1.
Pengertian Afasia
Afasia adalah gangguan kemampuan berbahasa, yaitu hilangnya kemampuan
untuk
menggunakan
bahasa karena
terjadinya
cedera
pada
area
bahasa
di
otak.
Setiap orang menggunakan bahasa. Berbicara, memperoleh kata-kata yang tepat,
memahami sesuatu, membaca, menulis, melakukan isyarat adalah merupakan bagian dari
penggunaan bahasa. Ketika satu atau lebih dari penggunaan bahasa tidak lagi berfungsi
dengan baik (yang dikarenakan oleh cedera otak), maka kondisi tersebut dinamakan afasia.
Afasia A (= tidak) fasia (= bicara), berarti seseorang tidak dapat lagi mengungkapkan apa
yang dia mau. Dia tidak bisa lagi menggunakan bahasa. Selain afasia, dapat terjadi
kelumpuhan dan atau masalah-masalah sehubungan dengan :
-
Tikofsky, afasia merupakan suatu manifestasi dari cedera otak dalam komunikasi, yang
ditandai dengan adanya gangguan dalam kemampuan berbahasa.
Kenneth scott Wood (1971), afasia diartikan sebagai suatu kehilangan kemampuan
fungsi simbolisasi dan ekspresi akibat adanya lesi pada otak yang terjadi karena penyakit,
trauma, atau kelainan/penyimpangan dalam perkembangannya
Mildred Fredburg Berry dan Jon Eisenson (1973), afasia sebagai suatu istilah
umum,yang menunjukkan adanya kerusakan pada pusat di otak yang mengakibatkan
terganggunya aspek linguistik atau bahasa. Gangguan ini meliputi pengertian terhadap katakata, simbolisasi atau coding, dan penggunaan bahasa yang meliputi bicara, menulis, dan
membaca.
Bambang Setyono (1982), afasia adalah gangguan fungsi bahasa pasif dan atau aktif
yang terjadi akibat adanya trauma atau kerusakan di pusat bahasa otak. Gangguan funsi
bahasa ini ditandai dengan kehilangan seluruh atau sebagian dari pembentukan konsep,
pengertian, proses simbolisasi (coding), serta aspek linguistik lain di lingkungannya.
Gangguan tersebut tidak termasuk yang diakibatkan oleh adanya gangguan saraf perifer,
kelainan sensoris primer, kelainan fungsi mental, atau masalah psikiatri yang lain.
Afasia adalah suatu keadaan pada pasien sehingga ia tidak mampu berbicara.
Afasia Broca menjadikan pasien tak mampu membentuk kalimat kompleks dengan tata
bahasa yang benar. Pasien sendiri masih memiliki kemampuan pemahaman bahasa yang
baik, walaupun ada beberapa kasus di mana kemampuan pemahaman bahasa pasien ikut
menurun.
Berikut adalah contoh pasien dengan afasia Broca. Ia bermaksud menjelaskan
bagaimana ia datang ke rumah sakit untuk menjalani bedah gigi.
"Ya... ah... Senin... ng... Ayah dan Peter H... (namanya), dan Ayah.... ng... rumah sakit...
dan... ah... Rabu... Rabu, jam sembilan... dan oh... Kamis... jam sepuluh, ah dokter... dua...
dan dokter... dan ng... gigi... yah."
2.
Afasia anak
Disebut afasia anak bila kelainan tersebut terjadi pada masa perkembangan baik karena
kelainan kongenital maupun kelainan yang didapat.
Afasia dewasa
Disebut dengan afasia dewasa bila kelainan terjadi pada tahap akhir perkembangan bahasa
atau penyebab terjadi setelah perkembangan dan mampu mempergunakan kaidah
linguistik.
Berikut beberapa klasifikasi afasia, ada banyak sekali jenis afasia, namun yang
disebutkan berikut merupakan jenis afasia yang sering ditemukan , yaitu:
1.
Afasia
Broca
(tidak
dapat
berbicara
lancar);
disebut
juga
afasia
ekspresif
Orang dengan afasia Broca cenderung berbicara pendek-pendek dan penuh arti karena ia
sulit memproduksi kata-kata atau kalimat. Afasia Broca cenderung berkaitan dengan
hemiparesis kiri.
2.
3.
4.
otak yang menghubungkan informasi antara area Wernicke dan area Broca. Kemampuan
pengulangan kata atau kalimatnya sangat buruk.
5.
3.
a.
b.
tumor,
c.
stroke,
d.
infeksi
Berikut merupakan pusat bahasa otak :
Area Broca adalah bagian dari otak manusia yang terletak di gyrus frontalis superior
pada lobus frontalis korteks otak besar. Area ini berperan pada proses bahasa, serta
kemampuan dan pemahaman berbicara.
Area Wernicke terletak berdampingan dengan area Broca. Keduanya ditemukan hanya
pada salah satu belahan otak saja, umumnya pada bagian kiri, karena populasi manusia
kebanyakan "dominan kiri".
a.
Cedera otak
Afasia disebabkan oleh cedera otak. Penyebab cedera otak umumnya disebabkan
oleh kelainan pada pembuluh darah. Kelainan tersebut juga dinamakan pendarahan otak,
gangguan pembuluh darah otak, atau geger otak. Istilah medisnya adalah CVA Cerebro (=
otak ) Vasculair (= pembuluh darah) Accident (= kecelakaan). Penyebab lain terjadinya
afasia adalah trauma (cedera pada otak karena kecelakaan, misalnya kecelakaan lalu lintas,
jatuk di kamar mandi) yang menyebabkan cedera pada otak.
b.
Tumor
Tumor otak dimana tumor ini terletak pada otak baik benigna maupun maligna. Jika
tumor ini berada di otak, maka akan mengganggu fungsi dari sistem syaraf di otak.
Sistem syaraf merupakan sistem koordinasi atau sistem kontrol yang bertugas
menerima rangsang, menghantarkan rangsang ke seluruh tubuh dan memberikan respon
terhadap rangsangan tersebut.
c.
Stroke
Stroke adalah kehilangan fungsi otak secara mendadak yang diakibatkan oleh
gangguan suplai darah kebagian otak.
Stroke adalah gangguan perfusi otak yang diakibatkan oklusi (sumbatan), embolisme
serta pendarahan, patologi dalam otak itu sendiri bukan karrena faktor luar) yang
mengakibatkan gangguan permanen atau sementara.
Pada saat gangguan, umumnya ada penyakit lain yang mendahului terutama
penyakit kardiovaskuler (jantung, hipertensi), ganguan otak (degeneratif, atritis, penyakit
pembuluh darah tepi, paru-paru menahun, kanker, DM yang tak terkendali, dan trauma
kepala.
Akibatnya adalah gangguan suplai darah ke otak, menyebabkan kehilangan gerak,
pikiran, memori, bicara atau sensasi baik sementara maupun permanen.
d.
Infeksi
Infeksi ini terjadi karena masuknya mikroorganisme ke dalam jaringan otak.
Mikroorganisme tersebut dapat berupa bakteri, virus maupun jamur. Bila infeksi tadi
menyerang sistem susunan syaraf akan menimbulkan gangguan. Terjadinya infeksi tersebut
ditandai dengan timbulnya rasa sakit, kenaikan suhu badan, edema dan gangguan fungsi.
Infeksi ini dapat dibedakan atas
Meningitis, terjadinya infeksi pada meningen ini dapat terjadi karena fraktur kranii,
penyebaran secara hematogen (septikemia atau infeksi fokal) ataupun perkontiunitatum
( sinusitis, mastoiditis, otitis media akut.
Enseffalitis, merupakan infeksi jaringan otak yang umumnya disebabkan oleh virus
neuropatik, pantropik, visotropik.
Abses Serebri ini terjadi karena adanya penggumpalan nanah yang terjadi akibat adanya
infeksi. Gumpalan nanah ini akan meningkatkan tekanan intrakranial.
Berikut beberapa penyebab yang mengakibatkan afasia pada anak :
a.
bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan menyebabkan gangguan bicara dan
bahasa pada anak, termasuk lingkungan keluarga.
bahasa,
juga
aktivitas
dan kemampuan
Seseorang mengalami pendarahan otak jika aliran darah di otak tiba-tiba mengalami
gangguan. Hal ini dapat terjadi melalui dua cara, yaitu :
-
Penyumbatan :
Disebabkan oleh penebalan dinding pembuluh darah (trombosis) atau penggumpalan darah
(emboli) yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Dalam hal ini terjadi serangan
otak.
Kebocoran :
Di pembuluh darah terdapat bagian yang lemah (aneurisma). Bagian tersabut dapat menjadi
berpori-pori, selanjutnya mengalami kebocoran, bahkan pecah. Dalam hal ini terjadi
pendarahan otak.
Oleh para dokter, pendarahan otak disebut CVA Cerebro Vasculair Accident atau kecelakaan
vaskuler otak. Otak kita membutuhkan oksigen dan glukoso untuk dapat berfungsi. Jika
terjadi perdarahan otak atau gangguan lainnya seperti cedera otak, tumor, stroke, infeksi
dan lain-lain sehingga terjadi penyumbatan maupun kebocoran pembuluh darah. Maka
lambat laun sel-sel otak di bagian tersebut mengalami kematian. Di otak terdapat berbagai
bagian dengan fungsi berbeda-beda. Pada kebanyakan orang, bagian untuk kemampuan
menggunakan bahasa terdapat di sisi kiri otak diantaranya area broca dan area wernicke.
Jika terjadi cedera pada bagian bahasa di otak, maka terjadi afasia.
5.
Gejala afasia adalah tanda-tanda klinis yang tidak normal dari fungsi reseptif atau
ekspresif yang secara reatif mempengaruhi kemampuan komunikasi seseorang. Gejalagejala yang dapat mengarah pada diagnosa afasia adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bertelepon
b. 8-10 Bulan
c. 12-15 Bulan
24 bulan, tidak memahami fungsi alat rumah tangga seperti sikat gigi dan telepon.
24 bulan, belum dapat meniru tingkah laku atau katakata orang lain.
36 bulan, tidak menggunakan kalimat sederhana dan pertanyaan dan tidak dapat
dipahami oleh orang lain selain anggota keluarga.
f. 3-4 Tahun
3 tahun, tidak mengucapkan kalimat, tidak mengerti perintah verbal dan tidak mamiliki
minat bermain dengan sesamanya.
3,5 tahun, tidak dapat menyelesaikan kata seperti ayah diucapkan aya.
6.
Penatalaksanaan afasia
Banyak penderita afasia pernah dirawat dalam periode tertentu di rumah sakit.
Opname di rumah sakit biasanya dilakukan setelah terjadi cedera otak. Setelah keluar dari
rumah sakit, banyak dari mereka yang masih membutuhkan penanganan lanjutan.
Penanganan afasia hampir selalu diteruskan ke ahli logopedia (=seseorang yang ahli dalam
bidang komunikasi) atau pada ahli terapi wicara.
Tindakan dalam terapi wicara. Berikut, sifat tindakan dalam terapi wicara dapat
dibedakan atas :
-
Rehabilitatif atau Habilitatif. Tindakan terapi wicara bertujuan untuk memulihkan dan
memberikan kemampuan kepada penderita gangguan/kelainan perilaku komunikasi
sebagaimana kemampuan sebelum sakit atau sekurang-kurangnya mendekati kemampuan
komunikasi normal.
Jika dengan berbicara tidak berhasil, coba gunakan bahasa isyarat, gambar, tulisan atau
dengan menunjuk untuk memperjelas apa yang Anda maksudkan.
Rencanakan dan siapkan di pikiran Anda atau tulis percakapan yang akan Anda lakukan.
Apabila Anda berkomunikasi dengan penderita afasia :
a.
-
Jika Anda merasa tidak yakin dengan percakapan tersebut, mulai dengan sesuatu yang
sederhana mengenai diri Anda. Setelah itu ajukan pertanyaan yang jawabannya ingin Anda
ketahui.
Tuliskan kata-kata yang paling penting. Ulangi pesan yang ingin Anda sampaikan dan
berikan tulisan tersebut kepada pasien afasia. Pasien afasia dapat menggunakan tulisan
tersebut untuk membantu ingatannya atau sebagai alat bantu komunikasi.
b.
-
Tujuan website ini adalah untuk memberikan perhatian pada afasia juga untuk menstimulasi
pendirian kelompok-kelompok kontak para penderita afasia. Ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya isolasi sosial para penderita afasia.
VI.
METODE
1.
Ceramah
2.
Tanya jawab