Anda di halaman 1dari 32

PENGUMUMAN

Equity Research
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA)
(Tercatat Di Papan : Utama)
No.Peng-ER-00001/BEI.PPJ/01-2012
(dapat dilihat di laman: http://www.idx.co.id)

PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 3 Januari 2012 telah menerima surat melalui email
dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dengan No. 01/PEF-DIR/I/2012 tanggal 2 Januari
2012 mengenai Publikasi Laporan Penilaian Target Harga Referensi Saham PT
Pembangunan Jaya Ancol Tbk sebagaimana terlampir (lampiran 31 lembar).
Demikian agar maklum.
4 Januari 2012

Umi Kulsum
Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Sektor Jasa

Andre P.J. Toelle


Kepala Divisi Perdagangan Saham

Tembusan:
1. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan LK;
2. Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam dan LK;
3. Kepala Biro PKP Sektor Jasa Bapepam dan LK;
4. Pusat Referensi Pasar Modal;
5. Direksi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
psu_PJAA_er_20120104_01

PEFINDO

CREDIT RATING INDONESIA

.01/PEF-DIR/I/2012

Jakarta, 2 Januari 2012


Kepada Yth.
1. PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk
Cordova Tower
JI. Pasir Putih Raya Blok E 5
Jakarta, 14430
u.p. Bapak S. Sudiro Pramono, Direktur Keuangan

2. PT Bursa Efek Indonesia


Gedung Bursa Efek Indonesia
JI. Jend. Sudirman Kav 52-53
Jakarta Selatan, 12190
u.p. Bapak Ito Warsito, Direktur Utama
Bapak Eddy Sugito, Direktur Penilaian Perusahaan
Perihal :

Publikasi Laporan Penilaian Target Harga Referensi Saham PT Pembangunan


Jaya Ancol Tbk.

Dengan hormat,
Sehubungan dengan penugasan yang kami peroleh untuk melakukan Penilaian Target Harga
Referensi Saham, dengan ini kami sampaikan hasil penilaian kami atas saham PT Pembangunan Jaya
Ancol Tbk (PJAA) dalam versi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Apabila masih ada hal-hal yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, mohon agar menghubungi kami.
Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

.\

Ii

Ronald T. Andi Kasim, CFA


Direktur Utama

Tembusan : Ibu Umi Kulsum, Kepala Divisi Pencatatan Sektor Jasa, PT Bursa Efek Indonesia

/mo

PT. Pemeringkat

Efek Indonesia

Panin Tower Senayan City 1ih Floor


JI. Asia Afrika Lot. 19. Jakarta 10270. INDONESIA
Phone: (62-21) 72782380' Fax: (62-21) 7278 2370

Equity Valuation
2 Januari 2012

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


Laporan Utama

Target Harga
Terendah
990

Tertinggi
1.080

Rekreasi dan Properti


Property
Kinerja Saham
IHSG

PJAA
1250

4300
4100

1150

3900
1050

3700
3500

950

3300

850

3100

750

2900
IHSG

2700

PJAA

650

2500

Pengelola Tujuan Pariwisata Terintegrasi Terbesar

550

Sumber : Bloomberg

Informasi Saham

Rp

Kode Saham

PJAA

Harga Saham per 30 Desember 2011

1.000

Harga Tertinggi 52 minggu terakhir

1.190

Harga Terendah 52 minggu terakhir


Kapitalisasi Pasar Tertinggi 52 minggu
(miliar)
Kapitalisasi Pasar Terendah 52 minggu
(miliar)

1.904

710

1.136

Market Value Added & Market Risk


Market Risk
250

MVA
1.2
1

200

0.8

150

0.6

100

0.4

50

0.2

-50
September-09

September-10

Market Value Added

September-11

Market risk

Sumber : Bloomberg, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Pemegang Saham

(%)

Pemerintah Daerah DKI Jakarta

72,00

PT Pembangunan Jaya

18,01

Publik (kepemilikan dibawah 5%)

9,99

Kontak:
Equity & Index Valuation Division
Phone: (6221) 7278 2380
info-equityindexvaluation@pefindo.co.id
Pernyataan disclaimer pada halaman akhir
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
dokumen ini
www.pefindo.com

Sejak didirikan tahun 1966, Ancol Taman Impian, atau lebih dikenal
dengan Ancol, dirancang sebagai tempat tujuan pariwisata terintegrasi,
dan tetap menjadi yang terbesar di Jakarta hingga saat ini. Saat
didirikan, PT Pembangunan Jaya (JAYA) ditunjuk oleh Pemerintah
Daerah DKI Jakarta untuk mengembangkan area Ancol. JAYA kemudian
merubah namanya menjadi PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA)
saat menjadi perusahaan terbuka di tahun 2004. Dari hanya memiliki
Binaria dan Taman Pantai, Ancol saat ini memiliki resor pantai (dikenal
dengan Putri Duyung), tiga theme park yaitu Dunia Fantasi, Atlantis
Water Adventure, dan Ocean Dream Samudera, sebuah pusat seni dan
kerajinan, klub olahraga eksekutif, daerah kuliner, area multi fungsi (Eco
Park), dan beberapa properti perumahan. Ancol berencana membangun
tempat perjamuan di Putri Duyung, bangunan multi fungsi di Eco Park,
dan aktivitas bawah laut di Ocean Dream Samudera selama 2012 2015.
Di bidang properti, PJAA berencana membangun apartemen, yaitu
Northland Ancol Residence dan Apartemen Carnaval, pengembangan The
Coastal dan salah satu town house, yaitu Townhouse Timur Diamond.
Dengan fasilitas yang terintegrasi, kami percaya Ancol masih menjadi
tujuan pariwisata nomor satu di Jakarta pada masa yang akan datang.

Halaman 1 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


PARAMETER INVESTASI
Antusiasme pada Industri Rekreasi
Seiring dengan populasi Indonesia yang diprediksi mencapai 241 juta orang
di tahun 2011, atau naik 1,7% YoY, membuat pasar industri rekreasi
membesar. Peningkatan daya beli seiring pertumbuhan PDB Indonesia yang
diprediksi mencapai 6,5% YoY di 2011, membuat proyeksi pendapatan per
kapita naik hingga US$ 3.500, dan kebutuhan akan rekreasi bertambah.
Hal ini terbukti dari naiknya pengunjung yang datang ke theme park Ancol
selama 9M2011, yang telah mencapai 80% total pengunjung tahun 2010.
Semakin Aktif di Sektor Properti dengan Dorongan Recurring
Income dari Bisnis Rekreasi
Untuk beberapa tahun ke depan, PJAA berencana untuk lebih aktif di sektor
properti, seiring rencana membangun Apartemen Carnaval, Apartemen
Coastal, dan Apartemen Eco Park, serta Townhouse Timur Diamond. Kami
percaya permintaan akan properti tersebut akan besar, karena Ancol
dilengkapi dengan lingkungan yang indah dan area rekreasi. PJAA memiliki
keuntungan dimana mereka tidak perlu khawatir membayar bunga
pinjaman yang dibutuhkan untuk pembangunan properti, karena mereka
telah memiliki area rekreasi yang menyediakan recurring income.
Kondisi yang Sehat Untuk Tumbuh
Saat ini, kami percaya kondisi keuangan PJAA sehat. Dengan tren
penurunan rasio liabilities to equity dari 58% di 2009 menjadi 40% per
September 2011, membuat PJAA atraktif bagi investor. Dengan kondisi
yang sehat tersebut, PJAA tidak memiliki hambatan untuk memperoleh
tambahan dana guna menjalankan rencana-rencana di bidang rekreasi dan
bisnis, yang diperkirakan membutuhkan biaya modal Rp 974 miliar.
Kinerja yang Semakin Baik di 9M2011
Di 2011, PJAA menaikkan harga tiket untuk theme park, yaitu DuFan dan
Ocean Dream Samudera. Tiket DuFan naik menjadi Rp 150.000 untuk hari
kerja dan Rp 180.000 untuk hari libur, naik dari tahun 2010 yang hanya Rp
120.000 dan Rp 150.000. Tiket untuk Ocean Dream Samudera juga naik
menjadi Rp 70.000 selama hari kerja dan Rp 90.000 selama hari libur, naik
dari Rp 60.000 dan Rp 80.000 di tahun 2010. Ditambah naiknya jumlah
pengunjung yang datang ke theme park, membuat pendapatan PJAA naik
4% YoY di 9M2011. Apresiasi harga tanah perumahan di kawasan Ancol
dan biaya harga akuisisi tanah yang rendah membuat laba kotor PJAA di
9M2011 naik menjadi 47%, lebih baik dari 9M2010 yang hanya 41%.
Semakin Banyak Proyek Lainnya
PJAA berencana membangun beberapa proyek properti di 42,38 ha lahan
yang telah dimilikinya. Proyek tersebut adalah tiga menara Apartemen
Carnaval, Townhouse Timur Diamond, Apartemen Coastal, dan Northland
Ancol Residence. Selain itu, di sektor rekreasi, PJAA berencana membangun
gedung pertemuan di Putri Duyung Cottage, gedung serbaguna di Eco Park,
dan Under Water Gelanggang Samudera. Apabila semua fasilitas tersebut
telah selesai dibangun tahun 2015, kami proyeksikan akan menghasilkan
pendapatan Rp 288 miliar per tahun, tetapi membutuhkan biaya modal
Rp 974 miliar.

Pernyataan disclaimer pada


halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

Prospek Usaha
Sejalan dengan ekonomi Indonesia yang diekspektasikan tumbuh 6,5% YoY
di 2011, ekspektasi PDB per kapita juga naik mencapai US$ 3,500,
sehingga membuat peningkatan disposable income. Meningkatnya
kemampuan membiayai kebutuhan membuat permintaan berbagai produk
meningkat, termasuk permintaan untuk rekreasi. Selain itu, turunnya BI
Rate menjadi 6% berpotensi diikuti oleh membaiknya sektor properti,
karena baik pengembang maupun konsumen akan mampu mendapatkan
pinjaman dengan bunga yang lebih rendah. Ditambah beberapa proyek di
properti dan bisnis rekreasi yang mampu menarik pengunjung untuk
mendatangi dan membeli properti di area Ancol, membuat kami percaya
pendapatan PJAA dapat tumbuh 11,5% YoY di 2011 dan 16,5% CAGR
selama 2010 2015.

Halaman 2 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


Tabel 1 : Ringkasan Kinerja
2008

2009

2010

2011P

2012P

Pendapatan [Rp miliar]

854

898

922

1.028

1.160

Laba sebelum pajak [Rp


miliar]

192

191

187

221

255

Laba bersih [Rp miliar]

132

137

142

165

191

83

86

89

103

119

(6,1)

3,9

3,2

16,7

15,3

P/E [x]

4,3

5,9

9,5

9,9*

8,6*

PBV [x]

0,6

0,8

1,2

1,3*

1,2*

EPS [Rp]
Pertumbuhan EPS [%]

Sumber: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing
*) Berdasarkan harga saham PJAA tanggal 30 Desember 2011 Rp 1,020/lembar

Pernyataan disclaimer pada


halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

Halaman 3 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


GROWTH-VALUE MAP
Growth-Value Map memberikan gambaran akan ekspektasi pasar untuk
perusahaan-perusahaan yang tercatat di BEI. Metrik Current Performance (CP),
sumbu horisontal, adalah bagian dari nilai pasar saham saat ini yang dapat
dihubungkan dengan nilai perpetuitas dari kinerja profitabilitas perusahaan.
Metrik Growth Expectations (GE), sumbu vertikal, merupakan perbedaan antara
nilai pasar saham saat ini dengan nilai current performance. Kedua metrik
tersebut dinormalisasikan dengan nilai buku perusahaan.
Growth-Value Map membagi perusahaan-perusahaan ke dalam empat kluster,
yaitu:
Excellent value managers (Q-1)
Pasar memiliki ekspektasi terhadap perusahaan-perusahaan di Q-1
melebih benchmark mereka dalam hal profitabilitas dan pertumbuhan.
Expectation builders (Q-2)
Pasar memiliki ekspektasi yang relatif rendah terhadap profitabilitas
perusahaan-perusahaan di Q-2 dalam jangka pendek, tetapi memiliki
ekspektasi pertumbuhan yang melebihi benchmark.
Traditionalists (Q-3)
Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap
perusahaan-perusahaan di Q-3, walaupun mereka
profitabilitas yang baik dalam jangka pendek.
Asset-loaded value managers (Q-4)
Pasar memiliki ekspektasi yang rendah terhadap
pertumbuhan perusahaan-perusahaan di Q-4.

pertumbuhan
menunjukkan

profitabilitas dan

Gambar 1: Growth-Value Map


(PJAA, Sub Industri dan Sektor Perumahan dan Real Estate)

6
5

Growth Expectations

4
PLIN

3
2 SHID

BUVA

1
PJAA

PUDP

BAYU

-1
-2
-3
-4
0

Current Performance (CP)

Sumber:Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Saat ini, PJAA berada di antara kelompok Asset-loaded Value Manager dan
Traditionalist. Kinerja PJAA saat ini hampir melebihi ekspektasi pasar tetapi
masih belum terlihat oleh pasar. Oleh karenanya, diperlukan lebih banyak usaha
pemberian informasi bagi investor untuk menyadari potensi perusahaan.

Pernyataan disclaimer pada


halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

Halaman 4 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


INFORMASI USAHA
Profil Usaha
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), dahulu lebih dikenal dengan
PT Pembangunan Jaya (JAYA), adalah perusahaan pengembang nasional dari
area rekreasi Ancol Taman Impian, atau lebih dikenal Ancol, yang didirikan
pertama kali tahun 1966. Sejak menjadi perusahaan terbuka di tahun 2004, JAYA
mengganti namanya menjadi PJAA. Saat ini total lahan yang dikelola PJAA
mencapai 552 ha, termasuk lahan properti dan rekreasi, dan total aset Rp 1,55
triliun. Dari hanya mengoperasikan satu wilayah pantai, yaitu pantai Marina, PJAA
kemudian mengembangkan Ancol hingga memiliki taman rekreasi, pasar seni,
daerah kuliner, resort, perumahan, klub olahraga eksekutif, dan area multi fungsi
yaitu Eco Park, yang merupakan hasil konversi dari Ancol Golf Course. PJAA
didukung oleh lima anak perusahaan, yaitu:
PT Taman Impian Jaya Ancol (TIJA)
TIJA adalah perusahaan pariwisata dan rekreasi dimana 99,99% sahamnya
dimiliki oleh PJAA. TIJA mengelola dan mengembangkan area rekreasi Ancol.
Unit bisnis TIJA meliputi Dunia Fantasi (DuFan), Ocean Dream Samudera, dll
PT Seabreez Indonesia (Seabreez)
Seabreez adalah anak perusahaan langsung dimana 95,27% sahamnya
dimiliki oleh PJAA. Aktivitas Seabreez meliputi konstruksi, industri, agrikultur,
percetakan, pemeliharaan dan pengelolaan fasilitas rekreasi dan hiburan.
PT Jaya Ancol (JA)
Aktivitas JA meliputi perdagangan dan jasa, dimana 99,99% sahamnya
dimiliki oleh PJAA. Keahlian khusus JA adalah mengelola pertunjukan lumbaluma dan anjing laut di Siou Tien Park, Vietnam, dan juga mengelola lini bisnis
infrastruktur.
Selain ketiga anak perusahaan langsung tersebut, PJAA juga memiliki anak
perusahaan asosiasi, yaitu:
PT Philindo
Sporting Amusement and Tourism Corporation
(Phillindo)
Aktivitas Phillindo adalah mengelola bangunan untuk disewakan kepada
berbagai restoran yang ada di wilayah kuliner Ancol, dan juga pengelola
gedung HAILAI.
PT Jaya Bowling Indonesia (Jaya Bowling)
Jaya Bowling adalah perusahaan pengelola area olahraga, yang 16,75%
sahamnya dimiliki oleh PJAA.
Gambar 2: Penggunaan Lahan Ancol oleh PJAA

Pernyataan disclaimer pada


halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

Sumber: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Halaman 5 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk

Area rekreasi Ancol terdiri dari theme park, yaitu DuFan, Atlantis Water
Adventure, Ocean Dream Samudera, pasar seni yang juga dilengkapi dengan
area outbound, wilayah kuliner dimana terdapat banyak restauran, seperti
Jimbaran Resto dan Bandar Djakarta, resort, yaitu Putri Duyung Cottage, dan
area multifungsi yang baru selesai dibangun, seperti Eco Park. Di masa
mendatang, PJAA berencana membangun sebuah ruang jamuan makan di
kawasan Putri Duyung, bangunan multifungsi di Eco Park, pembangunan pantai
pasir di timur Ancol, dan juga pembangunan aktivitas bawah air di Ocean Dream
Samudera.
Saat ini, portfolio properti PJAA di wilayah Ancol meliputi beberapa wilayah
perumahan, seperti Marina Coast Royal Residence, DeCove, Puri Jimbaran,
Jimbaran Residence, Tugu Permai dan Marina Coast The Green, The Bukit dan
The Forest. PJAA berencana menambah beberapa proyek ke portfolio nya, yaitu
dengan proyek Nothland Ancol Residence sebuah apartemen untuk kelas
menengah, East Diamond Townhouse dua puluh empat rumah untuk kelas
atas, Carnaval Apartment dan ekspansi The Coastal meliputi 300 unit dan 600
unit Apartemen untuk kelas menengah ke atas, dan Pengembangan 8,44 ha
Pantai Carnaval yang ditujukan untuk aktivitas komersial.
Bertambahnya Populasi dan Kesejahteraan, Meningkatkan Permintaan
Untuk Berekreasi
Seiring populasi Indonesia yang mencapai 237 juta di tahun 2010 atau naik 2,7%
YoY, dan diprediksi mencapai 241 juta jiwa di tahun 2011, membuat permintaan
akan rekreasi sebagai kebutuhan sekunder juga meningkat. Ditambah
pertumbuhan PDB sebesar 6,5% YoY selama 9M2011, dan diproyeksikan akan
berlanjut hingga akhir 2011, maka total PDB akan mencapai Rp 7.400 triliun di
2011. Dengan ekspektasi 241 juta jiwa di tahun 2011, maka pendapatan per
kapita orang Indonesia akan mencapai US$ 3.500, lebih tinggi dari tahun 2010
yang hanya mencapai US$ 3.005. Peningkatan daya beli masyarakat
menghasilkan pendapatan dapat terpakai untuk orang Indonesia, dan pada
akhirnya meningkatkan permintaan rekreasi.
Gambar 3: Pertumbuhan Populasi dan PDB
juta
242

%
7

240

238

236
4
234
3

232
2

230

228
226

0
2009

2010
Populasi Indonesia (juta)

2011P
Pertumbuhan PDB (%)

Sumber: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Penurunan BI Rate Berpotensi Diikuti oleh Pertumbuhan Sektor Properti


Tekanan inflasi terus berkurang sejalan dengan penurunan harga komoditi di
pasar internasional, jumlah barang yang cukup tersedia dan ekspektasi inflasi di
masa datang yang terus menurun. Indeks Harga Konsumen di Oktober 2011
mencatat deflasi sebesar 0,12% MtM, atau 4,42% YoY, dikarenakan deflasi pada
harga makanan inti dan harga makanan yang memiliki volatilitas tinggi. Di 2011,
inflasi diprediksi akan turun ke batas bawah dari target inflasi yaitu di kisaran
4%. Sejalan dengan penurunan tekanan inflasi dan juga usaha untuk
mempersempit struktur suku bunga, maka Bank Indonesia telah menurunkan
tingkat suku bunga acuan mereka 50 bps menjadi 5%.
Pernyataan disclaimer pada
halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

Halaman 6 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk

Tabel 2: Aktivitas Perekonomian Indonesia, 2010 -2011


Indikator

2010
Okt

Inflasi (% YoY)
Rp / USD
Pertumbuhan PDB (% YoY)
Pertumbuhan konsumsi (% YoY)
BI Rate (%)

Nov

2011
Des

5.67
8928

6.33
9013

6.5

6.5

Jan
6.96
8991
6.9
4.9
6.5

Feb

Maret

7.02
9057

6.84
8823

6.5

6.75

6.65
8709
6.5
4.3
6.75

April

Mei

Juni

6.16
8574

5.98
8537

6.75

6.75

Juli
5.54
8597
6.5
4.6
6.75

Agustus September Oktober


4.79
4.61
4.42
8578
8823
8835
6.5
4.5
6.75
6.75
6.75
6.5

4.67
8508

Sumber: Bank Indonesia, Biro Pusat Statistik, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Seiring dengan penurunan BI Rate menjadi 6% pada 10 November 2011, kami


percaya pertumbuhan sektor properti, seperti ditunjukkan dengan pertumbuhan
kredit mortgage, yang mengindikasikan permintaan properti, akan meningkat.
Dengan sebanyak 74,56% dari konsumen Indonesia masih menggunakan kredit
mortgage untuk membeli properti perumahan, kami percaya pertumbuhan kredit
mortgage di 4Q11 akan meningkat seiring dengan BI Rate yang semakin rendah.
Berdasarkan data LBU, kredit perumahan dari bank komersial hingga September
2011 mencapai Rp 297,9 triliun, meningkat 7,8% (qtq) atau 22,8% (YoY) dan
berkontribusi sekitar 14,45% dari total kredit perbankan komersial yang
mencapai Rp 2.061,2 triliun.
Sementara itu, kredit mortgage telah mencapai Rp 182,2 triliun di 3Q2100,
menggambarkan peningkatan sebesar 17% (qoq) dari 2Q2011, dan 32% YoY dari
periode yang sama tahun lalu, dengan rata-rata suku bunga sebesar 9% - 12%.
Gambar 4: Kredit Properti, Mortgage, Konstruksi
dan Real Estate, 2010 9M2011
(dalam Rp Triliun)

Sumber: Bank Indonesia, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Paling Banyak Dikunjungi oleh Wisatawan


Hingga 9M2011, Ancol telah dikunjungi oleh sekitar 9,9 juta wisatawan, dan
diprediksi akan meningkat hingga mencapai 13,3 juta orang di akhir tahun 2011.
Dibanding dengan tempat rekreasi lain seperti Kebun Binatang Ragunan (KBR),
Trans Studio Bandung (TSB), dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), yang
diprediksi hanya dikunjungi oleh 2 juta, 3 juta dan 4,5 juta wisatawan, membuat
Ancol sebagai daerah yang paling banyak dikunjungi.

Pernyataan disclaimer pada


halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

Halaman 7 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk

Gambar 5: Proyeksi Jumlah Wisatawan ke


Beberapa Daerah Wisata di Indonesia, 2011

Juta orang
14.00
12.00
10.00

8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
Ancol

Kebun Binatang Ragunan

Trans Studio

Taman Mini Indonesia Indah

Sumber: Berbagai sumber, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Berpotensi Melebihi Jumlah Pengunjung Theme Park Tahun Sebelumnya


Hingga akhir 9M2011, jumlah wisatawan yang mengunjungi theme park Ancol,
yaitu DuFan, Ocean Dream Samudera, dan Atlantis Water Andventure, telah
mencapai 1,9 juta, 972 ribu dan 782 ribu orang. Total wisatawan yang
berkunjung ke theme park Ancol mencapai 3,8 juta orang. Sementara itu,
wisatawan yang berkunjung ke DuFan, Ocean Dream dan Atlantis Water
Adventure di 2010 mencapai 2,6 juta, 1,3 juta dan 825 ribu, atau mencapai total
4,7 juta orang. Jumlah total wisatawan yang berkunjung ke theme park selama
9M2011 tersebut telah mencapai 80% dari total wisatawan tahun 2010.
Berdasarkan hal itu dan juga masih akan tibanya liburan tahun baru di akhir
tahun 2011, kami percaya total wisatawan yang berkunjung ke theme park
berpotensi mencapai 4,9 juta, atau naik 5,4% YoY.

Gambar 6: Jumlah Pengunjung ke Theme Park Ancol, 2010


9M2011
WIsatawan
5,000,000
4,500,000
4,000,000
3,500,000
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
DuFan

Ocean Dream Samudera


2010

Atlantis Water Adventure

Total pengunjung theme park Ancol

9M2011

Sumber: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Pernyataan disclaimer pada


halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

Mengembangkan Beberapa Proyek Untuk Menunjang Pertumbuhan Masa


Datang
Saat ini, PJAA memiliki total land bank sebanyak 42,38 ha di wilayah Ancol,
dimana sekitar 20,62 ha adalah lahan siap dijual dan sekitar 21,76 ha adalah
lahan yang masih dalam pengembangan. Land bank tersebut terletak di barat
dan timur Ancol. Di wilayah timur, PJAA berencana untuk membangun tiga
menara Apartemen, yang bernama Apartemen Carnaval, dimana di setiap
menara akan dilengkapi sekitar 300 unit apartemen, dan direncanakan selesai

Halaman 8 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


tahun 2015. Selain proyek tersebut, PJAA juga berencana untuk membangun
Townhouse Timur Diamond, yang akan dilengkapi 24 unit rumah dan 12 toko,
dan ditujukan untuk golongan menengah ke atas. Di bagian barat, PJAA
berencana membangun dua menara Apartemen Coastal, yang dilengkapi 820 unit
Apartemen dan akan beroperasi penuh tahun 2015. Selain itu, PJAA juga
berencana mengembangkan Apartemen Eco Park yang akan dilengkapi dengan
300 unit apartemen dan akan beroperasi penuh tahun 2015.
Gambar 7: Rencana PJAA di Bisnis Properti

Sumber: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Selain proyek di sektor properti, PJAA juga berencana mengembangkan area


rekreasinya. Selama tahun 2012 2015, PJAA berencana membangun gedung
perjamuan di wilayah Putri Duyung Cottage. Bangunan baru ini akan dibangun di
tanah seluas 2.000 m2, dan akan dilengkapi dengan 5 ruang rapat. Selain itu,
PJAA juga berencana membangun gedung multi fungsi yang berlokasi di Eco
Park. Bangunan ini akan dibangun pada tanah seluas 5.000 m2, dan cukup
menampung 5.300 orang. Di salah satu theme park, yaitu Ocean Dream
Samudera, satu fasilitas baru akan dibangun, yaitu Under Water Gelanggang
Samudera, yang merupakan theater baru yang menggambarkan aktivitas bawah
laut. Apabila semua fasilitas tersebut selesai dibangun, kami percaya mereka
akan menghasilkan sebanyak Rp 288 miliar /tahun sejak tahun 2015, tetapi
membutuhkan sekitar Rp 974 miliar biaya modal.

KEUANGAN

Pernyataan disclaimer pada


halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

Peningkatan Harga Tiket dan Jumlah Pengunjung Menjadikan


Pendapatan PJAA yang Lebih Baik
Seiring dengan lebih banyaknya wisatawan yang mengunjungi theme park Ancol,
yang dibuktikan dengan jumlah pengunjungnya yang telah mencapai 80% dari
total pengunjung tahun 2010, dan ditambah dengan naiknya harga tiket di
beberapa theme park Ancol, membuat pendapatan PJAA lebih baik di 9M2011.
Harga tiket DuFan selama hari kerja dan hari libur di tahun 2011, naik menjadi
Rp 150.000 dan Rp 180.000, lebih tinggi dari tahun 2010 yang hanya mencapai
Rp 120.000 selama hari kerja dan Rp 150.000 selama hari libur. Harga tiket di
Ocean Dream Samudera juga naik menjadi Rp 70.000 selama hari kerja dan Rp
90.000 selama hari libur, lebih tinggi dari tahun 2010 yang hanya Rp 60.000
selama hari kerja dan Rp 80.000 selama hari libur. Namun, harga tiket untuk
Atlantis Water Adventure tidak mengalami perubahan. Dengan faktor-faktor
tersebut, ditambah lebih banyaknya wisatawan yang mengunjungi Ancol saat hari
libur, pendapatan PJAA dari theme park pada 9M2011 naik hingga mencapai Rp
324,3 miliar, atau naik 23,4% YoY dari periode yang sama tahun 2010. Hal ini
memicu kenaikan pendapatan PJAA secara total, yang naik mencapai Rp 650,2
miliar selama 9M2011, dari Rp 624,3 miliar di 9M2010, atau naik 4,1% YoY.
Halaman 9 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk

Gambar 8: Sumber Pendapatan PJAA, 9M2010 9M2011


( Rp, miliar)

350.00

324.30

300.00

262.64

250.00
200.00
150.00

130.58

116.36

104.74
100.00

91.90

78.40

69.65
48.29

50.00

42.77

2.64

2.36

9M2011
Theme parks

Gerbang Utama

Kapal

9M2010
Tanah Perumahan

Hotel dan Restauran

Pendapatan lainnya

Sumber: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Apresiasi Harga Tanah dan Rendahnya Biaya Akuisisi Tanah


Menyebabkan Marjin Lebih Tinggi di Sektor Properti
Selama 9M2011, penjualan retail properti hanya mencapai Rp 77,681 miliar,
turun signifikan hingga 48,1% YoY dari periode yang sama tahun 2010.
Penjualan retail properti yang lambat selama 9M2011, yang hanya mencapai
12.581 m2 , dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2010 yang mencapai
27.641 m2 , memicu terjadinya penurunan pendapatan. Namun penjualan tanah
selama 9M2011 mengalami peningkatan. Dengan luas tanah terjual mencapai
12.581 m2, dengan total nilai Rp 77,681 miliar, mengindikasikan naiknya harga
tanah menjadi Rp 6.174.553/m2, lebih tinggi dari 9M2010 yang hanya mencapai
Rp 5.418.871/ m2.
Gambar 9 : Harga Tanah Perumahan
(Rp / m2)
Rp / m2
6,400,000
6,200,000
6,174,553
6,000,000
5,800,000
5,600,000
5,400,000

5,418,871

5,200,000
5,000,000
9M2010

9M2011
Harga tanah / m2

Sumber :PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Sementara itu, penjualan tanah di 9M2011 juga diikuti dengan penurunan biaya
penjualan. Hal ini dibuktikan dengan rasio biaya penjualan tanah di 9M2011 yang
hanya mencapai 34%, sementara di 9M2010 mencapai 39%. Kami percaya hal ini
karena penjualan tanah yang telah dibeli di waktu yang lampau.

Pernyataan disclaimer pada


halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

Masih Banyak Ruang Untuk Kredit


Dengan rencana untuk mengembangkan bisnis properti dan rekreasi yang
membutuhkan biaya modal Rp 974 miliar, kami percaya bahwa PJAA
membutuhkan bantuan pihak lain untuk melaksanakan rencana tersebut. Tetapi
kami percaya bahwa hal itu bukan merupakan hambatan karena rasio total
Kewajiban terhadap ekuitas PJAA per 30 September 2011, hanya mencapai 40%.
Rasio ini akan semakin baik apabila PJAA melunasi obligasi sebesar RP 120 miliar
Halaman 10 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


yang jatuh tempo di Juni 2012. Dengan kondisi sehat tersebut, kami percaya
PJAA tidak memiliki hambatan untuk memperoleh dana tambahan yang cukup
untuk melaksanakan rencana-rencananya.
Gambar 10 : Debt to Equity Ratio (%)
(%)

70%
58%

60%

47%

50%

40%

40%
30%
20%
10%
0%
2009

2010

9M2011

Sumber : PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Prospek Usaha
Indikator makroekonomi Indonesia telah memperlihatkan antusiasme terhadap
masa depan ekonomi Indonesia, termasuk sektor properti dan rekreasi. Dengan
prediksi pertumbuhan PDB Indonesia yang mencapai 6,5% di akhir 2011,
ekspektasi pendapatan per kapita juga diproyeksikan naik hingga mencapai
US$ 3.500. Peningkatan daya beli masyarakat menghasilkan peningkatan
pendapatan dapat terpakai, menghasilkan peningkatan permintaan akan rekreasi.
Turunnya tingkat suku bunga acuan (BI Rate) menjadi hanya 6% (paling rendah
sejak diimplementasikannya Inflation Targeting Framework) di November 2011,
berpotensi menumbuhkan sektor properti. Para pengembang properti akan
memiliki peluang untuk mendapatkan pinjaman pada tingkat suku bunga yang
lebih rendah, sementara para konsumen juga memiliki kesempatan untuk
mendapatkan kredit mortgage dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Hingga
September 2011, kredit properti dari bank komersial telah naik 22,8% YoY,
sementara kredit mortgage naik 32% YoY. Dengan tingkat suku bunga yang lebih
rendah, kami percaya pertumbuhan kedua jenis kredit ini akan lebih cepat.
Dengan pendapatan dapat dipakai yang meningkat, jumlah wisatawan yang
datang ke theme park Ancol juga naik selama 9M2011, seperti terlihat dari
jumlahnya yang telah mencapai 80% dari total wisatawan tahun 2010. Di tambah
rencana PJAA pada proyek properti dan rekreasi, kami percaya bahwa
pendapatan PJAA dapat tumbuh 11,5% YoY di 2011 dan 16,5% CAGR selama
2010 2015.
Gambar 11: Pendapatan PJAA
(Rp miliar)

Rp, miliar
2,500.00

2,000.00

CAGR = 16.5%

1,500.00

1,000.00

500.00

Pernyataan disclaimer pada


halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

2010

2011P

2012P

2013P

2014P

2015P

Pendapatan PJAA (Rp, miliar)


Sumber: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Halaman 11 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


ANALISA SWOT
Tabel 3: Analisa SWOT
Strengths (Kekuatan)
Pengalaman panjang sebagai pengelola
taman rekreasi.
Tetap menjadi daerah tujuan wisata
nomor satu di Jakarta.
Memiliki dukungan dari Pemerintah
Daerah.
Memiliki land bank yang cukup guna
menunjang pertumbuhan .
Memiliki rasio Debt to Equity yang relatif
rendah.
Opportunity (Kesempatan)
Pertumbuhan yang cepat akan harga
tanah.
Penurunan tingkat suku bunga dapat
meningkatkan penjualan properti PJAA

Weakness (Kelemahan)
Memerlukan beberapa tahun untuk
menyelesaikan proses reklamasi
tanah.
Portfolio PJAA saat ini hanya berada
di wilayah Ancol.

Threat (Ancaman)
Kompetisi yang ketat antara
perusahaan properti.
Berbagai tempat rekreasi indoor,
sepert Trans Studio, Kidzania,
meningkatkan kompetisi antara
pengelola.

Pernyataan disclaimer pada


halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

Halaman 12 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


TARGET HARGA
VALUASI
Metodologi yang Digunakan
Kami mengaplikasikan pendekatan pendapatan menggunakan Discounted
Cash Flows (DCF) sebagai metode penilaian utama dengan pertimbangan
bahwa pertumbuhan pendapatan adalah merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi nilai (value driver) PJAA jika dibandingkan dengan
pertumbuhan aset.
Kami tidak mengkombinasikan perhitungan DCF ini dengan metoda Guideline
Company Method (GCM) di dalam valuasi ini, disebabkan tidak terdapat peers
yang benar-benar dapat diperbandingkan dengan PJAA di Bursa Efek
Indonesia.
Penilaian ini didasarkan pada Nilai 100% Saham per 30 Desember 2011,
menggunakan laporan keuangan PJAA per tanggal 30 September 2011
sebagai dasar dilakukannya analisa fundamental.
Estimasi Nilai
Kami menggunakan Cost of Capital sebesar 10,72% dan Cost of Equity
sebesar 11,89% berdasarkan asumsi-asumsi berikut:
Tabel 4 : Asumsi
Risk free rate (%)*
Risk premium (%)*
Beta (x)*
Cost of Equity (%)
Marginal tax rate (%)
Interest Bearing Debt to Equity Ratio
WACC (%)

6,07
8,09
0,72
11,89
25,00
0,40
10,72

Sumber: Bloomberg, Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing


Catatan: * Per tanggal 30 Desember 2011

Estimasi Target harga saham untuk 12 bulan berdasarkan posisi penilaian


pada tanggal 30 Desember 2011 dengan menggunakan metode DCF dan
asumsi tingkat diskonto 10,72% adalah sebesar Rp 990 hingga Rp 1.080
per lembar.
Tabel 5: Ringkasan Penilaian Metode
PV of Free Cash Flows [Rp,
miliar]
PV Terminal Value [Rp miliar]
Non-Operating Assets [Rp,
miliar]
Interest Bearing Debt [Rp, miliar]
Total Equity Value [Rp miliar]
Number of Share, juta saham
Fair Value per Share, Rp

Konservatif

Moderat

Agresif

312

329

345

1.117
274

1.175
274

1.235
274

(120)
1.584
1.599
990

(120)
1.659
1.599
1.030

(120)
1.734
1.599
1.080

Sumber: Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Pernyataan disclaimer pada


halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

Halaman 13 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


Gambar 12: P/E and P/BV

Tabel 6: Laporan Laba Rugi


(Rp miliar)
Laporan Laba Rugi
Pendapatan
Biaya penjualan

P/E

P/BV

2008

2009

2010

2011P

2012P

10.0

1.4

854

898

922

1.028

1.160

9.0

(523)

(535)

(572)

(644)

8.0

(473)

Laba kotor

382

375

387

456

516

7.0

Biaya operasional

(186)

(189)

(188)

(224)

(253)

6.0

196

186

198

232

263

5.0

(12)

(12)

(8)

Laba operasional
Pendapatan (biaya) lain

(4)

1.2
1.0
0.8
0.6

4.0
3.0

Laba sebelum pajak

192

191

187

221

255

Pajak

(60)

(54)

(45)

(55)

(64)

2.0

Hak minoritas

(0,1)

(0,1)

(0,1)

(0,3)

(0,3)

1.0

Laba bersih

132

137

142

165

191

0.0

0.4

0.2
0.0
2008

2009
P/E

Sumber: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Tabel 7: Neraca
Neraca

(Rp miliar)
2008

2009

2010

2011P

2012P

Aset
Kas dan setara kas

2010
P/BV

Gambar 13: ROA, ROE dan TAT


TAT (x)

ROA (%), ROE(%)


16.00

0.65

14.00

0.64
0.63

12.00

308

433

328

265

205

0.62

10.00
Investasi jk pendek
Piutang

40

228

207

248

275

310

8.00

10

11

11

12

13

15
401
292

20
421
295

24
645
244

21
856
342

24
934
385

6.00

37

142

70

111

125

1.331

1.529

1.569

1.881

1.996

Persediaan
Aset jk pendek lain
Aset tetap
Aset real estate
Aset tidak lancar lain
Total Aset

0.61
0.60
0.59

4.00

0.58

2.00

0.57

0.56

2008

2009
ROA (%)

2010

ROE (%)

TAT (x)

Kewajiban
Hutang dagang
Pinjaman jk pendek

34

61

85

37

41

1,0

Pinjaman jk panjang
yang jatuh tempo dalam
1 tahun
Kewajiban jk pendek

80

120

155

200

220

204

231

Hutang jk panjang

199

119

120

180

180

59

101

66

92

104

447

561

491

632

556

Hak Minoritas

0,7

0,8

32,9

38,9

38,9

Total Ekuitas

884

967

1.045

1.211

1.401

Kewajiban jk panjang
Total Kewajiban

Tabel 8: Rasio Kunci


Ratio

2008

2009

2010

2011P

2012P

Pertumbuhan [%]
Pendapatan

12

12

13

Laba Usaha

(5)

17

13

EBITDA

(3)

0,4

34

Laba Bersih

(6)

17

15

Marjin Laba Kotor

45

42

42

44

44

Marjin Laba
Operasional

23

21

22

23

23

Marjin EBITDA

31

29

30

36

32

Marjin laba bersih

16

15

15

16

16

ROA

10

10

ROE

15

14

14

14

14

Debt to Equity

0,5

0,6

0,5

0,5

0,4

Debt to Asset

0,3

0,4

0,3

0,3

0,3

Current ratio

3,2

2,0

2,0

1,6

2,0

Quick ratio

2,8

1,9

1,9

1,5

1,9

Profitabilitas [%]
Sumber: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Solvabilitas [X]

Likuiditas [X]

Pernyataan disclaimer pada


halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

Sumber: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Estimasi Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing

Halaman 14 dari 15 halaman

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk

DISCLAIMER
Laporan ini dibuat berdasarkan sumber-sumber yang kami anggap terpercaya dan dapat diandalkan.
Namun kami tidak menjamin kelengkapan, keakuratan atau kecukupannya. Dengan demikian kami tidak
bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang diambil berdasarkan laporan ini. Adapun asums i,
opini, dan perkiraan merupakan hasil dari pertimbangan internal kami per tanggal penilaian ( cut off date),
dan kami dapat mengubah pertimbangan diatas sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Kami tidak bertanggung jawab atas kekeliruan atau kelalaian yang terjadi akibat penggunaan laporan ini.
Kinerja dimasa lalu tidak selalu dapat dijadikan acuan hasil masa depan. Laporan ini bukan merupakan
rekomendasi penawaran, pembelian atau menahan suatu saham tertentu. Laporan ini mungkin tidak sesuai
untuk beberapa investor. Seluruh opini dalam laporan ini telah disampaikan dengan itikad baik, namun
sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, dan disajikan dengan benar per
tanggal diterbitkan laporan ini. Harga, nilai, atau pendap atan dari setiap saham Perseroan yang disajikan
dalam laporan ini kemungkinan dapat lebih rendah dari harapan pemodal, dan pemodal juga mungkin
mendapatkan pengembalian yang lebih rendah dari nilai investasi yang ditanamkan. Investasi didefinisikan
sebagai pendapatan yang kemungkinan besar diterima dimasa depan, namun nilai dari pendapatan yang
akan diterima tersebut kemungkinan besar juga akan berfluktuasi. Untuk saham Perseroan yang penyajian
laporan keuangannya didenominasi dalam mata uang selain Rupiah, perubahan nilai tukar mata uang
tersebut kemungkinan dapat menurunkan nilai, harga, atau pendapatan investasi pemodal. Informasi
dalam laporan ini bukan merupakan pertimbangan pajak dalam mengambil suatu keputusan investasi.
Target harga saham dalam Laporan ini merupakan nilai fundamental, bukan merupakan Nilai Pasar Wajar,
dan bukan merupakan harga acuan transaksi yang diwajibkan oleh peraturan perundang -undangan yang
berlaku.
Laporan target harga saham yang diterbitkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Sa ham & Indexing bukan
merupakan rekomendasi untuk membeli, menjual, atau menahan suatu saham tertentu, dan tidak dapat
dianggap sebagai nasehat investasi oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing yang behubungan
dengan cakupan Jasa Pefindo Divisi Valuasi Saham & Indexing kepada, atau kaitannya kepada, beberapa
pihak, termasuk emiten, penasehat keuangan, pialang saham, investment banks, institusi keuangan dan
perantara keuangan, dalam kaitannya menerima imbalan atau keuntungan lainnya dari pihak tersebut,
Laporan ini tidak ditujukan untuk pemodal tertentu dan tidak dapat dijadikan bagian dari tujuan investasi
terhadap suatu saham dan juga bukan merupakan rekomendasi investasi terhadap suatu saham tertentu
atau suatu strategi investasi. Sebelum melakukan tindakan dari hasil laporan ini, pemodal disarankan
untuk mempertimbangkan terlebih dahulu kesesuaian situasi dan kondisi dan, jika dibutuhkan, mintalah
bantuan penasehat keuangan.
PEFINDO memisahkan kegiatan Valuasi Saham dengan kegiatan Pemeringkatan
un tuk menjaga
independensi dan objektivitas dari proses dan produk kegiatan analitis. PEFINDO telah menetapkan
kebijakan dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi non -publik tertentu yang diterima
sehubungan dengan proses analitis. Keseluruhan proses, metodologi dan database yang digunakan dalam
penyusunan Laporan Target Harga
Referensi Saham ini secara keseluruhan adalah berbeda dengan
proses, metodologi dan database yang digunakan PEFINDO dalam melakukan pemeringkatan.
Laporan ini dibuat dan disiapkan Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing dengan tujuan untuk
meningkatkan transparansi harga saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Laporan ini juga bebas
dari pengaruh tekanan atau paksaan dari Bursa maupun Perseroan yang dinilai. Pefindo Divis i Valuasi
Saham dan Indexing akan menerima imbalan sebesar Rp.40.000.000, - dari Perseroan yang dinilai untuk 2
(dua) kali pelaporan
per tahun. Untuk keterangan lebih lanjut, dapat mengunjungi website kami di
http://www.pefindo.com
Laporan ini dibuat dan disiapkan oleh Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing. Di Indonesia Laporan ini
dipublikasikan pada website kami dan juga pada website Bursa Efek Indonesia .

Pernyataan disclaimer pada


halaman akhir merupakan
bagian yang tidak terpisahkan
dari dokumen ini
www.pefindo.com

2 Januari 2012

Halaman 15 dari 15 halaman

Equity Valuation
January 2nd, 2012

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


Primary Report

Target Price
Low
990

High
1,080

Recreation and Property


Property
Historical Chart
IHSG

PJAA
1250

4300
4100

1150

3900
1050

3700
3500

950

3300

850

3100

750

2900
IHSG

2700

PJAA

650

2500

The Biggest Integrated Tourist Destination Operator

550

Source : Bloomberg

Stock Information

Rp

Ticker code

PJAA

Market price as of December 30th, 2011

1,000

Market price 52 week high

1,190

Market price 52 week low

710

Market cap 52 week high (bn)

1,904

Market cap 52 week low (bn)

1,136

Market Value Added & Market Risk


Market Risk
250

MVA
1.2
1

200

0.8

150

0.6

100

0.4

50

0.2

-50
September-09

September-10

Market Value Added

September-11

Market risk

Source : Bloomberg, Pefindo Equity & Index Valuation Division

Shareholders

(%)

Local Government of DKI Jakarta

72.00

PT Pembangunan Jaya

18.01

Public (each below 5% of ownerships)

Contact:
Equity & Index Valuation Division
Phone: (6221) 7278 2380
info-equityindexvaluation@pefindo.co.id
Disclaimer statement in the last page is an
integral part of this report
www.pefindo.com

9.99

From the time of its establishment in 1966, Ancol Taman Impian, or


famously known as Ancol, was designed as an integrated tourist
destination, and remains as the biggest in Jakarta up to present. At the
inception, PT Pembangunan Jaya (JAYA) was appointed by the DKI
Jakarta Regional Administration, to develop Ancol area. JAYA then change
its name to PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) as it went public in
2004. From only owning Binaria and Beach Park as its facilities, Ancol
now equipped with beach resort (namely Putri Duyung), three theme
parks known as Dunia Fantasi, Atlantis Water Adventure, and Ocean
Dream Samudera, art and handicraft center, executive sport club,
culinary area, multipurpose area (Eco Park), and several residential
properties. Ancol also plans to build a banquet area at Putri Duyung,
multipurpose function hall at Eco Park, and under water activity at Ocean
Dream Samudera in 2012 2015 periods. In the property business, PJAA
plans to build apartments, i.e. Northland Ancol Residence and Apartment
Carnaval, and development of The Coastal, and also one townhouse, i.e.
Townhouse Timur Diamond. With such integrated facilities, we believe
Ancol will remain as a number one tourists destination in Jakarta in few
years to come.

Page 1 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


INVESTMENT PARAMETER
The Recreational Industry Remains Enthusiastic
As Indonesian population predicted to reach 241 million people in 2011, or
grow by 1.7% YoY, the market for recreational industry keeps building.
Augmented with increasing people purchasing power as Indonesian GDP
predicted to reach 6.5% YoY growth in 2011, which creates increasing
income per capita to predicted of US$ 3,500, the necessity for recreational
activity also improving. This is proved by the increasing tourists that came
to Ancols theme park during 9M2011 period, in which it already reached
80% of total tourists in 2010 period.
More Active in Property Sector with Support of Recurring Income
from Recreational Business
In the following years, PJAA plans to be more active in property sector, as
they plan to build apartments, namely Apartment Carnaval, Apartment
Coastal, Apartment Eco Park, and Townhouse Timur Diamond. We expect
that the demand for those properties will be massive, since Ancol is
equipped with beautiful view and recreational area. Luckily for PJAA, they
do not have to worry about paying interest loan from banks to finance their
property development, since they already have recreational area that
provide recurring income.
Healthy Condition to Grow
Currently, we believe that PJAAs financial condition can be classified as
healthy. With decreasing trend of liabilities to equity ratio from 58% in
2009 to just 40% as of September 2011, makes PJAA attractive for
investors. With such healthy condition, PJAA has no obstacles to look for
additional funds to undergo its plans on recreational and property business,
which requires around Rp 974 billion of capital expenditure.
Better Performance in 9M2011
In 2011, PJAAs increase its ticket prices for its theme parks, which are
DuFan and Ocean Dream Samudera. DuFan tickets rise to Rp 150,000
during weekday and Rp 180,000 during weekend, higher than 2010 period
which only amounted to Rp 120,000 and 150,000, respectively. Tickets to
Ocean Dream Samudera also rise to Rp 70,000 during weekday and Rp
90,000 during weekend, rise from Rp 60,000 and Rp 80,000, respectively
during 2010. Accompanied with rising number of tourists that come to
those theme parks, creates increasing revenue of PJAA by 4% YoY in
9M2011. Appreciation of land price in Ancols residential properties along
with low cost of land acquisition deliver higher gross profit of PJAA in
9M2011 to 47%, better than 9M2010 period which only amounted to 41%.
More Projects to Come
PJAA plans to build several property projects in its existing 42.38 ha of land
bank. Those projects are three tower of Apartment Carnaval, Townhouse
Timur Diamond, The Coastal Apartment, and Northland Ancol Residence.
Else in recreational business, PJAA plans to build a banquet at Putri Duyung
Cottage, multipurpose building at Eco Park, and Under Water Gelanggang
Samudera. If all of those facilities are completely built in 2015, it will
generate around Rp 288 billion of annual revenue, but will require around
Rp 974 billion of capex.

Disclaimer statement in the


last page is an integral part
of this report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

Business Prospects
As Indonesian economy expected to book around 6.5% YoY growth in
2011, the expected GDP per capita will also rise to US$ 3,500, which
creates higher disposable income for Indonesian people. Ability to afford
more necessities creates improving demand for many products, as well as
recreation. Else, lower BI Rate to just 6% potentially followed with
improving property sector, as developers and also property consumers are
able to take loan from banks at lower rate. Augmented with several
projects in property and recreational business, that may attract consumers
and tourists to go and purchase property in Ancol area, makes us believe
that PJAAs revenue will grow by 11.5% YoY in 2011 and 16.5% CAGR
during 2010 2015 periods.

Page 2 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


Table 1 : Performance Summary
2008

2009

2010

2011P

2012P

Revenue [Rp bn]

854

898

922

1,028

1,160

Pre-tax Profit [Rp bn]

192

191

187

221

255

Net Profit [Rp bn]

132

137

142

165

191

83

86

89

103

119

(6.1)

3.9

3.2

16.7

15.3

P/E [x]

4.3

5.9

9.5

9.7*

8.4*

PBV [x]

0.6

0.8

1.2

1.3*

1.1*

EPS [Rp]
EPS Growth [%]

Source: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates
*) Based on PJAAs share price as of December 30th, 2011 Rp 1,000/share

Disclaimer statement in the


last page is an integral part
of this report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

Page 3 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk

GROWTH-VALUE MAP
Growth-Value Map provides overview of market expectations for the companies
listed on IDX. Current Performance (CP) metric, running along the horizontal
axis, is a portion of current stock market value that can be linked to the
perpetuity of current companys performance in profitability. Growth Expectations
(GE) metric, plotted on the vertical axis, is the difference between current stock
market value and the value of current performance. Both metrics are normalized
by the companys book value.
Growth-Value Map divides companies into four clusters, they are:
Excellent value managers (Q-1)
Market expects companies in Q-1 to surpass their benchmark in
profitability and growth.
Expectation builders (Q-2)
Market has relatively low expectations of profitability from companies in Q2 in the short term, but has growth expectations exceed the benchmark.
Traditionalists (Q-3)
Market has low growth expectations of companies in the Q-3, although
they showed a good profitability in the short term.
Asset-loaded value managers (Q-4)
Market has low expectations in terms of profitability and growth for
companies in Q-4.

Figure 1: Growth-Value Map


(PJAA, Property and Real Estate Sub Industry and Sector)

6
5

Growth Expectations

4
PLIN

3
2 SHID

BUVA

1
PJAA

PUDP

BAYU

-1
-2
-3
-4
0

Current Performance (CP)

Source:Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimation

Currently, PJAA is lying in between Asset-loaded Value Manager and


Traditionalist cluster. Current performance of PJAA is almost higher than
market expectation but still under look by the market. Therefore, it may need
better investor relations efforts to make investors realize the company potentials.

Disclaimer statement in the


last page is an integral part
of this report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

Page 4 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


BUSINESS INFORMATION
Business Profile
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), previously known as PT Pembangunan
Jaya (JAYA), is a national is a developer of recreational area of Ancol Taman
Impian, or famously known as Ancol, which was firstly established in 1966. As it
went public in 2004, JAYA change its name to PJAA. Currently, the total area
under management of PJAA is 552 ha, including recreation and property area,
and total assets of Rp 1.55 trillion. From only operates one beach park, which is
Marina beach, PJAA develops Ancol to also equip with recreational park, art
market, culinary area, resort, housing, executive sport club, and also
multipurpose area, known as Eco Park, which is converted from Ancol Golf
Course. PJAA is supported by five subsidiaries, which are :
PT Taman Impian Jaya Ancol (TIJA)
TIJA is a recreation and tourism company in which 99.99% of its share is
owned by PJAA. TIJA activity is to operates and develop Ancol recreational
area. TIJA unit businesses include Dunia Fantasi (DuFan), Ocean Dream
Samudera, etc.
PT Seabreez Indonesia (Seabreez)
Seabreez is a direct subsidiary, in which 95.27% of its share is owned by
PJAA. Seabreez activity includes construction, industry, agriculture, printing,
maintenance and management of recreation and entertainment facilities.
PT Jaya Ancol (JA)
JA activity is in area of trade and services in which 99.99% of its share is
owned by PJAA. JA specializations are management of dolphin and seal shows
at Siou Tien Park, Vietnam, and also manages the infrastructure business line.
Besides those three direct subsidiaries, PJAA also owns two associated
subsidiaries, which are:
PT Philindo
Sporting Amusement and Tourism Corporation
(Phillindo)
Phillindo activity is to manage building rental for tenant restaurant in Ancols
culinary area, and also HAILAI building management.
PT Jaya Bowling Indonesia (Jaya Bowling)
Jaya Bowling is a sport complex management companies, in which around
16.75% of its share is own by PJAA.
Figure 2: Land Utilization of Ancol by PJAA

Source: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division

Disclaimer statement in the last


page is an integral part of this
report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

Ancols recreational area is comprised of theme parks, i.e. DuFan, Atlantis Water
Adventure, Ocean Dream Samudera, art market which also now equipped with
outbound activity area, culinary area in which many restaurants stood within this
area, such as Jimbaran Resto and Bandar Djakarta, resort i.e. Putri Duyung
Cottage, and recently built of multifunction area, which is Eco Park. Going
Page 5 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


forward, PJAA plans to set up a banquet at Putri Duyung area, multipurpose
building at Eco Park, development of sand beach at east of Ancol, and also
development of underwater activity at Ocean Dream Samudera.
As of today, PJAAs property portfolio in Ancols area includes several residential
properties, such as Marina Coast Royal Residence, DeCove, Puri Jimbaran,
Jimbaran Residence, Tugu Permai and Marina Coast The Green, The Bukit and
The Forest. PJAAs plans to include some properties in its portfolio, which are
Northland Ancol Residence apartment for middle classes, East Diamond
Townhouse twenty four residential property for high classes, Carnaval
Apartment and expansion of The coastal 300 unit and 600 unit of apartments,
respectively, for middle-up classes, and development of around 8.44 ha of
Carnaval beach area intended for commercial activity.
Increasing Indonesian Population and Welfare Creates Growing Demand
for Recreation
As Indonesian population reach 237 million in 2010 or grow by 2.7% YoY, and
predicted to reach 241 million people in 2011, the demand for recreation as a
secondary necessities also improving. Augmented with 6.5% YoY of GDP growth
during 9M2011, and expected to continue until the end of 2011, the total GDP
may reach Rp 7,400 trillion in 2011. With expected of 241 million people by the
end of 2011, the income per capita for Indonesian people will reach around
US$ 3,500, higher than in 2010 period which only reached US$ 3,005. Increasing
people purchasing power creates higher disposable income for Indonesian people,
and at the end of the day it pushed demand for recreation activities.
Figure 3: Indonesian Population and GDP Growth
million
242

%
7

240

238

236
4
234
3

232
2

230

228
226

0
2009

2010
Indonesian population (million)

2011P
GDP growth (%)

Source: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division

Decreasing BI Rate Potentially Followed with Soaring Growth of Property


Sector
Inflationary pressures continue to decline in line with the decrease in global
commodity prices, adequate supply and lower inflation expectation. The
Consumer Price Index in October 2011 recorded deflation by 0.12% MtM or
4.42% YoY, driven by deflation in core and volatile food prices. In 2011, inflation
is predicted to go towards the lower bound of inflation target in the range of 4%.
In line with the decreasing trend in inflation pressures and also efforts to narrow
the interest rate term structure, Bank Indonesia has lowered down its benchmark
interest rate by 50 bps to 6%.
Table 2: Indonesian Economy Activity, 2010 -2011
Indicators

2010
Okt

Inflation (% YoY)
Rp / USD
GDP Growth (% YoY)
Consumption Growth (% YoY)
BI Rate (%)

Disclaimer statement in the


last page is an integral part
of this report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

Nov

Des

5.67
8928

6.33
9013

6.5

6.5

Jan
6.96
8991
6.9
4.9
6.5

Feb
7.02
9057

6.5

2011
March
April
May
June
July
August Sept
6.84
6.65
6.16
5.98
5.54
4.67
4.79
8823
8709
8574
8537
8597
8508
8578
6.5
6.5
4.3
4.6
6.75
6.75
6.75
6.75
6.75
6.75
6.75

Okt
4.61
8823
6.5
4.5
6.75

4.42
8835

6.5

Source: Bank Indonesia, Central Bureau of Statistics, Pefindo Equity & Index Valuation Division

Page 6 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


As Bank Indonesia (BI) lowered its BI Rate to 6% on November 10th, 2011, we
believe that the growth of property sectors, as shown by the growth of banks
mortgage loan, which indicates as a demand of property, will be improved. As
around 74.56% of Indonesian consumer still used mortgage loan facilities to
purchase residential properties, we believe that the growth of mortgage loan in
4Q11 will improve as the BI Rate getting lower. Based on data from LBU,
property lending by commercial banks until September 2011 stood at Rp 297.9
trillion, an increase of 7.8% (qtq) or 22.8% (YoY) and has contributed
approximately 14.45% of total outstanding loans of commercial banks amounting
to Rp 2,061.2 trillion.
Meanwhile, mortgages loan has reach Rp 182.2 trillion in 3Q 2011, reflect a 17%
(qoq) increase from 2Q 2011 and 32% YoY increase from the same period in
previous year, with average mortgages interest rate is in the range of 9%-12%.
Figure 4: Property, Mortgage, Construction and
Real Estate Loans, 2010 9M2011
(in Rp Tn)

Source: Bank Indonesia, Pefindo Equity & Index Valuation Division

Most Visited by Tourists


Up to 9M2011 period, Ancol has been visited by around 9.9 million tourists, and
we predict that it will reach around 13.3 million people by the end of 2011.
Compare to other recreational park such as Kebun Binatang Ragunan (KBR),
Trans Studio Bandung (TSB), and Taman Mini Indonesia Indah (TMII), which
is predicted to reach 2 million, 3 million and 4.5 million, respectively, Ancol
remains the most visited recreational park by tourists.
Figure 5: Projected Number of Tourists to Several
Recreational Park in Indonesia, 2011
Million people
14.00
12.00
10.00

8.00
6.00
4.00
2.00
0.00

Ancol

Disclaimer statement in the


last page is an integral part
of this report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

Kebun Binatang
Ragunan

Trans Studio

Taman Mini
Indonesia
Indah

Source: Various Sources, Pefindo Equity & Index Valuation Division

Page 7 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


Potentially Exceed Previous Year Theme Parks Visitors
Until the end of 9M2011 period the number of tourists that visit Ancols theme
parks, which are DuFan, Ocean Dream Samudera and Atlantis Water Adventure,
has reached 1.9 million, 972 thousands, and 782 thousands, respectively. The
total of tourists that come to Ancols theme parks amounted to 3,8 million.
Meanwhile, the visitors that come to Dufan, Ocean Dream and Atlantis Water
Adventure in 2010, amounted to 2.6 million, 1.3 million, and 825 thousands,
respectively, or total of 4.7 million. The total visitors that come to those theme
parks in 9M2011 already reach 80% of total visitors in 2010. Considering that
and new year holidays that still to come at the end of 2011, we believe that total
visitors that come to those theme parks potentially reach 4.9 million, or grow by
5.4% YoY.
Figure 6: Total Visitors Entering Ancols Theme Parks, 2010
9M2011
People
5,000,000
4,500,000
4,000,000
3,500,000
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
DuFan

Ocean Dream
Samudera

2010

Atlantis Water
Adventure

Total Visitors Entering


Ancol's Theme Park

9M2011

Source: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division

Develop Several Projects to Sustain Future Growth


Currently PJAA owns total land bank of 42.38 ha in Ancol, in which around 20.62
ha are ready for sale land and around 21.76 ha are land that still under
development. Those land banks are located at west and east of Ancol. On the
east side, PJAA plans to build three tower of apartments, namely Apartment
Carnaval, with each tower will be equipped with around 300 units of apartment,
and plans to be completed in 2015. Beside that project, PJAA also plans to build
Townhouse Timur Diamond, which equipped with 24 houses and 12 shops,
intended for middle up classes. On the west side, PJAA plans to build two towers
of Apartment Coastal, with total apartments of 820 units and expected to l be
fully operated in 2015. Else, PJAA also plans to develop Apartment Eco Park
which will be equipped with 300 units of apartment and will be fully commencing
in 2015.
Figure 7: PJAAs Plans in Property Business

Disclaimer statement in the


last page is an integral part
of this report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

Source: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division

Page 8 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk

Beside those projects in property sector, PJAA also plans to develop its
recreational area. During 2012 2015 periods, PJAA plans to build a banquet at
Putri Duyung Cottage area. This new building requires around 2,000 sqm wide,
and equipped with 5 meeting rooms. Else, PJAA also plans to build multipurpose
building that located at Eco Park. This building will be built on 5,000 sqm of land,
and sufficient for around 5,300 people. On one of its theme park, which is Ocean
Dream Samudera, a new facility will be built, i.e. Under Water Gelanggang
Samudera which constitutes as a new theater that presents under water
activities. If all of those facilities are completely built, we believe that they will
generate around annually of Rp 288 billion of revenue for PJAA since 2015, but
will require around Rp 974 billion of capex.

FINANCE
Appreciation of Ticket Prices and Number of Tourists Led to Better
PJAAs Revenue
As more tourists come to Ancols theme parks, proved by number of tourists in
9M2011 that already reached around 80% of total tourists in 2010, accompanied
with the hike of ticket prices to several Ancols theme parks, creates a better
PJAAs revenue in 9M2011 period. Ticket price of DuFan during weekday and
weekend in 2011 rise to Rp 150,000 and Rp 180,000, respectively, higher than in
2010 which only Rp 120,000 during weekday and Rp 150,000 during weekend.
Ticket prices for Ocean Dream Samudera also rise to Rp 70,000 during weekday
and Rp 90,000 during weekend, higher than 2010 period which only amounted to
Rp 60,000 during weekday and Rp 80,000 during weekend. Meanwhile ticket
price for Atlantis Water Adventure remain the same. With those factors, plus
most of visitors come to PJAA during weekend, PJAAs revenue from theme parks
in 9M2011 period soared to Rp 324.3 billion, or up by 23.4% YoY from the same
period in 2010. This also triggers the hike of PJAAs total revenue, as it rose to
Rp 650.2 billion as of 9M2011 from Rp 624.3 billion in 9M2010, or lift by 4.1%
YoY.
Figure 8: PJAAs Source of Revenue, 9M2010 9M2011
(in Rp, bn)

350.00

324.30

300.00

262.64

250.00
200.00
150.00

116.36

104.74

130.58

91.90
78.40
48.29

100.00
50.00

69.65
42.77

2.64

2.36

9M2011

9M2010

Disclaimer statement in the


last page is an integral part
of this report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

Theme parks

Main Gate

Boat

Land property

Hotel and restaurant

Other income

Source: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division

Page 9 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


Land Price Appreciation and Low Costs of Land Acquisition Delivers
Higher Margin in Property Sector
During 9M2011 period, the sale of retail properties only reached Rp 77.681
billion, dropped significantly by 48.1% YoY from the same period in 2010. Slow
sales of retail property during 9M2011, which only around 12,581 sqm of land
sold compare to the same period in 2010 which reached 27,641 sqm, triggers the
significant dropped of revenue. However, the sales of land per sqm during
9M2011 actually improved. With total sales of land of 12,581 sqm and value of
Rp 77.681 billion during 9M2011, the land price appreciate to Rp 6,174,553 per
sqm, higher than 9M2010 period which only Rp 5,418,871 per sqm.
Figure 9 : Price of Land Property
(Rp / sqm)
Rp / sqm
6,400,000
6,200,000
6,174,553
6,000,000
5,800,000
5,600,000
5,400,000

5,418,871

5,200,000
5,000,000
9M2010

9M2011
Land price / m2

Source :PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division

Meanwhile, the sale of land in 9M2011 was accompanied with lower costs of
sales. This was proved by ratio of cost of land sales in 9M2011 which only
amounted to 34%, while its ratio in 9M2010 stood at around 39%. We believe it
is due to the sales of land that has been acquired a long time ago.
Still Much Room for Loan
Through such plans to develop its property and recreational business which
require around Rp 974 billion of capital expenditure, we believe that PJAA needs
other parties support to perform these projects. However, it is not going to be an
obstacle since the ratio of total liabilities to equity PJAA as of September 30th,
2011, is only around 40%. The ratio will be improved if PJAA settles the Rp 120
billion bonds that will mature in June 2012. With such healthy condition, we
believe that PJAA has no obstacles to acquire sufficient funds from the third
parties to undergo their plans.
Figure 10 : Debt to Equity Ratio (%)
(%)

70%
60%

58%
47%

50%

40%

40%
30%
20%
10%

Disclaimer statement in the


last page is an integral part
of this report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

0%
2009

2010

9M2011

Source : PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Pefindo Equity & Index Valuation Division

Page 10 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


Business Prospects
Indonesias macroeconomic indicators have generated a lot of enthusiasm about
the nations economic future, including property and recreational sectors. As
Indonesian GDP is predicted to reach 6.5% by the end of 2011, the expected GDP
per capita will also expected to rise to US$ 3,500. Increasing people purchasing
power creates higher disposable income thus pushed demand for recreation
activities. Lower benchmark interest rate (BI Rate) to just 6% (the lowest since
the implementation of Inflation Targeting Framework) in November 2011,
potentially creates growing property sector. Property developers have the
opportunity to obtain loans with lower interest rates, while the consumers also
have the opportunity to obtain mortgage loan with lower interest rate. Until
September 2011, property lending by commercial banks has increase by 22.8%
YoY, while the mortgage loan increase by 32% YoY. With this lower benchmark
interest rate, we believe that these growths are going to be more rapid.
With higher disposable income, number of tourists that come to Ancols theme
parks during 9M2011 also increasing, as proved with number of tourists that
already reach around 80% of total tourists in 2010. Augmented with PJAAs
plans to create several recreational and property projects, we believe that PJAAs
revenue will go up by 11.5% YoY in 2011 and 16.5% CAGR during 2010 2015
periods.

Figure 11: PJAAs Revenue Estimation


(In Rp bn)

Rp, bn
2,500.00

2,000.00

CAGR = 16.5%

1,500.00

1,000.00

500.00

2010

2011P

2012P

2013P

2014P

2015P

PJAA's Revenue (Rp, bn)


Source: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates

Disclaimer statement in the


last page is an integral part
of this report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

Page 11 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk

SWOT ANALYSIS
Table 3: SWOT Analysis
Strengths
Long experience as the operator of
recreational park.
Remains the number one tourists
destination in Jakarta.
Possessed support from local
government.
Still enough land bank for upcoming
growth.
Relatively low Debt to Equity Ratio.
Opportunities
Rapid growth of land price appreciation .
Lower interest rate may improve the
sales of PJAAs property.

Weaknesses
Takes multiple years to finally
completed the land reclamation
process.
PJAAs portfolio currently only
located in Ancols area.

Threats
Intense competition among other
property companies.
Many indoor recreational sites, such
as Trans Studio, Kidzania, increase
the competition among the
operators.

Disclaimer statement in the


last page is an integral part
of this report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

Page 12 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


TARGET PRICE
VALUATION
Methodology
We apply income approach using Discounted Cash Flows (DCF) as the main
valuation approach considering the income growth is a value driver in PJAA
instead of asset growth.
We do not combine DCF method with Guideline Company Method (GCM) as
there are no similar companies eligible to be compared with PJAA in the IDX.
This valuation is based on 100% shares price as of December 30th, 2011,
using PJAAs financial report as of September 30th, 2011, for our fundamental
analysis.
Value Estimation
We use Cost of Capital of 10.72% and Cost of Equity of 11.89% based on the
following assumptions:
Table 4 : Assumption
Risk free rate (%)*
Risk premium (%)*
Beta (x)*
Cost of Equity (%)
Marginal tax rate (%)
Interest Bearing Debt to Equity Ratio
WACC (%)

6.07
8.09
0.72
11.89
25.00
0.40
10.72

Source: Bloomberg, Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates


Notes: * As of December 30th, 2011

The target price for 12 months based on valuation as of December 30th, 2011
using DCF method with an assumption of 10.72% discount rate is ranges
between Rp 990 to Rp 1,080 per share.
Table 5: Summary of DCF Method Valuation
PV of Free Cash Flows [Rp, bn]
PV Terminal Value [Rp bn]
Non-Operating Assets [Rp, bn]
Interest Bearing Debt [Rp, bn]
Total Equity Value [Rp bn]
Number of Share, mn shares
Fair Value per Share, Rp

Conservative

Moderate

Aggressive

312
1,117
274
(120)
1,584
1,599
990

329
1,175
274
(120)
1,659
1,599
1,030

345
1,235
274
(120)
1,734
1,599
1,080

Source: Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates

Disclaimer statement in the


last page is an integral part
of this report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

Page 13 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk


Figure 12: P/E and P/BV

Table 6: Income Statement


(Rp bn)
Income Statement

P/E

P/BV

2008

2009

2010

2011P

2012P

10.0

1.4

854

898

922

1,028

1,160

9.0

(523)

(535)

(572)

(644)

8.0

375

387

456

516

7.0

Sales
Cost of Sales

(473)

Gross Profit

382

Operating Expenses

(186)

(189)

(188)

(224)

(253)

0.8

5.0

196

186

198

232

263

4.0

Other Income (Charges)

(4)

(12)

(12)

(8)

3.0

Pre-tax Profit

192

191

187

221

255

2.0

Tax

(60)

(54)

(45)

(55)

(64)

1.0

(0.1)

(0.1)

(0.1)

(0.3)

(0.3)

0.0

132

137

142

165

191

Net Profit

Table 7: Balance Sheet


2009

2010

2011P

0.4

0.2
0.0
2010
P/BV

Figure 13: ROA, ROE and TAT


2012P

Assets

TAT (x)

ROA (%), ROE(%)


16.00

0.65

14.00

0.64
0.63

12.00

Cash and cash


equivalents

308

Short-term investments

433

328

265

205

0.61

40

228

207

248

275

310

Inventories

10

11

11

12

13

6.00

15
401
292

20
421
295

24
645
244

21
856
342

24
934
385

4.00

37

142

70

111

125

Other short term assets


Fixed assets
Real estate assets
Other non-current assets

1,331

1,529

1,569

1,881

1,996

0.62

10.00

Receivables

Total Assets

2009
P/E

(Rp bn)

2008

0.6

2008

Source: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates

Balance Sheet

1.0

6.0

Income from
Operations

Minority Interest

1.2

8.00
0.60
0.59
0.58

2.00

0.57

0.56

2008

2009
ROA (%)

2010

ROE (%)

TAT (x)

Liabilities
Trade payables

34

61

85

37

41

1.0

80

120

Short-term liabilities

155

200

220

204

231

Long-term loan

199

119

120

180

180

59

101

66

92

104

Sales

447

561

491

632

556

Operating Profit

Short-term loan
Current maturities of long
term liabilities

Long-term liabilities
Total Liabilities
Minority Interest
Total Equity

0.7
884

0.8
967

32.9
1,045

38.9
1,211

Source: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk., Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates

38.9
1,401

Table 8: Key Ratios


Ratio

2008

2009

2010

2011P

2012P

12

12

13
13

Growth [%]

(5)

17

EBITDA

(3)

0.4

34

Net Profit

(6)

17

15

Gross Margin

45

42

42

44

44

Operating Margin

23

21

22

23

23

EBITDA Margin

31

29

30

36

32

Net Margin

16

15

15

16

16

ROA

10

10

ROE

15

14

14

14

14

Debt to Equity

0.5

0.6

0.5

0.5

0.4

Debt to Asset

0.3

0.4

0.3

0.3

0.3

Current ratio

3.2

2.0

2.0

1.6

2.0

Quick ratio

2.8

1.9

1.9

1.5

1.9

Profitability [%]

Solvability [X]

Liquidity [X]

Disclaimer statement in the


last page is an integral part
of this report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

Source: PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Pefindo Equity & Index Valuation Division Estimates

Page 14 of 15 pages

Pembangunan Jaya Ancol, Tbk

DISCLAIMER
This report was prepared based on the trusted and reliable sources. Nevertheles s, we do not guarantee its
completeness, accuracy and adequacy. Therefore we do not responsible of any investment decision making
based on this report. As for any assumptions, opinions and predictions were solely our internal judgments
as per reporting date, and those judgments are subject to change without further notice.
We do not responsible for mistake and negligence occurred by using this report. Last performance could
not always be used as reference for future outcome. This report is not an offering recommendation,
purchase or holds particular shares. This report might not be suitable for some investors. All opinion in
this report has been presented fairly as per issuing date with good intentions; however it could be change
at any time without further notice. The price, value or income from each share of the Company stated in
this report might lower than the investor expectation and investor might obtain lower return than the
invested amount. Investment is defined as the probable income that will be re ceived in the future;
nonetheless such return may possibly fluctuate. As for the Company which its share is denominated other
than Rupiah, the foreign exchange fluctuation may reduce the value, price or investor investment return.
This report does not contain any information for tax consideration in investment decision making.
The share price target in this report is a fundamental value, not a fair market value nor a transaction price
reference required by the regulations.
The share price target issued by Pefindo Equity & Index Valuation Division is not a recommendation to
buy, sell or hold particular shares and it could not be considered as an investment advice from Pefindo
Equity & Index Valuation Division as its scope of service to, or in relation t o some parties, including listed
companies, financial advisor, broker, investment bank, financial institution and intermediary, in
correlation with receiving rewards or any other benefits from that parties.
This report is not intended for particular inves tor and cannot be used as part of investment objective on
particular shares and neither an investment recommendation on particular shares or an investment
strategy. We strongly recommended investor to consider the suitable situation and condition at first before
making decision in relation with the figure in this report. If it is necessary, kindly contact your financial
advisor.
PEFINDO keeps the activities of Equity Valuation separate from Ratings to preserve independence and
objectivity of its analytical processes and products. PEFINDO has established policies and procedures to
maintain the confidentiality of certain non-public information received in connection with each analytical
process. The entire process, methodology and the database used in the p reparation of the Reference
Share Price Target Report as a whole is different from the processes, methodologies and databases used
PEFINDO in doing the rating.
This report was prepared and composed by Pefindo Equity & Index Valuation Division with the objective to
enhance shares price transparency of listed companies in Indonesia Stock Exchange (IDX). This report is also free of
other partys influence, pressure or force either from IDX or the listed company which reviewed by Pefindo Equity &
Index Valuation Division. Pefindo Equity & Index Valuation Division will earn reward amounting to Rp 40 mn
from the reviewed company for issuing report twice per year. For further information, please visit our website at
http://www.pefindo.com
This report is prepared and composed by Pefindo Equity & Index Valuation Division. In Indonesia, this
report is published in our website and in IDX website.

Disclaimer statement in the


last page is an integral part
of this report
www.pefindo.com

January 2nd, 2012

Page 15 of 15 pages

Anda mungkin juga menyukai