Anda di halaman 1dari 9

Preparation

Preparation and
and Performance
Performance
of
of Cellulose
Cellulose
AcetatePolyurethane
AcetatePolyurethane
Blend
Blend Membranes
Membranes
and
and their
their Applications.
Applications. Part
Part 1
1

Kelompok 5

Anysa Al Istiqamah
Aulia Dina
Kurnia Putri
Tri Linda Nauli M

PENDAHULUAN
Ultrafiltrasi (UF) dan reverse osmosis (RO) dulu
telah menjadi prosedur standar untuk
pemisahan solusi molekuler.
Pemisahan suspensi koloid oleh ultrafiltrasi
dapat digunakan menggunakan membran
permselektif yang memungkinkan lewatnya
terlarut dan pelarut tetapi menahan
makromolekul.
Hidrofilik atau hidrofobik keseimbangan dan
sifat-sifat lainnya dari sistem membran dapat
dengan mudah diubah jika membran dibuat
dari campuran polimer yang multi komponen.

Teknologi membran menggunakan polimer


campuran misalnya untuk bahan biokimia,
farmasi, dan industri. Namun limbah industri
dikenal merupakan pencemar utama logam berat.
Namun dari beberapa penelitian sebelumnya,
polimer tunggal seperti selulosa asetat,
poliamida, dan polisulfon digunakan sebagai
membran untuk pemisahan protein dan ion logam
dengan ultrafiltrasi memiliki keterbatasan
membran yaitu fluks lebih rendah karena
kekakuan.
Oleh karena itu, dipersiapkan membran dengan
fluks yang tinggi dengan sifat yang diinginkan.
Upaya yang dilakukan yaitu dengan
mencampurkan berbaur selulosa asetat dengan
poliuretan dalam media solusi.

CARA PEMBUATAN MEMBRAN


Dilakukan dengan mencampurkan CA (Cellulose Diacetate)
dan PU (Polyurethane). Pencampurannya dilakukan dengan
proporsi yang berbeda menggunakan DMF (Dimetil
Formamida) sebagai pelarut dengan pencampuran
menyeluruh selama 4 jam dalam suhu kamar. Setelah itu
larutan disimpan selama 2-3 jam agar gelembung
udaranya menghilang. Cetakan membran akan menguap
selama 30 detik pada 60 lebih kurang 5% kelembaban
relatif diikuti dengan perendaman dalam bak gelasi dingin
pada suhu 100C.
Ketebalan cetakan membran dipertahankan sepanjang
percobaan di 0,22 lebih kurang 0,02 mm. Membran
dengan air suling awalnya bertekanan 414 kPa selama 5
jam. pra-tekanan membran yang digunakan untuk
percobaan UF berikutnya pada 345 kPa menggunakan UF
kit yang disediakan oleh SPECTRUM, USA.

Berdasarkan percobaan tersebut maka


didapatkan komposisi maksimum PU dalam
campuran dibatasi sampai 25% berat dan
kandungan polimer total dipertahankan pada
17,5 wt % untuk percobaan selanjutnya.
Dampak waktu pemadatan terhadap fluks air
murni untuk komposisi berbeda membran
campuran dipelajari . Selain itu, efek komposisi
polimer pada fluks air murni, kadar air, membran
resistensi hidrolik, MWCO dan penolakan protein
serta ion logam juga diselidiki.

Pengaruh waktu pemadatan terhadap fluks Selulosa


asetat dicampur dengan PU dalam DMF dan polimer
campuran dilakukan dengan teknik inversi fasa. Fluks
air murni membran ini umumnya menurun dengan
waktu pemadatan pada 414 kPa tekanan transmembran
(TMP) dan mencapai kestabilan dalam 5 jam.
Hal ini mengamati bahwa PWF untuk semua membran
menurun dengan meningkatnya waktu pemadatan dan
tetap konstan setelah 3 jam dari pemadatan.
Peningkatan isi PU membran campuran meningkatkan
ukuran polimer supermolekular agregat dalam
penyetakan, sehingga pembentukan lebih besar poripori pada permukaan membran.

Untuk menghasilkan membran dengan keseimbangan


hidrofilik dan hidrofobik, yang tepat dan peningkatan
fluks yang baik maka digunakan campuran dari CA
dengan PU. Percobaan selanjutnya yaitu terhadap
penolakan protein dan ion logam. Penolakan protein BSA,
EA, pepsin dan tripsin dipelajari menggunakan CA-PU
memadukan membran.
Di antara protein yang diamati, BSA ditemukan memiliki
penolakan yang lebih tinggi. Urutan persentase penolakan
selanjutnya adalah EA, pepsin, dan tripsin. Untuk
penolakan ion logam didapatkan hasil yaitu untuk
meningkatkan penolakan, polimer pengkelat sebuah PEI
tersebut memerlukan kompleksasi ion logam seperti Cu,
Ni, Zn dan Cd yang kemudian dipisahkan oleh CA-PU.
Tembaga menunjukkan penolakan yang lebih tinggi,
peningkatan PU dalam campuran mengurangi penolakan
dari semua ion logam.

Pengurangan penolakan dengan meningkatnya konten


PU mungkin karena dari peningkatan ukuran pori
dalam kaitannya dengan peningkatan kesenjangan
segmental antara rantai polimer selama pembentukan
membran. Akibatnya membran dengan kandungan PU
tinggi menunjukkan fluks lebih tinggi dari membran PU
yang lebih rendah.
Membran campuran selulosa asetat poliuretan adalah
campuran yang efektif digunakan untuk pemisahan
air dari protein dan ion logam dengan ultrafiltrasi.
Campuran membran ini menunjukkan hasil yang lebih
baik daripada selulosa asetat untuk pemisahan
protein dan ion logam ketika fluks diperhitungkan.

Anda mungkin juga menyukai