LATAR BELAKANG
Sebagai makhluk sosial, manusia tak bisa lepas dari yang namanya
masyarakat. Begitu pula dengan remaja, ia memerlukan interaksi dengan orang
lain untuk mencapai kedewasaannya. Yang perlu dicermati adalah bagaimana
seorang remaja itu bergaul, dengan siapa, dan apa saja dampak pergaulannya itu
bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya. Untuk itu kita lihat terlebih dahulu
pengertian pergaulan. Pergaulan berasal dari kata gaul. Pergaulan itu sendiri
maksudnya kehidupan sehari-hari dalam persahabatan ataupun masyarakat.
Namun tidak demikian dikalangan kebanyakan remaja saat ini. Gaul
menurut dimensi remaja-remaja yang katanya modern itu adalah ikut dalam trend,
mode, dan hal lain yang behubungan dengan keglamoran hidup. Harus masuk
kedalam geng-geng, sering nongkrong dan berpergian diberbagai tempat seperti
mall, tempat wisata, game center dan lain-lain. Yang mana pada akhirnya, gaul
dimensi remaja akan menimbulkan budaya konsumtif.
Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan untuk terjun
kedunia hura-hura. Dengan setia kawan itu pula kebanyakan remaja mulai
merokok, minum minuman keras, mengonsumsi narkoba, dan bahkan sex bebas.
Kalau tidak ikut kegiatan-kegiatan geng ataupun teman nongkrong bisa dianggap
tidak setia kawan. Paradigma seperti itulah yang menggerayangi pikiran
sebagian remaja masa kini. Sebenarnya dengan tindakan itu mereka telah merusak
kemurnian makna dari solidaritas dan kesetiakawanan itu sndiri.
Jika ditinjau lebih dalam gaul tidak akan menimbulkan banyak dampak
negatif jika standar nilai yang dipakai untuk mendefinisikan gaul itu, standar nilai
yang sesuai dengan syariat Islam dan juga budaya timur yang penuh dengan tata
krama dan kesopanan. Hanya saja, merubah sesuatu yang sudah mendarah daging
disebagian remaja saat ini tidaklah mudah. Semua itu memerlukan sinergi dari
semua pihak, baik orang tua, keluarga, pemuka masyarakat, pemerintah, dan yang
tak kalah pentingnya adalah peran kita sendiri sebagai remaja yang akan
menjalani kehidupan dalam bingkai kata gaul itu sendiri.
Page 1
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian pergaulan dalam Islam?
2. Bagaimana pandangan kehidupan sosial menurut agama Islam dan
perbedaan menurut paham lain?
3. Bagaimana cara mewujudkan agama Islam sebagai agama perdamaian
dunia?
4. Apa saja peran mahasiswa dalam mewujudkan lingkungan yang Islami?
TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui dan memahami pengertian pergaulan dalam islam.
2. Mngetahui dan memahami kehidupan sosial menurut islam dan
perbedaaannya dengan paham lain.
3. Mewujudkan agama Islam sebagai agama perdamaian dunia.
4. Mengetahui peran mahasiswa dalam mewujudkan lingkungan yang islami.
1.
Page 2
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi Pergaulan
Pergaulan adalah proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan
individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Juga, pergaulan merupakan
salah satu cara seseorang untuk berinteraksi dengan alam sekitarnya. Pergaulan
merupakan fitrah manusia sebagai makhluk social yang tak mungkin bisa hidup
sendirian. Manusia juga memiliki sifat tolong-menolong dan saling membutuhkan
satu sama lain. Interaksi dengan sesame manusia juga menciptakan kemaslahatan
besar bagi manusia itu sendiri dan juga lingkungannya.
Berorganisasi, bersekolah, dan bekerja merupakan contoh-contoh aktivitas
bermanfaat besar yang melibatkan pergaulan antar manusia. Namun, pergaulan
tanpa dibentengi iman yang kokoh akan mudah membuat seorang muslim
terjerumus. Kita lihat di zaman sekarang, banyak kejadian yang dapat membuat
kita mengelus dada. Pergaulan bebas, video mesum, perkosaan, dan berbagai
bentuk perilaku penyimpangan lainnya. Semua itu bersumber dari pergaulan yang
salah dan tidak dilandaskan pada kepatuhanterhadap ajaran Al-Quran.
Oleh karenanya, adalah suatu hal yang sangat penting mengetahui dan
memahami pergaulan-pergaulan dalam islam. Bagi sebagian orang yang tidak
terbiasa dengan tata cara pergaulan dalam islam, mereka akan merasa canggung
atau barangkali malah merasa tertekan karena pergaulan dalam islam itu terlihat
begitu kaku dan tidak seperti pergaulan yang umum ditemui di masyarakat.
Islam adalah agama yang syamil (menyeluruh) dan mutakamil (sempurna).
Agama mulia ini diturunkan dari Allah Sang Maha Pencipta, Yang Maha
Mengetahui tentang seluk beluk ciptaan-Nya. Dia turunkan ketetapan syariat agar
manusia hidup tenteram dan teratur. Diantara aturan yang ditetapkan Allah SWT
bagi manusia adalah aturan mengenai tata cara pergaulan antara pria dan wanita.
Seperti ungkapan terdahulu bahwa adanya tat cara pergaulan dalam islam itu
sebenarnya bukan untuk membatasi namun untuk menjaga harkat dan martabat
Page 3
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.
manusia itu sendiri agar tidak sama dengan tata cara dan tatanan para hewan
dalam bergaul.
Bila satu tutunan itu diambil dengan kerendahan hati dan keinginan untuk
berbakti kepada ilahi, maka tak ada hal sulit untuk mengikuti tuntunan yang baik
itu. Terkesan sulit karena melihatnya dari sisi nafsu dan kepentingan duniawi. Bila
memang belum mampu menjalankan tuntunan yang sebenarnya, jangan ditantang
tuntunan itu. Cukup campkan dalam hati bahwa diri akan selalu berusaha sekuat
tenaga mengikuti aturan yang sesungguhnya. Kalau menentang atau bahkan
menantang, itulah tanda kesombongan diri terhadap Sang Maha Kuasa.
Faktor Utama Dalam Pergaulan
1. Taaruf.
Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang lain? Mungkinkah mereka
akan saling menyapa? Mungkinkah mereka akan saling menolong, membantu,
atau memperhatikan? Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan dapat terwujud?
Begitulah, ternyata taaruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika
kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan taaruf
kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua
ciri khas pada diri seseorang.
2. Tafahum
Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita
bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu
juga semua yang ia sukai dan yang ia benci. Inilah bagian terpenting dalam
pergaulan. Dengan memahami kita dapat memilah dan memilih siapa yang harus
menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus kita jauhi, karena mungkin
sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan oleh agama teman dekat
kita. Masih ingat ,Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul dengan penjual
minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama
dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang
pandai besi yang akan memberikan bau asap.
Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan
Page 4
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.
banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga
sebaliknya, ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan
membawa kepada keburukan perilaku ( akhlakul majmumah.
3. Taawun.
Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum
tumbuh sikap taawun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan
menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat
menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan
takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan bahwa bukan termasuk umatnya orang
yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain. Taaruf, tafahum , dan
taawun telah menjadi bagian penting yang harus kita lakukan. Tapi, semua itu
tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah. Ikhlas harus
menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan
saling menolong.
Tata krama pergaulan pria dengan wanita menurut Al-Quran :
Surah An Nur ayat 30-31
Page 5
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anakanak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan
kakkinya
agar
diketahui
perhiasan
yang
mereka
sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orangorang yang beriman supaya kamu beruntung. (An-Nur:31).
Etika Bergaul Dalam Agama Islam
1. Menjaga Pandangan
2. Menutup aurat secara sempurna
Hai nabi, katakan kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang-orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya
keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu agar mereka lebih mudah
untuk dikenal, hingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha
Pengampun lahi Maha Penyanyang.(QS.Al Ahzab:59).
3. Bagi wanita diperintahkan untuk tidak berlembut-lembut suara di hadapan
laki-laki bukan mahram.
Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita lain, jika kamu
bertakwa, maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara, sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah
perkataan yang baik.(QS.Al Ahzab:32).
4. Dilarang Bagi Wanita bepergian sendirian tanpa mahramnya sejauh
perjalanan satu hari.
Dari Abu Hurairah Radiallahu Anhu, ia berkata : Rasulullah Sallahu
Alaihi WA salam bersabda: Tidak halal bagi seorang perempuan yang
beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian yang memakan
waktu sehari semalam kecuali bersama muhrimnya(HR. Bukhari Muslim
dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin). Dr. Yusuf
Qardhawi
dalam
Fatwa-fatwa
Kontemporer
jilid
2halaman
542
Page 6
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.
Page 7
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.
d. Menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam
satu ikatan keluarga.
Disamping keempat hal yang diatas maka hendaknya diadakan pula :
a. Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan
berguna.
b. Penyaluran bakat terhadap anak ke Arab pekerjaan yang berguna dan
produktif.
c. Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.
d. Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik - baiknya.
2. Sikap atau cara yang bersifat represif.
Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan
sosial yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak
seperti menjadi anggota badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta
dalam diskusi yang khusus mengenai masalah kesejahteraan anak - anak.
Selain itu pihak orang tua terhadap anak yang bersangkutan dalam perkara
kenakalan hendaknya mengambil sikap sebagai berikut :
a. Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah
diperbuatnya sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam
kenakalan pergaulan bebas.
b. Memahami sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah
kenakalan yang menimpa anaknya.
c. Meminta bantuan para ahli ( psikolog atau petugas sosial ) di
dalam
mengawasi
perkembangan
kehidupan
anak,
apabila
dipandang perlu.
Page 8
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.
Page 9
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.
maupun
dalam
upacara-upacara
tertentu
sebagai
Page 10
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.
akhirat kelak; (4) Bersaudara karena Allah adalah amal mulia dan mendekatkan
hamba dengan Allah; (5) Diampunkan segala dosa yang telah diperbuatnya
selama hidup.
Adapun hak dan syarat dari ukhuwah tersebut yaitu: (1) Hendaknya
bersaudara untuk mencari keridhaan Allah, bukan kepentingan atau berbagai
tujuan duniawi. (2) Hendaknya saling tolong-menolong dalam keadaan suka
dan duka, senang atau tidak, mudah maupun susah. (3) Memenuhi hak umum
dalam ukhuwah Islamiah.
Melihat pembahasan di atas, dapat diperoleh informasi bahwa ukhuwah
Islamiyah memiliki keutamaan serta hak dan syarat yang merupakan landasan
utama dalam langkah menjalin ikatan persaudaraan, serta upaya terpenting guna
mewujudkan kerukunan dan perdamaian umat beragama di seluruh dunia.
Uraian Ahmad Abdul Hadi Syahin tersebut, dapat dikutip untuk menunjukan
bahwa terdapat keterikatan antara kekuatan yang terkandung di dalam ukhuwah
Islamiyah sebagai upaya mewujudkan kerukunan dan perdamaian umat
beragama di seluruh dunia.
Page 11
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.
persatuan
umat
Islam
seluruh
dunia
agar
tidak
Page 12
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.
Page 13
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.
Page 14
1.
2.
3.
Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.