EMPIEMA

www.themegallery.com

EMPIEMA
AKUT

 Empiema pleura akut disebabkan oleh infeksi akut

di paru atau di luar paru. Mungkin pada fase
infeksi, cairan tidak tampak sebagai pus tapi
sebagai cairan jernih kuning atau kekuningkuningan.
Sering timbul endapan fibrin sehingga sulit
mengeluarkan nanahnya.

www.themegallery.com

EMPIEMA AKUT

 Empiema dapat berasal dari radang paru seperti

pneumonia atau abses. Infeksi dari luar dapat
disebabkan oleh trauma atau secara iatrogenik.
Abses amuba atau infeksi pleuritis eksudatif juga
dapat menyebabkan empiema akut. Begitu pula
dengan fungi, dapat juga menyebabkan terjadinya
empiema.

www.themegallery.com

EMPIEMA AKUT

EMPIEMA AKUT
Penyebab

Pedoman diagnosis

Pneumonia

Nanah, sediaan gram, dan biakan

Abses paru

Nanah, sediaan gram, dan biakan

Ruptur abses paru

Piopneumothorax

Cedera atau operasi

Infeksi hemothorax, sediaan gram, dan

biakan
Efusi seropurulen
www.themegallery.com

EMPIEMA AKUT
Abses subfrenik

Abses amuba
Tuberkulosis

Diagnosis abses (USG)

Nanah coklat, abses hati
Amuba di nanah atau feses
Pleuritis eksudatif
TBC paru
Basil tahan asam di sputum atau
rongga pleura

Infeksi jamur paru Jamur di sputum atau isi rongga

pleura
www.themegallery.com

 Gejala dan tanda klinis

Anamnesa
Ditemukan batuk-batuk tidak produktif setelah
infeksi paru atau pneumonia atau gejala yang
sesuai dengan penyebab lain
Biasanya penderita mengeluh nyeri dada jika
cairan belum banyak
Penderita tampak sakit berat, pucat, sesak napas,
dan mungkin pernapasan cuping hidung

www.themegallery.com

EMPIEMA AKUT

Palpasi
Vokal fremitus melemah
Perkusi
Ditemukan pekak yang memberikan
gambaran garis melengkung
Auskultasi
Krepitasi
Bising napas atau ronkhi yang menghilang di batas
cairan

Diagnosis pasti ditegakkan dengan foro

Rentgent dan pungsi paru.

www.themegallery.com

EMPIEMA AKUT

 Penanganan
Nanah di rongga pleura harus dikeluarkan
sehingga paru dapat segera mengembang dan
tejadi pleurodesis (perlengketan pleura parietalis
dan pleura visceralis). Selain itu penyebab infeksi
harus diberantas.
Cara aspirasi nanah disesuaikan dengan sarana
yang tersedia dan penyebab empiema, dapat
berupa :

www.themegallery.com

EMPIEMA AKUT

 Pungsi dengan aspirasi

Pengaliran tertutup dengan kemungkinan
pembilasan
Torakotomi kecil untuk membersihkan rongga
pleura
Pembilasan dan torakotomi dengan dekortikasi
(decorticatio = melepaskan dari kulit pembungkus
dan mengeluarkan kulit pembungkus)

www.themegallery.com

EMPIEMA AKUT

www.themegallery.com

EMPIEMA
KRONIS

EMPIEMA KRONIS

Umumnya keadaan ini disebabkan oleh

terbentuknya fibrin atau fibrosis yang merupakan
pembungkus tebal (sampai 1 cm) dan keras yang
disebut korteks empiema.

www.themegallery.com

Empiema disebut kronik bila paru sudah tidak

mengempis lagi ketika rongga pleura dibuka atau
ketika dibuat hubungan langsung dengan dunia
luar.

 Kadang empiema menembus dinding dada

sampai menyebabkan fistel kulit.
Keadaan ini disebut empiema nesesitas.

www.themegallery.com

Karena adanya korteks ini paru tidak dapat

menguncup bila rongga pleura dibuka.

www.themegallery.com

Apabila pleura parietalis dan visceralis menyatu

pada tempat tertentu, terjadi yang disebut
lakunasi sehingga empeima terdapat di beberapa
ruang. Keadaan kronik ini dapat terjadi karena
penyebab empiema tidak dihilangkan, mungkin
juga karena adanya benda asing.

www.themegallery.com

Gambaran klinik
Anamnesis
Dapat diketahui bahwa penyakit sudah lama
diderita misalnya tuberkulosis paru, bronkiektasis,
abses hepar, abses paru, atau kanker paru.
Pada pemeriksaan biasanya keadaan umum tidak
baik, demam, gizi kurang, dada yang terkena
lebih kecil dari yang sebelahnya, gerakan nafas
tertinggal baik pada akhir inspirasi atau ekspirasi.

www.themegallery.com

Palpasi
vokal fremitus sering meninggi, tetapi kadangkadang melemah.
Perkusi redup sampai pekak tergantung pada
keadaan fibrosisnya.

 Empiema kronik sering didahului empiema akut.

Sumber inflamasi yang sering adalah tuberkulosis
paru, fisetl bronkopleura akibat cedera atau abses
paru yang tembus, perforasi esofagus, abses
subfrenik, atau abses amuba.
Penyebab lain adalah hemothoraks, benda asing
di jalan nafas, dan keganasan.

www.themegallery.com

Penyebab

 Pemeriksaan radiologi biasanya sudah memadai

untuk membuat diagnosis empiema kronik bila
terlihat cairan dalam rongga thoraks, penebalan
pleura parietalis dengan atau tanpa penebalan
pleura visceralis, sela iga lebih sempit karena
retraksi fibrosis, dan dengan atau tanpa tarikan
mediastinum ke sisi yang sakit.

www.themegallery.com

Diagnosis

 Pada pemeriksaan radiologi mungkin tampak

lakunasi.

www.themegallery.com

Sering pula empiema kronik disertai

pneumothoraks yang mungkin terjadi akibat
adanya fistel, tetapi mungkin juga karena
thorakosentesis berulang atau pengaliran yang
lama.

 Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologis dan uji

resistensi untuk memilih antibiotik yang tepat.
Mungkin saja sewaktu melakukan pungsi tidak
diperoleh pus yang berarti karena adanya
lakunasi.

www.themegallery.com

Adanya pus dibuktikan dengan pungsi pleura.

 Penyebab empiema kronis harus dicari untuk

diobati dengan tuntas.
Termasuk di dalamnya adalah melakukan
pemeriksaan basil tahan asam pada sputum dan
cairan empiema, pemeriksaan sitologi cairan
empiema dan bronkoskopi untuk melihat infeksi
kronis di bronkus, bronkiektasis, tumor paru, atau
sumbatan

www.themegallery.com

Penanganan

 Namun harus diingat kemingkinan terjadinya

resistensi pada pemakaian antibiotik.

www.themegallery.com

Sebelum pembedahan, diberikan antibiotik dan

pengaliran tertutup yang biasanya disertai bilasan
secara berkala.

www.themegallery.com

Bila pengaliran tertutup dan pembilasan berkala

tidak memuaskan, dapat dilakukan reseksi iga
untuk melakukan pengaliran dan pembilasan
terbuka.
Bila infeksi dapat dikendalikan, keadaan pasien
memungkinkan, dan penyebab kronik diketahui,
dapat dilakukan tindakan bedah berupa
dekortikasi. Tindakan ini terdiri atas mengangkat
atau membuang kantong empiema, mungkin
ditambah dengan reseksi paru apabila ada bagian
paru yang tidak berfungsi lagi.