Anda di halaman 1dari 8

J U R N AL PE N E LI T I AN

Fakultas Kesehatan MasyarakatUNDANA

Juli, 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PEMANFAATAN PELAYANAN RAWAT INAP DI


RUMAH SAKIT TENTARA WIRASAKTI KUPANG TAHUN 2012
FACTORS RELATING TO THE ELECTION OF THE USE OF SERVICES INPATIENT HOSPITAL OF ARMY
WIRASAKTI KUPANG, 2012
Jackson Nenohaifeto, Serlie K. A. Littik, Fransiskus G. Mado3
1-3
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat-Undana
The hospital is conducting health facilities and health services can be utilized for health education and research. Hospital as one of
the health care subsystem organizes two types of service to the community health services and administrative services. Health
services include medical care, medical support services and medical rehabilitation care services. Services are carried out through
the emergency room, outpatient units and inpatient units. There are several important factors in choosing the behavior of the
hospital facilities, environment, health, service, location and referral to hospital. This study aims to determine factors associated
with the selection of Inpatient Services Utilization In Kupang Wirasakti Army Hospital in 2012. This type of research is to design
analytical research Cross Sectional Study. Total sample is 51 people inpatient user from January to february period of 2012.
Sampling technique with the purposive sampling. Data analysis was carried out quantitatively, with a Chi Square statistical test.
The results of statistical tests showed that the variables related to the utilization of inpatient services at the Army Hospital in 2012
Kupang Wirasakti the environment, health oficer, services, location. While the variables are not related facilities and referral.
Expected to hospital management in order to maximize use of existing facilities such as ambulance so that all patients can use it
and pay attention or minimize the noise generated from the renovation of hospital buildings.
Keywords
Bibliography

: Inpatient, Utilization of Hospital Services.


: 22 (1996-2012)

PENGANTAR
Rumah sakit merupakan sarana kesehatan yang
menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat
dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan
penelitian. Rumah sakit sebagai salah satu subsistem pelayanan
kesehatan menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk
masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan
administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup pelayanan medik,
pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan
perawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat
darurat, unit rawat jalan, dan unit rawat inap (Hartono, 2010).
Pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari pembangunan
ekonomi masyarakat. Perkembangan ini tercermin pada
perubahan fungsi klasik rumah sakit yang pada awalnya hanya
memberikan pelayanan yang bersifat penyembuhan (kuratif)
terhadap pasien melalui rawat inap. Pelayanan rumah sakit
kemudian bergeser karena kemajuan ilmu pengetahuan
khususnya ilmu kedokteran, peningkatan pendapatan dan
pendidikan masyarakat. Pelayanan kesehatan di rumah sakit
saat ini tidak saja bersifat penyembuhan (kuratif), tetapi juga
bersifat pemulihan (rehabilitatif). Keduanya dilaksanakan
secara terpadu melalui upaya promosi kesehatan (promotif) dan
pencegahan (preventif). Dengan demikian, sasaran pelayanan
kesehatan rumah sakit bukan hanya untuk individu pasien,
tetapi juga berkembang untuk keluarga pasien dan masyarakat
umum. Fokus perhatiannya memang pasien yang datang atau
yang dirawat sebagai individu dan bagian dari keluarga. Atas
dasar sikap seperti itu pelayanan kesehatan di rumah sakit
Jackson Nenohaifeto, Serlie K. A. Littik, Fransiskus G. Mado3

merupakan pelayanan kesehatan yang paripurna (komperhensif


dan holistik) (Muninjaya, 2004).
Persaingan yang timbul dan berfokus pada
profesionalisme, dimana yang paling profesional yang akan
menang, membuat berbagai rumah sakit mau tidak mau harus
menata diri untuk mampu bertahan dan mampu bersaing.
Penataan ini harus mampu memberikan gambaran rumah sakit
yang mempunyai kompetensi dan kemampuan kompetitif yang
ditunjang dengan fasilitas yang memadai serta mampu
memberikan pelayanan yang profesional dan memuaskan. Bagi
pemakai jasa, mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada
ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran
komunikasi dengan pasien, serta kesembuhan penyakit yang
diderita pasien (Alkatri dan Setiyono, 2001).
Pasien sebagai konsumen atau pengguna jasa, memiliki
alasan-alasan tertentu sebelum mengambil keputusan untuk
menggunakan suatu pelayanan jasa. Seorang konsumen sedang
melakukan serangkaian langkah-langkah pada saat melakukan
pembelian yakni pengenalan masalah, pencarian, melakukan
evaluasi alternatif, pemilihan, dan evaluasi pasca pemilihan.
Setelah mengevaluasi penggunaan pelayanaan dan dianggap
cocok oleh konsumen, maka akan tercipta loyalitas pelanggan
dimana ada komitmen pelanggan terhadap suatu merek dan
pemasok berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin
dalam pembelian ulang yang konsisten (Umar, 2003). Menurut
Sabarguna, faktor-faktor penting dalam perilaku memilih
rumah sakit yakni fasilitas yang menunjang, lingkungan yang
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Pemanfaatan
Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang
Tahun 2012

J U R N AL PE N E LI T I AN
Juli, 2012
nyaman, petugas rumah sakit, pelayanan rumah sakit, lokasi
rumah sakit dan rujukan ke rumah sakit tersebut.
Rumah Sakit Tentara Wirasakti merupakan rumah sakit
kepemilikan TNI yang memiliki sejumlah tenaga medis dan
non medis serta fasilitas rumah sakit yang cukup memadai.
Berdasarkan profil kesehatan NTT tahun 2010, rumah sakit
tentara wirasakti merupakan rumah sakit yang paling banyak
dikunjungi masyarakat di luar rumah sakit milik pemerintah
daerah, yakni sebesar 31.581 jiwa dengan rincian 29.378 jiwa
rawat jalan dan 2.203 jiwa rawat inap, dimana prosentase
keluarga tentara sebesar 46,83%, masyarakat umum 37,32%
dan angota TNI atau purnawirawan sebesar 15,85%. Penelitian
ini lebih ditujukan kepada kunjungan masyarakat umum, hal
ini disebabkan karena rumah sakit tentara wirasakti kupang
merupakan tempat pemilihan utama bagi anggota TNI dan
keluarganya untuk berobat dan mereka merupakan anggota
dari rumah sakit tersebut.
Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui
faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
pemilihan
pemanfaatan pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Tentara
Wirasakti Kupang tahun 2012, sedangkan tujuan khususnya
untuk mengetahui hubungan fasilitas terhadap pemanfaatan
pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang,
mengetahui hubungan keadaan lingkungan terhadap
pemanfaatan pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti
Kupang, mengetahui hubungan petugas kesehatan terhadap
pemanfaatan pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti
Kupan, mengetahui hubungan pelayanan terhadap pemanfaatan
pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang,
mengetahui hubungan lokasi terhadap pemanfaatan pelayanan
di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang, mengetahui
hubungan rujukan terhadap pemanfaatan pelayanan di Rumah
Sakit Tentara Wirasakti Kupang.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian
survey analitik dengan rancang bangun penelitian Cross
Sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas
(independent) dan variabel terikat (dependent) akan
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmojo,
2010).
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Tentara
Wirasakti Kupang pada bulan Januari 2012 - Februari 2012.
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien umum
pengguna pelayanan rawat inap selama bulan Januari dan
Februari tahun 2012 dengan sampel sebanyak 51 orang.

Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian


Data
primer
diperoleh
melalui
wawancara
menggunakan alat bantu kuesioner yang dibagikan kepada
pasien sebagai responden. Sedangkan data sekunder berasal
dari profil Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun 2011.
Jackson Nenohaifeto, Serlie K. A. Littik, Fransiskus G. Mado3

Fakultas Kesehatan MasyarakatUNDANA


Teknik Analisis Data
Pengolahan data dilakukan melalui proses editing,
coding data, entry, cleaning dan ditabulasi dengan program
komputer kemudian dianalisis sesuai tujuan penelitian dan
disajikan dalam bentuk tabel dan narasi. Uji yang digunakan
untuk menganalisis data adalah uji Chi-Square (Riwidikdo,
2010). Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik ChiSquare dengan derajat kemaknaan 5% ( : 0,05).
HASIL DAN BAHASAN
HASIL
Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang merupakan
perpanjangan tangan dari Kasdem IX/Udayana yang
mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan kesehatan
kepada anggota TNI dan keluarganya. Motto kerja mereka 3
S, yaitu: Senyum, Sopan dan Simpatik. Disamping itu, dengan
memanfaatkan fasilitas lebih yang dimilikinya, Rumah Sakit
Tentara Wirasakti Kupang juga bertugas untuk membantu
pelaksanaan Sistem Kesehatan Nasional dengan memberikan
bantuan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum di
wilayah Kupang dan NTT pada umumnya (RST Wirasakti
Kupang, 2011).
Rumah Sakit Wirasakti Kupang di bangun pada tahun
1938 dan terletak di jalan Mohamad Hatta No 9 11 Kupang.
Rumah sakit ini memiliki luas wilayah 18.153 m 2. Batas
wilayah Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang antara lain:
1. Timur
: Denbekang IX-04-01
2. Barat
: Kodim 1604 Kupang
3. Utara
: Wisma Wirasakti Korem 161
4. Selatan : RSU Prof. W. Z. Yohanes
Ruang rawat inap yang tersedia di Rumah Sakit Tentara
Wirasakti Kupang yakni:
1. Ruang Kartika (Kelas I dan VIP)
: 15 tempat tidur
2. Ruang Bougenville (Kelas II)
: 9 tempat tidur
3. Ruang Wijayakusuma (Kelas III)
: 33 tempat tidur
Jumlah kunjungan rawat inap periode 1 Januari 31
Desember 2011 di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang
paling banyak adalah masyarakat umum (1.284 jiwa) dan
paling sedikit adalah pegawai sipil TNI (40 jiwa). Sedangkan
jumlah kunjungan rawat jalan periode 1 Januari 31 Desember
2011 di Rumah Sakit Wirasakti Tentara Kupang paling banyak
adalah keluarga TNI (3.574 jiwa) dan paling sedikit adalah
anggota TNI (954).

Analisis Univariat
1. Fasilitas
Tabel 1. Distribusi Persepsi Responden terhadap Fasilitas di
RST Wirasakti Kupang Tahun 2012
Fasilitas
Persepsi Baik
Persepsi Kurang Baik

Jumlah
42
9

Persentase
(%)
82,4
17,6

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Pemanfaatan


Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang
Tahun 2012

J U R N AL PE N E LI T I AN

Fakultas Kesehatan MasyarakatUNDANA

Juli, 2012
Total
Sumber : Data Primer Tahun 2012

51

100

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa sebagian


besar responden berpendapat bahwa fasilitas di RST Wirasakti
Kupang baik yaitu 42 orang (82,4%) dan responden yang
berpendapat bahwa fasilitas di RST Wirasakti Kupang kurang
baik hanya 9 orang (17,6%).
2. Lingkungan
Tabel 2. Distribusi Persepsi Responden terhadap Lingkungan
di RST Wirasakti Kupang Tahun 2012
Lingkungan
Persepsi Baik
Persepsi Kurang Baik
Total
Sumber : Data Primer Tahun 2012

Jumlah
42
9
51

Persentase
(%)
82,4
17,6
100

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian


besar responden berpendapat bahwa lingkungan di RST
Wirasakti Kupang baik yaitu 42 orang (82,4%) dan
responden yang berpendapat bahwa lingkungan di RST
Wirasakti Kupang kurang baik hanya 9 orang (17,6%).
3. Petugas Kesehatan
Tabel 3. Distribusi Persepsi Responden terhadap Petugas
Kesehatan di RST Wirasakti Kupang Tahun 2012
Petugas Kesehatan
Persepsi Baik
Persepsi Kurang Baik
Total
Sumber : Data Primer Tahun 2012

Jumlah
41
10
51

Persentase
(%)
80,4
19,6
100

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sebagian


besar responden berpendapat bahwa petugas kesehatan di RST
Wirasakti Kupang baik yaitu 41 orang (80,4%) dan
responden yang berpendapat bahwa petugas kesehatan di RST
Wirasakti Kupang kurang baik hanya 10 orang (19,6%).
4. Pelayanan
Tabel 4. Distribusi Persepsi Responden terhadap Pelayanan
Kesehatan di RST Wirasakti Kupang Tahun 2012
Pelayanan
Persepsi Baik
Persepsi Kurang Baik
Total
Sumber : Data Primer Tahun 2012

Jumlah
43
8
51

Persentase
(%)
84,3
15,7
100

Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa sebagian


besar responden berpendapat bahwa pelayanan di RST
Wirasakti Kupang baik yaitu 43 orang (84,3%) dan
responden yang berpendapat bahwa pelayanan di RST
Wirasakti Kupang kurang baik hanya 8 orang (15,7%).
5. Lokasi
Tabel 5. Distribusi Persepsi Responden terhadap Lokasi di RST
Wirasakti Kupang Tahun 2012
Lokasi

Jumlah

Persentase

Jackson Nenohaifeto, Serlie K. A. Littik, Fransiskus G. Mado3

Mudah Dicapai
Sulit Dicapai
Total
Sumber : Data Primer Tahun 2012

(%)
51
49
100

26
25
51

Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian


besar responden berpendapat bahwa lokasi RST Wirasakti
Kupang mudah dicapai yaitu 26 orang (51%) dan responden
yang berpendapat bahwa lokasi RST Wirasakti Kupang sulit
dicapai 25 orang (49%).
6. Rujukan
Tabel 6. Distribusi Persepsi Responden terhadap Rujukan di
RST Wirasakti Kupang Tahun 2012
Rujukan

Persentase
(%)
88,2
11,8
100

Jumlah

Ada
Tidak Ada

45
6
51

Total
Sumber : Data Primer Tahun 2012

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian


besar responden ada rujukan ke RST Wirasakti Kupang yaitu
45 orang (88,2%) dan responden yang tidak ada rujukan ke
RST Wirasakti Kupang hanya 6 orang (11,8%).
7. Pemanfaatan Pelayanan
Tabel 7. Distribusi Persepsi Responden terhadap Pemanfaatan
Pelayanan di RST Wirasakti Kupang Tahun 2012
Pemanfaatan Pelayanan

Persentase
(%)
86,3
13,7
100

Jumlah

Tinggi
Rendah
Total
Sumber : Data Primer Tahun 2012

44
7
51

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa sebagian


besar responden tingkat pemanfaatan pelayanan di RST
Wirasakti Kupang tinggi yaitu 44 orang (86,3%) dan
responden yang tingkat pemanfaatan pelayanan di RST
Wirasakti Kupang rendah hanya 7 orang (13,7%).

Analisis Bivariat
1. Hubungan Fasilitas dengan Pemanfaatan Pelayanan di
Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun 2012
Tabel 8.Tabulasi Silang Fasilitas dengan Pemanfaatan
Pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti
Kupang tahun 2012
Fasilitas
Baik
Kurang Baik

Pemanfaataan Pelayanan
Tinggi
Rendah
n
%
n
%
38
74,5
4
7,8
6
11,8
3
5,9

Total
n
42
9

%
82,4
17,6

pvalue
0,060

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Pemanfaatan


Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang
Tahun 2012

J U R N AL PE N E LI T I AN

Fakultas Kesehatan MasyarakatUNDANA

Juli, 2012
Total
44
86,3
7
Sumber : Data Primer Tahun 2012

13,7

51

100

Tabel 8 menunjukkan bahwa, responden dengan


persepsi fasilitas baik lebih banyak dengan tingkat
pemanfaatan pelayanan tinggi (74,5%) dibanding dengan
tingkat pemanfaatan pelayanan rendah (7,8%). Sedangkan
responden dengan persepsi fasilitas kurang baik pemanfaatan
pelayanan tinggi (11,8%) lebih banyak dibanding dengan
yang pemanfaatan pelayanan rendah (5,9%).
Berdasarkan hasil uji Chi Square p-value > 0,05,
maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara fasilitas
dengan pemanfaatan pelayanan rumah sakit.
2. Hubungan Lingkungan dengan Pemanfaatan Pelayanan
di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun 2012
Tabel 9.Tabulasi Silang Lingkungan dengan Pemanfaatan
Pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti
Kupang tahun 2012
Lingkungan
Baik
Kurang Baik

Pemanfaataan Pelayanan
Tinggi
Rendah
n
%
n
%
41
80,4
1
2,0
3

5,9

Total
n
42

%
82,4

11,8

17,6

Total
44
86,3
7
Sumber : Data Primer Tahun 2012

13,7

51

100

pvalue

0,000

Tabel 9 menunjukkan bahwa, responden dengan


persepsi lingkungan baik lebih banyak dengan tingkat
pemanfaatan pelayanan tinggi (80,4%) dibanding dengan
tingkat pemanfaatan pelayanan rendah (2,0%). Sedangkan
responden dengan persepsi lingkungan kurang baik
pemanfaatan pelayanan rendah (11,8%) lebih banyak
dibanding dengan yang pemanfaatan pelayanan tinggi
(5,9%).
Berdasarkan hasil uji Chi Square p-value < 0,05, maka
Ho ditolak artinya ada hubungan antara lingkungan dengan
pemanfaatan pelayanan rumah sakit.

3. Hubungan Petugas Kesehatan dengan Pemanfaatan


Pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang
tahun 2012
Tabel 10.Tabulasi Silang Petugas Kesehatan dengan
Pemanfaatan Pelayanan di Rumah Sakit Tentara
Wirasakti Kupang tahun 2012
Petugas
Baik
Kurang Baik

Pemanfaataan Pelayanan
Tinggi
Rendah
n
%
n
%
39
76,5
2
3,9
5

9,8

Total
n
41

%
80,4

9,8

10

19,6

Total
44
86,3
7
Sumber : Data Primer Tahun 2012

13,7

51

100

pvalue

0,000

Jackson Nenohaifeto, Serlie K. A. Littik, Fransiskus G. Mado3

Tabel 10 menunjukkan bahwa, responden dengan


persepsi petugas baik lebih banyak dengan tingkat
pemanfaatan pelayanan tinggi (76,5%) dibanding dengan
tingkat pemanfaatan pelayanan rendah (3,9%). Sedangkan
responden dengan persepsi petugas kurang baik pemanfaatan
pelayanan rendah (9,8%) sama jumlahnya dengan yang
pemanfaatan pelayanan tinggi (9,8%).
Berdasarkan hasil uji Chi Square p-value < 0,05, maka
Ho ditolak artinya ada hubungan antara petugas kesehatan
dengan pemanfaatan pelayanan rumah sakit.
4. Hubungan Pelayanan dengan Pemanfaatan Pelayanan
di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun 2012
Tabel 11.Tabulasi Silang Pelayanan dengan Pemanfaatan
Pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti
Kupang tahun 2012
Pelayanan
Baik
Kurang Baik

Pemanfaataan Pelayanan
Tinggi
Rendah
n
%
n
%
41
80,4
2
3,9
3
5,9
5
9,8

Total
44
86,3
7
Sumber : Data Primer Tahun 2012

13,7

Total
n
43
8

%
84,3
15,7

51

100

pvalue

0,000

Tabel 11 menunjukkan bahwa, responden dengan


persepsi pelayanan baik lebih banyak dengan tingkat
pemanfaatan pelayanan tinggi (80,4%) dibanding dengan
tingkat pemanfaatan pelayanan rendah (3,9%). Sedangkan
responden dengan persepsi pelayanan kurang baik
pemanfaatan pelayanan rendah (9,8%) lebih banyak
dibanding dengan yang pemanfaatan pelayanan tinggi
(5,9%).
Berdasarkan hasil uji Chi Square p-value < 0,05, maka
Ho ditolak artinya ada hubungan antara pelayanan dengan
pemanfaatan pelayanan rumah sakit.

5. Hubungan Lokasi dengan Pemanfaatan Pelayanan di


Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun 2012
Tabel 12.Tabulasi Silang Lokasi dengan Pemanfaatan
Pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti
Kupang tahun 2012
Lokasi
Mudah dicapai
Sulit dicapai

Pemanfaataan
Pelayanan
Tinggi
Rendah
n
%
n
%
25
49
1
2

n
26

%
51

19

37,3

Total

11,8

25

49

Total
44 86,3
7
Sumber : Data Primer Tahun 2012

13,7

51

100

pvalue

0,037

Tabel 12 menunjukkan bahwa, responden dengan


persepsi lokasi mudah dicapai lebih banyak dengan tingkat
pemanfaatan pelayanan tinggi (49%) dibanding dengan
tingkat pemanfaatan pelayanan rendah (2%). Sedangkan
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Pemanfaatan
Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang
Tahun 2012

J U R N AL PE N E LI T I AN

Fakultas Kesehatan MasyarakatUNDANA

Juli, 2012
responden dengan persepsi lokasi sulit dicapai pemanfaatan
pelayanan tinggi (37,3%) lebih banyak dibanding dengan
yang pemanfaatan pelayanan rendah (11,8%).
Berdasarkan hasil uji Chi Square p-value < 0,05, maka
Ho ditolak artinya ada hubungan antara lokasi dengan
pemanfaatan pelayanan rumah sakit.
6. Hubungan Rujukan dengan Pemanfaatan Pelayanan di
Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun 2012
Tabel 13.Tabulasi Silang Rujukan dengan Pemanfaatan
Pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti
Kupang tahun 2012
Rujukan
Ada
Tidak Ada

Pemanfaataan Pelayanan
Tinggi
Rendah
n
%
n
%
40
78,4
5
9,8
4

7,8

Total
n
45

%
88,2

3,9

11,8

Total
44
86,3
7
Sumber : Data Primer Tahun 2012

13,7

51

100

pvalue
0,137

Tabel 13 menunjukkan bahwa, responden dengan ada


rujukan lebih banyak dengan tingkat pemanfaatan pelayanan
tinggi (78,4%) dibanding dengan tingkat pemanfaatan
pelayanan rendah (9,8%). Sedangkan responden dengan
tidak ada rujukan pemanfaatan pelayanan tinggi (7,8%) lebih
banyak dibanding dengan yang pemanfaatan pelayanan
rendah (3,9%).
Berdasarkan hasil uji Chi Square p-value > 0,05, maka
Ho diterima artinya tidak ada hubungan antara rujukan dengan
pemanfaatan pelayanan rumah sakit.

BAHASAN
1. Hubungan Fasilitas dengan Pemanfaatan Pelayanan di
Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun 2012
Fasilitas merupakan segala hal yang dapat
memudahkan kelancaran kegiatan yang berlangsung di rumah
sakit baik medis maupun non medis. Pelayanan kesehatan
harus
selalu
tersedia
(available)
dan
bersifat
berkesinambungan (continous) artinya bahwa semua pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat harus ada dan
mudah dicapai oleh masyarakat. Menurut Notoadmodjo (2005)
tersedianya sarana untuk mendukung pelayanan kesehatan
masyarakat merupakan salah satu komponen dalam
mempromosikan kesehatan dalam masyarakat itu sendiri.
Green dalam Notoadmodjo (2005) menyatakan bahwa,
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu
faktor pemungkin atau pendukung meliputi ketersediaan
fasilitas serta sarana yang memfasilitasi terjadinya perilaku
seseorang. Selain itu menurut Snehandu B. Karr dalam
Notoadmodjo (2007), determinan perilaku di pengaruhi karena
adanya situasi dan kondisi yang memungkinkan (action
Jackson Nenohaifeto, Serlie K. A. Littik, Fransiskus G. Mado3

situation). Untuk bertindak apapun memang diperlukan suatu


kondisi dan situasi yang tepat. Kondisi dan situasi mempunyai
pengertian yang luas, baik fasilitas yang tersedia serta
kemampuan yang ada.
Berdasarkan hasil uji Chi Square, menunjukan bahwa
tidak ada hubungan antara
fasilitas yang ada dengan
pemanfaatan pelayanan di RST Wirasakti Kupang.
Ruangan rawat inap di RST Wirasakti dinilai nyaman
untuk digunakan oleh pasien, walaupun berada di ruangan
kelas III, namun kamar yang disediakan sangatlah baik dimana
terdapat sekat atau pembatas antar kamar yang rapih sehingga
pasien merasa nyaman berada di dalamnya. Fasilitas di rumah
sakit tentara wirasakti sangat beragam, tapi ada beberapa
fasilitas seperti mobil ambulance yang belum digunakan secara
optimal untuk pasien dimana sebagian pasien tidak dapat
menggunakan mobil tersebut karena jumlah yang terbatas,
fasilitas pendukung seperti Wi-Fi juga belum bisa digunakan
oleh semua pengunjung yang berada di rumah sakit tersebut
jangkauan yang masih terbatas.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Alfiati (2009) di RSUD Banjarnegara
Yogyakarta bahwa ada hubungan antara fasilitas kesehatan
dengan pemanfaatan pelayanan poli obsgyn di RSUD
Banjarnegara.
2. Hubungan Lingkungan dengan Pemanfaatan Pelayanan
di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang Tahun 2012
Lingkungan rumah sakit merupakan daerah atau
kawasan wilayah sekitar, termasuk rumah sakit itu sendiri.
Menurut Sabarguna (2007), lingkungan sangat terkait erat
dengan kebersihan dan keamanan rumah sakit.
Kebersihan rumah sakit terkaitan dengan keindahan
dan limbah, limbah ini termasuk limbah medis dan non medis
baik itu cair, padat dan gas. Keamanan tidak hanya sekedar
adanya satpam di rumah sakit, kaitan segi keamanan yang
perlu diperhatikan rumah sakit adalah pencegahan
kesemerawutan,
pencegahan
kebakaran,
pencegahan
kemalingan pada saat pasien datang atau sedang dalam
perawatan, dan pencegahan penipuan atau perampokan oleh
pengunjung atau orang yang menyamar menjadi petugas.
Berdasarkan hasil uji Chi Square, menunjukan bahwa
ada hubungan antara lingkungan dengan pemanfaatan
pelayanan rumah sakit.
Keadaan lingkungan rumah sakit tentara wirasakti
dinilai oleh beberapa pasien sangatlah bersih dan jauh dari
sampah atau limbah rumah sakit membuat pasien merasa
nyaman menjalani pengobatan di rumah sakit. Keberadaan
taman bunga dan kolam hias, tentu saja menambah nilai
keindahan dari lingkungan RST Wirasakti dibanding dengan
rumah sakit lainnya di Kota Kupang.
Lingkungan rumah sakit sangat aman dari penipuan
atau perampokan, hal ini disebabkan karena RST wirasakti
merupakan rumah sakit kepemilikan TNI yang sangatlah aman
dari kemalingan atau perampokan serta penipuan sehingga
pengunjung berpendapat bahwa rumah sakit ini aman.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Pemanfaatan
Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang
Tahun 2012

J U R N AL PE N E LI T I AN
Juli, 2012
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Novida (2009) di Rumah Sakit Tk II Putri Hijau
Medan Provinsi Sumatra Utara bahwa ada hubungan antara
lingkungan rumah sakit dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan di instalasi rawat inap Rumah Sakit Tk II Putri Hijau
Medan tahun 2009.
3. Hubungan Petugas Kesehatan dengan Pemanfaatan
Pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang
tahun 2012
Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja
secara aktif dan profesional dalam bidang kesehatan, baik yang
memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak, yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam
melakukan upaya kesehatan (Depkes, 2004). Tenaga kesehatan
wajib memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang
kesehatan yang dinyatakan dengan ijazah dari lembaga
pendidikan.
Petugas kesehatan merupakan aset rumah sakit yang
penting, dan merupakan sumber daya manusia yang berperan
besar dalam pelayanan rumah sakit. Setiap petugas kesehatan
harus memiliki perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan)
melayani yang baik agar terciptanya kepuasan pasien. Perilaku
melayani petugas kesehatan dapat dijabarkan atau dijalankan
pada beberapa bentuk perilaku, antara lain: memberi perhatian
pada pasien, mendengarkan secara aktif dan dengan seksama,
mengerti kebutuhan pasien, membantu segala sesuatu yang
diperlukan pasien, dan melihat hasil yang telah dilakukan
olehnya (Sabarguna dan Sumarni, 2004).
Berdasarkan hasil uji Chi Square, menunjukan bahwa
ada hubungan antara petugas kesehatan dengan pemanfaatan
pelayanan rumah sakit.
Tenaga kesehatan yang ada di RST Wirasakti sangatlah
beragam, mulai dari dokter spesialis, perawat, bidan, apoteker
dan sejumlah tenaga kesehatan lainnya yang sudah mendapat
sertifikat Advanced Trauma Life Support (ATLS), Advanced
Cardio Live Support (ACLS), Pertolongan Pertama Gawat
Darurat (PPGD). Kemampuan tenaga kesehatan yang ada
dinilai sangat baik dalam menyembuhkan penyakit pasien.
Perilaku petugas kesehatan rumah sakit tentara
wirasakti yang ramah dan selalu memberikan senyuman dalam
memberikan pelayanan kepada pasien, membuat pasien
sebagai pemakai jasa merasa puas dengan pelayanan yang
diberikan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Asmita (2008) di Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum Semarang bahwa ada hubungan antara perilaku tenaga
kesehatan dengan loyalitas pasien di poliklinik umum instalasi
rawat jalan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang tahun
2008.
4. Hubungan Pelayanan dengan Pemanfaatan Pelayanan
di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun 2012
Pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan, tidak
berwujud, cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada
dimiliki, dan pasien lebih dapat berpartisipasi aktif dalam
Jackson Nenohaifeto, Serlie K. A. Littik, Fransiskus G. Mado3

