Anda di halaman 1dari 18

PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

A. Pengertian
Pembangkit Tenaga Listrik adalah salah satu
bagian dari sistem tenaga listrik, pada Pembangkit
Tenaga Listrik terdapat peralatan elektrikal,
mekanikal dan bangunan kerja. Terdapat juga
komponen-komponen utama pembangkitan yaitu
generator,
turbin
yang
berfungsi
untuk
mengkonversi energi mekanik menjadi energi
listrik.

Pada gambar diatas diilustrasikan bahwa listrik


yang dihasilkan dari pusat pembangkitan yang
menggunakan energi potensi mekanik (air, uap,
panas bumi, nuklir, dll) untuk menggerakkan turbin
yang porosnya dikopel/digandeng dengan generator.
dari generator yang berputar menghasilkan energi
listrik. Energi listrik yang dihasilkan disalurkan ke
gardu induk melalui jaringan transmisi, kemudian
langsung di distribusikan ke konsumen melalui
jaringan distribusi.
B. Bagian-bagian Pembangkit Tenaga Listrik

Penggerak mula (prime mover), berupa :


Mesin Diesel.
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
(PLTD) ialah Pembangkit listrik
yang menggunakan mesin diesel
sebagai penggerak mula (prime
mover). Prime mover merupakan
peralatan yang mempunyai fungsi
menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor
generator. Mesin diesel sebagai
penggerak mula PLTD berfungsi
menghasilkan tenaga mekanis yang
dipergunakan untuk memutar rotor
generator.
Turbin (air, uap, gas).
Turbin adalah suatu alat atau mesin
penggerak mula, di mana energi
fluida
kerja
yang
langsung
dipergunakan untuk memutar roda
turbin melalui nosel di teruskan ke
sudu-sudunya. Jadi, berbeda dengan
yang terjadi pada mesin torak, pada
turbin tidak terdapat bagian mesin
yang bergerak
translasi. Bagian
turbin yang berputar dinamai rotor
atau roda turbin, sedangkan bagian
yang tidak berputar dinamai stator
atau rumah turbin. Roda turbin
terletak di dalam rumah turbin dan
roda turbin memutar poros daya
yang menggerakkan atau memutar
bebannya (generator listrik, pompa,
kompresor, baling-baling atau mesin
lainnya).
Beserta komponen dan perlengkapannya.

Komponen listrik, antara lain :


Generator dan perelengkapannya.
Generator atau yang biasa disingkat
dengan genset merupakan perangkat
yang berguna untuk menghasilkan
energi listrik. Mengapa dinamakan
generator set? perangkat genset
pada dasarnya terdiri atas dua piranti
yang berbeda, yakni alternator atau
generator dan engine. Alternator atau
generator
berfungsi
sebagai
perangkat
pembangkit
listrik,
sedangkan engine mengemban tugas
sebagai piranti pemutar.
Transformator dan
perlengkapannya.
Transformator adalah suatu alat
listrik yang dapat memindahkan dan
mengubah energy listrik satu atau
lebih rangkaian listrik satu atau lebih
rangkaian listrik ke rangkaian listrik
yang lain, melalui suatu gendeng
magnet berdasarkan prinsip induksielektromagnet. Transformator adalah
alat yang digunakan untuk mengubah
tegangan bolak balik (ac) dari suatu
nilai tertentu ke nilai yang kita
inginkan terdiri dari kumparan
primer dan sekunder.
Peralatan proteksi.
Saluran kabel, busbar, dan lain-lain.
Komponen sipil, antara lain :
Bendungan, pipa pesat (penstock), prasarana dan
sarana sipil penunjang
(untuk PLTA).

Prasarana dan sarana sipil (pondasi


peralatan, jalan, cable duct, dan lainlain).
Gedung kontrol (control building)
dan perlengkapannya.
Komponen mekanisasi, misalnya : serandang
peralatan, komponen pelengkapturbin, dan lain-lain.
2.1.1 Jenis-Jenis Pusat Pembangkit Listrik
Berdasarkan uraian diatas, di dalam prakteknya
terdapat jenis-jenis pusat listrik sebagai berikut;
1. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA):
pusat pembangkit listrik ini menggunakan tenaga air
sebagai sumber energi primer.
2. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD):
Pusat pembangkit listrik ini menggunakan bahan
bakar minyak
3. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) :
Pusat pembangkit listrik ini menggunakan bahan
bakar batubara, minyak atau gas sebagai sumber
energi primer.
4. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) :
Pusat pembangkit listrik ini menggunakan bahan
bakar gas atau minyak sebagai sumber energi
primer.
5. Pusat Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU) : Pusat pembangkit listrik ini kombinasi
PLTG dan PLTU. Gas buang dari PLTG
dimanfaatkan untuk menghasilkan uap dalam ketel
uap penghasil uap untuk penggerak turbin uap.
6. Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) : PLTP
merupakan PLTU yang tidak mempunyai ketel uap

karena uap penggerak turbin uapnya didapat dari


bumi.
7. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) : PLTN
merupakan PLTU yang menggunakan uranium
sebagai bahan bakar yang menjadi sumber energi
primernya. Uranium menjalani proses fission ( fisi )
di dalam reaktor nuklir yang menghasilkan energi
panas yang digunakan untuk menghasilkan uap
dalam ketel uap. Uap ini selanjutnya digunakan
untuk menggerakkan turbin uap penggerak
generator.
1. Proses pembangkit energi listrik
Listrik diproduksi di pembangkit dengan cara
mengubah energi mekanis menjadi energi listrik
dengan menggunakan generator yang bekerja
berdasarkan prinsip medan magnet dan penghantar
listrik.. Energi mekanik yang diperlukan untuk
memutar generator sinkron didapat dari mesin
penggerak generator atau biasa disebut penggerak
mula ( prime mover ). Mesin penggerak generator
yang banyak digunakan dalam praktk, yaitu : mesin
diesel, turbin uap, turbin air dan turbin gas. Mesinmesin penggerak generator ini mendapat energi
dari:
1. Proses pembakaran bahan bakar ( mesin-mesin
termal )
2. Air terjun ( turbin air )
Jadi sesungguhnya mesin penggerak generator
melakukan konversi energi primer menjadi energi
generator. Proses konversi energi primer menjadi
energi mekanik menimbulkan produk sampingan

berupa limbah dan kebisingan yang perlu


dikandalikan agas tidak menimbulkan masalah
lingkungan.
Dari segi ekonomi teknik, komponen biaya
penyedia tenaga listrik yang terbesar adalah biaya
pembangkitan, khususnya biaya bahan bakar. Oleh
sebab itu, berbagai tehnik untuk menekan biayabiaya bahan bakar terus berkembang, baik dari segi
unit pembangkit secara individu maupun dari segi
operasi sistem tenaga listrik secara terpadu.
Pusat pembangkit listrik adalah tempat dimana
proses pembangkitan tenaga listrik dilakukan.
Mengingat proses pembakitan tenaga listrik
merupakan proses konversi energi primer (bahan
bakar atau potensi air ) menjadi energi mekanik
penggerak generator, yang selanjutnya energi
mekanik ini diubah menjadi energi listrik oleh
generator, maka dalam pusat listrik umumnya
terdapat:
1. Instalasi energi primer, yaitu instalasi bahan
bakar atau instalasi tenaga air.
2. Instalasi mesin penggerak generator, yaitu
instalasi yang berfungsi sebagai pengubah energi
primer menjadi energi mekanik penggerak
genertor. Mesin penggerak generator ini dapat
berupa ketel uap beserta turbin uap, mesin diesel,
turbin gas, atau turbin air.
3. Instalasi pendingin, yaitu instalasi yang berfungsi
mendinginkan instalasi mesin penggerak yang
menggunakan bahan bakar.
4. Instalasi listrik, yaitu instalasi yang secara garis
besar terdiri dari ; Instalasi tenaga tinggi, yaitu

