Anda di halaman 1dari 8

LKMM WILAYAH

Arahan pelaksaan LKMM Wilayah


Metode yang tercatum merupakan kewajiban karena terikat dalam suatu rangkaian yang tidak
bisa terpisahkan.
1. Tujuan
a.

Mahasiswa memiliki kemampuan untuk menyatukan visi dan gerak perjuangan


mahasiswa yang berada di satu wilayah.

b.

Mahasiswa memiliki kemampuan untuk menginisiasi urgensi jejaring lembaga


mahasiswa Fakultas Kedokteran tingkat wilayah.

c.

Membentuk kader yang memiliki kemampuan sebagai conseptor, applicator dan


problem solver, terutama dapat mengaplikasikannya dalam hubungan kerjasama
antarinstitusi di wilayah tersebut.

d.

Sebagai sarana untuk mengupgrade perwakilan institusi dalam bidang kaderisasi

2. Target Peserta
a.

Mahasiswa Fakultas Kedokteran yang telah lulus LKMM Lokal

b.

Mahasiswa

yang

diberikan

kepercayaan

oleh

institusi

(BEM/PEMA/SEMA/HMPD) untuk menjadi delegasi yang dapat menyerap dan


membagi ilmu yang didapatkan saat mengikuti LKMM Wilayah kepada
institusinya.
3. Jumlah Hari
Jumlah hari dalam pelaksanaan LKMM Wilayah adalah 4-5 hari
4. Konsep Acara
a. Materi LKMM Wilayah

b. Sesi Bidang
Sesi bidang merupakan pertemuan para peserta di bidang yang sudah ditentukan
yaitu PSDM, Kastrat, Pengmas, Danus, Pendpro, Keshum, dan TIK setelah materi
Nasionalisme ISMKI. Pada saat sesi bidang peserta bebas memilih bidang yang
diinginkan. Peserta yang telah tergabung dalam satu bidang diharapkan dapat
berdiskusi untuk membuat rencana kegiatan ataupun program kerja yang akan
dilakukan sesuai dengan bidangnya. Selama berlangsungnya diskusi akan diawasi
oleh fasilitator dan juga narasumber yang memiliki kompetensi dalam bidang
tersebut.
c. Project Presentation
Pemaparan dari masing-masing bidang tentang rencana dan konsep kegiatan
ataupun program kerja yang akan dilaksanakan untuk membangun serta
memajukan ISMKI.
5. Standar Materi
Arahan Materi LKMM Wilayah
a.

Materi lebih ditekankan pada konsep dan aplikasi dalam hubungan antarinstitusi
di wilayah tersebut. Output yang diharapkan adalah : seseorang yang bisa menjadi
conseptor, applicator dan problem solver dalam menyelesaikan masalah-masalah
di tingkat wilayah.

b.

Topik yang ditekankan adalah tentang Urgensi Jejaring Organisasi.

c.

Penyampaian materi dan penugasan tetap dalam konteks ke-Wilayahan.

d.

Bisa ditambahkan materi lain yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing


wilayah tanpa meninggalkan materi pokok sebagaimana tercantum dalam protap.

e.

Dalam hal ke-ISMKIan, lebih menekankan tentang urgensi dibentuk wilayah dan
peran wilayah dalam hubungan ke tingkat nasional, institusi dan hubungan
antarwilayah itu sendiri.

No

Materi

TIU

TIK

Sub Materi

Metode

.
1

IndikatorKeberh

Waktu

asilan
Urgensi

Menanam

Mahasiswa secara

1. Klasifikasi

Cerama

65% Mahasiswa

Jejarin

kan

massif

urgensi

memanfaatkan/mem

Organisasi

h,disku

mampu

si,

menyusun

Organis

dari

perkuat institusi

permai

sebuah sistem

90

asi

jejaring

sebagai komponen

nan

jejaring institusi

simulasi

organisasi

dari jejaring

bersama untuk

peran,

wilayah dalam

dan

organisasi.

perkembangan

proyek

sebuah tim dari

wilayah

kreatif,

RPO dan SWOT

khususnya di

solusi

serta proyek

aplikati

kreatif dari

f dari

pergerakan

antar

RPO

serentak per

wilayah

dan

wilayah

meningka
tkan
kerjasama

2. Jejaring
organisasi
3. Konsep tender

bidang

institusi

kesehatan

150
60 materi

SWOT
2

RPO

Mahasisw

Mahasiswa dapat

dan

a dapat

memahami

SWOT

memaha

1. Definisi, peran,

Cerama

65% Mahasiswa

fungsi, tujuan,

h, tanya

mampu

pengertian, dasar-

dan urgensi

jawab,

membuat RPO

mi dan

dasar,fungsi, dan

RPO.

diskusi,

organisasi

30

memiliki

teknik perencanaan

2. Teori

permai

(institusi atau

diskusi

kedalama

RPO dan SWOT

pengembangan

nan

wilayah) secara

sebuah organisasi

organisasi.

peran,

aplikatif

pengetahu

kemahasiswaan.

3. Teknis,

an tentang

pengembangan,

RPO dan

dantindakan

SWOT.

RPO.
4. Defenisi, peran,

simulas
i
kelomp
ok.

150
60 materi

60 case
study

dan fungsi
SWOT.
5. Peranan SWOT
dalam
pengembangan
organisasi
3

Kemam

Memaha

Peserta mampu

puan

mi teknik-

menganalisis dan

Analisis

teknik

memanajemen serta

dalam

melakukan resolusi

Manaje

analisis,

konflik pendidikan,

men,

manajeme

profesionalisme,

dan

n, dan

Resolus
i
Konflik

(RPO).
1. Analisis

Cerama

65% mahasiswa

kebijakan.

h, tanya

mampu

2. Penyelidikan

jawab,

menentukan

diskusi,

sikap secara

90

permai

bijak dalam

simulasi

2.2 Sifat.

nan

menyikapi

kebijakan perguruan

2.3 Jenis.

peran,

konflik secara

resolusi

tinggi, kesehatan dan

2.4 Karakter.

simulas

apllkatif

konflik.

organisasi

2.5 Model.

kemahasiswaan

3. Pemecahan

kelomp

(BEM-ISMKI)di

konflik.

ok.

institusi dan

4. Penanganan

wilayah.

konflik.

konflik.
2.1 Pengertian.

4.1 Manajemen
Konflik.
4.2 Resolusi
Konflik.
5. Lobby dan
negosiasi.
5.1 Definisi.
5.2 Manajemen

150
60 materi

Negosia

Memperk

Mahasiswa mampu

Teknik.
1. Definisi dari

Cerama

75% Mahasiswa

si

enalkan

menerapkan prinsip

negosiasi

h,kerja

mampu

tentang

negosiasi dalam

2. Negosiasi

kelomp

menerapkan

cara

simulasi dengan

organisasi

ok,Plen

simulasi teknik

30 kerja

bernegosi

prinsip-prinsip win-

ary-

negosiasi win-

kelompok

asi atau

win solution

Diskusi

win solution

(Lobyin
g)

proses

wilayah
3. Definisi dari
lobying

lobbying

4. Teknik-teknik

yang

lobying dalam

efektif.

permasalahan

180
60 materi

90
simulasi

Simulas
i

kesehatan
5

Pengem

Pemaham

Mahasiwa dapat

bangan

an dan

merancang suatu

penerapan

strategi kaderisasi

strategi

organisasi yang

kaderisasi

aplikatif

SDM

organisasi

wilayah
1. Urgensi
kaderisasi
2. Pengenalan
strategi PSDM
3. Tahap- tahap
kaderisasi

secara
terintegra

Cerama

65% mahasiswa

h, tugas

mampu

kelomp

merancang

ok,disk

strategi

30 tugas

kaderisasi

kelompok

usi
(arah

organisasi yang

terbalik

aplikatif , efisien

dan efektif

si
6.

Nasiona
lisme
ISMKI

Peserta

30 materi

150
diskusi
(arah
terbalik)

1. Menyatukan visi

1. Pembagian

Cerama

70%

diperkena

dan misi

wilayah dan

h, sesi

Mahasiswa

lkan

wilayah.

kedudukannya

bidang

faham akan

dengan

210

2. Meningkatkan

profil dan

peran mahasiswa

aktivitas

terhadap institusi

pada AD/ART.
2. Fungsi,
peranan, dan

120
20 materi

esensis adanya

45 sesi

wilayah dan

bidang

mampu

45

ISMKI.

(terutama

pergerakan

meningkatkan

project

mewarnai

wilayah.

peranya dalam

presentatio

aktifitas nyata

kegiatan

3. Profil ISMKI.

kemahasiswaan

dalam ruang

institusi dan

lingkup

Badan Semi

wilayah.

Otonom) dan
wilayah.
3. Meningkatkan
kerja sama
institusi dalam
ruang lingkup
wilayah.

6. Standar Pemateri
Pemateri dalam LKMM Wilayah berasal dari :
a. Internal Institusi
b. Eksternal institusi
c. ISMKI ( Alumni LKMM Wilayah atau LKMM Nasional )
d. Dosen
e. Pemerintahan Birokrat
Keterangan : Dengan syarat pemateri menguasai materi yang akan diberikan dan pernah
memberikan materi yang sama minimal 2 kali.
7. Standar Fasilitator
a. Delegasi PSDM Wilayah
b. Sistem open recruitment yang dilakukan oleh PSDM Wilayah dengan syarat sebagai
berikut :
Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Pernah mengikuti LKMM Nasional, LKMM Wilayah atau LKMM Lokal
maksimal 2 tahun sebelumnya

Pernah atau masih aktif dalam organisasi kemahasiswaan, khususnya ISMKI

(PHN/PHW) atau aktif di BEM/PEMA/SEMA/HMPD.


Mengerti dan memahami materi serta konsep yang disampaikan pada LKMM
Wilayah.

8. Standar pembiayaan
Dalam hal pembiayaan kondisional tergantung kebutuhan wilayah.
9. Tempat pelaksanaan LKMM Wilayah
Tempat untuk pelaksanaan LKMM Wilayah dilakukan indoor dan outdoor disesuaikan
dengan kebutuhan Institusi.

10. Waktu pelaksanaan LKMM Wilayah


Dalam pelaksanaan LKMM Wilayah kondisional menyesuaikan jadwal masing-masing
wilayah, namun pelaksanaan ditekankan sebelum School Of Leadership diselenggarakan
karena merupakan proses LKMM berjenjang.
11. POA (Plan of Action)
Diwajibkan diakhir rangkaian kegiatan LKMM Wilayah yang ada di masing-masing
wilayah memiliki tujuan akhir yang jelas ditunjukkan dengan hasil POA yang dibuat oleh
para peserta berupa project angkatan, baik itu tentang pengembangan wilayah maupun
tentang pengabdian kepada masyarakat yang minimal inisiasi pelaksanaanya adalah 2
bulan setelah acara selesai. Kegiatan POA ini nantinya akan bekerja sama dengan bidang
Pengmas (pengembangan masyarakat) ISMKI baik nasional maupun wilayah, yang diberi
nama GSI (Gerakan Sosial Inklusif).
Tema yang telah disepakati untuk kegiatan GSI yaitu Autis pada anak-anak. Alumni
LKMM Wilayah diharapkan melaksanakan Warung Sosial With Charity as Care &
Penjualan gelang sosial. Sebagai langkah awal, alumni LKMM melakukan pengenalan
mengenai Gerakan Sosial Inklusif kepada masyarakat luas sebagai salah satu bukti nyata
kepedulian. Serta mengajak masyarakat untuk ikut serta melaksanakan Gerakan Sosial
Inklusif. Selanjutnya dengan adanya produk dari CE Nasional maupun wilayah,

dilakukan pembukaan warung sosial oleh alumni LKMM dan mahasiswa lain, yang bisa
dilaksanakan saat car free day atau di lokasi keramaian lain. Warung sosial ini juga bisa
diboomingkan kepada teman mahasiswa lainnya.
Dari ajang warung sosial pertama, masyarakat diajak untuk ikut jadi relawan pada
gerakan sosial inklusif. Jumlah relawan bisa disesuaikan dengan target peserta. Kemudian
masyarakat dijelaskan konsep gerakan ini. Dilain kesempatan sebagian alumni LKMM
menjaring masyarakat untuk melakukan aksi peduli dengan pembuatan video dan ide
kreatif lain sebagai ajakan kepada masyarakat luas yang nantinya akan diunggah ke
jejaring sosial, dengan konten ajakan untuk ikut berdonasi.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan menginisiasi keceriaan peserta dengan kehadiran
relawan, dimana satu relawan akan mendampingi satu peserta sejak dimulainya acara
hingga berakhirnya acara. Peserta akan dibekali kertas gambar dan pensil warna untuk
diwarnai. Kemudian setelah mewarnai, bisa dilakukan inovasi kegiatan lain. Misalnya
lomba main layangan (bisa diubah). Video dan ide kreatif lainnya, dikirimkan ke staff LD
Nasional atau wilayah untuk dipublikasikan. Yang kemudian akan dikonfirmasi oleh CE
Nasional atau wilayah.
Hasil dari warung sosial disampaikan kepada masyarakat yang telah ditujukan
dengan melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan penerima bantuan atau donasi.
Diupayakan untuk mengadakan follow up kepada penerima donasi dengan memfokuskan
pada apa tujuan diberikannya donasi tersebut. Dan relawan yang telah mengikuti kegiatan
bisa lebih tergerak untuk mengawasi peserta yang menjadi dampingannya. Karena gerakan
sosial inklusif ini adalah teaser kepada masyarakat untuk ikut mengawasi dalam
meningkatkan kesehatan Indonesia dan lebih peduli terutama kepada anak autis.

Anda mungkin juga menyukai