Anda di halaman 1dari 108

TELAAH DAN PENGEMBANGAN

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)


JENJANG PENDIDIKAN DASAR
Tinjauan Mata Kuliah
Mata kuliah Telaah Kurikulum Pendidikan Dasar, atau lebih tepat diberi judul
Pengembangan Kurikulum pada jenjang pendidikan dasar, khususnya pada SD/MI
ditekankan pada materi pokok yang berkaitan dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Sebagai landasan dan acuan utama dalam pengembangan kurikulum
tingkat satuan pendidikan pada SD/MI adalah sebagai berikut.
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, khususnya pasal-pasal yang mengatur KTSP, yaitu Pasal 1 ayat
(19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal
36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2), (3); Pasal 38 ayat (1), (2).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan. Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah
Pasal 1 ayat (5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat
(1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1), (2), (3);
Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 14 ayat (1), (2),
(3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1), (2); Pasal 18 ayat (1), (2),
(3); Pasal 20.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
(SI). SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI
adalah: kerangka dasar dan struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK), dan
Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis
dan jenjang pendidikan dasar dan menengah.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL). SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Pengorganisasian materi perkuliahan dirancang menjadi beberapa modul (pokok


bahasan) sebagai berikut.
1. Bab I, mengkaji tentang Panduan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) untuk SD/MI;
2. Bab II, mengkaji tentang Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
3. Bab III, mengkaji tentang Pengembangan Silabus Lima Mata Pelajaran di SD/MI;
4. Bab IV, mengkaji tentang langkah-langkah Pengembangan Silabus;
5. Bab V, mengkaji tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan SD/MI;
6. Bab VI, mengkaji tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SD/MI;
7. Lampiran IPKG-1 dan IPKG-2 beserta penjelasannya.
Pada setiap sub pokok bahasan, diberikan tes formatif atau tugas-tugas terstruktur,
baik secara individual maupun kelompok. Dengan demikian, diharapkan para mahasiswa
bisa memiliki kemampuan minimal/kompetensi dasar yang telah ditentukan.
Standar Kompetensi:
Mahasiswa mampu mengembangkan kurikulum dan pembelajaran lima mata
pelajaran SD/MI (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKn) secara kreatif dan
inovatif.

BAB I
PANDUAN PENYUSUNAN KTSP
I. Pendahuluan
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa

memahami

pengertian

dan

prinsip-prinsip

perencanaan

dan

pengembangan kurikulum
Indikator pencapaian:
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan pengertian kurikulum dan KTSP;
2. menunjukkan landasan pengembangan KTSP;
3. menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan KTSP;
4. menjelaskan acuan operasional KTSP.
Kegiatan Belajar 1
A. Pengertian Kurikulum
Banyak definisi tentang kurikulum, mulai dari yang sederhana sampai dengan yang
komplek filosofis. Ada yang menafsirkan kurikulum sebagai apa yang diajarkan di
sekolah, seperangkat mata pelajaran, urutan bahan ajar, dan seperangkat tujuan
performansi. Kurikulum sekolah menurut Saylor dan Alexander (1954) adalah total usaha
sekolah untuk mencapai keberhasilan yang diinginkan sekolah dan masyarakat.
Kurikulum dalam pengertian ini adalah total usaha sekolah untuk mempengaruhi peserta
didik, baik di kelas maupun di luar sekolah. Definisi ini disempurnakan lagi menjadi
suatu rencana untuk melengkapi seperangkat peluang belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Oliva (1982), definisi kurikulum bisa berdasarkan pada tujuan kurikulum,
konteks tempat digunakannya kurikulum, dan strategi yang digunakan pada keseluruhan
kurikulum. Berdasarkan tujuan, kurikulum dijelaskan sebagai pengembangan berpikir
reflektip dari peserta didik atau sebagai saluran pengembangan dan pelestarian budaya.
Menurut Taba (1962), kurikulum adalah suatu rencana pembelajaran. Lebih jauh
dijelaskan bahwa kurikulum terdiri atas sejumlah elemen, yaitu ada tujuan umum dan

tujuan khusus, isi dan organisasi isi, pola belajar mengajar, dan evaluasi hasil belajar
dilihat pada keluarannya. Jadi kurikulum mencakup unsur evaluasi di dalamnya. Hasil
evaluasi ini digunakan untuk mengembangkan atau menyempurnakan kurikulum.
Kurikulum digunakan dalam berbagai makna, mulai dari deskripsi mata pelajarn
atau program yang diterapkan di kelas sampai dengan penilaian (Madaus & Kellagan,
1992). Semua kurikulum dirancang untuk membantu peserta didik memperoleh sejumlah
kompetensi penting. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu lingkungan yang terdiri
atas kondisi fisik, kondisi sosial, dan kondisi intelektual. Bahkan pandangan yang lebih
luas, kurikulum mencakup perilaku pimpinan dan para pendidik sebagai acuan dalam
berperilaku. Jadi, perilaku seorang pimpinan lembaga pendidikan beserta tenaga
pendidiknya harus memberi pengalaman belajar yang terbaik buat peserta didik.
Menurut Madaus dan Kellaghan (1992), kurikulum terdiri atas 6 komponen utama,
yaitu: (1) konteks, (2) tujuan umum, (3) tujuan khusus pelajaran, (4) materi kurikulum,
(5) transaksi, dan (6) hasil transaksi. Masalah penting pada konteks adalah karakteristik
peserta didik yang mencakup pengetahuan, keterampilan, kebutuhan, dan minat. Tujuan
umum kurikulum selalu diperdebatkan dan hal ini akan terus terjadi selama masyarakat
memiliki perbedaan dalam perspektif politik, ekonomi, dan moral.
Tujuan umum kurikulum pada umumnya bersifat ideal yang tidak mudah untuk
mencapainya, misalnya untuk mencapai hidup yang bahagia atau masyarakat yang
sejahtera. Pada kurikulum berbasis kompetensi, tujuan umum kurikulum dinyatakan
dengan standar kompetensi. Standar kompetensi lulusan dijabarkan menjadi sejumlah
kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran. Selanjutnya, kompetensi dasar dijabarkan
menjadi sejumlah indikator.
Materi kurikulum bisa dalam bentuk deskripsi silabus, pedoman kurikulum,
rencana pembelajaran, buku teks, bahan bacaan, peralatan laboratorium, dan alat bantu
belajar. Proses atau transaksi pendidikan adalah proses pembelajaran yang terjadi,
khususnya yang terjadi di kelas. Hasil pelaksanaan kurikulum adalah sejumlah
kemampuan yang diperoleh peserta didik, baik yang direncanakan maupun yang tidak
direncanakan.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa


kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara

yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
B. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Paling tidak ada tiga disiplin ilmu yang selalu digunakan dalam pengembangan
kurikulum, yaitu: kriteria filosofi, pertimbangan sosiologis, dan teori psikologi. Kriteria
filsafat mencakup tujuan, ketepatan, dan struktur keilmuan. Pertimbangan sosiologi
meliputi perubahan sosial, perubahan teknologi, dan perubahan ideologi. Teori psikologi
yang dibutuhkan adalah teori perkembangan, pembelajaran, dan motivasi (Lawton,
1978).
Kontribusi filsafat meliputi watak pengetahuan (epistemologi), nilai pengetahuan
(etik), watak kualitas mental (filsafat pikiran), interrelasi tujuan, aktivitas kurikulum,
struktur kurikulum, dan watak hidup yang baik. Kontribusi psikologi meliputi: watak
peserta didik, watak berpikir, pemilihan pengalaman belajar, dan motivasi. Aspek
sosiologi berupa kecenderungan yang akan datang yaitu: perubahan demografi,
perubahan famili, perubahan peran perempuan, multikultural, perubahan ekonomi,
perubahan teknologi, partisipasi dalam pendidikan, masalah perubahan, dan minat
masyarakat terhadap pendidikan. Berdasarkan tiga disiplin ilmu beserta perubahan yang
terjadi dan yang akan terjadi serta budaya setempat, dikembangkan kurikulum dalam arti
urutan dan tingkatan.
Banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan kurikulum.
Pendekatan pengembangkan kurikulum yang berfokus pada pencapaian standar
kompetensi disebut dengan kurikulum berbasis kompetensi. Pengembangan kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan, disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam,


mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas (1) standar isi, (2) standar
proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)
standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8)
standar penilaian (PP. No. 19 tahun 2005). Acuan utama bagi satuan pendidikan dalam
pengembangan kurikulum adalah Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL). PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan kurikulum
pada KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan
dengan mengacu pada Standar Isi (SI) sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sesuai dengan Permendiknas No.23 Tahun 2006,
serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).
C. Landasan Pengembangan KTSP
1. UU RI No. 23 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Standar Isi (Permendiknas No. 22 Tahun 2006), yang mencakup lingkup materi
dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan
jenis pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah: kerangka dasar dan struktur
kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata
pelajaran pada setiap semester dari srtiap jenis dan jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
4. Standar Kompetensi Lulusan (SKL). SKL (Permendiknas No. 23 Tahun 2006)
merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
D. Pengertian KTSP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. KTSP adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

KTSP terdiri atas (1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, (2) struktur dan
muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, (3) kalender pendidikan, dan (4) silabus.
Silabus

adalah

rencana

pembelajaran

pada

suatu/atau

kelompok

mata

pelajaran/tema tertentu yang mencakup: (1) standar kompetensi, (2) kompetensi dasar, (3)
materi pokok/pembelajaran, (4) kegiatan pembelajaran, (5) indikator, (6) penilaian, (7)
alokasi waktu, dan (8) sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar
kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Kegiatan Belajar 2
E. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
Departemen Agama Kab/Kota untuk pendidikan dasar, dan provinsi untuk pendidikan
menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada
panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta memperhatikan
pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan khusus
dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi, dan berpedoman pada SI dan
SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut ini.
1.

Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta


didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut, perkembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti
kegiatan pembelajaran berpusat pada peseta didik.

2.

Beragam dan terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

3.

Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni


Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan
isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4.

Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh
karena itu, pengembangan keterampialn pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5.

Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan

dan

mata

pelajaran

yang

direncanakan

dan

disajikan

secara

berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.


6.

Belajar sepanjang hayat


Kurikulum

diarahkan

kepada

proses

pengembangan,

pembudayaan,

dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum


mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
F. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak
mulia.
2.

Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat


perkembangan dan kemampuan peserta didik.

sesuai

dengan

tingkat

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia


secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional dan sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik
lingkungan.

Masing-masing

daerah

memerlukan

pendidikan

sesuai

dengan

karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang
otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya
harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh

sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan
kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh

karena

itu,

kurikulum

harus

dikembangkan

secara

berkala

dan

berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan


seni.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa
serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung
peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa,
yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa
yang semakin dekat, memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong
berkembangnya wawaan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.

10

Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan
sebelum mempelajarai budaya dari daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan
memperhatikan kesetaraan jender.
12. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri
khas satuan pendidikan.

11

Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in
Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.
New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and
learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.
New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.
Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

12

BAB II
KOMPONEN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
Pendahuluan
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu mengembangkan kurikulum lima mata pelajaran dengan
pendekatan kontekstual, integratif, dan fungsional
Indikator pencapaian
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan tujuan KTSP;
2. menguraikan struktur KTSP;
3. menjelaskan muatan KTSP;
4. menyusun kalender pendidikan
5. menyusun KTSP
Kegiatan Belajar 1
A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah dirumuskan
mengacu kepada tujuan umum pendidikan berikut.
1. Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
2. Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
3. Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
B. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam SI meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut.

13

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia


2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Kelompok mata pelajaran estetika
5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan
pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP 19/2005 pasal 7, yang menyatakan bahwa
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A,
SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain
yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan,
kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu,
materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
1. Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan
berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam Standar Isi (SI).
2. Muatan lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak
sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan
oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal
merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang
diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran
muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan
dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
3. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
14

kebutuhan, bakat, minat peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik serta kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan
kelompok ilmiah remaja.
Khusus untuk sekolah menengah kejuruan, pengembangan diri terutama ditujukan
untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier. Pengembangan diri untuk
satuan pendidikan khusus, menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan
kemandirian sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti mata pelajaran.
4. Pengaturan Beban Belajar
a. Beban belajar dan sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan
SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar maupun mandiri,
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Beban belajar dalam kredit
semester (SKS) dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB kategori mandiri, dan
oleh SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu
tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang
tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran
tambahan

mempertimbangkan

kebutuhan

peserta

didik

dalam

mencapai

kompetensi, di samping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap


penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam
Standar Isi.
c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50%
15

dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka


mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.
d. Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah setara dengan satu jam
tatap muka.
e. Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang menggunakan sistem
SKS mengikuti aturan sebagai berikut.
1) Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit
kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
2) Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka, 25
menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi
dasar berkisar antara 0% -100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing
indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta
kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Satuan
pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas
diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP
19/2005 pasal 72 ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada
pendidikan dasar dan menengah setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelomok kewarganegaraan

16

dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olah raga, dan kesehatan;
c. lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi; dan
d. lulus Ujian Nasional.
7. Penjurusan
Penjurusan dilakukan pada kelas XI dan XII di SMA/MA. Kriteria penjurusan diatur
oleh direktorat teknis terkait.
8. Pendidikan Kecakapan Hidup
a. Kurikulum

untuk

SD/MI/SDLB,

SMP/MTs/SMPLB,

SMA/MA/SMALB,

SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup


kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan
vokasional.
b. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan
semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara
khusus.
c. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau
nonformal.
9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang
memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek
ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lainlain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
b. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global.
c. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari
semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal.
d. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.

17

Kegiatan Belajar 2
C. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun kalender pendidikan
sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana dimuat dalam
Standar Isi.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun pelajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran. Minggu

efektif

belajar

adalah

jumlah

minggu

kegiatan

pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran.


Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester,
libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum, termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari libur khusus.
Contoh Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007
Tabel 01. Kalender Pendidikan Semester I
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Bulan
Juli 2006
Agustus 2006
Septmber 06
Oktober 2006
November 06
Desember 06
Januari 2007
Jumlah

JME HES
2
12
4
26
4
25
0
2
3
16
4
24
3
16
20
121

HEF

KTS

17

17

LU
2
4
4
5
4
4
5
28

LHB LS

LPP

1
1
3
2
4

6
6

LHR Jmlah
14
31
30
30
10
30
28
29
10
194

Tabel 02. Kalender Pendidikan Semester II


No Bulan

JME HES HEF KTS LU

18

LHB LS

LPP LHR Jmlah

Januaro

2007
Februari

23

28

3
4
5
6
7
8

2007
Maret 2007
April 2007
Mei 2007
Juni 2007
Juli 2007
Jumlah

4
3
4
3
0
18

26
23
25
23
1
122

4
4
4
4
2
23

1
1
1
1

31
30
30
28
15
163

12
12

Keterangan:
JME = Jumlah Minggu Efektif

LU

= Libur Umum

HES = Hari Efektif Sekolah

LHB = Libur Hari Besar

HEF = Hari Efektif Fakultatif

LS

KTS = Kegiatan Tengah Semester

LPP = Libur Permulaan Puasa

= Libur Semester

LHR = Libur Hari Raya

Contoh:
Uraian Kegiatan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007 (berdasarkan
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali No. 420/4035/Dispendik, tanggal 3
Agustus 2006 (lihat tabel 03 pada halaman 20 berikut)

Tabel 03. Kalender Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2006/2007


No
1
2

3
4

KEGIATAN
Permulaan Tahun Pelajaran
Permulaan
Kegiatan
Belajar
Mengajar TK, SD/MI, SMP/MTs,
SMPLB, SMA/MA, SMALB,
SMK
Hari belajar sekolah efektif
Semester I
Kegiatan Tengah Semester

WAKTU
17-19 Juli 2006
20 Juli 2006

KETERANGAN
Masa Orientasi Siswa (MOS)
Dilaksanakan setelah masa orientasi

20 Juli s/d 22 Desember


2006
18, 19, 20, 21 Oktober
2006

Hari belajar efektif 112 hari

19

Diisi kegiatan Porseni, Karyawisata,


lomba kreatifitas pengembangan

5
6
7
8
9
10
11
12

Penyerahan buku laporan semester


I
Libur semester I
Hari belajar sekolah efektif
semester II
Kegiatan Tengah semester II
Penyerahan buku laporan semester
II
Libur semester II
Libur akhir tahun pelajaran
Ujian akhir Nasional
SD/MI, SDLB
SMOP/MTS, SMPLB
SMA/MA, SMALB, SMK
SMK (komponen produktif)

13

Sosialisasi penerimaan siswa baru

14
15

Pendaftaran calon siswa baru


Pengumuman penerimaan siswa
baru
Akhir tahun pelajaran 2006/2007
Permulaan
tahun
pelajaran
2007/2008
Lain-lain

16
17
18

23 Desember 2006
25 Desember s/d 6 Januari
2007
8 Januari s.d. 15 Juni
2007
26, 27, 28, 29 Maret 2007
16 Juni 2007
17 Juni s.d. 30 Juni 2007
1 Juli s.d. 14 Juli 2007
Minggu ke dua Juni 2007
Minggu pertama Juni
2007 Minggu ke dua Mei
2007
Bulan Januari 2007
Akhir Juni 2007
Akhir Juni s.d. Juli 2007
Minggu ke dua dan ke
tiga bulan Juli 2007
14 Juli 2007
16 Juli 2007

bakat dan prestasi


Dilaksanakan pd hari kerja satu hari
sebelum libur semester
14 hari kalender
Hari belajar efektif 122 hari
Diisi kegiatan Porseni, Karyawisata,
lomba kreatifitas pengembangan
bakat dan prestasi
Dilaksanakan pd hari kerja satu hari
sebelum libur semester
14 hari kalender
14 hari kalender
UAS dan UAN untuk seluruh
jenjang
pendidikan.
Mengacu
kepada Kepmen dan SK Dinas
Pendidikan
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota
Mengikuti SK Kepala Dainas
Pendidikan Kab/Kota
Mengikuti SK Kepala Dinas
Akhir Minggu ke dua
Awal minggu ke tiga
Kelebihan hari belajar efektif agar
dimanfaatkan
untuk
kegiatan
pembelajaran
dalam
upaya
peningkatan mutu pendidikan

Kepala Dinas Pendidikan


Provinsi Bali
Ttd.
TIA Kusuma Wardhani, SH, MM.
Pembina Utama Muda
NIP. 600007544

Kegiatan Belajar 3
D. Pelaksanaan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Dalam menyusun KTSP, harus mengikuti langkah-langkah berikut.
1. Analisis Konteks
a. Mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagai
acuan dalam penyusunan KTSP

20

b. Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik,
pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya, sarana prasarana, biaya, dan programprogram.
c. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan lingkungan sekitar:
komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri
dan dunia kerja, sumber daya alam, dan sosial budaya.
2. Mekanisme Penyusunan KTSP
a. Tim Penyusun.
Tim penyusun KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK terdiri atas guru, konselor,
dan kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota. Di dalam kegiatan tim penyusun,
melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta pihak lain yang terkait. Supervisi
dilakukan oleh dinas yang bertanggung jawab di bidang pendidikan tingkat
kabupaten/kota untuk SD dan SMP, dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan MI, MTs, MA, dan MAK,
terdiri atas guru, konselor, dan kepala madrasah sebagai ketua merangkap anggota. Di
dalam kegiatan tim penyusun, melibatkan komite madrasah, dan nara sumber, serta
pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama.
Tim penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan khusus (SDLB, SMPLB, dan
SMALB) terdiri atas guru, konselor, kepala sekolah sebagai ketua merangkap anggota.
Di dalam kegiatan tim penyusun, melibatkan komite sekolah, dan nara sumber, serta
pihak lain yang terkait. Supervisi dilakukan oleh dinas provinsi yang bertanggung
jawab di bidang pendidikan.
b. Kegiatan
Penyusunan

KTSP

merupakan

bagian

dari

kegiatan

perencanaan

sekolah/madrasah. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya


sekolah/madrasah dan/atau kelompok sekolah/madrasah yang diselenggrakan dalam
jangka waktu sebelum tahun pelajaran baru.

21

Tahap kegiatan penyusunan KTSP secara garis besar meliputi: penyiapan dan
penyusunan draf, reviu dan revisi, serta finalisasi, pemantapan dan penilaian. Langkah
yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan oleh tim
penyusun.
c. Pemberlakuan
Dokumen KTSP pada SD, SMP, SMA, dan SMK dinyatakan berlaku oleh kepala
sekolah setelah mendapat pertimbangan dari komite sekolah dan diketahui oleh dinas
tingkat kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk SD dan
SMP, dan tingkat provinsi untuk SMA dan SMK.
Dokumen KTSP pada MI, MTs, MA, dan MAK, dinyatakan berlaku oleh kepala
madrasah setelah mendapat pertimbangan dari komite madrasah dan diketahui oleh
departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.
Dokumen kurikulum tingkat stauan pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB
dinyatakan berlaku oleh kepala sekolah serta mendapat pertimbangan dari komite
sekolah dan diketahui oleh dinas provinsi yang bertanggung jawab di bidang
pendidikan.

E. Format KTSP
1. Contoh Format KTSP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN

22

A. Latar Belakang
B. Landasan
C. Pengertian
D.Tujuan Pendidikan
E. Prinsip Pengembangan KTSP
1. Prinsip Pengembangan Kurikulum
2. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum
3. Acuan Operasional
BAB II. VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Visi sekolah
B. Misi sekolah
C. Tujuan sekolah
BAB III. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
B. Muatan kurikulum
1. Mata pelajaran dan alokasi waktu
2. Muatan lokal
3. Kegiatan pengembangan diri
4. Pengaturan beban belajar
5. Ketuntasan belajar
6. Kenaikan kelas dan kelulusan
7. Pendidikan kecakapan hidup
8. Kalender Pendidikan
BAB IV. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
C. Standar Kompetensi lulusan

2. Contoh KTSP SD/MI


(dikutip dari hasil Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi guru SD/MI
Kelas VI Kab. Buleleng, tgl. 7-16 Nopember 2006)
BAB I. PENDAHULUAN

23

A. Rasional
Kurikulum adalah merupakan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Tujuan tersebut meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dan kekhasan dengan kondisi, potensi daerah,
satuan pendidikan dan karakteristik peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum disusun
oleh satuan pendidikan

dengan mengoptimalkan potensi sekolah, daerah serta

karakteristik peserta didik.


Landasan KTSP mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar
isi, proses, kompetensi lulusan, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama
bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan Kurikulum Satuan Pendidikan.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh Satuan
Pendidikan dengan mengacu pada standar isi sesuai dengan Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan sesuai dengan
Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan serta
berpedoman pada Panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.
KTSP ini digunakan sebagai acuan satuan pendidikan Sekolah Dasar se
Kabupaten Buleleng dalam upaya menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan
pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.

B. Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan


1. Visi Sekolah
Unggul dalam mutu yang berdasarkan IMTAK dan IPTEK berpijak pada budaya
bangsa.

24

Indikator Visi:
a. Unggul dalam perolehan UAN/UAS
b. Unggul dalam persaingan masuk SLTP pavorit
c. Unggul dalam lomba aktivitas dan kreativitas
d. Unggul dalam prestasi olah raga dan seni di sekolah, Kecamatan, Kabupaten,
dan Provinsi
e. Unggul dalam keagamaan, sopan santun, dan budi pekerti
f. Unggul dalam ketuntasan 3 R, membaca, menulis, berhitung (calistung)
2. Misi Sekolah
a. Melaksanakan KBM bercirikan PAKEM untuk mendapatkah hasil yang
optimal
b. Menumbuhkembangkan semangat keunggulan secara sehat kepada warga
sekolah
d. Membangkitkan minat anak untuk bersaing dalam aktivitas dan kreativitas.
e. Melatih kedisiplinan anak dalam bertingkah laku, meningkatkan pemahaman
ajaran agama dan meningkatkan budi pekerti.
f. Mendorong dan menumbuhkembangkan minat siswa untuk senang membaca,
menulis dan berhitung.
3. Tujuan Sekolah
Sampai dengan tahun 2009 (tiga tahun) terhitung sejak tahun 2006/2007
diharapkan tercapainya hal berikut.
a.

Meraih
tertinggi

rata-rata

NUAM:...............;

.................................sehingga

setiap

dengan

NUAM

tahun

diharapkan

peningkatannya...........
b.

Mampu bersaing dalam melanjutkan ke SMP pavorit

c.

Mampu bersaing dalam lomba aktivitas dan kreativitas

d.

Memiliki tim olah raga atletik yang siap tanding

e.

Memenangkan Tari Bali dalam setiap Porseni

f.

Semua warga sekolah berperilaku sopan dan berbudi pekerti luhur.

C. Landasan Hukum
25

1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
4. Premendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
5. Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas 22 dan
23 Tahun 2006.
D. Pengertiasn KTSP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional
yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri atas
tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup: Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Materi
Pokok/Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Indikator Pencapaian Kompetensi,
Penilaian, Alokasi Waktu, dan Sumber Belajar.
E. Tujuan Penyusunan KTSP
Tujuan yang diharapkan sekolah, antara lain:
1. Memiliki KTSP yang lengkap
2. Terselenggaranya proses pembelajaran secara konstruktivisme
3. Memiliki SKBM (Standar Ketuntasan Belajar Minimal)
4. Memiliki tenaga kependidikan yang profesional dengan kualifikasi minimal
D4/S1
5. Mempunyai acuan standar pengelolaan pendidikan secara proporsional
6. Tersedianya sumber pendanaan dan sumber daya untuk mendukung kelancaran
proses pembelajaran
7. Tersedianya secara bertahap sarana dan prasarana yang berkualitas

26

8. Mencapai tingkat kelulusan yang sesuai dengan standar nasional secara bertahap.
BAB II. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL)
A. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKLSP) untuk
SD/MI/SDLB/Paket A
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak
2. Mengenal kekurangan dan kelemahan diri sendiri
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
4. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di
lingkungan sekitarnya
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitarnya secara logis, kritis, dan
kreatif
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dengan bimbingan
guru/pendidik
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
11. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar dan aman, dan memanfaatkan
waktu luang
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun
15. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dan berhitung.
B. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)

27

Standar Kompetensi kelompok mata pelajaran (SK-KMP)

terdiri dari kelompk-

kelompok mata pelajaran:


1. Agama dan Akhlak Mulia
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian
3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4. Estetika
5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
C. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK_KMP) untuk satuan
pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A sebagai berikut
1. SK-KMP AGAMA DAN AKHLAK MULIA SD/MI/SDLB/Paket A
a. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak
b. Menunjukkan sikap jujur dan adil
c. Mengenal keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
di lingkungan sekitarnya
d. Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan
e. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, bugar, sehat, aman, dan memanfaatkan
waktu luang sesuai dengan tuntutan agamanya
f. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesama manusia dan lingkungan
sebagai makhluk ciptaan Tuhan
2. SK-KMP KEWARGANEGARAAN DAN KEPRIBADIAN (SD/MI/SDLB/
Paket A)
a. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia
b. Mematuhi aturan-aturan sosial yeng berlaku dalam lingkungannya
c. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
di lingkungan sekitarnya
d. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan
e. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri
f. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya
g. Berkomunikasi secara santun

28

h. Menunjukkan kegemaran membaca


i. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan
waktu luang
j. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya.
k. Menunjukkan kemampuan mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan
budaya lokal.
3. SK-KMP ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI (SD/MI/SDLB/Paket A)
a. Mengenal dan menggunakan berbagai informasi tentang lingkungan sekitar secara
logis, kritis, dan kreatif
b. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan
guru/pendidik
c. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi
d. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari
e. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar
f. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan
berhitung
g. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang.
4. SK-KMP ESTETIKA (SD/MI/SDLB/Paket A)
a. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal
5. SK-KMP JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN (SD/MI/SDLB/
Paket A)
a.

Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar,


aman, dan memanfaatkan waktu luang

b.

Mengenal berbagai informasi tentang potensi sumber


daya lokal untuk menunjang hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan
waktu luang.
Daftar Pustaka
29

Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall


Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in
Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.
New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and
learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.
New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.
Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB III. MATERI KTSP


30

A. Struktur dan Muatan Kurikulum SD/MI


Tabel 04. Kurikulum SD/MI
KOMPONEN

KELAS DA ALKASI WAKTU


I
II
III

A. Mata Pelajaran:
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya dan
Keterampilan
8. Pendidikan Jasmani, Olah
Raga dan Kesehatan

VI

3
2
5
5
4
3
4
4

B. Muatan Lokal:
1. Bahasa Bali
2. Bahasa Inggris
3. Muatan lokal pilihan
(menganyam, mejejahitan)
C. Pengembangan Diri
JUMLAH

IV, V,

2
2
2

28

29

30

2
38

1. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi
yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah,
potensi yang tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain atau terlalu banyak
sehingga harus menjadi mata pelajaran sendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh
satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal
merupakan mata pelajaran sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan SK dan
KD untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan satuan pendidikan. Satuan
pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini
berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.
2. Kegiatan Pengembangan Diri

31

Kegiatan Pengembangan Diri bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada


peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan
diri difasilitasi oleh dan/atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan
yang dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri
dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan konseling yang berkenaan dengan masalah
diri pribadi dan kehidupan sosial ,masalah belajar, dan pengembangan karir peserta didik,
kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja.. Khusus untuk
sekolah menengah kejuruan, kegiatan pengembangan diri terutama ditujukan untuk
pengembangan kreativitas dan bimbingan karir. Pengembangan diri untuk satuan
pendidikan khusus, menekankan pada peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian
sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran, sehingga penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata
pelajaran.
B.Pengaturan Beban Belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan
program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semester.
Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang dan kategori satuan pendidikan yang
bersangkutan.
Satuan

pendidikan

SD/MI

melaksanakan

program

pendidikan

dengan

menggunakan sistem paket. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program


pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran
dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan.
Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan
jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem
tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam

32

pembelajaran pada masing-masing satuan pendidikan ditetapkan untuk SD/MI/SDLB


berlangsung selama 35 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap
satuan pendidikan adalah sebagai berikut: jumlah jam pelajaran tatap muka per minggu
untuk SD/MI/SDLB:
1.

Kelas I sd. Kelas III adalah 29 sd. 32 jam pembelajaran.

2.

Kelas IV sd. Kelas VI adalah 34 jam pembelajaran.

Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan untuk Satuan Pendidikan


SD/MI/SDLB sebagai berikut.
Tabel 05. Beban Belajar di SD/MI/SDLB
Kelas
I sd. III

Satu
jam
pembelajaran
tatap muka
35

Jumlah
jam
pembelajaran
per minggu
26-28

Minggu
efektif
per
tahun ajaran
34-38

IV-VI

35

32

34-38

Waktu
pembelajaran
per tahun
884-1064 jam
pembelajaran
(30940-37240
menit)
1088-1216 jam
pembelajaran
(38080-42560)

Jumlah per
tahun @ 60
menit
516-621

635-709

C. Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKMB)


Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam penetapan SKBM adalah sebagai
berikut.
1. Tingkat Esensial Materi Pelajaran
Kriteria tingkat esensial materi pelajaran adalah sebagai berikut.
E1

Materi tersebut sangat terkait langsung dengan kompetensi dasar

E2

Materi tersebut merupakan pengetahuan dasar yang harus diketahui oleh siswa

E3

Tingkat aplikasi materi tersebut, tinggi

E4

Materi tersebut dapat memotivasi siswa

E5

Materi tersebut merupakan syarat bagi materi selanjutnya

E6

Materi tersebut memiliki nilai keilmuan yang tinggi

E7

Materi tersebut berhubungan dengan lingkungan

E8

Materi tersebut merupakan prioritas pembangunan

2. Tingkat Kompleksitas

33

K1

Materi tersebut merupakan ranah kognitif tingkat tinggi

K2

Materi tersebut merupakan konsep abstrak

K3

Kurang contoh yang ada untuk menjelaskan materi tersebut

K4

Materi tersebut banyak menggunakan istilah asing

K5

Dukungan media dan sarana terhadap materi tersebut, kurang

K6

Materi tersebut menggunakan bahasa sajian yang sulit dipahami.

