KEWAJIBAN LANCAR
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Menengah I
Dosen Pengampu : Ibu Adeng Pustikaningsih, M.Si
Disusun Oleh :
1. Diah Setianingsih
(09403241008)
2. Dian Normalitasari P.
(09403241018)
3. Khoiriyatul Mujahidah
(09403241029)
(09403241039)
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut FASB, kewajiban merupakan kemungkinan pengorbanan
masa depan atas manfaat ekonomi yang muncul dari kewajiban saat ini
entitas tertentu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada
entitas lainnya di masa depan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian masa
lalu. Karena kewajiban melibatkan pengeluaran aktiva atau jasa di masa
depan, maka salah satu karakteristik yang paling penting adalah tanggal di
mana kewajiban itu harus dibayarkan. Kewajiban yang jatuh tempo saat ini
harus diselesaikan secara tepat waktu.
Kewajiban yang likuidasinya diperkirakan secara layak memerlukan
penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai aktiva
lancar atau yang memiliki jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau satu
siklus operasi disebut sebagai kewajiban lancar. Ada banyak sekali bentuk
kewajiban lancar dalam suatu perusahaan, di antaranya adalah hutang yang
berkaitan dengan karyawan dan kontijensi. Dua bentuk kewajiban lancar
tersebut memiliki perbedaan, baik dari segi asal mula/ sebab terjadinya,
maupun perlakuan akuntansinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kewajiban perusahaan yang terkait dengan karyawan?
2. Apa yang dimaksud kewajiban kontijensi?
3. Bagaimana penyajian dan analisis kewajiban lancar?
C. Tujuan
1. Mengetahui kewajiban-kewajiban yang terkait dengan karyawan.
2. Mengetahui pengertian kewajiban kontijensi dan perlakuan akuntansinya.
3. Mengetahui penyajian dan analisis kewajiban lancar.
BAB II
PEMBAHASAN
PTKP setahun
Rp15.840.000,00
Rp17.160.000,00
Rp18.480.000,00
Rp19.800.000,00
Rp21.120.000,00
Karyawati
Rp15.840.000,00
Tarif Pajak
5%
15%
25%
Di atas Rp500.000.000,00
30%
(6,2% x $100.000)
$6200
(1,45% x $100.000)
$1450
$7650
Maka PT.507 akan mencatat pajak yang harus dibayar dari potongan
gaji Pak Duta selaku karyawan sebagai berikut :
Biaya Gaji
$100.000
$6200
$1450
Kas
$92350
$6200
$1450
Kas
$7650
untuk tidak
$1.000
$800
$1.800
$1000
$800
$1000
$800
$1000
$800
$1800
Karyawan
Pemberi kerja
melaporkan
jumlah ini sebagai
kewajiban hingga
diserahkan
Pemberi Kerja
$765
$1.320
$88
$2.173
$10.000
$1.320
$ 765
$ 88
Kas
$7.827
$1.320
$ 765
$ 88
Kas
$2.173
$765
$80
$400 +
$1.245
$1.245
$765
$80
$400
$765
$80
$400
$1.245
3. Perjanjian Bonus
Banyak perusahaan memberikan bonus kepada semua pejabat atau
karyawan tertentu sebagai tambahan atas gaji atau upah reguler mereka.
Sering kali jumlah bonusnya bergantung pada laba tahunan perusahaan.
Sebagai contoh, karyawan Ford Motor Company mendapat bagian atas
kesuksesan operasi perusahaan dengan menggunakan laba bersih sebagai
dasar utama perhitungan. Dari sudut pandang perusahaan, pembayaran
bonus kepada karyawan dapat dianggap sebagai tambahan upah dan harus
dimasukkan sebagai pengurang dalam menentukan laba bersih tahun
berjalan.
Contoh kasus:
Perusahaan Palmer Inc. Menunjukkan laba tahun 2009 sebesar $100.000,
dan akan membayar bonus sebesar $10.700 pada bulan januari 2010.
