Anda di halaman 1dari 14

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Sebagai makhluk sosial, manusia tak bisa lepas dari yang namanya
masyarakat. Begitu pula dengan remaja, ia memerlukan interaksi dengan orang
lain untuk mencapai kedewasaannya. Yang perlu dicermati adalah bagaimana
seorang remaja itu bergaul, dengan siapa, dan apa saja dampak pergaulannya itu
bagi dirinya, orang lain, dan lingkungannya. Untuk itu kita lihat terlebih dahulu
pengertian pergaulan. Pergaulan berasal dari kata gaul. Pergaulan itu sendiri
maksudnya kehidupan sehari-hari dalam persahabatan ataupun masyarakat.
Namun tidak demikian dikalangan kebanyakan remaja saat ini. Gaul
menurut dimensi remaja-remaja yang katanya modern itu adalah ikut dalam trend,
mode, dan hal lain yang behubungan dengan keglamoran hidup. Harus masuk
kedalam geng-geng, sering nongkrong dan berpergian diberbagai tempat seperti
mall, tempat wisata, game center dan lain-lain. Yang mana pada akhirnya, gaul
dimensi remaja akan menimbulkan budaya konsumtif.
Solidaritas dan kesetiakawanan sering dijadikan landasan untuk terjun
kedunia hura-hura. Dengan setia kawan itu pula kebanyakan remaja mulai
merokok, minum minuman keras, mengonsumsi narkoba, dan bahkan sex bebas.
Kalau tidak ikut kegiatan-kegiatan geng ataupun teman nongkrong bisa dianggap
tidak setia kawan. Paradigma seperti itulah yang menggerayangi pikiran
sebagian remaja masa kini. Sebenarnya dengan tindakan itu mereka telah merusak
kemurnian makna dari solidaritas dan kesetiakawanan itu sndiri.
Jika ditinjau lebih dalam gaul tidak akan menimbulkan banyak dampak
negatif jika standar nilai yang dipakai untuk mendefinisikan gaul itu, standar nilai
yang sesuai dengan syariat Islam dan juga budaya timur yang penuh dengan tata
krama dan kesopanan. Hanya saja, merubah sesuatu yang sudah mendarah daging
disebagian remaja saat ini tidaklah mudah. Semua itu memerlukan sinergi dari
semua pihak, baik orang tua, keluarga, pemuka masyarakat, pemerintah, dan yang
tak kalah pentingnya adalah peran kita sendiri sebagai remaja yang akan
menjalani kehidupan dalam bingkai kata gaul itu sendiri.

Page 1
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian pergaulan dalam Islam?
2. Bagaimana pandangan kehidupan sosial menurut agama Islam dan
perbedaan menurut paham lain?
3. Bagaimana cara mewujudkan agama Islam sebagai agama perdamaian
dunia?
4. Apa saja peran mahasiswa dalam mewujudkan lingkungan yang Islami?
TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui dan memahami pengertian pergaulan dalam islam.
2. Mngetahui dan memahami kehidupan sosial menurut islam dan
perbedaaannya dengan paham lain.
3. Mewujudkan agama Islam sebagai agama perdamaian dunia.
4. Mengetahui peran mahasiswa dalam mewujudkan lingkungan yang islami.
1.

Page 2
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi Pergaulan
Pergaulan adalah proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan
individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok. Juga, pergaulan merupakan
salah satu cara seseorang untuk berinteraksi dengan alam sekitarnya. Pergaulan
merupakan fitrah manusia sebagai makhluk social yang tak mungkin bisa hidup
sendirian. Manusia juga memiliki sifat tolong-menolong dan saling membutuhkan
satu sama lain. Interaksi dengan sesame manusia juga menciptakan kemaslahatan
besar bagi manusia itu sendiri dan juga lingkungannya.
Berorganisasi, bersekolah, dan bekerja merupakan contoh-contoh aktivitas
bermanfaat besar yang melibatkan pergaulan antar manusia. Namun, pergaulan
tanpa dibentengi iman yang kokoh akan mudah membuat seorang muslim
terjerumus. Kita lihat di zaman sekarang, banyak kejadian yang dapat membuat
kita mengelus dada. Pergaulan bebas, video mesum, perkosaan, dan berbagai
bentuk perilaku penyimpangan lainnya. Semua itu bersumber dari pergaulan yang
salah dan tidak dilandaskan pada kepatuhanterhadap ajaran Al-Quran.
Oleh karenanya, adalah suatu hal yang sangat penting mengetahui dan
memahami pergaulan-pergaulan dalam islam. Bagi sebagian orang yang tidak
terbiasa dengan tata cara pergaulan dalam islam, mereka akan merasa canggung
atau barangkali malah merasa tertekan karena pergaulan dalam islam itu terlihat
begitu kaku dan tidak seperti pergaulan yang umum ditemui di masyarakat.
Islam adalah agama yang syamil (menyeluruh) dan mutakamil (sempurna).
Agama mulia ini diturunkan dari Allah Sang Maha Pencipta, Yang Maha
Mengetahui tentang seluk beluk ciptaan-Nya. Dia turunkan ketetapan syariat agar
manusia hidup tenteram dan teratur. Diantara aturan yang ditetapkan Allah SWT
bagi manusia adalah aturan mengenai tata cara pergaulan antara pria dan wanita.
Seperti ungkapan terdahulu bahwa adanya tat cara pergaulan dalam islam itu
sebenarnya bukan untuk membatasi namun untuk menjaga harkat dan martabat

Page 3
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

manusia itu sendiri agar tidak sama dengan tata cara dan tatanan para hewan
dalam bergaul.
Bila satu tutunan itu diambil dengan kerendahan hati dan keinginan untuk
berbakti kepada ilahi, maka tak ada hal sulit untuk mengikuti tuntunan yang baik
itu. Terkesan sulit karena melihatnya dari sisi nafsu dan kepentingan duniawi. Bila
memang belum mampu menjalankan tuntunan yang sebenarnya, jangan ditantang
tuntunan itu. Cukup campkan dalam hati bahwa diri akan selalu berusaha sekuat
tenaga mengikuti aturan yang sesungguhnya. Kalau menentang atau bahkan
menantang, itulah tanda kesombongan diri terhadap Sang Maha Kuasa.
Faktor Utama Dalam Pergaulan
1. Taaruf.
Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang lain? Mungkinkah mereka
akan saling menyapa? Mungkinkah mereka akan saling menolong, membantu,
atau memperhatikan? Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan dapat terwujud?
Begitulah, ternyata taaruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika
kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan taaruf
kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua
ciri khas pada diri seseorang.
2. Tafahum
Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita
bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu
juga semua yang ia sukai dan yang ia benci. Inilah bagian terpenting dalam
pergaulan. Dengan memahami kita dapat memilah dan memilih siapa yang harus
menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus kita jauhi, karena mungkin
sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan oleh agama teman dekat
kita. Masih ingat ,Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul dengan penjual
minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama
dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang
pandai besi yang akan memberikan bau asap.
Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan

Page 4
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga
sebaliknya, ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan
membawa kepada keburukan perilaku ( akhlakul majmumah.
3. Taawun.
Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum
tumbuh sikap taawun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan
menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat
menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan
takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan bahwa bukan termasuk umatnya orang
yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain. Taaruf, tafahum , dan
taawun telah menjadi bagian penting yang harus kita lakukan. Tapi, semua itu
tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah. Ikhlas harus
menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan
saling menolong.
Tata krama pergaulan pria dengan wanita menurut Al-Quran :
Surah An Nur ayat 30-31

katakanlah kepada orang laki-laki beriman: Hendaklah mereka menahan


pandangan nya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih
suci bagi mereka, sesungguha nya allah maha mengetahui apa yang

mereka perbuat. ( ayat 30 )


Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah
suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanitawanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan

Page 5
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anakanak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan

kakkinya

agar

diketahui

perhiasan

yang

mereka

sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orangorang yang beriman supaya kamu beruntung. (An-Nur:31).
Etika Bergaul Dalam Agama Islam
1. Menjaga Pandangan
2. Menutup aurat secara sempurna
Hai nabi, katakan kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu dan
istri-istri orang-orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya
keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu agar mereka lebih mudah
untuk dikenal, hingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha
Pengampun lahi Maha Penyanyang.(QS.Al Ahzab:59).
3. Bagi wanita diperintahkan untuk tidak berlembut-lembut suara di hadapan
laki-laki bukan mahram.
Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita lain, jika kamu
bertakwa, maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara, sehingga
berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah
perkataan yang baik.(QS.Al Ahzab:32).
4. Dilarang Bagi Wanita bepergian sendirian tanpa mahramnya sejauh
perjalanan satu hari.
Dari Abu Hurairah Radiallahu Anhu, ia berkata : Rasulullah Sallahu
Alaihi WA salam bersabda: Tidak halal bagi seorang perempuan yang
beriman kepada Allah dan hari akhir untuk bepergian yang memakan
waktu sehari semalam kecuali bersama muhrimnya(HR. Bukhari Muslim
dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin). Dr. Yusuf
Qardhawi

