PENDAHULUAN
Tubuh manusia mengandung sekitar 22
gram kalsium per kg berat badan tanpa lemak.
Kira-kira 99% kalsium terdapat dalam tulang
dan gigi. Peranan kalsium tidak saja pada
pembentukan tulang dan gigi, namun juga
memegang peranan penting pada berbagai
proses fisiologis dan biokomia di dalam tubuh,
seperti pada pembekuan darah, eksitabilitas
saraf otot, kerekatan seluler, memelihara dan
meningkatkan
fungsi
membran
sel,
mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi
hormon ( Proverawati, 2009 ).
Masalah osteoporosis di Indonesia telah
mencapai tingkat yang perlu diwaspadai.
Penderita osteoporosis yang terdapat di
Indonesia telah mencapai 19,7 % dan berada
diurutan keenam terbesar setelah Cina.
Sebagian besar masyarakat masih percaya
bahwa penyakit tersebut merupakan sesuatu
yang tidak perlu dikhawatirkan karena
dianggap suatu keadaan yang biasa terjadi
pada usia lanjut dengan upaya pencegahan
yang dilakukan sejak dini adalah salah satu
cara yang terbaik dengan pola makan yang
baik sehingga dapat menunjang kesehatan
tulang agar proses pengeroposan tulang dapat
dicegah (Wirakusumah, 2007 ).
Sumber kalsium terbagi dua, yaitu
hewani dan nabati. Bahan hewani yang
mengandung kalsium antara lain adalah ikan,
udang, susu, kuning telur, dan daging sapi.
36
menggunakan
metode
Spektofotometri
Serapan Atom.
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan di atas, maka permasalahan
yang timbul dalam penelitian ini adalah
apakah terdapat kandungan logam kalsium
pada buah pare (Momordica charantia L.)
dengan
menggunakan
metode
Spektrofotometri Serapan Atom.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui kadar logam kalsium pada buah
pare (Momordica charantia L.) dengan
menggunakan
metode
Spektrofotometri
Serapan Atom.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi, dan sampel penelitian
Penelitian
ini
adalah
penelitian
Observasi, yaitu dengan melakukan pengujian
pada buah pare (Momordica charantia L.)
untuk
menentukan
kadar
kalsiumnya.
Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Makassar pada
Bulan Juli - Agustus 2012. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pare
gajih dan pare kodok yang berwarna hijau
kekuningan dari Kabupaten Soppeng.
Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat yang digunakan
a. Cawan porselen
b. Gelas piala 100,0 ml, 500,0 ml
c. Gelas ukur 25,0 ml, 50,0 ml, 100,0 ml
d. Labu tentukur 10,0 ml, 50,0 ml, 100,0 ml,
250,0 ml
e. Pemanas listrik
f. Tanur listrik ( Furnace 1400 )
g. Pipet volume 1,0 ml, 2,0 ml, 3,0 ml, 4,0
ml, 5,0 ml, 10,0 ml
h. Neraca analitik
i. Spektrofotometer Serapan Atom
2. Bahan yang digunakan
a. Air suling
b. Asam klorida
c. Asam nitrat
d. Kalsium karbonat
e. Pare ( Momordica charantia L. )
Prosedur Kerja
1. Penyiapan sampel
Sampel pare ( Momordica charantia L. )
yang akan di analisis adalah jenis pare
gajih dan pare kodok yang berwarna hijau
kekuningan, bentuk bergerigi, panjang dan
besar, bersih dan segar, biji tidak
dipergunakan.
2. Pengolahan sampel
Sampel pare ( Momordica charantia L. ) di
bersihkan dengan dicuci bersih dan disayat
tipis. Sampel dikeringkan dengan cara
Volume 3 Nomor 6 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721
3.
4.
5.
6.
7.
37
HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Hasil Analisis Kandungan Logam
Kalsium (Ca) Pada Buah Pare Dengan
Menggunakan
Metode
Spektrofotometri
Serapan Atom Pada Panjang Gelombang
422,7 nm.
Konsentrasi
Kadar kalsium
Sampel kalsium dalam Serapan dalam sampel
sampel (ppm)
(mg/100 g)
A
25,4555
0,2620
28,6658
B
32,8857
0,3385
30,7425
38
yang
timbul
adalah
senyawa-senyawa
anorganik (mineral) di tandai dengan
terbentuknya abu berwarna putih.