Fakultas Kesehatan MasyarakatUNDANA


proses mengkonsumsi jasa tersebut. Definisi jasa dalam
strategi pemasaran harus diamati dengan baik karena
pengertiannya sangat berbeda dengan produk berupa barang.
Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa akan sangat
bergantung pada penilaian pasien terhadap kinerja atau
penampilan yang ditawarkan oleh pihak produsen (Supranto
dalam Dewi 2010).
Menurut Azwar (1996) pelayanan kesehatan terdiri dari
beberapa syarat pokok, antara lain: tersedia dan
berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai,
mudah dijangkau dari sudut biaya, dan bermutu. Jika syarat
pokok tersebut dipenuhi, maka pelayanan tersebut akan mudah
untuk dimanfaatkan oleh pemakai jasa.
Berdasarkan hasil uji Chi Square, menunjukan bahwa
ada hubungan antara pelayanan dengan pemanfaatan pelayanan
rumah sakit.
Pasien yang datang ke RST Wirasakti adalah orang
dalam kondisi yang tidak sehat atau membutuhkan bantuan
tenaga kesehatan untuk mengatasi kondisi kesehatan yang saat
itu dialami. Pasien berharap, pada saat membutuhkan
pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan rawat inap
pada khususnya, prosedur pelayanan tidak terlalu rumit dan
berbelit belit. Biaya perawatan di RST Wirasakti bisa
dijangkau oleh masyarakat menegah kebawah karena rumah
sakit menerima pasien yang menggunakan Askes.
Dalam memberikan pelayanan, RST Wirasakti selalu
menerapkan motto kerja mereka, yaitu: senyum, sopan dan
simpatik. Pelayanan tersebut dapat membuat pasien sebagai
pemakai jasa merasa puas dengan pelayanan rumah sakit.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Trimurthy (2008) di Puskesmas Pandanaran
Semarang bahwa ada hubungan antara pelayanan dengan minat
Pemanfaatan ulang pelayanan rawat inap Puskesmas
Pandanaran Kota Semarang.
5. Hubungan Lokasi dengan Pemanfaatan Pelayanan di
Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun 2012
Salah satu pertimbangan pasien dalam menentukan
sikap untuk mendapatkan pelayanan kesehatan adalah jarak
yang ditempuh dari tempat tinggal pasien sampai ke tempat
sumber perawatan dan kemudahan transportasi menuju lokasi
pelayanan kesehatan.
Lokasi pelayanan kesehatan yang berada di lingkungan
sosial ekonomi rendah biasanya yang berkunjungan juga
pelanggan dari masyarakat miskin, karena orang
berpenghasilan tinggi tidak akan datang ke lingkungan miskin
untuk perawatan medis. Lokasi adalah yang paling
diperhatikan bagi pencari pelayanan kesehatan karena jarak
yang dekat akan mempengaruhi bagi pencari pelayanan
kesehatan untuk berkunjung. Suatu studi mengatakan bahwa
alasan yang penting untuk memilih rumah sakit adalah yang
dekat dengan lokasi (Boscarino dan Steiber Cit, Jenson, 1987
dalam Laili 2008).
Berdasarkan hasil uji Chi Square, menunjukan bahwa
ada hubungan antara lokasi dengan pemanfaatan pelayanan
rumah sakit.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Pemanfaatan
Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang
Tahun 2012

J U R N AL PE N E LI T I AN
Juli, 2012
Lokasi rumah sakit wirasakti yang berada di tengah
kota kupang dan mudah mencapainya dengan berbagai
transportasi membuat rumah sakit wirasakti kupang tidak sulit
untuk untuk dijangkau baik menggunakan kendaraan pribadi
ataupun kendaraan umum. cukup banyak pasien rumah sakit
kupang yang berasal dari daerah di luar kota kupang, dan bagi
mereka yang berada di luar kota kupang, hal ini tentu menjadi
masalah karena masalah jarak dan transportasi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Laili (2008) di RSUD Pandan, Kabupaten
Tapanuli Tengah bahwa ada hubungan antara jarak dan sarana
transpotrasi dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di
RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2007.
6. Hubungan Rujukan dengan Pemanfaatan Pelayanan di
Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun 2012
Sistem rujukan adalah suatu sistem penyelenggaraan
pelayanan yang melaksanakan pelimpahan wewenang atau
tanggung jawab timbal balik, terhadap suatu kasus penyakit
atau masalah kesehatan, secara vertikal dalam arti dari unit
yang terkecil atau berkemampuan kurang kepada unit yang
lebih mampu atau secara horisontal atau secara horizontal
dalam arti antar unit-unit yang setingkat kemampuannya
(Trihono, 2005).
Berdasarkan hasil uji Chi Square, menunjukan bahwa
tidak ada hubungan antara rujukan dengan pemanfaatan
pelayanan rumah sakit.
Tidak semua pasien di rumah sakit tentara wirasakti
kupang mendapat rujukan dari unit terkecil seperti puskesmas
ataupun rumah sakit lain. Ada juga beberapa pasien yang
dengan kemauan sendiri untuk memanfaatkan pelayanan
rumah saki wirasakti karena mendapat saran dari keluarga atau
dari kenalan terdekat yang sudah pernah berobat di rumah sakit
tersebut.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Widayanti (2006) di RS Dr Kariadi
Semarang bahwa ada hubungan antara rujukan dari petugas
kesehatan dan kemauan sendiri / keluarga dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan rawat inap di Divisi Geriatri Rs Dr
Kariadi Semarang tahun 2006.
SIMPULAN
1. Tidak ada hubungan antara fasilitas dengan pemanfaatan
pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun
2012.
2. Ada hubungan antara keadaan lingkungan dengan
pemanfaatan pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti
Kupang tahun 2012.
3. Ada hubungan antara petugas kesehatan dengan
pemanfaatan pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti
Kupang tahun 2012.
4. Ada hubungan antara pelayanan dengan pemanfaatan
pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun
2012.
5. Ada hubungan antara lokasi dengan pemanfaatan pelayanan
di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun 2012.
Jackson Nenohaifeto, Serlie K. A. Littik, Fransiskus G. Mado3

Fakultas Kesehatan MasyarakatUNDANA


6. Tidak ada hubungan antara rujukan dengan pemanfaatan
pelayanan di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang tahun
2012.
SARAN
Diharapkan kepada manajemen rumah sakit agar dapat
memaksimalkan penggunaan fasilitas yang ada seperti mobil
ambulance agar semua pasien dapat menggunakannya dan
memperhatikan atau meminimalisir kebisingan yang
ditimbulkan dari renovasi bangunan rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiati, Yenni. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pemanfaatan Pelayanan Poli Obsgyn Di Rsud
Banjarnegara. Skripsi: Universitas Ahmad
Dahlan Yogyakarta.
Alktari, Ali & Setiyono. 2001. Manajemen dan Akuntansi
Rumah Sakit. Jakarta: Sinar Bahagia.
Asmita, Putri. 2008. Analisis Pengaruh Persepsi Pasien
Tentang Mutu Pelayanan Dokter Terhadap
Loyalitas Pasien Di Poliklinik Umum Instalasi
Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum
Semarang Tahun 2008. Tesis: Universitas
Diponegoro Semarang.
Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan.
Jakarta: Penerbit Binarupa Aksara.
Departemen Kesehatan RI. 2004. Sistem Kesehatan Nasional.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Dinas Kesehatan Provinsi NTT. 2010. Profil Dinas Kesehatan
Provinsi NTT. Kupang: Dinas Kesehatan Provinsi
NTT.
Dewi, Eryani. 2010. Hubungan Antara Kualitas Pelayanan
Rawat Inap Dengan Kepuasan Pasien Di
Bangsal Mawar I Dan Mawar III Rsud Dr
Moewardi. Karya Tulis Ilmiah Universitas
Negeri Sebelas Maret. Surakarta.
Hartono, Bambang. 2010. Manajemen Pemasaran Untuk
Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Laili, Ewiya. 2008. Pengaruh Karakteristik Masyarakat
Miskin Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap
Pemanfaatan Pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah
Tahun 2007. Tesis: Universitas Sumatera Utara
Muninjaya, A. A. Gde. 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan.
Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
. 2005. Promosi Kesehatan Teori
dan Aplikasi. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.
Novida, Suvi. 2009. Hubungan Kenyamanan (convenience)
Pasien Dinas Kodam I/BB dengan Pemanfaatan
Pelayanan Kesehatan Di Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan Tahun
2009. Tesis: Universitas Sumatera Utara.

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Pemanfaatan


Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang
Tahun 2012

J U R N AL PE N E LI T I AN
Juli, 2012
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan .Presiden
Republik Indonesia.
Riwidikdo, Handoko. 2010. Statistik untuk Penelitian
Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang, 2012. Profil RST
Wirasakti Tk. IV 09.07.01 Kupang tahun 2011.
Kupang: Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang.
Sabarguna, Boy S dan Sumarni. 2004. Sumber Daya Manusia
Rumah Sakit. Yogyakarta: Konsorium Rumah
Sakit Islam Jateng-DIY.
Sabarguna, Boy S. 2005. Analisis Pemasaran Rumah Sakit.
Yogyakarta: Konsorium Rumah Sakit Islam
Jateng-DIY.
. 2007. Sistem Bantu Keputusan Untuk
Fasilitas Rumah Sakit. Jakarta: CV. Sagung Seto.

Jackson Nenohaifeto, Serlie K. A. Littik, Fransiskus G. Mado3

Fakultas Kesehatan MasyarakatUNDANA


Trimurthy, IGA. 2008. Analisis Hubungan Persepsi Pasien
Tentang Mutu Pelayanan Dengan Minat
Pemanfaatan Ulang Pelayanan Rawat Inap
Puskesmas Pandanaran Kota Semarang. Tesis:
Universitas Diponegoro Semarang.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Widayati, Sri. 2006. Analisis Perbedaan Persepsi Tentang
Pelayanan Rawat Inap Antara Pasien Rujukan
Dari Petugas Kesehatan Dengan Kemauan
Sendiri / Keluarga Di Divisi Geriatri Rs Dr
Kariadi
Semarang.
Tesis:
Universitas
Diponegoro Semarang.

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemilihan Pemanfaatan


Pelayanan Rawat Inap Di Rumah Sakit Tentara Wirasakti Kupang
Tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai