Anda di halaman 1dari 56

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI GSM(Global System for

Mobile) SEBAGAI PENDETEKSI KEBAKARAN BERBASIS


MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535
DESIGN AND IMPLEMENTATION OF TECHNOLOGY GSM (Global System for Mobile)
AS FIRE DETECTION BASED ON MICROCONTROLLER ATMEGA 8535

PROYEK AKHIR

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Teknik
Pada Program Studi Teknik D3 Teknik Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan
Telkom University

Dimas Hendratno
6305110054

D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU TERAPAN
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2014

ITT-AK-FEK-

UNIVERSITAS TELKOM

No.Dokumen

Jl.Telekomunikasi No.1 Ters.Buah Batu Bandung 40257

No.Revisi

00

FORMULIR LEMBAR PENGESAHAN PROYEK AKHIR

Berlaku Efektif

02 Mei 2011

PTT-FM-004/001

LEMBAR PENGESAHAN
PROYEK AKHIR
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI GSM(Global System for
Mobile) SEBAGAI PENDETEKSI KEBAKARAN BERBASIS
MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

(DESIGN AND IMPLEMENTATION OF TECHNOLOGY(Global System for Mobile) AS


FIRE DETECTION BASED ON MICROCONTROLLER ATMEGA 8535)

Telah disetujui dan disahkan sebagai Proyek Akhir


Program D3 Teknik Telekomunikasi
Fakultas Ilmu Terapan
Universitas Telkom

Disusun oleh :
DIMAS HENDRATNO
6305110054
Bandung, 17 Juni 2014
Menyetujui :
Pembimbing I

Pembimbing II

Hafidudin, ST., MT.

Yuyun Siti Rohmah. ST., MT.

95680132-1

13831156-1

ii

ITT-AK-FEK-

UNIVERSITAS TELKOM

No.Dokumen

Jl.Telekomunikasi No.1 Ters.Buah Batu Bandung 40257

No.Revisi

00

FORMULIR LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Berlaku Efektif

02 Mei 2011

PTT-FM-004/001

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS


NAMA

: DIMAS HENDRATNO

NIM

: 6305110054

ALAMAT

: Taman Wisma Asri Jl. Nangka IV Blok D33 No.24

No Tlp/HP

: 08132351149

E-mail

: dimashendratno@gmail.com

Menyatakan bahwa Proyek Akhir ini merupakan karya orisinil saya sendiri, dengan judul :
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI GSM (Global System for
Mobile) SEBAGAI PENDETEKSI KEBAKARAN BERBASIS
MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

(DESIGN AND IMPLEMENTATION OF TECHNOLOGY GSM (Global System for Mobile)


AS FIRE DETECTION BASED ON MICROCONTROLLER ATMEGA 8535)

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian di temukan adanya pelanggaran terhadap kejujuran akademik atau etika
keilmuan dalam karya ini, atau di temukan bukti yang menunjukkan ketidakaslian karya ini.

Bandung, 17 Juni 2014

Dimas Hendratno
6305110054

iii

ABSTRAK
Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini, khususnya keamanan rumah hunian
yang ditinggalkan pemiliknya ataupun dalam keadaan kosong dari bahaya kebakaran
bukan hanya pencurian dan tindakan kriminal lainnya, bukanlah hal yang mengherankan
apabila semakin hari manusia semakin menginginkan suatu system pengamanan yang
lebih canggih dan modern. Sebagaimana yang diketahui solusi yang dilakukan begitu
banyak. Namun tetap saja banyak kebakaran maupun bahaya akibat api tidak dapat
dicegah, walaupun pengamannya dengan alat yang modern. Biasanya penyebabnya
adalah karena pengaman hanya dengan alarm maupun dengan pemadam api, hal ini tidak
terlalu efektif karena saat pemilik rumah tidak ada di tempat pencegahannya tidak dapat
dilakukan.
Pada Proyek Akhir ini akan dibuat sebuah sistem pendeteksi kebakaran yang
menggunakan telepon genggam sebagai perangkat notifikasi dan penanggulangannya.
Pada prinsipnya teknologi yang digunakan berupa perangkat telepon genggam sebagai
penghubung sinyal, lalu ada mikrokontroller sebagai pemroses inputan yang dihasilkan
oleh sensor suhu dan asap. Untuk sistem penanggulangan antara handphone dan pompa
air, menggunakan modem wavecom GSM sebagai salurannya.
Hasil akhir dari alat ini menggunakan telepon genggam sebagai alat kendali sistem
penanggulangan kebakaran. Lalu terhubung dengan mikrokontroller sebagi pengatur
sistem ini. Alat ini memiliki rata rata delay pengiriman SMS notifikasi ke user selama
5,3s, lalu delay pengiriman SMS mengaktifkan pompa air 5,9s. Dengan fitur keamanan
yang berupa notifikasi sms dan alarm ini, maka tingkat kehandalan dari alat ini sebesar
80% sesuai hasil dari pengujian. Tingkat keberhasilan sistem dari alat ini sebesar 90%
sesuai dengan perancangan dan pengujian sistem.

Kata kunci: handphone, modem wavecom, user

iv

ABSTRACT

In line with current technological developments, in particular the security of the


abandoned residential home owner or empty fire hazard not only theft and other criminal
acts, it is no surprise that humans are becoming increasingly want a more sophisticated
security system and modern. As the known solutions that do so much. Still, many fires and
fire hazards can not be prevented due, although safety with modern instruments. Usually
the cause is due only to the security alarm and the fire extinguisher, it is not very effective
because when the homeowner is not in place to prevent it can not be done.
In this final project will be made a fire detection system that uses the mobile phone as
a device notification and mitigation. In principle, the technology used in the form of
mobile devices as a link signal, then there is a microcontroller as processing input
generated by the temperature sensors and smoke. For prevention systems between mobile
phones and the water pump, using modem wavecom GSM as a channel.
The end result of this tool using mobile phones as a means of control of the fire
protection system. Then connect to the microcontroller as a regulator of this system. This
tool has the average - average delivery delay SMS notifications for 5.3 s, then activate
SMS delivery delay of 5.9 s water pump. With security features such as SMS notifications
and alarms, then the level of reliability of the tool by 80% according to the results of the
test. The success rate of the system is the tool by 90% in accordance with the design and
testing of the system.
Keywords: mobile phone, modemwavecom, user

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Proyek Akhir dengan judul PERANCANGAN
DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI GSM (Global System for Mobile) SEBAGAI
PENDETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA
8535. Tugas akhir ini disusun sebagai syarat dalam menyelesaikan pendidikan tahap
sarjana di Fakultas Teknik Departemen Elektro dan Telekomunikasi.
Penulis menyadari bahwa Proyek Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun proyek akhir ini akan sangat
mendapat apresiasi dari penulis.
Dengan segala kerendahan hari, penulis berharap semoga Proyek akhir ini
bermanfaat untuk orang lain dan lingkungan masyarakat. Selain itu penulis berharap
semoga proyek akhir ini dapat dikembangkan kearah yang lebih baik dan bermanfaat
bagi pembaca dan penulis serta bagi dunia pendidikan pada umumnya
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Juni 2014

Dimas Hendratno

vi

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT berkat rahmat dan
karunia-Nya yang diberikan, penulis dapat menyelesaikan proyek akhir yang berjudul
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI GSM (Global System for
Mobile) SEBAGAI PENDETEKSI KEBAKARAN BERBASIS MIKROKONTROLLER
ATMEGA 8535.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan proyek akhir ini, yaitu:

1.

Allah SWT yang telah memberikan rahmat, berkah dan karunia, serta jalan yang terbaik
kepada penulis dalam menyelesaikan proyek akhir ini

2.

Kedua orang tua penulis, yaitu Ibu (Suratmi) yang tidak hentinya dan tidak pernah lelah
untuk selalu membangkitkan semangat penulis, serta bapak (Suhendri) yang selalu
membantu penulis dalam berfikir lebih dewasa dan bijak dalam menghadapi berbagai
masalah.

3.

Bapak Hafidudin, ST., MT. selaku dosen pembimbing I yang selalu mendukung dan
membantu penulis dalam menyelesaikan proyek akhir ini.

4.

Ibu Yuyun Siti Rohmah, ST.,MT. selaku pembimbing II yang telah bersedia untuk
meluangkan waktu dan membantu penulis dalam menyelesaikan permasalahan dalam
pengerjaan proyek akhir ini.

5.

Dosen Dosen IT Telkom yang telah memberikan sedikit ilmunya selama masa
perkuliahan selama 3 tahun kepada penulis.

6.

