dilihat memiliki bentuk kurva yang
sama dengan kurva tegangan-regangan.
tegangan regangan. awalnya grafik tegangan
(rekayasa-sejati)
sejati)-kontraksi
kontraksi terjadi penambahan teganga yang diikuti
penambahan kontraksi. fenomena ini terus berlangsung hingga titi
titik
proporsionalnya, setelah melewati proporsioanlnya, tegangan cenderung
berkurang tetapi penambahan tegangan disertai dengana penambahan
kontraksi yang cukup tinggi hingga titik Ultimate.
Pada grafik ini kedudukan tegangan sejati selalu diatas tegangan
rekyasa
kyasa setelah sebelumnya berimpit pada saat sebelum melalui titik
proposionalnya.Setelah itu grafik tegangan sejati selalu diatas grafik
tegangan rekayasa karena nilai tegangan sejati lebih besar dari pada
tegangan rekayasa.Hal ini di sebabkan karena pada tegangan sejati beban
di bagi dengan luas penampang aktual sedangkan untuk tegangan rekayasa
beban dibagi dengan luas penampang awal. Berdasarkan rumus
perhitungannya:
Tegangan rekayasa
Tegangan sejati

=
=

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

G. Perubahan diameter (necking)


(
tiap segmen pada Spesimen tanpa perlakuan

Grafik 4.7Perubahan Diameter Setiap Segmen Pada Spesimen Tanpa Perlakuan

panas

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Pada grafik perubahan diameter tiap segmen tanpa perlakuan panas


memperlihatkan bahwa pengecilan diameter terjadi pada semua segmen,
akan tetapi pengecilan diameter (necking)
(
) paling besar terjadi pada segmen
8. Pada segmen 8 ini terjadi necking sebesar 1,06 mm dari dimeter awal
yaitu 6,41 mm. hal ini kemungkinan besar terjadi karena adanya
pemusatan tegangan pada segmen tersebut sehingga segmen tersebut
mengalami necking yang besar disbanding segmen lain. Setelah
mengalami necking maka segmen patah.Disisi itu karena menerima
pemusatan tegangan tersebut
ters
maka necking paling besar terjadi saat patah.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

H. Hubungan perubahan diameter (necking)


(
pada Spesimen dengan perlakuan

Grafik 4.8 Perubahan Diameter Setiap Segmen Pada Spesimen Dengan Perlakuan Annealing 750C

panas Annealing 750C

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Pada grafik perubahan diameter tiap segmen terlihat pengecilan yang


terjadi pada diameternya. Ini disebabkan oleh beban yang berkerja. Titik
necking terkecil dan patahnya ada pada titik ke 10, Pada segmen 10 ini
terjadi necking sebesar 0,94 mm dari dimeter awal yaitu 6,
6,2 mm. hal ini
kemungkinan besar terjadi karena adanya pemusatan tegangan pada
segmen tersebut sehingga segmen tersebut mengalami necking yang besar
disbanding segmen lain. Setelah mengalami necking maka segmen patah.
Disisi itu karena menerima pemusatan tegangan tersebut maka necking
paling besar terjadi saat patah.

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Grafik 4.9 Hubungan Tegangan-Regangan Rekayasa Berbagai Perlakuan Panas

I. Hubungan tegangan - regangan pada berbagai perlakuan panas

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

Pada grafik hubungan antara tegangan dengan regangan rekayasa pada


berbagai perlakuan panas diatas diperoleh urutan kekuatan tarik dari
tertinggi ke rendah yaitu Hardening Air, MarTempering
Tempering, Hardening oli
Tanpa perlakuan, Normalizing dan Annealing,, hal ini dilihat dari besarnya
tegangan ultimate tiap perlakuan.
Pada grafik tersebut terdapat Hardening oil yang tidak sesuai dengan
urutan kekuatan yang berdasarkan dasar teori,
teori, dimana seharusnya
Hardening oli berada
bera pada urutan ke 2 setelah Hardening air. Kita ketahui
Hardening oli merupakan perlakuan Hardening dengan pendinginan
menggunakan media oli, dimana oli ini memiliki Viskositas yang lebih
tinggi di banding dengan air. Sehingga laju pendinginannya akan lamb
lambat,
karena laju pendinginan yang lebih lambat sehingga fase Martensite yang
terbentuk akan lebih sedikit di banding Hardening pendinginan air.
Sehingga akan mempengaruhi kekuatan tarik pada Spesimen yang di
Hardening oli yang membuat kekuatan tariknya bera
berada di bawah
Tempering.. Selain itu Spesimen dengan perlakuan Tempering tidak di
ketahui pendinginannya menggunakan Cairan apa,
apa dengan Viskositas
berapa, sehingga membuat tegangan tariknya berada di atas Hardening oli.
Pada Hardening, tanpa perlakuan, Normalizing dan Anealing sudah
terlihat sesuai dengan dasar teori. Karena pada hardening memang
terbentuk fase martensit yang merata sehingga lebih tinggi kekuatan tarik
dan kekerasanya namun rapuh, selain itu yang membuat kekuatan tariknya
tinggi yaitu sturktur
sturktur butir yang kecil dan arah orientasinya beragam. Pada
tanpa perlakuan masih memiliki tegangan sisa yang membuatnya getas
dan memiliki struktur butir, arah orientasi yang natural belum di rubah
sehingga memiliki kekuatan tarik yang berada di bawah tem
tempering. Pada
Normalizing dengan pendinginan udara,, dengan keadaan tegangan sisa
yang sudah di kurangi dan struktur butiran yang besar serta memiliki arah
orientasi sama membuatnya Ductile dann kekuatan tariknya rendah
dibanding tanpa perlakuan . Pada Anealing hampir mirip dengan
Normalizing namun pendinginanya lebih lambat dari Normalizing yaitu

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Laboratorium Pengujian Bahan

menggunakan pendinginan tungku, membuat kekuatan tariknya lebih


rendah di banding Normalizing.
4.7 Kesimpulan dan saran
4.7.1 Kesimpulan
1. Tegangan sejati lebih tinggi dari
dari pada tegangan regangan rekayasa
2. Regangan patah sejati selalu lebih besar dari regangan patah
rekayasa
rekayasa.
3. Proses perlakuan panas mempengaruhi proses pengecilan diameter
(necking
necking).
). Urutan proses perlakuan panas yang berpengaruh dari
tinggi ke rendah adalah MarTempering,, Tanpa perlakuan,
Annealing Hardening, Normalizing.
Annealing,
4. Proses perlakuan panas berpengaruh terhadap kekuatan tarik dari
suatu material. Urutan kekuatan tarik dari berbagai proses
perlakuan panas dari tinggi kerendah adalah ::Hardening,
MarTemperin
Tempering, Hardening Oli Tanpa perlakuan, Normalizing dan
yang terakhir Annealing.
5. Hipotesa yang ditarik menggunakan teori dasar sudah hampir
mencapai benar, karena sesuai dengan urutan Hardening Air,
Tempering tanpa perlakuan, Normalizing dan Anealing
Tempering,
Anealing. Hanya saja
terdapat Hardening oli yang tidak sesuai pada tempatnya.
5.7.2. Saran
1. Praktikan hendaknya lebih teliti dalam melakukan pengukuran
dimensi, pengamatan peralatan serta pencatatan data
data.
2. Sarana dan prasarana dalam laboratorium yang mengalami
kerusakan agar diperbaiki atau diganti.
3. Pada saat sebelum praktikum hendaknya praktikan membaca
modul panduan praktikum.
w

Laporan Praktikum Uji Material Semester Ganjil


G
201
14/2015

Anda mungkin juga menyukai