BAB I
PANDUAN PENYUSUNAN KTSP
I. Pendahuluan
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa
memahami
pengertian
dan
prinsip-prinsip
perencanaan
dan
pengembangan kurikulum
Indikator pencapaian:
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan pengertian kurikulum dan KTSP;
2. menunjukkan landasan pengembangan KTSP;
3. menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan KTSP;
4. menjelaskan acuan operasional KTSP.
Kegiatan Belajar 1
A. Pengertian Kurikulum
Banyak definisi tentang kurikulum, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang
komplek filosofis. Ada yang menafsirkan kurikulum sebagai apa yang diajarkan di
sekolah, seperangkat mata pelajaran, urutan bahan ajar, dan seperangkat tujuan
performansi. Kurikulum sekolah menurut Saylor dan Alexander (1954) adalah total usaha
sekolah untuk mencapai keberhasilan yang diinginkan sekolah dan masyarakat.
Kurikulum dalam pengertian ini adalah total usaha sekolah untuk mempengaruhi peserta
didik, baik di kelas maupun di luar sekolah. Definisi ini disempurnakan lagi menjadi
suatu rencana untuk melengkapi seperangkat peluang belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Oliva (1982), definisi kurikulum bisa berdasarkan pada tujuan kurikulum,
konteks tempat digunakannya kurikulum, dan strategi yang digunakan pada keseluruhan
kurikulum. Berdasarkan tujuan, kurikulum dijelaskan sebagai pengembangan berpikir
reflektip dari peserta didik atau sebagai saluran pengembangan dan pelestarian budaya.
Menurut Taba (1962), kurikulum adalah suatu rencana pembelajaran. Lebih jauh
dijelaskan bahwa kurikulum terdiri atas sejumlah elemen, yaitu ada tujuan umum dan
tujuan khusus, isi dan organisasi isi, pola belajar mengajar, dan evaluasi hasil belajar
dilihat pada keluarannya. Jadi kurikulum mencakup unsur evaluasi di dalamnya. Hasil
evaluasi ini digunakan untuk mengembangkan atau menyempurnakan kurikulum.
Kurikulum digunakan dalam berbagai makna, mulai dari deskripsi mata pelajarn
atau program yang diterapkan di kelas sampai dengan penilaian (Madaus & Kellagan,
1992). Semua kurikulum dirancang untuk membantu peserta didik memperoleh sejumlah
kompetensi penting. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu lingkungan yang terdiri
atas kondisi fisik, kondisi sosial, dan kondisi intelektual. Bahkan pandangan yang lebih
luas, kurikulum mencakup perilaku pimpinan dan para pendidik sebagai acuan dalam
berperilaku. Jadi, perilaku seorang pimpinan lembaga pendidikan beserta tenaga
pendidiknya harus memberi pengalaman belajar yang terbaik buat peserta didik.
Menurut Madaus dan Kellaghan (1992), kurikulum terdiri atas 6 komponen utama,
yaitu: (1) konteks, (2) tujuan umum, (3) tujuan khusus pelajaran, (4) materi kurikulum,
(5) transaksi, dan (6) hasil transaksi. Masalah penting pada konteks adalah karakteristik
peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan, kebutuhan, dan minat. Tujuan
umum kurikulum selalu diperdebatkan dan hal ini akan terus terjadi selama masyarakat
memiliki perbedaan dalam perspektif politik, ekonomi, dan moral.
Tujuan umum kurikulum pada umumnya bersifat ideal yang tidak mudah untuk
mencapainya, misalnya untuk mencapai hidup yang bahagia atau masyarakat yang
sejahtera. Pada kurikulum berbasis kompetensi, tujuan umum kurikulum dinyatakan
dengan standar kompetensi. Standar kompetensi lulusan dijabarkan menjadi sejumlah
kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran. Selanjutnya, kompetensi dasar dijabarkan
menjadi sejumlah indikator.
Materi kurikulum bisa dalam bentuk deskripsi silabus, pedoman kurikulum,
rencana pembelajaran, buku teks, bahan bacaan, peralatan laboratorium, dan alat bantu
belajar. Proses atau transaksi pendidikan adalah proses pembelajaran yang terjadi,
khususnya yang terjadi di kelas. Hasil pelaksanaan kurikulum adalah sejumlah
kemampuan yang diperoleh peserta didik, baik yang direncanakan maupun yang tidak
direncanakan.
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
B. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Paling tidak ada tiga disiplin ilmu yang selalu digunakan dalam pengembangan
kurikulum, yaitu: kriteria filosofi, pertimbangan sosiologis, dan teori psikologi. Kriteria
filsafat mencakup tujuan, ketepatan, dan struktur keilmuan. Pertimbangan sosiologi
meliputi perubahan sosial, perubahan teknologi, dan perubahan ideologi. Teori psikologi
yang dibutuhkan adalah teori perkembangan, pembelajaran, dan motivasi (Lawton,
1978).
Kontribusi filsafat meliputi watak pengetahuan (epistemologi), nilai pengetahuan
(etik), watak kualitas mental (filsafat pikiran), interrelasi tujuan, aktivitas kurikulum,
struktur kurikulum, dan watak hidup yang baik. Kontribusi psikologi meliputi: watak
peserta didik, watak berpikir, pemilihan pengalaman belajar, dan motivasi. Aspek
sosiologi berupa kecenderungan yang akan datang yaitu: perubahan demografi,
perubahan famili, perubahan peran perempuan, multikultural, perubahan ekonomi,
perubahan teknologi, partisipasi dalam pendidikan, masalah perubahan, dan minat
masyarakat terhadap pendidikan. Berdasarkan tiga disiplin ilmu beserta perubahan yang
terjadi dan yang akan terjadi serta budaya setempat, dikembangkan kurikulum dalam arti
urutan dan tingkatan.
Banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan kurikulum.
Pendekatan pengembangkan kurikulum yang berfokus pada pencapaian standar
kompetensi disebut dengan kurikulum berbasis kompetensi. Pengembangan kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan, disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
KTSP terdiri atas (1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2) struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, (3) kalender pendidikan, dan (4) silabus.