Donni Tri Hendarto, selaku adik penulis yang selalu meluangkan waktu untuk
mengantarkan penulis disaat penulis sedang kesulitan dalam hal transportasi.

7.

Desty Herawati, selaku kakak dari penulis yang tidak pernah lelah menghadapi kondisi
dan masalah penulis, selalu sabar menghadapi penulis dan tidak pernah mengeluh untuk
memotivasi penulis disaat sedang terjatuh dan berjuang untuk bangkit.

8.

Kepada seluruh teman-teman Bedeng Family dan Poncend yang selalu memberikan
canda dan tawa di setiap hari nya.

vii

9.

Shinta Nurhayati, yang tidak pernah lelah memberikan semangat dan dorongan kepada
penulis dan selalu sabar menunggu dalam keadaan apapun.

10. Seluruh teman teman D3TT3502 terimakasih untuk suka dan duka yang kalian berikan

kepada penulis.
11. Dan terima kasih kepada pihak terkait yang namanya tidak disebutkan oleh penulis atas

bantuan dan kerjasamanya.


Akhir kata terima kasih kepada semua pihak terkait, penulis berharap semoga proyek
akhir ini bermanfaat bagi masyarakat.

Bandung, 17 Juni 2014

Penulis

viii

DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan

.ii

Lembar Orisinalitas

iii

Abstrak ..............iv
Abstract

..v

Kata Pengantar ..............vi


Ucapan Terimakasih
Daftar Isi

....vii

..ix

Daftar Gambar ..............xi


Daftar Tabel

....xvi

Daftar Istilah

.xv

Daftar Singkatan

..xvi

BAB I PENDAHULUAN.............................1
1.1

Latar Belakang..1

1.2

Tujuan dan Manfaat..2

1.3

Rumusan Masalah.2

1.4

Batasan Masalah...2

1.5

Metodologi Penelitian...3

1.6

Sistematika Penulisan...3

BAB II LANDASAN TEORI...............................4


2.1

GSM (Global System for Mobile)........................................4

2.2

Mikrokontroller Atmega 8535......................5

2.3

LCD(Liquid Cyrstal Display.........5

2.4

Relay..........................7

2.5

Sensor suhu DHT11...............9

2.6

SMS Gateway....9

2.7

Attention Command.................................................................................................10
ix

2.8

Sensor Asap MQ7....................................................................................................11

BAB III PERANCANGAN..................................13


3.1

Perancangan Sistem.13

3.2

Diagram Alir Sistem14

3.3

Prinsip Kerja Sistem Keamanan.15

3.4

Prinsip Kerja Kirim SMS dan Notifikasi SMS....16

3.5

Integrasi Sistem Keseluruhan..17

3.6

Prinsip Kerja Sistem18

BAB IV PENGUJIAN DAN HASIL...................................20


4.1

4.2

Pengujian Sistem..20
4.1.1

Pengujian Sensor suhu DHT11...........20

4.1.2

Pengujian Sensor asap MQ7...............................20

4.1.3

Pengujian notifikasi SMS dan panggilan....................................................21

Hasil Pengujian........................22
4.2.1

Pengujian Notifikasi SMS ..........................................................................22

4.2.2

Pengujian panggilan........................................................................23

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN................................24


5.1 Kesimpulan..........24
5.2 Saran........24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
LAMPIRAN B

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1(a) Blok diagram GSM..............4


Gambar 2.1(b) Frekuensi GSM.................5
Gambar 2.2 Bentuk Atmega8535........9
Gambar 2.3 Pin LCD................6
Gambar 2.4 Bagian bagian relay............7
Gambar 2.5 Sensor suhu DHT11...................9
Gambar 2.8 Sensor asap MQ7.,.....................12
Gambar 3.1 Blok Diagram.................................................13
Gambar 3.2 Diagram alir sistem.....................................14
Gambar 3.3 Diagram sistem keamanan......................15
Gambar 3.4 Prinsip kirim sms dan notifikasi................16
Gambar 3.5 Integrasi sistem keseluruhan.......17
Gambar 3.6 Hubungan sismin dengan sensor suhu DHT 11.........18
Gambar 3.6(a) Hubungan sismin dengan sensor asap MQ718
Gambar 3.6(b) Hubungan sismin dengan LCD......19
Gambar 3.6(c) Hubungan sismin dengan converter wavecom.19
Gambar 4.1.1 Pengujian sensor suhu DHT11......20
Gambar 4.1.2 Pengujian sensor asap MQ7......21
Gambar 4.2.1 Pengujian notifikasi SMS..............................22

xi

DAFTAR TABEL
Tabel 2.8 Tabel Perintah AT COMMAND.....10
Tabel 4.2.1 Hasil Pengujian delay Notifikasi Sms..............22
Tabel 4.2.2 Hasil Pengujian delay kirim Sms......................................................................23

xii

DAFTAR ISTILAH
Notifikasi

: Sebuah bentuk pemberitahuan yang berisi tanda atau informasi akan suatu
hal yang sudah dilakukan

Gadget

: Sebuah perangkat yang selalu digenggam, seperti ponsel, tablet, dll.

Media Sosial : suatu media komunikasi dengan waktu real time

xiii

DAFTAR SINGKATAN

SMS

: Short Message Service

GSM

: Global System for Mobile

IC

: Integrated Circuit

GPS

: Global Positioning System

xiv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Sejalan dengan perkembangan teknologi saat ini, khususnya keamanan rumah hunian
yang ditinggalkan pemiliknya ataupun dalam keadaan kosong dari bahaya kebakaran
bukan hanya pencurian dan tindakan kriminal lainnya, bukanlah hal yang mengherankan
apabila semakin hari manusia semakin menginginkan suatu system pengamanan yang
lebih canggih dan modern. Sebagaimana yang diketahui solusi yang dilakukan begitu
banyak. Namun tetap saja banyak kebakaran maupun bahaya akibat api tidak dapat
dicegah, walaupun pengamannya dengan alat yang modern. Biasanya penyebabnya
adalah karena pengaman hanya dengan alarm maupun dengan pemadam api, hal ini tidak
terlalu efektif karena saat pemilik rumah tidak ada di tempat pencegahannya tidak dapat
dilakukan.
Sistem pengaman dengan cara ini memungkinkan apabila terjadi kebakaran atau
kenaikan suhu (di atas 38) yang terdeteksi dengan sensor suhu dan asap maka alarm
akan langsung berbunyi serta pompa mini yang terdapat pada rangkaian akan langsung
menyiramkan air secara otomatis dengan cara melakukan panggilan terhadap nomor pada
Modem GSM wavecom sehingga kita dapat mencegah kebakaran yang lebih besar dan
juga informasi kebakaran akan langsung dikirim oleh Modem GSM wavecom ke
handphone personal yang kita miliki.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT


Adapun tujuan dari pembuatan proyek akhir ini adalah:
1. Mengimplementasikan proses kerja dari sensor suhu yang digunakan.
2. Merancang proses dari mikrokontroller sampai pada outputnya.

Adapun manfaat dari pembuatan proyek akhir ini adalah:


1. Untuk memberikan keamanan kepada masyarakat dari kebakaran api dengan
pencegahan berupa pemadaman dengan mini pompa air.
2. Dapat menghemat waktu karena tindakan pencegahan dapat dilakukan walaupun
berada di tempat yang jauh.

xv
1

1.3 RUMUSAN MASALAH


Adapun permasalahan yang saya temukan hingga muncul ide pembuatan alat
pendeteksi kebakaran ini adalah :
1. Bagamaina cara kerja sensor agar dapat mengaktifkan alarm.
2. Bagaimana cara kerja modem wavecom GSM agar dapat mengirim pesan singkat ke
handphone user dan handphone user dapat memanggil nomor modem wavecom untuk
mengaktifkan pompa air.
3. Bagaimana cara kerja alat agar dapat memberikan peringatan dan memberikan
penanganan saat terjadi kebakaran

1.4 BATASAN MASALAH


Adapun batasan masalah dari proyek akhir ini adalah :
1. Alat ini hanya digunakan di dalam rumah seperti di dapur.
2. Sensor suhu dan asap bekerja secara individual.
3. Menggunakan catudaya dari adaptor sebagai sumber dayanya.
4. Pengiriman SMS hanya menggunakan provider GSM.

