PENANGGULANGAN DIABETES
MELLITUS
MOH JOEHARNO
P1804208019
KONSENTRASI EPIDEMIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2
2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal (Depkes
RI, 2004).
masalah beban ganda dimana selain masih tingginya penyakit infeksi juga
lainnya. Pada tahun 2000 diperkirakan 60% kematian dan 43% beban yang
penduduk dunia yang menderita diabetes mellitus sebanyak 150 juta jiwa dan
3
pada tahun 2020 diperkirakan menjadi 300 juta. Angka prevalensi yang
India, Cina dan Amerika Serikat, dengan prevalensi 8,6% dari total penduduk.
Diperkirakan pada tahun 1995 terdapat 4,5 juta pengidap diabetes mellitus
dan pada tahun 2025 diperkirakan meningkat menjadi 12,4 juta penderita.
Sedangkan data yang telah dihimpun Depkes, jumlah pasien rawat inap
maupun rawat jalan di rumah sakit menempati urutan pertama dari seluruh
sehingga tubuh tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau
gula di dalam darah sehingga menjadi racun bagi tubuh (Rachmawati, 2005).
dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan diabetes tipe
kedua jenis diabetes ini, menurut catatan WHO, diperkirakan lebih dari 50
diabetes serius yang antara lain ditandai hilangnya kesadaran, tekanan darah
Penyakit ini dapat menyerang segala lapisan umur dan sosio ekonomi.
sebesar 1,5-2,3 % pada penduduk usia lebih besar dari 15 tahun. Pada suatu
disembuhkan, bermasalah karena penyakit ini tidak dirasakan oleh pasien pada
stadium awal sehingga tidak diketahui lebih dini dan baru terdiagnosa setelah
Diabetes adalah salah satu penyakit yang paling sering diderita dan
merupakan penyakit kronik yang serius di Indonesia saat ini. Hal ini
disebabkan karena setengah dari jumlah kasus Diabetes Mellitus (DM) tidak
(Hiswani, 2005).
B. Tujuan Penulisan
Destituition)
rangka penanggulangan DM
C. Manfaat Penulisan
BAB II
A. Manifestasi Klinik
setiap pagi sebelum makan pagi dan konsentrasi ini meningkat menjadi 120 –
140 mg/100 ml. Selama satu jam pertama atau lebih setelah makan nilai
abnormal dari glukosa darah adalah jika lebih dari 140 mg/dl.
sehingga tubuh tidak bisa memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau
gula di dalam darah sehingga menjadi racun bagi tubuh. Sebagian glukosa
yang tertahan dalam darah tersebut melimpah ke sistem urine (Iman Soeharto,
2004).
glukosa dalam darah dan pada urine. Seseorang yang menderita diabetes jika
8
pada pemeriksaan urine terdapat glukosa dan pada pemeriksaan kadar glukosa
darah menunjukkan jumlah yang melebihi batas normal. Berikut adalah kadar
sebagai berikut
Secara umum, diabetes dibedakan atas dua tipe yaitu (Iman Soeharto,
2004) :
a. Insuline dependent diabetes, dimana diabetes tergantung dengan insulin
insulin.
baru untuk diabetes mellitus yang sedikit berbeda dengan laporan sebelumnya
a. Kelas klinik
a) Non obies
b) Obies
a) Penyakit pangkreas
b) Penyakit hormonal
e) Lain-lain
oleh sel beta pula langerhas. Diabetes Mellitus type I ini tergantung
10
pada pemberian insulin, type ini meliputi 10% - 15% penderita dan
diabetes mellitus type II, umumnya sel beta pancreas masih berfungsi,
type II, umumnya sel beta pancreas masih berfungsi, type ini meliputi
1) Non obeis
2) Obeis
lapar dan haus, sering buang air kecil, menurunnya berat badan, ingin muntah
diabetes tipe muncul secara perlahan-lahan dan tidak diketahui atau dirasakan
dalam kurun waktu yang terlalu lama (bertahun-tahun) dan baru diketahui
diabetes yang dialami. Pada penderita diabetes tipe I mengalami gejala antara
lain, sering buang air kecil, terus lapar dan haus, berat badan turun, kelelahan,
penglihatan kabur, infeksi pada kulit yang berulang, meningkatnya kadar gula
dalam darah dan air seni. Diabetes jenis ini cenderung terjadi pada mereka
yang berusia di bawah 20 tahun. Gejala ini mirip dengan tahap awal diabetes
tipe II yang biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun, tetapi kini
koroner dimana jika terjadi peningkatan kadar glukosa dalam darah dalam
pada arteri koroner. Selain itu, kadar glukosa darah yang tidak terkontrol
serius mengalami peristiwa koroner yang besar atau kematian yang mendekati
12
risiko seperti halnya pasien PJK tanpa diabetes. Risiko tinggi ini berhubungan
ini ditandai dengan kerusakan glomerulus ginjal yang berfungsi sebagai alat
albuminuria lain.
yaitu gejala akut dan kronik. Gejala awal (akut) dari penyakit diabetes mellitus
menunjukkan berat badan yang terus naik (bertambah gemuk). Bila keadaan
tersebut tidak cepat diobati maka lama kelamaan mulai timbul gejala
minum, banyak kencing mudah capek, berat badan turun dengan cepat dan
luar biasa, juga timbul rasa mual. Bahkan penderita akan tidak sadarkan diri
kulit panas, rasa tebal-tebal di kulit, kramp, capek, mengantuk, muka kabur,
13
gatal di sekitar kemaluan terutama wanita, gigi mudah goyah dan mudah
lepas, kemampuan seksual menurun, sering terjadi keguguran pada ibu hamil
BAB III
STRATEGI PENANGGULANGAN
mellitus :
1. Disease
perbedaan pokok antara negara dan kelompok etnik yang berbeda dalam
diabetes diperkirakan telah mencapai 246 juta jiwa dan pada tahun 2025
lebih kurang 5 juta jiwa dan pada saat ini diperkirakan terdapat sekitar 14
meningkat. Penyakit ini dapat menyerang segala lapisan umur dan sosio
prevalensi sebesar 1,5- 2,3 % pada penduduk usia lebih besar dari 15
(Hiswani, 2005).
tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk berusia di atas 20
didapatkan 3,56 juta pasien Diabetes Mellitus, suatu jumlah yang besar
untuk dapat ditanggani sendiri oleh para ahli DM. Oleh karena itu
2. Discomfort
pada kehilangan waktu kerja terutama pada mereka yang produktif dan
lebih lagi bahwa kejadian DM sendiri lebih banyak terjadi pada kelompok
3. Disability
lapisan kulit terutama pada saat terjadi luka. Dan jika berlangsung lama
4. Dissatisfication
5. Destitution
pencegahan.
6. Death
vaskuler, ginjal dan neuropati. DM yang terjadi pada usia anak khususnya
nilai median (tengah) dari angka harapan hidup seorang penderita IDDM
ditujukan pada upaya yang tidak hanya pada satu aspek saja namun juga harus
pada aspek kausa primer (penyebab tunggal) dan kausa jamak (penyebab yang
1. Kausa primer
tubuh pada dasarnya terkait oleh adanya berbagai faktor yang dianggap
secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dianggap sebagai pencetus
1. Kegemukan (Obesitas)
2. Lain-lain
yaitu :
1. Faktor genetik
mengatur respon imun. Gen-gen ini dikenal pula sebagai alel-alel kelas
21
dan –DP.
2. Faktor lingkungan
3. Faktor imunologik
pankreas.
4. Faktor lain seperti stress berat dan berkepanjangan dan pengunaan obat
sebagai berikut :
22
Pengetahuan
Kegagalan
Kelebihan Produksi Ketidakmampuan
Metabolisme
Glukosa Produksi Insulin
Glukosa
Diabetes
Mellitus
C. Strategi Pencegahan
1. Primordial prevention
2. Health promotion
15 menit sehari
3. Spesific protection
dilakukan melalui :
sejak dini
5. Disability limitation
6. Rehabilitation
kembali pada individu yang telah mengalami sakit. Pada penderita DM,
yang diabetagonik
26
BAB IV
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI, 2004. Peran Diit dalam Penanggulangan Diabetes. Dirjen Bina
Kesmas. Jakarta.
Iman Soeharto, 2004. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya Dengan Lemak
dan Kolesterol. Edisi II. PR Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.