KERANGKA PEMIKIRAN
3.1
3.1.1
Perilaku Konsumen
Proses dalam pembelian produk susu untuk batita (1-3 tahun) dapat
diprediksi
dengan
mengetahui
bagaimana
perilaku
konsumen
dalam
27
a. Perilaku konsumen itu dinamis karena pikiran, perasaan, dan tingkah laku
individu, kelompok konsumen dan lingkungan sosial akan selalu berubah.
b. Perilaku konsumen dipengaruhi pikiran antar manusia, perasaan, dan
tingkah laku beserta lingkungannya.
c. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh perubahan-perubahan diantara
manusia.
Engel et.al. (1994), mengemukakan bahwa perilaku konsumen dalam
pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen melewati lima
tahapan yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi informasi,
pembelian dan pasca pembelian. Proses pengambilan keputusan pembelian
konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu :
a. Faktor perbedaan individu terdiri dari sumberdaya konsumen, motivasi
dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan
demografi.
b. Faktor lingkungan yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi,
keluarga dan situasi.
c. Proses psikologis terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran,
perubahan sikap/perilaku.
Model perilaku pengambilan keputusan pembelian dan faktor- faktor yang
mempengaruhinya tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
28
Pengaruh Lingkungan
Budaya
Kelas Sosial
Keluarga
Situasi
Perbedaan Individu
Sumberdaya Konsumen
Motivasi dan Keterlibatan
Pengetahuan
Sikap
Kepribadian, Gaya Hidup
dan Demografi
Proses Keputusan
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Pembelian
Pasca Pembelian/Hasil
Proses Psikologis
Pengolahan Informasi
Pembelanjaan
Perubahan Sikap/Perilaku
Bauran Pemasaran
Produk
Harga
Promosi
Distribusi
Gambar 2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya (Engel et.al. 1994)
29
proses pengambilan keputusan untuk membeli barang atau jasa, seperti motivasi,
kepribadian, sikap, belajar, dan daya ingat. Faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, kelas sosial, keluarga, dan
faktor- faktor manusia. Secara umum perilaku konsumen dapat menggambarkan
perilaku individu, anggota masyarakat, dan kebiasaannya dalam kehidupan seharihari, (Loudon dan Dellabitta, 1984).
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh dorongan psikologis. Terdapat
beberapa teori yang termasuk dalam golongan ini dan selanjutnya dapat
digolongkan menjadi dua bagian yaitu teori pembelajaran (learning theory) dan
teori motivasi (motivation theory). Teori pembelajaran menyatakan bahwa
perilaku seseorang merupakan hasil belajar dari akumulasi pengalaman selama
hidupnya. Pilihan konsumen tidak hanya didasarkan pada hasil belajar dari
pengalaman sendiri, melainkan belajar dari pengalaman orang lain. Oleh karena
itu
pemasar
perlu
menciptakan
komunikasi
informal
(word-of-mouth
30
3.1.2
Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan atau
oleh konsumen, sehingga berada pada suatu tingkat ambang. Jika ketidaksesuaian
tersebut berada dibawah tingkat ambang, maka pengenalan kebutuhan pun tidak
terjadi.
Pencarian Informasi
Menurut Kotler (2000), sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari
Evaluasi Alternatif
Kotler (2000) mengemukakan bahwa konsumen yang melakukan evaluasi
Pembelian
Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan
pendirian orang lain dapat mengurangi alternatif produk yang disukai. Faktorfaktor tersebut yaitu : (a) intensitas dari pendirian negatif orang lain, (b) motivasi
32
konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Adapun langkah- langkah antara
evaluasi alternatif dan keputusan pembelian terlihat pada Gambar 3.
Pendirian Orang
Lain
Evaluasi
Alternatif
Maksud
Pembelian
Keputusan
Pembelian
Situasi yang Tidak
Diantisipasi
Pasca Pembelian/Hasil
Perilaku konsumen setelah proses pembelian yaitu konsumen akan
mengalami
suatu
tingkat
kepuasan
dan
ketidakpuasan.
Hal
ini
akan
33
tertentu. Sebaliknya jika konsumen puas maka mereka akan melakukan pembelian
selanjutnya (loyal) dan mengkonsumsi produk untuk jangka panjang. Kotler
(2000) menggambarkan bagaimana konsumen menangani ketidakpuasan dari
konsumsi suatu produk, seperti terlihat pada Gambar 4.
Mengadu langsung
ke perusahaan
Mengambil
tindakan
Mengambil
tindakan
umum
Terjadi
Ketidakpuasan
Mengambil
tindakan hukum
untuk memperoleh
tanggapan
Mengadu ke badan
swasta atau
pemerintah
Tidak
mengambil
tindakan
Mengambil
tindakan
pribadi
Memutuskan untuk
berhenti membeli
produk atau
memboikot penjual
Memperingatkan
teman-teman
mengenai produk
dan atau menjual
34
3.1.3
35
36
37
3.1.4
Atribut
Pada dasarnya suatu produk terdiri dari sekumpulan atribut yang
menggambarkan ciri dari produk tersebut. Menurut Limbong dan Sitorus (1987),
barang dalam arti sempit adalah sebagai kumpulan atribut dan sifat kimia yang
secara fisik dapat diraba dalam bentuk yang nyata. Secara luas barang
didefinisikan sebagai suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak
dapat diraba (temasuk bungkus, warna, harga, prestice perusahaan atau lembaga
tata niaga pelayanan perusahaan) yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan
keinginan atau kebutuhannya.
Simamora (2002) menjelaskan bahwa jika suatu objek merupakan merek
atau kategori produk maka dapat diberikan dua pengertian tentang atribut objek.
38
Pertama, atribut sebagai karakteristik yang membedakan merek atau produk dari
yang lain. Kedua, faktor- faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam
mengambil keputusan tentang pembelian suatu merek ataupun kategori produk,
yang melekat pada produk atau menjadi bagian dari produk itu sendiri. Jika
pengertian pertama digunakan maka atribut produk meliputi dimensi-dimensi
yang terkait dengan produk atau merek seperti performans, conformans, daya
tahan, keandalan, desain, reputasi dan lain- lain. Sedangkan jika definisi yang
kedua digunakan, selain dimensi produk juga menyangkut apa saja yang
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk membeli, menonton,
memperhatikan suatu produk seperti harga, merek, ketersediaan produk, layanan
purna jual dan lain- lain.
Atribut produk dapat menjadi penilaian tersendiri bagi konsumen terhadap
suatu produk. Konsumen akan melakukan penilaian terhadap produk dengan
melakukan evaluasi terhadap atribut produk. Konsumen akan menggambarkan
pentingnya suatu atribut bagi dirinya. Didalam mengukur evaluasi atribut terdapat
dua sasaran pengukuran yang penting yaitu mengidentifikasi kriteria evaluasi
yang mencolok dan memperkirakan saliensi relatif dari masing- masing atribut
produk (Engel, et.al. 1995).
Beberapa cara yang bisa dipakai untuk mengetahui atribut produk
(Simamora, 2002) yaitu :
a. Metode Judgement yaitu peneliti menyusun sendiri atribut suatu produk.
Akurasi atribut tergantung dari kredibilitas peneliti. Karena kredibilitas
bersifat subjektif, maka akurasi hasilnya juga subjektif.
39
3.1.5
Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran menurut Kotler (2000) adalah seperangkat alat
untuk membantu konsumen dan memberikan jasa dengan cepat. Kepastian adalah
pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka dalam
menimbulkan kepercayaan dan keyakinan. Empati adalah kesediaan untuk peduli,
memberi perhatian pribadi kepada pelanggan. Wujud merupakan penampilan
fasilitas fisik, peralatan, petugas dan materi komunikasi.
Harga (Price)
Harga adalah korbanan untuk mendapatkan sejumlah produk atau jasa.
Kotler menyatakan bahwa harga adalah sejumlah nilai uang yang bersedia
dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk atau jasa. Strategi
bauran harga yang dapat dilakukan suatu perusahaan meliputi strategi penetapan
harga, tingkat harga, keseragaman harga, serta syarat-syarat pembayaran (Kotler,
2000).
Perusahaan harus memutuskan dimana akan memposisikan produknya
berdasarkan mutu dan harga. Terdapat enam langkah dalam menetapkan harga :
(1) memilih tujuan penetapan harga, (2) menentukan permintaan, (3)
memperkirakan biaya, (4) menganalisis biaya, harga, dan tawaran pesaing, (5)
memilih metode penetapan harga, serta (6) memilih harga akhir (Kotler,2000).
Distribusi (Place)
Saluran distribusi adalah sekumpulan organisasi yang tergantung satu
sama lain yang terlibat dalam proses penyediaan sebuah produk/jasa untuk
digunakan atau dikonsumsi. Perusahaan menghadapi berbagai alternatif saluran
distribusi untuk menjangkau pasar sasaran. Perusahaan sebagai produsen dapat
menjual langsung ke konsumen atau dapat menggunakan beberapa saluran
perantara (Kotler, 2000).
41
Promosi (Promotion)
Pemasaran modern menghendaki lebih daripada mengembangkan produk
atau jasa yang baik, menetapkan harga yang bersaing dan memungkinkannya
dijangkau konsumen sasaran. Perusahaan juga harus mampu mengkomunikasikan
diri dengan konsumen yang ada maupun yang potensial. Komunikasi pemasaran
semacam ini dilakukan melalui kegiatan promosi. Kotler (2000) mendefinisikan
promosi sebagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
manfaat dari produknya untuk meyakinkan konsumen agar membeli produk atau
jasa tersebut. Menurut Kotler (2000), untuk mengkomunikasikan produk ini perlu
disusun suatu strategi yang sering disebut dengan strategi Bauran Promosi yang
terdiri dari lima komponen utama, yaitu: (1) periklanan, (2) promosi penjualan,
(3) hubungan masyarakat dan publisitas, (4) penjualan pribadi dan (5) pemasaran
langsung.
Periklanan merupakan bentuk penyajian dan promosi mengenai gagasan,
barang atau jasa oleh sponsor yang teridentifikasi. Promosi penjualan merupakan
unsur kunci dalam suatu pemasaran. Kotler mendefinisikan promosi penjualan
sebagai kumpulan alat-alat insentif yang beragam, sebagian besar berjangka
pendek, dirancang untuk mendorong pembelian suatu produk atau jasa tertentu
lebih cepat atau lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Promosi penjualan
mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel kupon, potongan harga, garansi,
premi dll), promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan iklan dan barang
gratis), promosi bisnis dan wiraniaga (pameran, konversi perdagangan dll).
Hubungan masyarakat dan publisitas merupakan berbagai program untuk
mempromosikan dan atau melindungi citra perusahaan atau masing- masing
42
3.2
Hampir setiap produsen susu mengeluarkan produk berupa susu untuk batita
dengan keunggulannya masing- masing. Salah satunya adalah PT. Nestle
Indonesia yang mengeluarkan produk susu untuk batita dengan merek dagang
Dancow Batita. Dancow Batita adalah salah satu jenis susu bubuk yang
mempunyai kandungan nutrisi lengkap, AA dan DHA tinggi, dengan harga yang
terjangkau. Produk ini dikhususkan bagi batita untuk menjaga daya tahan tubuh
dalam proses tumbuh kembangnya. Produk ini merupakan bentuk kepedulian PT.
Nestle Indonesia dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat
mengingat tingginya kasus kurang gizi dan gizi buruk yang terjadi pada batita.
Dengan adanya berbagai merek yang ada di pasaran, membuat perusahaan
menghadapi tingkat persaingan yang cukup tinggi. Untuk mengatasi masalah ini
perusahaan memerlukan perumusan strategi pemasaran yang tepat dalam
memasarkan produk tersebut.
Tahapan proses pengambilan keputusan yang akan dianalisis mengacu
pada tahapan proses pengambilan keputusan berdasarkan Engel et.al. (1994). Oleh
karena itu, pada penelitian ini akan dianalisis lima tahap proses pengambilan
keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen yaitu pengenalan kebutuhan,
43
44
Meningkatnya Jumlah
Produsen Susu Batita
Menyebabkan Persaingan
Antar Produsen
Karakteristik
Konsumen
Usia,
pendidikan
terakhir,
pekerjaan
suami,
pengeluaran
konsumsi
perbulan
(Analisis
Deskriptif
Penilaian Konsumen
Terhadap AtributAtribut Produk
Evaluasi tingkat
kepentingan
Dan
Evaluasi tingkat
merek ideal
(Analisis
Angka Ideal)
Atribut Produk :
Harga
Kandungan Gizi
Rasa
Tambahan AA dan
DHA
Merek
Kejelasan Izin Depkes
Kualitas Produk
Iklan
Komposisi
Ketersediaan Produk
Kejelasan Kadaluarsa
Kehalalan
Label
Kemasan
Implikasi Kebijakan
Strategi Pemasaran
45