Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM KALSIUM BUAH PARE

(Momordica charantia L.) DENGAN MENGGUNAKAN


METODE SPEKTROFOTOMETRI
SERAPAN ATOM
La Sakka
STIKES Nani Hasanuddin Makassar
ABSTRAK
Analisis Kandungan Logam Kalsium Buah Pare (Momordica charantia L.) Dengan
Menggunakan Metode Sektrofotometri Serapan Atom. Kalsium merupakan salah satu mineral yang
sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan tulang dan gigi, selain itu juga memegang peranan
penting dalam berbagai proses fisiologis dan biokimia didalam tubuh seperti pembekuan darah dan
eksitabilitas saraf otot. Sampel yang digunakan ialah pare gaji dan pare kodok. Telah dilakukan
penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kandungan logam kalsium pada buah pare (Momordica
charantia L.) dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kadar kalsium pare gajih 28,6658 mg/g, sedangkan pare kodok 30,7425 mg/g.
Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa kandungan kalsium pada setiap buah pare
berbeda. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian pada buah pare dengan
penentuan jenis mineral yang lain serta kandungan zat gizi lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kata Kunci : Buah Pare, Kalsium, Spektrofotometri Serapan Atom

PENDAHULUAN
Tubuh manusia mengandung sekitar 22
gram kalsium per kg berat badan tanpa lemak.
Kira-kira 99% kalsium terdapat dalam tulang
dan gigi. Peranan kalsium tidak saja pada
pembentukan tulang dan gigi, namun juga
memegang peranan penting pada berbagai
proses fisiologis dan biokomia di dalam tubuh,
seperti pada pembekuan darah, eksitabilitas
saraf otot, kerekatan seluler, memelihara dan
meningkatkan
fungsi
membran
sel,
mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi
hormon ( Proverawati, 2009 ).
Masalah osteoporosis di Indonesia telah
mencapai tingkat yang perlu diwaspadai.
Penderita osteoporosis yang terdapat di
Indonesia telah mencapai 19,7 % dan berada
diurutan keenam terbesar setelah Cina.
Sebagian besar masyarakat masih percaya
bahwa penyakit tersebut merupakan sesuatu
yang tidak perlu dikhawatirkan karena
dianggap suatu keadaan yang biasa terjadi
pada usia lanjut dengan upaya pencegahan
yang dilakukan sejak dini adalah salah satu
cara yang terbaik dengan pola makan yang
baik sehingga dapat menunjang kesehatan
tulang agar proses pengeroposan tulang dapat
dicegah (Wirakusumah, 2007 ).
Sumber kalsium terbagi dua, yaitu
hewani dan nabati. Bahan hewani yang
mengandung kalsium antara lain adalah ikan,
udang, susu, kuning telur, dan daging sapi.

36

Tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan


bahan hewani ini karena dapat menghambat
penyerapan kalsium karena kadar proteinnya
tinggi. Bahan makanan yang mengandung
kalsium nabati bisa diperoleh dari sayuran
daun hijau. Kalsium juga dapat diperoleh
dalam jumlah yang cukup dari air mineral yang
mengandung
sampai
50
mg/lt
(
Dep.Farmakologi, 2001 ).
Buah
pare
yang
masih
muda
dikonsumsi sebagai bahan sayuran atau
lalapan. Juga digunakan dalam pelayanan
kesehatan sebagai bahan obat tradisional
untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit
seperti kencing manis (diabetes) ( Rukmana,
1997 ).
Kandungan gizi buah pare yaitu
kalori 29,00 kal, protein 1,10 g, lemak 0,30 g,
karbohidrat 6,60 g, kalsium 45,00 mg, fosfor
64,00 mg, zat besi 1,40 mg, vitamin A 180,00
S.I., vitamin B 0,08 mg, vitamin C 52,00 mg,
air 91,20 g ( Rukmana, 2012 ).
Pada
umumnya,
masyarakat
mengenal
tanaman
pare
dengan
memanfaatkan buahnya sebagai sayur. Akan
tetapi, mereka tidak mengetahui bahwa
terdapat kandungan kalsium di dalam buah
pare. Yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan kalsium.
Berdasarkan uraian di atas, maka
dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar
logam kalsium pada buah pare dengan
Volume 2 Nomor 4 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

