BAB III
HASIL ANALISA MASALAH DAN FAKTOR DETERMINAN
3.1 HASIL ANALISIS SITUASI MASALAH KESEHATAN
3.1.1
Fasility Based
a. Demografi
Tabel 3.1
Tingkat Pendidikan Masyarakat > 10 tahun Kelurahan Sungai Bangkong
Wilayah Kerja UPK Alianyang
No
1
2
3
4
5
Pendidikan
Jumlah
Tidak Sekolah dan Belum
5695
SD
3443
SMP
3813
SMA
9962
Perguruan Tinggi
5033
Jumlah
27946
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Alianyang, 2013
%
20.4
12.3
13.6
35.6
100
Tabel 3.2
22
Jenis Pekerjaan
Jumlah
1.
Petani
170
2.
Swasta
89
3.
PNS/TNI/POLRI
41
Jumlah
300
Sumber : Profil Kelurahan Sungai Bangkong, 2013
%
56,7
29,7
13,6
100
2012
2659
1184
244
15
%
28.65%
12.76%
2.63%
0.16%
2013
2405
737
181
7
%
29.44%
9.02%
2.22%
0.09%
Ispa
Diare
Demam Thipoid
Demam Berdarah
(DBD)
Malaria
0
0.00%
0
0.00%
Pneumonia
63
0.68%
72
0.88%
TB Paru
30
0.32%
37
0.45%
Hipertensi
2358
25.41%
2242
27.45%
Diabetes Melitus
728
7.84%
812
9.94%
Jantung
517
5.57%
533
6.52%
Stroke
1482
15.97%
1143
13.99%
Total
9280
100%
8169
100%
Sumber : Register Puskesmas Alianyang (2012, 2013, 2014)
23
2014
2862
674
268
17
%
32.20%
7.58%
3.02%
0.19%
0
34
48
2611
820
504
1050
8888
0.00%
0.38%
0.54%
29.38%
9.23%
5.67%
11.81%
100%
mengalami peningkatan pada tahun 2013 yaitu menjadi 27.45%, dan terus
meningkat lagi pada tahun 2014 dengan proporsi sebesar 29.38%.
Penyakit tidak menular kedua adalah penyakit Stroke, dengan proporsi
pada tahun 2012 sebesar 15.97%, tahun 2012 mengalami penurunan dengan
proporsi sebesar 13.99%, dan tahun 2013 kembali mengalami penurunan dengan
proporsi menjadi 11.81%.
Yang ketiga adalah penyakit Diabetes dengan proporsi pada tahun 2012
sebesar 7.84%, mengalami peningkatan pada tahun 2013 sebesar 9.94% dan
mengalami penurunan sedikit pada tahun 2014 sebesar 9.23%.
Dan penyakit tidak menular yang terahir adalah Penyakit jantung dengan
proporsi pada tahun 2012 sebesar 5.57%, mengalami peningkatan pada tahun
2013 sebesar 6.52, dan menurun lagi pada tahun 2014 sebesar 5.67%.
Tabel 3.4
Persentase Bayi BGM dan ASI Eksklusif Di Kelurahan Sungai Bangkong
No
Tahun
Bayi
BGM
%
ASI
%
Ditimbang
Eksklusif
1
2012
1826
24
1,3
136
7,4
2
2013
2481
7
1,7
250
10,0
3
2014
2811
19
0,6
111
3,9
Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang Tahun 2012, 2013, 2014
Puskesmas Alianyang sebesar 7,4%, pada tahun 2013 meningkat menjadi 10,0%,
dan mengalami penurunan yang cukup drastis pada tahun 2012 dimana
persentasenya hanya 3,9%.
Tabel 3.5
Angka Kematian Kasar, Angka Kematian Bayi, dan Angka Kematian Ibu di
UPK Puskesmas Alianyang Kota Pontianak Tahun 2013
No
Jenis Angka
Jumlah Kasus
Angka Kematian /
Kematian
1000 penduduk
1
Angka Kematian Ibu
0
0,00
Maternal (MMR)
2
Angka Kematian Bayi
1
0,001
(IMR)
Sumber : Data Laporan KIA KB UPK Puskesmas Alianyang, 2013
Berdasarkan table 3.5 di atas kematian ibu pada tahun 2013 tidak ada,
sedang angka kematian Bayi pada tahun 2013 sebesar 0.001.
c. Lingkungan
Tabel 3.6
Persentase Keluarga dengan Akses Air Bersih Di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang Tahun 2013
No
Sumber Air
Jumlah
Rumah
Rumah
Rumah
Tangga
Tangga
Tangga diperiksa Memiliki
1 PDAM
9875
5343
3786
2 Sumur Gali
9875
5343
253
3 PAH
9875
5343
5287
4 Air Kemasan
9875
5343
873
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Alianyang, 2013
26
70,9
4,7
99,0
16,3
dari 5343
rumah tangga yang diperiksa yang memiliki akses sumber air PDAM sebesar
70.9%, sumur gali sebesar 4.7%, air kemasan sebesar 16.3%, dan sumber air PAH
sebesar 99.0%.
Tabel 3.7
Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar Di Kelurahan Sungai Bangkong Wilayah
Kerja Puskesmas Alianyang Tahun 2013
No
1
2
Jenis Sarana
Jamban
Tempat
Jumlah
Jumlah
Keluarga
Keluaraga
diperiksa
5343
5343
Memiliki
5343
4938
100,0
92,4
5343
3201
59,9
Pembuangan
Sampah
Pengelolaan
Air
Limbah
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Alianyang, 2013
Berdasarkan tabel 3.7, dari 5343 rumah yang dilakukan pemeriksaan,
rumah tangga yang memiliki sarana sanitasi dasar berupa jamban di Kelurahan
Sungai Bangkong sebesar 100.0 %. Kepemilikan tempat penampungan sampah
rumah tangga sebesar 92.4%. Sedangkan untuk sarana pengolahan air limbah
(SPAL) sebesar 59.9%.
27
Sarana
Sanitasi Dasar
1
2
Jumlah
Rumah
Tangga
9875
9875
RT
Diperiksa
Ber PHBS
440
Tidak Ber
440
PHBS
Jumlah
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Alianyang, 2014
RT
Memiliki
252
188
57,2
42,8
440
100,0
Jumlah
2
1
14
Sumb
Profil
28
Keterangan
Kurang Baik
Kurang Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Kurang baik
Kurang Baik
Rusak
Rusak
Baik
Baik
Baik
Baik
Ambulans 1 buah, Sepeda motor 6 buah, Generator Set 1 buah, 0 2 Mobile (kecil) 3
buah, O2 Tabung besar 1 buah, O2 tabung kecil 3 buah, Inkubator 1 buah, Baby
Warm 1 buah, EKG 1 unit, Ultra Bone 1 unit, Spirometer 1 unit, USG 1 unit,
Suction 1 set, dan Infra Red 1 unit.
29
Tabel 3.11
Cakupan Imunisasi Dasar Di Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang Tahun
2014
NO
Tahu
n
SASAR
AN
BAYI
IMUNISASI DASAR
HB0
(<7
HR)
BCG
POLI
O1
DPT/ PO DPT/
HB (1) LIO HB
2
(2)
PO
LI
O3
49.0
86.3
86.3
88.2
88.2
68.6
68.6
2012
2013
102
42.2
87.3
87.3
96.1
96.1
91.2
91.2
2014
919
50.9
71
79.7
38.1
79.7
74.6
74.6
DP
T/
HB
(3)
56.
9
84.
3
74.
6
3.1.2
Community Based
3.1.2.1 Hasil Survey Cepat
a. Demografi
Tabel 3.12
Tingkat Pendidikan Masyarakat Di Kelurahan Sungai Bangkong Wilayah
Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
2
Pendidikan KK
SD
SMP
30
Jumlah
21
15
%
21,2
15,2
POL
IO4
CA
MP
AK
56.9
68.6
84.3
80.4
49.9
50.9
3
4
SMA
47
47,5
PT
16
16,2
Jumlah
99
100,0
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
Berdasarkan tabel di atas didapat bahwa tingkat pendidikan masyarakat
Kelurahan Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang paling banyak
adalah tingkat SMA yaitu sebesar 47.5% sedangkan yang paling sedikit adalah
Tingkat Pendidikan SMP yaitu sebesar 15.2%.
Tabel 3.13
Distribusi Jenis Pekerjaan Masyarakat Di Kelurahan Sungai Bangkong
Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
2
3
4
5
6
Pekerjaan
Jumlah
%
PNS/BUMN
9
9,1
TNI/POLRI
6
6,1
BURUH
5
5,1
SWASTA
60
60,6
PENSIUNAN
12
12,1
IRT
7
7,1
Jumlah
99
100,0
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
Berdasarkan tabel di atas didapat bahwa pekerjaan masyarakat wilayah
kerja Puskesmas Alianyang paling banyak adalah swasta yaitu sebesar 60,6%
sedangkan yang paling sedikit adalah Buruh yaitu sebesar 5,1%.
Tabel 3.14
Tingkat Pendapatan Masyarakat Di Kelurahan Sungai Bangkong Wilayah
Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
Pendapatan
< 1.500.000
Jumlah
23
31
%
23,2
2
3
1.500.000-2.400.000
2.500.000-3.400.000
37
21
37,4
21,2
> 3.500.000
18
18,2
4
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
100,0
Status kematian
YA
Tidak
Jumlah
Jumlah
10
89
99
%
10,1
89,9
100,0
Penyebab kematian
Jumlah
32
1
2
3
4
5
6
10.0
DBD
Stroke
2
2
20.0
20.0
Kencing Manis
30.0
penyakit lainnya
20.0
Jumlah
10
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
100,0
Tabel 3.17
Penyakit Tidak Menular yang Diderita Masyarakat Di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
2
3
4
Penyakit Tidak
Menular
Hipertensi
DM
Jantung
Stroke
Jumlah
33
Jumlah
26
11
5
4
46
56,5
23,9
10,9
8,7
100,0
Penyakit Menular
Jumlah
15
18
6
6
16
3
64
ISPA
DIARE
DBD
MALARIA
DEMAM TYPHOID
PM LAINNYA
Jumlah
%
23,4
28,1
9,4
9,4
25,0
4,7
100,0
Bayi
Bayi yang ditimbang
Bayi yang Tidak Ditimbang
34
Jumlah
17
10
%
62,9%
37,1%
Jumlah
27
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
100 %
Persalinan
Jumlah
Persalinan yang ditolong
83
TK
2
Persalinan yang tidak
16
ditolong TK
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
%
83,8
16,2
100,0
Tabel 3.21
Proporsi Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Pada Masyarakat Di Kelurahan
Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
35
No
1
Asi Ekslusif
Jumlah
%
Bayi yang diberi ASI
69
69,7
eksklusif
2
Bayi Tidak diberikan
30
30,3
ASI eksklusif
Jumlah
99
100,0
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
Berdasarkan tabel 3.21 di atas didapat bahwa proporsi bayi yang diberikan
ASI eksklusif adalah sebesar 69.7%. Sedangkan proporsi bayi yang tidak
diberikan ASI eksklusif adalah sebesar 30.3%.
c. Lingkungan
Tabel 3.22
Sumber Air Keperluan Rumah Tangga pada Masyarakat Di Kelurahan
Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
2
3
4
Sumber air RT
Jumlah
%
PDAM
82
82,8
Penampungan Air Hujan
5
5,1
Sumur
11
11,1
Sungai
1
1,0
Jumlah
99
100,0
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
Berdasarkan tabel 3.22 di atas didapat bahwa sumber air untuk keperluan
rumah tangga pada masyarakat desa parit banjar paling banyak digunakan adalah
PDAM yaitu sebesar 82,8% , dan yang paling sedikit sumber air yang digunakan
adalah sungaidan sumur yaitu sebesar 1,0%
Tabel 3.23
Sumber Air Untuk Masak Dan Minum Pada Masyarakat Di Kelurahan
Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
36
No
PDAM
1,0
Penampungan air
hujan
83
83,8
Galon
15
99
15,2
100,0
Jumlah
Jumlah
Jumlah
YA
8,1
TIDAK
88
88,9
TIDAK ADA
SUMBER AIR
Jumlah
3,0
99
100,0
37
Kemudahan
Mendapatkan Air
Ya mudah
Sulit di musim kemarau
Jumlah
76
23
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
%
76,8
23,2
100,0
Alianyang yang menjawab mudah didapat sebesar 76,8%, dan sulit dimusim
kemarau sebesar 23,2%.
Tabel 3.26
Kualitas Fisik Air Minum Yang Dikonsumsi Masyarakat Di Kelurahan
Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
2
3
4
Kualitas Air
Jumlah
Kualitas baik
99
Berwarna
0
Berwarna dan berasa
0
Berwarna, berasa, dan
0
berbusa
5
Berwarna, berasa, dan
0
berbau
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
38
%
100,0
0,0
0,0
0,0
0,0
100 %
%
15,2
84,8
100,0
dengan cara dimasak adalah sebesar 84,8 %. Sedangkan yang langsung diminum
adalah sebesar 15,2%.
Tabel 3. 28
Tempat Penampungan Limbah Rumah Tangga Pada Masyarakat Di
Kelurahan Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
Tempat Penampungan
Jumlah
Limbah
1
Tertutup di pekarangan/
16
spal
2
Tanpa penampungan
3
(di tanah)
3
Langsung ke got / sungai
80
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
39
%
16,2
3,0
80,8
100,0
Tempat Penampungan
Jumlah
Sampah
1
Ada
58
2
Tidak ada
41
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
%
58,6
41,4
100,0
Tempat Penampungan
Jumlah
Sampah
1
Punya
19
2
Tidak punya
80
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
40
%
19,2
80,8
100,0
Kepemilikan Ternak
Jumlah
Punya
40
Tidak punya
59
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
%
40,4
59,6
100,0
Jenis Ternak
Jumlah
Tidak ada ternak
59
Unggas
16
Unggas dan kucing
4
Unggas dan Kelinci
1
Kucing
19
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
41
%
59,6
16,2
4,0
1,0
19,2
100 %
Tempat Ternak
Jumlah
Tidak ada ternak
59
Kandang dalam rumah
7
Kandang luar rumah
16
Rumah tanpa kandang
13
Luar rumah tanpa
4
kandang
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
%
59,6
7,1
16,2
13,1
4,0
100,0
42
%
96,0
4,0
100,0
Kondisi Dinding
Jumlah
Rumah
1
Baik (tembok batako,
91
tertutup)
2
Tidak baik
8
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
%
91,9
8,1
100,0
43
Ventilasi Rumah
Jumlah
Ada
63
Terbuka
36
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
%
63,6
36,4
100,0
Berdasarkan tabel 3.37 di atas didapat bahwa kondisi ventilasi rumah pada
masyarakat Kelurahan Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
yang ada dan tertutup kasa adalah sebesar 63,6%, sedangkan terbuka adalah
36,4%.
Tabel 3.38
Kondisi Ventilasi Kamar Rumah Tangga Di Kelurahan Sungai Bangkong
Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
Ventilasi Kamar
Jumlah
Memenuhi syarat ( >
82
15% luas ruangan)
2
Tidak memenuhi syarat
17
(< 15% luas ruangan)
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
44
%
82,8
17,2
100,0
Jamban
Jumlah
Ada
99
Tidak ada
0
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
%
100,0
0,0
100,0
Kondisi Jamban
Jumlah
Memenuhi syarat
99
Tdk memenuhi syarat
0
Jumlah
99
Sumber : Data Ravid Survey Sungai Bangkong, 2015
%
100,0
0,0
100,0
45
Tabel 3.41
Keberadaan Jentik Nyamuk di Tempat Penampungan Air Di Kelurahan
Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
2
Jentik
Jumlah
%
Ada
52
52,5
Tidak ada
47
47,5
Jumlah
99
100,0
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
%
31,3
68,7
100,0
46
Tabel 3.43
Sampah Yang Dapat Menampung Air Di Kelurahan Sungai Bangkong
Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
Sampah
Jumlah
%
Terdapat sampah
48
48,5
menampung air
2
Tidak terdapat sampah
51
51,5
menampung air
Jumlah
99
100,0
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
Berdasarkan tabel 3.43 di atas didapat bahwa masyarakat Kelurahan
Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang yang terdapat sampah,
yang dapat menampung air di sekitar rumah masyarakat adalah sebesar 48,5 %.
Sedangkan yang tidak terdapat sampah yang menampung air adalah sebesar
51,5%.
d. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Tabel 3.44
Proporsi persalinan masyarakat Di Kelurahan Sungai Bangkong Wilayah
Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
2
Persalinan
Persalinan oleh nakes
Persalinan oleh dukun
Jumlah
83
16
47
%
83,8
16,2
Jumlah
99
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
100,0
Jumlah
69
30
%
69,7
30,3
Jumlah
99
100,0
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
Berdasarkan tabel 3.45 di atas diketahui bahwa proporsi pemberian ASI
eksklusif dari rumah tangga yang mempunyai bayi dan balita di desa Parit Banjar
hanya sebesar 5% dan yang tidak ASI eksklusif sebesar 95%.
Tabel 3.46
Proporsi Balita ditimbang Masyarakat Di Kelurahan Sungai Bangkong
Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
Balita ditimbang Jumlah
%
1.
Balita yang
17
62,9
ditimbang
2.
Balita tidak
10
37,1
ditimbang
Jumlah
27
100,0
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
48
Berdasarkan table 3.46 diatas dapat diketahui bahwa rumah tangga yang
memiliki balita 27 rumah tangga sehingga proporsi balita dalam rumah tangga
yang ditimbang setiap bulan hanya sebesar 62,9% dan balita yang tidak ditimbang
sebesar 37,1%.
Tabel 3.47
Proporsi Air Minum Dimasak Di Kelurahan Sungai Bangkong Wilayah
Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
2
%
84,9
15,1
100,0
Berdasarkan tabel 3.47 diatas didapat bahwa proporsi rumah tangga yang
air minum dimasak terlebih dahulu sebesar 84,9% dan proporsi air minum yang
langsung minum terlebih sebesar 15,1%.
Tabel 3.48
Proporsi menguras bak mandi sekali seminggu masyarakat Di Kelurahan
Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
2
49
%
56,6
43,4
100,0
Berdasarkan tabel 3.48 diatas, didapat bahwa proporsi rumah tangga yang
menguras bak mandi seminggu sekali adalah sebesar 56,6% dan yang tidak
menguras bak mandi seminggu sekali sebesar 43,4%.
Tabel 3.49
Proporsi kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun masyarakat Di
Kelurahan Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
2
3
4
7
8
Jumlah
1,0
67
6
67,7
6,1
6,1
14
14,1
1,0
3,0
1,0
99
100,0
Puskesmas Alianyang sebelum makan sebesar 67,7%, sebelum makan dan setelah
BAB sebesar 6,1%, sebelum makan dan setelah BAB dan sebelum menyiapkan
makanan sebesar 6,1%, sebelum makan dan setelah BAB dan sebelum
menyiapkan makanan dan setelah memegang binatang sebesar 14,1%, sebeum
makan dan setelah memegang binatang sebesar 1,0%, setelah BAB sebesar 3,0%,
setelah memegang binatang sebesar 1,0% dan yang tidak mencuci tangan
menggunakan sabun sebesar 1,0%.
Tabel 3.50
Proporsi Tempat Buang Air Besar (BAB) Masyarakat Di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
BAB
Jumlah
%
1. Jamban
99
100,0
Jumlah
99
100,0
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
Berdasarkan tabel 3.50 diatas, didapat bahwa di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang proporsi tempat buang air besar
anggota rumah tangga di jamban sebesar 100,0%.
Tabel 3.51
Proporsi Menggosok Gigi Setiap Hari Masyarakat Di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
Gosok Gigi
Tidak gosok gigi
Jumlah
2
51
%
2,0
2
3
1
94
1,0
94,9
2,0
100,0
Jumlah
60
11
3
%
60,6
11,1
3,0
25
25,3
Jumlah
99
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
Berdasarkan 3.52
100,0
Tabel 3.53
Proporsi Kelompok Umur yang Merokok Masyarakat Di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
Kelompok umur
Jumlah
merokok
1
6 10 tahun
1
2
11 15 tahun
16
3
16 20 tahun
47
4
21 25 tahun
6
5
26 30 tahun
3
6
31 35 tahun
0
7
36 40 tahun
1
Jumlah
74
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
%
1,3
21,6
63,5
8,1
4,0
0,0
1,3
100,0
No
1
2
Jumlah Batang
< 12 batang
Jumlah
16
> 12 batang
58
%
21,6
78,4
Total
74
100,0
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
53
Tabel 3.55
Proporsi jenis rokok yang dihisap Masyarakat Di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
Jenis Rokok
Kretek dan Filter
Jumlah
62
Kretek tanpa
12
Filter
Total
74
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
2
%
83,8
16,2
100,0
No
1
2
%
58,1
41,9
100,0
No
1
2
3
Jarak ke YanKes
Jumlah
%
<1Km
45
45,5
1-2 Km
46
46,5
> 2 Km
8
8,0
Total
99
100,0
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
Berdasarkan table 3.57 diatas, didapat bahwa di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang proporsi jarak rumah ke
pelayanan kesehatan yang berjarak <1 km sebesar 45,5%, 1-2 km sebesar 46,5%
dan >2 km sebesar 8,0%.
