Anda di halaman 1dari 25

Studi Sastra Islam

Daftar Isi

halaman

Pengertian Studi
Sastra2
Pengertian Adab, Prosa, dan
Syi`r3
Bahasa dan Budaya Arab Sebagai Akar Kajian Sastra dalam
Islam....5
Beberapa Tokoh dan Karya Utama Kajian
Adab.6
Sastra Islam dalam Bahasa-Bahasa Utama Islam: Arab, Persia, Turki,
Urdu,
Melayu
8
Kajian Sastra Islam
Kontemporer17
Kesimpulan..
.18
Daftar Pustaka

Studi Sastra Islam

Pengertian Studi Sastra


Sastra artinya bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai
di kitab-kitab (bukan bahasa sehari-hari).

Dalam bahasa Arab

disebut adab. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa latin,


yakni littera yang berarti tulisan, dimana istilah sastra ini dapat
dipakai untuk menunjukkan gejala budaya yang dapat dijumpai
pada semua masyarakat meskipun secara sosial, ekonomi, dan
keagamaan keberadaannya tidak merupakan keharusan. Namun jika
dilihat dari sisi hubungan antara seni dan tulisannya, maka sastra
dapat

dikategorikan

sebagai

kegiatan

antara

ekspresi

dan

penciptaan. Oleh karena alasan inilah maka sastra mengandung


banyak

unsur

kemanusiaan,

khususnya

perasaan,

semangat,

kepercayaan dan keyakinan yang diungkapkan, sehingga mampu


membangkitkan kekaguman. Ciri khas pengungkapan bentuk dalam
sastra adalah bahasa. Bahasa bisa disampaikan dalam berbagai
wujud, misalnya wujud warna, suara, bunyi dan gambar. Sastra juga
berarti ungkapan pribadi manusia yang berupa

pengalaman,

pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan dalam suatu


bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan alat
bahasa. Sastra merupakan kegiatan kreatif sebuah karya seni. Hal
inilah yang mengharuskan sastra untuk mampu memunculkan suatu

1 Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi ke-3 h.


1001-1002

Studi Sastra Islam


kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan
manusia dan tidak hanya merupakan media.
Sedangkan istilah ilmu sastra dalam bahasa Inggris disebut
general literature atau literary study. Di Indonesia istilah ilmu sastra
dipadankan dengan studi sastra, kajian sastra, pengkajian sastra,
telaah sastra.
Yang dimaksud ilmu sastra atau ilmu adab di sini bukan ilmuilmu bantu seperti ilmu s}arf, nah{wu, bala>gah, `arud{; bukan
pula suatu ilmu yang secara definitif mempunyai objek kajian
tersendiri (independen). Tetapi yang dimaksud dengan ilmu sastra
adalah beberapa disiplin ilmu yang memiliki keterkaitan dan
hubungan langsung dengan kajian sastra. Apakah ilmu tersebut
membicarakan teori-teori sastra, macam-macam sastra, aliran
sastra, sejarah sastra, atau menjelaskan perkembangan sastra.
Ilmu sastra atau kajian adab mencakup bidang yang luas
meliputi: 1) teori sastra 2 ,/ ) sejarah sastra/ 3 ,)
kritik sastra/ . Teori sastra adalah bagian ilmu sastra yang
menjelaskan pengertian-pengertian dasar tentang sastra, unsurunsur yang membangun karya sastra, macam-macam sastra, dan
perkembangan serta kerangka pemikiran para pakar tentang apa
yang dinamakan sastra.

I.

Pengertian Adab, Prosa, dan Syiir


1. Pengertian adab
Kata adab berasal dari bahasa Arab. Adab secara
bahasa adalah
,

,




: ,
.
.

, , , ..




....2
2 Ibn al Manz}u>r,Lisa>n al `Arab, (Kairo: Da>r al Ma`a>rif, tt) Jilid I, h.43

Studi Sastra Islam


Orang yang berbudi luhur, sopan santun dan jauh dari perilaku
tercela. Dapat pula diartikan ajakan atau do`a, atau mengajak
kepada kebaikan atau jamuan pesta. Arti yang lain, jiwa
terdidik, dan terpelajar. Bisa juga diartikan sastra.
Adab artinya kehalusan dan kebaikan budi pekerti,
kesopanan,

akhlak;

peradaban:

kemajuan

(kecerdasan,

kebudayaan) lahir batin/ hal yang menyangkut sopan santun,


budi bahasa, dan kebudayan suatu bangsa. Sementara
budaya artinya pikiran, akal budi; kebudayaan: hasil kegiatan
dan

penciptaan

batin

(akal

budi)

manusia

seperti

kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.3


, : .

:
.

,

1.
2.
3.


Makna adab ada dua macam, yaitu makna umum dan makna
khusus. Secara umum adalah semua perilaku yang mulia,
seperti jujur dan amanah. Sedangkan secara khusus adalah
ucapan yang baik yang dapat difahami, Syarat-syaratnya
adalah pertama, lafaz-lafaznya mudah dan indah; kedua,
bermakna; ketiga, dapat diketahui orang banyak.
2. Pembagian adab
1.

Prosa , adalah perkataan yang indah yang tidak

berwazan dan tidak berima, di antaranya: teks pidato,


surat, wasiat, hikmah, perumpamaan, dan kisah.
2.

Syi`ir , adalah perkataan yang indah yang

berwazan dan berima, contoh:




3 Kamus besar bahasa Indonesia, edisi ke 3,Jakarta balai pustaka, 2005, h. 170
4

Studi Sastra Islam


Belajarlah karena seseorang itu dilahirkan dalam keadaan tidak
berilmu
Dan tidak sama orang yang berilmu itu dengan orang yang tidak
berilmu
Di antara tujuan syi```ir ini adalah untuk mensifati sesuatu, memuji
dan mencela, ungkapan perasaan, mengungkapkan hikmah
sesuatu.
, , ,

, .
, .

,
,
. . .
.
:.
,
.

II.

Bahasa dan budaya Arab sebagai akar kajian sastra

dalam Islam
Penemuan arkeologis di Jazirah Arabi dan Sabit Subur
abad 18 dan 19 Masehi, menunjukkan adanya masyarakat dan
bahasa yang oleh ahli Perjanjian Lama disebut Semit. Dewasa
ini, apa yang disebut bahasa Semit dapat digolongkan:
Setengah kawasan bagian utara, Timur: Akkad atau Babylonia,
Assyiria, Utara: Aram dengan ragam timurnya dari bahasa
Syiria, Mandaea, dan Nabatea, serta ragam baratnya dari
4 Nu>ri> H{umawwidiy al Qaisiy, Syu`ara>' Isla>miyyu>n, (Beiru>t:
Maktabah an Nahd}ah al `Arabiyyah, 1984) Cet. II h. 11- 12
5

Studi Sastra Islam


Samaritan, Aram Yahudi, dan Palmira, Barat: Foenisia, Ibrani
Injil, dan dialek Kanaan. Setengah kawasan bagian selatan,
Utara: Arab, Selatan: Sabea atau Himyari, dengan ragam dari
dialek Minaea, Mahri, dan Hakili, dan Geez atau Etiopik,
dengan ragamnya dari dialek Tigre, Amharik, dan Harari.
Hampir semua bahasa ini kini sudah punah, hanya bahasa
Arab yang masih Hidup. Bahasa Arab kini menjadi alat komunikasi
bagi sekitar 150 juta orang di Asia Barat dan Afrika Utara: 22 negara
yang

menjadi

anggota

Liga

Negara-Negara

Arab.

Di

bawah

pengaruh Islam, bahasa ini menentukan bahasa Persia, Turki, Urdu,


Melayu, Hausa, dan Sawahili. Bahasa Arab menyumbang 40- 60
persen kosakata untuk bahasa-bahasa ini, dan kuat pengaruhnya
pada tata bahasa: ilmu nahwu, dan kesusastraannya. Bahasa Arab
merupakan bahasa religius 1 milyar Muslim di seluruh dunia, yang
diucapkan dalam ibadah sehari-hari. Bahasa ini juga merupakan
bahasa hukum Islam yang mendominasi kehidupan semua Muslim.
Beribu-ribu sekolah di luar dunia Arab, dari Sinegal sampai Filipina,
bahasa Arab dipakai sebagai bahasa pengajaran dan kesusastraan
dan pemikiran di bidang sejarah, etika, fiqh, teologi, dan kajian
kitab. Bahasa Arab merupakan bahasa al Quran.

Bahasa Melayu, Turki, Hausa, dan Sawahili, bahasa ini sematamata verbal, dan tak memiliki sastra tertulisnya. Islam memberikan
abjad kepada mereka, menjadikannya mewarisi warisan besar
sastra Arab, menghubungkannya dengan arus intelektual dunia. Di
sepanjang dunia Muslim maupun sejarah Muslim, al Quran menjadi
ideal sastra yang tertandingi. Sebelum zaman kolonialisme, ketika
kekuatan asing memaksakan penggantian tulisan Arab dengan Latin
dan mulai mempengaruhi selera sastra masyarakat Muslim, mulamula melalui system pendidikan Barat kemudian melalui media

5 Ismail R. al Faruqi dan Lois Lamya al Faruqi, Atlas Budaya Islam,


penerjemah Ilyas Hasan (Bandung: Mizan, 2003), h. 58-59
6

Studi Sastra Islam


massa

terbaratkan,

hamper

semua

sastra

merefleksikan karakteristik tradisi al Quran.

karya

Muslim

Pada Abad Pertengahan, selama ratusan tahun bahasa Arab


merupakan bahasa ilmu pengetahuan, budaya dan pemikiran
progresif di seluruh wilayah dunia yang beradab. Antara abad ke- 9
dan ke- 12 semakin banyak karya filsafat,kedokteran, sejarah,
agama,

astronomi,

dan

geografi

ditulis

dalam

bahasa

Arab

dibandingkan dengan bahasa- bahasa lain. Bahkan hingga kini,


bahasa-bahasa

Eropa

Barat

masih

memperlihatkan

adanya

pengaruh bahasa Arab dalam berbagai kata serapannya. Di samping


aksara Latin, alfabet Arab merupakan sistem yang paling banyak
digunakan di seluruh dunia. Sistem alfabet itu digunakan dalam
bahasa Persia, Afganistan, Urdu, sejumlah bahasaTurki, Berber, dan
Melayu. Dulu, bahasa ini juga digunakan oleh orang-orang Babilonia,
Kaldea, Hitti, dan Phoenisia meski kini tidak lagi. Meski demikian,
orang Arab dan orang-orang yang berlisan Arab masih dan akan
tetap ada, selamanya. Seperti halnya di masa lalu, kini mereka
mendiami wilayah geografis paling strategis yang meliputi salah
satu jalur perdagangan tersibuk di dunia. Belakangan, posisi mereka
di tingkat internasional berada di tengah kancah perang dingin
antara Barat dan Timur.7

III.

Beberapa tokoh dan karya utama kajian adab


Layaknya hadis, ilmu-ilmu bantu dalam kajian adab juga

menggunakan

rangkaian

ra>wi,

isna>d,untuk

menetapkan

kredibilitas para penyampai ilmu-ilmu bantu dalam kajian adab.


Ilmu-ilmu bantu dalam kajian adab misalnya, ilmu nahwu memiliki
rangkaian para ahlinya, mulai dari para perintisnya hingga para
penerusnya,seperti: Ali ibn Abi T{alib (w. 40 H/ 661 M, sepupu dan
6 Ibid, h. 377
7 R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi, History of The Arabs
terj., (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2006) h. 6
7

Studi Sastra Islam


menantu Nabi Muhammad saw.), beliau adalah peletak dasar ilmu
gramatika bahasa Arab, Abu> al Aswad al Du'a>li> (w. 69 H/ 688
M). Anbasa ibn Ma`dan (w. 120 H/ 738 M), Maymu>n ibn Aqra>n
(w. 125 H/ 743 M), Abdullah (Ibn Abi> Ish}}a>q) al H{adrami> (w.
127 H/ 745 M), Isa> ibn `Umar (w. 149 H/ 766 M), al Khali>l ibn
Ah}mad (w. 160 H/ 776 M). Si>bawaih} (w. 180 H/ 796 M), al
Akhfasy (al Awsat}, w. 215 H/ 830 M), 8 Asy Syarif Abu as
Sa``a>da>t Habbatulla>h ibn `Ali ibn Muh}ammad ibn H{amzah al
H{usna, terkenal dengan Ibn asy Syajari al baghda>di>,beliau
dilahirkan pada bulan Ramadan 450 H, meninggal pada hari Kamis
26 Ramadan 542 H di Baghdad. Beliau adalah imam dalam ilmu
nahwu, bahasa, syair-syair Arab dan menguasai benar selukbeluknya. Kitabnya yang terkenal adalah Mukhta>ra>t Ibn asy
Syajari>, berisi tentang qasidah/ bait-bait syair yang menjelaskan
ilmu nahwu, bahasa dan sya`ir.
Di dalam kitab Syuara`>`' Isla>miyyu>n: Tercatat beberapa
tokoh

penyair

Islam

kenamaan:al

Qa``qa>``

ibn

`Amru

at

Tami>mi> dan saudaranya `A<s}im ibn `Amru at Tami>mi> (dua


penyair dari pejuang Qadisiyah). Dua penyair ini adalah sahabat
Rasul saw. dan hidup sampai khalifah `Ali ibn abi T{alib; ikut
berjuang menyebarkan Islam dalam kondisi aman dan kondisi
perang, Na>fi` ibn al Aswad terkenal dengan abi Naji>d, Abu>
Mufzir al Aswad ibn Qut}bah, Zai>d al Khai>l at} T{a>i>, Rabi>`ah
ibn Maqru>m ad} D{abi>, An Namiru ibn Taulab, Khafa>f ibn
Nudbah as Sulami>, Abu Zubai>d at} T{a>i>.
Tercatat pula beberapa tokoh, di antaranya: H{asan ibn S|abit
(54 H/ 674 M), penyair yang selalu menggubah syair-syairnya untuk
membela agama Islam; Qais Majnun (80 H/ 700 M), penyair Iran dan
Urdu , penasehat masa Bani Abbasiyah;

Abu Nawas (146- 198 H/

8 A. Syamsu Rizal dan Nur Hidayah, Cita Humanisme Islam, ( Jakarta: PT.
Serambi Ilmu Semesta, 2005) h. 153
9 Omar Amin Husain, Kultur Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1981), h. 570
8

Studi Sastra Islam


763- 814 M) seorang penyair lirik; Abu Atahiyah (130 H- 211 H/ 748828 M) kumpulan puisinya, az Zuhdiyyah; Abu al Ala` al Ma`arri (363449 H/ 973-1057 M) penyair, cendikiawan, dan pemikir. Karyakaryanya: al Fus}u>l wa al Gayat berisi tentang etika, kritik sastra
dalam bentuk novel eskatologi, Risa>lah al gufra>n berisi tentang
suasana di akhirat, surga dan neraka; Abu al Majd Majdud Sanai
(462- 534 H/ 1070- 1140 M) karyanya yang terpenting: Hadi>qat al
H{aqi>qah yang oleh ar Rumi disebut Ila>hi Namah sebuah karya
puisi filsafat akhlak dan agama terdiri dari 11.000 bait dan bersifat
deduktif ; Ibnu Tufail (500- 581 H/ 1106- 1185 M) dokter dan
sastrawan, karya sastranya H{ayy ibn Yaqzan (si Hidup Anak Sadar);
Fariduddin Attar (513- 627 H/ 1118- 1230 M) penyair sufi, karyanya
yang terkenal: Mantiq at} T{air ( Musyawarah Burung) sebuah karya
sajak alegori yang mengisahkan pengalaman religious sufi; Ibn al
Farid (576- 632 H/ 1182- 1235 M) karyanya Ta>'iyat dengan irama
akhir huruf ta>' dalam bentuk qasidah terdiri dari 761 bait;
Jalaluddin al Rumi (604- 672 H/ 1210- 1278 M)

karyanya dalam

bentuk prosa Tazkirat al Auliya>' mempunyai 33.000 bait puisi.10


Yang dimaksud ilmu sastra atau ilmu adab di sini bukan ilmuilmu bantu seperti ilmu s}arf, nah{wu, bala>gah, `arud{; bukan
pula suatu ilmu yang secara definitif mempunyai objek kajian
tersendiri (independen). Tetapi yang dimaksud dengan ilmu sastra
adalah beberapa disiplin ilmu yang memiliki keterkaitan dan
hubungan langsung dengan kajian sastra. Apakah ilmu tersebut
membicarakan teori-teori sastra, macam-macam sastra, aliran
sastra, sejarah sastra, atau menjelaskan perkembangan sastra.
Ilmu sastra atau kajian adab mencakup bidang yang luas
meliputi: 1) teori sastra 2 ,/ ) sejarah sastra/ 3 ,)
kritik sastra/ . Teori sastra adalah bagian ilmu sastra yang
menjelaskan pengertian-pengertian dasar tentang sastra, unsur10 Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Pemikiran dan
Peradaban, (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999), h. 347
9

Studi Sastra Islam


unsur yang membangun karya sastra, macam-macam sastra, dan
perkembangan serta kerangka pemikiran para pakar tentang apa
yang dinamakan sastra.
Sejarah

sastra

adalah

bagian

ilmu

sastra

yang

memperlihatkan perkembangan karya sastra, tokoh-tokohnya, dan


cirri-ciri dari masing-masing tahap perkembangan tersebut. Di
dalamnya juga terlihat karya-karya yang menonjol, aliran-aliran
yang

mendasari

ideologinya

suatu

yang

karya,

situasi

kesemuanya

sosial

masyarakat

berpengaruh

dan

terhadap

perkembangan karya sastra. Sedangkan kritik sastra adalah bagian


ilmu sastra yang memperbincangkan pemahaman, penghayatan,
penafsiran, dan penilaian terhadap karya sastra. Ketiga bagian ilmu
sastra

tersebut

saling

berkaitan,

masing-masing

saling

ketergantungan satu dengan yang lain.11

IV.

Sastra Islam dalam bahasa-bahasa utama Islam: Arab,

Persia, Turki, Urdu, Melayu


1. Bahasa Arab
Menurut bahasa, Arab artinya padang pasir, tanah gundul dan
gersang yang tiada air dan tanamannya. Di sebelah barat, Jazirah
Arab dibatasi Laut Merah dan Gurun Sinai; di sebelah timur, dibatasi
Teluk Arab dan sebagian besar negara Irak Selatan; di sebelah
selatan, dibatasi Laut Arab bersambung dengan Lautan India; di
sebelah utara, dibatasi negeri Syam dan sebagian kecil Negara Irak.
Luasnya antara 1 juta mil sampai 1 juta 300 ribu mil. Dilihat dari
kondisi internalnya, Jazirah Arab hanya dikelilingi gurun dan pasir di
segala sudutnya. Keadaan seperti inilah yang menjadikan tempat ini
kokoh layaknya benteng pertahanan yang kokoh.

11 Akhmad Muzakki, Kesusastraan Arab Pengantar Teori dan Terapan,


(Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2006), h. 25- 26
10

Studi Sastra Islam


Para sejarawan membagi kaum-kaum bangsa Arab menjadi 3
bagian: (1) Arab Ba>idah, yaitu kaum-kaum Arab terdahulu yang
sejarahnya tidak bisa dilacak secara rinci dan komplit, seperti `A<d,
S|amu>d, T{asm, Jadi>s, dan `Imla>q; (2) Arab ``A<ribah, yaitu
kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya`rub yasyjub ibn
Qah}t}an, atau disebut pula Arab Qah}t}aniyyah,tempat kelahiran
`Arab `A<ribah adalah negeri Yaman, lalu berkembang menjadi
beberapa kabilah dan suku; yang dikenal adalah 2 kabilah: Kabilah
Himyar, terdiri dari beberpa suku terkenal, Zaid al Jumhur,
Qudha`ah, dan Sakasik; Kahlan, terdiri dari beberapa suku terkanal,
Hamdan, Amnar, T{ayyi', Maz\h}ij, Kindah, Lakham, Juz}am, Uzd,
Aus, Khazraj, dan anak keturunan Jafnah raja Syam; (3) Arab
Musta`rabah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan
Isma>`il yang disebut pula Arab `Adna>niyyah.
Tentang `Arab Musta`rabah, cikal bakal kakek mereka yang
tertua adalah Ibrahim as. yang berasal dari negeri Irak, daerah yang
disebut Ar, di pinggir Sungai Eufrat, berdekatan dengan Kufah.12
Pada masa jahiliyah sastra terutama dalam bentuk puisi dan
orasi sangat subur dan terkenal. Bentuk utama puisi saat itu adalah
ode

dan

qas}idah.

Para

pujangga

beradu

kebolehan

dalam

menggubah puisi di pasar-pasar, seperti pasar Ukaz. Penyair wanita


juga telah muncul pada saat itu seperti al Khansa yang terkenal
dengan puisi eleginya.13 Para sahabat seperti Hasan ibn S|a>bit,
Abdullah ibn Rawahah, dan Ka`ab ibn Malik mendapat tugas
melawan pujangga-pujangga yang mendeskritkan Islam dengan
puisi-puisinya. Sastra dengan munculnya Islam pun mempunyai

12 S}afiyyu ar Rahma>n al Muba>rakfu>ri>,Ar Rahi>qu al Makhtu>m,


(Qat}ar: Waza>ratu al Auqa>f wa asy Syu'u>ni> al Isla>miyyah, 1428 H/
2007) h. 15-16
13 John L. Esposito, Ensiklopedi Oxpord Dunia Islam Modern, terj. Eva dkk,
(Bandung: Mizan, 2002), jilid I, h. 153
11

Studi Sastra Islam


haluan baru, dan temanya meluas hingga hal-hal mistis dan pujipujian terhadap Nabi saw..14
Dengan meluasnya wilayah-wilayah Arab-Islam pada masa
Khalifah, menghasilkan khazanah sastra yang kaya. Banyak tokoh
setuju bahwa sastra mulai berkembang pesat pada masa Bani
Umayyah.
Di Syiria, Irak, dan Mesir penaklukan Muslim membawa
kemenangan bahasa Arab sebagai medium dalam budaya tinggi dan
bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini tidak
terjadi di Iran. Selama dua abad setelah penaklukan, dan lebih lama
lagi di beberapa wilayah, bahasa Arab adalah bahasa administrasi
kerajaan. Ia juga merupakan bahasa religious dan wacana filosofis.
Tetapi, ia bukanlah bahasa kehidupan sehari-hari. Ketika Dinasti Iran
independen

menyatakan

kemandirian

mereka

dari

kekuasaan

Khalifah pada abad ke- 9 dan ke- 10, bahasa mereka adalah bahasa
Persia. Bahasa Persia Baru ini ditulis dalam skrip bahasa Arab dan
berisi sejumlah kata pinjaman bahasa Arab, tetapi tata bahasa dan
kosakata dasarnya jelas merupakan bahasa Persia, bahasa IndoEropa yang kontras dengan bahasa Arab Semitik. Hal ini berbeda
dengan di Mesir, pada 600 M tidak seorang pun berbicara dalam
bahasa Arab, pada ke- 12 semua orang menggunakan bahasa Arab
hingga zaman modern, Mesir dipandang sebagai pusat utama
budaya Arab. Di Iran, pada tahun 600 M, tidak seorang pun
berbahasa Arab; hingga di abad ke- 12 pun mereka masih tidak
berbahasa Arab. Bahasa Arab menjadi bahasa wacana intelektual
tertentu, sama dengan bahasa Latin di Eropa Tengah. Di zaman
modern, Iran secara empati bukanlah Negara Arab.
Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bahasa Arab, di antaranya:
(1) Lugah Arabiyyah, untuk mengetahui syarah kata-kata tunggal.
Kata Mujahid: Orang yang tidak mengetahui seluruh bahasa Arab,
14 Baharuddin Ahmad, Sastra Suf, (Pulau Pinang: Sinaran Bross, 1992), h.
1
12

Studi Sastra Islam


tidak boleh menafsirkan al Quran,15 (2) Gramatika bahasa Arab,
mengetahui ilmu tas}rif dan ilmu nah}wu.
Ilmu tas}rif/ s}araf disebut induk segala ilmu, sebab ilmu ini
melahirkan

bentuk

setiap

kalimat,

sedangkan

kalimat

itu

menunjukkan bernacam-macam ilmu. Kalau tidak ada kalimat atau


lafaz},

tentu

tidak

aka

nada

tulisan.

Tanpa

tulisan,

sukar

mendapatkan ilmu. Adapun ilmu nahwu disebut bapak ilmu, sebab


ilmu

nahwu

itu

untuk

membereskan

setiap

kalimat

dalam

susunannya, i``rabnya, dan atau kaidah-kaidah untuk mengenal


bentuk kata-kata dalam bahasa Arab serta kaidah-kaidahnya di kala
berupa kata lepas atau di kala tersusun dalam kalimat. Dan kalimat
itu adalah kata-kata mufrad yang mempunyai arti. Susunan katakata yang telah mengandung pengertian sempurna, disebut kalam
atau jumlah. Kata-kata dalam bahasa Arab hanya ada 3 macam:
fi`il, isim, huruf,16 (3) Ilmu Ma`ani, Bayan, dan Badi`; dengan ilmu
ma`ani dapat diketahui kekhasan susunan pembicaraan dari segi
memberi pengertian. Dengan ilmu bayan, dapat diketahui kekhasan
susunan perkataan yang berlain-lainan. Dan dengan ilmu badi`,
diketahui jalan-jalan keindahan pembicaraan, (4) Ilmu balagah, ilmu
yang

mempelajari

sifat

bagi

kalimat,

kalam/

jumlah,

dan

pembicara,17 (5) Seni Sastra: kaligrafi, kaligrafi Arab berasal dari


tulisan Mesir Kuno: Hieroglyph (3.200 SM) yang hanya berkembang
menjadi tulisan Musnad dan Nabt}i>

yang benar-benar dianggap

sebagai tulisan Arab Kuno. Seiring berjalannya waktu, tulisan jenis


Musnad

tidak lagi digunakan, tergantikan oleh tulisan Nabt}i> .

15 M. Hasbi as} S{iddiqi, Sejarah Pengantar Ilmu al Quran dan Tafsir,


(Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2000) h. 183
16 Moch. Anwar, Ilmu S}araf, terj. (Bandung: sinar baru algensindo, 2004)
h. iii
17 Chatibul Umam, kaidah tata bahasa Arab,terj. (Jakarta: Darul Ulum Press,
1993) h. 13

13

Studi Sastra Islam


Sebelum al Quran turun, tulisan indah Arab ini lambat berkembang,
tatkala al Quran diwahyukan, jenis tulisan yang dominan adalah
Ku>f> (merujuk pada kota Kufah yang didirikan pada 640 M) yang
diturunkan dari tulisan h}ijazi> dan tergolong dalam bentuk
mabsu>t}. Semenjak al Quran diturunkan sampai sekarang, berarti
selama 14 abad, kaligrafi Arab berkembang pesat hingga 500 jenis
atau

gaya

tulisan.

Sementara

16

abad

sebelum

al

Quran

diwahyukan, hanya memunculkan 11 jenis atau gaya tulisan.


Berdasarkan realita ini, tentu mudah dinalar bahwa kehadiran al
Quran

menjadi

tonggak

penting

yang

memisahkan

antara

kelambanan perkembangan kaligrafi Arab, dan sekaligus menjadi


penyebab kecepatan kemajuannya,18 (6) Ilmu Qira>a>t, teks
kalimat al Quran disampaikan kepada kita sesuai menurut aslinya
sebagaimana yang telah diwahyukan kepada Rasulullah saw. dan
disampaikan

kepada

kita

cara

membacanya

sebagaimana

Rasulullah saw. melafaz}kannya sesuai yang diajarkan Jibril as., cara


membaca sebagian lafaz}-lafaz} al Quran itu terdapat perbedaan
menurut versi masing-masing perawi yang menyampaikannya,
namun masing-masing mereka menerimanya dengan sanad yang
sahih dari Rasulullah saw.19
Contoh perbedaan qira>'a>t dalam QS. Al Fa>tih}ah:
, :


, , :


, , :

18 Ilham Khoiri R.,Al Quran dan Kaligraf Arab, Peran Kitab Suci dalam
Transpormasi Budaya, ( Jakarta: Logos, 1999), h. 56- 84
19 Said Agil Husin Al Munawwar, Mengenal Qira>'a>t al Quran,
(Semarang: CV. Toha Putra, 1993) h. 24
14

Studi Sastra Islam


, :

,
(,,) ( :

Imam

Syafi`i

berkata:

perbedaan

qira'at,

berguna

20

untuk

memperjelas makna kandungan al Quran, dan tidak memberikan


kesempatan selamanya untuk membuat-buat yang seperti al Quran
itu.
2. Persia
Bahasa Persia sangat iri dengan bahasa Arab yang diabadikan
oleh al Quran. Sementara bahasa Persia adalah bahasa nonkanonis
(tidak pernah dipakai sebagai bahasa kitab suci), hal inilah yang
menjadi salah satu faktor munculnya gerakan syu`u>biyyah, suatu
gerakan yang ingin memurnikan budaya Persia dari budaya Arab,
termasuk bahasanya. Sejak penyerbuan Arab ke Persia sudah
muncul gerakan agama sinkretik yang mengklaim bahwa Persia juga
memiliki al Quran dalam bahasa Persia, tapi tentu saja tidak bias
berkembang luas. Kerinduan ini terus berlanjut hingga muncul
Mas\nawi karya Rumi yang dianggap sebagai al Quran Persia oleh
tokoh-tokoh sastra.21
Bentuk puisi pertama Persia yang paling sukses adalah
penegrika, ditangan Rudaki (w. 940 M), Farrukhi (w. 1037 M), dan
Manuchiri (w. 1040 M). Puisi-puisi penegrika biasanya berkisar pada
puji-pujian terhadap raja dan istana, keindahan pesta, taman
anggur. Masih berkaitan dengan politik puisi epik pun muncul dan
20 Jama>l ad Di>n Muhammad Syaraf, Mus}h}af as} S{aha>bah fi al
Qira>'a>t al `Asyr al Mutawa>tirah min T{ari>qi asy Sya>t}ibiyyah wa ad
Durrah, (T{ant}a: Da>r as} S{ahabah li at Tura>s\, 1425 H/ 2004 M) h. 1
21 Mehdi Nakosteen, Konstribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat, terj.
Joko, (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), h. 36
15

Studi Sastra Islam


mencapai manifestasi tertinggi di tangan Firdausi dengan karyanya
S{ahnamah (Book of Kings), yang berisi kurang lebih 60.000 bait
syair yang menceritakan pahlawan Rustam dan penghianatan
Z{ahhak.
Bahasa dan identitas Persia tetap hidup memasuki abad ke21.
Abjad Persia
Contoh abjad Persia dengan abjad Arab:

.
Contoh perbedaan cara melafazkan abjad Arab dengan Persia
diucapakan oleh orang Persia
diucapkan
Contoh kata:
: , , ) (
: . ,
.22
3. Turki
Sastra

Turki

pada

masa

pra-tanzimat

(1839-

1879

M)

didominasi oleh puisi sebagai sarana yang paling disukai di seluruh


lapisan masyarakat, baik bentuk puisi biasa atau puisi yang
didendangkan (aruz) atau puisi sufi (tekke). Karya-karya sastra
dipergunakan oleh Daulah Us\maniyah sebagai alat legitimasi poitik,
memuji para raja, dan perjamuan. Mus}t}afa `Ali (1541- 1599 M)
dengan karyanya Kunh al Akhba>r adalah catatan dari masa AdamIsa dan pendirian Daulah Us\maniyyah. Pujangga terkenal pada
masa itu adalah Baki (1526- 1600 M), Nef I (1582- 1636 M), Yahya
Efendi (1552- 1644 M), dan Yunus Emre.
22 Muhammad Nur ad Din Abd al Mun`im, Mu`jam al Alfa>z} al
`Arabiyyah f al Lugah al Fa>rsiyyah, (ar Riya>d}: Ja>mi`ah al Ima>m
Muh}ammad ibn Su`u>d al Isla>miyyah, 1426 H/ 2005) h. 55- 56
16

Studi Sastra Islam


Pada masa tanzimat dan sesudahnya sastra hidup untuk
pendefinisian kembali tentang diri dan negara. Mayoritas sastra
mengangkat tema-tema sosial dan moral. Novel Turkipun berjudul
Telemaque lahir pada masa ini, sebagai wahana pendeskripsian isuisu kontemporer seperti perbudakan, konstitusional, patriotisme,
hak wanita, persatuan Islam. Para tokoh tanzimat mempergunakan
sastra sebagai sarana untuk menyampaikan konsep dan pandangan
politik, seperti Ibrahim Sinasi (1826- 1871 M), Ziya Pasha (18251880 M), Namik Kemal (1840-1888 M) dan Ahmad Mithat Efendi
(1844- 1912 M). Dalam pergulatan ideology inilah tema-tema Islam
kembali muncul sebagai alternative jalan keluar bersama yang
diusung oleh Mehmet Akif (1867- 1915 M), sedangkan aliran
Usmanisme diusung oleh Namik Kemal, westernisme oleh Tevik
Fikret (1867- 1915 M), dan Turkisme oleh Ziya Gokalp (1876- 1924
M).
Pada abad 20, tema-tema sastra berubah menjadi anti-Islam,
pengaruh Yakup Kadri

Karosmanogolu (1889- 1974 M) yang

menggambarkan bahwa pondok-pondok orang beriman adalah


tempat maksiat yang sebenarnya, dalam novelnya Nur Baba (bapak
ilahi), begitu juga dengan Yaban yang menggambarkan bahwa
orang beragama adalah orang yang menjijikkan. Kemal at Tatturk
(1880- 1938 M) adalah seorang yang beride sama walaupun tidak
seekstrim itu. Akibatny muncul penolakan agama Islam sebagai
agama negara, dan penekanan terhadap penganut agama.

23

Abjad dalam bahasa Turki ada 29 huruf; 21 huruf yang


diucapkan dengan dialek Turki, sementara 8 huruf lagi diucapkan
dengan dialek Arab.24
23 John L. Esposito, Ensiklopedi Oxpord Dunia Islam Modern, terj. Eva dkk.,
(Bandung: Mizan, 2002), jilid 6, h. 115
24 Suhai>l S{a>ba>n ibn Syai>kh Ibra>hi>m h}aqqiyy, Mu`jam al
'Alfa>z} al `Arabiyyah fi al Lugah al Atturkiyyah, (ar Riya>d}: Ja>mi`ah al
Ima>m Muh}ammad ibn Su`u>d al Isla>miyyah, 1426 H/ 2005) h.17- 22.
17

Studi Sastra Islam


4. Urdu
Bahasa Urdu merupakan bahasa yang digunakan oleh penduduk
yang berada di negeri Hindustan (India, Pakistan, dan Bangladesh).
Merantau untuk mencari pekerjaan ataupun melanjutkan study
adalah kegemaran mereka, sehingga menyebabkan bahasa ini
dapat dipergunakan di daerah-daerah yang banyak dikunjungi
orang-orang Hindustan: Arab Saudi, England, Dubai, dan Afrika
Selatan. Di Indonesia juga banyak yang mampu berkomunikasi
dengan bahasa ini, mereka itu adalah pelajar-pelajar yang telah
menyelesaikan studinya di sana.
Kaidah-Kaidah Bahasa Urdu/
Istilah-istilah: Alif mamdu>dah, alif maqs}u>rah, waw ma`ru>f
(waw yang dibaca jelas), dan waw majhu>l (waw yang dibaca tidak
jelas). Selain mempunyai istilah-istilah dalam penggunaannya,
kaidah-kaidah yang perlu diperhatihan lainnya: pembagian isim/
kata benda, isim fa>`il, isim maf`u>l; masdar dan pembagiannya;
dan d}ama>ir. Banyak kata dalam bahasa Arab yang dipergunakan
dalam bahasa Urdu umpamanya: , , , , /
,
5. Melayu
Teks sastra Islam Melayu ditulis dalam bahasa Melayu dan
menggunakan huruf Arab Melayu, atau disebut juga huruf Jawi,
merupakan dokumentasi kehidupan spiritual nenek moyang bangsa
Indonesia serta memberikan gambaran yang memadai tentang
alam pikiran dan lingkungan hidupnya. Dari pendekatan sosiologi
sastra, hal ini merupakan aspek documenter sastra. Asumsinya,
sastra merupakan cermin dari nilai-nilai budaya yang hidup pada
zaman karya itu diciptakan.25
25 Sapardi Djoko Damono, Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar Ringkas,
(Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1984),
h.9
18

Studi Sastra Islam


Fungsi sosial naskah sastra Islam Melayu sebagai media
penyebaran dan sosialisasi dasar-dasar ajaran agama Islam kepada
penduduk di kawasan Asia Tenggara yang berbahasa Melayu.
Pembicaran tentang sastra Melayu klasik dimulai pada abad 17 M,
tokohnya adalah Nuruddin ar Raniri berasal dari Ranir, India
menetap di Aceh tahun 1637- 1644 M. Ia adalah seorang yang luas
pengetahuannya tentang naskah Arab-Persia, ia menulis buku
berbahasa Melayu seperti S{ira>t} Mustaqi>m dan Busta>n al
Sala>t}i>n. Ia berseberangan ide dengan Syamsuddin Sumatrani
(w. 1630 M) dan Hamzah Fansuri yang mengemukakan pendapatnya
dalam syair-syairnya seperti Syair Dagang, dan Syair Burung Pingai.
Bentuk-bentuk prosa yang terkenal pada masa itu adalah cerita,
baik cerita asli, saduran, tunggal maupun berbingkai, seperti
Hikayat Anbiya', Hikayat Nabi Bercukur, dan Bayan Budiman.
Naskah Melayu pertama kali dicetak pada abad ke-16, ditulis
dalam sistem alfabetis Latin. Pada awal abad ke- 17, bahasa Melayu
mendominasi arena budaya hampir di semua daerah di Asia
Tenggara. Bahasa Melayu telah memiliki bentuk sastra bukan saja
ditulis dengan tulisan Jawi, seperti prasasti bertahun 1303 di
Trengganu, tetapi telah diperkaya dengan kosakata, tatabahasa,
retorika, dan filsafat bahasa Arab.26
Masa selanjutnya setelah 3 tokoh di atas dunia sastra Melayu
mencatat nama-nama seperti Abdul Samad al Palembani, penulis
Hidayat al Salikin. Juga Kemas Muhammad bin Ahmad al Palembani
dan Daud bin Abdulah al Patani. Bentuk sastra pada abad 17- 18
adalah berupa sastra kitab, sastra-sastra hikayat, sastra tata Negara
dan sastra sufi. Pada abad 19 dan 20 sastra Melayu berperan
penting dalam dunia politik, tema-tema atas kecaman penjajahan
sangatlah dikenal. Ahmad Shanon seorang pakar prosa mengatakan
bahwa tugas sastrawan Muslim adalah menemukan kebenaran dan
26 James T. Collins, Bahasa Melayu Bahasa Dunia, Sejarah Singkat,
( Jakarta: Yayasan Obor, 2005), h. 41
19

Studi Sastra Islam


kedamaian, menulis sastra adalah ibadah bukan semata-mata seni
untuk seni.27
Penguasaan Malaka menjadi sebab penyebaran para cendikiawan
dan ulama Islam, yang dulu bekerja di bawah perlindungan
kesultanan Malaka. Ada beberapa tempat di Nusantara yang
dipandang sebagai pusat sastra Melayu misalnya Riau, Jakarta,
Palembang. Abad ke-19 merupakan masa keemasan penyalinan
naskah Melayu. Pada waktu itu Riau, khususnya Pulau Penyengat,
merupakan pusat pemerintahan dan pusat kebudayaan Melayu.
Kegiatan

menulis

dan

mengarang

dilakukan

di

istana

Pulau

Penyengat oleh kerabat istana seperti Engku Haji Ahmad dan


anaknya, Raja Ali Haji, yang terkenal dengan karyanya Gurindam
Dua Belas.
Selain kalangan istana, pemerintah kolonial juga merupakan
pemrakarsa penyalinan naskah di Riau. Beberapa nama pejabat
Belanda yang mempunyai peranan dalam hal ini adalah Von de Wall,
Klinkert

C.P.C

Elout.

Penyalinan

naskah

itu

dilakukan

untuk

kepentingan pribadi dan pemerintah kolonial. Beberapa juru tulis


yang bekerja di sana antara lain Haji Ibrahim, Encik Ismail, dan
Encik Said.28
Periodisasi Sastra Indonesia: sastra klasik Melayu, berkembang
sebelum tahun 1920 an. Sastra Modern Indonesia: tonggak sastra
modern Indonesia dimulai pada tahun 20-an, kemudian lahir
Angkatan 30-an atau Angkatan Pujangga Baru, Angkatan `45 atau
Angkatan Chairil Anwar atau Angkatan Kemerdekaan, dan Angkatan
`66, dicetuskan oleh HB. Jassin melalui bukunya yang berjudul
Angkatan `66, bertepatan dengan kondisi politik Indonesia yang
27 Muhammad Isa, Sastra Melayu Klasik bercorak Islam, (Malaysia:
Universitas Sains, 1999), h. 27
28 Maria Indra Rukmi, Penyalinan Naskah Melayu di Palembang,
( Wacana,vol. 7, No. 2, Oktober 2005), h. 149-160
20

Studi Sastra Islam


tengah mengalami kekacauan akibat terror dan merajalelanya
paham komunis.

V.

Kajian sastra Islam kontemporer


Sejak abad 19 hingga sekarang, upaya penempatan studi

sastra sebagai kajian ilmiah belum ada hasil yang memuaskan. Hal
ini disebabkan beberapa hal di antaranya: (a) studi tentang sastra
cenderung subjektif (b) teori-teori studi sastra hanya mengadopsi
dasar-dasar ilmiah dari ilmu lain (c) pemahaman sastra identik
dengan omongan bertele-tele tanpa konsep yang jelas (d) sifat
sastra yang imajinatif, intuitif, tentu akan menghasilkan kebenaran
subjektif (e) bahkan defenisi sastra dianggap tidak memadai, tidak
jelas, dan tidak memuaskan (f) kebenarannya tidak dapat diuji
intersubjektif/ tidak mampu dipertahankan secara objektif (g) karya
sastra sebagai objek, adalah abstraksi-abstraksi kehidupan yang
sulit dirumuskan. Memang mereka yang menolak studi sastra
sebagai kajian ilmiah cukup beralasan. Penolakan ini berpijak dari
alasan bahwa studi sastra juga harus mengikuti tahapan hirarki,
langkah, dan metode-metode yang sama seperti ilmu lainnya.
Demikian menurut pandangan orang-orang formalis, yaitu orangorang yang lebih mengedepankan struktur daripada isi.
Para kritikus sastra justru berpendapat bahwa tidak mesti
seluruh langkah metodologi ilmiah dalam ilmu-ilmu selain studi
sastra bisa diterapkan. Hal inilah yang menjadi bukti keilmiahan
yang khas studi sastra, juga ketidaksamaan hasil uji intersubjektif
merupakan keilmiahan tersendiri bagi studi sastra. Sebab studi
sastra tetap memiliki teori, metode, dan langkah-langkah ilmiah
dalam penelitiannya, memiliki data, fakta, kesimpulan, hipotesis,
pendapat, inquiry, masalah, dan pembuktian hipotesis.29

29 Tirto Suwondo,Studi Sastra, (Yogyakarta: Hanindita, 2005), h. 39


21

Studi Sastra Islam

VI.

Kesimpulan
Studi sastra Islam, khususnya dalam bahasa Arab telah

berakar

jauh

sebelum

al

Quran

diwahyukan.

Namun

perkembangannya semakin meningkat disebabkan penyebaran


agama Islam ke seluruh penjuru dunia. Bahkan perkembangan
sastra dalam Islam ikut terus berkembang disebabkan kebudayaan
Islam dalam setiap periodenya.
Beberapa bahasa resmi dipakai umat Islam, mulai dari bahasa
Arab, Urdu, Persia, Turki, dan bahasa Melayu, menjadi peluang besar
untuk diteliti bahkan diharapkan

akan menghasilkan nilai-nilai

positif bagi umat Islam, sebab sastra dalam Islam adalah salah satu
pembangun terpenting dalam kebudayaan Islam.

22

Studi Sastra Islam

Daftar Pustaka
al Manz}u>r, Ibn,Lisa>n al `Arab, Kairo: Da>r al Ma`a>rif, tt
al Muba>rakfu>ri>, S}afiyyu ar Rahma>n,Ar Rahi>qu
Makhtu>m, Qat}ar: Waza>ratu al
Auqa>f wa asy Syu'u>ni> al Isla>miyyah, 1428 H/ 2007

al

al Mun`im, Muhammad Nur ad Din Abd, Mu`jam al Alfa>z} al


`Arabiyyah f al Lugah al
Fa>rsiyyah, ar Riya>d}: Ja>mi`ah al Ima>m Muh}ammad ibn
Su`u>d al Isla>miyyah,
1426 H/ 2005
al Qaisiy, Nu>ri> H{umawwidiy, Syu`ara>' Isla>miyyu>n, Beiru>t:
Maktabah an Nahd}ah al
Arabiyyah, 1984
al Faruqi, Ismail R. dan al Faruqi, Lois Lamya, Atlas Budaya Islam,
penerjemah Ilyas
Hasan , Bandung: Mizan, 2003
as} S{iddiqi, M. Hasbi, Sejarah Pengantar Ilmu al Quran dan Tafsir,
Semarang: PT.
Pustaka Rizki Putra, 2000
Anwar, Moch., Ilmu S}araf, terj., Bandung: sinar baru algensindo,
2004
Al Munawwar, Said Agil Husin, Mengenal Qira>'a>t al Quran,
Semarang: CV. Toha
Putra, 1993
Ahmad, Baharuddin, Sastra Suf, Pulau Pinang: Sinaran Bross, 1992
Balai Litbang Bahasa, Kamus besar bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2005
Collins, James T., Bahasa Melayu Bahasa Dunia, Sejarah Singkat,
Jakarta: Yayasan
Obor, 2005
23

Studi Sastra Islam


Dahlan, Abdul Aziz, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Pemikiran dan
Peradaban,
Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1999
Damono, Sapardi Djoko, Sosiologi Sastra, Sebuah Pengantar
Ringkas, Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1984
Esposito, John L., Ensiklopedi Oxpord Dunia Islam Modern, terj. Eva
dkk., Bandung:
Mizan, 2002
Husain, Omar Amin, Kultur Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1981
H\\\{aqqiyy, Suhai>l S{a>ba>n ibn Syai>kh Ibra>hi>m, Mu`jam al
'Alfa>z} al `Arabiyyah fi al Lugah
al Atturkiyyah, ar Riya>d}: Ja>mi`ah al Ima>m Muh}ammad
ibn Su`u>d al
Isla>miyyah, 1426 H/ 2005
Isa, Muhammad, Sastra Melayu Klasik bercorak Islam, Malaysia:
Universitas Sains,
1999
Lukman, Yasin, R. Cecep dan Riyadi, Dedi Slamet, History of The
Arabs terj.,
Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta, 2006
Muzakki, Akhmad, Kesusastraan Arab Pengantar Teori dan Terapan,
Jogjakarta: Ar
Ruzz Media, 2006
Nakosteen, Mehdi, Konstribusi Islam Atas Dunia Intelektual Barat,
terj. Joko,
Surabaya: Risalah Gusti, 1996
Rizal, A. Syamsu dan Hidayah, Nur, Cita Humanisme Islam, Jakarta:
PT. Serambi
Ilmu Semesta, 2005
R.,Ilham Khoiri,Al Quran dan Kaligraf Arab, Peran Kitab Suci dalam
Transpormasi
Budaya, Jakarta: Logos, 1999
Rukmi, Maria Indra, Penyalinan Naskah Melayu di Palembang,
Wacana,vol. 7, No.
2, Oktober 2005
24

Studi Sastra Islam

Syaraf, Jama>l ad Di>n Muhammad, Mus}h}af as} S{aha>bah fi al


Qira>'a>t al `Asyr al
Mutawa>tirah min T{ari>qi asy Sya>t}ibiyyah wa ad Durrah,
T{ant}a: Da>r as}
S{ahabah li at Tura>s\, 1425 H/ 2004 M
Suwondo, Tirto,Studi Sastra, Yogyakarta: Hanindita, 2005
Umam, Chatibul, kaidah tata bahasa Arab,terj., Jakarta: Darul Ulum
Press, 1993

25

Anda mungkin juga menyukai