KELOMPOK 9 (SEMBILAN)
LA ODE MUHAMMAD YAMIN (E1D1 13 044)
JASRIN (E1D1 13 008)
LA ODE SYUKUR (E1D1 13 012)
WESNU PRAJATI ( E1D1 13 037)
FEBRIAN RAMADHAN (E1D1 13 004)
HIDAYAT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
limpahan rahmat dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini
sesuai waktu yang di tentukan.
Penyusun laporan ini sebagai tindak lanjut yang telah di laksanakan sesuai
kurikulum Tahun Akademik 2013/2014 dimana dalam penyusunan makalah ini
kami menemukan kendalah, namun berkat petunjuk dan bimbingan dari
asisten/teknisi laboratorium maka kendalah tersebut dapat terselesaikan.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami bimbingan dan dorongan selama kami mengikuti praktikum
sehingga selesainya laporan praktikum elektro ini.
Kami menyadari dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan , oleh karena itu kami sebagai insan akademis yang membutuhkan
bimbingan secara intensif. Mudah-mudahan praktikum ini menjadi bahan
teladan/sumbangsi bagi pelaksaan praktikum untuk di abaikan pada Nusa dan
Bangsa.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Jenis percobaan :
1. Hukum Ohm
2. Hukum Kirchhoff
3. Pembagi Tegangan
4. Resistor Di Hubung Seri
5. Karakteristik VDR
6. Karakteristik LDR
7. Karakteristik Dioda
8. Karakteristik NTC
9. Karakteristik lampu pijar
LAPORAN LENGKAP
PERCOBAAN I
HUKUM OHM
OLEH :
KELOMPOK
9 (SEMBILAN)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Landasan Teori
Hukum Ohm merupakan suatu pernyataan bahwa besar arus listrik
yang mengalir melalui sebuah penghantar selalu berbanding lurus dengan
bedapotensial yang di terapkan kepadanya. Sebuah benda penghantar
dikatakan mematuhi hokum ohm apabila nilai
resistansinya tidak
berhasil
mendapatkan
hubungan
antara
besarnya
V sebanding dengan I
=R
Dimana :
R = Tahanan ()
V = Tegangan yang diberikan kepada tahanan (V)
I = Arus yang mengalir pada tahanan (A)
1.2
Tujuan Percobaan
a. Kita dapat membuktikan kebenaran hokum ohm dengan percobaan.
b. Dapat menganalisa hubungan antara tegangan dan arus pada suatu
tahanan tertentu.
c. Mampu menganalisa hubungan antara arus dan tahanan pada tegangan
tertentu.
BAB II
METODE PRATIKUM
2.1
Pukul
Tempat
2.2
: 1 buah
3. computer
2.3
Langkah Percobaan
1. Meneliti semua peralatan/ bahan yang akan digunakan.
2. Membuat rangkaian seperti pada gambar 2.1
Data Percobaan
Tabel 2.1 Data hasil percobaan
U/V
10
I 1/Ma
9,8
19,9
29,9
39,8
50,7
I 2/mA
4,4
7,9
11,8
15,7
20,2
I 3/mA
2,0
4,0
6,1
10
BAB III
ANALISA DATA
3.1
=2v
I1 =
I1 untuk V
=4v
I1 =
I1 untuk V
=6v
I1 =
I1 untuk V
=8v
I1 =
I1 untuk V
= 10 v
I1 =
I2 untuk V
=2v
I2 =
I2 untuk V
=4v
I2 =
I2 untuk V
=6v
I2 =
I2 untuk V
=8v
I2 =
I2 untuk V
= 10 v
I2 =
I3 untuk V
=2v
I3 =
I3 untuk V
=4v
I3 =
I3 untuk V
=6v
I3 =
I3 untuk V
I3 =
=8v
I3 untuk V
= 10 v
I3 =
10
I1 / mA
20
20
30
40
50
I2/ mA
3,92
7,84
11,76
15,68
19,6
I3/ mA
10
V/v
10
V/v
10
I1/mA
9,9
20
19,9
29,9
50,4
I1/mA
10
20
30
40
50
I2/mA
8,2
12
16,2
19,7
I2/mA
3,92
7,84
11,76
15,68
19,6
I3/mA
4,1
6,2
10
I3/mA
10
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan
bedapotensial antar ujung-ujung penghantar itu, asalkan suhu penghantar
itu teatap. Untuk mencari tahanan dapat dilakukan dengan menggunakan
alat ukur ohm meter, atau dengan melakukan perhitungan secara
matematis.
4.2
Saran
1. Dalam melakukan pengukuran tahanan atau suatu rangkaian maka
dilakukan sangat teliti menginggat seringkali terjadi, perbedaaan nilai
perhitungan secara matematis dan pengukuran.
2. Semoga laporan pratikum ini dapat menjadi referensi dalam melakukan
penelitian selanjutnya.
LAPORAN LENGKAP
PERCOBAAN II
HUKUM KIRCHHOFF
OLEH :
KELOMPOK
9 (SEMBILAN)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Landasan Teori
Hukum Kirchoff I berbunyi jumlah aljabar dari arus yang menuju
atau masuk dengan arus yang meninggalkan atau keluar pada satu titik
sambungan atau cabang sama dengan nol Hukum I Kirchoff merupakan
hukum kekekalan muatan listrik yang menyatakan bahwa jumlah muatan
listrik yang ada pada sebuah sistem tertutup adalah tetap. Hal ini berarti
dalam suatu rangkaian bercabang, jumlah kuat arus listrik yang masuk
pada suatu percabangan sama dengan jumlah kuat arus listrik yang ke luar
percabangan itu. Untuk lebih jelasnya tentang Hukum I Kirchoff,
perhatikanlah rangkaian berikut ini:
Tujuan Percobaan
Kita dapat membuktikan kebenaran hukum Kirchoff I dengan suatu
percobaan
b. Mengetahui harga yang mengatur pada suatu cabang, bila cabang yang lain
diketahui
BAB II
METODE PRATIKUM
2.1
Pukul
Tempat
2.2
: 1 buah
3. komputer
2.3
Langkah Percobaan
1. Meneliti semua peralatan/ bahan yang akan digunakan.
2. Membuat rangkaian seperti pada gambar 2.1
2.4
Data Percobaan
Tabel 2.4 Data Hasil Percobaan
I1 (mA)
12,1
I2 (mA)
Itot (mA)
31,2
43,2
BAB III
ANALISA DATA
3.1
11 =
= 0,0125 A = 12,5 ma
I2 =
= 0,0321 A = 32,12 ma
Itot = 11 + I2
= 12,5 ma + 32,12 ma
= 44,62 ma
Tabel 3.1 hasil perhitungan pada Hukum Kirchhoff
I1 (ma)
I2 (ma)
Itot (ma)
12,5
32,12
14,67
Data perhitungan
I1(ma)
I2(ma)
Itot(ma)
I1(ma)
I2 (ma)
Itot (ma)
12,1
31,1
13,7
12,5
32,12
14,67
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Pada percobaan hokum kirchoff dapat disimpulkan bahwa arus
total dapat diperoleh dengan menjumlahkan arus-arus yang mengalir pada
masing-masin resistor yang dihubungkan secara paralel.
4.2
Saran
Adapun pada percobaan ini saran dari kami
yaitu semoga
kedepannya pratikum ini dapat dijelaskan dengan baik tiap percobaan agar
nantinya dapat dimengerti dengan mudah dan dapat diaplikasikan dalam
bidang yang digeluti yakni teknik elektro.
LAPORAN LENGKAP
PERCOBAAN III
PEMBAGI TEGANGAN
OLEH :
KELOMPOK
9 (SEMBILAN)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Landasan Teori
Rangkaian pembagi tengangan biasanya digunakan untuk membuat
suatu tegangan referensi dari sumber tegangan yang lebih besar, titik
tegangan referensi pada sensor. Untuk memeberikan bias pada rangkaian
penguat atau untuk member biar pada rangkaian aktif. Rangkaian pembagi
tegangan pada dasarnya dapat dibuat dengan dua buah resistor. Contoh
rangkaian dasar pembagi tegangan dengan output Vo dari tegangan
sumber V1 menggunakan resistor pembagi tegangan R1 dan R2 seperti
pada gambar dibawah ini:
R1
+
+
V1
I-
Vs
+
R2
V0
Gambar 1.1 Rangkaian pembagi tegangan
VO = V1
R1
+
V1
io
+
R2
Vo
beban
a
Vo = V1
Vo = Vo ic io Rp
VoIc = V1
Rp =
Rp di sebut sebagai resistansi sumber dimana besarnya sama
besarnya sama dengan R1 dan R2 yang dihubungkan secara paralel. Harga
VoIc atau Rp tergantung
besarnya
dengan
beban
dapat
mudah
dihitung
menggunakan
Rp
+
Io
+
VoIc
-
Vo
Beban
-
Tujuan Percobaan
1. Kita dapat membuktikan kebenaran hokum Kirchoff II dengansuatu
percobaan.
2. Menganalisa hubungan tegangan pada suatu rangkaian tertutup.
BAB II
METODE PRATIKUM
2.1
Pukul
Tempat
2.2
: 1 buah
3. komputer
: 1
unit
(yang
menggunakan
software COM3LAB).
2.3
Langkah Percobaan
V
in = 13 V
Gambar 2.1 Rangkaian percobaan pembagi tegangan
3. Melakukan pengukuran tegangan R1dan R2 , hasil
pengukuran dimasukan pada tabel percobaan
4 . Membuat rangkaian seperti pada gambar 2.2
V
in = 13 V
Gambar 2.2 Pengukuran untuk tegangan V3 dan V4
5. Melakukan pengukuran tegangan R3dan R4 , hasil
pengukuran dimasukan pada tabel percobaan.
6. Membuat rangkaian seperti pada gambar 2.3
2.4
Data Percobaan
Tegangan (V)
R1
R2
R3
3,66
9,18
6,14
R4 R5
6,12
9,21
R6
3,06
BAB III
ANALISA DATA
3.1
R3 = 200
R4 =
R5 = 300
R6 =
R1
=
=
= 3, 25 Volt
Untuk R2
=
=
= 9,18 Volt
Untuk R3
=
=
= 6,14 Volt
Untuk R4
=
=
= 6,12 Volt
Untuk R5
=
= 9,21 Volt
Untuk R6
=
= 3,06 Volt
R2
R3
R4
R5
R6
3,25
9,75
6,5
6,5
9,75
3,25
R1
R2
Data percoban
Data perhitungan
Tegangan (V)
Tegangan (V)
R3
R4
R5
R6
R1
R2
R3 R4
R5
R6
3,66 9,18 6,14 6,12 9,21 3,06 3,25 9,75 6,5 6,5 9,75 3,25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang kami lakukan, maka kami
menyimpulkan :
1.
4.2
Saran
1.
2.
3.
LAPORAN LENGKAP
PERCOBAAN IV
RESISTOR DIHUBUNG SERI
OLEH :
KELOMPOK
9 (SEMBILAN)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Landasan Teori
Resistansi adalah komponen dasar elektronika yang digunkan untuk
membatasi atau menghambat arus listrik yang melewatinya dalam suatu
rangkaian.
1. Fungsi atau kegunaan resistor dalam rangkaian
a. Sebagai pembagi arus.
b. Sebagai pembagi tegangan .
c. Sebagai penghambat arus listrik.
d. Sebagai penurun tegangan.
2. Macam-Macam Resistor.
a. Resistor Tetap
Resistor tetap adalah resistor yang dinilai hambatannya tidak dapat
dirubah-rubah dan besarnya sudah ditentukan oleh baprik yang
membuatnya.
b. Resistansi Tidak Tetap
Resistansi tidak tetap adalah resistansi yang mempunyai nilai resistansi
yang dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
Dalam rangkaian listrik biasanya, tidak hanya terdapat satu buah
tahanan saja pada rangkaian tersebut, tetapi dihubungkan dengan tahanan
lain yang dapat dirangkaikan dengan beberapa cara lain yaitu:
1. Tahanan yang dihubungkan secara seri.
2. Tahanan yang dihubungkan secara paralel.
3. Tahanan yang dihubungkan secara kombinasi.
R1
R2
R3
Nilai resistansi ( R ) pada rangkaian resistor seri akan lebih besar dan
nilainya adalah penjumlahan semua resistor yang dirangkai tersebut.
Besarnya resistor total ( R ) dalam rangkaian resistor seri diatas dapa
dirumuskan besarnya nilai resistansi ( R ) tersebut sebagai berikut :
R = R1 + R2 + R3
Seperti terlihat dari dalam rangkain seri diatas terlihat bahwa bahwa
semua resistansi dialiri arus listrik dengan nilai tegangan sama. Pada
rangkaian resistor seri adalah berbeda tergangtung nilai resistor yang
dipasang. Jika arus yang mengalir tersebut adalah sama maka dapat
ditentukan besarnya tegangan total berdasarkan hokum ohm :
V1 = I x R1
V2 = I x R2
V3 = I x R3
V = V1 + V2+ V3
Karena arus ( I ) adalah sama maka
V = I ( R 1 + R2 + R3 )
1.2
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu :
2. Kita dapat membuktikan bahwa nilai tahanan seri (RS) dapat dicari
dengan menggunakan rumus yaitu : RS = R1 + R2 + R3 .. + Rn
1. Membandingkan hasil pengukuran dan perhitungan pada nilai tegangan
tiap tahanan.
BAB II
METODE PRATIKUM
2.1
Pukul
Tempat
2.2
: 1 buah
: 1 buah (pada percobaan resistor yang
dihubung seri)
3. komputer
2.3
Langkah Percobaan
1. Meneliti semua peralatan/ bahan yang akan digunakan.
2. Membuat rangkaian seperti pada gambar 2.1
3.1
Data Percobaan
Tabel 2.1 Data hasil percobaan Resistor dihubung seri
V
I (mA)
R1
R2
R3
R tot
0,837
3,25
8,35
15,06
12,35
BAB III
ANALISA DATA
3.1 Perhitungan Percobaan Resistor Hubung Seri.
Rs = R1 + R2 + R3
= 100 + 390 + 1000
= 1490
3.2 Menghitung tegangan di setiap tahanan
1. Tahanan pada 100
V1 = I R1
= 8,2 mA 100
= 0,82 volt
2. Tahanan pada 390
V2 = I R2
= 8,2 mA 390
= 3,198 volt
3. Tahanan pada 1000
V3 = I R3
= 8,2 mA 1000
= 8,2 volt
4. Tahanan pada total
Vtot = V1 + V2 + V3
= 0,82 + 3,198 + 8,2
= 12,218 volt
R2
R3
Rtot
0,820
3,198
8,200
12,218
I ( MA )
V tot
8,2
0,1
Data percobaan
V
I
(MA)
R1
R2
R3
Rtot
0,824
3,21
8,26
12,15
8,2
I
(MA)
Vtot
12,35
R1
R2
0,820
3,198
R3
Rtot
8,200
12,218
8,2
Vtot
12,35
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari data hasil pratikum yang kami lakukan, maka saya
menyimpulkan :
1. Dalam rangkaian listrik biasanya, tidak hanya terdapat satu buah tahanan
saja pada rangkaian tersebut, tetapi dihubungkan dengan tahanan lain
yang dapat dirangkaikan dengan beberapa cara lain yaitu:
a. Tahanan yang dihubungkan secara seri.
b. Tahanan yang dihubungkan secara paralel.
c. Tahanan yang dihubungkan secara kombinasi.
2. Tahanan total dari rangkaian seri adalah
Saran
1. Penggunaan alat yang tidak terlalu dikuasai akan mengakibatkan
pengambilan data yang sering salah. Oleh karena itu bimbingan yang
sangat serius sangat penting untuk mengatasi masalah ini.
2. Semoga laporan ini menjadi sumber referensi dalam melakukan
penelitian dan pengerjaan tugas dibidang elektro.
LAPORAN LENGKAP
PERCOBAAN V
KARAKTERISTIK VDR
OLEH :
KELOMPOK
9 (SEMBILAN)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Landasan Teori
VDR adalah resistor yang nilai hambatannya tergantung dari
besarnya
v
Gambar 1.2 Grafik karakteristik VDR
VDR disebut juga
tahanan yang variabel non linearnya atau tidak satu garis lurus tergantung
dari tegangan yang diberikan pada VDR tersebut. Nilai resistansi VDR
akan tinggi pada saat VDR tersebut berada pada tengangan ambang
(treshold) dan resistansi akan turun cepat pada saat tegangan yang
diberikan pada VDR tersebut melebihi nilai ambang (treshold).
Bertambah besarnya harga tegangan yang terdapat diujung kedua
VDR, maka hambatn VDR akan menurun. Dalam protek VDR digunakan
sebagai stabilisator tegangan atau sebagai pengaman rangkaian terhadap
kelebihan tegangan. Perhatikan contoh pemakaian VDR pada gambar di
bawah ini :
D1
+ Vo
V
D3
D4
oV
1.2
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan ini yaitu Dapat memahami prinsip kerja
dan karakteristik VDR
BAB II
METODE PRATIKUM
2.1
Pukul
Tempat
2.2
: 1 buah
2.3
Langkah Percobaan
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 2.1
A(ampere) dan
hubungkan soket yang kanan pada terminal com untuk mengukur arus
listrik yang masuk pada rangkaian.
4. Membuka multimeter 2 untuk mengukur tegangan pada kotak alat
instrument
5. Menghubungkan
multimeter
sebagai
voltmeter
dengan
Data Percobaan
Table 2.1 Data Percobaan
U/ V
10,5
10
9,5
8,5
7,9
6,9
8,9
6,9
I/ mA
17,7
2,9
1,6
0,7
0,7
R/
0,6
1,7
3,3
5,6
12
BAB III
ANALISA DATA
3.1
VDR
Untuk tegangan 10,7 volt
R=
R=
=
Untuk tegangan 1 v
R=
=
10,7
10,7
9,5
8,4
I/ mA
17,7
2,9
2,9
0,7
R/
6045
2140
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dari hasil pratikum yang kami lakukan maka kami menyimpulkan
bahwa VDR resistor yang nilai tahanannya aliran berubah tergantung dari
tegangan yang diterima. VDR merupakan semikonduktor yang secara
prinsip merupakan penggabungan secara paralel dari hubungan seri PN
junction ketika tegangan variabel DC disambung ke VDR tanpa
memperhatikan polaritas arus mengalir menyebabkan seluruh tegangan di
PN junction terhubung seri.
4.2
Saran
Adapun saran dari kelompok kami bahwa penggunaan alat yang
tidak teralu dikuasaiakan mengakibatkan pengambilan data yang sering
salah. Oleh karena itu kami perlu bimbingan yang lebih serius karena
sangat penting untuk mengetahui masalah ini.
LAPORAN LENGKAP
PERCOBAAN VI
KARAKTERISTIK LDR
OLEH :
KELOMPOK
9 (SEMBILAN)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Landasan Teori
LDR atau Light Dependet Resitor adalah salah satu jenis resistor
yang nilai hambatannya di pengaruhi oleh cahaya yang diterimanya.
Besarnya nilai hambatan pada LDR tergantung pada besar kecilnys cahaya
yang diterima oleh LDR itu sendiri. Contoh penggunaan adalah pada
lampu taman dan lampu dijalan yag biasa menyala dimalam hari dan
padam pada siang hari secara otomatis. Adapun symbol dari LDR yaitu :
Karakteristik LDR
LDR adalah salah satu bentuk komponen yang mempunyai
perubahan resistansi yang besarnya tergantung pada cahaya.
1.1.2
1.1.3
kita
memerlukan
beberapa
port
pada
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan pada percobaan ini adalah Dapat memahami prinsip
kerja dan karakteristik LDR.
BAB II
METODE PRATIKUM
2.1
Pukul
Tempat
2.2
buah
3. Komputer
unit
menggunakan
(yang
software
COM3LAB)
2.3
Langkah Percobaan
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 2.1
3. Menghubungkan
multimeter
sebagai
ampere
meter
dengan
multimeter
sebagai
voltmeter
dengan
Data Percobaan
Tabel 2.1 Data hasil percobaan
VT/v
V/v
12,8
12,5
12
11,2
10,4
9,5
11,9
15
19,9
27
35,6
44,9
R/K
1,1
0,8
0,6
0,5
0,4
0,3
BAB III
ANALISA DATA
3.1
Karakteristik LDR
1. Pada tegangan 12,8 volt
R=
=
= 1075,65 = 1,08 k
2. Pada tegangan 12,5 volt
R=
=
= 833,33 = 0,833 k
3. Pada tegangan 12 volt
R=
=
= 603,02 = 0,603 k
4. Pada tegangan 11,2 volt
R=
=
= 414,81 = 1,415 k
5. Pada tegangan 10,4 volt
R=
=
= 192,13 = 0,192 k
12,8
12,5
12
11,2
10,4
9,5
11,9
15
19,9
27
35,6
44,9
0,833
0,603
0,415
0,192
0,124
R/K 1,08
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari kami yaitu bahwa LDR akan berubah
seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya atau ada
disekitarnya. Dalm keadaan resistor LDR sekitar 10 dan dalam terang
sebesar 1 K atau kurang. LDR tersebut dari bahan semikonduktor seperti
kadnium sulfide. Dengan bahan ini energi dapat dari cahaya yang jatuh
yang menyebabkan lebih banyak akibat muatan yang dilepas atau arus
listrik meningkat. Artinya resistansinya bahan lebih mengalami penurunan.
4.2
Saran
Saran dari kelompok kami yaitu dalam melakukan pratikum
sebaiknya asisten lebih member kami pengajaran agar kami dapat paham
dan semoga laporan ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
bermanfaat.
LAPORAN LENGKAP
PERCOBAAN VII
KARAKTERISTIK DIODA
OLEH :
KELOMPOK
9 (SEMBILAN)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Landasan Teori
Dioda adalah komponen aktif dua kutub yang pada umumnya
bersifat semikonduktor, yang memperbolehkan arus listrik mengalir ke
satu arah dan mengahambat arus dari arah sebaliknya. Diode dapat
disamakan katub didalam elektronika. Diode sebenarnya tidak dapat
menunjukan
karakteristik
kesearahan
yang
sempurna,
melainkan
Sejarah Dioda
Walaupun diode Kristal (semikonduktor) dipopulerkan
sebelum diode termionik. Diode termionik dan diode Kristal
dikembangkan secara terpisah pada waktu yang sama. Prinsip kerja
dari diode termionik ditemukan oleh Frederick Guthril pada tahun
1873. Sedangkan prinsip kerja diode Kristal ditemukan pada tahun
1874 oleh peneliti Jerman, Kail Ferdinand Braun.
Pada waktu penemuan, piranti ini dikenal sebagai
penyearah. Tahun 1919 William Henry Eccles memperkenalkan
istilah diode yang berasal dari di yang berarti yang berarti dua dan
ode (dari ooos) berarti jalur.
Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah dapat memahami prinsip
kerja dan karakteristik diode.
BAB II
METODE PRATIKUM
2.1
Pukul
Tempat
2.2
Oleo
: 1 buah
3. computer
2.3
Langkah Percobaan
1. Membuat rangkaian seperti pada gambar 2.1
kanan pada terminal com untuk mengukur arus listrik yang masuk pada
rangkaian.
4. Membuka multimeter 2 untuk mengukur tegangan pada kotak alat
instrument.
5. Menghubungkan
multimeter
sebagai
voltmeter
dengan
Data Percobaan
Table 2.1 Data hasil percobaan
Tegangan Input /V
Tegangan yang di
ukur /V
Arus yang di ukur /
mA
-0,2
-0,4
-0,6
-0,8
-1,0
0,2
0,4
0,5
0,6
0,63
-0,2
-0,4
-0,6
-0,8
-1,0
0,2
0,4
0,5
0,6
0,63
0,1
1,6
3,3
BAB III
ANALISA DATA
3.1
DIODA
Pada saat tegangan input -0,2 v
Dik
: V = 0,2 Volt
I = 0,21 mA
Dit
: Vin..?
Penye :
Vin
=
=
= 1,05 Volt
: V = 0,42 Volt
I = 0, mA
Dit
: Vin..?
Penye :
Vin
=
=
= Volt
: V = 0,61 Volt
I = 0 mA
Dit
: Vin..?
Penye :
Vin
=
=
= Volt
: V = 0,01 Volt
I = 0 mA
Dit
: Vin..?
Penye :
Vin
=
=
= Volt
: V = 1,01 Volt
I = 0 mA
Dit
: Vin..?
Penye :
Vin
=
=
= Volt
: V = 0,22 Volt
I = 0 mA
Dit
: Vin..?
Penye :
Vin
=
=
= Volt
: V = 0,39 Volt
I = 0 mA
Dit
: Vin..?
Penye :
Vin
=
=
= Volt
: V = 0,47 Volt
I = 0 mA
Dit
: Vin..?
Penye :
Vin
=
= Volt
9. Pada Tegangan 0,51 Volt
Dik
: V = 0,51 Volt
I = 0 mA
Dit
: Vin..?
Penye :
Vin
=
=
= 2,5 Volt
: V = 0,6 Volt
I = 0,1 mA
Dit
: Vin..?
Penye :
Vin
=
=
= 0,28 Volt
0,2
-0,4
-0,6
-0,8
-1,0
0,2
0,4
0,5
0,6
0,63
1,05
2,5
0,28
0,2
-1
-1
0,20
0,21
Tabel 3.2 Hasil Perbandingan dan Perhitungan pada Percobaan karakteristik Dioda
Hasil Percobaan
Tegangan Input
/V
Tegangan yang
di ukur /V
Arus yang di
ukur / mA
Hasil Perhitungsn
-0,2
-0,4 -0,6
-0,8
-1,0
0,2
0,4
0,2
0,4
0,6
0,8
-1,0
0,2
0,4
Tegangan input
0,5 0,6 0,6
/V
Tegangan yabg
0,5 0,6 0,63
diukur / V
Arus yang di
0 0,2 2,1
ukur / mA
-0,2
-0,4
-0,6
-0,8
-1,0
0.2
0,4
0,5
0,6
0,6
1,05
2.5
0,28
0,2
-1
-1
0,20
0,21
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari kelompok kami bahwa diode merupakan jenis
kompone pasif. Diode memiliki dua komponen aktif yaitu kaki anoda dan kaki
katoda. Diode tersebut terbuat dari bahan semikonduktor tipe P dan
semikonduktor tipe N yang disambung. Diman semikonduktor P berfungsi
sebagai anoda dan semikonduktor berfungsi sebagai katoda.
4.2 Saran
Adapun saran dari kelompok kami yaitu Sebaiknya dalam kami melakukan
praktek sebaiknya asisten ada didalam ruangan praktek tersebut untuk
membimbing berjalannya praktek agar dalam membuat rangkaian dan
pengambilan data kami tidak salah.
LAPORAN LENGKAP
PERCOBAAN VIII
KARAKTERISTIK LAMPU PIJAR
OLEH :
KELOMPOK
4 (EMPAT)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Landasan Teori
Termistor NTC (Negative Coefisien Temperature) merupakan resistor
dengan koefisien temperatur negatif yang sangat tinggi. Termistor jenis ini
dibuat dari oksida dar kelompok elemen transisi besi ( misalnya FE2O3, NiO
CoO dan lain - lain ) .
Oksida - oksida ini mempunyai resistivitas yang sangat tinggi dalam
zat murni , tetap bisa ditransformasikan kedalam semi konduktor dengan
jalan menambahkan sedikit ion ion lain yang valensinya berbeda . Harga
nominal biasanya ditetapkan pada temperatur 25oC . Perubahan resistansi
yang diakibatkan oleh non linieritasnya ditunjukkan dalam bentuk diagram
resistansi dengan temperatur , seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.14
berikut ini.
perlukan . Seandainya tidak bisa maka kita perlu mencari type termistor NTC
khusus yang kita butuhkan.
Jadi seandainya dari seluruh kombinasi resistor yang telah kita
lakukan kita tidak mendapat harga NTC standart yang kita butuhkan , maka
dalam hal ini kita perlu mencari NTC sesuai dengan spesifikasi yang kita
butuhkan. Dalam suatu rangkaian dimana terdapat suatu NTC , maka
rangkaian resistor tambahan seringkali banyak manfaatnya .
Contoh berikut ini akan menunjukkan dan menjelaskan suatu hasil
kombinasi antara NTC dengan resistor biasa .Anggap saja sekarang kita
sedang membutuhkan termistor NTC dengan harga yang berkisar antara 50
pada 30o C dan 10 pada 100oC . Tentunya type standart yang mempunyai
karakteristik demikian tidak terdapat dalam program kita . Sekalipun
demikian , kita tak perlu cemas sebab masalah ini bisa kita atasi dengan satu
buah NTC standart dan dua buah resistansi biasa .
paralel dengan sebuah resistor biasa sebesar 6 dan resistor lainsebesar
95 , Dari kombinasi ini , kebutuhan kita akan resistansi pada temperatur 30
oC dan pada temperatur 100 o C akan bisa terpenuhi
1.2.Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu dapat memahami prinsip kerja
dan karaktristik NTC.
BAB II
METODE PRAKAKTIKUM
Pukul
Tempat
a. Digital analyzer
: 1 buah
2.
3.
Menghubungkan
multimeter
sebagai
ampere
meter
dengan
5.
6.
Mengukur arus dan tegangn pada sepuluh pengaturan waktu yang berbeda,
memasukan nilai nilai dalam tabel. Tarik nilai yang ditunjukan multimeter
1 dan 2 ( arus dan tegangan)kedalam kolom.
30
U /V
13
I /mA
6,9
7,9
8,7
R /k
1,9
1,7
1,5
1,3
Uf /V
10
40
50
60
70
80
90
1,2
1,1
0,9
0,8
0,7
BAB III
ANALISA DATA
R=
=
= = 1, 92 k
= 1,67
R=
=
=1,5 k
R=
= 1,32 k
R=
=
= 1,2 k
R=
=
= 1,08 k
= 1,016 k
R=
= 0,9 k
R=
=
= 0,8 k
R=
=
= 0,7 k
10
20
30
40
50
60
U /V
13,3
13,2
13,1
13
I /mA
6,9
7,9
8,7
9,8
R /k
1,9
1,67
1,5
1,32
1,2
1,06
70
0,9
80
0,8
90
0,7
tabel 3.2 perbandingan data hasil percobaan dan hasil perhitungan percobaan karakteristik NTC
Uf /V
10
20
30
40
50 60
U /V
13
13
13
13
13
I /mA
90
Uf /V
13
U /V
13
13
13
12
I /mA
6,9
7,9
8,7
R /k
1,1
70
0,9
80
0,8
0,7
10
20
30
40
50
60
70
13
13
13
9,8
11
12
80
0,8
90
0,7
2
1.8
1.6
1.4
1.2
1
percobaan NTC
0.8
0.6
0.4
0.2
0
1
10
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
4.2. Saran
1. Semoga laporan ini dapat menjadi refesensi bagi teman teman yang akan
melakukan praktikum elektro di kemudian hari.
2. Sebaiknya
disetiap
percobaan,
dilakukan
beberapa
kalipercobaan
LAPORAN LENGKAP
PERCOBAAN IV
KARAKTERISTIK LAMPU PIJAR
OLEH :
KELOMPOK
4 (EMPAT)
BAB I
PEDAHULUAN
1.1.Landasan Leori
Lampu pijar adalah sumber cahaya buatan yang dihasilkan melalui
penyaluran arus listrik melalui filamen yang kemudian memanas dan
menghasilkan cahaya. Kaca yang menyelubungi filamen panas tersebut
menghalangi udara untuk berhubungan dengannya sehingga filamen tidak
akan langsung rusak akibat teroksidasi.
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam bentuk dan tersedia
untuk tegangan (voltase) kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga
300 volt. Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk menghasilkan
cahaya yang terang lebih besar dibandingkan dengan sumber cahaya buatan
lainnya seperti lampu pendar dan diode cahaya, maka secara bertahap pada
beberapa negara peredaran lampu pijar mulai dibatasi.
Di samping memanfaatkan cahaya yang dihasilkan, beberapa
penggunaan lampu pijar lebih memanfaatkan panas yang dihasilkan,
contohnya adalah pemanas kandang ayam, [8] dan pemanas inframerah dalam
proses pemanasan di bidang industri.
1.1.1. Sejarah
Pengembangan lampu pijar sudah dimulai pada awal abad
XIX.
namun karbon dengan cepat dapat teroksidasi di udara; oleh karena itu,
jawabannya adalah dengan menempatkan elemen dalam vakum.
Pada tahun 1870-an, seorang penemu bernama Thomas
Alva Edison dari Menlo Park, negara bagian New Jersey, Amerika
Serikat, mulai ikut serta dalam usaha merancang lampu pijar. Dengan
menggunakan elemen platina, Edison mendapatkan paten pertamanya
pada bulan April 1879. Rancangan ini relatif tidak praktis namun
Edison tetap berusaha mencari elemen lain yang dapat dipanaskan
secara ekonomis dan efisien. Pada tahun yang sama, Sir Joseph Wilson
Swan juga menciptakan lampu pijar yang dapat bertahan selama 13,5
jam. Sebagian besar filamen lampu pijar yang diciptakan pada saat itu
putus dalam waktu yang sangat singkat sehingga tidak berarti secara
komersial. Untuk menyelesaikan masalah ini, Edison kembali mencoba
menggunakan untaian karbon yang ditempatkan dalam bola lampu
hampa udara hingga pada tanggal 19 Oktober 1879 dia berhasil
menyalakan lampu yang mampu bertahan selama 40 jam.
1.1.2.
Konstruksi
Komponen utama dari lampu pijar adalah bola lampu yang
terbuat dari kaca, filamen yang terbuat dari dasar lampu yang terdiri
dari filamen, bola lampu, gas pengisi, dan kaki lampu.
Keterangan:
1.
Bola lampu
2.
3.
Filamen wolfram
4.
5.
6.
Kawat penyangga
7.
Kaca penyangga
8.
9.
Sekrup ulir
10. Isolator
11. Kontak listrik di kaki tengah
Dua jenis kaki lampu adalah kaki lampu berulir dan kaki
lampu bayonet yang dapat dibedakan dengan kode huruf E (Edison)
dan B (Bayonet), diikuti dengan angka yang menunjukkan diameter
kaki lampu dalam milimeter seperti E27 dan E14.
1.1.6. Operasi
oleh
lampu
pijar
biasanya
berwarna
kuning
menghasilkan
kasatmata.
[1]
cahaya
pada
panjang
gelombang
yang
1.1.7. Efisiensi
Asapun tujan percobaan ini yaitu untuk Kita dapat memahmi prinsip
kerja dan karakteristik lampu piijar.
BAB II
METODE PRAKTIKUM
Pukul
Tempat
: 1 buah
buah
pada
percobaan
karakteristik
lampu pijar
c. Komputer
1.
2.
3,9
5,9
7,9
9,9
11,9
13,9
I/ mA
27,3
29,5
49,5
58,8
67,1
74,5
81,6
R/
73,3
40,7
118,7 134,4
BAB III
ANALISA DATA
R=
=
= 73,26 =73,3
R=
=
= 98,73
R=
=
=118,71
R=
=
=134, 35 = 134,4
R=
=
= 147,54
R=
=
= 159, 73
R=
=
= 170,3
3,9
5,9
7,9
9,9
11,9
13,9
I/ mA
27,3
39,5
49,5
58,8
67,1
74,5
81,6
R/
73,3
98,73
118,7
134,4
147,5
159,7
170,3
Tabel 3.2. perbandingan hasil percobaan dan perhitungan karakteristik lampu pijar
Data prercobaan
Data perhitungan
U/ V
3,9
5,9
7,9
9,9
11,9
13,9
U/ V
I/ mA
27,3
29,5
49,5
58,8
67,1
74,5
81,6
R/
3,9
5,9
11,9
13,9
I/ mA
81,6
R/
73,3 40,7
170,3
119
7,9
134
9,9
148
160
180
160
140
120
100
grafik perhitungan
lampu pijar
80
60
40
20
0
1
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
R=
Keterangan:
V = tegangan (volt)
I = arus (ampere)
R = tahanan ()
4.2. Saran
1. Hasil percobaan yang dilakukan bebrap kali tadi di rata rata kan kemudian
hasil rat rata itu yang akan diambil sebagai hasil percobaan
2. Sebaiknya percobaan jangan dilakukan hanya sekali saja karena untuk
memperkecil nilai kesalahan.