instalasi yang menyalurkan energi listrik yang


dibangkitkan generator.
Instalasi tegangan rendah, yaitu instalasi alat-alat
bantu dan instalasi penerangan.
Instalasi arus searah, yaitu instalasi yang terdiri
dari baterai aki beserta pengisinya dan jaringan arus
searah yang terutama digunakan untuk proteksi,
kontrol dan telekomunikasi.
2.1.2 Instalasi Listrik dari Pusat Pembangkit
Listrik
Pada umumnya pusat listrik membangkitkan arus
bolak balik tiga fasa dengan menggunakan
generator sinkron.
Tegangan generator yang paling tinggi yang dapat
dibangkitkan adalah 23 kV. Pada saat ini, dalam
tingkat riset sedang dikembangkan generator yang
dapat membangkitkan tegangan sampai 150 kV.
Pusat listrik yang sudah beroperasi secara komersial
saat ini, yaitu tegangan dari generator dinaikkan
dahulu dengan menggunakan transformator, baru
kemudian dihubungkan ke rel melalui pemutus
tenaga (PMT). Pemutus tenaga adalah sakelar
tegangan tinggi yang mampu memutuskan arus
gangguan. Arus gangguan besarnya mencapai
beberapa ribu kali besarnya arus operasi normal.
Di depan dan di belakang setiap pemutus tenaga
harus ada pemisah (PMS), yaitu sakelar yang hanya
boleh dioperasikan (ditutup dan dibuka) dalam
keadaan tidak ada arus yang melaluinya, tetapi
posisi pisau sakelar harus jelas terlihat. Hal ini
berkaitan dengan masalah keselamatan kerja pada

saat instalasi tegangan tinggi akan dibebaskan dari


tegangan karena akan disentuh orang misalnya
untuk pekerjaan pemeliharaan atau perbaikan.
Semua generator sebagai penghasil energi
dihubungkan dengan rel (busbar). Begitu pula
semua saluran keluar dari rel pusat listrik
dihubunkan dengan rel pusat listrik. Saluran keluar
dari rel pusat listrik ada yang berfungsi mengirim
tenaga listrik dalam jumlah besar ke lokasi lain dan
ada yang berfungsi untuk menyediakan tenaga
listrik di lokasi sekitar pusat listrik tersebut berada,
bahkan selalu ada saluran (feeder atau penyulang)
yang berfungsi menyediakan tenaga listrik bagi
keperluan pusat listrik itu sendiri. Pusat listrik
memerlukan tenaga listrik untuk lampu penerangan
dan untuk menjalankan motor-motor listrik, seperti ;
motor listrik penggerak, pompa air pendingin,
motor listrik penggerak penyejuk udara, motor
listrik pengangkat, dan lain-lain.
Dalam pusat listrik ini juga ada instalasi listrik arus
searah. Arus searah diperlukan untuk menggerakkan
mekanisme pemutusan tenaga (PMT) dan untuk
lampu penerangan darurat. Sebagai sumber arus
searah digunakan baterai aki yang diisi oleh
penyearah.
2.1.7 Transmisi dan Distribusi
Setelah tenaga listrik dibangkitkan dalam pusat
listrik, maka tenaga listrik ini disalurkan
(ditransmisikan) lalu didistribusikan para konsumen
tenaga listrik. Pusat tenaga listrik umumnya terletak
jauh dari pusat bebannya. Energi listrik yang
dihasilkan pusat pembangkitan disalurkan melalui
jaringan transmisi. Tegangan generator pembangkit

relatif rendah (6 kV 24 kV). Maka tegangan ini


dinaikin dengan transformator daya ke tegangan
yang lebih tinggi antara 150 kV 500 kV. Tujuan
peningkatan tegangan ini, selain mempebesar daya
hantar dari saluran (berbanding lurus dengan
kwadrat tegangan), juga untuk memperkecil rugi
daya dan susut tegangan pada saluran transmisi.
Penurunan tegangan dari jaringan tegangan
tinggi/ekstra tinggi sebelum ke konsumen dilakukan
dua kali. Yang pertama dilakukan di gardu induk
(GI), menurunkan tegangan dari 500 kV ke 150 kV
atau dari 150 kV ke 70 kV. Yang kedua dilakukan
pada gardu induk distribusi dari 150 kV ke 20 kV
atau dari 70 kV ke 20kV. Saluran listrik dari sumber
pembangkit tenaga listrik sampai transformator
terakhir, sering disebut juga sebagai saluran
transmisi, sedangkan dari transformator terakhir,
sampai konsumen terakhir disebut saluran distribusi
atau saluran primer. Ada dua macam saluran
transmisi/distribusi PLN yaitu saluran udara
(overhead lines) dan saluran kabel bawah tanah
(underground cable). Kedua cara penyaluran
tersebut masing-masing mempunyai keuntungan
dan kerugian. Dari segi estetik, saluran bawah tanah
lebih disukai dan juga tidak mudah terganggu oleh
cuaca buruk: hujan, petir, angin, dan
sebagainya namun saluran bawah tanah jauh lebih
mahal dibanding saluran udara, tetapi saluran
bawah tanah tidak cocok untuk daerah rawan banjir
karena bila terjadi gangguan akan berbahaya.
2.2. Sistem Jaringan Distribusi
Ada tiga bagian penting dalam proses penyaluran
tenaga listrik, yaitu: Pembangkitan, Penyaluran

