Anda di halaman 1dari 6

Dunia ada karena Tuhan yang menciptakan.

Dunia dijadikan Tuhan agar manusia


memiliki tempat hidup menjalani hari kehidupan yang sudah Dia hadiahkan
untuk kita. Dunia tanpa mama, tanpa papa adalah hampa dan gelap. Dunia tanpa
sinar matahari adalah dingin dan lembab namun dunia juga butuh air hujan agar
ada kesejukan kala sinar matahari terasa begitu menyengat. Aku senang melihat
matahari yang hampir terbit dan hampir tenggelam. Aku senang dengan warnawarni pelangi yang muncul saat hujan berhenti, tapi aku tak suka hujan berhenti
karena aku suka hujan. Tak ada alasan untuk tidak bersyukur setiap hari, karena
kasih Tuhan selalu nyata dalam tiap lembar kehidupanku. Tapi, pernahkah
syukur itu berganti cerca? Atau pernahkan kegembiraan berubah menjadi
kesedihan? Hanya karena satu alasan yaitu perbedaan. Perbedaan itu bukan
hanya tentang rasa, bukan hanya tentang pikiran, suku ataupun status sosial.
Perbedaan itu sungguh membutuhkan toleransi besar agar bisa menerima dengan
hati lapang. Kalian tau, perbedaan itu sungguh sulit untuk disatukan.

Akhir 2009
Cinta merupakan bagian dari kehidupan, tanpa cinta apalah artinya hidup? Tanpa
cinta hitam dunia akan tetap terlihat hitam, sinar matahari akan tetap terasa
begitu panas, sinar rembulan tak lebih dari sekedar menerangi malam dan
indahnya pelangi tak akan pernah lebih dari sekedar warna di langit biru.
Perbedaan mengajarkan kita untuk lebih mengenal arti cinta, belajar untuk
memperjuangkan cinta diantara perbedaan itu, belajar untuk lebih menghargai
perbedaan dan mengajarkan kita untuk berani mengambil keputusan dengan latar
belakang perbedaan yang begitu kuat nyata.
Dia datang menghidupkan rasa yang lama mati, memberi arti dan menemaniku
menulis lembar kehidupan yang masih kosong. Dia memberikanku cinta yang
belum pernah aku dapatkan dari laki-laki lain, memberikanku rasa deg-degan

saat harus berada didekatnya dan membuat hariku terasa lebih indah. Semakin
aku bisa menerimanya semakin aku menyadari betapa besar perbedaan antara
kami berdua. Sampai tiba saatnya aku harus mendengar langsung dia memintaku
untuk menjadi kekasihnya, memintaku untuk tetap berada disampingnya dan
mengatakan dengan sungguh-sungguh bahwa dia mencintai dan menyayangiku.
Seperti tersambar petir rasanya diriku, namun lembut seperti sutra membelai
wajahku. Sekali lagi perbedaan itu sejenak menggoyahkan pikiranku. Tapi, hati
tak dapat berdusta sekalipun begitu keras pikiran mencoba menggendalikan hati.
Aku juga mencintainya, sungguh mencintainya.

2010
Lembaran hidup untuk tahun yang baru siapku isi dengan cerita indah dan aku
ingin menulis cerita indah itu bersamanya. Mungkin terlihat bodoh, seperti anak
remaja yang sedang dimabuk cinta, tapi itulah yang sedang kami rasakan. Dalam
waktu singkat menjalin hubungan dengannya betapa dia mengajarkanku banyak
hal, menerimaku apa adanya dan mencintaiku lebih dan lebih setiap harinya.
Kami menjalani semua dengan menjadikan komunikasi sebagai yang utama,
menjadikan cinta dasar dari semua tindakan kita dan selalu meminta Tuhan
menuntun hubungan kita. Keyakinan kami memang berbeda, kami menyebut Dia
dengan cara yang berbeda, kami duduk di tempat ibadah yang berbeda, tapi satu
yang kami berdua yakini, Dia yang kami sembah adalah sama. Kedua orang tua
kami begitu berbesar hati dan menerima hubungan kami, kami syukuri itu. Kami
menganggap restu mereka sebagai doa dan meminta mereka juga mendoakan yang
terbaik untuk hubungan kami. Hampir setahun berjalan tak pernah sekalipun aku
merasa kecewa dan menyesal dengan keberadaannya, dengan cinta kita. Sampai
pada penghujung tahun dia memintaku untuk menjadi tunangannya.

Akhir 2010
Aku mengalami dilema besar, gundah gulana, senang dan sedih dan tak tahu
harus berbuat apa. Aku ingin melakukan itu tapi aku sadar semakin aku
melangkah jauh langkah itu tak dapat kuhentikan. Aku tak ingin terggelam
terlalu dalam, aku bisa mati. Tapi aku sangat menyayangi dia, aku sangat
mencintai dia, namun aku sangat menghormati kedua orang tuaku. Aku tahu sulit
bagi mereka menerima hubungan kami dan aku juga tahu mereka begitu berusaha
untuk tidak mengecewakanku. Aku butuh waktu dan kubiarkan diriku menyendiri
untuk beberapa hari.

2011
Awal tahun yang suram.
Tak lagi ada semangat hidupku, rasanya tak ada lagi alasan untuk bisa menikmati
hidup seperti sebelumnya.
Siang itu kuterima voicenote darinya. Kubuka dan kudengar. Entah bagaimana,
tapi hanya air matalah yang bisa mewakili perasaanku mendengar kirimannya itu.
Dia memainkan lagu indah namun pedih rasanya mendengar itu.

Sendiri resapi heningya malam ini


Tanpamu disini hatiku sunyi
Berharap engkau kembali
Mengisi hari bersama lagi
Sgala perbedaan itu membuatmu jauh dariku
Biarlah sang waktu menjaga cintamu
Nyalakanlah api cinta

Membakar ragu yang ada


Kukan slalu setia hingga saat tiba
Perpisahan ini hanya tuk sementara
Sabarlah menanti tak usah gelisah

Hidup bagai deretan tuts piano, ada hitam dan ada yang putih. Aku berusaha
memahami

maksud

semua

peristiwa

yang

terjadi,

karena

hitam

pun

sesungguhnya bisa menghasilkan keindahan.


Berminggu-minggu menyendiri, mencoba mencari sendiri solusi terbaik dan
akhirnya tiba saat untuk aku memutuskan. Pertemuanku dengannya hari itu
terjadi karena aku yang minta namun, sepi dan dingin, tak banyak hal yang bisa
kami bicarakan. Kesunyian akhirnya pecah saat dia mengatakan betapa dia
merindukanku. Aku hanya bisa diam, senang namun pedih rasanya hatiku.
Membayangkan dulu selalu mengatakan kalimat sayang, selalu tanganku
dipegang tangannya, pipiku dicium mesra olehnya, dan bahuku dirangkul
sehingga terasa hangat badanku. Aku tak membencinya sama sekali tidak, aku
hanya takut dan mencoba menghalangi rasa cinta yang masih begitu besar
untuknya. Kembali kupikirkan tujuan aku meminta bertemu dirinya, semua sudah
kupersiapkan tapi sempat terlupa dihalangi diriku yang sempat kaku tak
bernyawa. Aku mengatakan untuk tidak menerima ajakannya dengan satu alasan,
kami berbeda. Sekali lagi, perbedaan antara kami bukan hanya tentang rasa,
pikiran, selera, tapi besar sangat besar, agama kami berbeda.

Februari 2011
Semangat hidup belum juga kembali dan hubunganku dengannya, kami berdua
mencoba semampu kami menjalin hubungan sebagai seorang teman, yaaa teman,
hanya sebatas teman, bahkan tak lebih dari sebelumnya seperti kami baru

pertama kenal. Hari ke-14 di bulan itu kejutan datang menghampiriku. Seikat
bunga mawar putih kesukaanku kutemukan di teras depan rumah, di dalamnya
ada selembar kertas.

Hai,
Maaf mengejutkanmu.
Aku hanya ingin bilang, Happy Valentine.

Dia mengirimkan bunga mawar, membuka pagiku, memberiku semangat dan


keceriaan. Aku ingin melupakan masalah perbedaan itu dan kembali menjalin
hubungan dengannya. Semua yang terjadi di dunia ini kuyakini tak ada yang
kebetulan, semua Tuhan yang mengatur. Harapan dan keinginanku seakan diberi
jalan untuk bisa kuwujudkan, aku ingin kembali bertemu dengannya, kembali
membicarakan hal serius dengannya. Aku pun menerima pesan singkat darinya
dan aku rasa keputusannku sudah bulat.

Ijinkan aku untuk bertemu dan sekedar berbincang.

Semua siap, diriku, hati dan pikiranku, kupastikan semua siap tanpa cacat.
Layaknya pasangan yang ingin memulai kencan pertama, aku begitu gugup
kembali kurasakan kegugupan yang dulu aku rasakan saat ingin kencan pertama
kali dengannya.

Aku kembali menjalin hubungan dengannya dan kami menjalaninya sampai


sekarang. Kalian tau, kini kami semakin menyadari bahwa perbedaan tak
selamanya menyakitkan. Kami lebih belajar menghargai perbedaan, memahami
mengapa perbedaan itu harus ada. Semakin kuat dengan iman kami, semakin

kuat dan yakin dengan cinta kami dan semakin percaya bahwa jodoh atau
tidaknya kami nanti Tuhanlah yang menentukan. Amin.

--Aku bersyukur Allah mempertemukan diriku dan dirimu--

--Kamu adalah hadiah terindah yang Tuhan Yesus berikan untukku

P.L

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover Hifema
    Cover Hifema
    Dokumen1 halaman
    Cover Hifema
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Tolong
    Tolong
    Dokumen2 halaman
    Tolong
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Angka Angka
    Angka Angka
    Dokumen1 halaman
    Angka Angka
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Tolong
    Tolong
    Dokumen2 halaman
    Tolong
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Pertemuan Cardio Edit
    Jadwal Pertemuan Cardio Edit
    Dokumen2 halaman
    Jadwal Pertemuan Cardio Edit
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Mioma Uteri
    Mioma Uteri
    Dokumen26 halaman
    Mioma Uteri
    JacksonSembel
    Belum ada peringkat
  • NATAL KELUARGA
    NATAL KELUARGA
    Dokumen3 halaman
    NATAL KELUARGA
    Pinkan J. Lintong
    100% (4)
  • Tata Ibadah Meditasi
    Tata Ibadah Meditasi
    Dokumen2 halaman
    Tata Ibadah Meditasi
    Pinkan J. Lintong
    93% (15)
  • Memey ETIKA
    Memey ETIKA
    Dokumen11 halaman
    Memey ETIKA
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Huruf Huruf
    Huruf Huruf
    Dokumen1 halaman
    Huruf Huruf
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Lapkas KET
    Lapkas KET
    Dokumen21 halaman
    Lapkas KET
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Leaflet LBP
    Leaflet LBP
    Dokumen1 halaman
    Leaflet LBP
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • 3 Pelayanan Asuhan Pasien
    3 Pelayanan Asuhan Pasien
    Dokumen79 halaman
    3 Pelayanan Asuhan Pasien
    Mylindha P Maharani
    Belum ada peringkat
  • Daun Sendok
    Daun Sendok
    Dokumen2 halaman
    Daun Sendok
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Cacar Air
    Leaflet Cacar Air
    Dokumen1 halaman
    Leaflet Cacar Air
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • TATAIBADAHMINGGU
    TATAIBADAHMINGGU
    Dokumen31 halaman
    TATAIBADAHMINGGU
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Slide Lapkas Mola Hidatidosa
    Slide Lapkas Mola Hidatidosa
    Dokumen31 halaman
    Slide Lapkas Mola Hidatidosa
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Tifoid
    Leaflet Tifoid
    Dokumen1 halaman
    Leaflet Tifoid
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Tidur (Pendahuluan)
    Gangguan Tidur (Pendahuluan)
    Dokumen1 halaman
    Gangguan Tidur (Pendahuluan)
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen1 halaman
    Abs Trak
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • CHIKUNGUNYA
    CHIKUNGUNYA
    Dokumen5 halaman
    CHIKUNGUNYA
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Hordeolum Eksternum
    Hordeolum Eksternum
    Dokumen9 halaman
    Hordeolum Eksternum
    Ferdinan Goutama
    Belum ada peringkat
  • Disfagia
    Disfagia
    Dokumen20 halaman
    Disfagia
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Leaflet
    Leaflet
    Dokumen2 halaman
    Leaflet
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Power Point TB Paru Resisten Rifampisin
    Power Point TB Paru Resisten Rifampisin
    Dokumen26 halaman
    Power Point TB Paru Resisten Rifampisin
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Laporan Stase Luar
    Laporan Stase Luar
    Dokumen6 halaman
    Laporan Stase Luar
    Miranti Indriyani Kumesan
    Belum ada peringkat
  • Hifema Word
    Hifema Word
    Dokumen21 halaman
    Hifema Word
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • DISFAGIA
    DISFAGIA
    Dokumen10 halaman
    DISFAGIA
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat
  • Power Point TB Paru Resisten Rifampisin
    Power Point TB Paru Resisten Rifampisin
    Dokumen26 halaman
    Power Point TB Paru Resisten Rifampisin
    Pinkan J. Lintong
    Belum ada peringkat