Alamat Korespondensi :
dr. Isnada Putriani Said
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit
Kelamin Fakultas Kedokteran
Universitas
Hasanuddin,
Makassar Hp.08124205751
Email: isnada_ps@yahoo.co.id
dan
Abstrak
Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit radang kulit kambuhan yang sangat gatal dan disertai
kelainan
kulit lain seperti xerosis, ekskoriasi, dan likenifikasi yang sering dihubungkan dengan
peningkatan
kadar
Imunoglobulin E (IgE) dalam serum dan adanya riwayat atopik pada penderita sendiri
ataupun
keluarganya seperti asma dan rhinitis alergi. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan
antara
imunoglobulin G dan imunoglobulin M Anti Helicobacter pylori dengan kejadian dermatitis
atopik.
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo, Rumah sakit Jejaring,
laboratorium
mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dengan metode penelitian yang
digunakan
adalah cross sectional study. Sampel penelitian sebanyak 50 subyek yang terdiri atas 25
sampel
pasien
is
atopik dan 25 sampel kontrol ( tidak menderita dermatitis atopik). Kelompok dermatitis atopik
dewasa
ditentukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis (Kriteria William). Dilakukan
pengambilan
darah
pada vena mediana cubiti sebanyak 3 ml dan kemudian dilakukan pemeriksaan ELISA
(enzyme
linked
immunoabsorbant assay ). Hasil penelitian menunjukkan Indeks IgG dan IgM Anti
Helicobacter
pylori
lebih tinggi pada kelompok dermatitis kontak (DA) dibandingkan kelompok kontrol. Pada
subyek
DA
dengan riwayat menderita gangguan saluran cerna, ditemukan indeks IgM anti Helicobacter pylori
lebih
tinggi dibandingkan dengan kontrol. Sedangkan indeks IgG anti Helicobacter pylori lebih tinggi
pada
subyek DA yang tidak ada riwayat menderita gangguan saluran cerna.
Kata kunci : dermatitis atopik, Helicobacter pylori, imunoglobulin G, immunoglobulin M, ELISA
Abstract
Atopic dermatitis (AD) is a relapsing inflammatory disease of skin very itchy
and
accompanied
by
other
skin disorders such as xerosis, excoriation, and lichenification are often
associated
with
elevated
levels
of
immunoglobulin E (IgE) in the serum and a history of atopic patients
themselves
or
their
families
such
as
asthma and allergic rhinitis. This study aims to investigate the relationship
between
immunoglobulin
G
and
immunoglobulin M anti Helicobacter pylori with the incidence of atopic
dermatitis.
The
study
was
conducted in Sudirohusodo Wahidin Hospital, Hospital Networks, microbiology
laboratory
of
Hasanuddin
University School of Medicine with the research method used was a cross
sectional
study.
The
research
3
ml
and
then
examined ELISA (enzyme-linked assay immunoabsorbant). Results showed
IgG
and
IgM
Index
Anti
Helicobacter pylori was higher in the group contact dermatitis (AD) compared
to
the
control
group.
AD
in
subjects with a history of gastrointestinal disorder, found anti-Helicobacter
pylori
IgM
index
higher
than
the control. While the anti-Helicobacter pylori IgG index was higher in subjects
that
AD
had
no
history
of
gastrointestinal disorders.
Keywords: atopic dermatitis, Helicobacter pylori, imunoglobulin G,
immunoglobulin M, ELISA
PENDAHULUAN
Dermatitis atopik (DA) merupakan penyakit radang kulit kambuhan yang
sangat gatal dan disertai kelainan kulit lain seperti xerosis, ekskoriasi, dan
likenifikasi. Dermatitis atopik paling sering terjadi pada masa bayi dan kanakkanak, namun dapat juga terjadi pada remaja atau dewasa. Dermatitis atopik
sering dihubungkan dengan peningkatan kadar Imunoglobulin E (IgE) dalam
serum dan adanya riwayat atopik pada penderita sendiri ataupun keluarganya
seperti asma dan rhinitis alergi. (Bieber T., 2010, Ong P et al., 2002, Soeberyo R.,
2004, Leung D et al., 2008)
Dermatitis atopik biasanya ditemukan mulai dari umur 2 bulan dan sekitar 1
tahun
pada 60% pasien, 30% terlihat pertama kali pada usia 5 tahun, dan hanya 10%
timbul
dermatitis atopik antara usia 6 sampai 20 tahun. ( Paller AS., 2006) Prevalensi DA
pada
anak dalam dekade terakhir cenderung meningkat dibanding dewasa karena DA
sangat
jarang muncul pada usia dewasa. Prevalensi dermatitis atopik pada anak di Iran
dan
China kurang lebih sebanyak 2%, di Australia, England dan Scandinavia sebesar
20%.
Prevalensi yang tinggi juga didapatkan di negara Amerika Serikat dan negara
industri
lainnya yaitu sebesar 17,2%.(Watson., 2011) Prevalensi dermatitis atopik pada
orang
dewasa di Korea
prevalensi
dermatitis atopik pada orang dewasa sebesar kurang lebih 1-3%. Perbandingan
antara
pria
reaksi
test positif dan titer IgG anti H.pylori yang signifikan, dengan terapi pada
infeksi H.pylori memberikan perbaikan klinis pada DA. Deron E, (2002)
memaparkan efek infeksi H. Pylori pada progresivitas beberapa penyakit kulit
terutama penyakit alergi, diantaranya DA.
Imunoglobulin M adalah antibodi pertama yang bersirkulasi terhadap
pemaparan
awal antigen. Hal ini secara diagnostik bermanfaat karena kehadiran IgM
umumnya
mengindikasikan
adanya
infeksi
baru
oleh
patogen
yang
menyebabkan
pembentukannya.
IgM berfungsi sebagai reseptor permukaan sel B untuk tempat antigen melekat
dan
disekresikan dalam tahap-tahap awal respon sel plasma. IgM sangat efisien untuk
reaksi
aglutinasi dan reaksi sitolitik, dan karenanya timbul sangat cepat setelah infeksi dan
tetap
tinggal dalam darah, maka IgM merupakan daya tahan tubuh penting pada infeksi
bakteri
maupun parasit. .(Abbas et al., 2007)
Imunoglobulin G (IgG) merupakan imunoglobulin utama yang dibentuk
atas
rangsangan antigen. Di antara semua kelas imunoglobulin, IgG paling mudah
berdifusi
ke
melapisi
mikroorganisme
difagositosis,
sehingga
partikel
itu
lebih
mudah
dan
IgG mampu menetralisir toksin dan virus. IgG ditemukan meningkat pada infeksi
kronik.
(Goodman., 1991)
Penelitian
ini
mencari
hubungan
antara
Imunuglobulin-G
dan
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian
sectional
ini
menggunakan
rancangan
penelitian
cross
13-50
tahun, tidak menderita penyakit lain, bersedia ikut serta dalam penelitian ini
dan
menandatangani inform consent. Kriteria eksklusi kelompok DA dan
Kontrol:
Pasien
yang tidak ko-operatif dan hasil Laboratorium yang tidak terbaca. Penelitian
dilakukan
di
Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Dr. Wahidin
Sudirohusodo
dan
diinginkan dari strip dilapisi ketempat dudukan. Kontrol negatif, kontrol positif,
dan
kalibrator siap untuk digunakan. Siapkan
1:21
uji
pengenceran
sampel,
dengan
menambahkan 10 l sampel 200 l dilution buffer. Aduk rata. Dimasukkan
blocking
buffer 100 l , kalibrator dan kontrol ke dalam microplate yang sesuai.
Untuk
reagen
menit
pada suhu kamar. Hapus enzim konjugasi dari semua sumur. Cuci microplate
tiga
kali
dengan 300 l washing buffer. Tambahkan 100 l BMT substrat dan inkubasi
selama
10 menit pada suhu kamar. Tambahkan 100 l stopping solution. Baca harga
serapan O.D. pada 450 nm menggunakan pembaca ELISA reader dalam waktu
15 menit. Dual panjang gelombang yang dianjurkan dengan saringan 600-650
nm.
Analisis statistik
Data diolah menggunakan Statistical Package for Social Science
(SPSS) versi
17. Metode statistik yang digunakan adalah perhitungan nilai rerata, simpang
baku,
sebaran frekuensi dan uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah Chi
Square
test,
Fisher
exact
test
tingkat
kemaknaan p<0,05.
HASIL
Selama periode penelitian, diperoleh 50 jumlah sampel yang terbagi
dalam
2
kelompok yaitu 25 subyek kelompok DA yang terdiri dari 4 (16%) laki-laki dan
21
(84%) perempuan sedangkan kelompok kontrol 25 subyek yang terdiri dari 9(36%)
lakilaki dan 16(64%) perempuan yang memenuhi kriteria penelitian dengan kelompok
umur
27 tahun dan < 27 tahun. Rasa gatal, kulit kering, riwayat asma, riwayat atopik
dalam
keluarga ditemukan pada semua subyek kelompok DA, sedangkan pada
kelompok
kontrol tidak ada. Sedangkan Riwayat gangguan saluran pencernaan ditemukan
pada
13
subyek (52%) kelompok DA, sedangkan pada kelompok kontrol terdapat 4 subyek
(16%)
yang mempunyai riwayat gangguan saluran pencernaan. Sedangkan Riwayat
gangguan
6
Anti
Helicobacter pylori antara kelompok DA dengan kelompok kontrol (p>0,05). Pada
tabel
5 menjelaskan tidak ada hubungan signifikan sebaran kadar IgM Anti Helicobacter
pylori antara kelompok DA dengan kelompok kontrol (p>0,05).
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini dilaporkan hubungan antara IgG dan IgM anti
Helicobacter pylori dengan kejadian dermatitis atopik dewasa dengan
21
orang (84%) dan laki-laki sebanyak 4 orang (16%). Hasil penelitian ini sesuai
dengan
penelitian yang dilaporkan oleh widjaya et al, (2004) mengenai karakteristik
DA
di
RSCM Jakarta dengan prevalensi DA pada perempuan 12 orang (54,5%) dan Lakilaki
10 orang (45,5%) dan juga sesuai dengan penelitian yang dilaporkan oleh Leung
et al, (2008) menyebutkan bahwa prevalensi DA berdasarkan jenis kelamin
bervariasi pada beberapa penelitian dan dilaporkan
bahwa predominan
bersifat
mikroaerofilik
dan
memproduksi
urease.
Bakteri
ini
mengikat
antigen. Imunoglobulin-G (IgG) adalah substansi pertama yang diidentifikasi
sebagai
molekul dalam serum yang mampu menetralkan sejumlah mikroorganisme
penyebab
infeksi. Imunoglobulin-M (IgM) adalah respon imun primer yang terjadi beberapa
hari
setelah pemaparan antigen yang pertama kali muncul dan masuk ke
dalam
tubuh.(Baratawidjaja et al., 2009)
Fullerton, D et al.,(2009) melaporkan tidak ada hubungan antara serologi
H.pylori
dengan asma atau atopik dalam analisis Cross-sectional. Hasil pada penelitian ini
juga
menunjukkan presentase IgM anti H. pylori pada pasien DA dan kontrol lebih
tinggi
dibandingkan presentase IgG anti H. pylori pada pasien DA dan kontrol. Tidak
ada
hubungan signifikan
kelompok
kontrol (p>,05). Kadar IgM positif ditemukan pada 25 subyek (100%) kelompok
DA dan
8
24 subyek (96%) pada kelompok kontrol. Sedangkan kadar IgG anti H.pylori juga
tidak
didapatkan hubungan yang signifikan antara kelompok DA dengan kelompok
kontrol
(p>0,05). Kadar IgG positif ditemukan pada kedua kelompok sample dengan
presentase
yang sama, yaitu masing-masing 50% (2 subyek). Sehingga hasil penelitian
ini
menunjukkan bahwa H.pylori bukan merupakan faktor resiko yang menyebabkan
atau
memperburuk dermatitis atopik dan infeksi H.pylori tidak berhubungan dengan
kejadian
dermatitis atopik.
Adanya beberapa kemungkinan yang dapat mempengaruhi penelitian
kami
yang
sesuai dengan kepustakaan adalah pada saat pengambilan sampel, masih dalam
fase
akut
di
puncaknya
Dengan
demikian, persentase hasil positif pada penelitian ini didapatkan IgM anti H.pylori
lebih
tinggi dibandingkan IgG anti H.pylori pada pasien DA dan kontrol.
Indeks
IgM lebih tinggi pada DA dibandingkan kontrol. Hubungan IgM dengan kejadian
DA
mempengaruhi interaksi dengan
baketri
penelitian
Helicobacter
pylori.
Pada
ini
dan
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, AK, Lichtman, AH & Pilai, S. (2007a). Cells and Tissues of the adaptive
immune
system. Cellular and mollecular immunology. 6th ed.
Philadelphia, WB
Saunders.
Baratawidjaja K, Rengganis I. (2009). Imunologi Dasar. Jakarta, Balai Penerbit
FKUI. Beiber T. (2010) Atopic Dermatitis. J Ann Dermatol, 22(2),125-37.
Deron E, Kiec-Swierczynska M. (2002). The role of Helicobacter Pylori in
the
development of skin diseases. Med Pr;53(4):333-7.
Friedmann P & Holden C.(2004). Atopic Dermatitis. In Burns T, Breathnach S, Cox
N&
Griffiths C.(Eds) Rooks Texbook of Dermatology. 7th
ed.Victoria, Blackwell
Science.
Fullerton D, Britton JR, Lewis SA. (2009). Helicobacter pylori and lung
function,
asthma, atopy and allergic disease-A population-based cross sectional
study in adults. Int J epidermol;38(2),419-26.
Galadari I. The Role of Helicobacter Pylori in Urticaria and Atopic
Dermatitis.
Skinmed;5(4):172-6.
Gimenez M. (2000). Atopic Dermatitis. J Alergol Immunol Clin, 15: 279-95.
Goodman, JW (1991). immunoglobulin structure and function. In Stites, D. P. & Terr,
A.
