Anda di halaman 1dari 16

Makalah Administrasi Kebijakan Kesehatan

Analisis Kebijakan Kesehatan

ANA SAFITRI
K11112270
Kesmas C

Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini walaupun dalam
bentuk yang sederhana baik bentuknya maupun isinya.
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas Administrasi Kebijakan Kesehatan
yang mungkin dapat membantu teman-teman dalam mempelajari hal-hal dasar dalam
pelajaran Administrasi Kebijakan Kesehatan. Pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
menyelesaikan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna bagi para pembaca semuanya. Penulis
juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Makassar, 27 Oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................


KATA PENGANTAR ...............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................

i
ii
iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Kesehatan
juga merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, disamping sandang, pangan
dan papan. Dengan berkembangnya pelayanan kesehatan dewasa ini, memahami
etika Kesehatan merupakan bagian penting dari kesejahteraan masyarakat. Namun
dalam kehidupan kita tentu tidak lepas dari masalah kesehatan. Masalah kesehatan
yang dihadapi tentunya harus memiliki manajemen yang baik terkhusus kebijakan
kesehatan.

Dimana

Kebijakan

kesehatan

memiliki

peran

strategis

dalam

pengembangan dan pelaksanaan program kesehatan. Kebijakan kesehatan juga


berperan sebagai panduan bagi semua unsur masyarakat dalam bertindak dan
berkontribusi

terhadap

pembangunan

kesehatan.

Melalui

perancangan

dan

pelaksanaan kebijakan kesehatan yang benar, diharapkan mampu mengendalikan


dan memperkuat peran stakeholders guna menjamin kontribusi secara maksimal,
menggali sumber daya potensial, serta menghilangkan penghalang pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Dan dalam hal ini, pemerintah turut campur tangan di
bawahi oleh Kementrian Kesehatan (Kemenkes). Selaku pembuat kebijakan
kesehatan Kementrian Kesehatan perlu melakukan analisis terhadap setiap kebijakan
kesehatan yang dibuat supaya derajat kesehatan di Indonesia lebih terarah untuk
mencapai Indonesia Sehat. Dalam makalah ini akan membahas lebih lanjut
mengenai Analisis Kebijakan Kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Analisis Kebijakan Kesehatan?
2. Apa Perumusan Masalah Kebijakan Kesehatan dalam Analisis Kebijakan
3.
4.
5.
6.
7.

Kesehatan?
Apa Peran, Fungsi, dan Tujuan dari Analisis Kebijakan Kesehatan ?
Apa Pendekatan Analisis Kebijakan ?
Apa itu Argumen Kebijakan dalam Analisis Kebijakan Kesehatan ?
Apa Bentuk Analisis Kebijakan ?
Apa Peranan Politik dalam Analisis Kebijakan Kesehatan ?

C. Tujuan

Tujuan khusus dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai pemenuhan tugas
Dasar-dasar Administrasi Kebijakan Kesahatan. Disamping itu tujuan lainnya yaitu
diharapkan agar pembaca dapat menambah pengetahuan dalam lingkup Dasar
Administrasi
Kesehatan

Kebijakan

Kesehatan

khususnya

mengenai

Analisis

Kebijakan

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Analisis Kebijakan Kesehatan


Kata Analisis Kebijakan Kesehatan terdiri dari tiga kata yaitu Analisis, Kebijakan,
dan Kesehatan yang diantara ketiga kata ini memiliki dimensi dan arti yang luas.
Analisa atau analisa adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa seperti
karangan, perbuatan, peristiwa, dsb. untuk mengetahui keadaan yg sebenarnya
(sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb) (Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline).
Kebijakan adalah rangkaian dan asas yang menjadi garis besar dan dasar
rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan, dan cara bertindak
(tentang organisasi, atau pemerintah); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau
maksud sebagai garis pedoman untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran
tertentu. Kebijakan juga merupakan suatu hasil analisis yang mendalam terhadap
berbagai alternative yang bermuara kepada keputusan tentang alternative terbaik.
Antara kebijakan dan kebijaksanaan memiliki arti dan makna yang berbeda.
Kebijaksanaan (wisdom) berarti kearifan adalah pengejawantahan aturan yang
sudah ditetapkan sesuai situasi dan kondisi setempat oleh pejabat yang berwenang.
Sedangkan kebijakan (policy) adalah serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan
tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seseorang atau sekelompok pelaku guna
memecahkan masalah tertentu.
Kesehatan Menurut UU RI No. 23, tahun 1991 adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
soial dan ekonomi. Hal ini tidak jauh berbeda dengan yang dikembangkan oleh
WHO, yaitu: kesehatan adalah suatu kaadaan yang sempurna yang mencakup fisik,
mental, kesejahteraan dan bukan hanya terbebasnya dari penyakit atau kecacatan.
Dari ketiga kata diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis kebijakan kesehatan
adalah disiplin ilmu terapan yang menggunakan berbagai metode pengkajian dan
argumentasi untuk menghasilkan dan mentransformasikan informasi-informasi
kebijakan agar dapat digunakan secara politis untuk menyelesaikan masalah
kebijakan. Jadi, konsep dari analisis kebijakan kesehatan adalah what the
government do or not to do. Artinya segala keputusan yang pemerintah lakukan atau

tidak lakukan dalam bidang kesehatan berdasarkan atas kemanfaatan masyarakat di


bidang kesehatan
B. Perumusan Masalah Kebijakan Kesehatan
Masalah kebijakan, adalah nilai, kebutuhan atau kesempatan yang belum
terpenuhi, tetapi dapat diindentifikasikan dan dicapai melalui tindakan publik. Tingkat
kepelikan masalah tergantung pada nilai dan kebutuhan apa yang dipandang paling
panting.
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari masalah
kebijakan, adalah:
1. Interdepensi (saling tergantung), yaitu kebijakan suatu bidang (energi) seringkali
mempengaruhi masalah kebijakan lainnya (pelayanan kesehatan). Kondisi ini
menunjukkan adanya sistem masalah. Sistem masalah ini membutuhkan
pendekatan Holistik, satu masalah dengan yang lain tidak dapat di piahkan dan
diukur sendirian.
2. Subjektif, yaitu kondisi eksternal yang menimbulkan masalah diindentifikasi,
diklasifikasi dan dievaluasi secara selektif. Contoh: Populasi udara secara objektif
dapat diukur (data). Data ini menimbulkan penafsiran yang beragam (a.l. gangguan kesehatan, lingkungan, iklim, dll). Muncul situasi problematis, bukan
problem itu sendiri.
3. Artifisial, yaitu pada saat diperlukan perubahan situasi problematis, sehingga
dapat menimbulkan masalah kebijakan.
4. Dinamis, yaitu masalah dan pemecahannya berada pada suasana perubahan
yang terus menerus. Pemecahan masalah justru dapat memunculkan masalah
baru, yang membutuhkan pemecahan masalah lanjutan.
5. Tidak terduga, yaitu masalah yang muncul di luar jangkauan kebijakan dan sistem
masalah kebijakan
C. Peran, Fungsi, dan Tujuan Analisis Kebijakan Kesehatan
Sebagai suatu bidang kajian ilmu yang baru, analisis kebijakan kesehatan
memiliki peran, fungsi, dan tujuan dalam pelaksanaannya. Peran dan fungsi itu
adalah:
Adanya analisis kebijakan kesehatan akan memberikan keputusan yang fokus
pada masalah yang akan diselesaikan.

Analisis kebijakan kesehatan mampu menganalisis multi disiplin ilmu. Satu disiplin
kebijakan dan kedua disiplin ilmu kesehatan. Pada peran ini analisis kebijakan
kesehatan menggabungkan keduanya yang kemudian menjadi sub kajian baru
dalam khazanah keilmuan.
Adanya analisis kebijakan kesehatan, pemerintah mampu memberikan jenis
tindakan kebijakan apakah yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah.
Memberikan kepastian dengan memberikan kebijakan/keputusan yang sesuai
atas suatu masalah yang awalnya tidak pasti.
Dan analisis kebijakan kesehatan juga menelaah fakta-fakta yang muncul
kemudian akibat dari produk kebijakan yang telah diputuskan/diundangkan.
Adapun tujuan analisis kebijakan negara secara umum adalah menyediakan
informasi untuk para pengambilan kebijakan yang digunakan sebagai pedoman
pemecahan masalah kebijakan secara praktis. Tujuan analisa kebijakan juga meliputi
evaluasi kebijakan dan anjuran kebijakan (Dunn, 1988). Selaras tujuan di atas, dapat
disimpulkan analisis kebijakan tidak hanya sekedar menghasilkan fakta, tetapi juga
menghasilkan informasi mengengai nilai dan arah tindakan yang lebih baik.
D. Pendekatan Analisis Kebijakan
Upaya untuk menghasilk informasi dan argumen, analis kebijakan dapat
menggunakan beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan Empiris, Evaluatif, dan
Normatif (Dunn, 1988).
1. Pendekatan Empiris, memusatkan perhatian pada masalah pokok, yaitu apakah
sesuatu itu ada (menyangkut fakta). Pendekatan ini lebih menekankan
penjelasan sebab akibat dari kebijakan publik. Contoh, Analisis dapat
menjelaskan

atau

meramalkan

pembelanjaan

negara

untuk

kesehatan,

pendidikan, transportasi. Jenis informasi yang dihasilkan adalah Penandaan.


2. Pendekatan evaluatif, memusatkan perhatian pada masalah pokok, yaitu
berkaitan dengan penentuan harga atau nilai (beberapa nilai sesuatu) dari
beberapa kebijakan. Jenis informasi yang dihasilkan bersifat Evaluatif. Contoh:
setelah menerima informasi berbagai macam kebijakan KIA - KB, analis dapat
mengevaluasi bermacam cara untuk mendistribusikan biaya, alat, atau obatobatan menurut etika dan konsekuensinya.
3. Pendekatan normatif, memusatkan perhatian pada masalah pokok, yaitu
Tindakan apa yang semestinya di lakukan. Pengusulan arah tindakan yang dapat

memecahkan masalah problem kebijakan, merupakan inti pendekatan normatif.


Jenis informasi bersifat anjuran atau rekomendasi. Contoh: peningkatan
pembayaran pasien puskesmas (dari Rp.300 menjadi Rp.1000) merupakan
jawaban untuk mengatasi rendahnya kualitas pelayanan di puskesmas.
Peningkatan ini cenderung tidak memberatkan masyarakat.
Ketiga pendekatan di atas menghendaki suatu kegiatan penelitian dan dapat
memanfaatkan berbagai pendekatan lintas disiplin ilmu yang relevan. Adapun model
panelitian yang lazim digunakan adalah penelitian operasional, terapan atau praktis.
Pembuatan informasi yang selaras kebijakan (baik yang bersifat penandaan,
evaluatif, dan anjuran) harus dihasilkan dari penggunaan prosedur analisis yang
jelas (metode penelitian). Menurut Dunn (1988), dalam Analisis Kebijakan, metode
analisis umum yang dapat digunakan, antara lain:
1. Metode peliputan (deskripsi), memungkinkan analis menghasilkan informasi
mengenai sebab akibat kebijakan di masa lalu.
2. Metode peramalan (prediksi), memungkinkan analis menghasilkan informasi
mengenai akibat kebijakan di masa depan.
3. Metode evaluasi, pembuatan informasi mengenai nilai atau harga di masa lalu
dan masa datang.
4. Metode rekomendasi (Preskripsi), memungkinkan analis menghasilkan informasi
mengenai kemungkinan arah tindakan dimasa datang akan menimbulkan akibat
yang bernilai.
Metode analisis kebijakan dikembangkan (hasil modifikasi) dari metode analisis
umum yang lazim dipakai dalam kegiatan penelitian ilmu sosial. Model modifikasi
metode analisis umum menjadi metode analisis kebijakan dapat digambarkan
(Gambar 1).
Metode Analisis Umum
Deskripsi
Prediksi
Evaluasi
Preskripsi (Petunjuk)

Metode Analisis Kebijakan


Perumusan Masalah
Peliputan (Monitoring)
Peramalan (Forecasting)
Evaluasi (Evaluation)
Rekomendasi (Rekomendation)
Penyimpulan Praktis (Practical
Inference)

Penyimpulan praktis, ditujukan untuk mencapai kesimpulan yang lebih dekat agar
masalah kebijakan dapat dipecahkan. Kata Praktis, lebih ditekankan pada dekatnya
hubungan kesimpulan yang diambil dengan nilai dan norma sosial. Pengertian ini
lebih ditujukan untuk menjawab kesalahpahaman mengenai makna Rekomendasi
yang sering diartikan pada informasi yang kurang operasional atau kurang praktis,
masih jauh dari fenomena yang sesungguhnya.
Bila metode analisis kebijakan dikaitkan dengan pendekatan empiris, evaluatif,
dan anjuran, maka metode analisis kebijakan dapat disusun menjadi 3 jenjang, yaitu:
1. Pendekatan modus operandi, dapat menghasilkan informasi dan argumen
dengan memanfaatkan 3 jenjang metode analisis, yaitu perumusan masalah,
peliputan, dan peramalan.
2. Pendekatan modus evaluatif, dapat menghasilkan informasi dan argumen
dengan memanfaatkan 4 jenjang metode analisis, yaitu perumusan masalah,
peliputan, peramalan, dan rekomendasi.
3. Pendekatan modus anjuran, dapat menghasilkan informasi dan argumen dengan
memanfaatkan seluruh (6) jenjang metode analisis, yaitu perumusan masalah,
peliputan, peramalan, evaluasi, rekomendasi, dan peyimpulan praktis.

E. Argumen Kebijakan
Analisis kebijakan tidak hanya sekedar menghimpun data dan menghasilkan
informasi. Analisis kebijakan juga harus memanfaatkan atau memindahkan informasi
sebagai bagian dari argumen yang bernalar mengenai kebijakan publik untuk
mencari solusi masalah kebijakan publik. Menurut Dunn (1988) struktur argumen
kebijakan menggambarkan bagaimana analis kebijakan dapat menggunakan alasan
dan bukti yang menuntun kepada pemecahan masalah kebijakan.
Berdasarkan struktur argumen, dapat diketahui bahwa seorang analisis kebijakan
dapat menempuh langkah yang benar, dengan memanfaatkan informasi dan
berbagai metode menuju kepada pemecahan masalah kebijakan; dan tidak sekedar
membenarkan alternatif kebijakan yang disukai.
F. Bentuk Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan terdiri dari beberapa bentuk, yang dapat dipilih dan digunakan.
Pilihan bentuk analisis yang tepat, menghendaki pemahaman masalah secara

mendalam, sebab kondisi masalah yang cenderung menentukan bentuk analisis


yang digunakan. Berdasarkan pendapat para ahli (Dunn, 1988; Moekijat, 1995;
Wahab, 1991) dapat diuraikan beberapa bentuk analisis kebijakan yang lazim
digunakan.
1. Analisis Kebijakan Prospektif. Bentuk analisis ini berupa penciptaan dan
pemindahan informasi sebelum tindakan kebijakan ditentukan dan dilaksanakan.
Menurut Wiliam (1971), ciri analisis ini adalah: (1) mengabungkan informasi dari
berbagai alternatif yang tersedia, yang dapat dipilih dan dibandingkan; (2)
diramalkan secara kuantitatif dan kualitatif untuk pedoman pembuatan keputusan
kebijakan; dan (3) secara konseptual tidak termasuk pengumpulan informasi.
2. Analisis Kebijakan restropektif (AKR). Bentuk analisis ini selaras dengan
deskripsi penelitian, dengan tujuannya adalah penciptaan dan pemindahan
informasi setelah tindakan kebijakan diambil. Beberapa analisis kebijakan
restropektif, adalah:
a). Analisis berorientasi Disiplin, lebih terfokus pada pengembangan dan
pengujian teori dasar dalam disiplin keilmuan, dan menjelaskan sebab akibat
kebijakan. Contoh: Upaya pencarian teori dan konsep kebutuhan serta kepuasan
tenaga kesehatan di Indonesia, dapat memberi kontribusi pada pengembangan
manajemen SDM original berciri Indonesia (kultural). Orientasi pada tujuan dan
sasaran kebijakan tidak terlalu dominan. Dengan demikian, jika ditetapkan untuk
dasar kebijakan memerlukan kajian tambahan agar lebih operasional.
b). Analisi berientasi masalah, menitikberatkan pada aspek hubungan sebab
akibat dari kebijakan, bersifat terapan, namun masih bersifat umum. Contoh:
Pendidikan dapat meningkatkan cakupan layanan kesehatan. Orientasi tujuan
bersifat umum, namun dapat memberi variabel kebijakan yang mungkin dapat
dimanipulasikan

untuk

mencapai

tujuan

dan

sasaran

khusus,

seperti

meningkatnya kualitas kesehatan gigi anak sekolah melalui peningkatan program


UKS oleh puskesmas.
c). Analisis beriorientasi penerapan, menjelaskan hubungan kausalitas, lebih
tajam untuk mengidentifikasi tujuan dan sasaran dari kebijakan dan para
pelakunya. Informasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengevaluasi hasil
kebijakan khusus, merumuskan masalah kebijakan, membangun alternatif
kebijakan yang baru, dan mengarah pada pemecahan masalah praktis. Contoh:

analis dapat memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan


atau kegagalan pelayanan KIA di Puskesmas. Informasi yang diperoleh dapat
digunakan sebagai dasar pemecahan masalah kebijakan KIA di puskesmas.
3. Analisis Kebijakan Terpadu. Bentuk analisis ini bersifat konprehensif dan
kontinyu, menghasilkan dan memindahkan informasi gabungan baik sebelum
maupun sesudah tindakan kebijakan dilakukan. Menggabungkan bentuk
prospektif dan restropektif, serta secara ajeg menghasilkan informasi dari waktu
ke waktu dan bersifat multidispliner.
Bentuk analisis kebijakan di atas, menghasilkan jenis keputusan yang relatif berbeda
yang, bila ditinjau dari pendekatan teori keputusan (teori keputusan deksriptif dan
normatif), yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1). Teori Keputusan Deskrifif, bagian dari analisis retrospektif, mendeskripsikan
tindakan dengan fokus menjelaskan hubungan kausal tindakan kebijakan, setelah
kebijakan terjadi. Tujuan utama keputusan adalah memahami problem kebijakan,
diarahkan pada pemecahan masalah, namun kurang pada usaha pemecahan
masalah.
2). Teori Keputusan Normatif, memberi dasar untuk memperbaiki akibat tindakan,
menjadi bagian dari metode prospektif (peramalan atau rekomendasi), lebih
ditujukan pada usaha pemecahan masalah yang bersifat praktis dan langsung.
G. Peranan Politik
Analisis kebijakan merupakan proses kognitif. Pembuatan kebijakan merupakan
proses Politik. Dengan demikian Informasi yang dihasilkan belum tentu digunakan
oleh pengambilan kebijakan. Seorang analis harus aktif sebagai agen perubahan,
paham struktur politik, berhubungan dengan orang yang mempengaruhi kebijakan
yang dibuat, membuat usulan yang secara politis dapat diterima pengambil
kebijakan, kelompok sasaran, merencanakan usulan yang mengarah kepada
pelaksanaan.
Analis hanya satu dari banyak pelaku kebijakan, dengan pelaku kebijakan
merupakan salah satu elemen sistem kebijakan. Dan (1988) menjelaskan adanya 3
elemen dalam sistem kebijakan, yang satu sama lain mempunyai hubungan