Tabel 3.58
55
Waktu ke YanKes
< 15 menit
15-30 menit
Jumlah
44
%
44,4
55
55,6
Total
99
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
100,0
Angkutan ke YanKes
Jumlah
TIDAK
99
100,0
di Kelurahan Sungai
YA
78
56
Jumlah
%
78,8
TIDAK
21
21,2
2
Total
99
100,0
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
Berdasarkan table 3.60 diatas, didapat bahwa di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang proporsi dalam pemanfaatan
pelayanan kesehatan 3 (tiga) bulan terakhir sebesar 78,8% dan yang tidak
memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar 21,2%.
Tabel 3.61
Pelayanan kesehatan yang digunakan Masyarakat Di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
2
3
5
6
57
Jumlah
1
%
1,2
2,5
2,5
7,6
2,5
1,2
3,8
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Imunisasi, KB,
Pengobatan,
Pemeriksaan
Kehamilan,
Persalinan, dan
Pemeriksaan Ibu
Nifas
Imunisasi dan
Pengobatan
KIA,
Pengobatan,
Pemeriksaan
Kehamilan dan
Persalinan
Pengobatan
Pengobatan dan
Konsultasi
Pengobatan dan
Pemeriksaan
Kehamilan
Pengobatan,
Persalinan, dan
Pemeriksaan Ibu
Nifas
Konsultasi
Pemeriksaan
Kehamilan
Total
1,2
3,8
1,2
48
4
61,5
5,1
1,2
1,2
1
1
1,2
1,2
78
100,0
17
58
Tabel 3.62
Proporsi Alasan tidak Menggunakan Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat
Di Kelurahan Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No Alasan tidak ke YanKes Jumlah
%
Tidak Sakit
21
100,0
Total
21
100,0
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
Berdasarkan tabel 3.62 diatas, didapat bahwa di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang alasan tidak menggunakan
pelayanan kesehatan dengan alasan karena tidak sakit sebesar 100,0%
59
Tabel 3.63
Proporsi penyuluhan kesehatan pada masyarakat Di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No
1
2
Mengikuti Penyuluhan
Jumlah
%
YA
3
3,0
TIDAK
96
97,0
Total
99
100,0
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
Berdasarkan tabel 3.63 diatas, didapat bahwa di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang proporsi pada penyuluhan
kesehatan yang pernah diberikan hanya sebesar 3,0% dan yang tidak sebesar
97,0%.
Tabel 3.64
Proporsi pelayanan kesehatan tradisional pada masyarakat Di Kelurahan
Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
No Kesehatan Tradisional
Jumlah
%
Sumber
1 Ya
28
28,2
2 Tidak
71
71,8
: Data
Rapid
Jumlah
99
100,0
Survey
Sungai
Bangkong 2015
60
Jenis Tradisional
Jamu
Herbal
Jumlah
23
%
82,1
7,1
3
4
Ramuan
1
3,6
Terapi
2
7,1
Jumlah
28
100
Kelurahan Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
Sumber : Data Rapid Survey Sungai Bangkong 2015
Berdasarkan table 3.65 diatas, didapat bahwa di Kelurahan Sungai
Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang proporsi jenis pelayanan
kesehatan tradisional yang menggunakan jamu sebesar 82,1%, Herbal sebesar
7,1%, Ramuan sebesar 3,6%, dan Terapi sebesar 7,1%.
Tabel 3.66
Matriks masalah kesehatan Di Kelurahan Sungai Bangkong Wilayah Kerja
Puskesmas Alianyang
No
1.
Permasalahan
Diare
Alasan
Berdasarkan hasil Rapid survey diare merupakan
penyakit tertinggi di Kelurahan Sei Bangkong
Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang yaitu sebesar
28% dari semua kelompok umur dan 50% terjadi
61
menurun menjadi
7.58%. Dari
pemegang
program
diare
didapatkan
Demam Typhoid
79,8%.
Berdasarkan hasil Rapid survey, Demam Typhoid
merupakan penyakit menular dengan jumlah yang
besar di masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas
Alianyang yaitu sebesar 25%. Dilihat dari data
register Puskesmas Alianyang proporsi Demam
Typoid tidak terdapat banyak kasus yaitu pada tahun
2012 sebesar 2,63%, dan pada tahun 2013 menurun
menjadi
2,22%,
sedangkan
pada
tahun
2014
menyiapkan
makanan
sebesar
79,8%.
ISPA
umur
anak
sekolah
ialah
jajan
sembarangan.
Berdasarkan hasil Rapid Survey proporsi penyakit
ISPA di wilayah kerja Puskesmas ialah sebesar 15,2%
yang terdiri dari 7,0% terjadi pada kelompok umur
balita dan 8,2% terjadi pada kelompok umur dewasa.
Sedangkan dari data register Puskesmas Alianyang,
penyakit ISPA merupakan penyakit menular terbesar
dengan proporsi pada tahun 2012 sebesar 28.65%,
sedangkan pada tahun 2013 meningkat menjadi
29.44%, dan pada tahun 2014 terus meningkat
menjadi 32.20%. Dari hasil wawancara dengan
petugas Puskesmas di dapatkan infomasi bahwa ISPA
ini merupakan penyakit musiman, karena peralihan
dari musim penghujan kemusim kemarau menjadi
faktor penyebab terjdinya ISPA, oleh karena itu
63
DBD
Sedangkan
menurut
data
Surveilans
Hipertensi
penyakit
Bangkong
Alianyang.
Menurut
Wilayah
data
Kerja
Puskesmas
registrasi
Puskesmas
Emergency menunjukkan
kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case
Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika
yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter
kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat
ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.
2. Serioussness
Kriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk
yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang
berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence
rate.Sedangkan untuk masalah lain, maka greetes member ditentukan
dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah
program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.
3. Growth
Menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap
sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan
adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak
jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar
sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.
Tabel 3.67
Matriks Penentuan Prioritas masalah berdasarkan metode USG
Kelurahan Sungai Bangkong
No
Permasalahan
Urgency
Serioussnes
Growth
1
2
3
4
5
Diare
Demam Typhoid
ISPA
DBD
Hipertensi
167
3
3
4
3
5
4
3
2
1
2
3
3
4
2
a. Definisi DBD
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia penyakit diare adalah bila tinja
mengandung air lebih banyak dari pada normal. Badan Kesehatan Dunia (WHO)
(1984) dalam Widoyono (2011) mendefinisikan diare sebagai berak cair tiga kali
atau lebih dalam sehari semalam (24 jam), sedangkan menurut Depkes RI diare
adalah penyakit dengan buang air besar lembek/ cair bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali atau lebih dalam
sehari). Secara klinis diare disebabkan oleh 6 faktor utama yaitu infeksi (bakteri,
virus, parasit), malabsorbsi, alergi, keracunan, imunodefisiensi, dan sebab lain.
68
Tabel 3.68
Distribusi dan Frekuensi DBD Berdasarkan Kelompok Umur Di Kelurahan
Sungai Bangkong Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
KELOMPOK
UMUR
DIARE
2013
JUMLAH
%
2012
2014
JUMLA
%
JUMLA
H
H
14,3
BALITA
5
33,3
1
5
42,9
ANAK-ANAK
8
53,3
3
7
14,3
REMAJA
1
6,7
1
3
28,6
DEWASA
1
6,7
2
2
0,0
LANSIA
0
0,0
0
0
100,0
15
100,0
7
17
Sumber : Data Pasien Puskesmas Alianyang (2012, 2013, 2014)
%
29,4
41,2
17,6
11,8
0,0
100,0
anak sebesar 53,3%, pada tahun 2013 sebesar 42,9% dan pada tahun 2014 sebesar
41,2%.
Menurut H.L Blum penyebab utama suatu masalah kesehatan ada 4 faktor
yaitu faktor perilaku, faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor
keturunan. Berdasarkan teori H.L Blum tersebut, faktor determinan dari masalah
diare dapat di uraikan sebagai berikut:
a. Faktor Perilaku
1. Pengetahuan ibu tentang diare
Pengetahuan adalah hasil tahu, dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2010). tingkat
pengetahuan dalam menimbulkan masalah kesehatan tidak bisa lepas dari
komponen sikap dan perilaku. Pengetahuan berfungsi sebagai stimulus
yang membuat seseorang akan bersikap menerima atau menolak, sikap
seseorang menerima maka akan terjadilah sebuah tindakan untuk
melakukan upaya-upaya preventif terhadap masalah kesehatan. Penelitian
yang dilakukan oleh Sulistioratih (2002) di Desa Bedono kecamatan
70
penelitian
menyatakan
bahwa
mencuci
tangan
72
rumah
tangga
Departemen
Kesehatan
Repubik
Indonesia
seperti lalat, kecoa, tikus atau vektor lainnya, atau secara langsung melalui
air yang tercemar oleh kotoran manusia. Dari hasil survey yang dilakukan
di Desa Parit Banjar pada 88 rumah tangga ditemukan hanya 55%
responden yang buang air besar di jamban, sisanya buang air besar di
sungai/ parit, kebun, lubang tanah dan tempat lain.
b. Faktor Lingkungan
1. Kepemilikan jamban sehat
Menurut Notoatmodjo (2003), syarat pembuangan kotoran yang
memenuhi aturan kesehatan adalah tidak mengotori permukaan tanah di
sekitarnya, tidak mengotori air permukaan di sekitarnya, tidak mengotori
air dalam tanah di sekitarnya, kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat
dipakai sebagai tempat vektor bertelur dan berkembang biak. Hasil
penelitian dari umiati dkk (2009) menemukan bahwa ada hubungan antara
kepemilikan jamban sehat dengan kejadian diare pada balita di wilayah
kerja Puskesmas Nogosari. (p value = 0,018) hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kusumaningrum dkk (2011) yang
dilakukan di Kelurahan Gandus Palembang menyatakan terdapat
hubungan antara kepemilikan jamban sehat dengan kejadian diare( v-value
= 0,024, OR = 3,043). Dari hasil survey yang dilakukan di Desa Parit
Banjar, dari 88 rumah tangga yang dilakukan observasi sebesar 42% tidak
memiliki jamban dan 51,1%
memenuhi syarat.