I. (Eds.) Basic and Clinical immunology. 7th ed.
Connecticut,
Appletong
& Lange.
Hardin FJ, Wright RA. Helicobacter pylori: Review and update. Hospital
Physician
2002;26:23-31. Hazell SL, Lee A, Brady L, Hennessy W.
(1986).
Campylobacter pyloridis and gastritis: association with intercellular
spaces
and adaptation to an environment of mucus as important
factors in
colonization of the gastric epithelium. J Infect Dis, 153:658-63.
Hegar B. (2000). Infeksi Helicobacter pylori pada Anak. Sari Pediatri,2(2):8289.
Hernando A, Booken N, et al. (2009). Helicobacter Pylori infection and
Dermatologic
diseases. Eur J Dermatol 2009; 19 (5): 431-44.
Kresno, B. S. (2010). Teknik laboratorium yang umum digunakan dalam imunologi.
Imunologi : Diagnosis dan Prosedur Laboratorium.
Jakarta,
Balai
Penerbit
FKUI.
Leung D, Eichenfield, L & Boguniewicz,M (2008). Atopic Dermatitis ( atopic
eczema).
In Wolff, K, Goldsmith, L, Katz,S, Gilchrest,B, Paller, A, & Leffell, D.
(Eds)
Fitzpatricks Dermatology in General Medicine. 7th ed.
NewYork, Mc
GrawHill.
Leung D & Soter N. (2001). Cellular and Immunologic Mechanisms in
Atopic
Dermatitis. J Am Acad Dermatol, 44,1-12.
Lewis J, Charman. (2005). Atopic dermatitis: Scoring severity and quality
of life
assesment. London:Blackwell.
Murakami K, Fujioka T, Nishizono A,et al. (1996). Atopic Dermatitis successfully
treated by eradication of Helicobacter Pylori. J Gastroenterol;31:9:7782.
Ong P, Leung D. (2002). Atopic Dermatitis. In Grammer L, Greenberger P
(Eds).
Pattersons Allergic Diseases. 6th ed. Philadelphia. Lippincott
Williams &
Wilkins.
1
0
1
1
Kelompok
Karakteristik
DA (n=25)
Kontrol (n=25)
Laki-Laki
16,0
36,0
Perempuan
21
84,0
16
64,0
10
40,0
16
64,0
<27 tahun
15
60,0
36,0
Ya
25
100,0
0,0
0,0
25
100,0
25
100,0
0,0
0,0
25
100,0
21
84,0
0,0
Tidak
16,0
25
100,0
Riwayat Atopik Ya
Keluarga
Tidak
25
100,0
0,0
0,0
25
100,0
Riw. Gangguan Ya
Sal. Cerna
Tidak
13
52,0
16,0
12
48,0
21
84,0
Jenis Kelamin
0,107
Kelompok Umur 27 tahun**
0,089
Rasa Gatal
0,000
Tidak
Kulit Kering
Ya
0,000
Tidak
Riwayat Asma
Ya
0,000
0,000
0,007
1
2
Tabel 2. Perbandingan Indeks IgG dan IgM Anti Helicobacter pylori menurut
Kelompok
Kelompok
Indeks IgG
DA
Mean
SD
25
0,50
0,35
0,017(1)
Indeks IgM
Kontrol
25
0,37
0,39
DA
25
5,31
2,06
0,000(2)
Kontrol
25
2,82
1,35
(1)
(2)
Tabel 3. Perbandingan Indeks IgG dan IgM Anti Helicobacter pylori menurut
Riwayat Ganggua Saluran Cerna
Riw.
Gangguan
Sal. Cerna
Ya
Kelompok
Indeks IgG
anti Hp
DA
Kontrol
Indeks
IgM
13
Mean
0,38
SD
0,26
0,060
0,17
0,04
13
6,07
1,15
1,91
0,66
12
0,62
0,40
21
0,40
0,42
12
4,48
2,52
21
2,99
1,38
0,001
DA
anti Hp
Kontrol
Tidak
Indeks IgG
anti Hp
DA
Kontrol
Indeks
IgM
DA
anti Hp
Kontrol
0,022
0,104
Mann-Whitney U test
1
3
Tabel 4. Hubungan Kadar IgG Anti Helicobacter Pylori dengan Dermatitis Atopik
(DA)
Kelompok
Kadar IgG Anti Hp
DA
n
Kontrol
%
Positif
8,0
8,0
Negatif
23
92,0
23
92,0
Total
25
100,0
25
0,695
100,0
Tabel 5. Hubungan Kadar IgM Anti Helicobacter pylori dengan Dermatitis Atopik
(DA)
Kelompok
Kadar IgM Anti Hp
Positif
Negatif
DA
Kontrol
25
100
24
96,0
0
4,0
0,500
Total
25
100,0
25
100,0
14