1.5 METODOLOGI PENELITIAN


Metodologi penelitian yang digunakan dalam proyek akhir ini adalah metodologi
perancangan dan implementasi. Perancangan pendeteksi kebakaran ini menggunakan 6
komponen pembentuk alat yaitu sensor suhu untuk mendeteksi suatu suhu diatas 40,
Sensor asap untuk mendeteksi apabila adanya asap pada suatu ruangan, Mikrokontroller
untuk menginisialisasi frekuensi yang akan diteruskan ke alarm dan Modem wavecom
GSM, Modem Wavecom GSM berfungsi untuk mengirimkan pesan singkat(SMS) ke
handphone user, Handphone user berfungsi untuk menerima pesan singkat(SMS) bila
terjadi kebakaran dan juga berfungsi untuk mengaktifkan pompa air dari jarak jauh.
Implementasi dari alat pendeteksi kebakaran ini adalah sensor asap dan suhu yang akan
diteruskan ke mikrokontroller, lalu mikrokontroller akan memberikan frekuensi kepada
Modem Wavcom GSM untuk mengirimkan pesan singkat(SMS) ke handphone user, dan
handphone user juga berfungsi untuk mengaktifkan pompa air dari jarak jauh untuk
menetralisir besarnya api.

2xvi

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan yang digunakan pada proyek akhir ini yaitu sebagai berikut:
-

BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, tujuan, rumusan masalah, batasan
masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI


Bab ini berisi tentang teori dan konsep dasar materi yang berkaitan dengan
rangkaian mikrokontroler secara umum serta penjelasan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan proyek akhir.

BAB 3 PERANCANGAN
Bab ini berisi tentang pembahasan mengenai sistem keamanan serta simulasi
dengan mengirimkan sms serta menjelaskan proses cara kerja sistem keamanan

BAB 4 PENGUJIAN
Bab ini berisi tentang pengujian sistem keamanan mulai dari pengiriman sms
sampai pengujian sistem keamanan secara menyeluruh

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini membahas kesimpulan-kesimpulan yang dapat diambil setelah pengujian
serta saran yang dapat ditarik dari keseluruhan proyek akhir ini dan kemungkinan
pengembangan topik yang bersangkutan.

3
xvii

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 GSM (Global System for Mobile) [2]


GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi
GSM banyak diterapkan pada mobile communication khususnya handphone, atau dalam
istilah bahasa inggris (Global System for Mobile Communication). Teknologi ini
memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu,
sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar
global untuk komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak
digunakan orang di seluruh dunia.

Gambar 2.1(a) Blok diagram GSM [2]

GSM seperti dijelaskan oleh wikipedia, muncul pada pertengahan 1991 dan akhirnya
dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European
Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dapat
dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang
4
xviii

kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar. Standar
type approval untuk handphone disepakati dengan mempertimbangkan dan memasukkan
puluhan item pengujian dalam memproduksi GSM. Pada awal pengoperasiannya, GSM
telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah
pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah
DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz.

Gambar 2.1(b) Frekuensi GSM [2]

Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per
satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan
kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ
kepala akan dapat di kurangi. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan Amerika,
termasuk Indonesia. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang
bernama AMPS (Advances Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile
Telephone). Namun dengan hadir dan dijadikannnya standar sistem komunikasi selular
membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di
Eropa. Pengguna GSM pun semakin lama semakin bertambah. Akhirnya GSM tumbuh
dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di
seluruh dunia.

2.2 MIKROKONTROLER Atmega 8535 [4]


ATmega 8535 adalah daya rendah CMOS 8 bit mikrokontroller berdasarkan arsitektur
RISC AVR ditingkatkan. Dengan menjalankan instruksi dalam satu siklus clock,
ATmega 8535 mencapai throughputs mendekati 1 MIPS per MHz memungkinkan
perancang sistem untuk mengoptimalkan konsumsi daya versus kecepatan pemrosesan.
xix
5

Inti AVR menggabungkan set instruksi yang kaya dengan 32 register tujuan umum
bekerja. Semua 32 register secara langsung dihubungkan ke Arithmetic Logic Unit
(ALU), yang memungkinkan dua register independen untuk diakses dalam satu instruksi
tunggal dieksekusi dalam satu siklus clock. Arsitektur yang dihasilkan kode yang lebih
efisien sementara mencapai throughputs sampai sepuluh kali lebih cepat dari
mikrokontroller CIS konvensional.

Gambar 2.2 Bentuk Atmega 8535 [1]

2.3 LCD (Liquid Crystal Display) [3]


LCD dengan sejumlah kecil segmen, seperti yang digunakan dalam jam digital dan
kalkulator saku , memiliki kontak listrik individu untuk setiap segmen. Sebuah
berdedikasi eksternal rangkaian persediaan muatan listrik untuk mengendalikan setiap
segmen. Struktur tampilan berat untuk lebih dari beberapa elemen tampilan.
Menampilkan monokrom kecil seperti yang ditemukan dalam penyelenggara pribadi,
elektronik timbangan , lebih tua laptop layar, dan Nintendo asli Game Boy memiliki
struktur pasif-matriks menggunakan twisted nematic super (STN) atau double-layer STN
(DSTN) teknologi (yang terakhir yang membahas masalah warna-pergeseran dengan
mantan), dan warna-STN (CSTN) di mana warna ditambahkan dengan menggunakan
filter internal. Setiap baris atau kolom dari layar memiliki sirkuit listrik tunggal. Pixel
yang dibahas satu per satu dengan baris dan kolom alamat. Jenis layar ini disebut pasifmatriks ditujukan karena pixel harus mempertahankan negaranya antara menyegarkan
tanpa manfaat dari muatan listrik yang stabil. Karena jumlah piksel (dan, dengan
demikian, kolom dan baris) meningkat, jenis layar ini menjadi kurang layak. Sangat
lambat waktu respon dan miskin kontras adalah khas dari passive- matrix LCD ditangani.

xx
6

Gambar 2.3 Pin LCD [3]

Monokrom LCD passive-matrix yang standar di laptop awal yang paling (meskipun
beberapa menampilkan plasma digunakan). Macintosh Portable tidak berhasil secara
komersial (dirilis pada 1989) adalah salah satu pertama yang menggunakan layar matriks
aktif (meskipun masih monokrom), tetapi pasif- matriks adalah norma sampai
pertengahan 1990-an, ketika warna matriks aktif menjadi standar pada semua laptop.
Tinggi resolusi warna menampilkan seperti modern LCD monitor komputer dan
televisi menggunakan matriks aktif struktur. Sebuah matriks dari transistor film tipis
(TFTs) ditambahkan ke polarisasi dan filter warna. Setiap piksel memiliki sendiri khusus
nya transistor , memungkinkan setiap baris kolom untuk mengakses satu piksel. Ketika
garis baris diaktifkan, semua lini kolom terhubung ke deretan piksel dan tegangan yang
benar didorong ke semua baris kolom. Garis baris kemudian dinonaktifkan dan garis
baris berikutnya diaktifkan. Semua baris baris diaktifkan secara berurutan selama
refreshoperasi. Active-matrix display ditujukan terlihat "cerah" dan "tajam" daripada
pasif-matrix ditujukan menampilkan dengan ukuran yang sama, dan umumnya memiliki
waktu respon lebih cepat, menghasilkan gambar jauh lebih baik.

2.4 RELAY [6]


Relay merupakan komponen elektronika yang dapat mengimplementasikan logika
switching. Relay yang digunakan sebelum tahun 70an, merupakan otak dari rangkaian
pengendali. Setelah tahun 70-an digantikan posisi posisinya oleh PLC. Relay yang paling
sederhana ialah relay elektromekanis yang memberikan pergerakan mekanis saat
mendapatkan energi listrik. Secara sederhana relay elektromekanis ini didefinisikan
sebagai alat yang menggunakan gaya elektromagnetik untuk menutup (atau membuka)
kontak saklar. Saklar yang digerakkan (secara mekanis) oleh daya/energi listrik. Jadi

xxi
7

secara sederhana dapat disimpulkan bahwa Relay adalah komponen elektronika berupa
saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik.

Gambar 2.4 Bagian-bagian Relay [6]

Secara umum, relay digunakan untuk memenuhi fungsi fungsi berikut :

Remote control : dapat menyalakan atau mematikan alat dari jarak jauh

Penguatan daya : menguatkan arus atau tegangan

Contoh : Starting relay pada mesin mobil dan pengatur logika kontrol suatu sistem.
Relay terdiri dari coil dan contact. Perhatikan gambar diatas, coil adalah gulungan
kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar yang
pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil.
Contact ada 2 jenis :

Normally Open (kondisi awal sebelum diaktifkan open)

Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close)


Secara prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat energi listrik (energized), akan

timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang berpegas, dan contact akan
menutup.
Seperti saklar, relay juga dibedakan berdasar pole dan throw yang dimilikinya. Pole
merupakan banyaknya contact yang dimiliki oleh relay. Sedangkan Throw adalah
banyaknya kondisi (state) yang mungkin dimiliki contact

Berikut ini penggolongan relay berdasar jumlah pole dan throw :

DPST (Double Pole Single Throw)

SPST (Single Pole Single Throw)

SPDT (Single Pole Double Throw)

xxii
8

DPDT (Double Pole Double Throw)

3PDT (Three Pole Double Throw)

4PDT (Four Pole Double Throw)

2.5 SENSOR SUHU DHT11


DHT11 adalah sensor digital yang dapat mengukur suhu dan kelembaban udara di
sekitarnya. Sensor ini sangat mudah digunakan bersama dengan Severino. Memiliki
tingkat stabilitas yang sangat baik serta fitur kalibrasi yang sangat akurat. Koefisien
kalibrasi disimpan dalam OTP program memory, sehingga ketika internal sensor
mendeteksi sesuatu, maka module ini menyertakan koefisien tersebut dalam
kalkulasinya.
DHT11 termasuk sensor yang memiliki kualitas terbaik, dinilai dari respon,
pembacaan data yang cepat, dan kemampuan anti-interference. Ukurannya yang kecil,
dan dengan transmisi sinyal hingga 20 meter, membuat produk ini cocok digunakan
untuk banyak aplikasi-aplikasi pengukuran suhu dan kelembaban.

Gambar 2.5 Sensor suhu DHT11

2.6 SMS Gateway


SMS (Short Message Service) adalah suatu fasilitas untuk mengirim dan menerima
suatu pesan singkat berupa teks melalui perangkat nirkabel, yaitu perangkat komunikasi
telepon seluler, dalam hal ini perangkat nirkabel yang digunakan adalah telepon seluler.
Salah satu kelebihan sms adalah biaya yang murah.
Sebuah pesan SMS maksimal terdiri dari 140 bytes, dengan kata lain sebuah pesan
bisa memuat 140 karakter 8-bit, 160 karakter 7-bit atau 70 karakter 16-bit untuk bahasa
jepang, bahasa korea, dan bahasa mandarin yang memakai Hanzi (Aksara Kanju/Hanja).
Selain 140 bytes ini ada data-data lain yang termasuk. Adapula beberapa nmetode untuk
xxiii
9

mengirim pesan yang lebih dari 140 bytes, tetapi seorang pengguna harus membayar
lebih dari sekali. Misalnya pesan yang dikirimkan terdiri dari 167 karakter, maka pesan
ini akan dipecah menjadi 2 buah sms (1 buah SMS dengan 160 karakter dan 1 sms
dengan 7 karakter).
SMS gateway adalah suatu platform yang menyediakan mekanisme untuk EUA
menghantarkan dan menerima sms dari peralatan mobile (HP, PDA Phone, dll) melalui
SMS gateways shortcode (sebagai contoh 9221). SMS gateway membolehkan UEA
untuk berkomunikasi dengan Telco SMSC (provider telekomunikasi) atau sms platform
untuk menghantarkan dan menerima pesan SMA dengan sangat mudah, karena SMS
gateway akan melakukan semua proses dan koneksi dengan Telco. SMS gateway juga
menyediakan UEA dengan interface yang mudah dan standar.

2.7 ATTENTION COMMAND


AT Command adalah perintah perintah yang digunakan dalam komunikasi dengan
serial port. Dengan AT command kita dapat melihat vendor dari ponsel yang digunakan,
kekuatan sinyal, membaca pesan yang ada pada SIM card, mengirim pesan, mendeteksi
pesan SMS baru yang masuk secara otomatis, menghapus pesan pada SIM card, dan
masih banyak lagi fungsi lainnya. AT Command sebenarnya hamper sama dengan
perintah Command Prompt pada DOS. AT Command awalnya dikembangkan pada
tahun 1977 untuk Hayes Smartmodem 300 Baud Modem. Struktur penulisan perintah
tersebut terdiri dari beberapa kombinasi parameter-parameter untuk berkomunikasi
dengan modem dan menjalanklan operasi operasi tertentu seperti melakukan dial,
menutup dial, mengirim sms dan lain-lain.
Berikut ini adalah beberapa perintah dari AT Command sebagai berikut:
Tabel 2.7 Perintah AT Command [5]
AT Command

Keterangan

AT

Mengecek apakah Handphone telah terhubung

AT+CMGF

Untuk menetapkan format mode dari terminal

AT+CSCS

Untuk menetapkan jenis encoding

AT+CNMI

Untuk mendeteksi pesan SMS baru masuk secara


otomatis

AT+CMGL

Membuka daftar SMS yang ada pada SIM Card

xxiv
10

AT Command

Keterangan

AT+CMGS

Mengirim pesan SMS

AT+CMGR

Membaca pesan SMS

AT+CMGD

Menghapus pasan SMS

ATE1

Mengatur ECHO

ATV1

Mengatur input dan output berupa naskah

AT+CGMI

Mengecek Merek HP

AT+CGMM

Mengecek Seri HP

AT+CGMR

Mengecek Versi Keluaran HP

AT+CBC

Mengecek Baterai

AT+CSQ

Mengecek Kualitas Sinyal

AT+CCLK?

Mengecek Jam (waktu) pada HP

AT+CALM=<n>

Mengecek Suara/dering HP saat di Telepon (ada


Telepon Masuk)
n adalah adalah angka yang menunjukkan jenis dering
0 = berdering
1 dan 2 = Silent (Diam)

AT^SCID

Mengecek ID SIM CARD

AT+CGSN

Mengecek Nomor IMEI

AT+CLIP=1

Menampilkan nomor telepon pemanggil

AT+CLCC

Menampilkan nomor telepon yang sedang memanggil

AT+COPN

Menampilkan Nama Sumua Operator di dunia

AT+COPS?

Menampilkan nama operator dari SIM yang digunakan

AT+CPBR=<n>

Membaca nomor telepon yang disimpan pada buku


telepon (SIM CARD)
n adalah nomor urut penyimpanan

AT+CPMS=<md>

Mengatur Memori dari HP


md adalah memori yang digunakan
ME = Memori HP
SM = Memori SIM CARD

2.8 SENSOR ASAP MQ7


MQ7 merupakan sensor gas yang digunakan dalam peralatan untuk mendeteksi gas
karbon monoksida (CO) dalam kehidupan sehari-hari, industri, atau mobil. Fitur dari
sensor gas MQ7 ini adalah mempunyai sensitivitas yang tinggi terhadap karbon
monoksida (CO), stabil, dan berumur panjang. Sensor ini menggunakan catu daya heater :
5V AC/DC dan menggunakan catu daya rangkaian : 5VDC, jarak pengukuran : 20 2000ppm untuk ampu mengukur gas karbon monoksida.

11
xxv

Gambar 2.8 Sensor Asap MQ7

Prinsip operasi sensor MQ7 adalah hambatan permukaan sensor Rs diperoleh melalui
pengaruh sinyal output tegangan dari resistansi beban RL yang seri. Hubungan antara itu
dijelaskan:

=
Sinyal ketika sensor digeser dari udara bersih untuk karbon monoksida (CO),
pengukuran sinyal dilakukan dalam waktu satu atau dua periode pemanasan lengkap (2,5
menit dari tegangan tinggi ke tegangan rendah). Lapisan sensitif dari MQ-7 komponen
gas sensitif terbuat dari SnO2 dengan stabilitas, Jadi, ia memiliki stabilitas jangka
panjang yang sangat baik. Masa servis bisa mencapai 5 tahun di bawah kondisi
penggunaan.

xxvi
12

BAB III
PERANCANGAN

3.1 PERANCANGAN SISTEM


SENSOR DHT11

MODEM WAVECOM
GSM

SISMIN ATMEGA 8535

HANDPHONE

RELAY

POMPA AIR

LCD
SENSOR ASAP MQ7

Gambar 3.1 Blok Diagram

Sistem keamanan ini di kendalikan oleh dua sensor. Yang pertama adalah sensor suhu
DHT11. Sensor suhu DHT11 ini berfungsi sebagai pendeteksi suhu dalam suatu ruangan
tersebut. Sensor suhu DHT11 ini akan aktif apabila mendeteksi kenaikan suhu diatas 38.
Setelah itu akan diproses di mikrokontroller. Yang kedua adalah sensor asap MQ7.
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi asap. Sensor ini akan aktif apabila terdapat gas
karbon monoksida (CO). Lalu akan diproses di mikrokontroller.
Jika salah satu sensor tersebut aktif maka akan diproses di mikrokontroller. Kemudian
output dari mikrokontroller akan diterima oleh LCD, dan Modem Wavecom GSM. LCD
akan menampilkan notifikasi kenaikan suhu. Setelah itu modem wavecom GSM akan
mengirimkan SMS ke ponsel user. Ponsel user ini juga berfungsi untuk melakukan
panggilan ke modem wavecom GSM dan menuju mikrokontroller, setelah itu diproses
dan mengaktifkan relay untuk menyalakan pompa air.

xxvii
13

3.2 DIAGRAM ALIR SISTEM


Prinsip kerja dari alat ini adalah membuat sebuah hardware sistem keamanan yang
dapat dikendalikan oleh pengguna dari jauh. Yang pertama adalah jika terjadi kenaikan
suhu diatas 38 atau adanya asap maka sensor suhu dan sensor asap akan aktif. Saat salah
satu sensor tersebut aktif, maka akan diteruskan ke mikrokontroller. Kemudian
mikrokontroller akan memproses keluaran kepada LCD, dan handphone user. Kemudian
handphone user dapat mengaktifkan pompa air untuk meminimalisir kebakaran. Pompa
air ini terhubung oleh relay sebagai saklar untuk mengaktifkan pompa air. Setelah suhu
normal dan tidak ada asap maka sistem akan kembali standby.
MULAI

SISTEM KEAMANAN
AKTIF

SENSOR AKTIF?

TIDAK

YA
ALARM AKTIF

NYALAKAN
POMPA?

TIDAK

YA
MELAKUKAN
PANGGILAN
POMPA AKTIF

SELESAI
Gambar 3.2 Diagram Alir Sistem

xxviii
14

3.3 PRINSIP KERJA SISTEM KEAMANAN


Berikut ini adalah prinsip keamanan dari sistem keamanan saat sensor mendeteksi
adanya kebakaran. Pertama-tama system dalam keadaan standby, dengan begitu ketika
salah satu sensor aktif maka akan memberikan perintah kepada mikrokontroller untuk
memberikan peringatan. Setelah itu user akan mendapatkan peringatan dan akan
diketahui oleh user, saat user mendapatkan peringatan melalui pesan singkat, maka user
dapat mengaktifkan pompa air dengan cara melakukan panggilan yg dituju ke nomor
modem wavecom. Berikut ini adalah fungsi keamanan yang digunakan saat terjadi
kebakaran sebagai berikut:
-

Alarm akan berbunyi ketika sesnsor mendeteksi adanya kebakaran.

Pompa air diaktifkan apabila ada perintah dari user melalui panggilan yg dituju ke
nomor modem wavecom.
MULAI

ALARM AKTIF

MENERIMA
SMS

TIDAK
POMPA
DIAKTIFKAN?
YA
MELAKUKAN
PANGGILAN

POMPA AKTIF

SELESAI
Gambar 3.3 Diagram Sistem Keamanan

xxix
15

3.4 PRINSIP KERJA KIRIM SMS DAN PANGGILAN


Notifikasi sms yang diterapkan pada proyek akhir ini berfungsi sebagai media
informasi antara mikrokontroler dengan user. jenis notifikasi sms yang diterapkan pada
proyek akhir ini, yaitu:
- Notifikasi sms yang memberitahukan bahwa terjadi kebakaran. Saat terjadi kenaikan
suhu dan adanya, secara otomatis mikrokontroler akan mengirimkan pesan bahwa
telah terjadi kebakaran langsung kepada ponsel user
Fungsi panggilan digunakan untuk mengaktifkan pompa air yang bertujuan untuk
meminimalisir perambatan api. Saat user mendapat notifikasi sms maka user tersebut
juga dapat memanggil nomor tersebut untuk mengaktifkan pompa air.

MULAI

TERJADI KEBAKARAN

KIRIM NOTIFIKASI SMS


SUHU/ASAP DIATAS
AMBANG BATAS

TIDAK
AKTIFKAN
POMPA?
YA
MELAKUKAN
PANGGILAN

POMPA AKTIF

MULAI
Gambar 3.4 Prinsip panggilan dan notifikasi sms
xxx
16

3.5 INTEGRASI SISTEM KESELURUHAN


Integrasi sistem keselurahan adalah penggabungan dari 2 prinsip kerja sistem pada
proyek akhir ini. Pada prinsipnya sistem keamanan yang diterapkan diintegrasikan
dengan fitur notifikasi sms serta fitur kirim sms dari ponsel user sebagai pengendali
sistem keamanan. Berikut dibawah ini adalah diagram integrasi sistem keseluruhan
sebagai berikut:
MULAI
NOTIFIKASI SMS
SENSOR AKTIF

SISTEM SIAP

SUHU/ASAP DIATAS
AMBANG

TIDAK
NYALAKAN
POMPA?

YA
MELAKUKAN PANGGILAN

POMPA AKTIF

SELESAII
Gambar 3.5 Integrasi sistem keseluruhan

xxxi
17

3.6 PRINSIP KERJA SISTEM


Berikut ini adalah prinsip kerja dari sistem ini sebagai berikut:
-

Hubungan Sistem Minimum dengan sensor suhu DHT11


Hubungan antara sistem minimum dan sensor suhu DHT11 adalah sebagai
input dari alat ini. Sensor ini menggunakan port A0 sebagai inputan dan port gnd
dan vcc sebagai tegangan. Sensor ini akan bekerja jika mendeteksi suhu diatas
40.

Gambar 3.6 Hubungan Sismin dan Sensor suhu DHT11

Hubungan antara Sismin dengan sensor asap MQ7


Hubungan antara sistem minimum dan sensor asap MQ7 adalah sebagai input
dari alat ini. Sensor ini menggunakan port A1 sebagai inputan dan port gnd dan
vcc sebagai tegangan. Sensor ini akan bekerja jika mendeteksi gas CO2.

Gambar 3.6(a) Hubungan antara sismin dengan sensor asap mq7

xxxii
18

Hubungan antara sismin dengan LCD


Hubungan antara sistem minimum dan LCD adalah sebagai output dari sensor
suhu dan asap dari alat ini. LCD ini menggunakan port C0-C8 karena port C
dapat memberikan arus sebesar 20 mA dan mengendalikan display. LCD ini
berfungsi sebagai indikator suhu dalam ruangan.

Gambar 3.6(b) Hubungan antara sismin dengan LCD

Hubungan antara sismin dengan Modem wavecom


Hubungan antara sismin dengan module menggunakan komunikasi serial to
RS232 Converter. Pada sismin, pin 2 menjadi pin RX, sedangkan pin 3 digunakan
sebagai TX. Lalu pada serial to RS232 converter, pin 11 pada max232
dihubungkan ke pin 3 yaitu TX pada sismin, sedangkan pin 12 pada max232
dihubungkan ke pin 2 sismin. Untuk membuat serial to RS232 converter aktif,
maka pin 16 pada max232 dihubungkan ke pin 5V pada sismin, sedangkan pin
15 pada max232 dihubungkan ke pin GND pada sismin.

Gambar 3.6(c) Hubungan antara sismin dengan converter wavecom


xxxiii
19

BAB IV
PENGUJIAN DAN HASIL

4.1 PENGUJIAN SISTEM


Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana sistem dapat bekerja yaitu sebagai berikut:
4.1.1 Pengujian Sensor Suhu DHT11
Pada bagian ini akan dijelaskan mekanisme sensor suhu. Yang pertama sensor
ini

dihubungkan

ke

mikrokontroller

di

port

A,

kemudian

hubungkan

mikrokontroller dengan power supply. Setelah terhubung maka sensor suhu akan
membaca suhu dalam ruangan tersebut. Cobalah dengan meniup sensor tersebut
kemudian pada LCD terjadi perubahan temperatur. Jika temperatur mencapai batas
maksimal maka alarm akan aktif.