1. Kebijakan publik, merupakan serangkaian pilihan yang dibuat atau tidak dibuat
oleh badan atau kantor pemerintah, dipengaruhi atau mempengaruhi lingkungan
kebijakan dan kebijakan publik.
2. Pelaku kebijakan, adalah kelompok masyarakat, organisasi profensi, partai
politik, berbagai badan pemerintah, wakil rakyat, dan analis kebijakan yang
dipengaruhi atau mempengaruhi pelaku kebijakan dan kebijakan publik.
3. Lingkungan kebijakan, yakni suasana tertentu tempat kejadian di sekitar isu
kebijakan itu timbul, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pelaku kebijakan dan
kebijakan publik.
Sebelum melakukan analisis kebijakan kesehatan perlu dipahami terlebih dahulu
mengenai

sistem

kesehatan.

Bagaimana

pengambilan

kebijakan

dibidang

kesehatan. Berdasarkan uraian di atas, maka seorang analis kebijakan dapat


dikategorikan

sebagai

aktor

kebijakan

yang

menciptakan

dan

menghasilkan sistem kebijakan, disamping aktor kebijakan yang lainnya.

sekaligus

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis kebijakan kesehatan adalah disiplin ilmu terapan yang menggunakan
berbagai

metode

pengkajian

dan

argumentasi

untuk

menghasilkan

dan

mentransformasikan informasi-informasi kebijakan agar dapat digunakan secara


politis untuk menyelesaikan masalah kebijakan.
Menurut Dunn (1988) ada beberapa karakteristik masalah pokok dari masalah
kebijakan antara lain Interdepensi (saling tergantung), Subjektif, Artifisial, Dinamis
dan Tidak terduga.
Sebagai suatu bidang kajian ilmu yang baru, analisis kebijakan kesehatan
memiliki peran, fungsi, dan tujuan dalam pelaksanaannya.
Upaya untuk menghasilk informasi dan argumen, analis kebijakan dapat
menggunakan beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan Empiris, Evaluatif, dan
Normatif (Dunn, 1988).
Analisis kebijakan tidak hanya sekedar menghimpun data dan menghasilkan
informasi. Analisis kebijakan juga harus memanfaatkan atau memindahkan informasi
sebagai bagian dari argumen yang bernalar mengenai kebijakan publik untuk mencari
solusi masalah kebijakan publik.
Berdasarkan pendapat para ahli (Dunn, 1988; Moekijat, 1995; Wahab, 1991)
dapat diuraikan beberapa bentuk analisis kebijakan yang lazim digunakan. yaitu
Analisis Kebijakan Prospektif, Analisis Kebijakan Restropektif (AKR) dan Analisis
Kebijakan Terpadu.
Dari bentuk analisis kebijakan tersebut, menghasilkan jenis keputusan yang relatif
berbeda, bila ditinjau dari pendekatan teori keputusan yaitu teori keputusan deksriptif
dan normatif.
Analisis kebijakan merupakan proses kognitif. Pembuatan kebijakan merupakan
proses Politik. Dunn (1988) menjelaskan adanya 3 elemen dalam sistem kebijakan,
yang satu sama lain mempunyai hubungan, yaitu Kebijakan public, Pelaku kebijakan
dan Lingkungan kebijakan.
Sebelum melakukan analisis kebijakan kesehatan perlu dipahami terlebih dahulu
mengenai sistem kesehatan. Bagaimana pengambilan kebijakan dibidang kesehatan.
B. Saran

Untuk mendapatkan penyelesaian dalam masalah kesehatan, disarankan


dilakukan dahulu analisis kebijakan kesehatan. Dengan demikian, dapat memberikan
keputusan yang fokus pada masalah yang akan diselesaikan. Namun Seorang analis
haruslah mempunyai kemampuan yang memadai dan komprehensif, meliputi
penguasaan yang luas tentang bentuk teori, konsep, dan madel analisis, kemampuan
untuk memilih model yang sesuai, dan benar-benar mahami berbagai aspek
kebijakan publik dan faktor yang terkait dengan kebijakan publik tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai