Fenomena Dampak Perubahan Iklim
Fenomena Dampak Perubahan Iklim
OLEH
MEUTIARA CITRA AGISTA
1106021512
ABSEN 14
TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
Latar Belakang
Pemanasan global menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang
mendapat perhatian secara regional maupun global. Pemanasan global disebabkan oleh
efek yang dihasilkan oleh gas-gas rumah kaca. Gas rumah kaca (GRK) merupakan
sejumlah gas yang terdapat di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Efek
rumah kaca terjadi akibat kenaikan konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas
lain di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas-gas rumah kaca ini disebebkan oleh
kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu-bara, dan bahan bakar organik lainnya
yang melebihi kemamouan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya. Energi
yang diserap dari sinar matahari kemudian dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi
inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Sebagaian besar inframerah yang
dipancarkan bumi tertahan oleh gas-gas rumah kaca untuk dikembalikan ke permukaan
bumi. Karena efek rumah kaca membuat perbedaan suhu bumi di malam dan siang hari
tidak terlalu jauh. Meskipun gas rumah kaca hanya membuat 1% dari atmosfer bumi
sementara yang lainnya didominasi oleh uap air, gas rumah kaca mengatur iklim
dengan menjebak panas pada selimut udara yang mengelilingi planet ini. Akan tetapi
efek rumah kaca akibat GRK yang terus meningkat karena aktivitas manusiadan alam,
mengakibatkan perubahan iklim yang ekstrem di bumi. Efek rumah kaca menyebabkan
suhu air laut meningkat dan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub.
Keberadaan gas rumah kaca atau yang dikenal dengan istilah Green House
Gases (GHG) ini disebabkan oleh berbagai aktifitas manusia, di antaranya adalah
pembakaran bahan bakar minyak dan batu-bara yang menghasilkan karbondioksida;
trasnportasi batu-bara, landfill, minyak bumi yang menghasilkan metana; pembakaran
fosil dan lahan pertanian menghasilkan nitrogen oksida; pabrik yang menghasilkan gas
industri; deforestasi; serta aktifitas lainnya yang menghasilkan GRK, seperti belerang
dioksida dan kloroflourokarbon. Selain aktifitas-aktifitas pemicu GRK di atas, terdapat
aktifitas lain yang tanpa disadari menyumbangkan GRK cukup tinggi. Adalah
peternakan yang bertanggungjawab atas sedikitnya 51% dari pemanasan global
(Laporan yang dirilis Watch Magazine edisi bulan November/Desember). Emisi metana
yang dihasilkan dari hewan ternak berperan menghasilkan 72 kali lebih dalam
menyerap panas di atmosfer dibandingkan karbondioksida. Potensi pemanasan metana
adalah 23 kali lebih besar (Perhitungan Asli FAO). Menurut IPCC 2006, diperkirakan
pada tahun 2010 emisi metana dan nitrogen oksida dari ternak di seluruh dunia
mewakili sekitar 9% dari total GRK. Di antara sumber gas non-CO2 , sektor peternakan
2
B.
Tujuan
Pembuatan makalah ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Menilai total emisi gas rumah kaca per kapita dari sektor peternakan pada negara
maju dan negara berkembang selama periode 1961-2010.
2. Menilai total emisi dari kategori ternak yang berbeda sumber pada negara maju dan
negara berkembang selama periode 1961-2010.
3. Menilai intensitas emisi dari produk ternak paling penting pada negara maju dan
negara berkembang selama periode 1961-2010.
4. Menilai perbandingan tingkat perhitungan yang dikembangkan negara-negara
tunggal.
C.
Metodologi
Dalam penelitian mengenai potensi ternak terhadap produksi gas rumah kaca
ini membutuhkan informasi mengenai jumlah rata-rata hewasn di setiap populasi ternak
3
a. Fermentasi Enterik
Fermentasi enterik mengahsilkan produk metana yang dilepaskan oleh hewan ke
atmosfer. Intensitas emisi yang diterapkan dalam penelitian ini khusus untuk ternak,
wilayah, dan tingkat pembangunan ekonomi, mengacu pada tabel 1 IPCC 2006.
D.
Hasil
Pembahasan dari penelitian dalam makalah ini adalah hasil analisis terhadap
emisi sektor ternak negara maju dan berkembang pada 237 negara dengan karakteristik
masing-masing negara.
Pada gambar 1 menunjukkan tren emisi GRK sektor peternakan yang
diproduksi langsung adalah CH4 dan N2O untuk kategori emisi yang berbeda, yaitu
fermentasi enterik, pupuk kandang, dan pupuk tersisa di padang rumput. Ditemukan
bahwa selama periode 1961-2010 emisi gas rumah kaca dari sektor peternakan
meningkat 51%. Sektor peternakan secara global menyumbang sekitar 57% dari emisi
gas rumah kaca, dimana 72% adalah gas metana dan 28% adalah N2O.
Gambar 1 Tren Gas Rumah Kaca dari Peternakan Global
Sumber : Jurnal Global and Regional Trends In Greenhouse Gas Emissions from Livesstock
Sumber : Jurnal Global and Regional Trends In Greenhouse Gas Emissions from Livesstock
Gambar 3 menyajikan emisi gas rumah kaca melalui kategori ternak di negara
maju dan berkembang. Rata-rata emisi yang dihasilkan dari setiap kategori ternak,
adalah 54% emisi sapi dari total emisi ternak, 17% emisi sapi perah, 9% emisi domba,
Gambar 3 Tren Emisi GRK dari Beberapa Kategori Ternak di Negara Maju
dan Negara Berkembang
Sumber : Jurnal Global and Regional Trends In Greenhouse Gas Emissions from Livesstock
Sumber : Jurnal Global and Regional Trends In Greenhouse Gas Emissions from Livesstock
E.
Pembahasan
Berdasarkan penelitian mengenai potensi gas rumah kaca yang dihasilkan dari
sektor peternakan menunjukkan beberapa hasil mengenai pertumbuhan emisi di negaranegara maju cenderung stabil dari tahun 1961-2010, sedangkan emisi gas rumah kaca
dari peternakan di negara-negara berkembang mengalami peningkatan. Daging sapi dan
susu sapi menjadi sumber emisi terbesar karena permintaannya yang lebih tinggi
dibandingkan kategori ternak lainnya, misalnya babi dan unggas. Produktivitas
8
F.
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian di atas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai
berikut :
1. Emisi CO2 ekuivalen dari sektor peternakan meningkat secara global sebesar 51%
dari tahun 1961-2010 karena peningkatan permintaan produk ternak.
9
G.
Referensi
Caro Dario, dkk. 9 Juli 2014. Global and Regional Trends in Greenhouse Gas
Emissions from Livestock.
Apa
Penyebab
Efek
dari
Rumah
Kaca?,
dalam
10