Silabus
adalah
rencana
pembelajaran
pada
suatu/atau
kelompok
mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3)
materi pokok/pembelajaran, (4) kegiatan pembelajaran, (5) indikator, (6) penilaian, (7)
alokasi waktu, dan (8) sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Kegiatan Belajar 2
E. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
Departemen Agama Kab/Kota untuk pendidikan dasar, dan provinsi untuk pendidikan
menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada
panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan
pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus
dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan
SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut ini.
1.
2.
3.
4.
5.
dan
mata
pelajaran
yang
direncanakan
dan
disajikan
secara
diarahkan
kepada
proses
pengembangan,
pembudayaan,
dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
F. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak
mulia.
2.
sesuai
dengan
tingkat
Masing-masing
daerah
memerlukan
pendidikan
sesuai
dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang
otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya
harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh
sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan
kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh
karena
itu,
kurikulum
harus
dikembangkan
secara
berkala
dan
10
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan
sebelum mempelajarai budaya dari daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan
memperhatikan kesetaraan jender.
12. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri
khas satuan pendidikan.
11
Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in
Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.
New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and
learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.
New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.
Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
12
BAB II
KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Pendahuluan
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu mengembangkan kurikulum lima mata pelajaran dengan
pendekatan kontekstual, integratif, dan fungsional
Indikator pencapaian
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan tujuan KTSP;
2. menguraikan struktur KTSP;
3. menjelaskan muatan KTSP;
4. menyusun kalender pendidikan
5. menyusun KTSP
Kegiatan Belajar 1
A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
B. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
13
kebutuhan, bakat, minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan
kelompok ilmiah remaja.
Khusus untuk sekolah menengah kejuruan, pengembangan diri terutama ditujukan
untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri untuk
satuan pendidikan khusus, menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan
kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti mata pelajaran.
4. Pengaturan Beban Belajar
a. Beban belajar dan sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan
SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Beban belajar dalam kredit
semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan
oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang
tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran
tambahan
mempertimbangkan
kebutuhan
peserta
didik
dalam
mencapai
16
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olah raga, dan kesehatan;
c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi; dan
d. lulus Ujian Nasional.
7. Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria penjurusan diatur
oleh direktorat teknis terkait.
8. Pendidikan Kecakapan Hidup
a. Kurikulum
untuk
SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB,
SMA/MA/SMALB,
17
Kegiatan Belajar 2
C. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan
sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana dimuat dalam
Standar Isi.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran. Minggu
efektif
belajar
adalah
jumlah
minggu
kegiatan
Bulan
Juli 2006
Agustus 2006
Septmber 06
Oktober 2006
November 06
Desember 06
Januari 2007
Jumlah
JME HES
2
12
4
26
4
25
0
2
3
16
4
24
3
16
20
121
HEF
KTS
17
17
LU
2
4
4
5
4
4
5
28
LHB LS
LPP
1
1
3
2
4
6
6
LHR Jmlah
14
31
30
30
10
30
28
29
10
194
18
LHB LS
Januaro
2007
Februari
23
28
3
4
5
6
7
8
2007
Maret 2007
April 2007
Mei 2007
Juni 2007
Juli 2007
Jumlah
4
3
4
3
0
18
26
23
25
23
1
122
4
4
4
4
2
23
1
1
1
1
31
30
30
28
15
163
12
12
Keterangan:
JME = Jumlah Minggu Efektif
LU
= Libur Umum
LS
= Libur Semester
Contoh:
Uraian Kegiatan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007 (berdasarkan
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali No. 420/4035/Dispendik, tanggal 3
Agustus 2006 (lihat tabel 03 pada halaman 20 berikut)
3
4
KEGIATAN
Permulaan Tahun Pelajaran
Permulaan
Kegiatan
Belajar
Mengajar TK, SD/MI, SMP/MTs,
SMPLB, SMA/MA, SMALB,
SMK
Hari belajar sekolah efektif
Semester I
Kegiatan Tengah Semester
WAKTU
17-19 Juli 2006
20 Juli 2006
KETERANGAN
Masa Orientasi Siswa (MOS)
Dilaksanakan setelah masa orientasi
19
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
23 Desember 2006
25 Desember s/d 6 Januari
2007
8 Januari s.d. 15 Juni
2007
26, 27, 28, 29 Maret 2007
16 Juni 2007
17 Juni s.d. 30 Juni 2007
1 Juli s.d. 14 Juli 2007
Minggu ke dua Juni 2007
Minggu pertama Juni
2007 Minggu ke dua Mei
2007
Bulan Januari 2007
Akhir Juni 2007
Akhir Juni s.d. Juli 2007
Minggu ke dua dan ke
tiga bulan Juli 2007
14 Juli 2007
16 Juli 2007
Kegiatan Belajar 3
D. Pelaksanaan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dalam menyusun KTSP, harus mengikuti langkah-langkah berikut.
1. Analisis Konteks
a. Mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai
acuan dalam penyusunan KTSP
20
b. Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik,
pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya, sarana prasarana, biaya, dan programprogram.
c. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar:
komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri
dan dunia kerja, sumber daya alam, dan sosial budaya.
2. Mekanisme Penyusunan KTSP
a. Tim Penyusun.
Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK terdiri atas guru, konselor,
dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun,
melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. Supervisi
dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan tingkat
kabupaten/kota untuk SD dan SMP, dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA, dan MAK,
terdiri atas guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di
dalam kegiatan tim penyusun, melibatkan komite madrasah, dan nara sumber, serta
pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan khusus (SDLB, SMPLB, dan
SMALB) terdiri atas guru, konselor, kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota.
Di dalam kegiatan tim penyusun, melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta
pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh dinas provinsi yang bertanggung
jawab di bidang pendidikan.
b. Kegiatan
Penyusunan
KTSP
merupakan
bagian
dari
kegiatan
perencanaan
21
Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan
penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian. Langkah
yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim
penyusun.
c. Pemberlakuan
Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala
sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas
tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan
SMP, dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.
Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK, dinyatakan berlaku oleh kepala
madrasah setelah mendapat pertimbangan dari komite madrasah dan diketahui oleh
departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.
Dokumen kurikulum tingkat stauan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB
dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta mendapat pertimbangan dari komite
sekolah dan diketahui oleh dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan.
E. Format KTSP
1. Contoh Format KTSP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
22
A. Latar Belakang
B. Landasan
C. Pengertian
D.Tujuan Pendidikan
E. Prinsip Pengembangan KTSP
1. Prinsip Pengembangan Kurikulum
2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
3. Acuan Operasional
BAB II. VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Visi sekolah
B. Misi sekolah
C. Tujuan sekolah
BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
B. Muatan kurikulum
1. Mata pelajaran dan alokasi waktu
2. Muatan lokal
3. Kegiatan pengembangan diri
4. Pengaturan beban belajar
5. Ketuntasan belajar
6. Kenaikan kelas dan kelulusan
7. Pendidikan kecakapan hidup
8. Kalender Pendidikan
BAB IV. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
C. Standar Kompetensi lulusan
23
A. Rasional
Kurikulum adalah merupakan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Tujuan tersebut meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dan kekhasan dengan kondisi, potensi daerah,
satuan pendidikan dan karakteristik peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum disusun
oleh satuan pendidikan
24
Indikator Visi:
a. Unggul dalam perolehan UAN/UAS
b. Unggul dalam persaingan masuk SLTP pavorit
c. Unggul dalam lomba aktivitas dan kreativitas
d. Unggul dalam prestasi olah raga dan seni di sekolah, Kecamatan, Kabupaten,
dan Provinsi
e. Unggul dalam keagamaan, sopan santun, dan budi pekerti
f. Unggul dalam ketuntasan 3 R, membaca, menulis, berhitung (calistung)
2. Misi Sekolah
a. Melaksanakan KBM bercirikan PAKEM untuk mendapatkah hasil yang
optimal
b. Menumbuhkembangkan semangat keunggulan secara sehat kepada warga
sekolah
d. Membangkitkan minat anak untuk bersaing dalam aktivitas dan kreativitas.
e. Melatih kedisiplinan anak dalam bertingkah laku, meningkatkan pemahaman
ajaran agama dan meningkatkan budi pekerti.
f. Mendorong dan menumbuhkembangkan minat siswa untuk senang membaca,
menulis dan berhitung.
3. Tujuan Sekolah
Sampai dengan tahun 2009 (tiga tahun) terhitung sejak tahun 2006/2007
diharapkan tercapainya hal berikut.
a.
Meraih
tertinggi
rata-rata
NUAM:...............;
.................................sehingga
setiap
dengan
NUAM
tahun
diharapkan
peningkatannya...........
b.
c.
d.
e.
f.
C. Landasan Hukum
25
26
8. Mencapai tingkat kelulusan yang sesuai dengan standar nasional secara bertahap.
BAB II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
A. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKLSP) untuk
SD/MI/SDLB/Paket A
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak
2. Mengenal kekurangan dan kelemahan diri sendiri
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
4. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di
lingkungan sekitarnya
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitarnya secara logis, kritis, dan
kreatif
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dengan bimbingan
guru/pendidik
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
11. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman, dan memanfaatkan
waktu luang
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun
15. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dan berhitung.
B. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)
27
28
b.
A. Mata Pelajaran:
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya dan
Keterampilan
8. Pendidikan Jasmani, Olah
Raga dan Kesehatan
VI
3
2
5
5
4
3
4
4
B. Muatan Lokal:
1. Bahasa Bali
2. Bahasa Inggris
3. Muatan lokal pilihan
(menganyam, mejejahitan)
C. Pengembangan Diri
JUMLAH
IV, V,
2
2
2
28
29
30
2
38
1. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
potensi yang tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain atau terlalu banyak
sehingga harus menjadi mata pelajaran sendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh
satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal
merupakan mata pelajaran sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan SK dan
KD untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan satuan pendidikan. Satuan
pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini
berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.
2. Kegiatan Pengembangan Diri
31
pendidikan
SD/MI
melaksanakan
program
pendidikan
dengan
32
2.
Satu
jam
pembelajaran
tatap muka
35
Jumlah
jam
pembelajaran
per minggu
26-28
Minggu
efektif
per
tahun ajaran
34-38
IV-VI
35
32
34-38
Waktu
pembelajaran
per tahun
884-1064 jam
pembelajaran
(30940-37240
menit)
1088-1216 jam
pembelajaran
(38080-42560)
Jumlah per
tahun @ 60
menit
516-621
635-709
E2
Materi tersebut merupakan pengetahuan dasar yang harus diketahui oleh siswa
E3
E4
E5
E6
E7
E8
2. Tingkat Kompleksitas
33
K1
K2
K3
K4
K5
K6
D2
D3
D4
D5
Materi dianggap sangat esensial jika memenuhi paling sedikit 6 kriteria esensial
Cukup esensial
34
Rendah
:3
:2
:1
Sedang
Rendah
2.
Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
3.
Lulus
ujian
sekolah/madrasah
E. Kalender Pendidikan
35
untuk
kelompok
mata
pelajaran
Bulan
Juli 2006
Agustus 2006
Septmber 06
Oktober 2006
November 06
Desember 06
Januari 2007
Jumlah
JME HES
2
12
4
26
4
25
0
2
3
16
4
24
3
16
20
121
HEF
KTS
17
17
LU
2
4
4
5
4
4
5
28
LHB LS
LPP
1
1
3
2
4
6
6
LHR Jmlah
14
31
30
30
10
30
28
29
10
194
Bulan
Januaro 2007
Februari 2007
Maret 2007
April 2007
Mei 2007
Juni 2007
Juli 2007
Jumlah
JME HES
0
1
4
23
4
26
3
23
4
25
3
23
0
1
18
122
HEF
KTS
LU
4
4
4
4
4
2
23
LHB LS
LPP
1
1
1
1
1
6
12
12
LHR Jmlah
1
28
31
30
30
28
15
163
Keterangan:
JME = Jumlah Minggu Efektif
HES = Hari Efektif Sekolah
HEF = Hari Efektif Fakultatif
KTS = Kegiatan Tengah Semester
LHR = Libur Hari Raya
LU = Libur Umum
LHB = Libur Hari Besar
LS = Libur Semester
LPP = Libur Permulaan Puasa
Contoh:
Uraian Kegiatan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007 (berdasarkan
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali No. 420/4035/Dispendik, tanggal
3 Agustus 2006).
Tabel 08. Kalender Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2006/2007
No
1
2
3
KEGIATAN
Permulaan Tahun Pelajaran
Permulaan
Kegiatan
Belajar
Mengajar TK, SD/MI, SMP/MTs,
SMPLB, SMA/MA, SMALB, SMK
Hari belajar sekolah efektif Semester
WAKTU
17-19 Juli 2006
20 Juli 2006
KETERANGAN
Masa Orientasi Siswa (MOS)
Dilaksanakan setelah masa orientasi
36
I
Kegiatan Tengah Semester
2006
18, 19, 20, 21 Oktober
2006
23 Desember 2006
Libur semester I
7
8
25 Desember s/d 6
Januari 2007
8 Januari s.d. 15 Juni
2007
26, 27, 28, 29 Maret
2007
16 Juni 2007
10
Libur semester II
11
12
13
14
15
16
17
18
37
Kompetensi Dasar
1.1. Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses
perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
1.2. Menceritrakan secara singkat nilai kebersamaan
dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar
38
2. Memahami sistem
pemerintahan Republik
Indonesia
Negara
1.3. Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yang
berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari.
2.1. Menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada
2.2. Mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai
UUD 1945 hasil amandemen
2.3. Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan
pusat dan daerah
Kompetensi Dasar
3.1 Menjelaskan pengertian kerjasama negara-negara
Asia Tenggara
3.2 Memberikan contoh peran Indonesia dalam
lingkungan negara-negara Asia Tenggara
4.1 Menjelaskan politik luar negrri Indonesia yang
bebas da aktif
4.2 Memberikan contoh peranan politik luar negeri
Indonesia dalam percaturan internasional.
39
11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia.
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang.
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
15. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya.
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
17. Menunjukkan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan
berhitung.
Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in
Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.
New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
40
BAB III
PENGEMBANGAN SILABUS
Pendahuluan
Kompetensi Dasar
41
Mampu mengembangkan silabus lima mata pelajaran SD/MI sesuai dengan tuntutan
situasi, jaman, dan kebutuhan peserta didik
Indikator Pencapaian
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan pengertian silabus
2. menguraikan prinsip-prinsip pengembangan silabus
3. mengkaji format silabus
4. membuat silabus lima mata pelajaran di SD/MI
Kegiatan Belajar 1
A. Prinsi-prinsip Pengembangan Silabus
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
didasari oleh
keseluruhan
dimensi
kompetensi
dan
berlangsung
secara
berkesinambungan.
5. Berorientasi pada belajar sepanjang hayat (long life education)
6. Memperhatikan keseimbangan antara kepentingan nasional dan daerah.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut memberi peluang variasi
kurikulum disetiap daerah di Indonesia, namun tetap dalam kerangkan NKRI. Oleh sebab
itu, dianggap perlu adanya suatu pedoman pengembangan silabus (sebagai garis besar
42
pedoman pembelajaran) yang bisa diterapkan di tiap daerah sehingga tercipta adanya
standar isi dan kompetensi lulusan di seluruh Indonesia.
Kajian pada modul ini bertujuan untuk membahas alternatif pedoman pengembangan
silabus dengan berpedoman kepada prinsip penyusunan KTSP yang telah dirancang oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
B. Pengertian Silabus dan Kompetensi
Dalam konteks KTSP, silabus dijelaskan sebagai penjabaran standar kompetensi
dasar kedalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2006). Kamus khusus pendidikan
mendefinisikan silabus sebagai garis besar (outline) suatu mata pelajaran / mata kuliah /
kursus tertentu yang mencakup tujuan yang ingin dicapai, materi, strategi belajar dan
mengajar, alokasi waktu, dan metode penilaian hasil pembelajaran (Shafritz dkk., 1998).
Dua definisi silabus ini menunjukkan kesamaan bahwa silabus merupakan penjabaran
dari apa (kompetensi), mengapa (tujuan, indikator), bagaimana (strategi), dengan apa
(materi) dan berapa lama (waktu). Dengan kata lain, silabus merupakan pedoman
lengkap bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas.
Dengan diterapkannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kompetensi bisa
dilihat sebagai inti dari silabus. Menurut Hagan dkk. (1993), kompetensi mengandung
pengertian sebagai berikut.
1. Deskripsi dari apa yang bisa / mampu dilakukan oleh seorang pebelajar diakhir
pelajaran / kuliah / kursus
2. Pernyataan tentang bagaimana pebelajar diharapkan mencapai kompetensi yang
sudah direncanakan
3. Kesatuan yang terdiri atas berbagai elemen, kriteria perilaku, ubahan dan contoh
bacaan dan tugas-tugas sekolah.
Sesuai dengan definisi silabus dalam konteks KTSP, kompetensi merupakan aspek
utama dimana semua unsur lain dalam silabus harus mendukung pencapaian kompetensi
tersebut.
Kompetensi umumnya dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Standar Kompetensi (core competence)
2. Kompetensi Dasar (basic competence)
43
/ Contoh
Pengembangan
Materi
Kegiatan
Belajar
Mengajar
Pada format di atas, silabus belum mengacu pada pencapaian kompetensi tertentu.
Tujuan hanya dirumuskan secara operasional dimana indikator pencapaian masih lebih
ditekankan pada perubahan sikap (behaviour) pebelajar. Sebagai contoh, berikut
dikutipkan sebuah tujuan instruksional dari silabus mata pelajaran Bahasa Inggris untuk
kelas 3 SMA.
Tujuan Instruksional (untuk ketrampilan membaca)
44
Siswa memiliki kemampuan membaca berbagai jenis wacana tertulis: narasi, deskripsi,
percakapan dan argumentasi maupun berbagai jenis wacana khusus seperti formulir,
daftar isi, index, pengumuman, selebaran, brosur, dll.
Dalam kegiatan membaca, tujuan instruksional lebih dijabarkan menjadi:
1) mampu menemukan informasi khusus
2) mampu menemukan pikiran utama dari sebuah wacana
3) mampu menemukan ide utama yang tersurat
4) mampu menemukan ide utama yang tersirat
5) mampu menebak arti kata secara kontekstual
6) dll.
Rumusan tujuan tersebut di atas mencerminkan orientasi kurikulum yang masih
sebatas kemampuan berbahasa (language ability) terbatas dan tidak melibatkan adanya
suatu ketrampilan berbahasa (language skills) maupun sikap berbahasa (language attide)
yang sangat penting untuk menciptakan pembelajaran meyeluruh dan sepanjang hayat
seperti yang dimaksud dalam KTSP di atas.
2. Pengembangan Silabus Tahun 2002
Sejak diperkenalkannya KBK, penerbit berlomba-lomba mengintrepretasikan
KBK tersebut melalui silabus mata pelajaran yang disertai dengan buku ajar yang
mencerminkan silabus tersebut. Salah satu contoh adalah terbitan Grasindo (2002)
menampilkan format sebagai berikut.
Basic
Competencies
Core
Material
Essential
Material
presented
Methods
Time
Yang membedakan format silabus ini dari silabus sebelum masa KBK di atas
adalah adanya kompetensi dasar (basic competencies), kompetensi siswa (students
competencies) dan indikator pencapaian (achievement indicators). Tetapi pada prinsipnya
Silabus 2000 dan 2002 masih menekankan pada materi dan komponen silabus yang lebih
banyak berorientasi pada materi tersebut daripada pada kompetensi.
3. Pengembangan Silabus Tahun 2005
45
Indikator
Materi
Pokok
Pengalaman
Belajar
Sumber
Belajar
Alokasi
Waktu
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
: IV/2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
:2.3.
Mengenal
komunikasi,
perkembangan
dan
transportasi
teknologi
serta
produksi,
pengalaman
penggunaannya
Alokasi Waktu
Materi
Pokok/
: 12 x 35 menit
Kegiatan
Indikator
Penilaian
Pembelajaran
Pembelajaran
Pengembangan
1. Mencari
1. Memban-
Tes
teknologi produksi,
hubungan cara
dingkan jenis-jenis
uraian tentang
komunikasi,
memproduksi
teknologi untuk
perkembangan
tahu di Singaraja
produksi yang
teknologi
digunakan oleh
produksi
transportasi
dan
46
tertulis:
Alokasi
Sumber
Waktu
Bahan/
menit
35
Alat
Gambar alat
produksi
tahu
masyarakat pada
masa lalu dan masa
sekarang
2. dan seterusnya
2. dan selanjutnya
Contoh Format 2
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas/Semster
: VII/1
I. Standar Kompetensi
: 1. Mencari informasi dari berbagai sumber tentang normanorma yang berlaku dalam masyarakat dalam Minang
Kabau
2.Mencari informasi dari berbagai sumber tentang
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat dalam
Minang Kabau
3. Mencari dari berbagai sumber tentang adap-istiadat
yang berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
4. Mencari informasi dari berbagai sumber tentang
peraturan
Kabau
47
Memberi contoh norma-norma , kebiasaan, adaptistiadat, peraturan, yang berlaku dalam masyarakat
4. Menunjukkan sikap mematuhi norma, kebiasaan, adaptistiadat, peraturan yang berlaku dalam masyarakat
VI. Penilaian
: 4 x 40 menit.
48
secara individual ataupun secara berkelompok. Istilah pengalaman belajar yang dipakai
dalam format kedua lebih menekankan pada proses belajar yang lebih bersifat interaktif
karena melibatkan interaksi antara siswa dengan materi maupun siswa dengan siswa.
Pengalaman belajar juga mengandung makna proses pembelajaran dimana peserta didik
mengalami belajar cara belajar (learn how to learn) yang sesuai dengan salah satu
prinsip penyusunan kurikulum yaitu belajar sepanjang hayat.
Format silabus tahun 2005 dan format yang disarankan oleh BNSP tahun 2006,
memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Kekuatan format silabus 2005 adalah
pencantuman
indikator
yang
langsung
setelah
standar
kompetensi
sehingga
pengembangan silabus dengan format ini akan mengikuti alur berpikir dimana ada
hubungan sebab akibat antara kompetensi dan indikator. Dengan kata lain baik
kompetensi dan strategi menilai keberhasilan tersebut (indikator) terpikirkan secara
bersamaan. Kekuatan lain yaitu materi diajarkan melalui pengalaman belajar sehingga
peserta didik tidak hanya belajar tentang materi tetapi juga pengalaman menyesuaikan
strategi dengan konteks belajar. Adapun kelemahan format ini adalah pemakaian standar
kompetensi yang bermakna umum menjadi rancu dengan istilah kompetensi dasar yang
merupakan komponen yang lebih dekat dengan konteks proses belajar.
Format silabus 2006 dari BNSP memiliki kekuatan pada penggunaan kompetensi
dasar sebagai acuan pengembangan komponen silabus. Selain itu adanya komponen
penilaian untuk menyimpulkan seberapa berhasil proses belajar yang dialami oleh peserta
didik. Tetapi kelemahannya adalah jauhnya jarak antara penetapan kompetensi dasar dan
indikator dan penilaian sehingga ada kemungkinan keterkaitan antara kompetensi dan
keberhasilan menjadi agak renggang.
Dari jenis-jenis format pengembangan silabus di atas, dapat disimpulkan bahwa
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selain itu, perbedaan
istilah yang digunakan seperti misalnya standar kompetensi, kompetensi dasar,
kompetensi
pencapaian,
dsb-nya
bisa
mengakibatkan
misinterpretasi
sehingga
berpengaruh terhadp proses belajar dan mengajar. Untuk itu, perlu adanya suatu pedoman
baku yang mudah dipahami dan dijadikan dasar pengembangan silabus oleh para guru
atau kelompok guru. Berikut adalah pengembangan silabus dengan mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangan silabus-silabus sebelumnya.
49
50
Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in
Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.
New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and
learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
51
BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS
Pendahuluan
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu mengembangkan berbagai jenis bahan ajar dan media
pembelajaran yang mendorong keterlibatan peserta didik secara optimal
Indikator:
Mahasiswa dapat:
52
53
54
55
b.
c.
d.
e.
dalam
proses
pembelajaran.
Misalnya,
jika
pembelajaran
56
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu
efektif
dan
alokasi
waktu
mata
pelajaran
per
minggu
dengan
Silabus
harus
dikaji
dan
dikembangkan
secara
berkelanjutan
dengan
57
Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in
Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.
New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
58
BAB V
STANDAR ISI
DAN SATANDAR KOMPETENSI LULUSAN
I. Pendahuluan
Kompetensi Dasar:
59
Mahasiswa mampu mengkaji substansi, cakupan, dan penataan materi ajar dalam
kurikulum lima mata pelajaran.
Indikator Pencapaian:
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan kerangka dasar dan lima kelompok mata pelajaran di SD/MI
2. menjelaskan struktur kurikulum SD/MI
3. menjelaskan standar kompetensi lulusan tingkat satuan pendidikan
4. menjelaskan standar kompetensi kelompok mata pelajaran, dan
5. menunjukkan kompetensi lima mata pelajaran di SD/MI.
Kegiatan Belajar 1
Dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 8 ayat (3), pasal 10 ayat (3), pasal 11
ayat (4), pasal 12 ayat (2), dan pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional tentang Standar Isi (SI) untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah.
Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya
disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,
tercantum pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tanggal 23 Mei 2006.
Standar Isi pada lampiran Permendiknas tersebut, mencakup Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar: (1) lampiran 1 SD/MI/SDLB; (2) lampiran 2 SMP/MTs/SMPLB:
dan (3) lampiran 3 SMA/MA/SMK/MAK/SMALB. Pada kajian ini, khusus dibahas
lampiran 1 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
SD/MI/SDLB.
Dalam dokumen tentang standar isi sebagaimana dimaksud oleh PP No. 19 Tahun
2005 tersebut, secara keseluruhan mencakup:
1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan;
2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah,
60
Kelompok mata
pelajaran
Agama dan Akhlak
Mulia
Cakupan
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
61
2.
Kewarganegaraan
dan Kepribadian
3.
Ilmu Pengetahuan
dan teknologi
4.
Estetika
5.
62
termasuk
keunggulan
daerah,
yang
materinya
tidak
dapat
Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan IPA
Terpadu dan IPS Terpadu.
c.
d.
Jam
sebagaimana
pembelajaran
tertera
untuk
dalam
setiap
struktur
mata
pelajaran
kurikulum.
Satuan
dialokasikan
pendidikan
f.
63
A. Mata Pelajaran:
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya dan
Keterampilan
8. Pendidikan Jasmani, Olah
Raga dan Kesehatan
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
JUMLAH
IV, V,
VI
3
2
5
5
4
3
4
4
26
27
28
2
2*)
32
Kegiatan Belajar 2
III. Beban Belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan
program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semeter.
Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang danm kategori satuan pendidikan yang
bersangkutan.
Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan
sistem paket. Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem
paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem paket adalah sistem
penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti
seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap
kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban
belajar pada setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua ini dimaksudkan
64
untuk
mencapai
standar
kompetensi
lulusan
dengan
memperhatikan
tingkat
Satu jam
pembelajaran
tatap muka
35
Jumlah jam
pembelajaran
per minggu
26-28
Minggu
efektif per
tahun ajaran
34-38
IV-VI
35
32
34-38
Waktu
pembelajaran
per tahun
884-1064
jam
pembelajaran
(3094037240 menit)
1088-1216
jam
pembelajaran
(3808042560)
Jumlah per
tahun @ 60
menit
516-621
635-709
65
maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah
enam tahun untuk SD/MI/SDLB.
Kegiatan Belajar 3
IV. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24 Tahun 2006, mengatur tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana diatur dalam Permendiknas
Nomor 23 Tahun 2006, mencakup :
a. SKL Satuan Pendidikan dan Kelompok Mata Pelajaran
b. SKL Mata Pelajaran (Mapel) SD/MI
c. SKL Mapel SMP/MTs
d. SKL Mapel SMA/MA
e. SKL Mapel PLB ABDE
f. SKL Mapel SMK/MAK.
Dalam kajian ini, SKL dibatasi pada satuan pendidikan SD/MI, sebagai berikut.
A. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) meliputi: (1)
SD/MI/SDLB/Paket A; (2) SMP/MTs/SMPLB/Paket B; (3) SMA/MA/SMALB/Paket C;
dan (4) SMK/MAK. Pada kajian ini, uraian difokuskan pada satuan pendidikan
SD/MI/SDLB/Paket A.
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan
berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni Pendidikan Dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar Kompetensi Lulusan
Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, selengkapnya adalah:
66
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
4. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
di lingkungan sekitarnya.
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan
kreatif.
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan
guru/pendidik.
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan
sekitar.
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia.
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang.
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
15. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya.
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan
berhitung.
B. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompokkelompok mata pelajaran:
1. Agama dan Akhlak Mulia.
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian.
67
Kompetensi
Kelompok
Mata
Pelajaran
(SK-KMP)
dikembangkan
berdasarkan tujuan dan cakupan muatan dan/atau kegiatan setiap kelompok mata
pelajaran, yakni:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia bertujuan untuk: membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau
kegiatan agama, kewarganegaran, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
2. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan untuk:
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama,
akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan
jasmani.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk:
mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik. Pada
satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, tujuan ini dicapai melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.
4. Kelompok mata pelajaran estetika bertujuan untuk: membentuk karakter peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan
ini dicapai melaui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya,
keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
5. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan bertujuan:
membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan
menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau
kegiatan pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan
alam, dan muatan lokal yang relevan.
68
b.
c.
d.
e.
f.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
69
k.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
4. Estetika
a. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
a.
b.
Kegiatan Belajar 4
C. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran untuk SD/MI
1. Pendidikan Agama Islam SD/MI
70
a.
b. Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman dari iman kepada Allah
sampai iman kepada Qadha dan Qadar.
c. Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari serta menghindari perilaku
tercela.
d. Mengenal dan melaksanakan rukun Islam mulai dari bersuci (thaharah) sampai
zakat serta mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah haji.
e. Menceritrakan kisah nabi-nabi serta mengambil teladan dari kisah tersebut dan
menceritrakan kisah tokoh orang-orang tercela dalam kehidupan nabi.
2. Pendidikan Agama Kristen SD
a.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
71
a.
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tri Ratna dengan
mengetahui fungsi serta terefleksi dalam moralitas (sila), meditasi (samadhi), dan
kebijaksanaan (pama).
b.
c.
d.
e.
f.
g.
72
h.
i.
Mendengarkan;
Memahami
wacana
lisan
berbentuk
perintah,
73
c.
d.
Menulis:
Melakukan
berbagai
jenis
kegiatan
menulis
untuk
b.
sehari-hari.
c.
d.
e.
f.
g.
74
b.
c.
d.
e.
f.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
a. Seni Rupa
1.
2.
3.
4.
5.
b. Seni Musik
1.
2.
3.
c. Seni Tari
1.
2.
76
3.
d. Keterampilan
1.
2.
3.
Mengapresiasi
dan
membuat
karya
kerajinan
anyaman
dengan
b.
c.
d.
Mempraktekkan gerak dasar senam dalam berbagai gaya serta nilainilai yang terkandung di dalamnya.
e.
f.
g.
77
b.
c.
d.
78
Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in
Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.
New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and
learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.
New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.
Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
79
BAB VI
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A. Pendahuluan
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu merancang RPP dan mengembangkan materi ajar lima mata
pelajaran SD/MI sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan kebutuhan pembelajaran
peserta didik dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan.
Indikator pencapaian
Mahasiswa dapat:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Kegiatan Belajar 1
Sampai saat ini, perencanaan dan implementasi pembelajaran di sekolah
tampaknya belum mengarah pada pembentukan kompetensi siswa secara utuh. Hal ini
dapat dilihat dari hasil studi yang dilakukan Pusat Kurikulum Depdiknas yang
menyatakan bahwa (1) sebagian besar siswa tidak mampu mengaplikaksikan konsepkonsep sains dalam kehidupan nyata dan (2) pengajaran tidak menitikberatkan pada
prinsip bahwa sains mencakup pemahaman konsep, dan menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Hal senada juga ditemukan pada studi Suastra, dkk (2006)
80
yang menyatakan bahwa metode ceramah masih mendominasi kegiatan belajar dalam
pembelajaran di sekolah, sedangkan metode demonstrasi dan eksperimen hampir
tidak mendapat perhatian serius. Kualitas metode ceramahpun juga mengalami
kemerosotan, siswa tidak lagi mendengarkan dengan seksama penjelasan guru,
banyak siswa tidak mencatat, dan sangat jarang siswa bertanya. Dalam kondisi seperti
ini tidak akan terjadi pemrosesan informasi dalam otak siswa. Lebih lanjut, Zamroni
(2001:1) menyatakan bahwa
stratifikasi sosial dan sistem persekolahan yang hanya mentransfer kepada peserta
didik apa yang disebut sebagai the dead knowledge, yaitu pengetahuan yang terlalu
bersifat teksbookish, sehingga bagaikan sudah diceraikan dari akar sumbernya dan
aplikasinya. Dengan kata lain, pembelajaran di sekolah menjadi tidak bermakna bagi
siswa dan bermuara pada rendahnya prestasi belajar siswa.
Melihat kenyataan seperti ini, tampaknya perlu dilakukan reformasi pendidikan ke
arah yang lebih baik. Reformasi tersebut perlu difokuskan pada: perubahan proses
belajarbukan sekedarperubahan kurikulum, perubahan dari sistem pembelajaran
yang mengutamakan mengingat dan menghafal ke arah pemahaman secara
mendalam, perubahan proses yang cenderung memberi tahu ke arah pembelajaran
yang mencari, mengolah, dan menemukan sendiri (inquiry), perubahan dari proses
pembelajaran dari guru aktif ke siswa aktif, perubahan dari tanggung jawab guru
menuju pada tanggung jawab siswa terhadap hasil belajarnya sendiri, serta dari
penilaian yang berdasarkan paper and pencil test menuju pada penilaian yang
sebenarnya (authentic assessment) (Suastra, 2006).
Dalam rangka menyikapi diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) yang sekarang disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), para guru sebagai pelaku utama dalam implementasi kurikulum di sekolah perlu
merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar sesuai dengan tujuan
pendidikan. Landasan penyusunan RPP adalah PP No.19 tahun 2005, Pasal 20 yang
menyatakan bahwa perencanaan proses
pelaksanaan
pembelajaran
(RPP)
yang
memuat
sekurang-kurangnya
tujuan
pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indiktaor
atau lebih untuk satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen-komponen yang minimal yang mesti ada dalam RPP meliputi : (1)
indikator pencapaian kompetensi, (2) materi ajar, (3) kegiatan pembelajaran (skenario
pembelajaran), (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar.
Alur penyusunan RPP meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
Mengisi kolom identitas mata
pelajaran
82
83
lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar atau indikator yang telah
dirumuskan. Pembelajaran yang dimaksud dapat diperoleh melalui berbagai
pendekatan, model-model pembelajaran inovatif, dan metode yang sesuai dengan
karakteristik siswa, materi ajar, dan sumber belajar yang tersedia. Pengalaman
belajar hendaknya memuat kecakapan hidup (life skill) yang harus dikuasai
peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
dalam RPP sebagai berikut.
a.
b.
c.
d.
Rumusan
pernyataan
dalam
kegiatan
pembelajaran
minimal
untuk memperoleh,
menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinmabungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan kesimpulan.
84
85
Kegiatan Belajar 2.
C. Menyusun RPP dan Contoh RPP
Contoh Format RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah
: _________________________________
Mata Pelajaran
: _________________________________
Kelas/Semester
: _________________________________
Alokasi Waktu
: _________________________________
Standar Kompetensi
: _________________________________
_________________________________
Kompetensi Dasar
: _________________________________
Indikator
: _________________________________
I. Tujuan Pembelajaran
: ____________________________________________
___________________________________________________________________
86
I. Tujuan Pembelajaran
: ____________________________________________
___________________________________________________________________
III. Strategi/Model/Metode Pembelajaran:
VI. Penilaian :
87
CONTOH:
: PKn
Satuan pendidikan
: SD
Kelas / semester
: VI/I
Pertemuan ke
: 1 (pertama)
1.1.2
1.1.3
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara
88
2. Sumber belajar
VI. Penilaian
A. Penilaian proses: dilakukan tanya jawab pada saat diskusi kelompok
B. Penilaian kinerja (unjuk kerja)
No
Nama siswa
Ketepatan
Jumlah
skor
Ratarata
Keterangan
90
Kunci jawaban
1. a. Sikap persatuan dan kesatuan
b. Mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi
2. a. Karena perjuangan bangsa kita pada jaman itu belum memiliki rasa persatuan
dan kesatuan
b. Perlawanan masih bersifat kedaerahan serta peralatan yang sangat sederhana
3. Ir. Soekarno, Moh. Yamin, Supomo, serta anggota panitia.
4. BPUPKI dan PPKI
5. Isi Pancasila yang sekarang
Kegiatan Belajar 3
D. Instrumen untuk Mengukur Kemampuan Merencanakan dan Melaksanakan
Pembelajaran (IPKG-1 dan IPKG-2)
Untuk lebih mendalami Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
aplikasinya atau implementasi RPP di dalam proses pembelajaran, berikut ini disajikan
butir-butir penilaian RPP dan butir-butir penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas
beserta penjelasannya. Instrumen penilaian ini dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, dengan nama IPKG-1 (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)
dan IPKG-2 (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran).
91
IPKG 1
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU
(Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)
1. NAMA GURU
: ..
2. NIP/NIK
: ..
: ..
4. KELAS
: ..
5. MATA PELAJARAN
: ..
6. WAKTU
: ..
7. TANGGAL
: ..
92
NO.
SKOR
I
1.
2.
3.
II
1.
2.
3.
4.
III
1.
1 2 3 4
5
1 2 3 4
5
1 2 3 4
5
Skenario/kegiatan pembelajaran
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi
pembelajaran
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik
Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan
pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu
1 2 3
5
1 2 3
5
1 2 3
5
1 2 3
5
2.
3.
IV
1.
2.
3.
4.
V
1.
2.
3.
Kelengkapan instrumen
SKOR Total IPKG 1
93
1 2 3 4
5
1 2 3 4
5
1 2 3 4
5
1 2 3
5
1 2 3
5
1 2 3
5
1 2 3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
1 2 3 4
5
1 2 3 4
5
1 2 3 4
5
94
PENJELASAN IPKG I
I. PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Komponen tujuan pembelajaran dapat juga disebut indikator hasil belajar,
kompetensi yang akan dicapai, atau istilah lain yang mempunyai makna sama.
Indikator I.1
Kejelasan rumusan
Penjelasan
Rumusan tujuan pembelajaran tidak menimbulkan penafsiran
ganda.
Indikator I.2
Penjelasan
Indikator I.3
Penjelasan
Indikator II.2
Penjelasan
Indikator II.3
Penjelasan
Indikator II.4
Penjelasan
95
Indikator III.3
Penjelasan
Indikator IV.4
Penjelasan
V. PENILAIAN
Indikator V.1
Penjelasan
96
Indikator V.2
Penjelasan
Indikator V.3
Penjelasan
Kelengkapan instrumen
Dicantumkan instrumen yang digunakan beserta
kelengkapannya (soal, rubrik, dan kunci jawaban).
97
IPKG 2
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU SD
(Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)
1. NAMA GURU
: ..
2. NIP/NIK
: ..
: ..
4. KELAS
: ..
5. MATA PELAJARAN
: ..
6. WAKTU
: ..
7. TANGGAL
: ..
98
NO
I
1.
PRAPEMBELAJARAN
Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran
2.
II
1.
MEMBUKA PEMBELAJARAN
Melakukan kegiatan apersepsi
2.
III
A.
1.
2.
3.
4.
B.
1.
3.
Pendekatan/strategi pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa
Melaksanakan pembelajaran secara runtut
4.
Menguasai kelas
5.
6.
2.
7.
C.
1.
2.
3.
4.
D.
99
SKOR
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
E.
1.
Bahasa Indonesia
a.
Melatih keterampilan berbahasa dan/atau bersastra secara
terpadu.
b.
c.
2.
3.
4.
5.
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
6.
SKOR
100
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
NO
F.
1.
2.
G.
1.
Penggunaan bahasa
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar
2.
3.
IV
1.
PENUTUP
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa
2.
3.
101
SKOR
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
PENJELASAN IPKG 2
I. PRAPEMBELAJARAN
Indikator I.1
Penjelasan
Indikator I.2
Penjelasan
Indikator II.2
Penjelasan
Indikator III.A.2
Penjelasan
Indikator III.A.3
Penjelasan
Indikator III.A.4
Penjelasan
102
Indikator III.A.6
Penjelasan
B. Strategi/pendekatan pembelajaran
Indikator III.B.1
Penjelasan
Indikator III.B.2
Penjelasan
Indikator III.B.3
Penjelasan
Indikator III.B.4
Penjelasan
Menguasai kelas
Guru dapat mengendalikan pembelajaran, perhatian siswa
terfokus pada pelajaran, disiplin kelas terpelihara
Indikator III.B.5
Penjelasan
Indikator III.B.6
Penjelasan
103
Indikator III.B.7
Penjelasan
C.
Indikator III.C.1
Penjelasan
Indikator III.C.2
Penjelasan
Indikator III.C.3
Penjelasan
Indikator III.C.4
Penjelasan
Indikator III.C.5
Penjelasan
D.
Indikator
III.D.1
Penjelasan
Indikator
III.D.2
Penjelasan
Indikator
III.D.3
Penjelasan
Indikator
III.D.4
104
Penjelasan
Indikator
III.D.5
Penjelasan
Indikator
III.D.6
Penjelasan
E.
Indonesia
Melatih keterampilan berbahasa dan/atau bersastra
secara terpadu.
Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat
beberapa keterampilan yang dipadukan, misalnya
membaca, menulis, dan berbicara; menyimak, berbicara,
dan menulis; atau variasi paduan lain yang mungkin.
Pemaduan juga dimungkinkan antara keterampilan
berbahasa dan kebahasaan/kosa kata.
Indikator
III. E.1.b
Penjelasan
Indikator
III. E.1.c
Penjelasan
105
Penjelasan
106
Indikator
III. E.5.c
Penjelasan
Indikator
III. E.6
Penjelasan
F.
Indikator III.F.1
Penjelasan
Indikator III.F.2
Penjelasan
G.
Penggunaan bahasa
Indikator
III.G.1
Penjelasan
Indikator
III.G.2
Penjelasan
Indikator
III.G.3
Penjelasan
IV. PENUTUP
Indikator IV.1
Penjelasan
107
Indikator IV.2
Penjelasan
Indikator IV.3
Penjelasan
Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in
Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.
New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and
learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.
New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.
Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
108