Gambar 4.1.1 Pengujian Sensor suhu DHT11

4.1.2 Pengujian Sensor Asap MQ7


Pada bagian ini akan dijelaskan mekanisme sensor asap. Yang pertama sensor ini
dihubungkan ke mikrokontroller di port A sebagai input, kemudian hubungkan
mikrokontroller dengan power supply. Setelah terhubung maka sensor akan siap
untuk mendeteksi adanya gas CO2. Cobalah dengan membakar kertas kemudian
arahkan asap nya ke sensor tersebut kemudian pada LCD akan tampil alarm aktif
yang menandakan adanya gas CO2 pada ruangan tersebut.
xxxiv
20

Gambar 4.1.2 Pengujian Sensor asap MQ7

4.1.3 Pengujian Notifikasi SMS dan Panggilan


Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai mekanisme dari rangkaian
RS232 converter. Yang pertama dilakukan adalah menghubungkan shield
PCB dengan sismin, tancapkan sesuai dengan desain yang sudah dibentuk.
Ada 2 pengujian yang dilakukan, yaitu sebagai berikut:
-

Pengujian Notifikasi SMS. Pada pengujian ini dilakukan pengiriman


SMS dari mikrokontroler ke Telepon Seluler. Upload script ke dalam
cvavr. Setelah terupload maka dengan sendirinya mikrokontroller akan
mengirimkan SMS kepada nomer telepon seluler yang dituju. Setelah
SMS berhasil diterima oleh telepon seluler, maka nantinya SMS ini
akan berfungsi sebagai notifikasi dari mikrokontroler ke telepon user.
Nomor yang digunakan pada cvavr adalah nomor yang terdapat pada
modem wavecom.

Pengujian Panggilan. Pada pengujian ini dilakukan panggilan dari


telepon user ke modem wavecom. Hal pertama yang dilakukan adalah
membuat inisialisasi mikrokontroler sebagai receiver. Setelah itu
upload script data ke dalam cvavr. Lakukan pengujian dengan
melakukan panggilan dari telepon seluler ke nomor yang terdapat pada
modem. Setelah panggilan diterima oleh mikrokontroller, nantinya
panggilan ini berfungsi untuk mengaktifkan pompa air untuk
meminimalisir kebakaran.

21
xxxv

4.2 HASIL PENGUJIAN


Pengujian setiap blok rangkaian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
performansi kinerja sistem dan mengecek masing-masing rangkaian apakah sudah
bekerja sesuai dengan perancangan atau Belum. Berikut ini adalah hasil pengujian yang
dilakukan sebagai berikut:

4.2.1 Pengujian Notifikasi SMS dari Mikrokontroler Kepada Telepon Seluler


Pengujian ini dilakukan untuk mengecek waktu pengiriman hasil notifikasi
sms dari modem wavecom kepada Telepon seluler. Proses yang dilakukan pada
pengujian adalah mengaktifkan salah satu sensor. setelah sensor aktif, lalu tunggu
SMS notifikasi yang masuk melalui mikrokontroler berupa informasi bahwa
suhu/asap diatas ambang batas. Berikut ini adalah hasil pengujian dari pengaktifan
sistem keamanan sebagai berikut:

Gambar 4.2.1 Pengujian notifikasi SMS


Tabel 4.2.1 Hasil pengujian delay notifikasi sms

ISI NOTIFIKASI
Suhu diatas ambang batas 40
Asap diatas ambang batas
Suhu diatas ambang batas 47
Asap diatas ambang batas
Suhu diatas ambang batas 39
Rata-rata

DELAY
SMS (s)
5
4
3
9
6
5,4

xxxvi
22

4.2.2 Pengujian Pengiriman SMS dari Telepon User Kepada Mikrokontroler


Pengujian ini dilakukan untuk mengecek waktu delay perintah panggilan
dari telepon seluler kepada mikrokontroler saat mengaktifkan pompa air.
Proses yang dilakukan yaitu melakukan perintah panggilan yang sudah sesuai
dengan pemrograman pada mikrokontroler yaitu dengan melakukan panggilan
ke nomor yang ada pada modem wavecom pada telepon seluler. Berikut ini
adalah hasil pengujian dari pengiriman SMS perintah untuk mematikan sistem
keamanan:
Tabel 4.2.2 Hasil pengujian delay panggilan

PANGGILAN
KE
1
2
3
4
5
Rata rata

DELAY PANGGILAN
4
5
7
5
5
5,2

xxxvii
23

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada Perancangan dan Implementasi
Teknologi GSM (global system for mobile) sebagai pendeteksi kebakaran berbasis
mikrokontroller Atmega 8535, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
1. Delay pengiriman notifikasi pada saat sistem keamanan aktif rata-rata sebesar 5.4 s
2. Delay perintah panggilan untuk mengaktifkan pompa air rata-rata sebesar 5.2 s
3. Waktu delay SMS tergantung dari kondisi jaringan pada saat itu.
4. Sistem keamanan yang diterapkan adalah notifikasi sms dan dapat mengaktifkan
pompa air pada jarak jauh.
5. Sistem keamanan sudah teruji kehandalannya sebesar 83% sesuai dengan berbagai
pengujian yang dilakukan

5.2 SARAN
Pengembangan yang dapat dilakukan untuk menyempurnakan Proyek Akhir ini
adalah:
1. Sebaiknya mencoba untuk menggunakan module CDMA yang lebih bagus, dan
alangkah baiknya untuk memanfaatkan modem ato gadget bekas untuk dijadikan
module.
2. Ditambahkannya sistem GPS agar saat terjadi kebakaran dapat dilacak oleh petugas
pemadam kebakaran.
3. Sistem pelacakan terhubung dengan media social seperti twitter atau foursquare, agar
saat terjadi kebakaran dapat dilacak oleh pengguna media social lainnya.
4. Kembangkan sistem keamanan dengan lebih kreatif dengan memanfaatkan berbagai
situasi dan kondisi lingkungan saat ini.

xxxviii
24

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://pramonoteguh.wordpress.com/2013/12/23/mikrokontroler-at89s51/ [28 Mei


2014]
[2] http://anggieagustriansyah.wordpress.com/pembahasan-2/pengertian-gsm-dan-cdma/ [13
Mei 2014]
[3] http://bekoy.wordpress.com/2012/02/15/pemrograman-lcd-karakter-2x16menggunakan-cv-avr/ [24 Mei 2014]
[4] Winoto, Ardi. 2008. Mikrokontroler AVR ATmega8/16/32/8535 dan Pemrograman
dengan Bahasa C pada WinAVR. Bandung : Informatika. [25 Mei 2014]
[5] Ozeki. 1999. AT Command Interface datasheet. England. [25 Mei 2014]
[6] http://learnautomation.files.wordpress.com/ Prinsip_relay/ [28 Mei 2014

xxxix

LAMPIRAN A
(DataSheet)

xl

DHT11 Humidity &


Temperature Sensor
D-Robotics UK (www.droboticsonline.com)
DHT11 Temperature & Humidity Sensor features a
temperature & humidity sensor complex with a
calibrated digital signal output.
D-Robotics
7/30/2010

xli

DHT 11 Humidity & Temperature


Sensor

1. Introduction
This DFRobot DHT11 Temperature & Humidity Sensor features a temperature & humidity sensor
complex with a calibrated digital signal output. By using the exclusive digital-signal-acquisition
technique and temperature & humidity sensing technology, it ensures high reliability and
excellent long-term stability. This sensor includes a resistive-type humidity measurement
component and an NTC temperature measurement component, and connects to a highperformance 8-bit microcontroller, offering excellent quality, fast response, anti-interference
ability and cost-effectiveness.

Page | 2

xlii

Each DHT11 element is strictly calibrated in the laboratory that is extremely accurate on
humidity calibration. The calibration coefficients are stored as programmes in the OTP memory,
Z]_Z a_ __ _ Z_ _v}[ ]v_vao ]Pvao ____]vP }__. The single-wire serial
interface
makes system integration quick and easy. Its small size, low power consumption and up-to-20
meter signal transmission making it the best choice for various applications, including those
most demanding ones. The component is 4-pin single row pin package. It is convenient to
connect and special packages can be provided according to users[ request.

2. Technical Specifications:
Overview:
Item
DHT11

Measurement Humidity
Range
Accuracy
20-90%RH
5 RH
0-50

Temperature
Accuracy
2

Resolution

Package

4 Pin Single
Row

Page | 3

xliii

Detailed Specifications:
Parameters
Humidity
Resolution
Repeatability
Accuracy

Conditions

Minimum

Typical

Maximum

1%RH

1%RH
8 Bit
1%RH
4%RH

1%RH

25
0-50
Interchangeability Fully Interchangeable
Measurement
30%RH
0
Range
20%RH
25
20%RH
50
Response Time
6S
1/e(63%)25
(Seconds)
1m/s Air
Hysteresis
Long-Term
Typical
Stability
Temperature
Resolution
1
8 Bit
Repeatability
Accuracy
1
Measurement
0
Range
Response Time
1/e(63%)
6S
(Seconds)

5%RH

10 S

90%RH
90%RH
80%RH
15 S

1%RH
1%RH/year

1
8 Bit
1

1
8 Bit
2
50
30 S

Page | 4

xliv

3. Typical Application (Figure 1)

Figure 1 Typical Application


Note: 3Pin t Null; MCU = Micro-computer Unite or single chip Computer
When the connecting cable is shorter than 20 metres, a 5K pull-up resistor is recommended;
when the connecting cable is longer than 20 metres, choose a appropriate pull-up resistor as
needed.

4. Power and Pin


DHT[ }_ o ] -5.5V DC. When power is supplied to the sensor, do not send any
instruction to the sensor in within one second in order to pass the unstable status. One
capacitor valued 100nF can be added between VDD and GND for power filtering.

5. Communication Process: Serial Interface (Single-Wire Two-Way)


Single-bus data format is used for communication and synchronization between MCU and
DHT11 sensor. One communication process is about 4ms.
Data consists of decimal and integral parts. A complete data transmission is 40bit, and the
sensor sends higher data bit first.
Data format: 8bit integral RH data + 8bit decimal RH data + 8bit integral T data + 8bit decimal T
data + 8bit check sum. If the data transmission is right, the check-sum should be the last 8bit of
"8bit integral RH data + 8bit decimal RH data + 8bit integral T data + 8bit decimal T data".

Page | 5

xlv

5.1 Overall Communication Process (Figure 2, below)


When MCU sends a start signal, DHT11 changes from the low-power-consumption mode to the
running-mode, waiting for MCU completing the start signal. Once it is completed, DHT11 sends a
response signal of 40-bit data that include the relative humidity and temperature information to
MCU. Users can choose to collect (read) some data. Without the start signal from MCU, DHT11
will not give the response signal to MCU. Once data is collected, DHT11 will change to the lowpower-consumption mode until it receives a start signal from MCU again.

Figure 2 Overall Communication Process

5.2 MCU Sends out Start Signal to DHT (Figure 3, below)


Data Single-bus free status is at high voltage level. When the communication between MCU and
DHT11 begins, the programme of MCU will set Data Single-bus voltage level from high to low
and this process must take at least 18ms to ensure DHT[ detection of MCU's signal, then MCU
will pull up voltage and wait 20-40us for DHT[ response.

Figure 3 MCU Sends out Start Signal & DHT Responses

Page | 6

xlvi

5.3 DHT Responses to MCU (Figure 3, above)


Once DHT detects the start signal, it will send out a low-voltage-level response signal, which
lasts 80us. Then the programme of DHT sets Data Single-bus voltage level from low to high and
keeps it for 80us for DHT[ preparation for sending data.
When DATA Single-Bus is at the low voltage level, this means that DHT is sending the response
signal. Once DHT sent out the response signal, it pulls up voltage and keeps it for 80us and
prepares for data transmission.
When DHT is sending data to MCU, every bit of data begins with the 50us low-voltage-level and
the length of the following high-voltage-level signal determines whether data bit is "0" or "1"
(see Figures 4 and 5 below).

Figure 4 Data "0" Indication

Page | 7

xlvii

Figure 5 Data "1" Indication

If the response signal from DHT is always at high-voltage-level, it suggests that DHT is not
responding properly and please check the connection. When the last bit data is transmitted,
DHT11 pulls down the voltage level and keeps it for 50us. Then the Single-Bus voltage will be
pulled up by the resistor to set it back to the free status.

6. Electrical Characteristics
VDD=5V, T = 25 (unless otherwise stated)
Conditions
Minimum
Power Supply DC
3V
Current
Measuring
0.5mA
Supply
Average
0.2mA
Standby
100uA
Sampling
Second
1
period

Typical
5V

Maximum
5.5V
2.5mA
1mA
150uA

Note: Sampling period at intervals should be no less than 1 second.

7. Attentions of application
(1) Operating conditions
Applying the DHT11 sensor beyond its working range stated in this datasheet can result in 3%RH
signal shift/discrepancy. The DHT11 sensor can recover to the calibrated status gradually when
it gets back to the normal operating condition and works within its range. Please refer to (3) of
Page | 8

xlviii

this section to accelerate its recovery. Please be aware that operating the DHT11 sensor in the
non-normal working conditions will accelerate sensor[ aging process.
(2) Attention to chemical materials
Vapor from chemical materials may interfere ]Z DHT[ sensitive-elements and debase its
sensitivity. A high degree of chemical contamination can permanently damage the sensor.
(3) Restoration process when (1) & (2) happen
Step one: Keep the DHT sensor at the condition of Temperature 50~60Celsius, humidity <10%RH
for 2 hours;
Step two:K keep the DHT sensor at the condition of Temperature 20~30Celsius, humidity
>70%RH for 5 hours.
(4) Temperature Affect
Relative humidity largely depends on temperature. Although temperature compensation
technology is used to ensure accurate measurement of RH, it is still strongly advised to keep the
humidity and temperature sensors working under the same temperature. DHT11 should be
mounted at the place as far as possible from parts that may generate heat.
(5) Light Affect
Long time exposure to strong sunlight and ultraviolet may debase DHT[ performance.
(6) Connection wires
The quality of connection wires will affect the quality and distance of communication and high
quality shielding-wire is recommended.
(7) Other attentions
* Welding temperature should be bellow 260Celsius and contact should take less than 10
seconds.
* Avoid using the sensor under dew condition.
* Do not use this product in safety or emergency stop devices or any other occasion that failure
of DHT11 may cause personal injury.
* Storage: Keep the sensor at temperature 10-40 , humidity <60%RH.
Declaim:
This datasheet is a translated version of the manufacturer[s datasheet. Although the due care
has been taken during the translation, D-Robotics is not responsible for the accuracy of the
information contained in this document. Copyright D-Robotics.
D-Robotics: www.drobot i cson li ne.com
Email contact: d_robotics@hotmail.co.uk

Page | 9

xlix

Henan Hanwei Electronics Co., Ltd

www.hwsensor.com

MQ-7 SHPiFRQGXFWRU SHQVRU IRU CDUERQ MRQRxiGH


Sensitive material of MQ-7 gas sensor is SnO2,which with lower conductivity in clean air. It make
detection by method of cycle high and low temperature, and detect CO when low temperature
(heated
by 1.5V). The sensors conductivity is more higher along with the gas concentration rising. When
high
temperature (heated by 5.0V), it cleans the other gases adsorbed under low temperature. Please
use
simple electrocircuit, Convert change of conductivity to correspond output signal of gas
concentration.
MQ-7 gas sensor has high sensitity to Carbon Monoxide. The sensor could be used to detect
different gases contains CO, it is with low cost and suitable for different application.
Character

Configuration

*Good sensitivity to Combustible gas in wide range


* High sensitivity to Natural gas
* Long life and low cost
* Simple drive circuit
Application
* Domestic gas leakage detector
* Industrial CO detector
* Portable gas detector

Technical Data

Basic test loop

Model No.

MQ-7

Sensor Type

Semiconductor

Standard Encapsulation

Plastic

Detection Gas

Carbon Monoxide

Concentration

10-10000ppm CO

Circuit

Vc

Heater Voltage

VH

Heater Time

TL

601S High 901S Low

RL

Adjustable

Resistance
Heater
Resistance
Heater
Character

consumption
Sensing

5.0V0.2V ACorDC High


1.5V0.1V ACorDC Low

RH

313 Room Tem.

PH

350mW

Sensitivity

Rs(in air)/Rs(100ppm CO)5

Slope

0.6 _R___SSm_R___SSm CO_

VH used to supply certified working

to detect voltage (VRL) on load resistance

sensor has light polarity, Vc need DC


power. VC and VH could use same power

20265%5%RH
sc____s___s

Standard test circuit sHLJK_


H
___s___s
sLRw_
H
___s___s

Tel: 86-371-67169070/80

The sensor need to be put 2 voltage,

RL whom is in series with sensor. The


2K-20K(in 100ppm CO )

Preheat time

The above is basic test circuit of the sensor.

temperature to the sensor, while VC used

Tem. Humidity

Condition

GND

heater voltage VH and test voltage


.
VC

Rs

Resistance

RL
VH

10V DC

Loop Voltage

Load

VRL

Vc

Over 48 hours
Fax: 86-371-67169090

circuit with precondition to assure


performance of sensor. In order to make
the sensor with better performance,
suitable RL value is needed:
Power of Sensitivity body(Ps):
2

Ps=Vc Rs/(Rs+RL)

l
Email: sales@hwsensor.com

Henan Hanwei Electronics Co., Ltd

www.hwsensor.com

Resistance of sensor(Rs): Rs=(Vc/VRL-1)RL

Sensitivity Characteristics

Influence of Temperature/Humidity
___

Fig2

___

__%RH
__%RH
__%RH

___
Rs_R
_

___
___
___
___
___
___

___

__

____

____

Fig.1 shows the typical sensitivity characteristics of

Fig.2 shows the typical temperature and humidity

the MQ-7, ordinate means resistance ratio of the sensor

characteristics. Ordinate means resistance ratio

(Rs_RR), abscissa is concentration of gases. Rs means


resistance in different gases, Ro means resistance of

of the sensor (Rs/Ro), Rs means resistance of sensor


in 100ppm CO under different tem. and humidity.

sensor in 1000ppm Hydrogen. All test are under standard

Ro means resistance of the sensor in environment of

test conditions.

100ppm CO, 20/65%RH

Structure and configuration

Structure and configuration of MQ-7 gas sensor is shown as Fig. 3, sensor composed by micro AL2O3 ceramic
tube, Tin
Dioxide (SnO2) sensitive layer, measuring electrode and heater are fixed into a crust made by plastic and stainless
steel
net. The heater provides necessary work conditions for work of sensitive components. The enveloped MQ-7 have
6 pin, 4
of them are used to fetch signals, and other 2 are used for providing heating current.

li
Tel: 86-371-67169070/80

Fax: 86-371-67169090

Email: sales@hwsensor.com

Henan Hanwei Electronics Co., Ltd

www.hwsensor.com

Notification
1 Following conditions must be prohibited
1.1 Exposed to organic silicon steam
Organic silicon steam cause sensors invalid, sensors must be avoid exposing to silicon bond,
fixature, silicon latex, putty or plastic contain silicon environment
1.2 High Corrosive gas
If the sensors exposed to high concentration corrosive gas (such as H2 Sz, SOXCl2HCl etc), it will
not only result in corrosion of sensors structure, also it cause sincere sensitivity attenuation.
1.3 Alkali, Alkali metals salt, halogen pollution
The sensors performance will be changed badly if sensors be sprayed polluted by alkali metals
especially
salt brine, or be exposed to halogen such as fluorin.
1.4 Touch water
Sensitivity of the sensors will be reduced when spattered or dipped in water.
1.5 Freezing
Do avoid icing on sensorsurface, otherwise sensor would lose sensitivity.
1.6 Applied voltage higher
Applied voltage on sensor should not be higher than stipulated value, otherwise it cause down-line
heater
or damaged, and bring on sensors sensitivity characteristic changed badly.
1.7 Voltage on wrong pins
For 6 pins sensor, if apply voltage on 13 pins or 4 6 pins, it
will make lead broken, and without signal when apply on 2 4 pins
2 Following conditions must be avoided
2.1 Water Condensation
Indoor conditions, slight water condensation will effect sensors performance lightly. However, if
condensation
on sensors surface and keep a certain period, sensor sensitivity will be decreased.
water
2.2 Used in high gas concentration
No matter the sensor is electrified or not, if long time placed in high gas concentration, if will
sensors
affect
characteristic.
2.3 Long time storage
The sensors resistance produce reversible drift if its stored for long time without electrify, this drift
related
is with storage conditions. Sensors should be stored in airproof without silicon gel bag with
clean
For
theair.
sensors with long time storage but no electrify, they need long aging time for stbility before
using.
2.4 Long time exposed to adverse environment
No matter the sensors electrified or not, if exposed to adverse environment for long time, such as
high humidity, high temperature, or high pollution etc, it will effect the sensors performance badly.
2.5 Vibration
Continual vibration will result in sensors down-lead response then repture. In transportation or
assembling line, pneumatic screwdriver/ultrasonic welding machine can lead this vibration.
2.6 Concussion
If sensors meet strong concussion, it may lead its lead wire disconnected.
2.7 Usage
For sensor, handmade welding is optimal way. If use wave crest welding should meet the
conditions:
following
2.7.1 Soldering flux: Rosin soldering flux contains least chlorine
2.7.2 Speed: 1-2 Meter/ Minute
2.7.3 Warm-up temperature 10020
2.7.4 Welding temperature 25010
2.7.5 1 time pass wave crest welding machine
If disobey the above using terms, sensors sensitivity will be reduced.
Tel: 86-371-67169070/80

Fax: 86-371-67169090

lii

Email: sales@hwsensor.com

M2M

modem

FASTRACK GSM/GPRS MODEM


M1306B

DEPEND ON A WIRELESS
WORKHORSE
Wavecoms rugged, discrete Fastrack GSM/GPRS modem has proven itself
for stable, reliable performance on wireless networks worldwide for more
than five years. Updated with new features, the now legendary Fastrack
continues to deliver rapid time to market and painless integration for machineto-machine applications.
Housed in a rugged metallic casing, 25 mm shorter than the previous version, the Fastrack M1306B now offers two general purpose input/output
access points, which can be multiplexed with an I2C bus to connect peripherals. In addition, the new serial auto shut down feature enables a programmable energy conservation mode especially valuable for battery-powered
applications.
Fully certified, the dual-band 900/1800 MHz Fastrack M1306B offers GPRS Class
10 capability, supports Open AT and IT protocols such as IP connectivity.

RUGGED MACHINE-TO-MACHINE
RELIABILITY

Add wireless to existing applications


Such as remote control and monitoring, vending, fleet management
and others.

Reduce extra components


By embedding your application right on the Wavecom platform with
Open AT.

Save time
Thanks to a fully integrated, fully certified wireless solution.

Get connected
And benefit from wireless services: GSM/GPRS data, SMS and voice via
a simple serial connection.

liii

WIRELESS SOLUTIONS FOR EVERYONE

M2M modem
SPECIFICATIONS
PRODUCT FEATURES
Dual Band GSM modem (EGSM900/1800
MHz) designed for data, fax, SMS and
voice applications
Fully Type Approved
Fully compliant with ETSI GSM Phase 2
+ Small MS
Output power:
Class 4 (2W @ 900 MHz)
Class 1 (1W @ 1800 MHz)
Power supply:
Input voltage: 5V-32V
5mA in idle mode, 140mA in communication GSM 900 @ 12V
5mA in idle mode, 100mA in communication GSM 1800 @ 12V
Peak 1,7A @ 5.5V
Overall dimensions: 73 x 54 x 25mm
Weight: 82g

VOICE, DATA/FAX, SHORT


MESSAGE SERVICES
Voice features:
Telephony
Emergency calls
Full Rate, Enhanced Full Rate and Half
Rate (FR/EFR/HR)
Dual Tone Multi Frequency Function
(DTMF)
GSM Data/Fax features:
Data circuit asynchronous, transparent
and non transparent up to 14,400 bits/s
Automatic fax group 3 (Class 1 and
Class 2)
MNP2, V.42bis
GPRS packet Data features:
GPRS Class 10, PBCCH support
Coding schemes: CS1 to CS4
Compliant with SMG31bis
Embedded TCP/IP stack
Short Messages Services features:
Text and PDU
Point to point (MT/MO)
Cell Broadcast

GSM SUPPLEMENTARY
SERVICES

Call Forwarding
Call Barring
Multiparty
Call Waiting and Call Hold
Calling Line Identity
Advice of Charge
USSD

Closed User Group


Explicit Call Transfer

OTHER FEATURES

Advanced Open Software Platform:


MUSE Platform Open AT
Fixed Dialling Number
SIM Toolkit Class 2
SIM, network and service provider locks
Real Time Clock
Alarm management
Software upgrade through Xmodem
protocol
UCS2 character set management

INTERFACES

RS-232 and audio through mini sub-D


15-pin connector supporting:
- Serial link autoshutdown controlled
by software (AT)
- Baud rate
- Autobauding
AT commands interface:
GSM 07.05 and 07.07 AT commands
comprehensive set of enhanced
AT commands
Open AT APIs:
numerous interfaces for embedded
applications
2x GPIOs/I2C (multiplexed) + power
supply through micro-FIT 4-pin connector
SMA antenna connector
Sliding SIM holder (3V SIM interface)

APPROVALS
The M1306B is approved worldwide
under test standards including;
Radio and Telecommunication Terminal
Equipment (R&TTE), Global Certification
Forum Certification Criteria (GCF-CC),
EMC, Safety and Chinese approvals

DELIVERABLES

User guide
Power supply cable
Y-cable for data and audio connection
(optional)
By DDS
www.D-D-S.nl

WAVECOM S.A. may, at any time and without notice, make changes or
improvements to the products and services offered and/or cease
producing or commercialising them.

liv

LAMPIRAN B
(Dokumentasi)

lv

DOKUMENTASI PROYEK AKHIR

lvi

Anda mungkin juga menyukai