Penambahan asam klorida dalam
larutan sampel bertujuan untuk melarutkan
sampel beserta garam-garamnya, juga supaya
larutan yang diperoleh bersifat asam agar
dalam pengukuran diperoleh hasil yang
optimal.
Larutan
sampel
diukur
dengan
menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom
pada pengukuran 422,7 nm dengan cara di
masukkan kedalam nyala sebagai suatu
aerosol yakni suatu kabut yang terdiri dari
tetesan yang sangat halus. Ketika larutan
maju melewati nyala, pelarutnya akan
menguap dan dihasilkan bintik-bintik halus
yang berupa partikel. Zat ini kemudian
berdisosiasi untuk menghasilkan atom logam.
Dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan maka diperoleh kadar kalsium
yang terkandung dalam pare gajih 28,6658
mg/g, sedangkan pare kodok 30,7425 mg/g.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
kalsium yang tinggi terdapat dalam pare
kodok.
Menurut
Food
Composition,
menyatakan bahwa pare secara umum
mengandung kalsium 32,00 mg/g. Hasil
penelitian berbeda dengan kandungan kalsium
yang terdapat dalam pustaka. Perbedaan
kandungan kalsium dalam 2 macam varietas
pare tersebut dapat diasumsikan bahwa
adanya kondisi lingkungan, iklim, unsur hara
tanah, yang mempengaruhi kandungan
mineralnya.
Dari hasil penelitian menunjukkan
adanya perbedaan kandungan kalsium pada
setiap jenis pare, sehingga disimpulkan bahwa
kadar kalsium pada setiap pare berbeda
kadarnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka
disimpulkan bahwa : kandungan kadar kalsium
yang terdapat pada pare gajih sebanyak
28,6658 mg/100 g,sedangkan kandungan
kadar kalsium yang terdapat pada pare kodok
sebanyak 30,7425 mg/100g.
SARAN
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya
untuk melakukan penelitian pada buah pare
dengan penentuan jenis mineral yang lain
serta kandungan zat gizi lainnya yang
bermanfaat bagi kesehatan. Serta disarankan
kepada masyarakat agar mengkonsumsi
bahan pangan lain yang mengandung kalsium
untuk memenuhi kebutuhan kalsium seharihari.
Volume 2 Nomor 4 Tahun 2013 ISSN : 2302-1721
DAFTAR PUSTAKA
Bennaogest, D, 2011, Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) dan Inframerah Spectroscopy(IR)
http://bennaogest.blogspot.com/2011/11atomic-absorption-spectroscopy-aas-dan.html. Diakses Tanggal
24 Juni 2012.
Budiyanto, A, K, 2001, Dasar-dasar Ilmu Gizi, Universitas Muhammadiyah, Malang, Hal. 60-61.
Dalimartha, S, 2008, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 5, Pustaka Bunda, Jakarta. Hal. 126-133.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik, 201, Farmakologi dan Terapi, Universitas Indonesia, Jakarta, Hal. 789790.
Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia edisi III, Jakarta.
Firmansyah, 2009. Spektrofotometer Serapan Atom,
http:// mcfirmansyah.blogspot.com/2012/04/
spektrofotometer-serapan-atom-atomic.html. Diakses tanggal 20 Juli 2012.
Lane, N, E, 2001, Osteoporosis, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 81-82.
Proverawati, A, dan Asfuah, S, 2009, Gizi untuk Kebidanan, Nuha Medika, Yogyakarta. Hal. 28.
Rukmana, R, 1997, Budi Daya Pare, Kainius, Yogyakarta, Hal. 21
Sanagi, M, M, 2001, Tekhnik Pemisahan dalam Analisis Kimia, Universitas Teknologi Malaysia, Malaysia,
Hal.177.
Subahar, T, dan Tim Lentera, 2004, Khasiat dan Manfaat Buah Pare, Agromedia Pustaka, Tangerang. Hal. 4-5.
Sukandar, E, Y, 2009, ISO Farmakoterapi, Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Jakarta, Hal. 613-615.
Underwood, A, L, dan Day, R, A, 2002, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta, Hal. 382.
Watson, D, G, 2010, Analisis Farmasi, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Hal. 170-171.
Wirakusumah, A, S, 2007, Mencegah Osteoporosis, Penebar Plus, Jakarta, Hal. 6
39