BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) dengan atau tanpa kolesteatoma
merupakan penyebab masalah kesehatan yang signifikan di berbagai
belahan dunia. Penyakit ini banyak terdapat pada negara berkembang
dengan kondisi yang kumuh,padat dan hygiene yang rendah (Santosh
2011; Thornton 2011).
Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK) adalah radang kronis telinga
tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret
dari telinga (otorea) lebih dari 3 bulan, baik terus menerus atau hilang
timbul. Sekret encer atau kental, bening atau berupa nanah (World Health
Organization 2004; Helmi 2005; Chole & Nason 2009).
Prevalensi yang pasti dari kolesteatoma belum diketahui secara pasti.
Insidensi tahunan dari kolesteatoma berkisar antara 3-12 kasus per
100.000 populasi (Chole & Nason, 2009).
Survei prevalensi menunjukkan bahwa penderita OMSK secara global
berkisar antara 65-330 juta orang dengan gejala telinga kering, 60%
diantaranya (39200 juta) penderita dengan gangguan pendengaran yang
signifikan. Lebih dari 90% penderita berasal dari Asia Tenggara dan
Pasifik Barat, Afrika dan beberapa suku minoritas di Pasifik. OMSK jarang
terjadi di Amerika, Eropa dan Australia ( WHO 2004).
OMSK dengan kolesteatoma merupakan suatu kondisi dimana terjadi
gangguan
resorpsi
dan
destruksi
tulang
sehingga
menyebabkan
proses
resorpsi
diatur
oleh
osteoklas.
Konsep
yang
ini
menyatakan
jaringan
kolesteatoma
meningkatkan
rasio
Interleukin-1 (IL-1),
dan osteoblas diaktivasi oleh sitokin dan kemokin melalui MIF (Kikkawa,
2010).
Kuczkowski
semikuantitatif
(2011)
di
Polandia
melakukan
suatu
analisis
Desember 2010 terdapat 119 kasus Otitis Media Supuratif Kronis (OMSK)
dengan kolesteatoma (Siregar 2013).
Mengingat karena sebagian besar penderita datang dengan komplikasi
dan adanya keterkaitan antara mediator pro inflamatori terutama IL-1 yang
berperan terhadap kemampuan kolesteatoma dalam mendestruksi tulang
sehingga peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana hubungan ekspresi
Permasalahan
Hipotesis
Tujuan Penelitian
gejala klinis.
d. Mengetahui distribusi frekwensi OMSK tipe bahaya berdasarkan
lama keluhan.
e. Mengetahui
berdasarkan komplikasi
f. Mengetahui
bahaya
berdasarkan komplikasi.
j.
1.5.
Manfaat Penelitian