Anda di halaman 1dari 6

Stem Cells ; Mengenal Terapi Kedokteran Masa Depan

Posted on 20 April 2010 by pramesemara

Perkembangan Stem Cells atau Sel Punca dimulai dari penelitian ilmuwan dari Kanada, yaitu
Ernerst A. McCulloch dan James E. Hingga pada tahun 1960-an. Stem Cells (Sel Punca)
merupakan sel-sel yang mempunyai kemampuan untuk berproliferasi secara terus menerus dalam
kultur optimal dan dalam keadaan tertentu mampu berdiferensiasi menjadi berbagai tipe sel
jaringan yang khusus, seperti otot polos, kardiomiosit, neuron, sel beta pankreas, khondrosit, dan
lainnya. Sehingga dengan memanfaatkan sifat inilah, maka kemudian sel punca mulai dipakai
untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif yang sekarang termasuk dalam bidang
kedokteran regeneratif. Dalam beberapa tahun kedepan, perkembangan riset sel punca manusia
ini kabarnya bisa untuk terapi transplantasi berbagai organ yang rusak, seperti ginjal, hati,
jantung, tulang dan sebagainya.
Penggunaan terapi sel punca terutama sel punca tipe embrionik hingga saat ini masih dibayangi
oleh berbagai masalah etik, pro-kontra dan dilarang bahkan di beberapa negara yang
berpengaruh, misalnya di Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Indonesia dan sebagainya yang
memungkinkan terhambatnya kemajuan penelitian. Akan tetapi di berbagai negara lainnya,
seperti di Inggris, Singapura, Korea, India, dan Cina. Penggunaan sel punca manusia sebagai
pilihan terapi kedokteran regeneratif telah dilegalkan, sehingga penelitian di negara-negara
tersebut telah mengalami banyak kemajuan. Untuk mencegah kontroversi tersebut, maka
alternatif lain dengan menggunakan human Umbilical Cord Blood (hUBC) yang mengandung
banyak adult stem cells, tipe sel punca yang memiliki kemampuan proliferasi lebih baik
dibandingkan sel punca dari sumsum tulang (hBM=human Bone Marrow).

JENIS DAN SUMBER STEM CELLS


1. Embrionic Stem Cells (Sel Punca Embrionik) adalah sel yang diambil dari inner cell
mass, yaitu suatu kumpulan sel yang terletak di salah satu sisi dari sel blastocyt embrio
yang berumur 5 hari yang tersusun dari sekitar 100 sel. Sel punca ini mempunyai sifat
mampu berkembang biak dengan baik secara terus menerus apabila dalam media kultur
optimal dan pada keadaan tertentu bisa diarahkan diferensiasinya menjadi berbagai sel
khusus yang terdiferensiasi, seperti sel jantung, sel kulit, neuron, hepatosit dan
sebagainya.
2. Adult Stem Cells (Sel Punca Dewasa) merupakan jenis Stem Cells yang terdapat di
semua organ tubuh manusia terutama dalam sumsum tulang dan berfungsi melakukan
regenerasi untuk mengatasi berbagai kerusakan yang selalu terjadi dalam kehidupan.
Setiap saat, tubuh makhluk hidup akan mengalami pengrusakan oleh berbagai faktor baik
internal maupun eksternal yang semua kerusakan itu akan mengakibatkan nekrosis
(kematian jaringan dan sel) dan selanjutnya akan dibersihkan oleh sel-sel makrofag yang
beredar dalam darah. Sel punca dewasa sebaliknya dapat berfungsi untuk memperbaiki
jaringan atau sel-sel yang mengalami kerusakan tersebut. Sumber sel punca dewasa dapat
diambil dari fetus (Fetal Stem Cells), sumsum tulang (Bone Marrow Stem Cells), darah
perifer atau tali pusat (Umbilical Cord Blood Stem Cells atau UCB).
3. Sel Punca Embrionik Maupun Sel Punca Dewasa adalah tipe Stem Cells yang
memiliki potensi sangat besar untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif, seperti
infark pada jantung, stroke, penyakit Parkinson, diabetes mellitus, berbagai macam
kanker terutama kanker darah, osteoarthritis dan sebagainya. Sel punca embrionik sangat
plastis dan mudah dikembangkan menjadi berbagai macam jaringan dan sel, seperti
neuron, kardiomiosit, osteoblast, fibroblast dan sebagainya. Dengan sifatnya tersebut
sering dipakai untuk terapi transplantasi jaringan yang rusak. Di samping sifat
immunogenicity-nya rendah, selama belum mengalami diferensiasi. Sel punca dewasa
juga bisa dipakai untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif, tetapi plastisitasnya

