99
99
Pendahuluan
Minyak goreng merupakan salah
satu kebutuhan pokok manusia sebagai
bahan dasar yang penting dalam proses
penggorengan dengan fungsi utama
sebagai medium penghantar panas,
menambah rasa gurih, menambah nilai gizi,
dan kalor bahan pangan (Ketaren, 2005).
Masyarakat kita dengan tingkat ekonomi
yang berbeda-beda, ada masyarakat yang
menggunakan minyak goreng hanya untuk
sekali pakai, namun ada juga masyarakat
yang menggunakan minyak goreng berkalikali. Banyaknya permintaan akan bahan
pangan digoreng merupakan suatu bukti
yang nyata mengenai betapa besarnya
jumlah bahan pangan digoreng yang
dikonsumsi
manusia
oleh
lapisan
masyarakat dari segala tingkat usia. Minyak
goreng juga membuat makanan menjadi
renyah, kering, dan berwarna keemasan
atau kecoklatan, akan tetapi jika minyak
goreng digunakan secara berulang kali
akan membahayakan kesehatan (Chalid,
2010).
Minyak goreng yang kita konsumsi
sehari-hari sangat erat kaitannya dengan
kesehatan tubuh kita. Hasil kajian dari
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
(BPOM), serta kajian dari pakar kesehatan
terhadap penggunaan minyak berkali-kali
akan memberikan dampak pada gangguan
kesehatan. Berbagai macam reaksi terjadi
selama proses penggorengan, seperti
reaksi oksidasi dan hidrolisis yang dapat
mengakibatkan minyak menjadi rusak.
Kerusakan tersebut menyebabkan minyak
dari kuning jernih menjadi berwarna
kecoklatan, lebih kental, berbusa, berasap,
serta meninggalkan aroma yang tidak
disukai pada makanan hasil gorengan
(Ketaren, 2005).
Pemanasan minyak goreng yang
berulang kali (lebih dari 2 kali) pada suhu
tinggi (160C sampai dengan 180C)
hidrolisis lemak menjadi asam lemak bebas
yang mudah teroksidasi, sehingga minyak
menjadi tengik yang dapat mengakibatkan
gangguan kesehatan (Suhardjo, 1992).
Menurut Nani dalam Marsmellowblack
(2010), mengatakan penggunaan minyak
yang dipergunakan berulang kali dalam
100
101
m
v
Keterangan:
m = berat minyak goreng
v = volume minyak goreng
3). Penentuan Indeks Bias
Penentuan indeks bias minyak goreng
menggunakan
alat
Refraktometer.
mL Na 2 S 2 O3 N Na 2 S 2 O3
1000
massa sampel ( gram)
Keterangan:
ml Na2S2O3 = Volume titran Na2S2O3
N Na2S2O3 = Normalitas larutan Na2S2O3
5). Penentuan Kadar Asam Lemak
Bebas (% FFA)
Penentuan
bilangan
peroksida
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Sebanyak 5 gram minyak goreng
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer.
102
% FFA
mL KOH N KOH BM
100
massa sampel 1000
Keterangan:
% FFA = Kadar asam lemak bebas
ml KOH = Volume titran KOH
N KOH = Normalitas larutan KOH
BM : Berat molekul asam lemak (asam
lemak palmitat) = 256
Tabel 1.
Kualitas Minyak Goreng yang Dibandingkan dengan Standar Minyak Goreng
Pedagang
Kualitas Minyak Goreng
Berat
Indeks
Bil.
Warna
%FFA
Jenis
bias (nD) Peroksida
Pedagang A
Tidak normal
0,955
1,3627
7,400
0.855
Pengambilan I
Tidak normal
0,955
1,3633
7,380
0,829
Pengambilan II
Tidak normal
0,955
1,3713
6,880
0,666
Pengambilan III
Pedagang B
Tidak normal
0,954
1,3663
7,600
0,923
Pengambilan I
Tidak normal
0,954
1,3670
7,500
0,911
Pengambilan II
Tidak normal
0,954
1,3679
7,360
0,890
Pengambilan III
Pedagang C
Tidak normal
0,916
1,3610
9,000
0,973
Pengambilan I
Tidak normal
0,916
1,3610
8,760
0,947
Pengambilan II
Tidak normal
0,916
1,3651
7,800
0,923
Pengambilan III
Pedagang D
Tidak normal
0,945
1,3646
8,000
0,943
Pengambilan I
Tidak normal
0,945
1,3650
7,600
0,923
Pengambilan II
Tidak normal
0,945
1,3662
7,440
0,911
Pengambilan III
Pedagang E
Tidak normal
0,949
1,3624
7,200
0,794
Pengambilan I
Tidak normal
0,949
1,3630
7,000
0,717
Pengambilan II
Tidak normal
0,949
1,3642
7.000
0,819
Pengambilan III
0,900
1,4485,000
Maks 0,300
Standar Minyak Goreng
Normal
gram/L
1,450
meq/Kg
% b/b
103
104
105
http://www.blogspot.com.
Diakses
tanggal 03 Juni 2013
Sakidja. 1984. Kimia Pangan. Jakarta
Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Proyek
Pengembangan LPTK
Serjouie, A., Yaakob B.C.M., Mirhosseini
H., & Chin P.T. 2010. Effect of
Vegetable-Based
Oil
on
Psychochemical Properties of Oils
During Deep Fat Frying. American
Journal of Food Technology. ISSN
1557-4571 (page 310-323)
Suhardjo, C. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Trubusagrisarana. 2005. Mengolah Minyak
Goreng
Bekas.
Surabaya:
Perpustakaan Nasional RI
Winarno, F. 1999. Kimia Pangan dan Gizi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
106