Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Sabrina Cita Verawaty Purba 15512018
Abid Arham 15512054
Deded Permana 15512029
Daftar Isi
Coding
Kriteria Transducer/ Catalogue Transducer
ii
Daftar Gambar
Gambar 1. Grafik pembagian layer pada laut berdasarkan suhu dan kedalaman 3
Gambar 2. Atas dan bawah adalah Contoh hasil ray tracing ....................... 4-5
Gambar 3. Jenis jenis transmission loss ...................................................... 7
Gambar 4. Stasiun data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10045-2.xls .... 10
Gambar 5. Stasiun data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10055-2.xls .... 10
Gambar 6. Stasiun data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10062-2.xls ..... 11
Gambar 7. Flowchart tahap tahap pengerjaan ............................................ 13
Gambar 8. Hasil ODV data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10045-2.xls 14
Gambar 9. Hasil ODV data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10055-2.xls 14
Gambar 10. Hasil ODV data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10062-2.xls 15
Gambar 11. Hasil plot dari stasiun 45, 55, dan 62 ....................................... 15
Gambar 12. Grafik Empiris Stasiun 45 kedalaman terhadap kecepatan suara 16
Gambar 13. Grafik Empiris Stasiun 45 temperatur, salinitas, kecepatan suara
terhadap kedalaman ..................................................................................... 16
Gambar 14. Grafik Empiris Stasiun 55 kedalaman terhadap kecepatan suara . 17
Gambar 15. Grafik Empiris Stasiun 55 temperatur, salinitas, kecepatan suara
terhadap kedalaman ..................................................................................... 18
Gambar 16. Grafik Empiris Stasiun 62 kedalaman terhadap kecepatan suara 19
Gambar 17. Grafik Empiris Stasiun 62 temperatur, salinitas, kecepatan suara
terhadap kedalaman ...................................................................................... 19
Gambar 18. Grafik Polifit stasiun 45 ............................................................. 20
Gambar 19. Grafik Polyfit stasiun 55 ........................................................... 21
Gambar 20. Grafik Polyfit stasiun 62 ........................................................... 22
Gambar 21. Grafik SVP dan Ray Tracing Mixed Layer stasiun 45 .............. 23
iii
iv
posisi
kapal
selam
dapat
berupa
deteksi
akustik
pasif
Bab II.
Dasar teori
oleh
turbulensi
dari thermocline
angin
dan
ini tidak
gelombang
di
permukaan laut.
c. Deep Water Layer (Isoterm) adalah daerah di bawah lapisan
thermocline. Pada daerah ini pengaruh dari penyinaran
matahari dan turbulensi akibat angin dan gelombang di
permukaan sudah tidak lagi memberikan pengaruh pada
temperatur air dan kecepatan suara. Sehingga suhu pada daerah
ini cenderung rendah dan kecepatan suara di daerah ini di
pengaruhi oleh pertambahan kepadatan media rambat berupa
air yang bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman
laut.
Gambar 1. Grafik pembagian layer pada laut berdasarkan suhu dan kedalaman
2.2.Ray Tracing
Ray tracing adalah metode untuk mengetahui jalur atau arah
rambat gelombang yang di pancarkan oleh suatu sumber akustik yang
melalui berbagai kecepatan dan bentuk propagasi, penyerapan energi,
dan berbagai pemantulan. Ray tracing bekerja dengan asumsi bahwa
gelombang di gambarkan sebagai suatu bentuk garis yang arah dan
kecepatannya berbeda beda pada setiap kedalaman laut. Dalam
bidang akustik bawah laut, metode ray tracing berguna sebagai alat
pemetaan arah dan jalur gelombang yang di pancarkan.
Dalam merumuskan atau memetakan ray tracing berikut adalah
formula perhitungan yang dipakai :
1
a*g
; a
C1
C2
C3
Keterangan:
R= Radius lingkaran (m)
g= Gradien kecepatan (1/s)
b. Medwin
C = 1449.2 + 4.6T 5.5 102 T 2 + 2.9 104 T 3 +
1.34 102 T S 35 + 1.6 102 D
c. Mackenzie
C = 1448.96 + 4.591T 5.304 102 T 2 + 2.374
104 T 3 + 1.340 S 35 + 1.630 102 D + 1.675
107 D2 1.025 102 T S 35 7.139 1013 TD3
100%
Keterangan:
Cdata = Kecepatan suara data (m/s)
Cempiris = C (kecepatan suara) hasil perhitungan medwin leroy, dan
mackenzie (m/s)
n = jumlah data
2.3.Tramission Loss
Gelombang yang di pancarkan juga mengalami transmission loss
yang menyebabkan adanya energi yang hilang akibat adanya gesekan
antara gelombang akustik yang di pancarkan dengan medium rambatnya
yaitu air.
c. Absorption loss
TL .
d. Reflection loss
Reflection loss dibagi menjadi 2 jenis yaitu reflection loss di
permukaan dan di dasar laut
e. Transmiting voltage response (TVR)
P
TVR 20 log10 dengan referensi 1Pa / volt
V
Pemilihan Data
Data yang kami pilih adalah
data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10045-2.xls untuk laut dangkal,
data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10055-2 untuk laut intermediet
dan data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10062-2.xls untuk laut
dalam. Pemilihan ini didasarkan karena menurut kami, data-data ini dapat
mencakup gambaran ray tracing untuk laut dangkal, intermediet, dan
dalam. Data data ini diperoleh dari laut di sebelah selatan Pulau Jawa.
3.2.
Pemilihan Transducer
Sebelum melakukan proses perhitungan dengan matlab diperlukan
karakteristik alat yang akan dimasukkan dalam matlab seperti beam
pattern dari tranducer tersebut. Pemilihan ini didasarkan pada ketahanan
dan pengoperasian alat. Disini kami memilih tiga transducer untuk setiap
layer, yaitu:
1. Mixlayer TC2024
2. Thermocline TC3027
3. Isoterm TC1026
Keterangan : Untuk profil dan kriteria transducer dapat dilihat di lampiran.
3.3.
b. data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10055-2
10
b. data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10062-2.xls
sudah
tinggal
dilakukan
pengaturan
gambar
sehingga
3.4.
didapat
menggunakan
dari Software
metode
ODV
Medwin,
dengan
Leroy,
dan
perhitungan
empiris
MacKenzie
dengan
11
100%.
Keterangan :
n = jumlah data
Cdata = Kecepatan suara data ( m/s )
Cempiris = Kecepatan suara yang diperoleh dari pendekatan empiris ( m/s)
3.5.
yang
3.6.
Ray Tracing
Untuk menentukan grafik ray dari akustik bawah air dilakukan
dengan menggunakan software Matlab. Pada makalah ini kami
menggunakan file rayf_xx.m sebagai fungsi yang akan dipanggil oleh
rays1.m.
1. Pada rayf_xx.m tulis lagi rumusan polyfit dengan error yang paling kecil
beserta turunannya. Masukkan juga file dengan format text yang berisi
koefisien polyfit yang telah didapat dari langkah sebelumnya.
2. Selanjutnya pada rays1.m memanggil rayf_xx.m yang telah melakukan
perhitungan dan file pada pendekatan dengan metode polyfit sebelumnya.
12
Selain itu, beam pattern pada spek alat yang telah dipilih dimasukkan pada
tahap ini.
Keterangan:
Semua coding pada proses pendekatan empiris, pendekatan polyfit, dan ray
tracing akan dilampirkan di Lampiran.
Pemilihan Data
Pemilihan Transducer
Medwin, Leroy,
Mackenzie
Polyfit
Ray Tracing
Gambar 7. Flowchart tahap tahap pengerjaan
13
b. data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10055-2.xls
14
c. data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10062-2.xls
15
4.2.
Gambar 13. Grafik Empiris Stasiun 45 temperatur, salinitas, kecepatan suara terhadap kedalaman
16
b. data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10055-2.xls
17
Gambar 15. Grafik Empiris Stasiun 55 temperatur, salinitas, kecepatan suara terhadap kedalaman
18
c. data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10062-2.xls
Gambar 17. Grafik Empiris Stasiun 62 temperatur, salinitas, kecepatan suara terhadap kedalaman
19
4.3.
20
b. data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10055-2.xls
21
c. data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10062-2.xls
22
4.4.
Ray Tracing
1. data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10045-2.xls
a. Mixlayer ( zs = 20.273m, C = 1537.34 m/s )
Gambar 21. Grafik SVP dan Ray Tracing Mixed Layer stasiun 45
23
24
Gambar 25. Grafik SVP dan Ray Tracing Deep Water Layer stasiun 45
25
2. data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10055-2.xls
a. Mixed Layer ( zs = 20.063m, C = 1535.61m/s )
Gambar 27. Grafik SVP dan Ray Tracing mixed layer stasiun 55
26
27
Gambar 31. Grafik SVP dan Ray Tracing deep water layer stasiun 55
28
3. data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10062-2.xls
a. Mixed Layer ( zs = 20.344m, C = 1538.3m/s )
Gambar 33. Grafik SVP dan Ray Tracing Mixed Layer stasiun 62
29
30
Gambar 37. Grafik SVP dan Ray Tracing Deep Water Layer stasiun 62
31
Bab V.
Analisis
Berdasarkan
hasil
ODV
didapat
bahwa
data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10045-2.xls
stasiun
memiliki mixed
data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10055-2.xls
memiliki
rentang yang sama dengan stasiun 45 yaitu, mixed layer pada kedalaman 0
30m, thermocline pada kedalaman 30m 1000m dan deep water layer
pada
kedalaman
1000m
3000m.
Sedangkan
data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10062-2.xls
memiliki
stasiun
lapisan
Untuk
pengerjaan
ray
tracing
dilakukan
dengan
metode
32
mackenzie.
Dengan
nilai
error
pada
stasiun
data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10045-2.xls 0.00054092%
stasiun
data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10055-2.xls
0.00015318%,
dan
pada
stasiun
data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10062-2.xls 0.0040%.
data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10045-2.xls,
0.000076394%
pada
stasiun
33
beam width 70. Hal ini tentunya berpengaruh pada hasil ray tracing, jika
beam width semakin besar maka hasilnya akan semakin tidak fokus,
begitu pula sebaliknya jika semakin kecil beam widthnya maka akan
semakin fokus dan semakin bagus juga hasilnya.
34
35
stasiun
data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10045-2.xls
36
6. Pada
stasiun
data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10045-2.xls
stasiun
data_KS_SONNE05_selatan_jawa_GeoB10045-2.xls
37
Daftar Pustaka
Slide kuliah Propagasi_ABA_New.pdf
Slide kuliah Transmission_Loss_ABA.pdf
Hx-Tx-Catalogue-_CAT13999-1.pdf
http://www.villasmunta.it/oceanografia/the_three.htm. Diakses pada tanggal 15
Juli 2014 pada pukul 11:14 AM.
38
Lampiran
1. Coding Metode Pendekatan Empiris
%clear all
%close all
% Baca EXCEL File
% A = Kedalaman, D (m), Sound Speed C (m/s), Temperatur T (deg C) dan
Salinitas S (ppt)
% [A,B] = XLSREAD('suh01_sound_speed_vs_depth','SUH01');
[A,B] = XLSREAD('stasiun_145.xls','geo145');
D = A(:,1);
C = A(:,4);
T = A(:,2);
S = A(:,3);
% Kedalaman, D (m)
% Kec Suara, C (m/s)
% Temperatur, T (deg C)
% Salinitas, S (ppt)
axis ij
xlabel('Sound Speed, C (m/s)')
ylabel('Depth, D (m)')
% legend('Data','Medwin')
legend('Data','Medwin','Leroy','Mckenzie')
figure(2)
plot(C,D,'k',C_Medwin,D,'r',C_Leroy,D,'g',C_Mckenzie,D,'b')
axis ij
xlabel('Sound Speed, C (m/s)')
ylabel('Depth, D (m)')
legend('Data','Medwin','Leroy','Mckenzie')
% Kedalaman, D (m)
% Sound Speed, C (m/s)
)*D.^18+P(8)*D.^17+P(9)*D.^16+P(10)*D.^15+P(11)*D.^14+P(12)*D.^13+P(
13)*D.^12+P(14)*D.^11+P(15)*D.^10+P(16)*D.^9+P(17)*D.^8+P(18)*D.^7+P
(19)*D.^6+P(20)*D.^5+P(21)*D.^4+P(22)*D.^3+P(23)*D.^2+P(24)*D.^1+P(25
)*D.^0;
save plft_24.txt P -ASCII
% Plot C1 vs d
% plot(C,D,'o',C17,D,'r',C20,D,'g',C24,D,'k')
% figure(1)
subplot(1,2,1),plot(C,D,'o',C5,D,'m',C15,D,'r',C17,D,'g',C24,D,'k')
axis ij
xlabel('Sound Speed, C (m/s)')
ylabel('Depth, D (m)')
legend('Data','N=5','N=15','N=17','N=24',5)
3. Coding Rayf_xx
function xdot = f( s, x )
% Munk sound speed profile
% eps = 0.00737;
%c0 = 1500;
z = x( 2 );
% xt = 2 * ( z - 1300 ) / 1300;
% c = c0 * ( 1 + eps * ( xt - 1 + exp( -xt ) ) );
load plft_24.txt
P = plft_24;
D=z;
c=
P(1)*D.^24+P(2)*D.^23+P(3)*D.^22+P(4)*D.^21+P(5)*D.^20+P(6)*D.^19+P(7
)*D.^18+P(8)*D.^17+P(9)*D.^16+P(10)*D.^15+P(11)*D.^14+P(12)*D.^13+P(
13)*D.^12+P(14)*D.^11+P(15)*D.^10+P(16)*D.^9+P(17)*D.^8+P(18)*D.^7+P
(19)*D.^6+P(20)*D.^5+P(21)*D.^4+P(22)*D.^3+P(23)*D.^2+P(24)*D.^1+P(25
)*D.^0;
c2 = c^2;
xdot = zeros( 4, 1 );
xdot( 1 ) = c * x( 3 );
xdot( 2 ) = c * x( 4 );
xdot( 3 ) = -cr / c2;
xdot( 4 ) = -cz / c2;
4. Coding Rays1
% ******************************************************
% Rays
% ******************************************************
% The equations we're solving are:
% r' = c rho
% z' = c zeta
% rho' = -c_r / c2
% zeta' = -c_z / c2
clear all
close all
%send = 100000; % arclength for rays
send = 3000;
% arclength for rays
%ntheta = 31; % number of rays
ntheta = 51;
% number of rays
%theta = pi / 180 * linspace( -14.0, 14.0, ntheta );
theta = pi / 180 * linspace( -35, 35, ntheta );
%theta = pi / 180 * (-5.1281);
%theta = pi / 180 * (0.0);
%zs = 1000.0;
zs = 1500.09;
% source depth
% source depth
% subplot(1,2,2), plot( x( : , 1 ), x( : , 2 ) );
% Take absolute value to flip the negative part to positive part
% to take care the reflection at the water surface
subplot(1,2,2), plot( x( : , 1 ), abs (x( : , 2 ) ));
hold on; % hold the old rays on screen when plotting new rays
end
hold off;
% label the plot
xlabel( 'Range (m)' )
ylabel( 'Depth (m)' )
view( 0, -90 ); % flip plot so that z-axis is pointing down
figure(2)
for ith = 1:ntheta % loop over take-off angle
% ray initial condition:
x0 = [ 0 zs cos( theta( ith ) ) / c0 sin( theta( ith ) ) / c0 ];
% now solve the DE to trace the ray
% [ s, x ] = ode45( 'rayf', 0.0, send, x0 );
% [ s, x ] = ode45( 'rayf', [0.0 send], x0 );
[ s, x ] = ode45( 'rayf_xx_dalam', [0.0 send], x0 );
% plot( x( : , 1 ), x( : , 2 ) );
% Take absolute value to flip the negative part to positive part
% to take care the reflection at the water surface
plot( x( : , 1 ), abs (x( : , 2 ) ));
hold on; % hold the old rays on screen when plotting new rays
end
hold off;
% label the plot
xlabel( 'Range (m)' )
ylabel( 'Depth (m)' )
view( 0, -90 ); % flip plot so that z-axis is pointing down
b. TC 3027
c. TC 1026