3. Daya Dukung Sekolah


D1

Menyangkut penyediaan sarana

D2

Menyangkut tersedianya buku pelajaran

D3

Menyangkut tersedianya buku penunjang

D4

Menyangkut tersedianya media pembelajaran

D5

Menyangkut hubungan dengan komite sekolah/madrasah

4. Intake (masukan nilai yang ada)


Untuk kelas I intakenya adalah nilai TK/RA
Untuk kelas II intakenya adalah nilai di kelas I
Untuk kelas III intakenya adalah nilai di kelas II
Untuk kelas IV intakenya adalah nilai di kelas III
Untuk kelas V itakenya adalah nilai di kelas IV
Untuk kelas VI intakenya adalah nilai di kelasV
Ketentuan Pensekoran
1. Tingkat Esensial Materi
Sangat esensial

Materi dianggap sangat esensial jika memenuhi paling sedikit 6 kriteria esensial
Cukup esensial

Materi dianggap cukup esensial jika memenuhi 4-5 kriteria esensial.


2. Tingkat Kerumitan Materi
Sulit

Materi dianggap sulit bila memenuhi paling sedikit 54 kriteria sulit


Sedang

Materi dianggap sedang bila memenuhi 3-4 kriteria sulit

34

Rendah

Materi dianggap rendah bila memenuhi paling sedikit 2 kriteria


3. Daya Dukung Sekolah
Daya dukung sekolah tinggi

:3

Daya dukung sekolah sedang

:2

Daya dukung sekolah rendah

:1

4. Intake (masukan nilai siswa)


Tinggi

Sedang

Rendah

D. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan


Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan
kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait. Sesuai dengan ketentuan PP
19/tahun 2005 pasal 72 ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan
dasar dan menengah setelah memenuhi syarat berikut.
1.

Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

2.

Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.

3.

Lulus

ujian

sekolah/madrasah

pengetahuan dan teknologi, dan


4.

Lulus Ujian Nasional.

E. Kalender Pendidikan

35

untuk

kelompok

mata

pelajaran

Contoh Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007


Tebel 06. Kalender Pendidikan Semester I
No
1
2
3
4
5
6
7
8

Bulan
Juli 2006
Agustus 2006
Septmber 06
Oktober 2006
November 06
Desember 06
Januari 2007
Jumlah

JME HES
2
12
4
26
4
25
0
2
3
16
4
24
3
16
20
121

HEF

KTS

17

17

LU
2
4
4
5
4
4
5
28

LHB LS

LPP

1
1
3
2
4

6
6

LHR Jmlah
14
31
30
30
10
30
28
29
10
194

Tebel 07. Kalender Pendidikan Semester II


No
1
2
3
4
5
6
7
8

Bulan
Januaro 2007
Februari 2007
Maret 2007
April 2007
Mei 2007
Juni 2007
Juli 2007
Jumlah

JME HES
0
1
4
23
4
26
3
23
4
25
3
23
0
1
18
122

HEF

KTS

LU
4
4
4
4
4
2
23

LHB LS

LPP

1
1
1
1
1
6

12
12

LHR Jmlah
1
28
31
30
30
28
15
163

Keterangan:
JME = Jumlah Minggu Efektif
HES = Hari Efektif Sekolah
HEF = Hari Efektif Fakultatif
KTS = Kegiatan Tengah Semester
LHR = Libur Hari Raya

LU = Libur Umum
LHB = Libur Hari Besar
LS = Libur Semester
LPP = Libur Permulaan Puasa

Contoh:
Uraian Kegiatan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2006/2007 (berdasarkan
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali No. 420/4035/Dispendik, tanggal
3 Agustus 2006).
Tabel 08. Kalender Pendidikan Provinsi Bali Tahun 2006/2007
No
1
2
3

KEGIATAN
Permulaan Tahun Pelajaran
Permulaan
Kegiatan
Belajar
Mengajar TK, SD/MI, SMP/MTs,
SMPLB, SMA/MA, SMALB, SMK
Hari belajar sekolah efektif Semester

WAKTU
17-19 Juli 2006
20 Juli 2006

KETERANGAN
Masa Orientasi Siswa (MOS)
Dilaksanakan setelah masa orientasi

20 Juli s/d 22 Desember

Hari belajar efektif 112 hari

36

I
Kegiatan Tengah Semester

2006
18, 19, 20, 21 Oktober
2006

Penyerahan buku laporan semester I

23 Desember 2006

Libur semester I

7
8

Hari belajar sekolah efektif semester


II
Kegiatan Tengah semester II

25 Desember s/d 6
Januari 2007
8 Januari s.d. 15 Juni
2007
26, 27, 28, 29 Maret
2007

Penyerahan buku laporan semester II

16 Juni 2007

10

Libur semester II

11

Libur akhir tahun pelajaran

17 Juni s.d. 30 Juni


2007
1 Juli s.d. 14 Juli 2007

12

Ujian akhir Nasional


SD/MI, SDLB
SMOP/MTS, SMPLB
SMA/MA, SMALB, SMK
SMK (komponen produktif)

13

Sosialisasi penerimaan siswa baru

14

Pendaftaran calon siswa baru

15

Pengumuman penerimaan siswa baru

16
17
18

Akhir tahun pelajaran 2006/2007


Permulaan
tahun
pelajaran
2007/2008
Lain-lain

Minggu ke dua Juni


2007
Minggu pertama Juni
2007 Minggu ke dua
Mei 2007
Bulan Januari 2007
Akhir Juni 2007
Akhir Juni s.d. Juli
2007
Minggu ke dua dan ke
tiga bulan Juli 2007
14 Juli 2007
16 Juli 2007

Diisi kegiatan Porseni, Karyawisata,


lomba kreatifitas pengembangan
bakat dan prestasi
Dilaksanakan pd hari kerja satu hari
sebelum libur semester
14 hari kalender
Hari belajar efektif 122 hari
Diisi kegiatan Porseni, Karyawisata,
lomba kreatifitas pengembangan
bakat dan prestasi
Dilaksanakan pd hari kerja satu hari
sebelum libur semester
14 hari kalender
14 hari kalender
UAS dan UAN untuk seluruh
jenjang
pendidikan.
Mengacu
kepada Kepmen dan SK Dinas
Pendidikan
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota
Mengikuti SK Kepala Dainas
Pendidikan Kab/Kota
Mengikuti SK Kepala Dinas

Akhir Minggu ke dua


Awal minggu ke tiga
Kelebihan hari belajar efektif agar
dimanfaatkan
untuk
kegiatan
pembelajaran
dalam
upaya
peningkatan mutu pendidikan

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Bali

F. Pendidikan Kecakapan Hidup


Mengintegrasikan pendidikan kecakapan hidup ke dalam mata pelajaran,
meliputi: berpikir kritis, berpikir logis, komitmen, mandiri, percaya diri, tanggung jawab,
menghargai dan menilai diri, menggali dan mengolah informasi, mengambil keputusan,
bekerjasama, mengendalikan emosi, interaksi dalam kelompok, mengelola konflik,
berpartisipasi, membudayakan sikap sportif, disiplin, membudayakan hidup sehat,

37

mendengar, berbicara, membaca, kecakapan menuliskan pendapat/gagasan, bekerjasama


dengan teman sekerja, kecakapan memimpin, menguasai pengetahuan, dan lain-lain.

BAB IV. STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, DAN


STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Tabel 09. Standar Kompetensi PKn Kelas VI, semester I
Standar Kompetensi
1. Menghargai nilai-nilai
juang dalam proses
perumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara

Kompetensi Dasar
1.1. Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses
perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
1.2. Menceritrakan secara singkat nilai kebersamaan
dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar

38

2. Memahami sistem
pemerintahan Republik
Indonesia

Negara
1.3. Meneladani nilai-nilai juang para tokoh yang
berperan dalam proses perumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara dalam kehidupan sehari-hari.
2.1. Menjelaskan proses Pemilu dan Pilkada
2.2. Mendeskripsikan lembaga-lembaga negara sesuai
UUD 1945 hasil amandemen
2.3. Mendeskripsikan tugas dan fungsi pemerintahan
pusat dan daerah

Tabel 10. Standar Kompetensi PKn Kelas VI, Semester II


Standar Kompoetensi
3. Memahami peran Indonesia
dalam lingkungan negaranegara di Asia Tenggara
4. Memahami peranan politik
luar negeri Indonesia dalam
era globalisasi

Kompetensi Dasar
3.1 Menjelaskan pengertian kerjasama negara-negara
Asia Tenggara
3.2 Memberikan contoh peran Indonesia dalam
lingkungan negara-negara Asia Tenggara
4.1 Menjelaskan politik luar negrri Indonesia yang
bebas da aktif
4.2 Memberikan contoh peranan politik luar negeri
Indonesia dalam percaturan internasional.

Standar Kompetensi Lulusan Sekolah Dasar


1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri
3. Mematuhi aturan-aturan soaial yang berlaku dalam lingkungan
4. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
lingkungan sekitarnya
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan
guru/ pendidik.
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan
sekitar.
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

39

11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia.
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang.
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
15. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya.
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
17. Menunjukkan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, menulis dan
berhitung.

Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in
Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.
New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

40

Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi


Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and
learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.
New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.
Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB III
PENGEMBANGAN SILABUS

Pendahuluan
Kompetensi Dasar

41

Mampu mengembangkan silabus lima mata pelajaran SD/MI sesuai dengan tuntutan
situasi, jaman, dan kebutuhan peserta didik
Indikator Pencapaian
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan pengertian silabus
2. menguraikan prinsip-prinsip pengembangan silabus
3. mengkaji format silabus
4. membuat silabus lima mata pelajaran di SD/MI
Kegiatan Belajar 1
A. Prinsi-prinsip Pengembangan Silabus
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

didasari oleh

kebutuhan untuk mengakomodasi berbagai potensi daerah dalam rangka meningkatkan


kualitas satuan pendidikan baik di bidang akademis maupun non akademis. Selain itu
KTSP diharapkan mampu menjadi salah satu cara untuk menstandarisasi isi atau content
silabus maupun kompetensi lulusan yang diharapkan secara nasional. Hal ini dianggap
perlu mengingat pengembangan kurikulum di masing-masing daerah didasari oleh
prinsip-prinsip berikut.
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.
2. Mempertimbangkan keragaman karakteristik peserta didik, gender, latar
belakang (agama, adat istiadat, budaya, status sosial, ekonomi), kondisi daerah.
3. Disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Mencakup

keseluruhan

dimensi

kompetensi

dan

berlangsung

secara

berkesinambungan.
5. Berorientasi pada belajar sepanjang hayat (long life education)
6. Memperhatikan keseimbangan antara kepentingan nasional dan daerah.
Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut memberi peluang variasi
kurikulum disetiap daerah di Indonesia, namun tetap dalam kerangkan NKRI. Oleh sebab
itu, dianggap perlu adanya suatu pedoman pengembangan silabus (sebagai garis besar

42

pedoman pembelajaran) yang bisa diterapkan di tiap daerah sehingga tercipta adanya
standar isi dan kompetensi lulusan di seluruh Indonesia.
Kajian pada modul ini bertujuan untuk membahas alternatif pedoman pengembangan
silabus dengan berpedoman kepada prinsip penyusunan KTSP yang telah dirancang oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP).
B. Pengertian Silabus dan Kompetensi
Dalam konteks KTSP, silabus dijelaskan sebagai penjabaran standar kompetensi
dasar kedalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian (BSNP, 2006). Kamus khusus pendidikan
mendefinisikan silabus sebagai garis besar (outline) suatu mata pelajaran / mata kuliah /
kursus tertentu yang mencakup tujuan yang ingin dicapai, materi, strategi belajar dan
mengajar, alokasi waktu, dan metode penilaian hasil pembelajaran (Shafritz dkk., 1998).
Dua definisi silabus ini menunjukkan kesamaan bahwa silabus merupakan penjabaran
dari apa (kompetensi), mengapa (tujuan, indikator), bagaimana (strategi), dengan apa
(materi) dan berapa lama (waktu). Dengan kata lain, silabus merupakan pedoman
lengkap bagi guru untuk melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar di dalam kelas.
Dengan diterapkannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK), kompetensi bisa
dilihat sebagai inti dari silabus. Menurut Hagan dkk. (1993), kompetensi mengandung
pengertian sebagai berikut.
1. Deskripsi dari apa yang bisa / mampu dilakukan oleh seorang pebelajar diakhir
pelajaran / kuliah / kursus
2. Pernyataan tentang bagaimana pebelajar diharapkan mencapai kompetensi yang
sudah direncanakan
3. Kesatuan yang terdiri atas berbagai elemen, kriteria perilaku, ubahan dan contoh
bacaan dan tugas-tugas sekolah.
Sesuai dengan definisi silabus dalam konteks KTSP, kompetensi merupakan aspek
utama dimana semua unsur lain dalam silabus harus mendukung pencapaian kompetensi
tersebut.
Kompetensi umumnya dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Standar Kompetensi (core competence)
2. Kompetensi Dasar (basic competence)

43

Yang dimaksud dengan standar kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang


harus dikuasai seseorang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, untuk mampu
melakukan suatu peran, pekerjaan atau profesi tertentu. Kemampuan yang dimaksud
dapat ditampilkan / didemontrasikan, didukung oleh karakteristik kepribadian orang
tersebut (Tim PSABK & KPT DIKTI, 2005).
Sejalan dengan pengertian standar kompetensi di atas, kompetensi dasar dijelaskan
sebagai seperangkat kemampuan khusus yang mendukung pencapaian standar
kompetensi. Misalnya, untuk mencapai standar kompetensi seorang guru Taman KanakKanak, seseorang harus memiliki kompetensi dasar berupa kemampuan mengembangkan
potensi anak, kemampuan memberi / menjadi model. Jadi pengembangan silabus harus
dimulai dengan penjabaran kompetensi dasar yang harus dicapai pebelajar di akhir proses
atau program.
Kegiatan Belajar 2
C. Format Silabus
Beberapa format silabus yang diterapkan sejak tahun 2000 hingga sekarang,
Indonesia sudah menerapkan beberapa format pengembangan silabus. Masing masing
format akan dikaji sebagai berikut.
!. Pengembangan Silabus Tahun 2000
Penyempurnaan Kurikulum 1994 yang direalisasikan menjadi Kurikulum 2000
menerapkan format pengembangan silabus sebagai berikut:
Tujuan
Instruksional

Tema / Sub Jabaran Materi


Tema
Ketrampilan

/ Contoh
Pengembangan
Materi

Kegiatan
Belajar
Mengajar

Pada format di atas, silabus belum mengacu pada pencapaian kompetensi tertentu.
Tujuan hanya dirumuskan secara operasional dimana indikator pencapaian masih lebih
ditekankan pada perubahan sikap (behaviour) pebelajar. Sebagai contoh, berikut
dikutipkan sebuah tujuan instruksional dari silabus mata pelajaran Bahasa Inggris untuk
kelas 3 SMA.
Tujuan Instruksional (untuk ketrampilan membaca)

44

Siswa memiliki kemampuan membaca berbagai jenis wacana tertulis: narasi, deskripsi,
percakapan dan argumentasi maupun berbagai jenis wacana khusus seperti formulir,
daftar isi, index, pengumuman, selebaran, brosur, dll.
Dalam kegiatan membaca, tujuan instruksional lebih dijabarkan menjadi:
1) mampu menemukan informasi khusus
2) mampu menemukan pikiran utama dari sebuah wacana
3) mampu menemukan ide utama yang tersurat
4) mampu menemukan ide utama yang tersirat
5) mampu menebak arti kata secara kontekstual
6) dll.
Rumusan tujuan tersebut di atas mencerminkan orientasi kurikulum yang masih
sebatas kemampuan berbahasa (language ability) terbatas dan tidak melibatkan adanya
suatu ketrampilan berbahasa (language skills) maupun sikap berbahasa (language attide)
yang sangat penting untuk menciptakan pembelajaran meyeluruh dan sepanjang hayat
seperti yang dimaksud dalam KTSP di atas.
2. Pengembangan Silabus Tahun 2002
Sejak diperkenalkannya KBK, penerbit berlomba-lomba mengintrepretasikan
KBK tersebut melalui silabus mata pelajaran yang disertai dengan buku ajar yang
mencerminkan silabus tersebut. Salah satu contoh adalah terbitan Grasindo (2002)
menampilkan format sebagai berikut.
Basic
Competencies

Core
Material

Essential
Material
presented

Students competencies and


achievement
indicators
(Cognitive, Skill, Attitude)

Methods

Time

Yang membedakan format silabus ini dari silabus sebelum masa KBK di atas
adalah adanya kompetensi dasar (basic competencies), kompetensi siswa (students
competencies) dan indikator pencapaian (achievement indicators). Tetapi pada prinsipnya
Silabus 2000 dan 2002 masih menekankan pada materi dan komponen silabus yang lebih
banyak berorientasi pada materi tersebut daripada pada kompetensi.
3. Pengembangan Silabus Tahun 2005

45

Pada tahun 2005, dimana Competence-Based Curriculum sudah diterapkan,


format silabus baru telah disusun dan diperkenalkan oleh Tim Pengembang Sistem
Asesmen Berbasis Kompetensi sebagai berikut:
Standar
Kompetensi

Indikator

Materi
Pokok

Pengalaman
Belajar

Sumber
Belajar

Alokasi
Waktu

Dalam format ini, indikator pencapaian dicantumkan setelah rumusan standar


kompetensi ditetapkan. Materi diajarkan melalui kegiatan yang dirancang dalam bentuk
pengalaman belajar.
4.. Pengembangan Silabus Tahun 2006
Pada tahun 2006, Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) meluncurkan
format silabus yang tidak terlalu jauh berbeda dengan format di atas sebagai berikut.
Contoh Format 1.
Nama Sekolah

: SDN No. 1 Singaraja

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Sosial

Kelas/Semester

: IV/2

Standar Kompetensi

: 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan


kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan
provinsi.

Kompetensi Dasar

:2.3.

Mengenal

komunikasi,

perkembangan

dan

transportasi

teknologi
serta

produksi,

pengalaman

penggunaannya
Alokasi Waktu
Materi

Pokok/

: 12 x 35 menit
Kegiatan

Indikator

Penilaian

Pembelajaran

Pembelajaran

Pengembangan

1. Mencari

1. Memban-

Tes

teknologi produksi,

hubungan cara

dingkan jenis-jenis

uraian tentang

komunikasi,

memproduksi

teknologi untuk

perkembangan

tahu di Singaraja

produksi yang

teknologi

pada masa lalu

digunakan oleh

produksi

transportasi

dan

46

tertulis:

Alokasi

Sumber

Waktu

Bahan/

menit

35

Alat
Gambar alat
produksi
tahu

dan masa kini

masyarakat pada
masa lalu dan masa
sekarang

2. dan seterusnya

2. dan selanjutnya

Contoh Format 2
Nama Sekolah

: SMPN No.X Padang Sumatera Barat

Mata Pelajaran

: Pendidikan Kewarganegaraan

Kelas/Semster

: VII/1

I. Standar Kompetensi

: Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang


berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.

II. Kompetensi Dasar

: Mendeskripsikan hakikat norma-norma, kebiasaan,


adapt istiadat, peraturan, yang berlaku dalam
masyarakat.

III. Materi Pokok/Pembelajaran: Sikap positif terhadap norma-norma, kebiasaan, adapt


istiadat, peraturan yang berlaku di masyarakat.
IV. Kegiatan Pembelajaran

: 1. Mencari informasi dari berbagai sumber tentang normanorma yang berlaku dalam masyarakat dalam Minang
Kabau
2.Mencari informasi dari berbagai sumber tentang
kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat dalam
Minang Kabau
3. Mencari dari berbagai sumber tentang adap-istiadat
yang berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
4. Mencari informasi dari berbagai sumber tentang
peraturan

yang berlaku dalam masyarakat Minag

Kabau

47

5. Mendiskusikan perbedaan macam-macam norma yang


berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
6. Mencari informasi tentang akibat dari tidak mematuhi
norma-norma, kebiasaan, adapt-istiadat, peraturan yang
berlaku dalam masyarakat Minang Kabau
7. Membuat laporan
V. Indikator

: 1. Menjelaskan pengertian norma-norma dan peraturan


yang berlaku dalam masyarakat
2. Menjelaskan paengertian kebiasaan dan adapt-istiadat
yang berlaku dalam masyarakat
3.

Memberi contoh norma-norma , kebiasaan, adaptistiadat, peraturan, yang berlaku dalam masyarakat

4. Menunjukkan sikap mematuhi norma, kebiasaan, adaptistiadat, peraturan yang berlaku dalam masyarakat
VI. Penilaian

: Tes tertulis dalam bentuk uraian


Perilaku siswa dalam bentuk laporan

VII. Alokasi Waktu

: 4 x 40 menit.

VIII. Sumber Belajar

: Buku Tks PKn Kelas VII


Perpustakaan
Narasumber

Kedua contoh format silabus di atas berpedoman pada pencapaian kompetensi


tertentu yang diukur melalui indikator yang sesuai. Proses pembelajaran berlangsung
melalui kegiatan dan pengalaman belajar dimana pebelajar disediakan konteks belajar
learning by doing atau kontekstual sehingga mereka diharapkan memiliki
pengetahuan, ketrampilan sekaligus sikap yang sesuai dengan standar kompetensi yang
diacu.
Perbedaan antara kedua format tersebut adalah pada bentuk format, yakni yang
pertama dengan matrik dan yang kedua tidak dengan matrik, tetapi ditulis ke bawah.
Silabus dari Tim PSABK sepertinya lebih menekankan proses belajar dengan berbagai
kegiatan, assignment atau tasks yang didesain guru untuk dikerjakan oleh pebelajar baik

48

secara individual ataupun secara berkelompok. Istilah pengalaman belajar yang dipakai
dalam format kedua lebih menekankan pada proses belajar yang lebih bersifat interaktif
karena melibatkan interaksi antara siswa dengan materi maupun siswa dengan siswa.
Pengalaman belajar juga mengandung makna proses pembelajaran dimana peserta didik
mengalami belajar cara belajar (learn how to learn) yang sesuai dengan salah satu
prinsip penyusunan kurikulum yaitu belajar sepanjang hayat.
Format silabus tahun 2005 dan format yang disarankan oleh BNSP tahun 2006,
memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Kekuatan format silabus 2005 adalah
pencantuman

indikator

yang

langsung

setelah

standar

kompetensi

sehingga

pengembangan silabus dengan format ini akan mengikuti alur berpikir dimana ada
hubungan sebab akibat antara kompetensi dan indikator. Dengan kata lain baik
kompetensi dan strategi menilai keberhasilan tersebut (indikator) terpikirkan secara
bersamaan. Kekuatan lain yaitu materi diajarkan melalui pengalaman belajar sehingga
peserta didik tidak hanya belajar tentang materi tetapi juga pengalaman menyesuaikan
strategi dengan konteks belajar. Adapun kelemahan format ini adalah pemakaian standar
kompetensi yang bermakna umum menjadi rancu dengan istilah kompetensi dasar yang
merupakan komponen yang lebih dekat dengan konteks proses belajar.
Format silabus 2006 dari BNSP memiliki kekuatan pada penggunaan kompetensi
dasar sebagai acuan pengembangan komponen silabus. Selain itu adanya komponen
penilaian untuk menyimpulkan seberapa berhasil proses belajar yang dialami oleh peserta
didik. Tetapi kelemahannya adalah jauhnya jarak antara penetapan kompetensi dasar dan
indikator dan penilaian sehingga ada kemungkinan keterkaitan antara kompetensi dan
keberhasilan menjadi agak renggang.
Dari jenis-jenis format pengembangan silabus di atas, dapat disimpulkan bahwa
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Selain itu, perbedaan
istilah yang digunakan seperti misalnya standar kompetensi, kompetensi dasar,
kompetensi

pencapaian,

dsb-nya

bisa

mengakibatkan

misinterpretasi

sehingga

berpengaruh terhadp proses belajar dan mengajar. Untuk itu, perlu adanya suatu pedoman
baku yang mudah dipahami dan dijadikan dasar pengembangan silabus oleh para guru
atau kelompok guru. Berikut adalah pengembangan silabus dengan mempertimbangkan
kelebihan dan kekurangan silabus-silabus sebelumnya.

49

Untuk memudahkan para guru dalam mengembangkan atau melaksanakan silabus,


maka seharusnya sebuah silabus mengandung komponen berikut.
1. Standar Kompetensi
2. Kompetensi Dasar
3. Indikator keberhasilan
4. Cakupan materi / materi pokok
5. Kegiatan dan pengalaman belajar
6. Penilaian
7. Alokasi Waktu
8. Sumber Belajar
Indikator keberhasilan sebaiknya dipikirkan begitu kompetensi dasar dirumuskan.
Dengan demikian akan tercipta relevansi antara kompetensi yang ingin dicapai dan
bagaimana cara menyimpulkan seberapa besar pencapaiannya.
Cakupan materi atau materi pokok memuat batasan materi dari masing-masing
kompetensi dasar.
Kegiatan dan pengalaman belajar maksudnya adalah kegiatan belajar yang dirancang
oleh guru untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk belajar dengan cara
mengalami secara langsung dan bermakna, baik melalui interaksi dengan siswa lain,
guru, maupun komunitas sekolah dan lingkungan.
Penilaian harus dimasukkan juga dalam silabus untuk mejamin adanya kontrol dan
evaluasi terhadap proses belajar yang dialami siswa.
Alokasi waktu disesuaikan dengan tuntutan kurikulum dan serta komponen silabus yang
lain.
Sumber belajar (baik berupa buku teks dan bahan cetakan lainnya, guru tamu,
media massa, praktisi) perlu dicantumkan dalam silabus secara garis besar untuk
memberi gambaran tentang pengalaman belajar apa yang akan didapat oleh siswa.
Pencantuman sumber belajar akan sangat membantu guru dalam mempersiapkan proses
mengajarnya.

50

Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in
Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.
New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and
learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
51

Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.


New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.
Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB IV
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS

Pendahuluan
Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu mengembangkan berbagai jenis bahan ajar dan media
pembelajaran yang mendorong keterlibatan peserta didik secara optimal
Indikator:
Mahasiswa dapat:

52

1. menjelaskan standar kompetensi dan kompetensi dasar


2. mengkaji lima mata pelajaran di SD/MI
3. membuat silabus lima mata pelajaran di SD/MI
Kegiatan Belajar 1
A. Pengembang Silabus
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru
Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan dinas pendidikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan
untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus
yang akan yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI, semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun
silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu
disusun secara bersama oleh guru yang terkait.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk
bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolahsekolah dlam lingkup MGMP/PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri atas para guru berpengalaman di bidangnya
masing-masing.
B. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
Terdapat beberapa langkah yang perlu dicermati dalam pengembangan silabus,
antara lain sebagai berikut.
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

53

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana


tercantum pada Standar Isi (SI), dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. urutan berdasarkan hierarkhi konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI;
b. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran;
c. keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
Standar kompetensi adalah seperangkat kemampuan yang harus dikuasai seseorang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, untuk mampu melakukan suatu peran,
pekerjaan atau profesi tertentu. Kemampuan yang dimaksud dapat ditampilkan /
didemontrasikan, didukung oleh karakteristik kepribadian orang tersebut (Tim PSABK &
KPT DIKTI, 2005).
Sejalan dengan pengertian standar kompetensi di atas, kompetensi dasar dijelaskan
sebagai seperangkat kemampuan khusus yang mendukung pencapaian standar
kompetensi. Misalnya, untuk mencapai standar kompetensi seorang guru Taman KanakKanak, seseorang harus memiliki kompetensi dasar berupa kemampuan mengembangkan
potensi anak, kemampuan memberi / menjadi model. Jadi pengembangan silabus harus
dimulai dengan penjabaran kompetensi dasar yang harus dicapai pebelajar di akhir proses
atau program.

2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran


Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian
kompetensi dasar dengan mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. potensi peserta didik;
b. relevansi dengan karakteristik daerah;
c. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual peserta
didik;
d. kebermanfaatan bagi peserta didik;
e. struktur keilmuan;
f. aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;

54

g. relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan


h. alokasi waktu.
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian
kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui
penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.
Hal-ahal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut.
a. Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para pendidik,
khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional.
b. Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
c. Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarkhi konsep
materi pembelajaran.
d. Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar peserta didik,
yaitu kegiatan peserta didik dan materi.

4. Merumuskan Indikator Pencapain Kompetensi


Indikator merupakan penanda pencapain kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata
pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dengan kata kerja
operasional (KKO) yang terukur dan/atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai
dasar untuk menyusun alat penilaian.
5. Penentuan Jenis Penilaian

55

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan


indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis
maupun lisan, pengamatan atau observasi kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian atau
evaluasi diri.
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukaan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian, antara lain sebagai berikut.
a.

Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.

b.

Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan pada apa yang


bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

c.

Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.


Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan yang
belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.

d.

Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut


berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan,
dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria
ketuntasan.

e.

Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang


ditempuh

dalam

proses

pembelajaran.

Misalnya,

jika

pembelajaran

menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, maka evaluasi harus


diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara,
maupun produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi
yang dibutuhkan.
6.

Menentukan Alokasi Waktu

56

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada jumlah
minggu

efektif

dan

alokasi

waktu

mata

pelajaran

per

minggu

dengan

mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat


kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam.
7. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan
fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapain kompetensi dasar.
Kegiatan Belajar 2
C. Pengembangan Silabus Berkelanjutan
Dalam implementasinya, silabus dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing
guru.

Silabus

harus

dikaji

dan

dikembangkan

secara

berkelanjutan

dengan

memperhatikan masukan hasil evaluasi rencana pembelajaran. Dengan berlakunya


kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), maka sekolah dapat mengembangkan
kurikulum setiap saat, misalnya tiap semester atau setiap tahun, setelah diadakan evaluasi
terhadap implementasi kurikulum tersebut. Hal ini perlu dilakukan karena kemajuan
ilmu, teknologi, dan seni berkembang sangat pesat setiap saat, lebih-lebih dengan adanya
kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi saat ini.
D. Latihan Membuat Silabus Lima Mata Pelajaran di SD/MI
Berdasarkan pada format silabus pada modul 3, mahasiswa diminta untuk
merancang dan melatih membuat silabus lima mata pelajaran di SD/MI, sesuai dengan
tugas masing-masing. Silabus yang dibuat meliputi mata pelajaran: (1) Bahasa Indonesia,
(2) Matematika, (3) IPA, (4) IPS, dan (5) PKn, pada semua tingkatan kelas dan mencakup
semester ganjil dan semester genap.

57

Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in
Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.
New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

58

Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan


Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and
learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.
New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.
Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB V
STANDAR ISI
DAN SATANDAR KOMPETENSI LULUSAN
I. Pendahuluan
Kompetensi Dasar:

59

Mahasiswa mampu mengkaji substansi, cakupan, dan penataan materi ajar dalam
kurikulum lima mata pelajaran.
Indikator Pencapaian:
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan kerangka dasar dan lima kelompok mata pelajaran di SD/MI
2. menjelaskan struktur kurikulum SD/MI
3. menjelaskan standar kompetensi lulusan tingkat satuan pendidikan
4. menjelaskan standar kompetensi kelompok mata pelajaran, dan
5. menunjukkan kompetensi lima mata pelajaran di SD/MI.

Kegiatan Belajar 1
Dalam rangka pelaksanaan ketentuan pasal 8 ayat (3), pasal 10 ayat (3), pasal 11
ayat (4), pasal 12 ayat (2), dan pasal 18 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional tentang Standar Isi (SI) untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah.
Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang selanjutnya
disebut Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal
untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu,
tercantum pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tanggal 23 Mei 2006.
Standar Isi pada lampiran Permendiknas tersebut, mencakup Standar Kompetensi
dan Kompetensi Dasar: (1) lampiran 1 SD/MI/SDLB; (2) lampiran 2 SMP/MTs/SMPLB:
dan (3) lampiran 3 SMA/MA/SMK/MAK/SMALB. Pada kajian ini, khusus dibahas
lampiran 1 tentang Standar Isi, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
SD/MI/SDLB.
Dalam dokumen tentang standar isi sebagaimana dimaksud oleh PP No. 19 Tahun
2005 tersebut, secara keseluruhan mencakup:
1. kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam
penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan;
2. beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan menengah,

60

3. kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh satuan


pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak
terpisahkan dari standar isi, dan
4. kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Standar isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) yang
dibentuk berdasarkan PP. No. 19/2005 tesebut.
II. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
A. Kerangka Dasar Kurikulum
1. Kelompok Mata Pelajaran
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan,
dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
a. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. kelompok mata pelajaran estetika;
e. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.

Cakupan untuk setiap kelompok mata pelajaran di SD/MI/SDLB disajikan pada


tabel berikut.
Tabel 11. Cakupan Kelompok Mata Pelajaran
No
1.

Kelompok mata
pelajaran
Agama dan Akhlak
Mulia

Cakupan
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak

61

2.

Kewarganegaraan
dan Kepribadian

3.

Ilmu Pengetahuan
dan teknologi

4.

Estetika

5.

Jasmani, Olah Raga


dan Kesehatan

mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral


sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta
didik akan status, hak, kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan
kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi
manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan
pada hukum, ketaan membayar pajak, dan sikap serta perilaku
anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan
mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang
kritis, kreatif dan mandiri.
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensetivitas, kemampuan mengekspresikan
keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan
mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi
dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang
harmonis.
Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan pada
SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisikk
serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku
hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat
kolektif kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku
seksual bebeas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah,
muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

B. Struktur Kurikulum SD/MI/SDLB


Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus
ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum
pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik sesuai beban belajar yang tercantum dalam struktur
kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan
kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada
jenjang pendidikan dasar dan menengah.

62

Struktur kurikulum SD/MI/SDLB meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh


dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas
VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan
standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut.
a.

Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan


pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah,

termasuk

keunggulan

daerah,

yang

materinya

tidak

dapat

dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal


ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan
mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi oleh dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.
b.

Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan IPA
Terpadu dan IPS Terpadu.

c.

Pembelajaran pada Kelas I sd. III dilaksanakan melalui pendekatan


tematik, sedangkan pada Kelas IV sd. VI dilaksanakan melalaui pendekatan
mata pelajaran.

d.

Jam
sebagaimana

pembelajaran
tertera

untuk

dalam

setiap

struktur

mata

pelajaran

kurikulum.

Satuan

dialokasikan
pendidikan

dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu


secara keseluruhan.
e.

Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

f.

Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34


38 minggu.

63

Struktur kurikulum SD/MI disajiklan pada tabel 12 berikut.


Tabel 12. Struktur Kurikulum SD/MI
KOMPONEN

KELAS DA ALKASI WAKTU


I
II
III

A. Mata Pelajaran:
1. Pendidikan Agama
2. Pendidikan
Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu Pengetahuan Alam
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
7. Seni Budaya dan
Keterampilan
8. Pendidikan Jasmani, Olah
Raga dan Kesehatan
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan Diri
JUMLAH

IV, V,

VI

3
2
5
5
4
3
4
4

26

27

28

2
2*)
32

*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran.

Kegiatan Belajar 2
III. Beban Belajar
Satuan pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan menyelenggarakan
program pendidikan dengan menggunakan sistem paket atau sistem kredit semeter.
Kedua sistem tersebut dipilih berdasarkan jenjang danm kategori satuan pendidikan yang
bersangkutan.
Satuan pendidikan SD/MI/SDLB melaksanakan program pendidikan dengan
sistem paket. Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem
paket pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Sistem paket adalah sistem
penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti
seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap
kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan. Beban
belajar pada setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam
pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua ini dimaksudkan

64

untuk

mencapai

standar

kompetensi

lulusan

dengan

memperhatikan

tingkat

perkembangan peserta didik.


Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB adalah selama 35 menit. Beban
belajar tatap muka per minggu pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB adalah sebagai
berikut:
a. Kelas I sd. III adalah 29 sd. 32 jam pembelajaran,
b. Kelas IV sd. VI adalah 34 jam pembelajaran.
Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk satuan pendidikan
SD/MI/SDLB adalah seperti tabel 13 berikut.
Tabel 13. Beban Belajar Tatap Muka Keseluruhan SD/MI/SDLB
Kelas
I sd. III

Satu jam
pembelajaran
tatap muka
35

Jumlah jam
pembelajaran
per minggu
26-28

Minggu
efektif per
tahun ajaran
34-38

IV-VI

35

32

34-38

Waktu
pembelajaran
per tahun
884-1064
jam
pembelajaran
(3094037240 menit)
1088-1216
jam
pembelajaran
(3808042560)

Jumlah per
tahun @ 60
menit
516-621

635-709

Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman


materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi.Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi
peserta didik pada SD/MI/SDLB diatur sebagai berikut: waktu untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik pada SD/MI/SDLB

65

maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket adalah
enam tahun untuk SD/MI/SDLB.

Kegiatan Belajar 3
IV. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 24 Tahun 2006, mengatur tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) sebagaimana diatur dalam Permendiknas
Nomor 23 Tahun 2006, mencakup :
a. SKL Satuan Pendidikan dan Kelompok Mata Pelajaran
b. SKL Mata Pelajaran (Mapel) SD/MI
c. SKL Mapel SMP/MTs
d. SKL Mapel SMA/MA
e. SKL Mapel PLB ABDE
f. SKL Mapel SMK/MAK.
Dalam kajian ini, SKL dibatasi pada satuan pendidikan SD/MI, sebagai berikut.
A. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP)
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) meliputi: (1)
SD/MI/SDLB/Paket A; (2) SMP/MTs/SMPLB/Paket B; (3) SMA/MA/SMALB/Paket C;
dan (4) SMK/MAK. Pada kajian ini, uraian difokuskan pada satuan pendidikan
SD/MI/SDLB/Paket A.
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) dikembangkan
berdasarkan tujuan setiap satuan pendidikan, yakni Pendidikan Dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Standar Kompetensi Lulusan
Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, selengkapnya adalah:
66

1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak.
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.
4. Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
di lingkungan sekitarnya.
5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan
kreatif.
6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan
guru/pendidik.
7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya.
8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan
sekitar.
10. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
11. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia.
12. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
13. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan
waktu luang.
14. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
15. Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya.
16. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
17. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan
berhitung.
B. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP)
Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) terdiri atas kelompokkelompok mata pelajaran:
1. Agama dan Akhlak Mulia.
2. Kewarganegaraan dan Kepribadian.

67

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.


4. Estetika.
5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
Standar

Kompetensi

Kelompok

Mata

Pelajaran

(SK-KMP)

dikembangkan

berdasarkan tujuan dan cakupan muatan dan/atau kegiatan setiap kelompok mata
pelajaran, yakni:
1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia bertujuan untuk: membentuk
peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia. Tujuan tersebut dicapai melalui muatan dan/atau
kegiatan agama, kewarganegaran, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika, jasmani, olah raga, dan kesehatan.
2. Kelompok mata pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian bertujuan untuk:
membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan
cinta tanah air. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan agama,
akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya, dan pendidikan
jasmani.
3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi bertujuan untuk:
mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik. Pada
satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, tujuan ini dicapai melalui muatan
dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan
sosial, keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal yang relevan.
4. Kelompok mata pelajaran estetika bertujuan untuk: membentuk karakter peserta
didik menjadi manusia yang memiliki rasa seni dan pemahaman budaya. Tujuan
ini dicapai melaui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya,
keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.
5. Kelompok mata pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan bertujuan:
membentuk karakter peserta didik agar sehat jasmani dan rohani, dan
menumbuhkan rasa sportivitas. Tujuan ini dicapai melalui muatan dan/atau
kegiatan pendidikan jasmani, olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan
alam, dan muatan lokal yang relevan.

68

Adapun Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran (SK-KMP) untuk satuan


pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A selengkapnya adalah sebagai berikut.
1. Agama dan Akhlak Mulia, untuk SD/MI/SDLB/Paket A
a.

Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap


perkembangan anak

b.

Menunjukkan sikap jujur dan adil.

c.

Mengenal keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan


sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya.

d.

Berkomunikasi secara santun yang mencerminkan harkat dan


martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

e.

Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan


memanfaatkan waktu luang sesuai dengan tuntutan agamanya.

f.

Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap sesama manusia


dan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

2. Kewarganegaraan dan Kepribadian


a.

Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan


tanah air Indonesia.

b.

Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya.

c.

Menghargai keragaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial


ekonomi di lingkungan sekitarnya.

d.

Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

e.

Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

f.

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari


potensinya.

g.

Berkomunikasi secara santun.

h.

Menunjukkan kegemaran membaca.

i.

Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan


memanfaatkan waktu luang.

j.

Bekerjasama dalam kelompok, tolong-menolong, dan menjaga diri


sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya.

69

k.

Menunjukkan kemampuan mengekspresikan diri melalui kegiatan seni


dan budya lokal.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


a.

Mengenal dan menggunakan berbagai informasi tentang lingkungan


sekitar secara logis, kritis, dan kreatif.

b.

Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif dengan


bimbingan guru/pendidik.

c.

Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi.

d.

Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam


kehidupan sehari-hari.

e.

Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di


lingkungan sekitar.

f.

Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis


dan berhitung.

g.

Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan


memanfaatkan waktu luang.

4. Estetika
a. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal.
5. Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan
a.

Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan


memanfaatkan waktu luang.

b.

Mengenal berbagai informasi tentang potensi sumber daya lokal untuk


menunjang hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang.

Kegiatan Belajar 4
C. Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran untuk SD/MI
1. Pendidikan Agama Islam SD/MI

70

a.

Menyebutkan, menghafal, membaca dan mengartikan surat-surat


pendek dalam Al-Quran, mulai surat Al-Fatihah sampai surat Al-Alaq.

b. Mengenal dan meyakini aspek-aspek rukun iman dari iman kepada Allah
sampai iman kepada Qadha dan Qadar.
c. Berperilaku terpuji dalam kehidupan sehari-hari serta menghindari perilaku
tercela.
d. Mengenal dan melaksanakan rukun Islam mulai dari bersuci (thaharah) sampai
zakat serta mengetahui tata cara pelaksanaan ibadah haji.
e. Menceritrakan kisah nabi-nabi serta mengambil teladan dari kisah tersebut dan
menceritrakan kisah tokoh orang-orang tercela dalam kehidupan nabi.
2. Pendidikan Agama Kristen SD
a.
b.

Memahami kisah Allah melalui keberadaan dirinya.


Menanggapi kasih Allah dengan mengasihi orang tua, keluarga, dan
teman.

c.

Beribadah kepada Tuhan sebagai ucapan syukur melalui doa dan


membaca Alkitab.

d.

Memelihara ciptaan Allah lainnya dalam hidup sehari-hari.

3. Pendidikan Agama Katolik SD


a.

Peserta didik menguraikan pemahaman tentang pribadinya sebagai


karunia Tuhan dan mengungkapkan rasa syukurnya dengan berdoa, bernyanyi
serta melakukan perbuatan-perbuatan nyata.

b.

Peserta didik memahami dan mencintai Allah sebagai Bapa Pencipta


dan Penyelenggara seperti dikisahkan Kitab Suci Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru dan meneladani Yesus Kristus sebagai Penyelamat hidup umat
manusia.

c.

Peserta didik memahami Gereja sebagai persekutuan Umat Allah


dan sebagai Sakramen keselamatan yang diutus ke dalam dunia dan Roh Kudus
yang diutus Yesus sebagai jiwa Gereja yang senantiasa menyertainya.

d.

Peserta didik memahami hidup beriman yang terlibat dalam


masyarakat sebagai perwujudan imannya.

4. Pendidikan Agama Hindu SD

71

a.

Meyakini kemahakuasaan Sang Hyang Widhi (Tuhan) sebagai Maha


Pencipta, Tri Murti, Tri Purusa dan Cadhu Sakti.

b. Memahami ajaran Panca Sradha dan Tri Sarira.


c. Memahami ajaran Susila yang meliputi: Tri Kaya Parisudha, Tri Mala, Catur
Paramita, Tri Parartha, Panca Yama, Panca Nyama Bratha, Catur Guru, Dasa
Yama, dan Dasa Bratha dalam kehidupan sehari-hari
d. Mendemonstrasikan pemahaman sikap-sikap sembahyang Tri Sandhya dan sarana
sembahyang.
e. Menerapkan Panca Yadnya secara Nitya Karma dan Naiminika Karma dalam
kehidupan sehari-hari.
f. Memahami Weda sebagai kitab suci dan wahyu Sang Hyang Widhi (Tuhan) .
g. Memahami orang suci agama Hindu dan tugas dan kewajibannya orang suci.
h. Memahami hari-hari suci keagamaan dan dasar-dasar hari suci (Wariga).
i. Mengenal pemimpin yang baik dan patut diteladani di wilayahnya.
j. Memahami Bhuana Agung dan Bhuana Alit
k. Memahami tari-tari Keagamaan, lagu-lagu kerohanian (Yadnya), dan sejarah
perkembangan Hindu sebelum dan sesudah kemerdekaan.
5. Pendidikan Agama Budha SD
a.

Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tri Ratna dengan
mengetahui fungsi serta terefleksi dalam moralitas (sila), meditasi (samadhi), dan
kebijaksanaan (pama).

b.

Memiliki kemampuan dasar untuk memahami dan meyakini agamanya


sertta menerapkannya dalam bertutur, berbuat, dan berperilaku.

c.

Membaca Paritta dan Dhammapada serta mengerti isinya.

d.

Beribadah (kebaktian) dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan


masing-masing aliran.

e.

Meneladani sifat, sikap, dan kepribadian Buddha, Bodhisattva, dan para


siswa utama Buddha.

f.

Memiliki kemampuan dasar berpikir logis, kritis, dan kreatif untuk


memecahkan masalah.

g.

Memahami sejarah kehidupanBuddha Gotama.

72

h.

Memahami lambang-lambang agama Buddha.

i.

Memiliki bekal pengetahuan dan kemampuan untuk melanjutkan


pendidikan di SMP.

6. Pendidikan Kewarganegaraan SD/MI


a. Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan.
b. Memahami dan menerapkan hidup rukun di rumah dan di sekolah.
c. Memahami kewajiban sebagai warga dalam keluarga dan sekolah.
d. Memahami hidup tertib dan gotong-royong.
e. Menampilkan sikap cinta lingkungan dan demokratis.
f. Menampilkan perilaku jujur, disiplin, senang bekerja dan anti korupsi dalam
kehidupan sehari-hari, sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
g. Memahami sistem pemerintahan, baik pada tingkat daerah maupun pusat.
h. Memahami makna keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia, dengan
kepatuhan terhadap undang-undang, peraturan, kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan,
dan menghargai keputusan bersama.
i. Memahami dan menghargai nilai-nilai kejuangan bangsa.
j. Memahami hubungan Indonesia dengan negara-negara tetangga dan politik luar
negeri.
7. Bahasa Indonesia SD/MI
a.