telah berkurang. Mengingat masalah etik, maka banyak negara lebih mengutamakan
pengembangan kajian pemanfaatan sel punca dewasa pada berbagai penyakit degeneratif,
sehingga tidak harus dihadapkan pada masalah dan kontroversi etika. Oleh karena sel
punca dari tali pusat (Umbilical Cord Blood atau UCB) mudah diisolasi dan ternyata
cukup banyak mengandung sel punca, maka dewasa ini mulai banyak diteliti mengenai
manfaatnya untuk mengatasi berbagai penyakit degeneratif. Kelebihannya Sel punca
UCB adalah lebih mudah diperbanyak, immunogenicity-nya rendah dan plastisitas cukup
baik.
4. SCNT (Somatic Cells Nuclear Transfer) merupakan teknik untuk menghasilkan klon sel
punca embrionik yang seratu persen identik dengan donor nukleusnya. Apabila oosit
manusia dikeluarkan nukleusnya (enukleasi) kemudian pada oosit tersebut dimasukkan
nukleus somatik dari seorang donor, kemudian pada oosit tersebut diberi aliran listrik,
maka oosit akan mengalami reprogramming DNA sehingga dapat berkembang
menjadi embrio. Saat ini, keberhasilan teknik SCNT masih sangat rendah dan embrio
yang dihasilkan pun banyak mengalami kelainan kongenital. Tetapi jika teknik tersebut
berhasil maka embrio itu merupakan klon dari donor nukleus, sehingga DNA donor
nukleus dan embrio seratus persen akan sama. Jika dilakukan transplantasi tidak akan
terjadi reaksi penolakan terhadap transplan hasil teknik SCNT dan secara teoretis dapat
dipergunakan untuk transplantasi berbagai organ dan jaringan tubuh manusia.

KEGUNAAN STEM CELLS


1. Stroke Iskemik pada tikus maupun domba penyakit tersebut telah dapat disembuhkan

dengan pemberian hUCB (Human Umbilical Cord Blood) Stem Cells. Percobaan pada
binatang dengan memberikan CD34+ dari hUCB dapat menimbulkan perbaikan
fungsional dengan munculnya proses angiogenesis dan neurogenesis. Berdasarkan hasil
percobaan pada binatang di atas yang sangat prospektif, maka beberapa pusat penelitian
mulai merencanakan untuk melakukan uji klinis pada manusia.
2. Penyakit Parkinson yang dekade ini banyak menghinggapi orang usia lanjut, mulai
mempunyai prospek baik untuk dapat disembuhkan dengan terapi sel punca. Patogenesis
penyakit Parkinson sendiri disebabkan oleh degenerasi sel neuron dopaminergik di

substansia nigra. Berbagai percobaan telah berhasil mengubah sel punca menjadi neuron
dopaminergik, jika sel punca disuntikkan ke dalam otak dapat menimbulkan perbaikan.
Akan tetapi sampai sekarang belum ada laporan percobaan klinik yang baik, sehingga
masih belum dapat diambil kesimpulan efektifitas terapi sel punca pada penyakit
parkinson secara objektif.
3. Spinal Cord Injury yang disertai dengan demielinasi akan menyebabkan hilangnya

fungsi sel saraf. Remielinasi dengan sel punca dapat mengembalikan fungsi yang telah
hilang. Percobaan pendahuluan dengan tikus dapat menghasilkan oligodendrosit yang
kemudian dapat menyebabkan remielinisasi akson yang telah rusak.
4. Diabetes Mellitus Tipe I dengan kondisi sel beta pankreas yang mensekresi hormon

