Anda di halaman 1dari 47

JURNAL

Life-Threatening Asthma

Disusun oleh:
Ageng Setiardi
09310179
M. Subchan Prasetyo
09310
Pembimbing
dr. Abu Bakar El Bahar, Sp. P., M.Kes.

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


UPF PARU-PARU RSUD CIAMIS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALAHAYATI
2015

Abstrak
Prevalensi dan mortalitas asma
meningkat sejak 2 dekade terakhir,
Proporsi kecil dari beberapa orang
dengan asma yang berat dan
proporsi yang luas dari sumber
perawatan kesehatan dan

Pendahuluan
Asma adalah peyakit yang ditandai dengan
inflamasi pada jalan napas dan obstruksi
aliran udara.
Tatalaksana asma terbaru adalah dengan
menggunakan kortikosteroid untuk
mengontrol asma dan menurunkan
morbiditas & mortalitas.
Di Amerika terjadi 4.000 kasus kematian
per tahunnya akibat asma (lebih sering
pada wanita).

Asma eksaserbasi adalah salah satu


kejadian kasus kegawatdaruratan.
Menurut Griswold kasus
kegawatdaruratan pada lebih sering
terjadi pada usia yang lebih tua, ras
non-kulit putih, stasus ekonomi yang
rendah, dan asma berat.

Patofisiologi akut asa dan


penotif
Temuan patologi pada asma fatal yaitu paru yang hiperinflasi,
mukus menyumbat jalan napas yang besar ataupun yang kecil,
Charcot Leyden Kristal, kerusakan epitel, penebalan dinding
membran, dan infiltrasi eusinofil pada dinding jalan napas.
Baru-baru ini penelitian tentang inflamasi dari cairan kurasan
bronkoalveolar yang berasal dari pasien asma yang
mengancam jiwa menunjukkan peningkatan neutrofil,
eusinofil, sel mast, dan TNF.
Penelitian tadi berhubungan dengan spesimen jalan napas
pada pasien yang meninggal karena asma.
Sel-sel inflamasi dan mediator pro inflamasi mengakibatkan
keruskan epitel, penyumbatan oleh mukus yang tebal, dan
peningkatan permeabilitas endotel yang mengakibatkan
edema jalan napas.

Gejala asma dan tingkat obstruksi


jalan napas berbeda antara

Management of Acute Asthma


Pharmacologic Management

Nonpharmacologic
Management

Noninvasive Mechanical
Ventilation

Invasive Mechanical
Ventilation

Invasive Mechanical Ventilation

Outcome and Prognosis

Summary

Abstrak
Tuberkulosis adalah penyakit
granulomatosa yang paling sering
melibatkan laring
Di kebanyakan kasus, ini adalah penyakit
sekunder dari TB paru
Jurnal ini menyajikan karakteristik klinis
laringitis TB yang berdasarkan dari 10
pasien Laringitis TB di pusat pelyanan
Laringology Tersier
Sebagian besar pasien mengeluhkan
perubahan suara dan batuk kering

Laringoskop: 100% pasien hiperemis


dan edema pita suara.
Histopatologi: 100% pasien memiliki
granuloma tuberkular.

Kata Kunci
Tuberculosis
Tuberkulosis primer dan sekunder
Kemoterapi laringitis TB

Pendahuluan
Tuberkulosis : infeksi kronik yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
Laringitis TB : penyakit granulomatosa laring
yg paling sering dan kebanyakan kasus adlah
sekunder dari TB paru.
Pada abad 20an infeksi tuberkulosis sangat
fatal di hampir 70% kasus, tetapi angka ini
menurun drastis sebagai hasil dari
pengembangan pelayanan kesehatan
masyarakat dan pengembangan efektifitas
OAT.

Insidensi TB sedang mengalami


peningkatan yang berhubungan
dengan peningkatan insidensi AIDS
dan keadaan lain dengan penurunan
sistem imun

metode
Analisis retrospektif
10 pasien laringitis TB yang diterapi
di pusat pelayanan laring tertier dari
Januari 2009-Juni 2010.

Hasil
Tabel 1. Gejala laringitis TB
gejala

Durasi
waktu

Jumlah
pasien

Perubahan suara
Batuk kering
Dispagia
Dipsneu
Anorexia, turun
BB

2
3
1
2
1

10
4
1
2
3

bulan
bulan
bulan
minggu
bulan

4 pasien wanita dan 4 pasien pria

Tabel 2.
Lokasi di laring yang
terkena

Jumlah
pasien

Epiglotis
Arytenoids
Aryepiglotic fold
Pita suara anterior
Pita suara posterior
Ekstensi subglotik
Hambatan pertumbuhan
pita suara

1
8
8
2
5
2
2

Gambar 2. sebelum dan sesudah


kemoterapi pada epiglotis dan
aryepiglotis folds yang bergranuloma

12
10

hiperemis &
edema AE Folds

pertumbuhan
granulomatosa

6
4

penebalan padat
pita suara

2
0

ekstensi subglotik
pola pertumbuhan

Anda mungkin juga menyukai