Anda di halaman 1dari 82

Disusun oleh :

Drs. Rizal Sani


Koko Abd. Kohar, S.Pd
Widyiswara TEDC Bandung

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN............................................................................................................... IV

KEGIATAN BELAJAR 1..................................................................................1


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAS BUSUR MANUAL........................1
a. Gangguan Kesehatan dan Penyebab Kecelakaan pada Kerja Las Busur
Manual..................................................................................................................... 2
b. Penggunaan Rambu-rambu Keselamatan dan Kesehatan Kerja Las............8
c. Obat-obatan PPPK..................................................................................................9

KEGIATAN BELAJAR 2................................................................................12


PROSES DAN PERALATAN LAS BUSUR MANUAL.................................................12
a. Proses dan Penginstalasian...............................................................................13
b. Penggunaan Las Busur Manual.........................................................................14
c. Peralatan Las Busur Manual..............................................................................14

KEGIATAN BELAJAR 3................................................................................20


PRINSIP KERJA LAS BUSUR MANUAL DAN PENGGUNAAN ELEKTRODA.....20
a. Sumber Listrik dan Pengkutuban pada Pengelasan......................................21
b. Pengaturan Arus ( Amper ) Pengelasan...........................................................23
c. Elektroda Las Busur Manual..............................................................................24

KEGIATAN BELAJAR 4................................................................................29


PENGOPERASIAN DAN PENERAPAN PENGGUNAAN PERALATAN LAS
BUSUR MANUAL............................................................................................................. 29
a. Penyalaan Busur Las...........................................................................................30
b. Latihan 1............................................................................................................... 34
c. Latihan 2............................................................................................................... 38
d. Latihan 3............................................................................................................... 42
e. Latihan 4............................................................................................................... 46
f. Latihan 5............................................................................................................... 50
g. Latihan 6............................................................................................................... 54
h. Latihan 7............................................................................................................... 58

REVIEW...................................................................................................................... 63
Kegiatan Belajar 1....................................................................................................63
Kegiatan Belajar 2....................................................................................................65
Kegiatan Belajar 3....................................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................70
LEMBAR PENILAIAN....................................................................................71
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

ii

Pengantar

SURAT AL ALAQ Ayat 1-5

1. Bacalah dengan (menyebut)


nama Tuhanmu Yang
menciptakan,
2. Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah
Yang Maha Pemurah,
4. Yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam
5. Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak
diketahuinya.
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

iii

Pengantar

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

iv

Pendahuluan

PENDAHULUAN
Modul ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan pendekatan
kompetensi, yakni salah satu cara untuk menyampaikan atau
mengajarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam suatu pekerjaan. Penekanan utamanya adalah tentang apa yang
dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu
karakteristik yang paling penting dari pelatihan yang berdasarkan
pendekatan kompetensi adalah penguasaan individu secara aktual di
tempat kerja.
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi
panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat :

mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta


pelatihan

mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta


pelatihan

memeriksa kemajuan peserta pelatihan

meyakinkan bahwa semua elemen ( Sub-Kompetensi ) dan


kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan
penilaian.

Mudul ini merupakan modul dasar yang bertujuan untuk mempersiapkan


seorang pengajar/ guru atau teknisi las agar memiliki pengetahuan,
keterampilan dasar dan sikap kerja tentang proses las busur manual dan
penerapannya di tempat kerja/ industri.
Adapun Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang harus dicapai
melalui modul ini adalah sebagai berikut :
Sub Kompetensi /
Elemen
1.0 Menjelaskan tentang
keselamatan dan
kesehatan kerja las
busur manual.

2.0 Menjelaskan proses


dan peralatan kerja
las busur manual

Kriteria Unjuk Kerja


1.1

Macam-macam gangguan kesehatan dan penyebab


kecelakaan pada kerja las busur manual dijelaskan.

1.2

Alat pelindung diri (APD) yang dipakai pada kerja las


busur manual diidentifikasi dan dijelaskan.

1.3

Penggunaan
rambu-rambu
keselamatan
dan
kesehatan kerja dan penggunaan obat-obatan pada
PPPK las busur manual diidentifikasi dan dijelaskan .

2.1. Proses dan


penggunaan
diuraikan.

penginstalasian perlengkapan serta


las busur manual secara umum

2.2. Fungsi alat-alat utama, alat-alat bantu dan alat-alat


keselamatan & kesehatan kerja las busur manual
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

Pendahuluan

Sub Kompetensi /
Elemen

Kriteria Unjuk Kerja


diuraikan.

3.0 Menjelaskan prinsip


kerja las busur
manual dan
penggunaan
elektroda.

3.1 Penggunaan sumber listrik dan pengkutuban pada las


busur manual dijelaskan.
3.2 Pengaturan arus pengelasan dan pembacaan tabel
perbandingan antara diameter elektroda dan besar
arus pengelasan diuraikan.
3.3 Fungsi, ukuran, kode dan penggunaan elektroda las
busur manual secara umum dijelaskan.
3.4 Cara penyimpanan elektroda dijelaskan.

4.0 Mengoperasikan dan


menerapkan
penggunaan
peralatan las busur
manual (SMAW )

4.1 Seluruh prosedur keselamatan dan kesehatan kerja


diamati.
4.2 Proses
penyalaan
didemonstrasikan.

busur

las

diuraikan

dan

4.3 Pengelasan sambungan sudut (fillet) dan sambungan


tumpul (butt) pada baja karbon posisi di bawah
tangan dan mendatar dilakukan sesuai prosedur
operasi yang standar.

Pokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang


penguasaan dan penampilannya adalah sebagai berikut :

harus

dinilai

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Las Busur Manual :


- Gangguan kesehatan dan penyebab kecelakaan pada kerja
las busur manual
- Penggunaan rambu-rambu keselamatan dan kesehatan kerja
las
- Obat-obatan pppk

Proses dan Peralatan Las Busur Manual :


- Proses dan penginstalasian
- Penggunaan las busur manual
- Peralatan las busur manual

Prinsip Kerja Las Busur Manual dan Penggunaan


Elektroda :
- Sumber Listrik dan Pengkutuban pada Pengelasan
- Pengaturan Arus ( Amper ) Pengelasan
- Elektroda Las Busur Manual

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

vi

Pendahuluan

Pengoperasian dan Penerapan Penggunaan Peralatan


Las Busur Manual
- Penyalaan busur las
- Pembuatan jalur las
- Penebalan permukaan posisi di bawah tangan ( flat )
- Sambungan T posisi di bawah tangan ( 1F )
- Sambungan T posisi mendatar ( 2F )
- Sambungan tumpul posisi di bawah tangan ( 1G )

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

vii

Pendahuluan

SURAT AL Qashash Ayat 29

Maka
tatkala
Musa
telah
menyelesaikan
waktu
yang
ditentukan dan dia berangkat dengan
keluarganya, dihayatnyalah api di
lereng gunung ia berkata kepada
keluarganya : Tunggulah (di sini),
sesungguhnya
aku
melihat
api,
mudah-mudahan
aku
dapat
membawa suatu berita kepadamu
dari (tempat) api itu atau (membawa)
sesuluh api, agar kamu dapat
menghangatkan badan.
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

viii

Pendahuluan

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

ix

Materi Pembelajaran

KEGIATAN BELAJAR 1
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA LAS BUSUR MANUAL
Tujuan Khusus Pembelajaran :
Setelah mempelajari topik ini, peserta diharapkan
mampu :
1. Menjelaskan macam-macam gangguan kesehatan
penyebab kecelakaan pada kerja las busur manual.

dan

2. Menjelaskan alat pelindung diri (APD) yang dipakai pada


kerja las busur manual.
3. Menjelaskan penggunaan rambu-rambu keselamatan dan
kesehatan kerja las busur manual
4. Menjelaskan penggunaan obat-obatan pada PPPK di bengkel
las busur manual

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

Materi Pembelajaran

MATERI PEMBELAJARAN 1
a. Gangguan Kesehatan dan Penyebab Kecelakaan pada
Kerja Las Busur Manual
Pekerjaan las busur manual adalah salah satu jenis pekerjaan yang cukup
berpotensi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan atau malah
dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
Gangguan kesehatan atau kecelakaan dapat diakibatkan oleh beberapa
faktor, yakni operator atau teknisi las itu sendiri, mesin dan alat-alat las,
maupun lingkungan kerja. Secara umum ada beberapa resiko kalau
bekerja dengan proses las busur manual, yaitu :

Kejutan listrik ( electric shock )

Sinar las

Debu dan asap las

Luka bakar dan kebakaran

1. Kejutan Listrik
Kecelakaan akibat kejutan listrik dapat terjadi setiap saat, baik itu pada
saat pemasangan peralatan, penyetelan atau pada saat pengelasan.
Resiko yang akan terjadi dapat berupa luka bakar, terjatuh, pingsan
serta dapat meninggal dunia
Oleh sebab itu perlu hati-hati waktu menghubungkan setiap alat yang
dialiri listrik, umpamanya meja las, tang elektroda, elektroda dan lainlain. Hal ini dapat menyebabkan kejutan listrik, terutama bila yang
bersangkutan tidak menggunakan sarung tangan.
Untuk
mempermudah
pertolongan
kepada penderita, penolong harus dapat
membedakan kecelakaan ini satu sama
lain.
Bagaimanapun
keterlambatan
pertolongan akan dapat mengakibatkan
fatal kepada penderita. Cara-cara untuk
menolong bahaya akibat kecelakaan
listrik yaitu :
Matikan stop kontak
dengan segera

(switch

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

off)

Materi Pembelajaran

Berikan pertolongan pertama sesuai


dengan kecelakaan yang dialami
oleh penderira.

Apabila tidak sempat mematikan stop


kontak
dengan
segera,
maka
hindarkanlah penderita dari aliran listrik
dengan memakai alat-alat kering yang
tidak bersifat konduktor (jangan gunakan
bahan logam.
Gambar 1 : Pertolongan
pada Kecelakaan Akibat
Listrik

Cara-caranya adalah sebagai


berikut :

Tarik penderita dengan benda kering (karet, plastik, kayu, dan


sejenisnya) pada bagian-bagian pakaian yang kering.

Penolong berdiri pada bahan yang tidak bersifat konduktor


(papan, sepatu karet)

Doronglah penderita dengan alat yang sudah disediakan.

Bawalah kerumah sakit dengan segera.


PERHATIAN !
Luka-luka akan menjadi lebih parah
dengan pemindahan ( pertolongan )
yang terburu-buru.

Upaya mencegah kecelakaan pada mesin las busur manual :

Kabel primer harus terjamin dengan baik, mempunyai isolasi


yang baik.
Kabel primer usahakan sependek mungkin

Hindarkan kabel elektroda dan kabel masa dari goresan, loncatan


bunga api dan kejatuhan benda panas

Periksalah sambungan-sambungan kabel, apakah sudah ketat,


sebab persambungan yang longgar dapat menimbulkan panas
yang tinggi.

Jangan meletakkan tang elektroda pada meja las atau pada


benda kerja

Perbaikilah segera kabel-kabel yang rusak

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

Materi Pembelajaran

Pemeliharaan dan perbaikan mesin las sebaiknya ditangani oleh


orang yang telah ahli dalam teknik listrik
Jangan mengganggu komponen-komponen dari mesin las.

2. Sinar Las
Dalam proses pengelasan timbul sinar yang membahayakan operator
las dan pekerja lain didaerah pengelasan.
Sinar yang membahayakan tersebut adalah :
Cahaya tampak
Sinar infra merah
Sinar ultra violet

a) Cahaya Tampak :
Benda kerja dan bahan tambah yang mencair pada las busur manual
mengeluarkan cahaya tampak Semua cahaya tampak yang masuk ke
mata akan diterusksn oleh lensa dan kornea mata ke retina mata.
Bila cahaya ini terlalu kuat maka mata akan segera menjadi lelah dan
kalau terlalu lama mungkin menjadi sakit. Rasa lelah dan sakit pada
mata sifatnya hanya sementara.
b) Sinar Infra Merah :
Sinar infra merah berasal dari busur listrik. Adanya sinar infra merah
tidak segera terasa oleh mata, karena itu sinar ini lebih berbahaya,
sebab tidak diketahui, tidak terlihat.
Akibat dari sinar infra merah terhadap mata sama dengan pengaruh
panas, yaitu akan terjadi pembengkakan pada kelopak mata,
terjadinya penyakit kornea dan kerabunan.
Jadi jelas akibat sinar infra merah jauh lebih berbahaya dari pada
cahaya tampak. Sinar infra merah selain berbahaya pada mata juga
dapat menyebabkan terbakar pada kulit berulang-ulang (mula-mula
merah kemudian memar dan selanjutnya terkelupas yang sangat
ringan).
c) Sinar Ultra Violet
Sinar ultra violet sebenarnya adalah pancaran yang mudah terserap,
tetapi sinar ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi
kimia yang terjadi didalam tubuh. Bila sinar ultra violet yang terserap
oleh lensa melebihi jumlah tertentu , maka pada mata terasa seakanakan ada benda asing didalamnya dalam waktu antara 6 sampai 12
jam, kemudian mata akan menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam.
Pada umumnya rasa sakit ini akan hilang setelah 48 jam.

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

Materi Pembelajaran

Pencegahan Kecelakaan karena Sinar Las :

Memakai pelindung mata dan muka ketika mengelas, yaitu kedok


atau helm las.

Memakai peralatan keselamatan dan kesehatan kerja ( pakaian


pelindung ) pakaian kerja , apron / jaket las, sarung tangan ,
sepatu keselamatan kerja ).

Buatlah batas atau pelindung daerah pengelasan agar orang lain


tidak terganggu
(menggunakan kamar las yang tertutup,
menggunakan tabir penghalang.

Kedok las dan helm las dilengkapi dengan kaca


untuk menghilangkan dan menyaring sinar infra
violet (Gambar 3 ) . Filter dilapisi oleh kaca bening
yang ditempatkan disebelah luar dan dalam,
melindungi filter dari percikan-percikan las.

Gambar 2 : Kedok dan Helm Las

penyaring (filter)
merah dan ultra
atau kaca plastik
fungsinya untuk

Gambar 3 : Kaca Penyaring

Adapun ukuran ( tingkat kegelapan / shade ) kaca penyaring tersebut


berbanding lurus dengan besarnya amper pengelasan.
Berikut ini ketentuan umum perbandingan antara ukuran penyaring
dan besar amper pengelasan pada proses las busur manual :
AMPER

UKURAN
PENYARING

Sampai dengan 150 Amper

10

150 250 Amper

11

250 300 Amper

12

300 400 Amper

13

Lebih dari 400 Amper

14

3. Debu dan Asap Las


a) Sifat fisik dan akibat debu dan asap terhadap paru-paru
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

Materi Pembelajaran

Debu dan asap las besarnya berkisar antara 0,2 um sampal dengan 3
um jenis debu ialah eternit dan hidrogen rendah. Butir debu atau
asap dengan ukuran 0,5 um dapat terhisap, tetapi sebagian akan
tersaring oleh bulu hidung dan bulu pipa pernapasan, sedang yang
lebih halus akan terbawa ke dalam dan ke luar kembali.
Debu atau asap yang tertinggal dan melekat pada kantong udara
diparu-paru akan menimbulkan penyakit, seperti sesak napas dan lain
sebagainya. Karena itu debu dan asap las perlu dapat perhatian
khusus.
b) Harga bata kandungan debu dan asap las
Harga bata ( ukuran ) kandungan debu dan asap pada udara tempat
pengelasan disebut Thaeshol Limited Value ( TLV ) oleh International
Institute of Welding (IIW) ditentukan besarnya 10 mg/m2 untuk jenis
elektroda karbon rendah dan 20 mg/m2 untuk jenis lain.
Pencegahan kecelakaan karena debu dan asap las :

Peredaran udara atau ventilasi harus benar-benar diatur dan


diupayakan, di mana setiap kamar las dilengkapi dengan pipa
pengisap debu dan asap yang penempatannya jangan melebihi
tinggi rata-rata / posisi wajah ( hidung ) operator las yang
bersangkutan.

Menggunakan kedok/ helm las secara benar, yakni pada saat


pengelasan berlangsung harus menutupi sampai di bawah wajah
(dagu), sehingga mengurangi asap/ debu ringan melewati wajah.

Menggunakan baju las (Apron) terbuat dart kulit atau asbes.

Menggunakan alat pernafasan pelindung debu, jika ruangannya


tidak ada sirkulasi udara yang memadai ( sama sekali tidak ada ).

Gambar 4 : Penempatan Alat Pengisap Asap Las/ Debu

4. Luka Bakar
Luka bakar dapat terjadi karena :

Logam panas

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

Materi Pembelajaran

Busur cahaya

Loncatan bunga api

Luka bakar dapat diakibatkan oleh logam panas karena adanya


pencairan benda kerja antara 12000C 15000C , sinar ultra violet dan
infra merah, hal ini dapat mengakibatkan luka bakar pada kulit.
Luka bakar pada kulit dapat menyebabkan kulit melepuh / terkelupas,
dan yang sangat fatal dapat menyebabkan kanker kulit.
Luka bakar pada mata mengakibatkan iritasi ( kepedihan, silau ) yang
sangat fatal
menyebabkan katarak pada mata. Luka bakar yang
diakibatkan oleh loncatan bunga api adalah loncatan butiran logam cair
yang ditimbulkan oleh cairan logam. Biarpun bunga api itu kecil, tapi
dapat melubangi kulit melalui pakaian kerja, lobang kancing yang lepas
atau pakaian kerja yang longgar.
Pencegahan Luka Bakar :
Untuk mencegah luka bakar, operator las harus memakai baju kerja
yang lengkap yang meliputi :

Baju kerja (overall) dari bahan katun

Apron / jaket kulit

Sarung tangan kulit

Topi kulit ( terutama untuk pengelasan posisi di atas kepala )

Sepatu kerja

Helm / kedok las

Kaca mata bening, terutama pada saat membuang terak.

Gambar 5 : Sarung Tangan Las

Gambar 6 : Sepatu Kerja

b. Penggunaan Rambu-rambu Keselamatan dan Kesehatan


Kerja Las
Pada bengkel-bengkel kerja las, terutama pada industri yang
mempekerjakan banyak orang, maka rambu-rambu penggunaan
peralatan keselamatan dan kesehatan kerja serta tanda-tanda peringatan
amatlah penting. Hal ini adalah demi terhindarnya seluruh orang ( pekerja
dan non pekerja ) dari resiko kecelakaan.
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

Materi Pembelajaran

Untuk itu, maka pada tempat-tempat atau daerah kerja yang memerlukan
penggunaan alat-alat keselamatan kerja harus diberi tanda peringatan /
rambu-rambu yang mengharuskan seseorang yang bekerja atau berada
ditempat tersebut untuk menggunakan alat yang ditentukan untuk
bekerja/ berada daerah tersebut.
Berikut ini adalah contoh-contoh rambu-rambu yang banyak digunakan
pada bengkel-bengkel las :
CONTOH RAMBU-RAMBU
No.

RAMBU-RAMBU

ARTI RAMBU-RAMBU

1.
Helm
pengaman
dipakai !

harus

2.
Sepatu kerja/ pengaman harus
dipakai !

3.
Sarung tangan harus dipakai !

4.
Kaca mata
dipakai !

pengaman

harus

5.
Pengaman
dipakai !

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

telinga

harus

Materi Pembelajaran

6.
Saringan
dipakai !

pernafasan

harus

7.
Hati-hati !

8.
Penunjuk arah

Catatan :
Penempatan rambu-rambu disesuaikan dengan kondisi dan
tuntutan pekerjaan.

c. Obat-obatan PPPK
Resiko kecelakaan yang banyak terjadi pada kerja las busur manual
adalah jenis luka bakar dan goresan ringan sampai sedang. Luka bakar
dapat terjadi pada seluruh anggota tubuh, terutama pada tangan dan
kaki, baik diakibatkan oleh panas langsung, benda kerja yang panas
ataupun oleh sinar las. Adapun luka tergores atau terpotong dapat
disebabkan oleh sisi-sisi tajam benda kerja ataupun oleh alat-alat potong
bahan.
Secara umum obat-obatan yang perlu disediakan pada bengkel las busur
manual adalah obat-obatan yang umum dipakai pada bengkel-bengkel
kerja, kecuali untuk obat mata; yakni untuk luka bakar pada mata yang
diakibatkan oleh sinar las. Untuk hal tersebut diperlukan obat tetes
khusus untuk luka bakar pada mata disamping obat pembersih mata yang
dipakai sebelum obat tetes (boor water).
Berikut ini adalah macam-macam obat-obatan/ peralatan PPPK yang
disarankan untuk disediakan pada bengkel las busur manual :

Livertran, untuk luka bakar pada anggota tubuh

Betadine atau obat merah, untuk luka tergores/ terpotong ( ringan


s.d. sedang )

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

Materi Pembelajaran

Boor water, untuk pembersih mata setelah melakukan pengelasan


atau sebelum diberi obat tetes mata.

Obat tetes mata ( yang umum tersedia dipasaran )

Verban

Kapas

Band aid ( spt. Tensoplast, Handyplast, dll ).

Perhatian :
Jika terjadi kecelakaan yang lebih berat atau tidak mampu
ditangani, segera bawa ke klinik , Rumah Sakit, atau dokter
terdekat.

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

10

Materi Pembelajaran

SURAT Al Waqiah - Ayat 71 - 73

71. Maka terangkanlah kepadaKu


api yang kamu nyalakan ( dari
gosokan-gosokan kayu ).
72. Kamukah yang menjadikan
kayu itu atau Kamikah yang
menjadikannya ?
73. Kami yang menjadikan api itu
untuk peringatan dan bahan
yang berguna bagi musafir di
padang pasir.
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

11

Materi Pembelajaran

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

12

Materi Pembelajaran

KEGIATAN BELAJAR 2
PROSES DAN PERALATAN LAS BUSUR MANUAL

Tujuan Khusus Pembelajaran :


Setelah mempelajari topik ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan proses dan penginstalasian perlengkapan las
busur manual secara umum.
2. Menjelaskan penggunaan las busur manual secara umum.
3. Menjelaskan fungsi alat-alat utama, alat-alat bantu dan alatalat keselamatan & kesehatan kerja las busur manual

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

13

Materi Pembelajaran

MATERI PEMBELAJARAN 2
a. Proses dan Penginstalasian
Las busur manual ( Manual Metal Arc Welding/ MMAW ) adalah salah satu
proses pengelasan yang panasnya diperoleh dari nyala busur listrik dengan
menggunakan elektroda yang berselaput. Elektroda berselaput ini
berfungsi sebagai bahan pengisi dan memberi perlindungan terhadap
kontaminasi atmosfir. Operator las memegang penjepit elektroda (tang las)
yang berisolasi dan menarik busur pada posisi dimana sambungan dibuat.
Penjepit/ pemegang elektroda menjepit ujung elektroda yang tidak
berselaput untuk mengalirkan arus listrik. Elektroda mencairkan logam
dasar dan membentuk terak las pada waktu yang bersamaan; ujung
elektroda mencair dan bercampur dengan bahan yang di las.
Tang las
Klem masa

Busur listrik

Hasil pengelasan

Gambar 7 : Proses Pengelasan dengan MMAW


Mesin las

Kabel masa

Kabel elektroda
Tang las

Klem masa

Gambar 8 : Penginstalasian Las Busur Manual ( MMAW )


Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

14

Materi Pembelajaran

b. Penggunaan Las Busur Manual


Las busur manual termasuk salah satu proses las yang paling banyak
digunakan dalam proses manufaktur dan perbaikan barang-barang
mekanik dan konstruksi.
Las busur manual tidak seefisien jenis-jenis las semi otomatis yang lain,
karena memerlukan waktu untuk mengganti elektroda dan harus
membersihkan terak; akan tetapi peralatan lebih murah, lebih mudah
mengoperasikan dan hanya memerlukan pemeliharaan sederhana.
Las busur manual dapat digunakan untuk posisi pengelasan yang berbeda
dan dapat digunakan di bengkel atau di lapangan, sehingga banyak
digunakan pada pekerjaan keteknikan, mulai dari yang ringan sampai
berat. Misalnya untuk saluran, bejana bertekanan dan rangka baja untuk
konstruksi bangunan serta industri alat berat dan perkapalan.
Berikut ini beberapa contoh aplikasi penggunaan proses las busur manual,
antara lain :

Sambungan-sambungan kaki kolom,

Konstruksi baja

Balok-balok penyangga,

Bejana bertekanan,

Alat berat, dll.

Gambar 9 : Contoh Penggunaan Las Busur Manual

c. Peralatan Las Busur Manual


Peralatan las busur manual terdiri dari peralatan utama, peralatan bantu
serta keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk dapat melakukan proses
pengelasan dengan baik, maka peralatan tersebut perlu dilengkapi.
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

15

Materi Pembelajaran

Peralatan utama adalah alat-alat yang berhubungan langsung dengan


proses pengelasan; sehingga dengan tidak adanya salah satu dari
peralatan tersebut, maka pengelasan tidak dapat dilakukan. Yang
termasuk peralatan utama antara lain adalah : mesin las, kabel las, tang
las ( holder ) dan klem masa.
Adapun peralatan bantu, keselamatan dan kesehatan kerja antara lain
meliputi : kedok (helm) las, palu terak (chipping hammer), sikat baja dan
tang penjepit (smit tang ). Sedang untuk kegiatan pelatihan atau produksi
yang rutin/ tetap dapat dilengkapi dengan meja las dan tabir penghalang
dan sistem pengisap asap/ debu, dll.
Berikut ini adalah
kelengkapannya :

gambar/

ilustrasi

sebuah

ruang

las

beserta

Pegangan yang diisolasi


Tang las ( holder )
Palu terak

Pengaman (fuse)
Saklar utama

Kedok las
Kabel primer
Klem masa
Meja las
Mesin las

Persambungan
kabel skunder

Gambar 10 : Pemasangan Peralatan Las Busur Manual

1. Mesin Las Busur Manual


Mesin las busur manual secara garis besarnya dibagi dalam 2 golongan,
yaitu : Mesin las arus bolak balik (Alternating Current / AC Welding
Machine) dan Mesin las arus searah (Direct Current / DC Welding
Machine)
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

16

Materi Pembelajaran

Mesin las AC sebenarnya adalah transpormator penurun tegangan.


Transformator (trafo mesin las) adalah alat yang dapat merubah
tegangan yang keluar dari mesin las, yakni dari 110 Volt, 220 Volt, atau
380 Volt menjadi berkisar antara 45 80 Volt dengan arus (Amper)
yang tinggi.
Mesin las DC mendapatkan sumber tenaga listrik dari trafo las ( AC )
yang kemudian diubah menjadi arus searah atau dari generator arus
searah yang digerakkan oleh motor bensin atau motor diesel sehingga
cocok untuk pekerjaan lapangan atau untuk bengkel-bengkel kecil yang
tidak mempunyai jaringan listrik.
Pengaturan arus pada pengelasan dapat dilakukan dengan cara
memutar
tuas,
menarik,
atau
menekan,
tergantung
pada
konstruksinya, sehingga kedudukan inti medan magnit bergeser naikturun pada transformator. Pada mesin las arus bolak-balik, kabel masa
dan kabel elektroda dipertukarkan tidak mempengaruhi perubahan
panas yang timbul pada busur nyala.

Gambar 11 : Sirkuit Mesin Las AC

Gambar 12 : Sirkuit Mesin Las DC

2. Kabel Las
Pada mesin las terdapat kabel primer ( primary power cable ) dan kabel
sekunder atau kabel las ( welding cable ).
Kabel primer ialah kabel yang menghubungkan antara sumber tenaga
dengan mesin las. Jumlah kawat inti pada kabel primer disesuaikan
dengan jumlah phasa mesin las ditambah satu kawat sebagai hubungan
masa tanah dari mesin las.
Kabel sekunder ialah kabel-kabel yang dipakai untuk keperluan
mengelas, terdiri dari dua buah kabel yang masing-masing
dihubungkan dengan penjepit ( tang ) elektroda dan penjepit ( holder )
benda kerja. Inti kabel terdiri dari kawat-kawat yang halus dan banyak
jumlahnya serta dilengkapi dengan isolasi. Kabel-kabel sekunder ini
tidak boleh kaku , harus mudah ditekuk/digulung.
Penggunaan kabel pada mesin las hendaknya disesuaikan dengan
kapasitas arus maksimum dari pada mesin las. Makin kecil diameter
kabel atau makin panjang ukuran kabel, maka tahanan/hambatan kabel
akan naik, sebaliknya makin besar diameter kabel dan makin pendek
maka hambatan akan rendah.
Pada ujung kabel las biasanya
dipasang
sepatu
kabel
untuk
pengikatan kabel pada terminal
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

17

Materi Pembelajaran

mesin las
dan pada
penjepit
elektroda
maupun pada penjepit
masa.
Gambar 13 : Sepatu Kabel

3. Tang Las
Elektroda dijepit dengan tang las ( elektroda ). Tang las dibuat dari
bahan kuningan atau tembaga dan dibungkus dengan bahan yang
berisolasi yang tahan terhadap panas dan arus listrik, seperti ebonit.
Mulut penjepit hendaknya selalu bersih dan kencang ikatannya agar
hambatan arus yang terjadi sekecil mungkin.

Gambar 14 : Tang Elektroda

4. Klem Masa

Untuk menghubungkan kabel masa


ke benda kerja atau meja kerja
dipergunakan penjepit (klem) masa.
Bahan
penjepit
kabel
masa
sebaiknya sama dengan bahan
penjepit
elektroda
(logam
penghantar arus yang baik). Penjepit
masa dijepitkan pada benda kerja
dan pada tempat yang bersih dan
kencang.

Gambar 15 : Klem Masa

5. Alat-alat Bantu dan Keselamatan Kerja


a) Palu terak dan sikat baja
Palu terak (chipping hammer) dan
sikat kawat baja dipergunakan
untuk membersihkan terak-terak
setiap selesai satu pengelasan
atau
pada
waktu
akan
menyambung suatu jalur las yang
terputus. Palu terak mempunyai
ujung-ujung yang berbentuk pahat
dan runcing. Ujung yang runcing
dipakai membuang rigi-rigi pada
bagian yang berbentuk sudut,
sedangkan ujung yang berbentuk
pahat
dipergunakan
pada
permukaan rigi-rigi yang rata.
Untuk
bagian

Palu terak

membersihkan
bagianterak yang ketinggalan,

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

18

Sikat baja

Materi Pembelajaran

setelah diketok dengan palu terak,


selanjutnya disikat dengan sikat
kawat baja sehingga rigi-rigi las
benar-benar bebas dari terak,
selain
itu
digunakan
untuk
membersihkan bidang benda kerja
sebelum dilas.
Gambar 16 : Palu Terak & Sikat Baja

b) Tang Penjepit ( Smit Tang )


Untuk memegang benda kerja
yang panas dipergunakan alat
( tang ) penjepit dengan alternatif
macam-macam bentuk, seperti
bentuk mulut rata, mulut bulat,
mulut
srigala
atau
mulut
kombinasi.
Gambar 17 : Smit Tang

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

19

Materi Pembelajaran

SURAT Ar Rad Ayat 12

12.

Dia-lah
Tuhan
yang
memperlihatkan
kilat
kepadamu untuk menimbulkan
kekuatan dan harapan, dan Dia
mengadakan awan mendung.

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

20

Materi Pembelajaran

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

21

Materi Pembelajaran

KEGIATAN BELAJAR 3
PRINSIP KERJA LAS BUSUR MANUAL
DAN PENGGUNAAN ELEKTRODA

Tujuan Khusus Pembelajaran :


Setelah mempelajari topik ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan sumber listrik dan pengkutuban pada las busur
manual.
2. Menjelaskan pengaturan arus pengelasan dan pembacaan
tabel perbandingan antara diameter elektroda dan besar
arus pengelasan.
3. Menjelaskan fungsi dan ukuran elektroda las busur manual
4. Menjelaskan kode dan penggunaan elektroda secara umum.
5. Menjelaskan cara penyimpanan elektroda

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

22

Materi Pembelajaran

MATERI PEMBELAJARAN 3
a. Sumber Listrik dan Pengkutuban pada Pengelasan
Sumber listrik atau tenaga menyediakan tegangan dan arus yang
butuhkan untuk menghasilkan busur las antara elektroda dan benda kerja.
Arus yang dibutuhkan sangat tinggi untuk mencairkan permukaan benda
kerja dan ujung elektroda.
Sangat penting menjaga kestabilan arus listrik selama elektrode
menghasilkan busur listrik. Jika elektroda terlalu jauh, maka arus yang
mengalir akan terhenti sehingga berakibat terhenti pula pembentukan
busur las. Sebaliknya, jika terlalu dekat atau menyentuh/ menekan benda
kerja, maka busur yang terjadi terlalu pendek/ tidak ada jarak sehingga
elektroda akan menempel pada benda kerja, dan jika hal ini agak
berlansung lama, maka keseluruhan batang elektroda akan menerima
panas yang sama yang berkibat mencairnya keseluruhan batang
elektroda tersebut.
Pada saat belum terjadinya busur las disebut sirkuit terbuka ( open
circuit voltage /OCV) mesin las akan menghasilkan tegangan sebesar 45
80 volt, sedangkan pada saat terjadinya busur las, disebut sirkuit
tertutup ( close circuit voltage /CCV) tegangan akan turun menjadi 20
35 volt.

Sirkuit Terbuka /OCV

Sirkuit Tertutup /CCV

Gambar 18 : Sirkuit Terbuka dan Tertutup

Memperbesar busur las adalah dengan cara memperbesar/mempertinggi


amper yang dapat diatur pada mesin las.
Saat busur las terbentuk, temperatur pada tempat terjadinya busur las
tersebut akan naik menjadi sekitar 6000 C, yaitu pada ujung elektroda
dan pada titik pengelasan.
Bahan mencair membentuk kawah las yang kecil dan ujung elektroda
mencair membentuk butir-butir cairan logam yang kemudian melebur
bersama-sama kedalam kawah las pada benda kerja. Dalam waktu yang
sama salutan (flux) juga mencair, memberikan gas pelindung di sekeliling
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

23

Materi Pembelajaran

busur dan membentuk terak yang melindungi cairan logam. Kecepatan


mencair dari elektroda ditentukan oleh jumlah arus listrik yang dipakai.
Seperti yang telah diuraikan pada Kegiatan Belajar sebelumnya ( tentang
Mesin Las Busur Manual ) telah dijelaskan bahwa mesin las terdiri dari
mesin las AC dan mesin las DC, di mana kedua mesin las ini dapat
menghasilkan dan menyediakan tegangan dan arus listrik yang cukup
untuk terjadinya proses pengelasan.
Kedua jenis mesin las tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda,
sehingga dalam penggunaannya harus benar-benar diperhatikan agar
sesuai dengan bahan yang dilas ataupun teknik-teknik pengelasannya.
1. Mesin Las Arus Bolak-balik
( AC )
Mesin las arus bolak-balik sebenarnya adalah transpormator penurun
tegangan. Transformator (trafo mesin las) adalah alat yang dapat
merubah tegangan yang keluar dari mesin las. Tegangan yang
diperlukan oleh mesin las bermacam-macam biasanya 110 V, 220 V,
380 V atau 420 V. Pengaturan arus pada pengelasan dapat dilakukan
dengan cara memutar tuas, menarik, atau menekan, tergantung pada
konstruksinya, sehingga kedudukan inti medan magnit bergeser naikturun pada transformator. Pada mesin las arus bolak-balik, kabel masa
dan kabel elektroda dipertukarkan tidak mempengaruhi perubahan
panas yang timbul pada busur nyala.
2. Mesin Las Arus Searah ( DC )
Mesin las arus searah mendapatkan sumber tenaga listrik dari trafo las
( AC ) yang kemudian diubah menjadi arus searah atau dari generator
arus searah yang digerakkan oleh motor bensin atau motor diesel
sehingga cocok untuk pekerjaan lapangan atau untuk bengkel-bengkel
kecil yang tidak mempunyai jaringan listrik.
Pemasangan kabel-kabel las ( pengkutuban ) pada mesin las arus
searah dapat diatur /dibolak-balik sesuai dengan keperluan pengelasan,
ialah dengan cara :

Pengkutuban
DCSP/DCEN)

Pengkutuban
DCRP/DCEP)

langsung
terbalik

(Direct
(Direct

Current
Current

Straight

Polarity

Reverce

Polarity

Pengkutuban langsung (DCSP/DCEN) :


Dengan pengkutuban langsung berarti kutub positif (+) mesin las
dihubungkan dengan benda kerja dan kutub negatif (-) dihubungkan
dengan kabel elektroda.
Dengan hubungan seperti ini panas
pengelasan yang terjadi 1/3 bagian panas memanaskan elektroda
sedangkan 2/3 bagian memanaskan benda kerja.
Pengkutuban terbalik (DCRP/ DCEP) :
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

24

Materi Pembelajaran

Pada pengkutuban terbalik, kutub negatif (-) mesin las dihubungkan


dengan benda kerja , dan kutub positif (+) dihubungkan dengan
elektroda. Pada hubungan semacam ini panas pengelasan yang terjadi
1/3 bagian panas memanaskan benda kerja dan 2/3 bagian
memanaskan elektroda.
1/3

2/3

2/3

1/3

DCSP / DCEN

DCRP / DCEP

Gambar 19 : Pengkutuban Mesin Las DC

b. Pengaturan Arus ( Amper ) Pengelasan


Besar kecilnya amper las terutama tergantung pada besarnya diameter
elektroda dan tipe elektroda. Kadang kala juga terpengaruh oleh jenis
bahan yang dilas dan oleh posisi atau arah pengelasan.
Biasanya, tiap fabrik pembuat elektroda mencantumkan tabel variabel
penggunaan arus las yang disarankan pada bagian luar kemasan
elektroda.
Di lain fihak, seorang operator las yang berpengalaman akan dengan
mudah menyesuaikan arus las dengan mendengarkan, melihat busur
las atau hasil las. Namun secara umum pengaturan amper las dapat
mengacu pada ketentuan berikut :
DIAMETER ELEKTRODA

BESAR ARUS

1/16 Inchi

1,5 mm

20 40 Amper

5/64 Inchi

2,0 mm

30 60 Amper

3/32 Inchi

2,5 mm

40 80 Amper

1/8 Inchi

3,2 mm

70 120 Amper

5/32 Inchi

4,0 mm

120 170 Amper

3/16 Inchi

4,8 mm

140 240 Amper

1/4 Inchi

6,4 mm

200 350 Amper

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

25

Materi Pembelajaran

c. Elektroda Las Busur Manual


1. Fungsi Elektroda
Elektroda secara umum mempunyai fungsi :

Inti elektroda :
- Sebagai penghantar arus listrik dari tang elektroda ke busur yang
terbentuk, setelah bersentuhan dengan benda kerja
- Sebagai bahan tambah.
Adapun bahan inti elektroda dibuat dari logam ferro dan non ferro
misalnya :
- Baja karbon
- Baja paduan
- Alumunium
- Kuningan, dll

Salutan elektroda :
- Untuk memberikan gas pelindung pada logam yang dilas,
melindungi kontaminasi udara pada waktu logam dalam keadaan
cair.
- Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil pengelasan dari
oksidasi udara selama proses pendinginan.
- Mencegah proses pendinginan agar tidak terlalu cepat.
- Memudahkan penyalaan.
- Mengontrol stabilitas busur.
Salutan elektroda peka terhadap lembab, oleh karena itu elektroda
yang telah dibuka dari bungkusnya disimpan dalam kabinet
pemanas ( oven ) yang bersuhu kira-kira 15 C lebih tinggi dari
suhu udara luar. Apabila tidak demikian, maka kelembaban akan
menyebabkan hal-hal sebagai berikut :

Salutan mudah terkelupas, sehingga sulit untuk menyalakan

Percikan yang berlebihan.

Busur tidak stabil.

Asap yang berlebihan

Selaput ( flux )

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc
Kawat inti

26

Materi Pembelajaran

Gambar 20 : Elektroda Las Busur Manual

2. Ukuran Elektroda
Elektroda diproduksi dengan standar ukuran panjang dan diameter.
Diameter elektroda diukur pada kawat intinya. Ukuran diameter
elektroda secara umum berkisar antara 1,5 sampai dengan 7 mm,
panjang antara 250 450 mm serta dengan tebal salutan antara 10% 50% dari diameter elektroda.
Dalam perdagangan elektroda tersedia dengan beratnya 25 kg, 20 kg,
atau 5 kg; dibungkus dalam dus atau kemasan yang terbuat dari kertas
dan lapisan plastik pada bagian luarnya.
Biasanya pada tiap kemasan dituliskan ukuran elektroda, yaitu : berat
per kemasan/ kotak dan diameter elektrodanya, disamping identitas
atau keterangan lain, antara lain : merk / fabrik pembuat, kode produksi
dan kode elektroda, ketentuan-ketentuan penggunaan, dll.
3. Kode dan Penggunaan Elektroda
Kode elektroda digunakan untuk mengelompokkan elektroda dari
perbedaan fabrik pembuatnya terhadap kesamaan jenis dan
pemakaiannya. Kode elektroda ini biasanya dituliskan pada salutan
elektroda dan pada kemasan/ bungkusnya.
Menurut American Welding Society ( AWS ) kode elektroda dinyatakan
dengan E diikuti dengan 4 atau lima digit yang artinya adalah sebagai
berikut :
E = elektroda
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

27

Materi Pembelajaran

Dua atau tiga digit pertama : menunjukkan nilai kekuatan tarik (


tensile strength ) minimum x 1000 psi pada hasil pengelasan
yang diperkenankan.
Digit ke tiga atau empat : menunjukkan tentang posisi pengelasan
yang artinya sbb :

1 = elektroda dapat digunakan untuk semua posisi ( E xx1x )

2 = elektroda dapat digunakan untuk posisi di bawah tangan (


flat ) dan mendatar pada sambungan sudut/ fillet ( E xx2x )

3 = hanya untuk posisi di bawah tangan saja ( E xx3x )

4 = untuk semua posisi kecuali arah turun ( E .xx4x )

Digit terakhir ( ke empat/ lima ) menunjukkan tentang jenis arus dan


tipe salutan.
Digit ( angka ) tersebut mulai dari 0 s.d. 8 yang menunjukkan tipe arus
dan pengkutuban ( polarity ) yang digunakan, di mana ada empat
pengelompokan yang dapat menunjukkan tipe arus untuk tiap tipe
elektroda, yaitu :

Elektroda dengan digit terakhirnya 0 dan 5 dapat digunakan


hanya untuk tipe arus DCRP.

Elektroda dengan digit terakhirnya 2 dan 7 dapat digunakan


untuk arus AC atau DCSP.

Elektroda dengan digit terakhirnya 3 dan 4 dapat digunakan


untuk arus AC atau DC ( DCRP dan DCSP ).

Elektroda dengan digit terakhirnya 1, 6 dan 8 dapat digunakan


untuk arus AC atau DCRP.

Khusus untuk tipe salutan ( flux ) elektroda, secara umum adalah


sebagai berikut :

0 dan 1 = tipe salutannya adalah : celluloce ( E xxx0 atau E


xxx1 )

2, 3 dan 4 = tipe salutannya adalah : rutile ( E xxx2, E xxx3 atau


E xxx4 )

5, 6 dan 8 = tipe salutannya adalah : basic/ base (E xxx5, E


xxx6 atau E xxx8 )

7 = tipe salutannya adalah : oksida besi (E xxx7).

Komposisi Tambahan Bahan Kimia ( Paduan ) :


Tambahan bahan paduan pada elektroda akan ditunjukkan dengan dua
digit setelah empat/ lima digit terakhir kode elektroda, seperti contoh :

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

28

Materi Pembelajaran

E 8018-B2, di mana B2 tersebut adalah menunjukkan % kandungan


bahan paduan pada elektroda tersebut.
Berikut ini adalah simbol komposisi bahan paduan yang biasa
ditambahkan pada elektroda :
A1

C, 0,5 Mo

B1

0,5 Cr, 0,5 Mo

B2

1,25 Cr, 0,5 Mo

B3

2,25 Cr, 1 Mo

Mo = Molybdenum

C1

2,5 Ni

Ni = Nikel

C2

3,5 Ni

Mn = Mangan

C3

1 Ni

D1

1,5 Mn, 0,25 Mo

D2

1 Mn, 0,25 Mo

Catatan :
C = Karbon
Cr = Chromium

Contoh pembacaan kode elektroda las busur manual :


E 6013
E = elektroda.
60 = kekuatan tarik minimum = 60 x 1000 psi = 60.000 psi
1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi
3 = tipe salutan adalah rutile dan arus AC atau DC.
E 8018-B2
E = elektroda.
80 = kekuatan tarik minimum = 80.000 psi
1 = elektroda dapat dipakai untuk semua posisi
8 = tipe salutan adalah basic dan arus AC atau DCRP.
B2 = bahan paduan adalah 1,25 Cr, 0,5 Mo.

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

29

Materi Pembelajaran

Gambar 21 : Penulisan Kode Elektroda

4. Penyimpanan Elektroda
Agar elektroda bertahan lama sebelum digunakan, maka elektroda
perlu disimpan secara baik dan benar. Oleh sebab itu perlu diperhatihan
hal-hal berikut dalam menyimpan elektroda :
1. Simpan elektroda pada tempat yang kering dengan kemasan
yang masih tertutup rapi ( kemasan tidak rusak ).
2. Jangan disimpan langsung pada lantai. Beri alas sehingga ada
jarak dari lantai
3. Yakinkan, bahwa udara dapat bersikulasi di bawah tempat
penyimpanan ( rak ).
4. Hindarkan dari benda-benda lain yang memungkinkan terjadinya
kelembaban.
5. Temperatur ruangan penyimpanan sebaiknya sekitar 5 o C diatas
temperatur rata-rata udara luar.
6. Bila elektroda tidak dapat disimpan pada tempat yang memenuhi
syarat, maka sebaiknya beri bahan pengikat kelembaban, seperti
silica gel pada tempat penyimpanan tersebut.

Gambar 22 : Penyimpanan Elektroda

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

30

Materi Pembelajaran

KEGIATAN BELAJAR 4
PENGOPERASIAN DAN PENERAPAN
PENGGUNAAN PERALATAN LAS BUSUR
MANUAL

Tujuan Khusus Pembelajaran :


Setelah mempelajari topik ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan teknik-teknik penyalaan busur las .
2. Menjelaskan dan menerapkan pengelasan sambungan
sudut (fillet) posisi dibawah tangan ( 1F ) dan mendatar
( 2F ).
3. Menjelaskan dan menerapkan pengelasan sambungan
tumpul (butt) posisi dibawah tangan ( 1G ).

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

31

Materi Pembelajaran

MATERI PEMBELAJARAN 4
a. Penyalaan Busur Las
1. Pengaturan Mesin Las :
a. Untuk mesin las AC, periksa apakah kabel elektroda sudah
dihubungkan pada terminal yang bertanda elektroda. Demikian juga
dengan terminal yang lain dan pilih voltage yang sesuai.
b. Periksa bahwa handel polaritas telah menunjukkan pengkutuban
yang sesuai dengan jenis elektroda yang dipakai, apabila mesin las
tidak memiliki handel polaritas, yakinkan bahwa elektroda dan benda
kerja telah disambung dengan terminal yang benar dan cukup kuat.
2. Pengaturan Arus Pengelasan :
Arus yang terlalu rendah akan menyebabkan tidak terjadi penembusan
dan perpaduan yang baik antara kawat las dengan benda kerja dan
kawah las sulit dikontrol.
Pada arus yang terlalu tinggi akan menghasilkan banyak percikan terak,
rigi las lebar dan penembusan terlalu dalam.
Selanjutnya untuk menentukan besarnya arus listrik yang dipergunakan
harus disesuaikan dengan tabel pemakaian arus yang terdapat pada
setiap bungkus elektroda.
3. Persiapan Benda Kerja :
Tempatkan benda kerja pada meja dengan kedudukan yang rata, bagian
pelat yang panjang melintang pada badan anda, dengan maksud agar
anda dapat melihat dengan jelas, dimana anda akan memulai dan
menghentikan elektroda. Pakailah alat-alat pelindung dan kemudian
hidupkan mesin las.
4. Teknik Penyalaan Busur Las :
Untuk latihan pertama kali gunakan elektroda E 6013, dengan diameter
3,25 mm, jepitlah ujung elektroda yang tidak berselaput pada penjepit (
tang ) elektroda. Sekarang elektroda sudah dialiri arus listrik, hatihatilah terhadap sentuhan elektroda dengan meja kerja, karena. bisa
terjadi penyalaan.
Berdirilah pada posisi yang nyaman untuk dapat mengikuti gerakan
elektroda. Jangan memegang pemegang elektroda terlalu kuat atau
kaku. Dengan pegangan yang rilek akan lebih memudahkan dalam
penyalaan dan penarikan busur.
Arahkan ujung elektroda ke benda kerja dengan sudut elektroda kurang
lebih 70o terhadap permukaan benda kerja. Turunkan ujung elektroda
yang akan dinyalakan sehingga mencapai 30 mm di atas permukaan
benda kerja. Sekarang turunkan pelindung muka (helm las).
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

32

Materi Pembelajaran

Nyalakan
busur
dengan
menggoreskan ujung elektroda pada
permukaan benda kerja seperti
menggoreskan
korek
api
atau
menyentuhkannya pada permukaan
benda kerja. Ketika sudah mulai
nampak
busur,
tarik
elektroda
hingga
kurang
lebih
6
mm,
kembalikan elektroda ke posisi
penyalaan kemudian kurangi tinggi
busur sampai jaraknya sebesar
Gambar : 23 Penyalaan Busur Las
diameter kawat inti elektroda ( muka
dan mata tetap harus dilindungi oleh
helm las ).
Ulangi latihan ini sampai menghasilkan gerakan penyalaan busur yang
baik dan tinggi busur yang tetap.
Selanjutnya untuk mematikan busur, elektroda harus diangkat dengan
cepat, ini dimaksudkan untuk mencegah menempelnya ujung elektroda
pada permukaan benda kerja. Bila elektroda menempel secara kuat
pada benda kerja, mesin las supaya dimatikan, kemudian etektroda
dapat dilepas ( jika perlu dengan dipahat ).
5. Teknik Penarikan Busur/ Jalur Las :
Dengan tinggi busur kira-kira sama dengan diameter elektroda tunggu
hingga lebar kawah las mencapai 2 kali diameter elektroda sebelum
menarik busur.
Untuk yang biasa menggunakan tangan kanan penarikan busur
dilakukan dari kiri ke kanan, sedangkan untuk yang menggunakan
tangan kiri penarikannya dari kanan ke kiri. Elektroda membentuk sudut
70-80 ke arah gerakan pengelasan dan ini dinamakan sudut elektroda.
Untuk mengontrol jalur pertahankan lebar kawah las 2 kali diameter
elektroda.

2 x elektroda

Gambar 24 : Penarikan Busur Las

Tinggi / panjang busur las sangat mempengaruhi keberhasilan atau


kualitas hasil las, untuk itu perlu diperhatikan kesalahan-kesalahan
dalam menarik busur las berikut ini :

Busur terlalu tinggi/ panjang :


Hal ini akan menyebabkan
penembusan yang dangkal,

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

33

Materi Pembelajaran

disekitar
rigi
las
banyak
percikan, terjadi pemakanan
pada kaki jalur las serta rigi las
tidak rata ( kasar ).

Busur terlalu rendah/ pendek :


Akan menyebabkan rigi/ jalur
las yang sempit ( kecil ), ada
resiko
ujung
elektroda
menempel pada permukaan
benda kerja.

Sekarang bandingkan dengan tinggi


busur yang benar, yaitu satu kali
diameter
kawat
inti
elektroda.
Penembusan baik dan rigi las rata
dan bersih.
Gambar 25 : Hasil Las

6. Mematikan Busur Las


Pada akhir rigi angkatlah elektroda dengan cepat dalam rangka
mematikan busu las. Pengangkatan busur secara perlahan akan
menyebabkan banyak percikan.
Hal lain yang mungkin terjadi pada akhir jalur las ada kalanya
berlobang karena teroksidasi (porositas) untuk menghindari terjadinya
oksidasi dapat dilakukan dengan dua cara yang dapat dilakukan,
yakni :
1.

Pada akhir jalur las, elektroda ditekankan untuk mengisi kawah,


kemudian diangkat dengan cepat secara tegak lurus terhadap jalur
las.

2. Sebelum mematikan busur dorong kembali elektroda kira-kira 5mm


dengan sudut elektroda dinaikkan dan busur pendek.
3. Tetapi bila jalur akan disambung lagi, maka pengisian ujung rigi
dilakukan dengan cara berikut :

Ketika elektroda tersisa antara


40 50 mm, kembalikan arah
elektroda sekitar 15 20 mm.
Jangan terlalu cepat karena
pencairan
tetap
harus
dipertahankan.

Tahan elektroda sebentar (


satu detik) baru diputus busur

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

34

Materi Pembelajaran

las secara agak


tegak lurus.

cepat

dan

Gambar 26 : Teknik Mematikan


Busur Las

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

35

Latihan

b. Latihan 1

PEMBUATAN JALUR LAS POSISI DI BAWAH TANGAN


TUJUAN :
Setelah mempelajari dan berlatih membuat jalur las posisi di bawah
tangan pada pelat baja karbon, peserta diharapkan akan mampu :

Mempersiapkan peralatan las busur manual secara benar dan


sesuai dengan SOP.

Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan


kesehatan kerja.

Mengatur penggunaan
pekerjaan.

Membuat jalur las menggunakan elektroda


mengacu pada kriteria yang ditentukan.

arus

pengelasan

sesuai
rutile

dengan
dengan

ALAT DAN BAHAN :


1. Alat :

Seperangkat peralataan las busur manual.

Alat keselamatan dan kesehatan kerja kerja.

Lembaran kerja/gambar kerja

2. Bahan :

Pelat baja karbon ukuran 100 x 200 x 6 mm

Elektroda E 6013, 2,6 dan 3,2 mm

KESELAMATAN KERJA :

Periksa persambungan kabel-kabel las. Jaga agar tidak ada yang


kurang kuat/ longgar.

Jauhkan benda-benda
pengelasan.

Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan


sesuai dengan fungsinya.

Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi.

Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang


cukup.

Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga


cahaya las tidak mengganggu lingkungan/ orang lain yang
berada di sekitar lokasi.

yang

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

mudah

terbakar

dari

lokasi

36

Latihan

Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang


tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.

Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

37

Latihan

LEMBARAN KERJA :
, 3,2

E 6012/13
2,6

LANGKAH KERJA :
a. Siapkan bahan las dengan ukuran 100 x 200 x 10 mm, kikir/ grinda
bagian-bagian yang tajam.
b. Lukis garis ukuran jalur las yang akan dibuat, dan jika perlu beri tanda
dengan penitik untuk memudahkan dalam pengelasan.
c. Tempatkan bahan diatas meja kerja dengan posisi rata/ di bawah
tangan.
d. Atur amper pengelasan antara 60 90 Amp untuk penggunaan
elektroda las 2,6 dan 90 120 Amp untuk elektroda las 3,2mm.
e. Lakukan pengelasan sesuai demonstrasi Instruktor/ pembimbing.
f. Periksakan hasil las tiap jalur yang dikerjakan pada Instruktor/
pembimbing sebelum jalur-jalur las selanjutnya.
g. Lakukan pengelasan dengan menggunakan amper las yang bervariasi
untuk memperoleh hasil yang maksimal.
h. Lakukan pengelasan ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing,
jika belum mencapai kriteria.

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

38

Latihan

i. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/


pembimbing.
PENILAIAN :
Aspek yang Diukur

Kriteria Penilaian

Lebar jalur las ( elektroda


3,2mm )

7mm +2; - 0 mm

Lebar jalur las ( elektroda


2,6mm )

5mm +2; - 0 mm

Tinggi jalur las

1mm, 0,5mm

Kelurusan jalur las

Penyimpangan
20%.

Rigi las

85% rata dan halus

Undercut

Maks. 15% x 0,5mm

Overlap

Tidak terjadi overlap

Kebersihan

Bebas dari percikan dan


terak

= Lulus

LT

L / LT

Rekomenda
si

maks.

= Tidak Lulus
Penilai,

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

39

Latihan

c. Latihan 2

PENYAMBUNGAN JALUR LAS


TUJUAN :
Setelah mempelajari dan berlatih menyambung jalur las posisi di bawah
tangan pada pelat baja karbon, peserta diharapkan akan mampu :

Mempersiapkan peralatan las busur manual secara benar dan


sesuai dengan SOP.

Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan


kesehatan kerja.

Mengatur penggunaan
pekerjaan.

Menyambung jalur las menggunakan elektroda rutile dengan


mengacu pada kriteria yang ditentukan.

arus

pengelasan

sesuai

dengan

ALAT DAN BAHAN :


1. Alat :

Seperangkat peralataan las busur manual.

Alat keselamatan dan kesehatan kerja kerja.

Lembaran kerja/gambar kerja

2. Bahan :

Pelat baja karbon ukuran 100 x 200 x 6 mm

Elektroda E 6013, 2,6 dan 3,2 mm

KESELAMATAN KERJA :

Periksa persambungan kabel-kabel las. Jaga agar tidak ada yang


kurang kuat/ longgar.

Jauhkan benda-benda
pengelasan.

Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan


sesuai dengan fungsinya.

Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi.

Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang


cukup.

Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga


cahaya las tidak mengganggu lingkungan/ orang lain yang
berada di sekitar lokasi.

yang

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

mudah

terbakar

dari

lokasi

40

Latihan

Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang


tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.

Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

41

Latihan

LEMBARAN KERJA :

LANGKAH KERJA :
a. Siapkan bahan las dengan ukuran 100 x 200 x 10 mm, kikir/ grinda
bagian-bagian yang tajam.
b. Lukis garis ukuran jalur las yang akan dibuat, dan jika perlu beri tanda
dengan penitik untuk memudahkan dalam pengelasan.
c.

Tempatkan bahan diatas meja kerja dengan posisi rata/ di bawah


tangan.

d. Atur amper pengelasan antara 60 90 Amp untuk penggunaan


elektroda las 2,6 dan 90 120 Amp untuk elektroda las 3,2mm.
e. Lakukan pengelasan dan penyambungan jalur las sesuai demonstrasi
Instruktor/ pembimbing.
f.

Periksakan hasil las tiap jalur yang dikerjakan pada Instruktor/


pembimbing sebelum jalur-jalur las selanjutnya.

g. Lakukan pengelasan ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing,


jika belum mencapai kriteria.
h. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/
pembimbing.
PENILAIAN :
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

42

Latihan

Aspek yang Diukur

Kriteria Penilaian

Lebar jalur las


(elektroda 3,2mm )

7mm +2; - 0 mm

Lebar jalur las


(elektroda 2,6mm )

5mm +2; - 0 mm

Tinggi jalur las

1mm, 0,5mm

Sambungan jalur las

Rata dan berpadu

Perbedaan
0,5mm

tinggi

Rekomenda
si

maks.

Kelurusan jalur las

Penyimpangan maks. 20%.

Rigi las

85% rata dan halus

Undercut

Maks. 15% x 0,5mm

Overlap

Tidak terjadi overlap

Kebersihan

Bebas dari percikan dan terak

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

L/
LT

43

Latihan

d. Latihan 3

PENEBALAN PERMUKAAN
TUJUAN :
Setelah mempelajari dan berlatih melakukan penebalan permukaan posisi
di bawah tangan pada pelat baja karbon, peserta diharapkan akan mampu
:

Mempersiapkan peralatan las busur manual secara benar dan


sesuai dengan SOP.

Menggunakan peralatan dan perlengkapan keselamatan dan


kesehatan kerja.

Mengatur penggunaan
pekerjaan.

Melakukan penebalan permukaan menggunakan elektroda rutile


dengan mengacu pada kriteria yang ditentukan.

arus

pengelasan

sesuai

dengan

ALAT DAN BAHAN :


1. Alat :

Seperangkat peralataan las busur manual.

Alat keselamatan dan kesehatan kerja kerja.

Lembaran kerja/gambar kerja

2. Bahan :

Pelat baja karbon ukuran 100 x 150 x 6 mm

Elektroda E 6013, 3,2 mm

KESELAMATAN KERJA :

Periksa persambungan kabel-kabel las. Jaga agar tidak ada yang


kurang kuat/ longgar.

Jauhkan benda-benda
pengelasan.

Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan


sesuai dengan fungsinya.

Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi.

Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang


cukup.

yang

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

mudah

terbakar

dari

lokasi

44

Latihan

Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga


cahaya las tidak mengganggu lingkungan/ orang lain yang
berada di sekitar lokasi.

Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang


tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.

Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

45

Latihan

LEMBARAN KERJA :

LANGKAH KERJA
a. Siapkan bahan las dengan ukuran 100 x 200 x 10 mm, kikir/ grinda
bagian-bagian yang tajam.
b. Tempatkan bahan diatas meja kerja dengan posisi rata/ di bawah
tangan.
c.

Atur amper pengelasan antara 90 120 Amp untuk penggunaan


elektroda las 3,2mm.

d. Lakukan pengelasan/ penebalan permukaan sesuai demonstrasi


Instruktor/ pembimbing, terutama jalur pertama harus lurus karena
akan menjadi patokan untuk jalur-jalur berikutnya.
e. Periksakan beberapa jalur las ( hasil penebalan ) yang dikerjakan
pada Instruktor/ pembimbing sebelum jalur-jalur las selanjutnya.
f.

Lakukan pengelasan ulang sesuai petunjuk Instruktor/ pembimbing,


jika belum mencapai kriteria.

g. Dinginkan dan bersihkan bahan sebelum diserahkan pada Instruktor/


pembimbing.
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

46

Latihan

PENILAIAN :
Aspek yang Diukur

Kriteria Penilaian

Tinggi jalur las


(penambahan tebal )

1mm, 0,5mm

Sambungan jalur las

Rata dan berpadu

Perbedaan tinggi maks.


0,5mm

Perubahan bentuk/
distorsi

Maksimum 5o

Rigi las

85% rata dan halus

Cacat las

Maks. 4 mm2

Kebersihan

Bebas dari percikan dan


terak

= Lulus

LT

L / LT

Rekomenda
si

= Tidak Lulus
Penilai,

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

47

Latihan

e. Latihan 4

SAMBUNGAN SUDUT ( T ) SATU


JALUR POSISI DI BAWAH TANGAN
( 1F )
TUJUAN :
Setelah mempelajari dan berlatih membuat sambungan sudut ( T ) posisi
di bawah tangan (1F) pada pelat baja karbon, peserta diharapkan akan
mampu :

Melakukan persiapan pengelasan, meliputi peralatan dan


bahan praktik.

Menjelaskan prosedur membuat sambungan T satu jalur posisi


di bawah tangan / flat ( 1F ).

Membuat sambungan T satu jalur dengan kriteria :

lebar kaki las 6 mm

kaki las ( reinforcement ) seimbang

sambungan jalur rata

undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan

tidak ada overlap

perubahan bentuk / distorsi maksimum 5.

ALAT DAN BAHAN :


1. Alat :

Seperangkat peralataan las busur manual.

Alat keselamatan dan kesehatan kerja kerja.

Lembaran kerja/gambar kerja

2. Bahan :

Pelat baja karbon ukuran 75 x 150 x 6 mm ( 1 buah )

Pelat baja karbon ukuran 50 x 150 x 6 mm ( 1 buah )

Elektroda E 6013, 3,2 mm

KESELAMATAN KERJA :

Periksa persambungan kabel-kabel las. Jaga agar tidak ada yang


kurang kuat/ longgar.

Jauhkan benda-benda
pengelasan.

yang

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

mudah

terbakar

dari

lokasi
48

Latihan

Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan


sesuai dengan fungsinya.

Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi.

Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang


cukup.

Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga


cahaya las tidak mengganggu lingkungan/ orang lain yang
berada di sekitar lokasi.

Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang


tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.

Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

49

Latihan

LEMBARAN KERJA :

900
700

LANGKAH KERJA :

75 (50)

1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 75 x 150 x 6 mm


dan 50 x 150 x 6 mm.

150

2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir


atau grinda.
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90 )
4. Membuat las catat pada ke dua ujung dan bersihkan hasil las catat
menggunakan palu terak dan sikat baja.
5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan.
6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 1 F.

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

50

Latihan

7. Malakukan pengelasan sambungan T satu jalur menggunakan


elektroda E 6013 2,6mm atau 3,2mm.
8. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada
pembimbing/ instruktor.
9. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai
kriteria minimum yang ditentukan.
10.

Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.

PENILAIAN :
Aspek yang Diukur

Kriteria Penilaian

Kaki las
Sambungan jalur las

6mm, 1,0mm

seimbang

rata dan berpadu

Perbedaan tinggi maks.


0,5mm

Perubahan bentuk/
distorsi

Maksimum 5o

Rigi las

85% rata dan halus

Cacat las

Maks. 4 mm2

Kebersihan

Bebas dari percikan dan


terak

= Lulus

LT

L / LT

Rekomenda
si

= Tidak Lulus
Penilai,

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

51

Latihan

f. Latihan 5

SAMBUNGAN SUDUT ( T ) TIGA


JALUR POSISI DI BAWAH TANGAN
( 1F )
TUJUAN :
Setelah mempelajari dan berlatih membuat sambungan sudut ( T ) posisi
di bawah tangan (1F) pada pelat baja karbon, peserta diharapkan akan
mampu :

Melakukan persiapan pengelasan, meliputi peralatan dan


bahan praktik.

Menjelaskan prosedur membuat sambungan T tiga jalur posisi


di bawah tangan / flat ( 1F ).

Membuat sambungan T satu jalur dengan kriteria :

lebar kaki las 8 mm

kaki las ( reinforcement ) seimbang

sambungan jalur rata

undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan

tidak ada overlap

perubahan bentuk / distorsi maksimum 5.

ALAT DAN BAHAN :


1. Alat :

Seperangkat peralataan las busur manual.

Alat keselamatan dan kesehatan kerja kerja.

Lembaran kerja/gambar kerja

2. Bahan :

Pelat baja karbon ukuran 75 x 150 x 6 mm ( 1 buah )

Pelat baja karbon ukuran 50 x 150 x 6 mm ( 1 buah )

Elektroda E 6013, 3,2 mm

KESELAMATAN KERJA :

Periksa persambungan kabel-kabel las. Jaga agar tidak ada yang


kurang kuat/ longgar.

Jauhkan benda-benda
pengelasan.

yang

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

mudah

terbakar

dari

lokasi
52

Latihan

Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan


sesuai dengan fungsinya.

Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi.

Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang


cukup.

Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga


cahaya las tidak mengganggu lingkungan/ orang lain yang
berada di sekitar lokasi.

Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang


tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.

Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

53

Latihan

LEMBARAN KERJA :

ELEKTRODA

700
0

90
3

700

700

3
2

1 2mm

LANGKAH KERJA :

75 (50)

1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 75 x 150 x 6 mm


dan 50 x 150 x 6 mm.

150

2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir atau


grinda.
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90 )
4. Membuat las catat pada ke dua ujung dan bersihkan hasil las catat
menggunakan palu terak dan sikat baja.
5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan.
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

54

Latihan

6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 1 F.

7. Malakukan pengelasan sambungan T tiga jalur menggunakan elektroda


E 6013 2,6mm atau 3,2mm.
8. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada
pembimbing/ instruktor.
9. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria
minimum yang ditentukan.
10.

Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.

PENILAIAN :
Aspek yang Diukur

Kriteria Penilaian

Kaki las
Sambungan jalur las

8mm, 1,0mm

seimbang

rata dan berpadu

Perbedaan tinggi maks.


0,5mm

Perubahan bentuk/
distorsi

Maksimum 5o

Rigi las

85% rata dan halus

Cacat las

Maks. 4 mm2

Kebersihan

Bebas dari percikan dan


terak

= Lulus

LT

L / LT

Rekomenda
si

= Tidak Lulus
Penilai,

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

55

Latihan

g. Latihan 6

SAMBUNGAN SUDUT ( T ) TIGA


JALUR POSISI MENDATAR ( 2F )
TUJUAN :
Setelah mempelajari dan berlatih membuat sambungan sudut ( T ) posisi
mendatar ( 2F) pada pelat baja karbon, peserta diharapkan akan
mampu :

Melakukan persiapan pengelasan, meliputi peralatan dan


bahan praktik.

Menjelaskan prosedur membuat sambungan T tiga jalur posisi


mendatar / horizontal ( 2F ).

Membuat sambungan T satu jalur dengan kriteria :

lebar kaki las 8 mm

kaki las ( reinforcement ) seimbang

sambungan jalur rata

undercut maksimum 10 % dari panjang pengelasan

tidak ada overlap

perubahan bentuk / distorsi maksimum 5.

ALAT DAN BAHAN :


1. Alat :

Seperangkat peralataan las busur manual.

Alat keselamatan dan kesehatan kerja kerja.

Lembaran kerja/gambar kerja

2. Bahan :

Pelat baja karbon ukuran 75 x 150 x 6 mm ( 1 buah )

Pelat baja karbon ukuran 50 x 150 x 6 mm ( 1 buah )

Elektroda E 6013, 3,2 mm

KESELAMATAN KERJA :

Periksa persambungan kabel-kabel las. Jaga agar tidak ada yang


kurang kuat/ longgar.

Jauhkan benda-benda
pengelasan.

yang

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

mudah

terbakar

dari

lokasi

56

Latihan

Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan


sesuai dengan fungsinya.

Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi.

Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang


cukup.

Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga


cahaya las tidak mengganggu lingkungan/ orang lain yang
berada di sekitar lokasi.

Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang


tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.

Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

57

Latihan

LEMBARAN KERJA :

90

3
2
1

45

70

30

LANGKAH KERJA :

75 (50)

1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 75 x 150 x 6 mm


dan 50 x 150 x 6 mm.

150

2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya denga kikir atau


grinda.
3. Merakit sambungan membentuk T ( sudut 90 )
4. Membuat las catat pada ke dua ujung dan bersihkan hasil las catat
menggunakan palu terak dan sikat baja.
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

58

Latihan

90

Las catat

5. Memeriksa kembali kesikuan sambungan.


6. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 2 F.
7. Malakukan pengelasan sambungan T tiga jalur menggunakan elektroda
E 6013 2,6mm atau 3,2mm.
8. Memeriksakan hasil pengelasan tiap jalur yang dikerjakan kepada
pembimbing/ instruktor.
9. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria
minimum yang ditentukan.
10.

Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.

PENILAIAN :
Aspek yang Diukur

Kriteria Penilaian

Kaki las
Sambungan jalur las

8mm, 1,0mm

seimbang

rata dan berpadu

Perbedaan tinggi maks.


0,5mm

Perubahan bentuk/
distorsi

Maksimum 5o

Rigi las

85% rata dan halus

Cacat las

Maks. 4 mm2

Kebersihan

Bebas dari percikan dan


terak

= Lulus

LT

L / LT

Rekomenda
si

= Tidak Lulus
Penilai,

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

59

Latihan

h. Latihan 7

SAMBUNGAN TUMPUL KAMPUH V


POSISI DI BAWAH TANGAN ( 1G )
TUJUAN :
Setelah mempelajari dan berlatih membuat sambungan tumpul kampuh V
posisi di bawah tangan/ flat ( 1G) pada pelat baja karbon, peserta
diharapkan akan mampu :

Melakukan persiapan pengelasan, meliputi peralatan dan


bahan praktik.

Menjelaskan prosedur membuat sambungan tumpul kampuh V


posisi di bawah tangan/ flat ( 1G)

Membuat sambungan tumpul kampuh V dilas dua sisi (V-butt double side) dengan kriteria :
lebar jalur las 2 mm dari pinggir kampuh ( 13 mm )
tinggi jalur las 2 mm
sambungan jalur rata
beda permukaan jalur maksimum 1 mm
undercut maksimum 0,5 mm x 15%
tidak ada overlap
perubahan bentuk / distorsi maksimum 5.
Terak / catat las pada permukaan las maksimum 4 mm2.
ALAT DAN BAHAN :
1. Alat :

Seperangkat peralataan las busur manual.

Alat keselamatan dan kesehatan kerja kerja.

Lembaran kerja/gambar kerja

2. Bahan :

Pelat baja karbon ukuran 75 x 200 x 6 mm ( 2 buah ), bevel 30 35

Elektroda E 6013, 2,6 dan 3,2 mm

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

60

Latihan

KESELAMATAN KERJA :

Periksa persambungan kabel-kabel las. Jaga agar tidak ada yang


kurang kuat/ longgar.

Jauhkan benda-benda
pengelasan.

Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja yang layak dan


sesuai dengan fungsinya.

Jangan gunakan tang dan kabel las yang tidak terisolasi.

Bekerjalah pada ruang las dengan sirkulasi udara / ventilasi yang


cukup.

Usahakan ruang las/ tempat pengelasan tidak terbuka, sehingga


cahaya las tidak mengganggu lingkungan/ orang lain yang
berada di sekitar lokasi.

Bertanyalah pada Instruktor/ pembimbing jika ada hal-hal yang


tidak dimengerti dalam melaksanakan pekerjaan.

Bersihkan alat dan tempat kerja setelah selesai bekerja.

yang

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

mudah

terbakar

dari

lokasi

61

Latihan

LEMBARAN KERJA :

Persiapan :
60 70

Hasil :
3

LANGKAH KERJA :
1. Memeriksa
kesiapan
peralatan
kerja,
keselamatan dan kesehatan kerja las.

termasuk

perlengkapan

2. Menyiapkan 2 buah bahan pelat baja lunak ukuran 75 x 200 x 6 mm


yang kedua sisi panjangnya telah dibevel 300 - 350.
3. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya dengan kikir atau
grinda.
4. Membuat root face selebar 1 3 mm dengan menggunakan grinda dan
kikir, dan yakinkan bahwa kedua bevel tersebut sama besar dan rata/
sejajar satu sama lainnya.
300 - 350

Root face

5. Mengatur arus pengelasan antara 90 120 Amper.


Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

62

Latihan

6. Mengatur peletakan benda kerja sesuai dengan posisi pengelasan


( sesuai gambar kerja ).
7. Membuat las catat sepanjang 10 15 mm pada kedua ujung bahan dan
yakinkan bahwa kedua kepingan tersebut rapat dan sejajar dengan jarak
root gap 1 3 mm.
Root gap
Las catat

8. Membersihkan hasil las catat menggunakan palu terak dan sikat baja.
Jika berlebihan, ratakan dengan grinda potong ( cutting disk ).
9. Melakukan pengelasan jalur pertama ( root ) sambungan tumpul kampuh
V menggunakan elektroda E 6013 3,2 mm atau 2,6 mm dengan sudut
elektroda antara 700 850 tanpa diayun.

900

700 850

10. Melakukan pengelasan jalur kedua dan ketiga menggunakan


elektroda E 6013 3,2 mm dengan sudut elektroda 70 - 85 terhadap
sisi pengelasan.
700 - 850

11. Membalik benda kerja, kemudian grinda akar las ( root ) selebar 5
mm dengan kedalaman 2 3 mm atau sampai kelihatan jalur akar
secara merata.
digrinda
1

12. Melakukan pengelasan pada sisi bawah ( satu jalur ) dengan


menggunakan elektroda yang sama tanpa diayun.
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

63

Latihan

Jalur sisi ke dua (bawah)

13. Memeriksakan hasil pengelasan yang dikerjakan kepada pembimbing/


instruktor.
14. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai
kriteria minimum yang ditentukan.
15.

Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.

PENILAIAN :
Aspek yang Diukur

Kriteria Penilaian

Lebar jalur las

13 mm, +2, - 1 mm

Tinggi jalur las

2 mm, 1,0 mm

Undercut

Maksimum 0,5 mm x 15%

Overlap

Tidak ada overlap

Sambungan jalur las

rata dan berpadu

Perbedaan tinggi maks.


0,5mm

Perubahan bentuk/
distorsi

Maksimum 5o

Cacat las

Maks. 4 mm2

Kebersihan

Bebas dari percikan dan


terak

= Lulus

LT

L / LT

Rekomenda
si

= Tidak Lulus
Penilai,

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

64

Review

REVIEW
Kegiatan Belajar 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas !

Pekerjaan las busur manual adalah salah satu jenis pekerjaan yang
cukup berpotensi menyebabkan gangguan terhadap kesehatan atau
malah dapat menyebabkan kecelakaan kerja.
1. Tuliskan resiko-resiko yang mungkin dapat ditimbulkan oleh pekerjaan las
busur manual !

.. .. .

.. .. .

.. .. .

.. .. .

2. Apa yang harus dilakukan untuk mengurangi resiko akibat kejutan listrik,
panas dan sinar las ?
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
3. Apa akibatnya jika mata terlalu lama menerima cahaya tampak dan sinar
infra merah, jelaskan !
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
4. Tuliskan usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk mengurangi/
menghindari kecelakaan yang disebabkan oleh debu dan asap !
.. .. ...
Instalasi Las dan Fabrikasi Logam
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

65

Review

.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
Pada bengkel-bengkel kerja las, terutama pada industri yang
mempekerjakan banyak orang, maka rambu-rambu penggunaan
peralatan keselamatan dan kesehatan kerja serta tanda-tanda
peringatan amatlah penting.
5. Kenapa rambu-rambu penggunaan peralatan keselamatan dan kesehatan
kerja diperlukan pada bengkel-bengkel kerja ? Jelaskan !
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
6. Tuliskan tiga macam rambu-rambu yang perlu dipasang pada ruang
bengkel las busur manual !

.. .. .

.. .. .

.. .. .

7. Tuliskan obat-obatan yang perlu disediakan pada bengkel las busur


manual dan jelaskan penggunaannya !

.. .. .

.. .. .

.. .. .

.. .. .

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

66

Review

Kegiatan Belajar 2
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas !

8. Tuliskan keterangan dari gambar berikut ini ! !


b
a

d
c

a. .. .. .
b. .. .. .
c. .. .. .
d. .. .. .
9. Mesin las busur manual secara garis besarnya dibagi dalam 2 golongan,
yaitu :
a. .. .. .
b. .. .. .
10. Apa yang dimaksud dengan dengan mesin las DC ? Dan gambarkan
bagan sirkuitnya secara sketsa !
.. .. ...
.. .. ...
Gambar :

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

67

Review

11. Tuliskan keterangan dari gambar berikut !


b
c

d
e
f

h
g

a. .. ..

e. ..

b. .. ..

f. ..

c. .. ..

g. ..

d. .. ..

h. ..

12. Tuliskan nama dan fungsi alat bantu/ keselamatan dan kesehatan kerja
las busur ( minimum 3 macam ) !
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

68

Review

Kegiatan Belajar 3
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas !

13. Apa yang dimaksud dengan OCV dan CCV pada proses las busur manual,
jerlaskan !
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
14. Apa arti pengkutuban DCSP dan DCRP, jelaskan !
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...
15. Berilah nama-nama bagian dari elektroda berikut ini.
a
b
e
c
d

a. ..

b. .

c. ..

d. .

e. .
16. Jelaskan fungsi salutan elektroda !.

.. .. .

.. .. .

.. .. .

.. .. .

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

69

Review

.. .. .

17. Jelaskan pembacaan kode elektroda E 6013, E 7018 dan E 8018-B3 !.

.. .. .

.. .. .

.. .. .

.. .. .

.. .. .

.. .. .

.. .. .

.. .. .

.. .. .

.. .. .

.. .. .

.. .. .

.. .. .

18. Uraikan secara singkat teknik-teknik penyalaan busur las !

.. .. .

.. .. .

.. .. .

19. Apa yang akan terjadi bila busur las terlalu tinggi dalam pengelasan,
jelaskan !
.. .. ...
.. .. ...
20. Bagaiman menjaga agar elektroda tetap awet atau tidak rusak, jelaskan !
.. .. ...
.. .. ...
.. .. ...

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

70

Review

Ringkasan Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan


Gunakan tabel berikut untuk mengukur apakah Anda telah menguasai pokok-pokok
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menguasai kompetensi
Dasar Las Busur Manual ?
Pokok-pokok
Pengetahuan
dan
Keterampilan

Kriteria Unjuk Kerja

Ya

Tida
k

Perlu
Latihan
Lanjuta
n

1.0 Menjelaskan
tentang
keselamatan
dan kesehatan
kerja las busur
manual.

1.1 Macam-macam
gangguan
kesehatan
dan
penyebab
kecelakaan pada kerja las busur
manual dijelaskan.
1.2 Alat pelindung diri (APD) yang
dipakai pada kerja las busur
manual
diidentifikasi
dan
dijelaskan.
1.3 Penggunaan
rambu-rambu
keselamatan dan kesehatan kerja
dan
penggunaan
obat-obatan
pada PPPK las busur manual
diidentifikasi dan dijelaskan.
2.0 Menjelaskan
2.3. Proses
dan
penginstalasian
proses dan
perlengkapan serta penggunaan
peralatan kerja
las busur manual secara umum
las busur
diuraikan.
manual
2.4. Fungsi alat-alat utama, alat-alat
bantu dan alat-alat keselamatan &
kesehatan kerja las busur manual
diuraikan.
3.0 Menjelaskan
3.1 Penggunaan sumber listrik dan
prinsip kerja las
pengkutuban pada las busur
busur manual
manual dijelaskan.
dan
3.2 Pengaturan arus pengelasan dan
penggunaan
pembacaan tabel perbandingan
elektroda.
antara diameter elektroda dan
besar arus pengelasan diuraikan.
3.3 Fungsi,
ukuran,
kode
dan
penggunaan elektroda las busur
manual secara umum dijelaskan.
3.4 Cara
penyimpanan
elektroda
dijelaskan.
4.0
4.1 Seluruh prosedur keselamatan
Mengoperasikan
dan kesehatan kerja diamati.
dan
4.2 Proses
penyalaan
busur
las
menerapkan
diuraikan dan didemonstrasikan.
penggunaan
4.3 Pengelasan sambungan sudut
peralatan las
(fillet) dan sambungan tumpul
busur manual
(butt) pada baja karbon posisi di
(SMAW )
bawah tangan dan mendatar
dilakukan sesuai prosedur operasi
yang standar.

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

71

Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA
Judul:

Welding and Thermal Cutting

Pengarang:

NSW TAFE

Penerbit:

NSW TAFE

Tahun Terbit:

1990

Judul:

Las Busur Manual 1

Pengarang:

Rizal Sani

Penerbit:

PPPG Teknologi Bandung

Tahun Terbit:

1997

Judul:

The Procedure Handbook of Arc Welding

Pengarang:

The Lincoln Electric Company

Penerbit:

The Lincoln Electric Company

Tahun Terbit

1973

Judul:

General Welding

Pengarang:

Charles A. Edgin

Penerbit:

John Wiley & Sons

Tahun Terbit:

1982

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

72

Bab 5

Cara Menilai Unit Ini

LEMBAR PENILAIAN
Modul : Dasar Las Busur Manual
Nama Perserta Pelatihan

Nama Penilai

: ....

Peserta yang Dinilai

Kompeten

Kompetensi yang Dicapai :


Umpan balik untuk Peserta:

Tanda tangan
Peserta sudah diberitahu tentang Tanda tangan Penilai:
hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan

Tanggal :
Saya sudah diberitahu tentang
hasil penilaian dan alasan
mengambil keputusan tersebut.

Tanda tangan Peserta Pelatihan:

Tanggal :

Instalasi Las dan Fabrikasi Logam


Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Bandung
268840823.doc

73

Anda mungkin juga menyukai