insulin mengalami kerusakan baik oleh faktor genetik, lingkungan dan imunologik.
Akibatnya terjadi defisiensi insulin dan menyebabkan keadaan hiperglikemi yang
mengakibatkan Diabetes Mellitus. Transplantasi organ pankreas dari kadaver (orang
meninggal) dapat menyembuhkan penderita, tetapi jumlah kadaver sangatlah sedikit dan
obat imunosupresi yang dibutuhkan untuk mencegah reaksi imunologik juga
menimbulkan banyak efek samping. Transplantasi sel punca merupakan alternatif yang
baik dan telah menunjukkan hasil positif pada mencit. Walau masih banyak kendala yang
harus diatasi supaya penggunaan sel punca untuk menyembuhkan pasien diabetes
mellitus tipe I dapat terlaksana.
5. Infark Jantung (infark miokard akut) sel punca dari sumsum tulang (bone marrow) yang

beredar dalam darah perifer dan sel punca yang sudah berada di dalam jantung akan
menuju ke daerah infark, tetapi jumlahnya sepenuhnya belumlah cukup untuk dapat
mengatasi dan menyembuhkan daerah infark tersebut. Sel punca akan membentuk sel-sel
kardiomiosit dan juga mengadakan neovaskularisasi. Karena jumlah sel punca endogen
kurang memadai, maka secara logika diperlukan bantuan dukungan sel punca dari luar
yang bisa berasal baik dari sumsum tulang atau sumber-sumber lainnya, seperti UCB.
Penelitian untuk hal ini telah dilakukan dengan hasil yang cukup menggembirakan.
Bartinek telah melakukan intracoronary infusion BM stem cell pada 22 pasien dengan
AMI (Acute Miocard Infark) dan melaporkan hasil yang sangat baik. Berbagai literatur
sekarang ini juga sudah banyak dilaporkan hasil positif dari pemberian sel punca BM
intrakoroner pada AMI.
6. Osteoarthritis merupakan penyakit degeneratif yang banyak sekali menghinggapi orang

usia lanjut maupun para atlet. Lutut, bahu, dan berbagai sendi akan mengalami
degenerasi tulang rawan dan menyebabkan rasa nyeri pada pergerakan. Sel punca dapat
membentuk khondroblast dan osteoblast, serta melalui tissue engineering sel punca dapat
diarahkan sehingga dapat membentuk jaringan tulang rawan, yang kemudian dapat
dimasukkan ke dalam sendi hingga dapat berfungsi sebagai pengganti tulang rawan yang
rusak. Jika kerusakan tulang rawan masih ringan, maka sel punca secara autolog dapat
langsung dimasukkan ke dalam sendi, sel stem akan berubah menjadi khondroblast dan
membentuk lapisan tulang rawan baru. Berbagai percobaan lainnya sudah membuktikan
manfaat yang sangat besar dari sel punca untuk osteoarthritis.
7. Kanker. Salah satu sebab mengapa sel punca hematopoetik dari sumsum tulang dapat

dipakai untuk pengobatan kanker dikarenakan dalam keadaaan tertentu pasien yang harus

diberikan kemoterapi atau radiasi dosis tinggi akan membunuh semua sel yang
berkembang biak cepat. Ttermasuk sel kanker, tetapi juga membunuh sel punca sumsum
tulang, endotel usus dan sel rambut, sehingga pada radiasi atau kemoterapi dosis tinggi
selain membunuh sel kanker, pasien akan menderita diare dan rambutnya rontok. Sel
punca hematopoetik di dalam sumsum tulang yang bertugas membentuk leukosit untuk
memerangi infeksi, eritrosit untuk membawa oksigen dan trombosit untuk pembekuan
darah. Jika teradiasi atau diberi obat kemoterapi akan mati semua, maka seseorang
sebelum radiasi atau diberi obat kemoterapi dosis tinggi, sumsum tulangnya sebaiknya
dipanen dulu. Setelah radiasi, sel punca hematopoetik dimasukkan lagi dalam darah akan
kembali masuk sumsum tulang dan akan berkembang lagi. Penggunaan sel punca
hematopoetik untuk kanker sudah dipakai sejak beberapa puluh tahun lamanya. Selain sel
punca sumsum tulang, juga dapat dipakai sel UCB dan darah perifer yang juga
mengandung sel punca. Jika diambil dari darah perifer maka pasien diberi CGSF (Colony
Growth Stimulating Factor) yang akan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi
dan melepaskan banyak sel punca ke sirkulasi dan kemudian dengan alat apheresis, sel
punca dipisah dan darah dikembalikan ke dalam sirkulasi. Jika sel punca diambil dari
pasien yang sama maka disebut transplantasi autolog. Jika sel punca diambil dari saudara
kembar disebut transplantasi syngenetik, sedangkan kalau sel punca diambil dari saudara
kandung disebut transplantasi alogenetik.
8. Rejuvenasi. Belakangan diketahui bahwa kerusakan jaringan tubuh akan diperbaiki oleh

sel punca yang mengalir di darah perifer dan berasal dari sumsum tulang, beserta sel
punca yang memang selalu berada di setiap organ. Cara kerja sel punca mungkin melalui
tiga mekanisme, yaitu menciptakan lingkungan mikro yang kondusif untuk regenerasi sel
endogen jaringan, transdiferensiasi (sel punca dewasa akan berubah menjadi sel jaringan
pengganti dari sel yang telah rusak) dan mungkin melalui fusi sel. Memang sampai
sekarang pertanyaan yang timbul adalah bagaimana tubuh kita dapat memperbaiki
jaringan yang rusak tersebut? Pada tanaman dan organisme sederhana, seperti hydra,
planaria, atau salamander dan newt, jika cabang pohon dipotong atau kaki salamander
dipotong maka secara otomatis akan tumbuh kembali. Telah terbukti pada organisme
sederhana ini sel punca sangat besar peranannya. Dengan penemuan bahwa sel punca
embrionik dan dewasa dapat berkembang tidak terbatas dan dapat mengalami
transdiferensiasi, maka sekarang sudah jelas bahwa perbaikan kerusakan jaringan tubuh
dapat diperbaiki oleh sel punca dewasa yang beredar dalam darah dan sel punca yang
terdapat dalam setiap organ. Dengan penemuan ini, secara teoretis setiap kerusakan dapat
diperbaiki dengan melakukan infus sel punca eksogen karena sel punca endogen tidak
cukup banyak untuk dapat melakukan fungsi regenerasi. Sumber sel stem endogen yang
paling mudah didapatkan adalah sel punca sumsum tulang dan sel punca UCB, jika kita
menghendaki sel stem autolog. Oleh karena itu, pengambilan dan penyimpanan sel punca
UCB akan sangat bermanfaat, tidak hanya untuk pengobatan kanker pasca radiasi atau
pemberian kemoterapi dosis tinggi, tetapi juga untuk memperbaiki kerusakan jaringan
dan organ tubuh. Sel punca ini dapat dipergunakan untuk melakukan rejuvenasi dan
regenerasi jaringan dan organ tubuh yang telah rusak.
9. Potensi Lain Sel stem juga dapat dimanfaatkan untuk transplantasi kulit, mengobati

penyakit autoimun, terapi gen, skrining obat dan mempelajari perkembangan embrio

(developmental biology) dan masih banyak lagi potensi lain yang masih ingin ditemukan
dewasa ini.
KESIMPULAN
Manfaat sel punca untuk pengobatan regeneratif sangat besar dan potensinya masih belum digali
secara optimal. Namun masih banyak negara, dipelopori oleh AS yang menghambat penelitian
mengenai sel stem ini. Walau beberapa negara Eropa dan Asia, seperti Swedia, Finlandia, Rusia,
Belgia, Korea, China, India, Singapura dan Malaysia sangat mendukung penelitian sel punca ini.
Semoga mereka dapat memanfaatkan kebebasan dan dorongan pemerintah mereka untuk dapat
memetik hasil optimal dari penelitian ini. Dalam hal ini Indonesia masih belum berani
mengambil keputusan tegas, apakah mendorong penelitian mengenai sel punca ini untuk
kegunaan terapeutik, bukan untuk reproduksi. Pemerintah, dunia akademis dan industri
sebaiknya membangun kerjasama yang erat untuk memanfaatkan kesempatan penelitian sel
punca ini untuk kemudian dapat diaplikasikan untuk pengobatan regeneratif, rejuvenasi orang
tua, skrining obat baru dan membantu terapi gen. Banyak hal yang masih bisa dilakukan untuk
meneliti sel punca ini dan semoga akan membawa manfaat yang tida terhingga untuk
mengurangi penderitaan orang sakit dan meningkatkan kesejahteraan manusia. Terimakasih
~Wikipedia dan dari berbagai sumber

Anda mungkin juga menyukai