dalam

Fatwa-fatwa

Kontemporer

jilid

2halaman

542

mengemukakan : Kaum muslimin memperbolehkan wanita sekarang


keluar rumah untuk belajar di sekolah, di kampus, pergi ke pasar dan
bekerja di luar rumah sebagai guru, dokter, bidan, dan pekerjaan lainnya

Page 6
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

asalkan memenuhi syarat dan mematuhi pedoman-pedoman syariah


(Menutup aurat, menjaga pandangan, dan lain-lain).
5. Dilarang berkhalwat(berdua-duaan antara pria dan wanita di tempat
yang sepi)
Dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
Janganlah sekali-kali salah seorang diantara kalin bersuyi-sunyi dengan
perempuan lainnya, kecuali disertai muhrimnya. (HR. Bukhari Muslim
dikutip Imam Nawawi dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin).
6. Laki-laki dilarang berhias menyerupai perempuan juga sebaliknya
Dari Ibnu Abbas RA. Ia berkata : Rasulullah melaknat kaum laki-laki
yang suka menyerupai kaum wanita dan melaknat kaum wanita yang suka
menyerupai kaum laki-laki (HR. Bukhari Muslim dikutip Imam Nawawi
dalam Tarjamah Riyadhus Shalihin).
7. Islam menganjurkan menikah dalam usia muda bagi yang mampu dan
shaum bagi yang tidak mampu
Wahai sekalin pemuda, barang siapa diantara kamu yang mampu nikah,
maka nikahlah, sesungguhnya nikah itu bagimu dapat menundukkan
pandangan dan menjaga kemaluan, naka jika kamu belum sanggup
berpuasalah, sesunggunya puasa itu sebagai perisai(HR.Muttafaaqun
Alaihi).
Upaya Upaya Untuk Mencegah agar Remaja tidak Terjerumus dalam
Pergaulan itu.
1. Sikap atau cara yang bersifat preventif.
Yaitu perbuatan / tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk
menjauhkan seorang anak dari perbuatan buruk atau dari lingkungan
pergaulan yang buruk. Dalam hal sikap yang bersifat preventif, pihak
orang tua dapat memberikan atau mengadakan tindakan sebagai berikut :
a. Menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak.
b. Memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.
c. Pencurahan kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.

Page 7
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

d. Menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim dalam
satu ikatan keluarga.
Disamping keempat hal yang diatas maka hendaknya diadakan pula :
a. Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan
berguna.
b. Penyaluran bakat terhadap anak ke Arab pekerjaan yang berguna dan
produktif.
c. Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.
d. Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik - baiknya.
2. Sikap atau cara yang bersifat represif.
Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan
sosial yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak
seperti menjadi anggota badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta
dalam diskusi yang khusus mengenai masalah kesejahteraan anak - anak.
Selain itu pihak orang tua terhadap anak yang bersangkutan dalam perkara
kenakalan hendaknya mengambil sikap sebagai berikut :
a. Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah
diperbuatnya sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam
kenakalan pergaulan bebas.
b. Memahami sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah
kenakalan yang menimpa anaknya.
c. Meminta bantuan para ahli ( psikolog atau petugas sosial ) di
dalam

mengawasi

perkembangan

kehidupan

anak,

apabila

dipandang perlu.

Page 8
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

2. Pandangan kehidupan sosial menurut agama Islam dan perbedaan menurut


paham lain.

Kehidupan Sosial Menurut Agama Islam


Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan
tolong menolong (taawun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan.
Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan
dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama.
Memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan
masyarakat tidak selalu hanya dapat diharapkan dalam kalangan
masyarakat muslim. Islam dapat diaplikasikan dalam masyarakat
manapun, sebab secara esensial ia merupakan nilai yang bersifat universal.
Kendatipun dapat dipahami bahwa Isalam yang hakiki hanya dirujukkan
kepada konsep al-quran dan As-sunnah, tetapi dampak sosial yanag
lahirdari pelaksanaan ajaran isalam secara konsekwen dan dapat dirasakan
oleh manusia secara keseluruhan.

Perbedaan Agama Islam dengan Paham Lain.


1. Perbandingan orang beriman dengan orang kafir.
Bagi orang beriman, Allah-lah pelindungnya yang mengeluarkan
dari gelap kepada cahaya. Mereka mengikuti yang haq, mau
mendengarkan ayat-ayat-nya dan mau melihat tanda-tanda kekuasaan
Allah. Pahala surga dari buah keimanannya.
Bagi orang kafir, syaitanlah pelindungnya yang mengeluarkannya
dari cahaya kepada gelap gulita. Mereka mengikuti yang batil dan tuli
terhadap seruan kebenaran ayat-ayat Allah. Balasan baginya adalah
neraka, itulah buah kekafirannya.
2. Pandangan Animisme menurut Islam
Tujuan dari kepercayaan animisme adalah sekadar mengadakan
hubungan baik dengan roh-roh yang dihormati, disegani dan ditakuti,
dengan berusaha menyenangkan hatinya. Hal-hal yang menyebabkan
kemarahan roh harus dijauhi, karena kemarahan akan membawa
bahaya dan petaka. Yang dapat mengkontrol roh ini adalah para
syaman atau dukun, ahli tenung dan ahli sihir. Amal perbuatan manusia

Page 9
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

yang terpenting adalah pemberian sesajian terhadap para roh baik


sehari-hari

maupun

dalam

upacara-upacara

tertentu

sebagai

manifestasi hubungan-hubungan tersebut.


Para penganut animisme ini adalah manusia yang tersesat yang
belum menemukan jalan yang semestinya dilalui. Allah bukanlah roh
sebagaimana anggapan mereka. Bahkan Allah Subhanahuwa Taala-lah
yang menciptakan semua benda-benda, tumbuh-tumbuhan, binatang.
Allah pencipta dunia, pencipta manusia termasuk nenek moyang atau
leluhur mereka, dan roh itu sendiri adalah termasuk salah satu ciptaanNya. Memang masalah kehidupan sehari-hari mempunyai arti serta
nilai religius. Hidup adalah keutuhan, karena itu masalah kepercayaan
dipandang tidak terpisah dari hidupnya, namun terlepas sama sekali
dari kebenaran agama yang sebenarnya dikarenakan oleh tidak adanya
pengertian bahwa Allah telah mengutus Rasul-Nya yang terpilih untuk
menyampaikan petunjuk-petunjuk-Nya kepada seluruah umat manusia
di dunia ini.

3. Mewujudkan agama Islam sebagai agama perdamaian dunia.


Ukhuwah Islamiyah sebagai Upaya Mewujudkan Perdamaian Dunia
ukhuwah Islamiah (persaudaraan Islam) adalah satu dari tiga unsur
kekuatan yang menjadi karakteristik masyarakat Islam di zaman Rasulullah,
yaitu: (1) Kekuatan iman dan aqidah; (2) Kekuatan ukhuwah dan ikatan hati; (3)
kekuatan kepemimpinan dan senjata.
Ukhuwah Islamiah ini diikat oleh iman dan taqwa. Iman juga diikat
dengan ukhuwah. Artinya, mukmin itu pasti bersaudara dan tidak ada
persaudaraan kecuali dengan keimanan. Jika kita melihat ada yang bersaudara
bukan karena iman, maka ketahuilah itu adalah persaudaraan dusta. Tidak
memiliki akar dan tidak memiliki buah. Jika kita melihat iman tanpa
persaudaraan, maka itu adalah iman yang tidak sempurna, belum mencapai
derajat yang diinginkan, bahkan bisa berakhir dengan permusuhan.

Page 10
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

Dalam kehidupan umat muslim, ukhuwah Islamiyah mengambil andil


yang sangat penting, karena tidak hanya berperan dalam mewujudkan sebuah
persatuan umat muslim, melainkan dari ukhuwah lahir banyak keutamaan,
pahala, serta sangat berpengaruh positif pada masyarakat dalam menyatukan hati,
menyamakan kata, dan merapatkan barisan guna menciptakan suatu kerukunan
dan perdamaian umat beragama di seluruh dunia. Selain itu, ukhuwah Islamiyah
juga memberikan manfaat bagi individu yang terlibat di dalamnya. Orang-orang
yang terikat dengan ukhuwah Islamiah memiliki banyak keutamaan, diantaranya:
(1) Mereka merasakan manisnya iman; (2) Mereka berada di bawah naungan
cinta Allah, dilindungi Arasy Al-Rahman;