(transmisi) dan distribusi seperti pada gambar


berikut :
Gambar 2.1. Tiga komponen
Penyaluran Tenaga Listrik

utama

dalam

Tegangan sistem distribusi dapat dikelompokan


menjadi 2 bagian besar, yaitu distribusi primer
(20kV) dan distribusi sekunder (380/220V).
Jaringan distribusi 20kV sering disebut Sistem
Distribusi Tegangan Menengah dan jaringan
distribusi 380/220V sering disebut jaringan
distribusi sekunder atau disebut Jaringan Tegangan
Rendah 380/220V. Universitas Sumatera Utara
2.2.1. Jaringan Pada Sistem Distribusi Primer
Jaringan Pada Sistem Distribusi tegangan menengah
(Primer 20kV) dapat dikelompokkan menjadi lima
model, yaitu Jaringan Radial, Jaringan hantaran
penghubung (Tie Line), Jaringan Lingkaran (Loop),
Jaringan Spindel dan Sistem Gugus atau Kluster.
a. Jaringan Radial
Sistem distribusi dengan pola Radial seperti
Gambar 2.2. Adalah sistem distribusi yang paling
sederhana dan ekonomis. Pada sistem ini terdapat
beberapa penyulang yang menyuplai beberapa
gardu distribusi secara radial.
Gambar 2.2. Konfigurasi Jaringan Radial
Dalam penyulang tersebut dipasang gardu-gardu
distribusi untuk konsumen. Gardu distribusi adalah
tempat dimana trafo untuk konsumen dipasang.
Bisa dalam bangunan beton atau diletakan diatas
tiang. Keuntungan dari sistem ini adalah sistem ini

10

tidak rumit dan lebih murah dibanding dengan


sistem yang lain.
Universitas Sumatera Utara
Namun keandalan sistem ini lebih rendah dibanding
dengan sistem lainnya. Kurangnya keandalan
disebabkan karena hanya terdapat satu jalur utama
yang menyuplai gardu distribusi, sehingga apabila
jalur utama tersebut mengalami gangguan, maka
seluruh gardu akan ikut padam.
Kerugian lain yaitu mutu tegangan pada gardu
distribusi yang paling ujung kurang baik, hal ini
dikarenakan jatuh tegangan terbesar ada diujung
saluran.
b. Jaringan Hantaran Penghubung (Tie Line)
Sistem distribusi Tie Line seperti Gambar 2.3.
digunakan untuk pelanggan penting yang tidak
boleh padam (Bandar Udara, Rumah Sakit, dan
lainlain).
Gambar 2.3.
Penghubung

Konfigurasi

Jaringan

Hantaran

Sistem ini memiliki minimal dua penyulang


sekaligus dengan tambahan Automatic Change Over
Switch / Automatic Transfer Switch, setiap
penyulang terkoneksi ke gardu pelanggan khusus
tersebut sehingga bila salah satu penyulang
mengalami gangguan maka pasokan listrik akan di
pindah ke penyulang lain.
Universitas Sumatera Utara
c. Jaringan Lingkar (Loop)

11

Pada Jaringan Tegangan Menengah Struktur


Lingkaran
(Loop)
seperti
Gambar
2.4.
dimungkinkan pemasokannya dari beberapa gardu
induk, sehingga dengan demikian tingkat
keandalannya relatif lebih baik.
Gambar 2.4. Konfigurasi Jaringan Loop
d. Jaringan Spindel
Sistem Spindel seperti pada Gambar 2.5. adalah
suatu pola kombinasi jaringan dari pola Radial dan
Ring. Spindel terdiri dari beberapa penyulang
(feeder) yang tegangannya diberikan dari Gardu
Induk dan tegangan tersebut berakhir pada sebuah
Gardu Hubung (GH).
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5. Konfigurasi Jaringan Spindel
Pada sebuah spindel biasanya terdiri dari beberapa
penyulang aktif dan sebuah penyulang cadangan
(express) yang akan dihubungkan melalui gardu
hubung. Pola Spindel biasanya digunakan pada
jaringan tegangan menengah (JTM) yang
menggunakan kabel tanah/saluran kabel tanah
tegangan menengah (SKTM).
Namun pada pengoperasiannya, sistem Spindel
berfungsi sebagai sistem Radial. Di dalam sebuah
penyulang aktif terdiri dari gardu distribusi yang
berfungsi untuk mendistribusikan tegangan kepada
konsumen baik konsumen tegangan rendah (TR)
atau tegangan menengah (TM).
e. Sistem Gugus atau Sistem Kluster

12

Konfigurasi Gugus seperti pada Gambar 2.6.


banyak digunakan untuk kota besar yang
mempunyai kerapatan beban yang tinggi. Dalam
sistem ini terdapat Saklar Pemutus Beban, dan
penyulang cadangan.
Gambar 2.6. Konfigurasi Sistem Kluster
Dimana penyulang ini berfungsi bila ada gangguan
yang terjadi pada salah satu penyulang konsumen
maka
penyulang
cadangan
inilah
yang
menggantikan fungsi suplai kekonsumen.
2.2.2. Sistem Distribusi
Tegagan Rendah 380/220V)

Sekunder

(Jaringan

Sistem distribusi sekunder seperti pada Gambar 2.7.


merupakan salah satu bagian dalam sistem
distribusi, yaitu mulai dari gardu trafo sampai pada
pemakai akhir atau konsumen.
Gambar 2.7. Hubungan tegangan menengah ke
tegangan rendah dan konsumen
Melihat letaknya, sistem distribusi ini merupakan
bagian yang langsung berhubungan dengan
konsumen, jadi sistem ini selain berfungsi
menerima daya listrik dari sumber daya (trafo
distribusi), juga akan mengirimkan serta
mendistribusikan daya tersebut ke Universitas
Sumatera Utara
konsumen. Mengingat bagian ini berhubungan
langsung dengan konsumen, maka kualitas listrik
selayaknya harus sangat diperhatikan.
Jatuh tegangan pada sistem distribusi mencakup
jatuh tegangan pada:

13

1. Penyulang Tegangan Menengah (TM)


2. Transformator Distribusi
3. Penyulang Jaringan Tegangan Rendah
4. Sambungan Rumah
5. Instalasi Rumah.
Jatuh tegangan adalah perbedaan tegangan antara
tegangan kirim dan tegangan terima karena adanya
impedansi pada penghantar. Maka pemilihan
penghantar
(penampang
penghantar)
untuk
tegangan menengah harus diperhatikan. Jatuh
tegangan yang di-ijinkan tidak boleh lebih dari 5%
(V 5%). Secara umum V dibatasi sampai
dengan 3,5%.
2.1.3 Masalah Utama dalam Pembangkitan
Tenaga Listrik
Proses pembangkitan tenaga listrik dalam
prinsipnya merupakan konversi energi primer
menjadi energi mekanik penggerak generator yang
selanjutnya energi mekanik
ini dikonversi oleh generator menjadi tenaga listrik.
Proses demikian menimbulkan masalah-masalah
sebagai berikut:
1. Penyediaan energi primer.
Energi primer untuk pusat listrik termal adalah
bahan bakar. Penyediaan bahan bakar meliputi :
pengadaan, transfortasi dan penyimpangan,
terutama yang memerlukan perhatian terhadap
resiko kebakaran.

14

2. Penyediaan air pendingin


Masalah penyediaan air pendingin timbul pada
pusat termal seperti PLTU dan PLTD. PLTU dan
PLTD dengan daya terpasang di atas 25 MW
banyak yang dibangun di daerah pantai karena
membutuhkan air pendingin dengan jumlah yang
besar sehingga pusat listrik ini dapat menggunakan
air laut sebagai pendingin. Untuk unit-unit PLTD
yang kecil, di bawah 3 MW, pendinginnya dapat
menggunakan udara dengan menggunakan radiator.
3. Masalah limbah
PLTU batubara menghasilkan limbah berupa abu
batu bara dengan asap yang mengandung gas SO2,
CO2 dan NOx. Semua PLTU mempunyai limbah
bahan kimia dari air ketel (blow down). PLTD dan
PLTG mempunyai limbah berupa minyak pelumas.
PLTA tidak menghasilkan limbah, malah limbah
dari masyarakat yang masuk kesungai penggerak
PLTA sering menimbulkan gangguan pada PLTA.
4. Masalah kebisingan
Pusat listrik termal menimbulkan seara keras yang
merupakan kebisingan bagi masyarakat yang
tinggal di dekatnya. Tingkat kebisingan harus dijaga
agar tidak melampaui standar yang berlaku.
5. Operasi
Operasi pusat listrik sebagian besar 24 jam sehari.
Delain itu biaya penyediaan tenaga listrik sebagian
besar ( + 60%) untuk operasi pusat listrik,
khususnya untuk membeli bahan bakar. Oleh karena
itu, perlu dilakukan operasi pusat listrik yang
seefisien mungkin. Jika pusat listrik beroperasi

15

dalam sistem interkoneksi, ( yaitu pusat listrik yang


beroperasi paralel dengan pusat-pusat listrik lain
melalui saluran transmisi), maka pusat listrik ini
harus mengikuti pola operasi sistem interkoneksi.
6. Pemeliharaan
Pemeliharaan peralatan diperlukan untuk :
- Mempertahankan efisiensi
- Mempertahankan keandalan
- Mempertahankan umur ekonomis
Bagian-bagian
peralatan
yang
pemeliharaan terutama adalah:

memerlukan

- Bagian-bagian yang bergeser: seperti : bantalan,


cincin pengisap (piston ring) dan engsel-engsel.
- Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat
dengan suhu yang berbeda seperti : penukar panas
(heat exchanger) dan ketel uap
- Kontak-kontak listrik dalam sakelar serta klemklem penyambung listrik.
7. Gangguan dan kerusakan
Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan
Pemutusan Tenaga (PMT) membuka (trip) diluar
kehendak operator sehingga terjadi pemutusan
pasokan tenaga listrik. Gangguan esungguhnya
adalah peristiwa hubung singkat yang penyebabnya
kebanyakan petir, dan tanaman. Gangguan dapat
juga disebabkan karena kerusakan alat, sebaliknya
gangguan ( misalnya yang disebabkan petir) yang

16

terjadi berkali-kali akhirnya mengakibatkan alat


( misalnya transformator ) menjadi rusak.
8. Pengembangan pembangkit
Pada umumnya, pusat lstrik yang berdiri sendiri
maupun yang ada dalam sistem interkoneksi
memerlukan pengembangan. Hal ini disebabkan
karena beban yang dihadapi terus bertambah
sedangkan di pihak lain pihak unit pembangkit yang
ada menjadi semakin tua dan perlu dikeluarkan dari
operasi.
9. Perkembangan teknologi pembangkit
Perkembangan teknologi pembangkit umumnya
mengarah pada perbaikan efisiensi dan penemuan
teknik konversi energi yang baru dan penemuan
bahan bakar baru. Perkembangan ini meliputi segi
perangkat keras (hardware) seperti komputerisasi
dan juga meliputi segi perangkat lunak ( software)
seperti pengembangan model-model matematika
untuk optimasi.
2.1.6 Mutu Tegangan Listrik
Dengan makin pentingnya peranan tenaga listrik
dalam keidupan sehari-hari, khususnya bagi
keperluan industri,maka mutu tenaga listrik juga
menjadi tuntutan yang makin besar dari pihak
pemakai tenaga listrik.
Mutu tenaga listrik ini meliputi:
a. Kontinuitas penyediaan;apakah tersedia 24 jam
sehari sepanjang tahun.
b. Nilai tegangan ; apakah selalu ada dalam batasbatas yang diijinkan.

17

c. Nilai frekuensi ; apakah selalu ada dalam batasbatas yang diijinkan.


d. Kedip tegangan ; apakah besarnya dan lamanya
masih dapat diterima oleh pemakai tenaga listrik.
e. Kandungan harmonisa ; apakah jumkahnya masih
dalam batas-batas yang dapat ditrima oleh pemakai
tenaga listrik.
Unsur-unsur a sampai dengan e dapat direkam
sehingga masalahnya dapat dibahas secara
kuantitatif antara pihak penyedia dan pemakai
tenaga listrik.
Power network anaylzer tipe TOPAS 1000 Alat ini
mampu melakukan perekaman:
a. Arus dan tegangan dalam keadaan normal
maupun transien.
b. Harmonisa yang terkandung dalam tegangan.
c. Kedip tegangan,variasi tegangan, dan kemiringan
tegangan.
d. Frekuensi.

18

Anda mungkin juga menyukai