menggunakan
metode
Spektofotometri
Serapan Atom.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka permasalahan
yang timbul dalam penelitian ini adalah
apakah terdapat kandungan logam kalsium
pada buah pare (Momordica charantia L.)
dengan
menggunakan
metode
Spektrofotometri Serapan Atom.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kadar logam kalsium pada buah
pare (Momordica charantia L.) dengan
menggunakan
metode
Spektrofotometri
Serapan Atom.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi, dan sampel penelitian
Penelitian
ini
adalah
penelitian
Observasi, yaitu dengan melakukan pengujian
pada buah pare (Momordica charantia L.)
untuk
menentukan
kadar
kalsiumnya.
Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Makassar pada
Bulan Juli - Agustus 2012. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pare
gajih dan pare kodok yang berwarna hijau
kekuningan dari Kabupaten Soppeng.
Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat yang digunakan
a. Cawan porselen
b. Gelas piala 100,0 ml, 500,0 ml
c. Gelas ukur 25,0 ml, 50,0 ml, 100,0 ml
d. Labu tentukur 10,0 ml, 50,0 ml, 100,0 ml,
250,0 ml
e. Pemanas listrik
f. Tanur listrik ( Furnace 1400 )
g. Pipet volume 1,0 ml, 2,0 ml, 3,0 ml, 4,0
ml, 5,0 ml, 10,0 ml
h. Neraca analitik
i. Spektrofotometer Serapan Atom
2. Bahan yang digunakan
a. Air suling
b. Asam klorida
c. Asam nitrat
d. Kalsium karbonat
e. Pare ( Momordica charantia L. )
Prosedur Kerja
1. Penyiapan sampel
Sampel pare ( Momordica charantia L. )
yang akan di analisis adalah jenis pare
gajih dan pare kodok yang berwarna hijau
kekuningan, bentuk bergerigi, panjang dan
besar, bersih dan segar, biji tidak
dipergunakan.
2. Pengolahan sampel
Sampel pare ( Momordica charantia L. ) di
bersihkan dengan dicuci bersih dan disayat
tipis. Sampel dikeringkan dengan cara
Volume 3 Nomor 6 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

3.

4.

5.

6.

7.

tradisional, dipanaskan lansung di bawah


sinar matahari pada jam 8.00 11.00 pagi,
kemudian jam 15.00 17.00 sore, sampel
yang telah kering kemudian dihaluskan.
Pembuatan larutan sampel
a. Sampel ditimbang 5 g dalam cawan
porselen kemudian diabukan selama 2
5000 C dan dibiarkan dingin.
b. Abu dari buah pare yang telah
dipanaskan dibasahkan dengan 10
tetes air dan
dengan
hati-hati
ditambahkan 3 4 ml
(1 : 1),
1000 C - 1200 C.
c. Didinginkan, abu dilarutkan dalam HCl
(1 : 1), kemudian larutan dipindahkan
ke dalam labu tenkukur 50,0 ml dan
diencerkan dengan air suling hingga
batas tanda.
Pembuatan larutan baku kalsium karbonat
Larutan baku disiapkan dengan melarutkan
0,624 g kalsium karbonat dalam 25 ml HCL
3N dalam labu tenkukur 250,0 ml kemudian
diencerkan sampai tanda dengan air suling
(1000 ppm). Dari larutan ini dipipet 10,0 ml
kedalam labu tenkukur 100,0 ml kemudian
dicukupkan volumenya sampai tanda
dengan air suling (100 ppm). Dari larutan
ini dipipet 1,0 ml, 2,0 ml, 3,0 ml, 4,0 ml dan
5,0 ml kemudian dimasukkan kedalam labu
tenkukur 10,0 ml dan dicukupkan
volumenya dengan air suling hingga batas
tanda sehingga diperoleh larutan baku
dengan konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 30
ppm, 40 ppm, dan 50 ppm.
Kondisi Optimum Logam Kalsium
a. Nomor Atom
: 20
b. Massa Atom
: 40,08
c. Panjang Gelombang
: 422,7 nm
d. Arus Lampu
: 7 mA
e. Lebar Celah
: 0,7 nm
f. Tinggi Nyala
: 10 mm
g. Laju Aliran Udara
: 8 L/menit
h. Laju Aliran Asetilen
: 2 L/menit
Pembuatan kurva baku
Larutan baku dengan konsentrasi 10 ppm,
20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, dan 50 ppm
diukur serapannya menggunakan alat
Spektrofotometer Serapan Atom pada
panjang gelombang 422,7 nm dengan
lampu katoda kalsium. Kurva baku dibuat
dengan cara memplotkan nilai absorban
terhadap konsentrasi larutan (ppm).
Pengukuran serapan kalsium dalam
sampel secara Spektrofotometer Serapan
Atom. Larutan sampel diukur serapannya
dengan alat spektrofotometer serapan
atom pada panjang gelombang 422,7 nm
menggunakan lampu katoda kalsium.

37

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Hasil Analisis Kandungan Logam
Kalsium (Ca) Pada Buah Pare Dengan
Menggunakan
Metode
Spektrofotometri
Serapan Atom Pada Panjang Gelombang
422,7 nm.
Konsentrasi
Kadar kalsium
Sampel kalsium dalam Serapan dalam sampel
sampel (ppm)
(mg/100 g)
A
25,4555
0,2620
28,6658
B
32,8857
0,3385
30,7425

Keterangan :Sampel A = Pare gajih


Sampel B = Pare Kodok
Berdasarkan tabel 1, didapat sampel A
dengan pare gajih kadar kalsium yang
dikandung
sebanyak
28,6658
mg/g,
sedangkan sampel B pare kodok kadar
kalsiumnya sebanyak 30, 7425 g/mg.
Perhitungan Kadar Logam Kalsium
Pada Buah Pare :
Jenis sampel
: Pare gajih
Serapan
: 0,2628
Berat sampel
: 5,0052
Volume sampel
: 50 ml
Dari perhitungan diperoleh persamaan regresi
untuk Logam kalsium sebagai berikut :
Y = - 0,80116 + 0,03705X
0,2620+0,801160,03705 = 28,6952 g/ml
Perhitungan Kadar Logam Kalsium
Pada Buah Pare :
Jenis sampel
: Pare kodok
Serapan
: 0,3385
Berat sampel
: 5,0030
Volume sampel
: 50 ml
Dari perhitungan diperoleh persamaan regresi
untuk Logam kalsium sebagai berikut :
Y = - 0,80116 + 0,03705X
0,3385+0,801160,03705 = 30,7605 g/ml
PEMBAHASAN
Sampel pare yang dianalisis dalam
penelitian ini terlebih dahulu di jadikan serbuk
dengan cara di cuci bersih terlebih dahulu, di
sayat tipis, kemudian dikeringkan dibawah
sinar matahari lansung untuk mengurangi
kadar air yang terkandung didalam buah pare
(Momordica charantia L.).
Sampel
diabukan
dengan
cara
5000 C selama 2 jam untuk menguraikan
senyawa-senyawa organik lain yang terdapat
dalam sampel serta untuk memudahkan
penentuan kadar kalsium dalam sampel.
Kemudian
ditambahkan
asam
nitrat
dimaksudkan untuk mengoksidasi senyawasenyawa organik yang masih terdapat didalam
sampel yang telah diabukan. Sampel
1200 C agar senyawa-aenyawa lain yang
masih terdapat dalam sampel terurai sehingga

38

yang
timbul
adalah
senyawa-senyawa
anorganik (mineral) di tandai dengan
terbentuknya abu berwarna putih.
Penambahan asam klorida dalam
larutan sampel bertujuan untuk melarutkan
sampel beserta garam-garamnya, juga supaya
larutan yang diperoleh bersifat asam agar
dalam pengukuran diperoleh hasil yang
optimal.
Larutan
sampel
diukur
dengan
menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom
pada pengukuran 422,7 nm dengan cara di
masukkan kedalam nyala sebagai suatu
aerosol yakni suatu kabut yang terdiri dari
tetesan yang sangat halus. Ketika larutan
maju melewati nyala, pelarutnya akan
menguap dan dihasilkan bintik-bintik halus
yang berupa partikel. Zat ini kemudian
berdisosiasi untuk menghasilkan atom logam.
Dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan maka diperoleh kadar kalsium
yang terkandung dalam pare gajih 28,6658
mg/g, sedangkan pare kodok 30,7425 mg/g.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
kalsium yang tinggi terdapat dalam pare
kodok.
Menurut
Food
Composition,
menyatakan bahwa pare secara umum
mengandung kalsium 32,00 mg/g. Hasil
penelitian berbeda dengan kandungan kalsium
yang terdapat dalam pustaka. Perbedaan
kandungan kalsium dalam 2 macam varietas
pare tersebut dapat diasumsikan bahwa
adanya kondisi lingkungan, iklim, unsur hara
tanah, yang mempengaruhi kandungan
mineralnya.
Dari hasil penelitian menunjukkan
adanya perbedaan kandungan kalsium pada
setiap jenis pare, sehingga disimpulkan bahwa
kadar kalsium pada setiap pare berbeda
kadarnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka
disimpulkan bahwa : kandungan kadar kalsium
yang terdapat pada pare gajih sebanyak
28,6658 mg/100 g,sedangkan kandungan
kadar kalsium yang terdapat pada pare kodok
sebanyak 30,7425 mg/100g.
SARAN
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya
untuk melakukan penelitian pada buah pare
dengan penentuan jenis mineral yang lain
serta kandungan zat gizi lainnya yang
bermanfaat bagi kesehatan. Serta disarankan
kepada masyarakat agar mengkonsumsi
bahan pangan lain yang mengandung kalsium
untuk memenuhi kebutuhan kalsium seharihari.
Volume 2 Nomor 4 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721

DAFTAR PUSTAKA
Bennaogest, D, 2011, Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) dan Inframerah Spectroscopy(IR)
http://bennaogest.blogspot.com/2011/11atomic-absorption-spectroscopy-aas-dan.html. Diakses Tanggal
24 Juni 2012.
Budiyanto, A, K, 2001, Dasar-dasar Ilmu Gizi, Universitas Muhammadiyah, Malang, Hal. 60-61.
Dalimartha, S, 2008, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 5, Pustaka Bunda, Jakarta. Hal. 126-133.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 201, Farmakologi dan Terapi, Universitas Indonesia, Jakarta, Hal. 789790.
Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Jakarta.
Firmansyah, 2009. Spektrofotometer Serapan Atom,
http:// mcfirmansyah.blogspot.com/2012/04/
spektrofotometer-serapan-atom-atomic.html. Diakses tanggal 20 Juli 2012.
Lane, N, E, 2001, Osteoporosis, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 81-82.
Proverawati, A, dan Asfuah, S, 2009, Gizi untuk Kebidanan, Nuha Medika, Yogyakarta. Hal. 28.
Rukmana, R, 1997, Budi Daya Pare, Kainius, Yogyakarta, Hal. 21
Sanagi, M, M, 2001, Tekhnik Pemisahan dalam Analisis Kimia, Universitas Teknologi Malaysia, Malaysia,
Hal.177.
Subahar, T, dan Tim Lentera, 2004, Khasiat dan Manfaat Buah Pare, Agromedia Pustaka, Tangerang. Hal. 4-5.
Sukandar, E, Y, 2009, ISO Farmakoterapi, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta, Hal. 613-615.
Underwood, A, L, dan Day, R, A, 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta, Hal. 382.
Watson, D, G, 2010, Analisis Farmasi, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Hal. 170-171.
Wirakusumah, A, S, 2007, Mencegah Osteoporosis, Penebar Plus, Jakarta, Hal. 6

Volume 3 Nomor 6 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

39

Anda mungkin juga menyukai