NIM : 23010112130140
Disusun oleh:
Mohammad Ridwan Setiyono
23010112130140
DAFTAR ISI
INTISARI
PENDAHULUAN
metabolisme mikroorganisme.
Penggunaan teknologi fermentasi untuk meningkatkan nilai gizi limbah
pertanian sebagai sumber pakan alternatif dapat membantu pemecahan masalah
kekurangan bahan pakan unggas dan permasalahan limbah yang tidak
termanfaatkan. Fermentasi dapat meningkatkan nilai kecernaan, mengurangi zat
anti nutrisi, menambah rasa dan aroma, serta meningkatkan kandungan vitamin
dan mineral. Proses fermentasi dihasilkan pula enzim hidrolitik serta membuat
mineral lebih mudah untuk diabsorbsi oleh ternak.
Pakan hasil fermentasi memiliki kandungan serat kasar lebih rendah, tinggi
protein dan lama dalam penyimpanannya. Fermentasi pakan telah dikembangakan
untuk pakan unggas salah satunya onggok. Syarat pakan ini adalah tingginya
serat kasar dan tingginya nutrisi. Dengan adanya bioteknologi ini diharapkan
adanya pakan dengan kualitas dan kuntitas yang melimpah untuk kemajuan
peternakan di Indonesia.
PERMASALAHAN
P0. Hal ini disebabkan oleh rerata bobot badan akhir ayam pada P2 lebih tinggi
dibandingkan dengan P1 dan P0. Selain itu, harga pakan P2 (Rp 2.160,90) per unit
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Murni, R., Suparjo, Akmal, BL. Ginting. (2008). Buku Ajar Teknologi
Pemanfaatan Limbah untuk Pakan. Jambi: Laboratorium Makanan Ternak
Fakultas Peternakan Universitas Jambi.
Nurhayati. (2007). Pengaruh tingkat penggunaan campuran bungkil inti sawit dan
onggok terfermentasi oleh aspergillus niger dalam pakan terhadap
penampilan ayam pedaging. J.Indon.Trop.Anim.Agric. 32 [1] , 28-32.
Supriyati. (2003). Onggok Terfermentasi dan Pemanfaatannya. JITV Vol. 8 No. 3 ,
146-150.
Supriyati, D. Zaenudin, I.P. Kompiang, P. Soekamto dan D. Abdurachman.
(2003). Peningkatan mutu onggok melalui fermentasi dan pemanfaatannya
sebagai bahan pakan ayam Kampung., (hal. 381 386).
Widodo, W. (2002). Bahan Pakan Unggas Non Konvensional. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.