Mendengarkan;

Memahami

wacana

lisan

berbentuk

perintah,

penjelasan, petunjuk, pesan, pengumuman, berita, deskripsi berbagai peristiwa


dan benda di sekitar, serta karya sastra berbentuk dongeng, puisi, cerita, drama,
pantun dan cerita rakyat.
b.

Berbicara: Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran,


perasaan, dan informasi dalam kegiatan perkenalan, tegur sapa, percakapan
sederhana, wawancara, percakapan telepon, diskusi, pidato, deskripsi peristiwa
dan benda di sekitar, memberi petunjuk, deklamasi, cerita, pelaporan hasil
pengamatan, pemahaman isi buku dan berbagai karya sastra untuk anak berbentuk
dongeng, pantun, drama, dan puisi.

73

c.

Membaca: Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami


wacana berupa petunjuk, teks panjang, dan berbagai karya sastra untuk anak
berbentuk puisi, dongeng, pantun, percakapan, cerita, dan drama.

d.

Menulis:

Melakukan

berbagai

jenis

kegiatan

menulis

untuk

mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan


sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan,
ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita,
puisi, dan pantun.
8. Matematika SD/MI
a.

Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan


sifat-sifatnya, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan
sehari-hari.

b.

Memahami bangun datar dan bangun ruang sederhana, unsur-unsur dan


sifat-sifatnya, serta menerapkannya dalam

pemecahan masalah kehidupan

sehari-hari.
c.

Memahami konsep ukuran dan pengukuran berat, panjang, luas,


volume, sudut, waktu, kecepatan, debit, serta mengaplikannya dalam
pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

d.

Memahami konsep koordinat untuk menentukan letak benda dan


menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

e.

Memahami konsep pengumpulan data, penyajian data dengan tabel,


gambar dan grafik (diagram), mengurutkan data, rerata hitung, modus, serta
menerapkannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.

f.

Memiliki sikap menghargai matematika dan kegunaannya dalam


kehidupan.

g.

Memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif.

9. Ilmu Pengetahuian Alam SD/MI


a.

Melakukan pengamatan terhadap gejala alam dan menceritakan


hasil pengamatannya secara lisan dan tertulis.

74

b.

Memahami penggolongan hewan dan tumbuhan, serta manfaat hewan


dan tumbuhan bagi manusia, upaya pelestariannya, dan interaksi antara makhluk
hidup dengan lingkungannya.

c.

Memahami bagian-bagian tubuh pada manusia, hewan dan


tumbuhan, serta fungsinya dan perubahan pada makhluk hidup.

d.

Memahami beragam sifat benda hubungannya dengan penyusunnya,


perubahan wujud benda, dan kegunaannya.

e.

Memahami berbagai bentuk energi, perubahan dan manfaatnya.

f.

Memahami matahari sebagai pusat tata surya, kenampakan dan


perubahan permukaan bumi, dan hubungan peristiwa alam dengan kegiatan
manusia.

10. Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI


a.

Memahami identitas diri dan keluarga, serta mewujudkan sikap


saling menghormati dalam kemajemukan keluarga.

b.

Mendeskripsikan kedudukan dan peran anggota dalam keluarga dan


lingkungan tetangga, serta kerjasama di antara keduanya.

c.

Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku


bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.

d.

Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan


teknologi di lingkungan kabupaten/kota, dan provinsi.

e.

Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah nasional,


keragaman suku bangsa serta kegiatan ekonomi di Indonesia.

f.

Menghargai peranan tokoh pejuang dalam mempersiapkan dan


mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

g.

Memahami perkembangan wilayah Indonesia, keadaan sosial negara


di Asia Tenggara serta benua-benua.

h.

Mengenal gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan


negara tetangga, serta dapat melakukan tindakan dalam menghadapi bencana
alam.

i.

Memahami peranan Indonesia di era global.

11. Seni Budaya dan Keterampilan SD/MI


75

a. Seni Rupa
1.

Mengapresiasi dan mengekspresikan keartistikan karya seni rupa terapan


melalui gambar ilustrasi dengan tema benda alam yang ada di daerah setempat.

2.

Mengapresiasi dan mengekspresikan keartistikan karya seni rupa murni


melalui pembuatan relief dari bahan plastisin/tanah liat yang ada di daerah
setempat.

3.

Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa Nusantara


dengan motif hias melalui gambar dekoratif dan ilustrasi bertema hewan,
manusia dan kehidupannya serta motif hias dengan teknik batik.

4.

Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa Nusantara


dengan motif hias melalui gambar dekoratif dan ilustrasi dengan tema bebas.

5.

Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni rupa Nusantara


melalui pembuatan benda kreatif yang sesuai dengan potensi daerah setempat.

b. Seni Musik
1.

Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni musik dengan


memperhatikan dinamika melalui berbagai ragam lagu daerah dan wajib dengan
iringan alat musik sederhana daerah setempat.

2.

Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni musik dengan


ansambel sejenis dan gabungan terhadap berbagai musik/lagu wajib, daerah dan
Nusantara.

3.

Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni musik dengan


menyanyikan lagu wajib, daerah dan Nusantara dengan memainkan alat musik
sederhana daerah setempat.

c. Seni Tari
1.

Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni tari dengan


memperhatikan simbol dan keunikan gerak, busana, dan perlengkapan tari
daerah setempat.

2.

Mengapresiasi dan mengekspresikan keunikan karya seni tari dengan


memperhatikan simbol dan keunikan gerak , busana, dan perlengkapan tari
nusantara.

76

3.

Mengapresiasi dan mengekspresikan perpaduan karya seni tari dan musik


Nusantara.

d. Keterampilan
1.

Mengapresiasi dan membuat karya kerajinan daerah setempat dengan teknik


konstruksi.

2.

Mengapresiasi dan membuat karya kerajinan dan benda permainan dengan


teknik meronce dan makrame.

3.

Mengapresiasi

dan

membuat

karya

kerajinan

anyaman

dengan

menggunakan berbagai bahan.


4.

Mengapresiasi dan membuat karya benda mainan beroda dengan


menggunakan berbagai bahan.

12. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan


a.

Mempraktekkan gerak dasar lari, lompat, dan jalan dalam


permainan sederhana serta nilai-nilai dasar sportivitas seperti kejujuran,
kerjasama, dan lain-lain.

b.

Mempraktekkan gerak ritmik meliputi senam pagi, senam kesegaran


jasmani (SKJ), dan aerobik.

c.

Mempraktekkan gerak ketangkasan seperti ketangkasan dengan


dan tanpa alat, serta senam lantai.

d.

Mempraktekkan gerak dasar senam dalam berbagai gaya serta nilainilai yang terkandung di dalamnya.

e.

Mempraktekkan latihan kebugaran dalam bentuk meningkatkan


daya tahan kekuatan otot, kelenturan serta koordinasi otot.

f.

Mempraktekkan berbagai keterampilan gerak dalam kegiatan


penjelajahan di luar sekolah seperti perkemahan, piknik, dan lain-lain.

g.

Memahami budaya hidup sehat dalam bentuk menjaga kebersihan


diri dan lingkungan, mengenal makanan sehat, mengenal berbagai penyakit dan
pencegahannya serta menghindarkan diri dari narkoba.

77

13. Bahasa Inggris SD/MI


a.

Mendengarkan: Memahami instruksi, informasi, dan cerita sangat


sederhana yang disampaikan secara lisan dalam konteks kelas, sekolah, dan
lingkungan sekitar.

b.

Berbicara: Mengungkapkan makna secara lisan dalam wacana


interpersonal dan transaksional sangat sederhana dalam bentuk instruksi dan
informasi dalam konteks kelas, sekolah, dan lingkungan sekitar.

c.

Membaca: Membaca nyaring dan memahami makna dalam


instruksi , informasi, teks fungsional pendek, dan teks deskriptif bergambar
sangat sederhana yang disampaikan secara tertulis dalam konteks kelas, sekolah,
dan lingkungan sekitar.

d.

Menulis: Menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek


sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat.

78

Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in
Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.
New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and
learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.
New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.
Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

79

BAB VI
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
A. Pendahuluan
Kompetensi Dasar:
Mahasiswa mampu merancang RPP dan mengembangkan materi ajar lima mata
pelajaran SD/MI sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan kebutuhan pembelajaran
peserta didik dalam konteks pencapaian tujuan pendidikan.
Indikator pencapaian
Mahasiswa dapat:
1.

mengkaji komponen RPP

2.

merumuskan standar kompetensi mata pelajaran

3.

merumuskan kompetensi dasar pokok bahasan

4.

membuat format RPP

5.

menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator


pencapaian

6.

merancang jenis penilaian proses dan hasil belajar berupa


tes dan non tes.

Kegiatan Belajar 1
Sampai saat ini, perencanaan dan implementasi pembelajaran di sekolah
tampaknya belum mengarah pada pembentukan kompetensi siswa secara utuh. Hal ini
dapat dilihat dari hasil studi yang dilakukan Pusat Kurikulum Depdiknas yang
menyatakan bahwa (1) sebagian besar siswa tidak mampu mengaplikaksikan konsepkonsep sains dalam kehidupan nyata dan (2) pengajaran tidak menitikberatkan pada
prinsip bahwa sains mencakup pemahaman konsep, dan menghubungkannya dengan
kehidupan sehari-hari. Hal senada juga ditemukan pada studi Suastra, dkk (2006)

80

yang menyatakan bahwa metode ceramah masih mendominasi kegiatan belajar dalam
pembelajaran di sekolah, sedangkan metode demonstrasi dan eksperimen hampir
tidak mendapat perhatian serius. Kualitas metode ceramahpun juga mengalami
kemerosotan, siswa tidak lagi mendengarkan dengan seksama penjelasan guru,
banyak siswa tidak mencatat, dan sangat jarang siswa bertanya. Dalam kondisi seperti
ini tidak akan terjadi pemrosesan informasi dalam otak siswa. Lebih lanjut, Zamroni
(2001:1) menyatakan bahwa

dewasa ini pendidikan cenderung menjadi sarana

stratifikasi sosial dan sistem persekolahan yang hanya mentransfer kepada peserta
didik apa yang disebut sebagai the dead knowledge, yaitu pengetahuan yang terlalu
bersifat teksbookish, sehingga bagaikan sudah diceraikan dari akar sumbernya dan
aplikasinya. Dengan kata lain, pembelajaran di sekolah menjadi tidak bermakna bagi
siswa dan bermuara pada rendahnya prestasi belajar siswa.
Melihat kenyataan seperti ini, tampaknya perlu dilakukan reformasi pendidikan ke
arah yang lebih baik. Reformasi tersebut perlu difokuskan pada: perubahan proses
belajarbukan sekedarperubahan kurikulum, perubahan dari sistem pembelajaran
yang mengutamakan mengingat dan menghafal ke arah pemahaman secara
mendalam, perubahan proses yang cenderung memberi tahu ke arah pembelajaran
yang mencari, mengolah, dan menemukan sendiri (inquiry), perubahan dari proses
pembelajaran dari guru aktif ke siswa aktif, perubahan dari tanggung jawab guru
menuju pada tanggung jawab siswa terhadap hasil belajarnya sendiri, serta dari
penilaian yang berdasarkan paper and pencil test menuju pada penilaian yang
sebenarnya (authentic assessment) (Suastra, 2006).
Dalam rangka menyikapi diberlakukannya Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) yang sekarang disempurnakan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP), para guru sebagai pelaku utama dalam implementasi kurikulum di sekolah perlu
merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) agar sesuai dengan tujuan
pendidikan. Landasan penyusunan RPP adalah PP No.19 tahun 2005, Pasal 20 yang
menyatakan bahwa perencanaan proses
pelaksanaan

pembelajaran

(RPP)

pembelajaran meliputi silabus dan rencana

yang

memuat

sekurang-kurangnya

tujuan

pembelajaran(kompetensi), materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian


hasil belajar.
81

B. Pengertian dan Alur Penyusunan RPP


Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam

silabus. Dalam satu rencana

pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indiktaor
atau lebih untuk satu kali pertemuan atau lebih.
Komponen-komponen yang minimal yang mesti ada dalam RPP meliputi : (1)
indikator pencapaian kompetensi, (2) materi ajar, (3) kegiatan pembelajaran (skenario
pembelajaran), (4) sumber belajar, dan (5) penilaian hasil belajar.
Alur penyusunan RPP meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
Mengisi kolom identitas mata
pelajaran

Menentukan alokasi waktu

Menentukan Standar Kompetensi (SK),


Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator

Merumuskan tujuan pembelajaran

Mengidentifikasi materi ajar

.Mengembangkan kegiatan pembelajaran

.Menentukan sumber belajar

82

Menentukan jenis penilaian.


Gambar 1. Alur penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
Langkah 1 : Mengisi kolom identitas
Mengisi kolom identitas mata pelajaran yang antara lain berisi : (1) nama sekolah,
(2) mata pelajaran, dan (3) kelas/semester.
Langkah 2 : Menentukan alokasi waktu
Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah
ditetapkan. Penentuan alokasi waktu disesuaikan dengan materi dan kegiatan yang
direncanakan.
Langkah 3 : Menuliskan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi pada
RPP diambil dari silabus mata pelajaran tersebut.
Langkah 4 : Merumuskan tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator pencapaian kompetensi.
Langkah 5: Mengidentifikasi materi ajar
Mengidentifikasi materi ajar berdasarkan materi pokok/pembelajaran yang
terdapat dalam silabus. Materi ajar merupakan uraian singkat dari materi pokok,
bukan judul-judul/topik-topik melainkan konsep-konsep operasional. Materi
pokok/pembelajaran yang dituangkan dalam RPP hendaknya mempertimbangkan:
(1) potensi peserta didik, (2) relevansi dengan karakteristik daerah, (3) sesuai
dengan tingkat perkembangan intelektual, emosional, sosial, serta spiritual peserta
didik, (4) kebermanfaatan bagi peserta didik, (5) struktur keilmuan, (6) aktualitas,
kedalam, dan keluasan materi pembelajaran, (7) relevansi dengan kebutuhan
peserta didik dan tuntutan lingkungan, dan (8) alokasi waktu.
Langkah 6 : Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Mengembangkan kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk memberikan
pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi
antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar

83

lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar atau indikator yang telah
dirumuskan. Pembelajaran yang dimaksud dapat diperoleh melalui berbagai
pendekatan, model-model pembelajaran inovatif, dan metode yang sesuai dengan
karakteristik siswa, materi ajar, dan sumber belajar yang tersedia. Pengalaman
belajar hendaknya memuat kecakapan hidup (life skill) yang harus dikuasai
peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
dalam RPP sebagai berikut.
a.

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan bantuan kepada


guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif.

b.

Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus


dilakukan oleh peserta didik secara lengkap dan berurutan untuk mencapai
suatu kompetensi dasar atau sering disebut dengan skenario pembelajaran.

c.

Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hirarki


konsep materi pelajaran.

d.

Rumusan

pernyataan

dalam

kegiatan

pembelajaran

minimal

mengandung dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman


belajar siswa, yaitu kegiatan belajar siswa dan interaksinya dengan materi ajar.
Langkah 7 : Menentukan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber,
lingkungan fisik, lingkungan alam, dan lingkungan sosial budaya. Penentuan
sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
Langkah 8: Menentukan jenis penilaian
Penilaian (asesmen) merupakan bagian integral dari pembelajaran yang
merupakan serangkaian kegiatan

untuk memperoleh,

menganalisis, dan

menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinmabungan, sehingga menjadi informasi yang
bermakna dalam pengambilan kesimpulan.

84

Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan mengacu pada


indikator pencapaian kompetensi. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes
dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pegamatan kinerja, pengukuran
sikap, penilaian hasil

karya berupa tugas proyek, dan/atau produk,

pengembangan penilaian portofolio, dan penilaian diri (self evaluation).


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian sebagai berikut.
a. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
b. Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
c. Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan komoetensi dasar yang telah dimiliki dan yang
belum, serta untuk mengetahui kesulitan belajar siswa.
d. Hasil belajar siswa dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remidi bagi
peserta didik yang pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan,
dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria
ketuntasan.
e. Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya jika pembelajaran menggunakan
metode eksperimen, maka penilaian hendaknya menyangkut keterampilan
proses siswa atau kinerjanya dalam melakukan eksperimen, seharusnya
menggunakan metode observasi kinerja praktikum, produk dalam bentuk
laporan praktikum, dan kemampuan mengkomunikasikan hasilnya secara
lisan. Jika pembelajaran menggunakan pendekatan proyek untuk menyelidiki
suatu kasus tertentu maka penilaian harus dilakukan baik pada keterampilan
proses dalam melakukan pengumpulan data/informasi maupun dari produk
yang berupa laporan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan. Laporan
siswa sebaiknya ditulis dalam bentuk laporan ilmiah.

85

Kegiatan Belajar 2.
C. Menyusun RPP dan Contoh RPP
Contoh Format RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah

: _________________________________

Mata Pelajaran

: _________________________________

Kelas/Semester

: _________________________________

Alokasi Waktu

: _________________________________

Standar Kompetensi

: _________________________________
_________________________________

Kompetensi Dasar

: _________________________________

Indikator

: _________________________________

I. Tujuan Pembelajaran
: ____________________________________________
___________________________________________________________________

II. Materi Ajar : ______________________________________________________


__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
III. Strategi/Model/Metode Pembelajaran:

IV. Langkah-langkah Pembelajaran/Skenario Pembelajaran :


A. Kegiatan Awal: ..........
B. Kegiatan Inti: .............
C. Kegiatan Akhir: ...............
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

86

TOH FORMAT RPP

I. Tujuan Pembelajaran
: ____________________________________________
___________________________________________________________________
III. Strategi/Model/Metode Pembelajaran:

IV. Langkah-langkah Pembelajaran/Skenario Pembelajaran :


A. Kegiatan Awal: ..........
B. Kegiatan Inti: .............
C. Kegiatan Akhir: ...............
V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

VI. Penilaian :

87

CONTOH:

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
======================================================
Identitas Mata Pelajaran
Mata pelajaran

: PKn

Satuan pendidikan

: SD

Kelas / semester

: VI/I

Pertemuan ke

: 1 (pertama)

Alokasi Waktu: 2 x 35 menit


Standar Kompetensi: Memahami nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila
sebagai Dasar Negara
Kompetensi Dasar:
1.1. Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara
Indikator Pencapaian
1.1.1

Mendeskripsikan nilai-nilai juang dalam perumusan Pancasila sebagai Dasar


Negara.

1.1.2

Mendemonstrasikan perlawanan terhadap penjajah

1.1.3

Mendiskusikan tokoh-tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Dasar Negara


Indonesia.

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara

88

2. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh perlawanan terhadap penjajah di suatu


daerah.
3. Siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Dasar
Negara Indonesia.
II. Materi Ajar: Makna nilai juang dalam proses perumusan Pancasila.
Uraian Materi:
A. Nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara.
1. Sikap persatuan dan kesatuan
2. Membela hak asasi manusia.
3. Semangat kekeluargaan
4. Berjiwa kepahlawanan dan pengabdian
B. Beberapa tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara
1. Moh. Yamin
2. Soepomo
3. Ir. Sukarno
III. Metode Pembelajaran
Metode ceramah, demonstrasi, diskusi, dan tanya jawab.
IV. Langkah-langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam
2. Apersepsi: dengan menyanyikan lagu Mengheningkan Cipta dan Hari
Merdeka.
B. Kegiatan Inti
1. Siswa ke perpustakaan mencari buku referensi yang sesuai
2. Siswa melakukan diskusi tentang nilai-nilai juang dalam proses perumusan
Pancasila
3. Siswa melaporkan hasil diskusi.
C. Kegiatan Akhir
1. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2. Guru memberikan evaluasi
89

3. Guru menindak lanjuti dengan mengadakan remidi/pengayaan


4. Diberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR)
V. Alat/Bahan/Sumber
1. Alat

: Gambar tokoh-toloh perancang Dasar Negara

2. Sumber belajar

: Buku PKn Kelas 6 Karangan Rini Ningsih, M.Pd. halaman 2 6.


Buku penunjang lainnya yang relevan

VI. Penilaian
A. Penilaian proses: dilakukan tanya jawab pada saat diskusi kelompok
B. Penilaian kinerja (unjuk kerja)
No

Nama siswa

ASPEK YANG DINILAI


Aktivitas
Ketelitian

Ketepatan

Jumlah
skor

Ratarata

Keterangan

Skor: Tinggi : 3 (80 - 90)


Sedang: 2 (60 79)
Rendah: 1 (40 59)
Jenis tes: tertulis
Bentuk tes: uraian (esai)
Instrumen: lembar penilaian; lembar tes; lembar kunci jawaban.
Soal tagihan:
1. Tulislah 2 contoh nilai-nilai juang dalam perumusan Pancasila sebagai Dasar
Negara
2. Sebutkan faktor-faktor penyebab kegagalan bangsa Indonesia dalam melawan
penjajah
3. Sebutkah tokoh-tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Pancasila sebagai
Dasar Negara
4. Sebutkan 2 badan lembaga negara yang bertugas untuk merancang Dasar Negara
dan UUD 1945.
5. Tulislah rumusan Pancasila yang sah sesuai dengan Pembukaan UUD 1945.

90

Kunci jawaban
1. a. Sikap persatuan dan kesatuan
b. Mendahulukan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi
2. a. Karena perjuangan bangsa kita pada jaman itu belum memiliki rasa persatuan
dan kesatuan
b. Perlawanan masih bersifat kedaerahan serta peralatan yang sangat sederhana
3. Ir. Soekarno, Moh. Yamin, Supomo, serta anggota panitia.
4. BPUPKI dan PPKI
5. Isi Pancasila yang sekarang

Kegiatan Belajar 3
D. Instrumen untuk Mengukur Kemampuan Merencanakan dan Melaksanakan
Pembelajaran (IPKG-1 dan IPKG-2)
Untuk lebih mendalami Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
aplikasinya atau implementasi RPP di dalam proses pembelajaran, berikut ini disajikan
butir-butir penilaian RPP dan butir-butir penilaian pelaksanaan pembelajaran di kelas
beserta penjelasannya. Instrumen penilaian ini dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi, dengan nama IPKG-1 (Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)
dan IPKG-2 (Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran).

91

IPKG 1
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU
(Kemampuan Merencanakan Pembelajaran)
1. NAMA GURU

: ..

2. NIP/NIK

: ..

3. SEKOLAH TEMPAT UJIAN

: ..

4. KELAS

: ..

5. MATA PELAJARAN

: ..

6. WAKTU

: ..

7. TANGGAL

: ..

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2006

92

NO.

KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN

SKOR

I
1.

Perumusan tujuan pembelajaran


Kejelasan rumusan

2.

Kelengkapan cakupan rumusan

3.

Kesesuaian dengan kompetensi dasar

II
1.

Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar


Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

2.

Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

3.

Keruntutan dan sistematika materi

4.

Kesesuaian materi dengan alokasi waktu

III
1.

Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran


Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan
tujuan pembelajaran
Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan
materi pembelajaran
Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik

1 2 3 4
5
1 2 3 4
5
1 2 3 4
5

Skenario/kegiatan pembelajaran
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi
pembelajaran
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik
Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan
pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu

1 2 3
5
1 2 3
5
1 2 3
5
1 2 3
5

2.
3.
IV
1.
2.
3.
4.
V
1.

Penilaian hasil belajar


Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran

2.

Kejelasan prosedur penilaian

3.

Kelengkapan instrumen
SKOR Total IPKG 1

93

1 2 3 4
5
1 2 3 4
5
1 2 3 4
5
1 2 3
5
1 2 3
5
1 2 3
5
1 2 3
5

4
4
4
4

4
4
4
4

1 2 3 4
5
1 2 3 4
5
1 2 3 4
5

94

PENJELASAN IPKG I
I. PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
Komponen tujuan pembelajaran dapat juga disebut indikator hasil belajar,
kompetensi yang akan dicapai, atau istilah lain yang mempunyai makna sama.
Indikator I.1
Kejelasan rumusan
Penjelasan
Rumusan tujuan pembelajaran tidak menimbulkan penafsiran
ganda.
Indikator I.2
Penjelasan

Indikator I.3
Penjelasan

Kelengkapan cakupan rumusan


Rumusan tujuan pembelajaran minimal mengandung
komponen peserta didik (boleh implisit) dan perilaku yang
merupakan hasil belajar. Perilaku tersebut dirumuskan dalam
bentuk kata kerja operasional dan mengandung substansi
materi.
Kesesuaian dengan kompetensi dasar
Tujuan pembelajaran dijabarkan dari kompetensi dasar.

II. PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN MATERI AJAR


Indikator II.1
Penjelasan

Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran


Materi dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran atau
kompetensi yang akan dicapai.

Indikator II.2
Penjelasan

Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik


Tingkat keluasan dan kedalaman materi disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik (termasuk yang cepat dan
lambat, motivasi tinggi dan rendah).
Peserta didik yang memiliki kemampuan berbeda diberikan
layanan pembelajaran yang berbeda, misal variasi dalam
pengorganisasian materi, pemberian ilustrasi, dan
penggunaan istilah. Hal ini bisa tampak dalam
skenario/kegiatan pembelajaran.

Indikator II.3
Penjelasan

Keruntutan dan sistematika materi


Penataan materi disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran, misalnya hierarkhis, prosedural, kronologis, dan
atau spiral.

Indikator II.4
Penjelasan

Kesesuaian materi dengan alokasi waktu


Keluasan dan kedalaman materi mungkin dicapai dalam waktu
yang disediakan.

III. PEMILIHAN SUMBER BELAJAR/MEDIA PEMBELAJARAN


Sumber belajar dapat berupa orang, perpustakaan, lingkungan; sedangkan
media merupakan bagian sumber belajar yang dirancang secara khusus.
Indikator III.1
Penjelasan

Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan


tujuan pembelajaran
Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat dipakai
untuk mencapai tujuan/kompetensi yang ingin dicapai, misal
buku, modul untuk kompetensi kognitif; media audio visual

95

untuk kompetensi keterampilan.


Indikator III.2
Penjelasan

Indikator III.3
Penjelasan

Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan


materi pembelajaran
Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih dapat
memudahkan pemahaman peserta didik, misalnya
lidi/sempoa digunakan untuk operasi hitung (matematika);
lampu senter, globe, dan bola untuk mengilustrasikan
proses terjadinya gerhana.
Sumber belajar/media pembelajaran dideskripsikan secara
spesifik dan sesuai dengan materi pembelajaran.
Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik
Sumber belajar/media pembelajaran yang dipilih sesuai
dengan tingkat perkembangan kognitif, karakteristik
afektif, dan keterampilan motorik peserta didik.

IV. SKENARIO/KEGIATAN PEMBELAJARAN


Dalam skenario pembelajaran harus terlihat secara eksplisit langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang terdiri dari tiga tahap (kegiatan awal, inti, dan
penutup). Dalam langkah-langkah tersebut harus tercermin strategi dan metode
yang digunakan termasuk alokasi waktu pada setiap tahap.
Indikator IV.1
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan
pembelajaran.
Penjelasan
Strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran relevan
dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai /kompetensi harus dikuasai peserta didik.
Indikator IV.2
Penjelasan
Indikator IV.3
Penjelasan

Indikator IV.4
Penjelasan

Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan


materi pembelajaran
Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih dapat
memudahkan pemahaman peserta didik
Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan
karakteristik peserta didik
Strategi dan metode pembelajaran yang dipilih sesuai
dengan tingkat perkembangan kognitif, karakteristik afektif,
dan keterampilan motorik peserta didik
Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan
pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu
Setiap tahapan harus menunjukkan langkah-langkah
pembelajaran dan diberi alokasi waktu secara
proporsional (lebih kurang pembukaan: 5-10%, inti: 7080%, penutup: 10-15%)

V. PENILAIAN
Indikator V.1
Penjelasan

Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran


Misal: tes tulis untuk mengukur penguasaan pengetahuan,
tes kinerja untuk mengukur penampilan, dan skala sikap
untuk mengukur sikap.

96

Indikator V.2
Penjelasan

Kejelasan prosedur penilaian


Tampak jelas dideskripsikan prosedur penilaian awal,
proses, dan akhir, mencakup metode (tes dan nontes).

Indikator V.3
Penjelasan

Kelengkapan instrumen
Dicantumkan instrumen yang digunakan beserta
kelengkapannya (soal, rubrik, dan kunci jawaban).

97

IPKG 2
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU SD
(Kemampuan Melaksanakan Pembelajaran)
1. NAMA GURU

: ..

2. NIP/NIK

: ..

3. SEKOLAH TEMPAT UJIAN

: ..

4. KELAS

: ..

5. MATA PELAJARAN

: ..

6. WAKTU

: ..

7. TANGGAL

: ..

DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK


DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK &
TENAGA KEPENDIDIKAN
DAN
DIREKTORAT KETENAGAAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2006

98

ASPEK YANG DIAMATI

NO
I
1.

PRAPEMBELAJARAN
Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran

2.

Memeriksa kesiapan siswa

II
1.

MEMBUKA PEMBELAJARAN
Melakukan kegiatan apersepsi

2.

Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai dan


rencana kegiatan

III
A.
1.

KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN


Penguasaan materi pelajaran
Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

2.

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

3.

Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar

4.

Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

B.
1.

3.

Pendekatan/strategi pembelajaran
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi
(tujuan) yang akan dicapai
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa
Melaksanakan pembelajaran secara runtut

4.

Menguasai kelas

5.

Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

6.

Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya


kebiasaan positif
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah
dialokasikan

2.

7.
C.
1.

Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar


Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media

2.

Menghasilkan pesan yang menarik

3.

Menggunakan media secara efektif dan efisien

4.

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

D.

Pembelajaran yang memicu dan memelihara


keterlibatan siswa

99

SKOR

1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45

1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45

NO
1.

ASPEK YANG DIAMATI


Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

2.

Merespons positif partisipasi siswa

3.
4.

Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber


belajar
Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

5.

Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

6.

Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar

E.
1.

Kemampuan khusus pembelajaran di SD

Bahasa Indonesia
a.
Melatih keterampilan berbahasa dan/atau bersastra secara
terpadu.
b.

Mengembangkan kemampuan siswa untuk


berkomunikasi dan bernalar.

c.

2.

Memupuk kegemaran membaca dan menulis dalam


kehidupan sehari-hari.
Matematika
a.

3.

4.

5.

Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah


dalam pembelajaran matematika dan menerapkannya dalan
kejadian sehari-hari.
b.
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi atau
menyampaikan informasi (lisan atau tertulis) melalui simbol,
bilangan, diagram, grafik, tabel, dll.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
a.
Menerapkan pembelajaran IPA melalui pengalaman
langsung.
b.
Mengintegrasikan keterampilan merangkai dan
menggunakan alat, sebagai wujud keterampilan proses
dalam mengajarkan konsep IPA.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
a.
Mengembangkan konsep dasar IPS melalui pendekatan
terpadu.
b.
Mengembangkan sikap peka, tanggap, dan adaptif
tetapi kritis terhadap lingkungan sekitar.

1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45

1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


a.

6.

SKOR

Mengembangkan kesadaran akan hak dan kewajiban


sebagai warga negara, dan cinta tanah air.
b.
Menciptakan iklim kelas yang demokratis, dan
bertanggung jawab dengan memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar.
c.
Mengkaji praktik penyelenggaraan pemerintahan dan
kelembagaan negara berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Menerapkan pendekatan tematik di kelas awal (I dan II)

100

1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45

NO
F.
1.

ASPEK YANG DIAMATI


Penilaian proses dan hasil belajar
Memantau kemajuan belajar

2.

Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan)

G.
1.

Penggunaan bahasa
Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

2.

Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

3.

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

IV
1.

PENUTUP
Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

2.

Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

3.

Melaksanakan tindak lanjut


Skor Total IPKG 2

101

SKOR
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45

1 2 3
45
1 2 3
45
1 2 3
45

PENJELASAN IPKG 2
I. PRAPEMBELAJARAN
Indikator I.1
Penjelasan

Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran


Kesiapan ruang (misal keberadaan, kebersihan,
peruntukan/pengaturan perabot), alat pembelajaran (misal
papan tulis, kapur/spidol), dan media (misal OHP, LCD, dan
kelengkapannya).

Indikator I.2
Penjelasan

Memeriksa kesiapan siswa


Kesiapan siswa, antara lain mencakup kehadiran, kerapian,
ketertiban, perlengkapan pembelajaran, kesiapan belajar

II. MEMBUKA PEMBELAJARAN


Indikator II.1
Penjelasan

Melakukan kegiatan apersepsi


Kegiatan apersepsi dalam rangka memotivasi siswa, antara
lain mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan
pengalaman siswa atau pembelajaran sebelumnya,
mengajukan pertanyaan menantang, menyampaikan
manfaat materi pembelajaran, mendemonstrasikan
sesuatu yang terkait dengan materi pembelajaran

Indikator II.2

Mengkomunikasikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai


dan rencana kegiatannya
Mengkomunikasikan kemampuan yang akan dicapai dengan
bahasa siswa, misalnya dengan mengatakan bahwa setelah
pembelajaran selesai siswa dapat menjelaskan faktorfaktor penyebab gempa bumi. Rencana kegiatan misalnya,
individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi

Penjelasan

III. KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN


A. Penguasaan Materi Pelajaran
Indikator III.A.1
Penjelasan

Menunjukkan Penguasaan Materi pembelajaran


Penguasaan materi pembelajaran dapat dilihat dari tingkat
kebenaran dan keakuratan substansi (materi, isi) pelajaran
yang dibahas

Indikator III.A.2
Penjelasan

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan


Menghubungkan materi yang disampaikan dengan bidang
studi lain yang relevan. Misalnya, mengaitkan aritmatika
(operasi bilangan) dengan IPS (transaksi ekonomi)

Indikator III.A.3
Penjelasan

Menyampaikan materi sesuai dengan hirarkhi belajar


Hierarkhi belajar menunjukkan urutan proses belajar yang
menuntut kemampuan berpikir tingkat rendah ke tingkat
yang lebih tinggi, misalnya dari mengingat ke memahami,
dari sederhana ke kompleks.

Indikator III.A.4
Penjelasan

Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan peserta didik


Realita kehidupan antara lain mencakup mata
pencaharian penduduk, keadaan geografi, adat istiadat

102

Guru mengupayakan agar apa yang dipelajari dan


kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa memiliki
manfaat (nilai fungsional) dalam kehidupan sehari-hari
siswa
Indikator III.A.5
Penjelasan

Indikator III.A.6
Penjelasan

Mengintegrasikan prinsip-prinsip kerja ilmiah dalam


pembelajaran
Prinsip kerja ilmiah antara lain pengamatan, penyusunan
hipotesis, perencanaan dan pelaksanaan percobaan,
analisis data, penarikan simpulan.
Mengintegrasikan keterampilan dasar laboratorium
Keterampilan dasar laboratorium antara lain merangkai,
menggunakan, memodifikasi alat praktikum, dan
mengimplementasikan keselamatan kerja.

B. Strategi/pendekatan pembelajaran
Indikator III.B.1
Penjelasan

Indikator III.B.2
Penjelasan

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi


(tujuan) yang akan dicapai
Pembelajaran sesuai dengan jenis kompetensi. Misalnya,
kegiatan untuk penguasaan pengetahuan adalah ceramah
dan diskusi, kegiatan untuk penguasaan keterampilan
adalah berlatih, dan untuk penguasaan sikap/nilai adalah
penghayatan.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan siswa
Pembelajaran disesuaikan dengan kondisi perkembangan
kognitif siswa dan kebutuhan secara individual dengan
memperhatikan siswa lambat dan cepat. Misalnya: contoh
dan jenis kegiatan disesuaikan dengan perkembangan
kognitif, afektif, dan psikomotor.

Indikator III.B.3
Penjelasan

Melaksanakan pembelajaran secara runtut


Metode dan materi dipaparkan secara sistematis, sesuai
dengan sintaks, memperhatikan prasyarat, dan kemampuan
berfikir siswa.

Indikator III.B.4
Penjelasan

Menguasai kelas
Guru dapat mengendalikan pembelajaran, perhatian siswa
terfokus pada pelajaran, disiplin kelas terpelihara

Indikator III.B.5

Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual dan


tematik
Kontekstual merujuk pada tuntutan situasi dan lingkungan,
misalnya mengaitkan dengan mata pencaharian masyarakat,
adat istiadat setempat

Penjelasan

Indikator III.B.6
Penjelasan

Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan


tumbuhnya kebiasaan positif
Kebiasaan positif antara lain dapat berbentuk: kerja sama,
tanggung jawab, disiplin, berpikir kritis

103

Indikator III.B.7
Penjelasan
C.

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang


telah dialokasikan
Guru memulai dan mengakhiri tahap-tahap pembelajaran
sesuai dengan alokasi waktu

Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar

Indikator III.C.1
Penjelasan

Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media


Terampil menggunakan/mengoperasikan media
pembelajaran, misalnya mengoperasikan dengan benar dan
lancar OHP, tape recorder, chart, peta, LCD

Indikator III.C.2
Penjelasan

Menghasilkan pesan yang menarik


Media yang digunakan berhasil memusatkan perhatian siswa
sehingga pesan dapat ditangkap dengan jelas

Indikator III.C.3
Penjelasan

Menggunakan media secara efektif dan efisien


Isi pesan tercapai sesuai dengan alokasi waktu yang
ditetapkan

Indikator III.C.4
Penjelasan

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media


Siswa dilibatkan dalam kegiatan pemanfaatan media,
misalnya siswa membuat, memodifikasi,
mendemonstrasikan, menggunakan, mengelola media

Indikator III.C.5
Penjelasan

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan sumber belajar


Siswa dilibatkan dalam kegiatan pemanfaatan sumber
belajar yang otentik, termasuk sumber belajar yang tersedia
di perpustakaan atau kurikulatorium sekolah

D.

Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

Indikator
III.D.1
Penjelasan

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

Indikator
III.D.2
Penjelasan

Merespons positif partisipasi siswa

Indikator
III.D.3
Penjelasan

Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, sumber


belajar
Misalnya, membuka kesempatan untuk diskusi kelompok,
meminta siswa lain untuk menanggapi pendapat teman
atau mengondisikan siswa memanipulasi sumber (objek)
belajar secara langsung

Indikator
III.D.4

Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

Melakukan kegiatan yang memancing keaktifan siswa baik


secara mental, emosional, maupun fisik; misalnya dalam
pembelajaran di SD, guru memberi kesempatan kepada
siswa bernyanyi, berhitung, mengamati, wawancara dan
bercerita terkait dengan tema yang sedang dipelajari

Misalnya memberi pujian, meminta siswa lain untuk


menanggapi pendapat teman, dan mengajukan pertanyaan
pelacak (probing)

104

Penjelasan

Menghargai pendapat siswa, mengakui kebenaran pendapat


siswa, mengakui keterbatasan diri

Indikator
III.D.5
Penjelasan

Menunjukkan hubungan antarpribadi yang kondusif

Indikator
III.D.6
Penjelasan

Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam


belajar
Siswa tampak senang dan bersemangat mengikuti
pembelajaran

E.

Menunjukkan sikap ramah, luwes, sopan, hangat,


menghargai pendapat dan keragaman budaya (multikultur)

Kemampuan khusus pembelajaran di SD

III. E.1 Bahasa


Indikator
III. E.1.a
Penjelasan

Indonesia
Melatih keterampilan berbahasa dan/atau bersastra
secara terpadu.
Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat
beberapa keterampilan yang dipadukan, misalnya
membaca, menulis, dan berbicara; menyimak, berbicara,
dan menulis; atau variasi paduan lain yang mungkin.
Pemaduan juga dimungkinkan antara keterampilan
berbahasa dan kebahasaan/kosa kata.

Indikator
III. E.1.b
Penjelasan

Mengembangkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi


dan bernalar.
Mendorong siswa agar berani berbicara (bertanya,
berkomentar, menanggapi, dan sebagainya) dengan
menggunakan penalaran yang kritis dengan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.

Indikator
III. E.1.c
Penjelasan

Memupuk kegemaran membaca dan menulis dalam


kehidupan sehari-hari.
Menunjukkan pentingnya dan atau manfaatnya membaca
dan menulis dalam kehidupan sehari-hari; menunjukkan
sumber-sumber bacaan dan bahan tulisan, baik karya fiksi
dan non fiksi yang relevan dengan tingkat perkembangan
anak, serta memberi tugas membaca dan menulis.

III. E.2 Matematika


Indikator
Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
III. E.2.a
dalam pembelajaran matematika dan menerapkannya
dalan kejadian sehari-hari.
Penjelasan
Pembelajaran matematika bertujuan mengembangkan
ketrampilan pemecahan masalah. Ketrampilan ini meliputi
empat tahap yaitu memahami masalah, memilih strategi
penyelesaian, melaksanakan penyelesaian, dan
melakukan pemeriksaan kembali. Tiap tahap memiliki
langkah pengembangan yang khas yang juga melibatkan
proses pemantauankemajuan ktrampilan.
Indikator
III. E.2.b

Mengembangkan kemampuan berkomunikasi atau


menyampaikan informasi (lisan atau tertulis) melalui

105

Penjelasan

simbol, bilangan, diagram, grafik, tabel, dll.


Mengembangkan kemampuan berkomunikasi atau
menyampaikan informasi (lisan atau tertulis) melalui
simbol, bilangan, diagram, grafik, tabel, dll. Kemampuan
ini mencerminkan tingkat pemahaman siswa

III. E.3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)


Indikator
Menerapkan pembelajaran IPA melalui pengalaman
III. E.3.a
langsung.
Penjelasan
Pembelajaran IPA melalui pengalaman langsung
merupakan kecenderungan pembelajaran IPA mengingat
tahap perkembangan kognitif siswa yang masih
operasional konkret
Indikator
III. E.3.b
Penjelasan

Mengintegrasikan keterampilan merangkai dan


menggunakan alat, sebagai wujud keterampilan proses
dalam mengajarkan konsep IPA.
Keterampilan proses meliputi pengamatan, klasifikasi,
melaksanakan percobaan/pengamatan, mengumpulkan
data, membuat simpulan, dan mengkomunikasikan hasil

III. E.4 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)


Indikator
Mengembangkan konsep dasar IPS melalui pendekatan
III. E.4.a
terpadu.
Penjelasan
Konsep IPS terpadu mencakup konsep-konsep interdisiplin
ilmu sosial dan ilmu lainnya, seperti konsep keluarga
berencana, lingkungan hidup, banjir, perencanaan,
perang, dan pembangunan.
Indikator
III. E.4.b
Penjelasan

Mengembangkan sikap peka, tanggap, dan adaptif tetapi


kritis terhadap lingkungan sekitar.
Pembelajaran IPS hendaknya diselenggarakan dengan
mengembangkan sikap peka, tanggap, dan adaptif tetapi
kritis terhadap lingkungan sekitar untuk meningkatkan
kompetensi siswa sebagai warga negara yang partisipatif.

III. E.5 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)


Indikator
Mengembangkan kesadaran akan hak dan kewajiban
III. E.5.a
sebagai warga negara, dan cinta tanah air.
Penjelasan
Indikator ini untuk mengukur upaya guru dalam
mengembangkan pemahaman akan hak dan kewajiban
sebagai warga negara, rasa kebangsaan, dan cinta tanah
air.Untuk menilai butir ini perlu diperhatikan deskriptor
berikut.
Indikator
III. E.5.b
Penjelasan

Menciptakan iklim kelas yang demokratis, dan


bertanggung jawab dengan memanfaatkan lingkungan
sebagai sumber belajar.
Indikator ini mencakup berbagai upaya guru
menyelenggarakan pembelajaran secara demokratis,
melibatkan siswa dalam belajar secara partisipatif dan
melatih tanggung jawab sebagai warga negara yang baik.

106

Indikator
III. E.5.c
Penjelasan

Indikator
III. E.6
Penjelasan

F.

Mengkaji praktik penyelenggaraan pemerintahan dan


kelembagaan negara berdasarkan Pancasila dan UUD
1945.
Indikator ini mencakup berbagai praktik penyelenggaraan
pemerintahan dan kelembagaan negara berdasarkan UUD
1945 yang bersih dari KKN serta kasus-kasus pelanggaran
hak warga negara.
Menerapkan pendekatan tematik di kelas awal (I dan II)
Pembelajaran mengacu pada suatu tema yang dirancang
dan dilaksanakan secara holistik dan terpadu baik inter
maupun antar mata pelajaran.

Penilaian proses dan hasil belajar

Indikator III.F.1
Penjelasan

Memantau kemajuan belajar


Mengajukan pertanyaan/tugas terkait kompetensi (tujuan)
yang akan dicapai, selama proses pembelajaran termasuk
asesmen otentik

Indikator III.F.2

Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi


(tujuan)
Mengajukan pertanyaan/tugas terkait kompetensi yang
dicapai, pada akhir pembelajaran termasuk asesmen
otentik

Penjelasan

G.

Penggunaan bahasa

Indikator
III.G.1
Penjelasan

Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

Indikator
III.G.2
Penjelasan

Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

Indikator
III.G.3
Penjelasan

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

Bahasa lisan mudah dipahami dan tidak menimbulkan


penafsiran ganda/salah tafsir

Struktur kalimat, frasa, kosakata, dan ejaan dalam bahasa


tulis yang terdapat di papan tulis, di media, di LKS baik
dan benar

Ekspresi wajah, intonasi suara, gerakan tubuh sesuai


dengan pesan yang disampaikan dan menarik

IV. PENUTUP
Indikator IV.1
Penjelasan

Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan


siswa
Mengajak siswa untuk mengingat kembali hal-hal penting
yang terjadi dalam kegiatan yang sudah berlangsung,
misal dengan mengajukan pertanyaan tentang proses,
materi, dan kejadian lainnya

107

Indikator IV.2
Penjelasan

Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa


Memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman,
misalnya dengan mengajukan pertanyaan penuntun agar
siswa dapat merumuskan rangkuman yang benar.

Indikator IV.3
Penjelasan

Melaksanakan tindak lanjut


Tindak lanjut dilaksanakan dengan memberikan tugastugas yang terkait dengan materi yang telah dibahas.
Bentuk trindak lanjut dapat berupa antara lain PR, tugas,
proyek, melaksanakan kunjungan, dan lain-lain.

Daftar Pustaka
Brady, L. (1992). Curriculum development. New York: Prentice-Hall
Madaus, G. E., & Kellaghan, T. (1992). Curriculum evaluation and assessment in
Jackson, P. M. (Edit, 1992). Handbook of research on curriculum.
New York: McMillan Publishing Company.
PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas No. 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Saylor, J. G., & Alexander, W. M. (1954). Curriculum planning for better teaching and
learning. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Taba, Hilda. (1962). Curriculum development: Theory and Practice.
New York: Harcout, Brace, Javanovich.
Tyler, Ralph, W. (1949). Basic principles of curriculum and instruction.
Chicago: The University of Chicago Press.
UU. RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

108

Anda mungkin juga menyukai