(3) Mereka adalah ahli surga di

akhirat kelak; (4) Bersaudara karena Allah adalah amal mulia dan mendekatkan
hamba dengan Allah; (5) Diampunkan segala dosa yang telah diperbuatnya
selama hidup.
Adapun hak dan syarat dari ukhuwah tersebut yaitu: (1) Hendaknya
bersaudara untuk mencari keridhaan Allah, bukan kepentingan atau berbagai
tujuan duniawi. (2) Hendaknya saling tolong-menolong dalam keadaan suka
dan duka, senang atau tidak, mudah maupun susah. (3) Memenuhi hak umum
dalam ukhuwah Islamiah.
Melihat pembahasan di atas, dapat diperoleh informasi bahwa ukhuwah
Islamiyah memiliki keutamaan serta hak dan syarat yang merupakan landasan
utama dalam langkah menjalin ikatan persaudaraan, serta upaya terpenting guna
mewujudkan kerukunan dan perdamaian umat beragama di seluruh dunia.
Uraian Ahmad Abdul Hadi Syahin tersebut, dapat dikutip untuk menunjukan
bahwa terdapat keterikatan antara kekuatan yang terkandung di dalam ukhuwah
Islamiyah sebagai upaya mewujudkan kerukunan dan perdamaian umat
beragama di seluruh dunia.

Page 11
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

Peran Negara-negara Islam Di Dunia


Sebagai bagian dunia, negara-negara Islam di dunia memiliki komitmen untuk
bisa menciptakan dunia yang bisa berkembang secara sehat dan jauh dari
pertikaian. Oleh karena itu, negara-negara Islam di dunia memiliki tugas untuk:
1. Meluruskan persepsi dunia khususnya kawasan dunia barat tentang Islam
yang sering diidentikkan sebagai agama teroris. Hal ini sehubungan
dengan adanya aksi terorisme yang beberapa kali terjadi dengan
mengatasnamakan Islam sebagai tameng.
2. Menjadi kekuatan ketiga yang menjadi penyeimbang antara negara blok
barat dan juga Blok Timur.
3. Meningkatkan

persatuan

umat

Islam

seluruh

dunia

agar

tidak

dimanfaatkan oleh kekuatan ekonomi barat.


4. Sebagai corong untuk menumbuhkan ajaran Islam yang bersifat universal
tanpa mengesampingkan nilai toleransi antar umat beragama di seluruh
dunia.
Sebagai media pemersatu di antara seluruh negara Islam yang ada di dunia
agar tidak mudah untuk diadu domba dan dipecah belah oleh kekuatan yang tidak
menginginkan pertumbuhan agama Islam.
4. Peran mahasiswa dalam mewujudkan lingkungan yang islami.
PAI secara luas dipandang sebagai mata kuliah yang memiliki jangkaun
yang lebih daripada yang tertulis dalam dokumen. PAI bertanggung jawab tidak
hanya pada tataran pengajaran, melainkan lebih mementingkan pada tataran
pendidikan, yaitu disamping membangun intelektualitas mahasiswa, juga
membangun pribadinya sehingga menjadi insan kamil. Sebagai konsekuensinya,
PAI bertabggung jawab terus memantau dan siap memberika bimbingan serta
bantuan kepada mahasiswa dalam membangun keberagamannya sampai

Page 12
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

mahasiswa itu mengakhiri pendidikannya.Dengan demikian, segala aktivitas PAI


tidak selalu dibatasi dan dikaitkan dengan jumlah sks.
Kondisi yang demikian itu sangat memungkinkan dapat mendukung
keberhasilan pendidikan secara keseluruhan. Lorin W. Anderson (1981)
menegaskan, bahwa keberhasilan sekolah (baca:pendidikan) tidak hanya terkait
pada perkembangan intelektual saja, melainkan juga perkembangan nonintelektual
(termasuk aspek moral dan agama).
Dalam rangka menciptakan lulusan yang ber-imtak dan ber-iptek tinggi
menuju masyarakat madani di era Indonesia Baru, kiranya secara ideal,
pandangan kedua yang perlu dipertimbangkan. Jika tidak memungkinkan, maka
pandangan pertama dengan modofikasi kurikulum seperlunya sesuai dengan
kebutuhan, sehingga efektivitas pembelajaran PAI secara minimal dapat dicapai.
Kokurikuler dan ekstrakurikuler
Menyadari akan ruang lingkup PAI yang sangat luas sementara jumlah
sks-nya terbatas (2 sks atau 4 sks), maka kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler
pembelajaran PAI menjadi salah satu tuntutan. hal tidak dapat ditawar-tawar lagi,
jika menghendaki keberhasilan visi dan misi PAI di PTU. Apalagi kalau jumlah
itu hanya 2 sks,sementara itu tuntutan substansinya terutama pada taraf filosofis
intelektual. Padahal tidak semua mahasiswa PTU, terutama universitas (baca:
bukan di IKIP) yang sebagian besar masih cenderung marjinal dan elementer.
Apabila beban studi yang 2 sks itu disajikan pada semester akhir, maka dapat
diduga bahwa sebagian sebagian besar mahasiswa dapat direkrut dengan mudah
oleh usrah-usrah (yang belum sepenuhnya dapat diterima oleh kebanyakan umat
Islam).
Tentu saja kokurikuler dan ekstra kurikuler tidak hanya dimaksudkan
untuk mahsiswa pemula dalam ber-Islam, melainkan juga bagi mahasiswa yang
memerlukan pengembangan diri, baik

dalam pemahaman ajaran keislaman

maupun dalam menigkatkan akhlaknya, serta kemampuan implementasi ajaran


Islam dalam disiplin ilmu yang sedang ditekuni.

Page 13
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

Materi Dan Format Kegiatan Korikuler dan Ekstra Kurikuler


Materi yang dipandang relevan untuk dikembangkan dalam kegiatan
kurikuler adalah pemantapan tata ibadah khas, terutama shalat dan membaca alQuran, disamping pengkajian dan pembahasan yang lebih mendalam terhadap
materi-materi kurikuler. Bahkan, jika memungkinkan, member kredit point
terhadap mahasiswa yang mengikuti aktivitas ilmiah dan lainnya yang terkait
dengan peningkatan keislaman mahasiswa, serta memantau perilaku keseharian
mahasiswa yang dikaitkan dengan pengalaman agama. Untuk menopang kegiatan
kukurikuler itu, dipandang perlu rangkaian kegiatan ini dimaksudkan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dalam penilaian keseluruan pembelajaran PAI.
Selanjutnya, kegiatan ekstra kurikuler dapat dikembangkan berdasarkan
kebutuhan dan minat mahasiswa Islam. Yang terpenting, materi programnya harus
terkait dengan keseluruhan aspek keislaman, misalnya studi Islam, kajian syariah,
kajian keluarga sakinah, kajian daulah Islamiyah, pelatihan bahasa arab (alQuran), dan sebagainya. Bahkan dapat juga dikembangkan program lainnya yang
tidak tampak secara eksplisit keislamannya, melainkan kegiatan itu dapat dimuati
untuk kekuatan peningkatan diri mahasiswa Islam berdakwah bil hal, misalnya
pelatihan penelitian, bahasa inggris, pelatihan computer, peltian kepemimpinan,
dan sebagainya. Program ini dikembangkan didasarkan pada pandangan Islam
bukan eksklusif, melainkan inklusif.
Yang paling menarik bahwa dari sejumlah kemampuan dan aktivitas
mahasiswa Islam diharapkan pada suatu saat kinerja optimalnya dapat dilihat
kemampuanya pada kegiatan di suatu desabinaan. Keseluruhan kegiatan menurut
komitmen mahasiswa Islam untuk melibatkan diri secara total berbagai kegiatan
bersama-sama dengan umat lainnya. Kegiatan dakwah ini dapat dilakukan sebagai
salah satu rangkaian kegiatan sekelompok mahasiswa yang sangat penting sebagai
wujud pengabdiannya.

Page 14
1.
2.
3.

Drs. H. Rahmat Wahab, M.Pd., M.A., Dinamika Pemikiran Islam di Perguruan Tinggi, (Jakarta), Logos, 2002 : 156158.
Dr. Zakiah Daradjat, Perbandingan Agama, (Jakarta), Bumi Aksara, 1996 : 88-89.
Choiruddin Hadhiri S.P., Klasifikasi Kandungan Al-Quran, (Jakarta), Gema Insani Press, 1999 : 125 dan 257.

Anda mungkin juga menyukai