74
analisa lanjutan dari SDKI 1994 yang dilakukan oleh Irianto dkk (1996),
mendapatkan bahwa jarak sumber air bersih < 10 meter dari septic tank
berpengaruh terhadap munculnya masalah diare ( p value = 0,00, OR =
1,33).
4. Sumber air minum
Air minum merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi
manusia. Namun tidak semua air minum yang di konsumsi aman bagi
manusia. Salah satu ciri air minum yang aman bagi manusia adalah tidak
tercemar secara fisik, kimia, biologi. Sumber air minum yang tercemar
atau tidak terlindungi akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan
salah satunya adalah diare. Hasil penelitian yang dilakukan umiati dkk di
wilayah kerja Puskesmas Nogosari ditemukan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara sumber air minum yang tidak terlindungi dengan
kejadian diare pada balita (p value = 0,01).
5. Jarak kandang ternak dari rumah.
Kotoran ternak mengandung berbagai agent penyebab penyakit seperti
parasit, virus, dan bakteri. Dari agent penyebab penyakit yang terdapat di
kotoran ternak tersebut salah satunya adalah agent penyebab penyakit
diare seperti salmonella dan E. coli. Proses berpindahnya agent penyebab
penyakit tersebut tidak lepas dari peran vektor seperti lalat yang sangat
suka pada tempat-tempat kotor seperti kotoran ternak. Jarak kandang
ternak dari rumah disinyalir akan mempengaruhi proses penularan
76
77
penghasilan
guna
memenuhi
kebutuhan
hidupnya
(Notoatmodjo, 2010).
3. Tingkat pendapatan orang tua
Menurut WHO kondisi sosial ekonomi erat kaitannya dengan masalah
kesehatan. Salah satu indikator tingkat sosial ekonomi adalah tingkat
pendapatan keluarga. Pendapatan keluarga berhubungan dengan akses
pelayanan kesehatan yang digunakan oleh keluarga dan juga kebutuhan
asupan zat gizi keluarga. Penelitian yang dilakukan oleh Abdullah dkk
(2011) yang dilakukan di beberapa Rumah Sakit di Kota Makasar
menemukan bahwa keluarga yang pendapatan perbulan dibawah UMR
berisiko 3,38 kali terkena diare ( p value = 0,00, OR = 3,38), penelitian
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistioratih
(2002), menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
tingkat pendapatan dengan kejadian diare pada balita (p value = 0,010).
Hasil dari survey cepat di Desa Sungai Deras mendapatkan bahwa tingkat
pendapatan Kepala Rumah Tangga sebesar 88,6% dengan pendapatan
dibawah 1 juta.
78
3.3.2
3.3.2.1.
1. Karakteristik Responden
a. Umur Responden
Tabel 3.71
Distribusi dan Frekuensi umur responden Di RW 5 Kelurahan Sungai
Bangkong 2015
Jumlah
Responden
72
Mean
42,1
Median
39,0
79
Minimu
m
21
Maksimu
m
89
Rata-rata umur responden adalah 42,1 tahun, dengan umur paling muda
adalah 21 tahun dan yang paling tua adalah 89 tahun.
b. Pendidikan Responden
Tabel 3.72
Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden Di RW 5
Kelurahan Sungai Bangkong 2015
No
1
2
3
4
5
Pendidikan
Tidak Sekolah dan tidak tamat SD
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Jumlah
F
1
5
8
44
14
72
(%)
1,4
6,9
11,1
61,1
19,4
100,0
Pekerjaan
F
40
23
4
2
3
72
IRT
Swasta
PNS
Pensiunan
Mahasiswa
Jumlah
80
(%)
55,6
31,9
5,6
2,8
4,2
100,0
Tabel 3.74
Distribusi dan Frekuensi Mobilitas ART Responden RW 5 Kelurahan
Sungai Bangkong 2015
No
1
2
Mobilitas
Sering
Tidak Sering
Jumlah
Frekuensi
22
50
72
Persen (%)
30,6
69,4
100,0
3.
Keberadaan TPA
Tabel 3.75
Distribusi dan Frekuensi Keberadaan TPA Di RW 5 Kelurahan Sungai
Bangkong 2015
No
1
2
Keberadaan TPA
Tidak memenuhi syarat
Memenuhi syarat
Jumlah
Frekuensi
36
36
72
81
Persen (%)
50,0
50,0
100,0
Keberadaan Jentik
Ada
Tidak Ada
Jumlah
Frekuensi
49
23
72
Persen (%)
68,1%
31,9%
100,0
Keberadaan Kassa
Tidak Baik
Baik
Jumlah
Frekuensi
53
19
72
82
Persen (%)
73,6
26,4
100,0
Frekuensi
8
64
51
Persen (%)
11,1
88,9
100,0
7. Penggunaan Kelambu
Tabel 3.79
Distribusi dan Frekuensi Penggunaan Kelambu Di RW 5 Kelurahan Sungai
Bangkong 2015
No
1
2
Penggunaan Kelambu
Frekuensi
Persen (%)
Tidak Menggunakan
Menggunakan
Jumlah
62
10
72
86,1
13,9
100,0
83
Frekuensi
70
2
72
Persen (%)
97,2
2,8
100,0
Upaya PSN
Tidak
Ya
Jumlah
Frekuensi
41
31
72
84
Persen (%)
56,9
43,1
100,0
Frekuensi
53
19
72
Persen (%)
73,6
26,4
100,0
3.3.2.2.
Analisa Bivariat
Penyakit DBD
DBD
Tidak
85
P Value
OR
(CI 95%)
N
(%)
N
(%)
0,74
Sering
5
35,8
17
29,3
Tidak Sering
9
64,2
41
70,7
Jumlah
14
100
58
100
Sumber : Data Primer RW 5 Kel. Sungai Bangkong, 2015
1.340
(0,39 - 4,58)
Keberadaan TPA
Penyakit DBD
86
P Value
OR
DBD
N
(%)
9
64,2
Tidak
N
(%)
27
46,6
0,37
Tidak memenuhi
syarat
Memenuhi syarat
5
35,8
31
53,4
Jumlah
14
100
58
100
Sumber : Data Primer RW 5 Kel. Sungai Bangkong, 2015
(CI 95%)
2,067
(0,617-6,923)
Penyakit DBD
DBD
Tidak
87
P Value
OR
(CI 95%)
N
(%)
N
(%)
Ada
13
92,9
36
62,0
0,029
Tidak Ada
1
7,1
22
38,0
Jumlah
14
100
58
100
Sumber : Data Primer RW 5 Kel. Sungai Bangkong, 2015
7,944
(0,971-65,00)
Penyakit DBD
DBD
Tidak
88
P Value
OR
(CI 95%)
N
(%)
N
(%)
Nyamuk
Tidak Baik
13
92,9
40
69,0
0,094
Baik
1
7,1
18
31,0
Jumlah
14
100
58
100
Sumber : Data Primer RW 5 Kel. Sungai Bangkong, 2015
5,850
(0,71-48,18)
Penyakit DBD
Penggunaan Anti
89
P Value
OR
(CI 95%)
Jumlah
14
100
58
100
Sumber : Data Primer RW 5 Kel. Sungai Bangkong, 2015
Berdasarkan tabel diatas, responden yang
nyamuk , lebih sedikit mende rita DBD yaitu sebesar 7,1%, dibandingkan yang
menggunakan anti nyamuk.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square menyatakan bahwa
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan anti nyamuk dengan
kejadian DBD dengan (p value = 0,59).
6.
Penyakit DBD
DBD
Tidak
N
(%)
N
(%)
12
85,7
50
86,2
2
12,3
8
13,8
90
P Value
0,96
OR
(CI 95%)
0,960
(0,18-5,11)
Jumlah
14
100
58
100
Sumber : Data Primer RW 5 Kel. Sungai Bangkong, 2015
Berdasarkan tabel diatas, responden yang tidak menggunakan kelambu,
lebih banyak menderita DBD yaitu sebesar 85,7%, dibandingkan yang
menggunakan kelambu yaitu 12,3%.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi-square dinyatakan bahwa
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara penggunaan kelambu dengan
kejadian DBD (p value = 0,960).
Penyakit DBD
DBD
Tidak
N
(%)
N
(%)
14 100,0 56
96,6
0
0,0
2
3,4
91
P Value
OR
(CI 95%)
1,000
0,800
(0,71-0,89)
Jumlah
14
100
58
100
Sumber : Data Primer RW 5 Kel. Sungai Bangkong, 2015
Berdasarkan
tabel
diatas,
responden
yang
memiliki
kebiasaan
Penyakit DBD
DBD
Tidak
N
(%)
N
(%)
13
92,9
28
48,2
1
7,1
30
51,8
92
P Value
0,002
OR
(CI 95%)
13,92
(1,70-113,5)
Jumlah
14
100
58
100
Sumber : Data Primer RW 5 Kel. Sungai Bangkong, 2015
Berdasarkan tabel diatas, anggota rumah tangga responden yang tidak
melakukan upaya PSN,
Penyakit DBD
DBD
Tidak
N
(%)
N
(%)
10
71,4
43
74,1
93
P Value
OR
(CI 95%)
1,000
0,872
Ya
4
28,6
15
25,9
Jumlah
14
100
58
100
Sumber : Data Primer RW 5 Kel. Sungai Bangkong, 2015
(0,23-3,20)
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa statistik, maka dapat disimpulkan faktor
determinan yang berpengaruh terhadap DBD di Kelurahan Sungai Bangkong
Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang adalah sebagai berikut:
Tabel 3.100
Matriks Penentuan Faktor determinan Kelurahan Sungai Bangkong
Wilayah Kerja Puskesmas Alianyang
94
Faktor determinan
1. Kepemilikan
jamban
Penjelasan
Hasil survei penentuan faktor determinan menyatakan
terdapat hubungan antara kepemilikan jamban dengan
kejadian diare pada balita (p value = 0,001). Rumah
Tangga yang tidak memiliki jamban yang memenuhi
syarat berisiko 8,56 balitanya menderita diare.
Hasil survei penentuan faktor determinan menyatakan
2. Perilaku BAB di
jamban tertutup
3. Kebiasaan
memasak air
minum
4. Kondisi jamban
yang kondisi
6. Sikap ibu
8. Pengetahuan
balita
dengan
value
0,074.
Ibu
yang
96