Palmer membuat ayat jurnal penyesuaian tertanggal 31 Desember 2009
untuk mencatat bonus adalah sebagai berikut :
$10.700
$10.700
Pada bulan januari 2010, ketika palmer membayar bonus, ayat jurnalnya :
Hutang Bonus Pembagian Laba
Kas
$10.700
$10.700
Palmer seharusnya mencantumkan akun beban dalam laporan labarugi sebagai beban operasi. Kewajiban, yaitu Hutang Bonus Pembagian
Laba, biasanya akan dibayar dalam periode waktu yang singkat dan harus
dicatat sebagai kewajiban lancar dalam neraca. Serupa dengan perjanjian
bonus dicatat sebagai kewajiban untuk beban bersyarat meliputi
pembayaran sewa atau royalti yang bergantung pada jumlah pendapatan
yang dihasilkan atau kuantitas produk yang di produksi. Beban bersyarat
itu didasarkan atas pendapatan atau unit yang diproduksi biasanya lebih
mudah untuk dihitung daripada perjanjian produk.
Sebagai contoh, asumsikan bahwa suatu lease mensyaratkan
pembayaran sewa yang tetap sebesar $500 per bulan dan 1% dari semua
penjualan di atas $300.000 per tahun. Maka kewajiban sewa tahunan akan
berjumlah $6.000 ditambah $0,01 dari setiap dolar pendapatan di atas
$300.000. Atau, suatu perjanjian royalti dapat menimbulkan piutang bagi
pemilik paten sebesar $1,00 atas setiap ton produk yang dihasilkan dari
proses yang dipatenkan, atau menimbulkan piutang bagi pemilik hak
mineral sebesar $0,50 atas setiap barel minyak. Dengan bertambahnya
setiap unit produk yang diproduksi atau ekstraksi, maka suatu tambahan
kewajiban, biasanya kewajiban lancar, akan tercipta.
pada akhirnya akan diketahui ketika satu atau lebih kejadian di masa depan
terjadi atau tidak terjadi.
Keuntungan kontinjensi (gain contingencies) adalah klaim atau hak
untuk menerima aktiva (atau memiliki kewajiban yang menurun) yang
keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya mungkin akan menjadi sah.
Jenis keuntungan kontinjensi:
1. Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, bonus, sumbangan, dan
lain sebagainya.
2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak
3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkn menguntungkan.
4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan
Keuntungan kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan. Akan tetapi
diungkapkan dalam catatan jika probabilitas terealisasinya tinggi. Tetapi
jika realisasi keuntungan dapat dipastikan, maka itu bukan kontinjensi dan
pengakuan keuntungan dapat dilakukan.
Kerugian Kontinjensi (loss contingencies) adalah situasi yang
melibatkan
ketidakpastian
atas
kemungkinan
terjadinya
kerugian.
estimasi
kerugian
dari
kerugian
kontinjensi
harus
yang
tersedia
sebelum
penerbitan
laporan
keuangan
kemajuan
perkara
itu,
pendapat
penasehat
hukum,
Atau
mendapat
jaminan
selama
satu
tahun.
Setiap
Denson
telah
$500.000
$500.000
$4,000
$4,000
$16,000
$16,000
$16,000
$16,000
peralatan dari perak, piring, alat rumah tangga kecil, atau transportasi
gratis. Kupon tercetak (printed coupons) yang dapat ditebus untuk
potongan tunai atas barang yang dibeli juga sangat popular. Premi dan
kupon biayanya harus dicatat sebagai beban pada periode penjualan.
Contoh berikut mengilustrasikan perlakuan akuntansi untuk
penawaran premi. Joddy Company menawarkan pelanggannya mankuk
pencampur besar yang anti pecah sebagai penukaran atas $25 dan 10 tutup
kotak. Mangkuk itu berharga pokok $75,dan perusahaan mengestimasi
bahwa 60% dari tutup kotak akan ditebus. Penawaran premi ini dimulai
pada bulan juni 2007 dan menghasilkan transaksi serta ayat jurnal berikut
Joddy Company:
$150.000
Kas
$150.000
$240.000
Penjualan
$240.000
$1.500
Beban premi
$3.000
$6.000
$6.000
Perhitungan:
Total tutup kotak yang dijual dalam tahun 2007
300.000
180.000
60.000
120.000
(120.000/10)x($0,75-$0,25) = $6.000
4. Kewajiban lingkungan
Yang termasuk dalam kategori ini antara lain pembersihan limbah
beracun yang merupakan hasil dari aktivitas produksi perusahaan,
pencegahan kerusakan lingkungan, dan pembersihan udara yang tercemar.
3. Penyajian Kontijensi
Di Amerika Serikat, perusahaan mencatat kerugian kontijensi dan
kewajiban jika kerugiannya adalah mungkin dan dapat diestimasi. Akan
tetapi, jika kerugaiannya sangant mungkin atau dapat diestimasi tetapi
tidak keduanya, dan jika terdapat paling sedikit kemungkinan yang layak
bahwa suatu kewajiban telah terjadi, maka pengungkapan berikut berikut
diperlukan dalam catatan :
a. Sifat kontijensi
b. Estimasi mengenai kemungkinan kerugian atau rentang kerugian atau
suatu pernyataan bahwa estimasi tidak dapat dilakukan
Beberapa kewajiban kontijensi lain yang harus diungkapkan meskipun
perusahaan kemungkinan kerugiannya kecil adalah :
a. Jaminan atas hutang pihak lain
b. Kewajiban bank komersial menurut stand-by letters of credits
c. Jaminan untuk membeli kembali piutang (atau properti lain yang
berhubungan) yang telah dijual atau diberikan
Pengungkapan itu harus mencakup sifat dan jumlah jaminan serta jumlah
yang dapat dipulihkan dari pihak lain, jika dapat diestimasi.
Namun di Indonesia, IAI melarang perusahaan untuk mengakui
kewajiban kontijensi. Hal itu didasarkan pada PSAK no.57 tentang
Kewajiban Diestimasi, Kewajiban Kontijeni, dan Aset Kontijensi par.28.
Meskipun begitu, kewajiban kontijensi harus diungkapkan, kecuali jika
probabilitas aliran-keluar (kas atau asey lain) di masa depan adalah kecil.
likuiditas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kewajiban lancar adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan
secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau yang memiliki jatuh tempo dalam waktu
satu tahun atau satu siklus operasi. Dua bentuk kewajiban lancar adalah
kewajiban yang berhubungan dengan karyawan dan kewajiban kontijensi.
Kewajiban yang berhubungan dengan karyawan (employee-related liabilities)
adalah jumlah yang terhutang kepada karyawan untuk gaji atau upah pada
akhir periode akuntansi. Sedangkan kewajiban kontijensi (contigent
liabilities) adalah kewajiban yang potensial timbul yang kemungkinan
menjadi kewajiban aktual di masa mendatang.
Untuk penyajiannya dalam laporan keuangan, kewajiban lancar
biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam laporan
keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Karena singkatnya periode waktu
yang terlibat, yang sering kali kurang dari satu tahun, maka perbedaan antara
nilai sekarang kewajiban lancar dan nilai jatuh tempo biasanya tidak besar.
Penilaian kewajiban yang sedikit terlalu tinggi akibat pencatatan kewajiban
lancar pada nilai jatuh tempo dianggap sebagai tidak material.
Untuk menilai kemampuan tingkat likuiditas perusahaan yang
berkaitan dengan kewajiban lancar, diperlukan analisis laporan keuangan
yaitu rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Rasio lancar
adalah rasio yang membandingkan antara total aktiva lancar terhadap total
kewajiban lancar. Sedangkan rasio cepat adalah rasio yang membandingkan
antara kas, sekuritas, dan piutang dengan total kewajiban lancar.
B. Saran
Perusahaan sebaiknya berhati-hati dalam pelaporan dan penyajian
kewajiban lancarnya, karena setiap bentuk kewajiban lancar memiliki
perlakuan akuntansi yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA