Anda di halaman 1dari 12

Biosorpsi Ion Logam Berat Cu(II) dalam Larutan Menggunakan

Biomassa Phanerochaete chrysosporium


Soeprijanto, Bambang Aryanto dan Ryan Fabella
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya, Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
Email: s_soeprijanto@yahoo.co.uk
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan biomassa Phanerochaete
chrysosporium dalam mengadsorpsi ion logam Cu (II) serta untuk mendapatkan
nilai-nilai parameter dari persamaan Langmuir dan Freundlich, dengan tanpa
perlakuan dan perlakuan larutan NaOH 0,5 N.
Biomassa P. chrysosporium
o
ditumbuhkan dalam media cair pada suhu 35 C. Sebagian biomassa yang didapat
kemudian ditreatment (diperlakukan) dengan NaOH 0,5 N. Berbagai konsentrasi
biomassa dikontakkan dengan larutan Cu(II) 200 mg/l dalam erlenmeyer yang
digoyang pada shaker flaker pada kecepatan 300 rpm. Hasil-hasil penelitian
menunjukkan bahwa kapasitas biosorpsi maksimum dapat dicapai sebesar 3,99 mg/g
dengan perlakuan NaOH, sedangkan tanpa perlakuan diperoleh 3,66 mg/g.
Biosorpsi ion Cu(II) mengikuti persamaan Freundlich, hal ini ditunjukkan
dengan nilai koefisen korelasi (R2) yang cukup tinggi antara 0,95-0,96; dan
didapatkan nilai k = 0,01 l/g dan nilai 1/n = 1,15 tanpa perlakuan. Sedangkan dengan
perlakuan didapatkan nilai k = 0,07 l/g dan nilai 1/n = 0,78. Dapat disimpulkan
bahwa kapasitas biosorpsi dipengaruhi oleh perlakuan terhadap biomassa
Phanerochaete chrysosporium.
Kata Kunci: Biosorpsi; Kapasitas biosorpsi; Persamaan Freundlich; Phanerochaete
chrysosporium
Abstract
The purpose of this research was to study the role of white rot fungi P.
chrysosporium on biosorption of Cu(II) ion, and also to determine the parameters of
Langmuir dan Freundlich models by conducting untreated and treated experiments
using NaOH 0.5 N. P. chrysosporium was growed in a liquid media at temperature of
35oC. A portion of which was therefore treated with NaOH 0.5 N. A variety of
biomass concentrations was added to 200 mg/l Cu(II) solutions in erlenmeyer, then
they were shaken using shaker flaker at 300 rpm. The results showed that the
maximum biosorption capacity was achieved 3.99 mg/g biomass when treated with
NaOH, however, it was 3.66 mg/g biomass when not treated with NaOH. Biosorption
of Cu(II) ion followed Freundlich equation with a correlation coefficient of between
0,95-0,96; and it was found to be k = 0,01 l/g and 1/n = 1,15 without treament.
However, with treatment it was found to be k = 0,07 l/g and 1/n = 0,78. It concluded
that biosorpsi capacity was influenced by treatment of the biomass of Phanerochaete
chrysosporium.
Keywords: Biosorption; Biosorption Capacity; Freundlich equation; Phanerochaete
chrysosporium.
1

1. Pendahuluan

dinamakan

Limbah logam berat, antara lain nikel,

(biology

merkuri, tembaga, krom, timbal, seng,

sukar untuk membersihkan lingkungan

cadmium, banyak terdapat di dalam

yang

beberapa

tersebut.

limbah

industri

kimia,

pembesaran

biologi

magnification).

Sangatlah

tercemar oleh logam berat


Oleh

karena

itu

untuk

misalnya pada industri elektroplating,

mengontrol pencemaran lingkungan

metalurgi, smelting, dll. Logam berat

akibat logam berat, perlu dibatasi

dalam limbah biasanya berada dalam

kandungan maksimum logam berat

berbagai macam kondisi, seperti tidak

dalam

terlarut, terlarut, anorganik, tereduksi,

diperbolehkan dibuang di badan air.

suatu

limbah

yang

bebas,

Pada dasarnya logam berat

dalam

dalam air buangan dapat dipisahkan

bentuk kompleks. Logam-logam berat

dengan berbagai cara, yaitu dengan

tersebut

yang

proses fisika, kimia dan biologi.

dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam

Proses pengambilan logam berat yang

jumlah yang sangat kecil sehingga jika

terlarut dalam suatu larutan biasanya

kelebihan maka akan menyebabkan

dilakukan dengan cara presipitasi,

keracunan

reverse osmosis, ion exchange, dan

teroksidasi,

logam

terpresipitasi,

terserap

merupakan

dan

dan
unsur

makhluk

hidup

adsorpsi.

tersebut.
Logam berat yang mencemari

Cara-cara tersebut mempunyai

lingkungan, sebagian besar disebarkan

kelebihan dan kelemahan misalnya

melalui jalur air. Proses ini akan lebih

proses adsorpsi dengan menggunakan

cepat bila memasuki tubuh manusia

karbon

melalui rantai makanan. Apabila suatu

mempunyai kelemahan terbatas pada

logam terakumulasi pada jaringan

penggunaannya

hewan dan tumbuhan yang kemudian

mahal, juga pada proses presipitasi

dikonsumsi manusia tentunya manusia

juga tidak efektif diterapkan bila

sebagai rantai makanan tertinggi pada

larutan mempunyai konsentrasi logam

piramida

dalam

berat antara 1 1000 mg/l dan

tubuhnya akan terakumulasi logam

membutuhkan bahan kimia dalam

berat tersebut. Peristiwa ini biasanya

jumlah besar dan akan menghasilkan

makanan,

maka

aktif

sebagai
karena

adsorbent
harganya

lumpur berbahaya yang beracun dalam


2

jumlah yang besar, dan hal ini

tidak menguntungkan. Oleh karena itu,

menambah permasalahan baru dalam

limbah biomassa dari limbah industri

mengolah lumpur hasil pengolahan

fermentasi dapat dimanfaatkan.

tersebut.

Biosorpsi

Cara

lain

logam

terjadi

dengan

karena kompleksitas ion logam yang

menambahkan Ca(OH)2 yang sering

bermuatan positif dengan pusat aktif

disebut

yang

sebagai

lime

treatment.

bermuatan

negatif

pada

Dengan cara ini logam berat akan

permukaan dinding sel atau dalam

mengendap sebagai hidroksida atau

polimer-polimer ekstraseluler, seperti

garam pada endapan CaCO3. Proses

protein

ini kurang efisien karena tidak semua

sumber gugus fungsi yang berperan

ion logam terendapkan. Menurut Haris

penting dalam mengikat ion logam.

dan Remalow (1990), cara ini tidak

Proses penyerapan ini berlangsung

bisa

logam-logam

cepat dan terjadi pada sel hidup

berat seperti Pb, Cd, Hg secara

maupun sel yang telah mati (Volesky,

sempurna.

Meskipun

2000).

pengendapan

dapat

mengendapkan

cara

dan

polisakarida

sebagai

memisahkan

Selain itu biosorpsi juga terjadi

logam dalam jumlah banyak namun

karena adanya peristiwa pertukaran

konsentrasi yang tertinggal dalam air

ion

buangan

yang

divalent seperti Na+, Mg2+, Ca2+, K+

diperbolehkan. Oleh sebab itu perlu

pada dinding sel digantikan oleh ion-

dikembangkan beberapa cara lain

ion

diantaranya

2001).

masih

tinggi

dengan

dari

pemanfaatan

dimana

logam

ion monovalent dan

berat

(Suhendrayatna,

kemampuan beberapa mikroorganisme


sebagai

penyerap

logam

berat

(biosorpsi).

Phanerochaete chrysosporium

Pengolahan

secara

biologis

Jamur

merupakan

mikroorganisme

dilakukan dengan cara memanfaatkan

bersel banyak, hidup secara aerobik,

akumulasi

nonfotosintetik kemoheterotrof dan

logam

berat

oleh

mikroorganisme. Untuk skala industri,

termasuk

biaya

menggunakan

pengadaan

biomassa

mikroorganisme ini secara ekonomi

eukariotik.

Mikroba

senyawa

ini

organik

sebagai substrat dan bereproduksi


3

secara

aseksual

spora.

mengadsorpsi logam berat Pb, Cu, Cd,

Kebutuhan metabolisme mereka sama

dan Ni dengan menunjukkan bahwa

seperti bakteri, namun membutuhkan

ada

lebih

signifikan

sedikit

dengan

nitrogen

dan dapat

tumbuh dan berkembang biak pada pH

peningkatan

bakteri,

tetapi

terhadap

secara

logam

berat

tersebut.

rendah. Ukuran jamur lebih besar dari


pada

removal

Huang et al. (1989) melakukan

mempunyai

perlakuan biomassa Saccharomyces

karakteristik pengendapan yang buruk.

cerevisiae

Oleh karena itu mikroorganisme ini

menghasilkan

tidak disukai dalam proses activated

maksimum. Sedangkan biomassa yang

sludge (lumpur aktif).

diperlakukan dengan alkohol dapat

Faktor

utama

dengan
nilai

pemanasan
removal

Cu

yang

mencapai removal 90% dari total

mempengaruhi pertumbuhan jamur ini

Cu(II), yang terjadi pada pH 6 7.

adalah suhu, pH, kandungan oksigen

Sedangkan Kapoor & Viraraghava

terlarut dan konsentrasi nitrogen yang

(1997a)

mencukupi. Temperatur optimum yang

Aspergillus niger diperlakukan dengan

mendukung pertumbuhan jamur ini

NaOH dan KOH untuk mengadsorpsi

adalah 39oC dengan pH antara 4 5.

Cd pada pH 5, hasil menunjukkan

Karena mikroorganisme ini termasuk

bahwa

aerobik, maka aktivitas biologisnya

dicapai sebesar 3,6 mg Cd/g biomassa,

juga dipengaruhi oleh konsentrasi

bila dibandingkan dengan perlakuan

oksigen terlarut dalam media (Ceribasi

menggunakan asam asetat 0,6 mg

dan Yetis, 2001).

Cd/g biomassa, dan ethanol adalah

menggunakan

removal

biomassa

maksimum

dapat

0,75 mg Cd/g biomassa. Sedangkan


Perlakuan biomassa

untuk biomassa yang hidup dapat

Huang (1996) melakukan experimen

menyerap

menggunakan

biomassa. Hasil yang paling kecil

larutan asam untuk

perlakuan

terhadap

Aspergillus

oryzae

biomassa

juga

menghasilkan

biomassa

dilakukan

Aspergillus

dengan

mg

Cd/g

autoclave

yang

dapat

menyerap sebesar 0,25 mg Cd/g.

terhadap

niger

1,3

adalah biomassa yang diperlakukan

peningkatan removal Cu. Hal yang


sama

sebesar

Dalam proses

untuk

biosorpsi,

masing-masing biomassa mempunyai


4

kemampuan mengadsordsi ion logam

model

dalam kondisi pH yang tertentu. Untuk

Langmuir

logam Pb (II) dan Ni (II) dengan

(1926) telah banyak digunakan dalam

biomassa Zoogloea ramigera adalah

literature untuk memodelkan biosorpsi

berkisar antara 4,0 4,5 sedangkan

keseimbangan dalam larutan.

untuk

Fe

(II)

adalah

adsorpsi

isothermal

(1918)

dan

dari

Freundlich

2,0

(Suhendrayatna, 2001). Untuk logam

Model isothermis Langmuir

Cu

Model ini dapat dinyatakan dalam

(II)

dengan

Phanerochaete

biomassa

chrysosporium,

pH

persamaan (1):

paling optimal adalah 6,0 (Sing and

qe

Yu, 1998).
Tujuan

dari

penelitian

q max bC e
1 bC e

... (1)

dengan qe adalah jumlah ion logam

ini

adalah untuk mengetahui pengaruh

yang

perlakuan dengan NaOH terhadap

biomassa, mg/g; Ce adalah konsentrasi

biomassa

keseimbangan

Phanerochaete

terserap

per
ion

satuan
logam

berat
dalam

chrysosporium dalam meningkatkan

larutan, mg/l; qmax adalah kapasitas

kapasitas biosorpsi ion logam Cu(II);

serap maksimum bahan penyerap,

dan mendapatkan nilai parameter-

mg/g;

parameter dari persamaan Langmuir

keseimbangan biosorpsi.

dan

adalah

konstanta

dan Freundlich.
Model Isothermis Freundlich
Model ini dapat dinyatakan dalam

2. Fundamental
Untuk

mengevaluasi

persamaan (2):

kemampuan

qe = kCe1/n

biomassa dalam mengadsorpsi larutan

... (2)

logam berat dapat dilakukan dengan

dengan k dan n adalah konstanta

mendapatkan

keseimbangan biosorpsi.

biosorpsi

data

yang

keseimbangan
diperoleh

dari

eksperimen. Keseimbangan biosorpsi

3. Bahan-bahan dan Metodologi

ion-ion logam dapat digambarkan

Bahan-bahan Kimia

dengan model adsorpsi isothermal

Bahan-bahan

yang digunakan oleh gas-gas. Model-

kimia

yang

digunakan dalam penelitian ini adalah


5

CuSO4. 5 H2O, Dektrose, Dimethyl

dalam erlenmeyer dan dikontakkan

Glyoxime, NaOH, H2SO4, Glukosa,

dengan biomassa P. chrysosporium

Pepton, Potato Dextrose Agar (PDA).

dengan bervariasi konsentrasi antara 4

Ini semua dibeli dari perusahaan-

-8 g/l. Untuk mempelajari proses

perusahaan berikut ini: Merck Ltd.

biosorpsi dilakukan dengan perlakuan

Poole

dan tanpa perlakuan pada biomassa.

Dorsel;

Dorset;

Fluka,

Oxoid

GilinghamBasingstoke

Untuk

perlakuan

biomassa

Hampshire; semua bahan-bahan kimia

dikontakkan dengan larutan NaOH 0,5

adalah

N terlebih dahulu selama beberapa

general

purpose

reagent

(GPR).

menit. Kemudian digoyang dengan


Larutan

ion

logam

Cu(II)

shaker

dan

kemudian

dipisahkan

dengan konsentrasi 200 mg/l dibuat

dengan

centrifuge.

dengan melarutkan garam CuSO4 5

kemudian

dicuci

H2O dalam air. Perlakuan terhadap

sampai air bekas cucian mendekati

biomassa digunakan larutan 0,5 N

netral.

Biomassa

dengan

aquades

NaOH.
Mikroorganisme

Penentuan Konsentrasi Ion Logam


Tembaga

Strain Phanerochaete chrysosporium


diisolasi, ditentukan dan diberikan

Suspensi dipisahkan dari biomassanya

oleh Jurusan Teknik Kimia, Fakultas

dengan

Teknologi Industri, Institut teknologi

centrifugasi

pada

kecepatan 5000 rpm selama 15 menit.

Sepuluh Nopember, Surabaya.


Biomassa

cara

Supernatan yang diperoleh dianalisa

P. chrysosporium

kosentrasi

dikeringkan dalam oven pada suhu

ion

spektrofotometer

sekitar 100 C sampai diperoleh berat

Cu(II)

dengan

pada

panjang

gelombang 480 nm.

konstan.

Ion logam Cu(II) yang terserap


dalam biomassa, qe untuk biosorpsi

Biosorpsi Secara Batch


Dibuat

larutan

isothermal diukur berikut ini:


ion

logam
qe

Cu(II) garam CuSO4. 5 H2O dengan


konsentrasi 200 mg/l sebanyak 100 ml
6

(C i C e )V
, mg / g ... (3)
1000W

dengan qe kapasitas biosorpsi (mg

semakin besar ion logam berat yang

Cu(II) /g biomassa), V adalah volume

terserap

larutan

dalam

dengan

keseimbangan ion logam Cu(II) akan

kontak

batch

adalah

semakin kecil.

erlenmeyer
(ml),

Ci

dan

konsentrasi ion Cu(II) dalam larutan


(mg/l),

Ce

adalah

keseimbangan

ion

Bila biomassa diberikan

konsentrasi

Cu(II)

konsentrasi

perlakuan

dengan

NaOH

terlebih

dalam

dahulu, maka banyaknya ion logam

larutan (mg/l), W adalah massa sel (g).

Cu(II) yang teradsorpsi akan lebih


besar jika dibandingkan biomassa

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

yang

tanpa

Pengaruh Konsentrasi Biomassa


Terhadap Konsentrasi Keseimbangan
Cu(II) dengan Perlakuan NaOH.

disebabkan

perlakuan.
dengan

Hal

melakukan

perlakuan, kotoran - kotoran yang ada


pada

Gambar 1 menunjukkan

permukaan

biomassa

dan

yang ditambahkan dan konsentrasi

membuka rongga pori-pori nya.

mencapai

ion

keadaan

Cu(II)

setelah

seimbang,

polisakarida,

184

dengan pengaruh perlakuan NaOH

180

terhadap biomassa. Konsentrasi awal

176

larutan ion Cu(II) yang digunakan

172

adalah sebesar 200 mg/l, dan waktu

168
4

biosorpsi yang dicapai pada keadaan

besarnya konsentrasi keseimbangan


ion logam Cu(II) pada setiap proses
banyaknya

biomassa

Gambar 1. Hubungan Antara


Konsentrasi Kesetimbangan Cu(II)
Terhadap Berbagai Konsentrasi Awal
Biomassa. (: Tanpa perlakuan; :
Perlakuan NaOH).

Hasil percobaan menunjukkan bahwa

tergantung

akan

Konsentrasi B iomassa (g/l)

seimbang adalah sekitar 160 menit.

sangat

sehingga

188

Ce,

biosorpsi

akan

terbersihkan, seperti lemak, protein,

hubungan antara banyaknya biomassa


keseimbangan

ini

pada

(biosorbent)

Pengaruh
Perlakuan
NaOH
Terhadap Kapasitas Biosorpsi Ion
Logam Cu(II)

yang digunakan (dikontakkan) dalam


larutan. Semakin banyak biosorbent
yang dikontakkan dalam larutan, maka
7

Gambar 2 menunjukkan

al. (2001) menggunakan Extracellular

pengaruh perlakuan NaOH terhadap

Polymeric

kapasitas biosorpsi ion logam Cu(II).

menghasilkan

Biosorpsi dilakukan pada pH media

maksimum sebesar 1120 mg Cu2+ /g.

sekitar 6, karena pada kondisi ini


proses

biosorpsi

optimum.

dapat

Hasil

menunjukkan

Substances

(EPS)

kapasitas

adsorpsi

Tetapi hasil penelitian ini

mencapai

lebih besar bila dibanding oleh Kapoor

penelitian

dan

kapasitas

menggunakan

bahwa

Viraraghavan

(1997)

Aspergillus

yang
niger

biosorpsi akan meningkat dengan

dengan kapasitas biosorpsi sebesar 2,9

waktu

mg/g.

hingga

maksimum

mencapai

kondisi

(keseimbangan)

dalam

4.5

waktu sekitar 160 menit. Perlakuan

4.0
3.5

dengan NaOH terhadap biomassa akan

3.0

meningkatkan kapasitas biosorpsi ion

2.5
2.0

logam Cu(II), yaitu dengan nilai

1.5

kapasitas biosorpsi maksimum sebesar


3,99

mg/g

dengan

biomassa,

tanpa

kapasitas

maksimum

sebesar

0.5

sedangkan

perlakuan

mencapai

1.0

0.0

akan

biosorpsi
3,66

bila

penelitian

dibandingkan
yang

Soeprijanto

dkk.

(2004),

yang

menggunakan
Saccharomyces

dengan
oleh

Model
Biosorpsi
Langmuir

biomassa
cerevisiae

Persamaan

dengan

kapasitas biosorpsi sebesar 19,9 mg/g ;


Wase et al. (1997) menggunakan fungi
Liu

dan

Tang

200

Isothermis

isothermal

Langmuir

digunakan untuk

pendekatan model

dalam

biosorpsi

proses

secara

isothermis. Analisis regresi linear dari

dengan kapasitas biosorpsi 30 mg/g;


dan

150

Gambar 2. Pengaruh Treatment


NaOH Terhadap Kapasitas Biosorpsi
Ion Logam Cu(II). (: Nontreatment;
: Treatment NaOH).

mg/g

dilakukan

100
Waktu (menit)

biomassa. Hasil penelitian ini lebih


rendah

50

data keseimbangan eksperimen batch

(1999)

yang diperoleh dalam studi ini diolah

menggunakan resin dengan kapasitas

menggunakan model statistik dan

biosorpsi sebesar 87 mg/g; dan Liu et


8

semua

operasi

dikerjakan

kurang baik antara jumlah ion logam

menggunakan

software

Microsoft

yang terserap dan biosorbent dalam

Excel.

optimasi

paramater-

larutan. Hal ini dapat dilihat dengan

parameter, qmax dan b persamaan model

nilai koefisien korelasi (R2) persamaan

diperoleh

yang rendah (R2 =0,51 dan 0,63).

Hasil

dengan

persamaan

menlinearkan

(1)

dalam

bentuk

Biomassa

Phanerochaete

persamaan (3), dengan mengalurkan

chrysosporium

Ce/qe terhadap Ce.

dengan NaOH mempunyai kapasitas

Ce
C
1

e
qe
q max b q max

yang

ditreatment

maksimum, qmax lebih besar bila

(3)

dibandingkan dengan biomassa yang

Hasil linearisasi dapat ditunjukkan

tidak diperlakukan. Sedangkan nilai

dalam Gambar 3 dan Tabel 1. Nilai

b lebih besar pada biomassa yang

qmax

keterbatasan

tidak diperlakukan bila dibandingkan

kapasitas biosorpsi bila permukaan

dengan biomassa yang diperlakukan.

tertutup penuh dengan adsorbate dan b

Hasil-hasil penelitian ini mempunyai

menunjukkan kemampuan adsorbent

nilai qmax lebih besar bila dibandingkan

untuk mengikat adsorbate, semakin

dengan penelitian yang dilakukan oleh

tinggi nilai b semakin tinggi adsorbent

Braddy dan Duncan (1994) yang

untuk mengikat adsorbate.

menggunakan

menunjukkan

54
52
50
48

Saccharomyces cerevisiae dengan nilai


y =0.07x +36.62
R 2 =0.51

qmax sebesar 0,48 mg/g biomassa; dan


Sing

46
44
42
40
165

biomassa

y =0.06x +34.39
R 2 =0.63
170

175

180

185

menggunakan
190

menunjukkan

bahwa

(1998)

yang

biomassa

P.

mg/g biomassa, dan nilai b= 3,2.

Gambar 3. Linearisasi Model


Isothermis Langmuir Logam Berat
Cu(II). (: Tanpa Perlakuan; :
Perlakuan).

percobaan

Yu

chrysosporium dengan nilai qmax = 3,9

Ce

Hasil

dan

ini

persamaan

Langmuir memberikan hubungan yang


9

Tabel
1.
Estimasi
Parameterparameter Model Langmuir dari
Fitting Data Biosorpsi Cu (II).

1.50

y =0.78x - 2.66
R2 =0.96

1.40
1.30

Parameter

Tanpa
Perlakuan
14,29

qmax (mg/g)
b (l mg 1)
R2

Perlakuan

y =1.16x - 4.72
R2 =0.96

1.20
5.12

5.14

5.16

5.18

5.20

5.22

5.24

Ln C e

16,67

1,9x10-3

1,74x10-3

0,51

0,63

Gambar 3. Linearisasi Model


Isothermis Freundlich Logam Berat
Cu(II). (: Tanpa Perlakuan; :
Perlakuan).

Model
Biosorpsi
Freundlich

Isothermis

Persamaan

Freundlich

Freundlich memberikan nilai koefisien

dibentuk dengan analisis regresi linear

korelasi yang cukup tinggi sebesar

dari

0,96.

menunjukkan

isothermal

data

Hasil

keseimbangan

batch

Nilai

percobaan
bahwa

(R2)

ini

persamaan

cukup

tinggi

experimen menggunakan Microsoft

menunjukkan bahwa ada hubungan

Excel. Hasil optimasi parameter -

baik antara data percobaan dengan

parameter k dan 1/n persamaan model

persamaan model matematika. Nilai -

diperoleh

nilai parameter hasil percobaan ini

dengan

persamaan

(2)

menlinearkan
dalam

bentuk

lebih rendah bila dibandingkan dengan

persamaan (4), dengan mengalurkan ln

nilai parameter yang didapatkan oleh

qe terhadap ln Ce .

Liu et al. (2001) yang menggunakan

ln qe ln k 1 / n ln C e

EPS sebagai adsorbent dengan nilai k

(4)

sebesar 3,21 l/g dan nilai 1/n sebesar

Hasil linearisasi dapat ditunjukkan

3,01.

dalam Gambar 4 dan Tabel 2. Nilai k


menunjukkan
biosorpsi
dependensi

kemampuan

dan

1/n

proses

Tabel
2.
Estimasi
Parameterparameter Persamaan Freundlich dari
Fitting Data Biosorpsi Cu (II)

menunjukkan

konsentrasi

biosorpsi,

Parameter

semakin tinggi nilai ini semakin besar

k (l g 1)

Tanpa
Perlakuan
8,9x10-3

efektif proses penyerapan.

1/n

1,15

0,78

0,96

0,96

10

Perlakuan
6,99x10-2

4. Kesimpulan

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan


bahwa

kapasitas

dicapai

maksimum

biosorpsi

dapat

dalam

waktu

n
PDA
qe

sekitar 160 menit dengan nilai sebesar


3,66 mg/g dengan tanpa perlakuan

qmax

NaOH, sedangkan pada perlakuan


V

NaOH kapasitas biosorpsi maksimum


dapat dicapai 3,99 mg/g.
Data

keseimbangan

= Konstanta
keseimbangan biosorpsi
(l/g)
= Konstanta
keseimbangan biosorpsi
= Potato dextrose agar
= Kapasitas biosorpsi (mg
Cu(II) /g biomassa).
= Kapasitas
maksimum
(mg/g)
= Volume larutan dalam
erlenmeyer
dengan
kontak batch (ml).
= Massa sel (g).

isothermal dari ion logam Cu(II) dapat


mengikuti

persamaan

Freundlich

dengan konsentrasi awal ion logam


200 mg/l, hal ini dapat ditunjukkan

Daftar Pustaka

dengan nilai koefisen korelasi (R2)

Ceribasi, H. dan Yetis, U. (2001).


Biosorption of Ni(II) and Pb(II) by
Phanerochaete chrysosporium from a
Binary
System-Kinetic,
Water
Research, 27(1), 15-20.

yang

cukup tinggi sebesar 0,96.

Dengan tanpa perlakuan didapatkan


nilai k = 0,01 l/g dan nilai 1/n = 1,15.
Sedangkan

dengan

perlakuan

Braddy, D. and Duncan, J.R. (1994).


Bioaccumulation of Metal Cations by
Saccharomyces
cerevisiae.
Appl.
Microbiol. Biotechnol. 4, 149-154.

didapatkan nilai k = 0,07 l/g dan nilai


1/n = 0,78.

Freundlich, H. (1926). Colloid and


Capilary Chemistry London: Matheun
and Co., Ltd. 883.

Daftar Notasi
Symbol
b
= Konstanta
keseimbangan biosorpsi
Ce
= Konsentrasi
kesetimbangan
ion
Cu(II) dalam larutan
(mg/l).
Ci
= Konsentrasi ion Cu(II)
dalam larutan (mg/l).
EPS
= Extracellular Polymeric
Substances

Haris dan Remalow, G.J. (1990).


Binding of Metal Ion by Particulate
Biomass Derived from Chlorella
vulgaris and Scedemus quadrycauda.
Environmental Science Technology,
24, 220-227.
Huang, C.P. (1996). Appliction of
Aspergillus oryzae and Rhizopus
oryzae for Cu(II) Removal. Water
Research, 30(9), 1985-1990.
11

literature
Study,
Institute
for
Technology Studies-Chapter Japan.

Huang, C.P., Huang, C.P., dan


Morehart, A. (1989). The Removal of
Cu(II) from Dilute Aqueous Solutions
by Saccharomyces cerevisiae. Water
Research, 24(4), 433-439.

Volesky, B. (2000). Biosorption of


Heavy Metals, CRC Press Boston.
Wase, D.A.J., Forster, C.F. and Ho,
Y.S. (1997). Low Cost Biosorbents:
Batch Processes. In: Biosorpbents for
Metal Ions, J.Wase and C. Forster
(ed), Taylor&Francis, Great Britain,
141-163.

Kapoor, A. dan Viraraghava, T. (1997).


Biosorption
Heavy
Metal
by
Aspergillus
niger.
Global
Environmental Biotechnology, Kluwer
Academic Publisher, 139-155.
Langmuir, I. (1918). The adsorption of
Gases on Plate Surface of Glass, Mica
and Platinum. Journal American
Chemical Society. 40, 1361-1403.

Liu, R. dan Tang, H. (1999). Removal


of Heavy Metal from Solutions. Proc.
Of Urban Pollut. Control Tech., Hong
Kong, October 13-16, 1999, 203-207.
Liu, Y., Lam, M.C. dan Fang, H.H.P.
(2001). Adsorption of Heavy Metals
by EPS of Activated Sludge. Wat. Sci.
and Tech., 43(6), 59-66.
Sing, C dan Yu, J. (1998). Copper
Adsorption and Removal from Water
by Living Mycelium of White Rot
Fungi Phanerochaete chrysosporium.
Water Research, 32(9), 2746-2752.
Soeprijanto, Eko Sulistyowati dan
Achmad Elsony (2004). Kinetika
Bioadsorpsi Ion Logam Berat Cu(II)
Menggunakan
Biomassa
Saccharomyces Cerevisae. Dalam:
Seminar Nasional, Teknik Kimia
Kejuangan 2004, 27-28 Januari
2004,Yogyakarta.
Suhendrayatna (2001). Heavy metal
Bioremoval by Microorganisms: A
12

Anda mungkin juga menyukai