Anda di halaman 1dari 4

JAMUR

Organisme geofilik tumbuh di tanah dan hanya menginfeksi manusia secara sporadis; biasanya
setelah menginfeksi, akan berbentuk tipe inflamatori. Jenis yang paling umum yaitu M gypseum.
Organisme zoofilik dapat ditemukan pada binatang, tetapi hanya bertransmisi ke manusia secara
sporadis. Hewan lokal dan binatang peliharaan menjadi sumber infeksi pada area perkotaan (M
canis pada anjing dan kuncing). Transmisi dapat terjadi melalui kontak langsung dengan hewan
yang spesifik atau secara tidak langsung melalui bulu binatang yang terbawa pada pakaian atau
yang ada di makanan atau gedung terkontaminasi. Area terbuka seperti scalp, jenggot, wajah, dan
lengan adalah tempat favorit untuk infeksi. Infeksi pada manusia cenderung menjadi suppurative,
tetapi pada hewan cenderung tenang, menunjukkan ada adaptasi jamur terhadap hewan
hospesnya.
Jenis anthropofilik sudah beradaptasi sehingga hospesnya adalah manusia. Infeksi anthropofilik
cenderung epidemis. Ditransmisikan dari manusia ke manusia lain dengan kontak langsung atau
melalui benda yang dipakai bersama. Tingkat inflamasi dipengaruhi oleh virulensi dan
kerentanan hospes. Pembentukan kerion, suppurasi, atau manifestasi lain dari tinea inflamatoris
dapat membuat diagnosis awal. Penyakit noninflamasi sebaliknya, membuat infeksi menjadi
silent carrier yang memperlambat diagnosis dan mempermudah infeksi

EPIDEMIOLOGIC TRIANGLE

Agen penyebab penyakit, termasuk di antaranya bakteri, virus, parasite, jamur, bahan kimia,
radiasi, venom
Hospes organisme yang memiliki penyakit, tetapi tidak selalu terkena penyakit tersebut.
Hospes menjadi tempat berkumpul organisme penyebab. Beberapa faktor yang mempengaruhi
yaitu faktor imun, genetic, tingkat paparan, keadaan umum.
Environment lingkungan sekitar pada manusia atau binatang yang menyebabkan atau
memperbolehkan transmisi penyakit. Termasuk di antaranya, social budaya, dan aspek fisik dari
lingkungan.
Time termasuk waktu inkubasi, panjang waktu hidup hospes atau pathogen, durasi penyakit.
Lainnya yaitu keparahan penyakit tergantung seberapa lama pasien menderita atau sampai
kondisi tersebut menyebabkan kematian atau melewati batas bahaya dan menuju pemulihan.
Faktor hospes juga berperan membentuk presentasi klinis. Pasien immunocompromised lebih
rentan terkena dermatofitosis berat atau berulang, dan kemjuan dalam kemoterapi dan
kedokteran transplantasi meningkatkan infeksi opportunistic dari dermatofitosis yang
sebelumnya non pathogen. Hanya tingkat keparahan dermatofitosis yang dipengaruhi oleh HIV,
bukan prevalensinya. Usia, jenis kelamin, ras termasuk faktor epidemiologis yang penting karena
pria lima kali lebih banyak daripada wanita. Tetapi, T. tonsurans pada tinea capitis lebih umum
terjadi pada wanita daripada pria, dan paling sering terjadi pada anak-anak Afrika-Amerika

Faktor agents harus melewati beberapa tahap, yaitu bertahan dari sinar UV, variasi suhu dan
kelembaban, competisi dari flora normal, dan asam lemak fungistatic dan sphingosines yang
diproduksi oleh keratinocyte. Setelah menempel, spora harus berkembang dan mempenetrasi
stratuk korneum lebih cepat dari proses deskuamasi. Penetrasi ini dapat diselesaikan dengan
sekresi proteinase, lipase, enzim musinolitik, yang juga memberi nutrisi. Trauma dan maserasi
juga memfasilitasi penetrasi. Pertahanan tubuh yang baru akan muncul setelah bagian dalam
epidermis tecapai, termasuk kompetisi besi oleh transferrin tidak jenuh dan kemungkinan inhibisi
pertumbuhan jamur oleh progesterone.

TINEA CRURIS DIAGNOSA BANDING


DDx Tinea Cruris

Psoriasis
Dermatitis seboroik
Candidiasis
Erythrasma
Lichen simplex chronicus
Familial benign pemphigus

Anda mungkin juga menyukai