Anda di halaman 1dari 13

REALITA KEHIDUPAN MASYARAKAT PENERIMA

KARTU SEHAT

KELAS : XI IPS 1
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ervina Sundari
Azka Nayundasari
Edi Sigit
A. Helmi Santoso
Agung Dwi L.
Enggar Tyastomulya W.

SMA NEGERI 1 PAMOTAN


Tahun Pelajaran 2014-2015

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan rasa terima kasih dan rasa syukur ke hadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan taufiq dan hidayahnya sehingga kami telah
dapat menyajikan sebuah hasil observasi dari kelompok kami yang berjudul
REALITA KEHIDUPAN MASYARAKAT PENERIMA KARTU SEHAT
Kesehatan merupakan anugrah dari Allah SWT yang harus kita syukuri. Dan
kesehatan merupakan kebutuhan primer yang mahal harganya. Berbagai cara
akan dilakukan secara maksimal agar kesehatannya terjaga.
Setiap masyarakat indonesia menginginkan fasilitas kesehatan yang
memadai. Oleh karena itu pemerintah Indonesia dalam mensejahterakan
rakyatnya yang kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan
menciptakan berbagai program seprti memberikan KARTU SEHAT.
Didalam hasil observasi kelompok kami ini, kami akan sedikit mengupas
tentang masyarakat yang menerima katu seha, suka duka mendapatkan kartu
sehat dan pelayanan yang didapatkan dengan menggunakan kartu sehat tersebut.
Dengan demikian kami berharap agar pemerintah lebih memaximalkan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu.
Terima kasih
Penyusun, 03 Mei 2015

Daftar isi

1. Cover.................................................................................... (1)
2. Kata Pengantar..................................................................... (2)
3. Daftar isi............................................................................... (3)
4. Pendahuluan........................................................................ (4)
5. Pembahasan......................................................................... (5-9)
6. Penutup................................................................................ (10)
7. Data narasumber.................................................................. (11)
8. Lampiran foto........................................................................ (12)

Pendahuluan
Di dalam penelitian ini kelompok kami menggunakan metode pendekatan
kualitatif. Hal pertama yang kami lakukan yaitu sepulang sekolah kami
mendatangi rumah narasumber kami untuk mendapatkan informasi tentang
kartu sehat. Tepatnya di desa GEMBLENG MULYA, Kecamatan Pancur
Kabupaten Rembang. Narasumber kami adalah tiga orang yang berbeda yang
mempunyai kartu sehat.
Setelah itu kami memberitahukan bahwa kami dari SMA N 1 PAMOTAN
kemudian kami memperkenalkan diri satu persatu dan mengemukakan maksud
kami yaitu mendapatkan tugas dari sekolah yaitu untuk melakukan penelitian
kepada masyarakat yang mempunyai kartu sehat. Kami melakukan penelitian
dengan menggunakan teknik wawancara. Setelah memperkenalkan diri kami
lagsung bertanya seputar kartu sehat tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan meliputi empat point khusus
yaitu yang pertama apakah setiap orang miskin telah mendapatkan layanan
kartu sehat? Yang ke-dua apa saja jenis penyakit orang miskin yang kerap di
derita. Yang ke-tiga dimana mereka perobat dan bagaimana pelayanan tindakan
medisnya. Yang ke-empat yaitu bagaimana harapan menyangkut orang miskin
terhadap pemerintah, perihal layanan jaminan kesehatan.
Kemudian kami lakukan analisis dari jawaban sang narasumber kami.
Dengan adanya penelitian ini kami berharap semoga dapat menjawab
pertanyaan diatas dengan baik. Dan juga dapat memberikan pengetahuan yang
baru bagi kelompok kami dalam memahami tingkat pelayanan kesehatan yang
diberikan pemerintah melalui tenaga medis terhadap masyarakat miskin.

PEMBAHASAN
Dalam penelitian kami kali ini akan membahas tentang KARTU SEHAT.
Karru sehat merupakan fasilitas dari pemerintah kepada masyarakat yangkurang
mampu, untuk mendapatkan pelayanan secara gratis. Untuk mendapatkan kartu
sehat masyarakat harus memenuhi kriteria atau syarat-syarat yang telah
ditentukan. Syarat-syaratnya antara lain : pendapatan dibawah Rp 500.000,yang ke-dua yaitu tidak mempunyai kendaraan atau alat transportasi, yang ketiga rumah masih berdindingkan banbu dan berlantaikan tanah, yang ke-empat
tidak mempunyai MCK, yang ke-lima jumlah tanggungan per-KK terlalu
banyak, yang ke-enam faktor usia, yang ke-tujuh pendidikan minimal SD, yang
ke-delapan tidak mempunyai ladang atau perkebunan, yang ke-sembilan listrik
masih numpang tetangga atau tidak milik sendiri, yang ke-sepuluh tidak
mempunyai pekerjaan yang tetap.
Selain syarat-syarat mendapatkan kartu sehat, kelompok kami akan
sedikit menjabarkan tentang cara-cara dalam memperoleh kartu sehat, caracaranya antara lain sebagai berikut : yang pertama yaitu pengurus desa akan
mengadakan seleksi secara serentak kepada masyarakat yang memenuhi syarat
untuk mendapatkan kartu sehat, setelan diseleksi maka data-data masyarakat
yang telah memenihu syarat akan diajukan ke puskesmas melalui pengantar
desa. Misalkan kuota yang diberikan dari pemerintahkepada pemrintah yang
akan mendapatkan hanya 200 orang, sedangkan dalam penyeleksian terdapat
250 orang, maka 50 orang tersebut akan melakukan pergantian kepemilikan
dengan masyarakat yang mempunyai kartu sehat tetapi sudah meninggal

Selain mengupas tentang syarat-syarat dan cara-cara mendapatkan kartu


sehat, kelompok kami juga akan menyajikan hasil wawancara kami dengan
kaluarga yang kami wawancarai atau yang kami gali infofmasinya.

Keluarga Pertama yaitu keluarga bapak munjamil dari Desa Gembleng.


Keluarga bapak ini merupakan salah satu keluarga dari sekian masyarakat yang
mendapatkan kartu sehat. Setelah kami wawancara bapak ini ternyata telah
memenuhi syarat untuk mendapatkan kartu sehat, yang telah kami bahas
sebelumnnya megenai syarat-syarat tersebut. Pak munjamil adalah seorang
kepala keluarga yang sudah sangat sepuh, umurnya kira-kira sudah 75tahun.
Beliau mempunyai tujuh orang anak. lima diantaranya sudah berkeluarga
namun anak-anak beliau ikut bersama suaminya dan jarang sekali menengok
pak munjamil karena ongkos transportasi dan suami-suaminya juga berasal dari
keluarga yang sederhana pula. Satu anak diantaranya yaitu sri dia juga sudah
menikah tetapi masih satu atap dengan pak munjamil. Sedangkan anak bungsu
pak munjamil masih membujang dan tidak mempunyai pekerjaan tetap. Rumah
pak munjamil hanya berdinding bambu yang sudah kropos karena sudah lama
tidak direnofasi dikarenakan tidak mepunyai modal. Pak munjamil yang sudah
sepuh ini hanya bisa bekerja serabutan, itu saja kalau ada yang mrmbutuhkan
jasanya. Dan penghasilannya juga tidak memcukupi kebutuhannya sehari-hari.
Fasilitas di rumah pak munjamil juga tidak sepenuhnya tercukupi seperti MCK,
yang hanya terbuat dari tanah yang digali sedalam dua meter lebar satu meter
persegi dan di atasnya dikasih jamban. Dan sekelilingnnya hanya dibatasi oleh
bilik bambu agar tidak kelihatan orang.
Pak munjamil orang yang sudah lanjut usia, beliau sering sakit-sakitan.
Oleh karena itu pak munjamil sangat senang mendapatkan kartu sehat karena
dapat memudahkan dan meringankan biaya pengobatan. Pak munjamil
menderita katarak dan rematik. Dengan adanya kartu sehat pak munjamil bisa
berobat di rumah sakit atau puskesmas dengan gratis. Karena beliau menderita
penyakit katarak maka harapan yang beliau inginkan adalah ingin mendapatkan
operasi mata secara gratis dari pemerintah. Dan harapan pak munjamil pun
terwujud, beliau dapat mengobati matanya dengan biaya ditanggung

pemerintah. Setelah pak munjamil datng ke rumah sakit tertentu pak munjamil
kemudian mendaftarkan diri di bagian administrasi dan memberikan kartu sehat
tersebut. Namun sayang dengan menggunakan kartu sehat pak munjamil lebih
rumit, selain kartu sehat yang dimiliki pak munjamil juga harus memberikan
foto copy KTP, KK, dan kartu sehat masing-masing sebanyak tiga lembar dan
mambawa surat pengantar dari puskesmas. Kemudian pak munjamil
menjalankan operasinya namun
munjamil

pelayanan dari rumah sakit kepada pak

sangatlah kurang maximal seprti menghuni ruangan kelas tiga,

setelah operasi pak munjamil juga sangat jarang di periksa oleh suster dan
dokter, hanya beberapa kali saja. kebutuhan pak munjamil semuanya hanya di
urusi oleh istrinya yang selalu menemaninya. Tidak ada suster yang membantu.
Pelayanan yang diberikan kepada pemilik kartu sehat dan pasien yang
membayar administrasi sagatlah jauh berbeda. Harapan pak munjamil dari
adanya progam kartu sehat ini adalah untuk endapatkan pengobatan gratis tetapi
mendapatkan pelayanan yang sama dengan pasien yang lain, supaya
pengobatannya mendapatkan hasil seperti yang diinginkan yaitu sehat kembali.
Keluarga ke-dua yaitu dari keluarga Ibu Fadhilah dari Desa
Gemblengmulya. Bu fadhilah adalah seorang penerima kartu sehat. Karena
memenuhi syarat untuk mendapatkannya. Bu fadhilah adalah seorang ibuu
rumah tangga yang sudah ditinggal mati suaminya tiga tahun yang lalu. Beliau
mempunyai tiga orang anak, anak beliau yang pertama sudah dewasa hanya
bekerja sebagai tukang kuli bangunan. Sedangkan dua anak lainnya masih
duduk di bangku SMP dan SD. Setelah ditinggal mati suaminya bu fadhilah
harus mancari nafkah untuk menghidupi ke-tiga anaknya tersebut walaupun
anaknya yang pertama juga membantu mencari nafkah tetapi belum mencukupi
kebutuhan keluarganya. Bu fadhilah hanyalah buruh batik, dan membatik di
rumahnya sendiri karena anak-anaknya tidak ada yang mengurus. Gaji bu
fadhilah dalam menjadi buruh batik hanyalah

Rp 25.000,-/potong kain. Dan

uangnnya habis untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari seperti beras,


karena bu fadhilah tidak mempunyai sawah. Rumah bu fadhilah hanya
berdindingkan anyaman bambu dan berlantaikan tanah. Bu fadhilah sangat
bersyukur karena mendapat kartu sehat dari pemerintah. Karena dapat
meringankan biaya pengobatan kalau sakit. Bu fadhilah pernah menggunakan
kartu sehat tersebut di puskesmas pancur saat sakit demam. Cara penggunaan
kartu sehat di Rumah Sakit dan di Puskesmas sangatlah berbeda. Saat ke
puskesmas bufadhilah hanya membawa kartu sehat saja, pegawai puskesmas
juga sangat baik, saat mendaftar apabila ada seorang pasien yang tidak
memberikan kartu sehat maka pihak puskesmas menanyakan ke pasien apakah
mempunyai kartu sehat atau tidak. Bu fadhilah dirawat selama dua hari di
puskesma, dan pelayanan dari pihak puskesmas sangatlah ramah. Dengan
adanya kartu sehat tersebut bu fadhilah berharap kepada pemrintah supaya dapat
meringankan pengobatan seperti ibu fadhilah tersebut.
Keluarga ke-tiga yaitu bambang santoso dari desa kedung yang kami
kunjungi di puskesmas pamotan. Bambang santoso merupakan remaja yang
masih duduk di bangku SMA kelas 2. Bamabng mengalami over dosis setelah
meminum beberapa obat. Saat kami menjenguk bambang saat itu pegawai di
puskesmas sangatlah sepi, kami hanya menemui satu orang pegawai yang akan
pulang. Pasien-pasiennya juga tidak terlalu diperhatikan. Menurut keterangan
dari orang tua bambang, anaknya sudah terdaftar sebagai pemilik kartu sehat
yang memang diperuntukkan pemerintah untuk orang-orang miskin. Sudah
kami jelaskan sebelumnya, walaupun bambang sudah mempunyai kartu sehat
dari pemerintah, tapi pelayanan tenaga medis disana seperti kurang
memperhatikan orang yang berobat hanya dengan membawa kartu sehat tanpa
ada biaya yang dikeluarkan. Terbukti, saat kami datang di puskesmas hanya satu
orang tenaga medis yang berada disana dan itu juga sudah buru-buru mau
pulang. Jika sesuatu terjadi pada pasien, siapa yang bertanggung jawab kalau

tenaga medisnya saja dalam pelayanan tidak sepenuhnya mengabdikan dirinya


untuk sang pasien. Padahal tugas utama dari dokter maupun tenaga medis
lainnnya adalah menyelamatkan nyawa pasien. Yang namanya penyakit sekecil
apapun itu tidak boleh disepelekan, memang penyakit yang diderita Bambang
hanya karena dia overdosis oleh obat tertentu dan jika cepat-cepat ditangani
oleh dokter juga pasti akan sembuh. Tapi dokter juga harus waspada jika
sewaktu-waktu pasien akan mengalami efek samping dari obat yang diberikan.
Semua masyarakat apalagi masyarakat yang kelas ekonomi rendah,
mendapatkan bantuan dari pemerintah adalah bagaikan mendapat air saat
musim kekeringan, itu sangat diharapkan dan sangat dibutuhkan. Karena
dengan bantuan tersebut akan sedikit meringankan beban kehidupan mereka.
Salah satunya adalah bantuan dalam hal kesehatan yaitu dengan diberikannya
kartu sehat. Tentu dengan adanya kartu sehat masyarakat berharap kesehatan
mereka telah dijamin oleh pemerintah. Namun ketika pemerintah seperti tak
acuh, masyarakat miskin hanya tinggal menaruh harapan terhadap kelompok
masyarakat yang bersedia membantu meringankan beban mereka. Salah satu
nya

adalah

kepada

lembaga

amil

zakat,

infak

dan

sedekah

yang

menyelenggarakan program bantuan kesehatan ataupun pengobatan gratis.


Kenyataan ini seharusnya menjadi perhatian pejabat pemerintah. Lembagalembaga yang ada dan tumbuh di tengah masyarakat tak mungkin mampu untuk
berbuat banyak jika pemerintah seakan lamban, apalagi seperti lepas tangan.
Pada hakikatnya, pemerintah lah yang bertanggungjawab untuk memenuhi
pelayanan kesehatan prima bagi rakyatnya.

PENUTUP
Kesehatan bagi masyarakat itu adalah hal yang sangat penting. Apalagi
bagi masyarakat yang tingkat ekonominya rendah. Mendapat bantuan dari
pemerintah memang sangat dibutuhkan oleh mereka. Dari observasi yang telah
kelompok kami lakukan, keterangan narasumber telah kami jelaskan diatas.
Dari ketiga narasumber kami, penyakit yang diderita memang berbeda-beda.
Keluarga pertama yaitu atas nama pasien Bapak munjamil beliau menderita
penyakit katarak, keluarga ke dua yaitu Ibu Fadhilah menderita demam,
keluarga ketiga yaitu bambang susanto dia overdosis obat. Ketiga narasumber
tersebut sama-sama mendapat kartu sehat dari pemerintah, tetapi pelayanannya
ada sedikit perbedaan. Ada yang mendapat full perhatian dan pelayanan yang
memuaskan dari tenaga medis yang bertugas dan ada yang kurang diperhatikan.
Sebenarnya disinilah titik pentingnya pelayanan kesehatan bagi
masyarakat miskin yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Disaat lembaga
kesehatan

membeda-bedakan

pelayanannya

tethadap

masyarakat

yang

memegang kartu sehat dan tidak, disinilah kegagalan pemerintah dan bukti
pemerintah Indonesia belum mempunyai komitmen serius untuk memperbaiki
tingkat pelayanan kesehatan terhadap masyarakatnya yang seharusnya
semuanya mendapatkan pelayanan yang sama tanpa dibeda-bedakan.

DATA INFORMAN
Keluarga pertama:
Nama
: MUNJAMIL
Tempat/tanggal lahir
: REMBANG, 23-03-1940
Jenis kelamin
: LAKI-LAKI
Alamat
: GEMBLENGMULYA
RT/RW
: 001/001
Kel/Desa : GEMBLENGMULYA
Kecamatan : PANCUR
Agama
: ISLAM
Status perkawinan
: KAWIN
Pekerjaan
: PETANI

Keluarga kedua

Nama
: FADHILAH
Tempat/tanggal lahir
: REMBANG, 16-07-191965
Jenis kelamin
: PEREMPUAN
Alamat
: GEMBLENGMULYA
RT/RW
: 006/002
Kel/Desa : GEMBLENGMULYA
Kecamatan : PANCUR
Agama
: ISLAM
Status perkawinan
: KAWIN
Pekerjaan
: PETANI

Keluarga ketiga

Nama
Tempat/tanggal lahir
Jenis kelamin
Alamat

: BAMBANG SANTOSO
: REMBANG, O6-03-1997
: LAKI-LAKI
: KEDUNG

RT/RW
: 003/002
Kel/Desa : KEDUNG
Kecamatan : PANCUR
Agama
: ISLAM
Status perkawinan
: BELUM
Pekerjaan
: PELAJAR

Lampiran foto
Foto bersama bapak munjamil pada saat di rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai