Anda di halaman 1dari 32

TUGAS MANDIRI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

DI Susun Oleh
Nama

: Ramadan Febriansyah

NPM

:120210217

Kode Ruang

: 141-TI028-M1A

Nama Dosen

: Andi Maslan, ST . M SI

Universitas Putera Batam


2014-2015

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dari mata
kuliah TEKNIK KOMPILASI. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-quran
dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah TEKNIK KOMPILASI di program
studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan MIPA pada Universitas Putera Batam.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Abdul
Basith selaku dosen pembimbing mata kuliah TEKNIK KOMPILASI dan kepada segenap
pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis Menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan kekurangan dalam penulisan makalah
ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif atau yang bersifat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk di kemudian hari.
Batam, 2 Januari 2015
Ramadan Febriansyah

DAFTAR ISI
KATA PENGATAR
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH..............................................................................................
1.3 TUJUAN........................................................................................................................
1.4 MANFAAT....................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
2.1 ENERGI SURYA...........................................................................................................
2.2 KOMPONEN SISTEM PHOTOFOLTAIC...................................................................
2.3 PANEL SURYA.............................................................................................................
2.4 BATERAI......................................................................................................................
2.5 REGULATOR................................................................................................................
2.6 INVENTER...................................................................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebutuhan energy dimasa sekarang semakin dibutuhkan banyak orang, karena itu harus
ada alternative baru yang dapat menghasilkan energy yang ramah lingkungan juga
murah. Selain karena keterbatasan sumber energy dunia juga karena terjadinya global
warming atau pemanasan global.
Pembuatan makalah ini didasarkan atas keprihatinan atas kondisi bumi yang sumber
daya alam nya digunakan dengan tidak bijak sehingga memperburuk kondisi. Dengan
energy alternative lah kita dapat sedikit membantu memperbaiki bumi salah satunya
dengan memanfaatkan sumber energy yang melimpah sekaligus gratis yaitu dengan
PANEL SONAR. Sebenarnya masih banyak alternative lain yang bisa digunakan untuk
mengganti energy yang kita gunakan sekarang. Pabrik-pabrik,instansi-instansi,atau
gedung perkantoran seharusnya dapat menggunakan alternative ini untuk menghasilkan
energy yang murah dan ramah lingkungan. Selain baik untuk lingkungan alternative ini
dapat menguntungkan lembaga-lembaga yang menggunakan nya dengan menghemat
energy operasional. semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi pembaca
makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun Rumusan masalah dari makalah ini adalah :

Apa itu Energi Surya ?

Apa apa saja Komponen Sistem Photofoltaic ?

Apa itu Panel Surya ?

Baterai apa yang di gunakan pada Panel Surya ?

Apa itu Regulator ?

Dan terakhir, apa yang di maksud dengan Inventer ?

1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan Makalah ini adalah :

Menjelaskan apa itu Energi Surya

Menjelaskan Komponen Sistem Photofoltaic

Menjelaskan apa itu Panel Surya

Menjelaskan Baterai yang di gunakan pada panel Surya

Menjelaskan apa itu Regulator

Menjelaskan apa itu Inventer

1.4 MANFAAT
Adapun Manfaat dari Penulisan Makalah ini adalah, pembaca dapat mengetahui sekaligus
memahami tentang Energi Surya, Komponen Sistem Photofoltaic, Panel Surya, Baterai
yang di butuhkan pada Panel Surya, Regulator dan terakhir Inventer.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 ENERGI SURYA
Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika
dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan
konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat digunakan
secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk
mendinginkan. Potensi masa depat energi surya hanya dibatasi oleh keinginan kita untuk
menangkap kesempatan.Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari.
Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi energi kimia dengan menggunakan
fotosintesis. Kita memanfaatkan energi ini dengan memakan dan membakar kayu.
Bagimanapun, istilah tenaga surya mempunyai arti mengubah sinar matahari secara
langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita. dua tipe dasar tenaga
matahari

adalah

sinar

matahari

dan

photovoltaic

(photo-

cahaya,

voltaic=tegangan)Photovoltaic tenaga matahari: melibatkan pembangkit listrik dari


cahaya. Rahasia dari proses ini adalah penggunaan bahan semi konduktor yang dapat
disesuaikan untuk melepas elektron, pertikel bermuatan negative yang membentuk dasar
listrik.
Bahan semi konduktor yang paling umum dipakai dalam sel photovoltaic adalah silikon,
sebuah elemen yang umum ditemukan di pasir. Semua sel photovoltaic mempunyai
paling tidak dua lapisan semi konduktor seperti itu, satu bermuatan positif dan satu
bermuatan negatif. Ketika cahaya bersinar pada semi konduktor, lading listrik
menyeberang sambungan diantara dua lapisan menyebabkan listrik mengalir,
membangkitkan arus DC. Makin kuat cahaya, makin kuat aliran listrik.
Sistem photovoltaic tidak membutuhkan cahaya matahari yang terang untuk beroperasi.
Sistem ini juga membangkitkan listrik di saat hari mendung, dengan energi keluar yang
sebanding ke berat jenis awan. Berdasarkan pantulan sinar matahari dari awan, hari-hari
mendung dapat menghasilkan angka energi yang lebih tinggi dibandingkan saat langit
biru sedang yang benar-benar cerah.
Saat ini, sudah menjadi hal umum piranti kecil, seperti kalkulator, menggunakan solar sel
yang sangat kecil. Photovoltaic juga digunakan untuk menyediakan listrik di wilayah
yang tidak terdapat jaringan pembangkit tenaga listrik. Kami telah mengembangkan
lemari pendingin, yang bernama Solar Chill yang dapat berfungsi dengan energi

matahari. Setelah dites, lemari pendingin ini akan digunakan oleh organisasi
kemanusiaan untuk membantu menyediakan vaksin di daerah tanpa listrik, dan oleh
setiap orang yang tidak ingin bergantung dengan tenaga listrik untuk mendinginkan
makanan mereka.Penggunaan sel photovoltaic sebagai desain utama oleh para arsitek
semakin meningkat. Sebagai contoh, atap ubin atau slites solar dapat menggantikan
bahan atap konvsional. Modul film yang fleksibel bahkan dapat diintegrasikan menjadi
atap vaulted, ketika modul semi transparan menyediakan percampuran yang menarik
antara bayangan dengan sinar matahari. Sel photovoltaic juga dapat digunakan untuk
menyediakan tenaga maksimum ke gedung pada saat hari di musim panas ketika sistem
AC membutuhkan energi yang besar, hal itu membantu mengurangi beban maskimum
elektik.Baik dalam skala besar maupun skala kecil photovoltaic dapat mengantarkan
tenaga ke jaringan listrik, atau dapat disimpan dalam selnya.

2.2 KOMPONEN SISTEM PHOTOVOLTAIC


Fotovoltaik (biasanya disebut juga sel surya) adalah piranti semikonduktor yang dapat
merubah cahaya secara lansung menjadi menjadi arus listrik searah (DC) dengan
menggunakan kristal silicon (Si) yang tipis. Sebuah kristal silindris Si diperoleh dengan
cara memanaskan Si itu dengan tekanan yang diatur sehingga Si itu berubah menjadi
penghantar. Bila kristal silindris itu dipotong stebal 0,3 mm, akan terbentuklah sel-sel
silikon yang tipis atau yang disebut juga dengan sel surya (fotovoltaik). Sel-sel silikon itu
dipasang dengan posisi sejajar/seri dalam sebuah panel yang terbuat dari alumunium atau
baja anti karat dan dilindungi oleh kaca atau plastik. Kemudian pada tiaptiap sambungan
sel itu diberi sambungan listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar matahari maka pada
sambungan itu akan mengalir arus listrik. Besarnya arus/tenaga listrik itu tergantung
pada jumlah energi cahaya yang mencapai silikon itu dan luas permukaan sel itu. Pada
asasnya sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda semikonduktor yang berkerja dalam
proses tak seimbang dan berdasarkan efek fotovoltaik. Dalam proses itu sel surya
menghasilkan tegangan 0,5-1 volt tergantung intensitas cahaya dan jenis zat
semikonduktor yang dipakai. Sementara itu intensitas energi yang terkandung dalam
sinar matahari yang sampai ke permukaan bumi besarnya sekitar 1000 Watt. Tapi karena
daya guna konversi energi radiasi menja-di energi listrik berdasarkan efek fotovol-taik

baru mencapai 25%, maka produksi listrik maksimal yang dihasilkan sel surya baru
mencapai 250 Watt per m2.

2.2.1 Bagian Bagian Komponen dan Prinsip Kerja


Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit
rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel
fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Teknologi ini cukup canggih
dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih, mudah dipasang dan
dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama yang dihadapi dalam
pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga
per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan subsistem
yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai dengan kebutuhannya.
Cara kerja photovoltaic diperlihatkan pada gambar 1. Pada gambar 2 diperlihatkan
sistem PLTS.

Gambar 1. cara kerja Fotovoltaik

Gambar 2. Sistem PLTS

Gambar.3
Panel surya/ solar cells/ solar panel: panel surya menghasilkan energi listrik tanpa
biaya, dengan mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon (disebut
juga solar cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang menghasilkan
arus listrik. Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih tegangan 0.5 Volt. Jadi
sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk menghasilkan 17 Volt
tegangan maksimun).

Charge controller, digunakan untuk mengatur pengaturan pengisian baterai.


Tegangan maksimun yang dihasilkan panel surya pada hari yang terik akan
menghasilkan tegangan tinggi yang dapat merusak baterai.

Inverter, adalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC


direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC - alternating current).

Baterai, adalah perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga surya.
Tanpa baterai, energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari.

Diagram instalasi pembangkit listrik tenaga surya ini terdiri dari panel surya,
charge controller, inverter, baterai.

Gambar.4

Dari diagram pembangkit listrik tenaga surya diatas: beberapa panel surya di
paralel untuk menghasilkan arus yang lebih besar. Combiner pada gambar diatas
menghubungkan kaki positif panel surya satu dengan panel surya lainnya. Kaki/
kutub negatif panel satu dan lainnya juga dihubungkan. Ujung kaki positif panel
surya dihubungkan ke kaki positif charge controller, dan kaki negatif panel surya
dihubungkan ke kaki negatif charge controller. Tegangan panel surya yang
dihasilkan akan digunakan oleh charge controller untuk mengisi baterai. Untuk
menghidupkan beban perangkat AC (alternating current) seperti Televisi, Radio,
komputer, dll, arus baterai disupply oleh inverter.
Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga surya membutuhkan perencanaan
mengenai kebutuhan daya:

Jumlah pemakaian

Jumlah panel surya

Jumlah baterai

2.2.2 Proses konversi


Proses pengubahan atau konversi cahaya matahari menjadi listrik ini dimungkinkan
karena bahan material yang menyusun sel surya berupa semikonduktor. Lebih
tepatnya

tersusun atas dua jenis semikonduktor; yakni jenis ndan jenis p.

Semikonduktor jenis n merupakan semikonduktor yang memiliki kelebihan


elektron,

sehingga

kelebihan

muatan

negatif,

(n =

negatif).

Sedangkan

semikonduktor jenis p memiliki kelebihan hole, sehingga disebut dengan p ( p =


positif) karena kelebihan muatan positif. Caranya, dengan menambahkan unsur lain
ke dalam semkonduktor, maka kita dapat mengontrol jenis semikonduktor tersebut,
sebagaimana diilustrasikan pada gambar di bawah ini.

Gambar.5

Pada awalnya, pembuatan dua jenis semikonduktor ini dimaksudkan untuk


meningkatkan tingkat konduktifitas atau tingkat kemampuan daya hantar listrik
dan panas semikonduktor alami. Di dalam semikonduktor alami (disebut dengan
semikonduktor intrinsik) ini, elektron maupun hole memiliki jumlah yang sama.
Kelebihan elektron atau hole dapat meningkatkan daya hantar listrik maupun
panas dari sebuah semikoduktor.
Misal semikonduktor intrinsik yang dimaksud ialah silikon (Si). Semikonduktor
jenis p, biasanya dibuat dengan menambahkan unsur boron (B), aluminum (Al),
gallium (Ga) atau Indium (In) ke dalam Si. Unsur-unsur tambahan ini akan

menambah jumlah hole. Sedangkan semikonduktor jenis n dibuat dengan


menambahkan nitrogen (N), fosfor (P) atau arsen (As) ke dalam Si. Dari sini,
tambahan elektron dapat diperoleh. Sedangkan, Si intrinsik sendiri tidak
mengandung unsur tambahan. Usaha menambahkan unsur tambahan ini disebut
dengan doping yang jumlahnya tidak lebih dari 1 % dibandingkan dengan berat
Si yang hendak di-doping. Dua jenis semikonduktor n dan p ini jika disatukan
akan membentuk sambungan p-n atau dioda p-n (istilah lain menyebutnya
dengan sambungan metalurgi / metallurgical junction) yang dapat digambarkan
sebagai berikut.
1. Semikonduktor jenis p dan n sebelum disambung.

Gambar.6

Gambar.7
2. Sesaat setelah dua jenis semikonduktor ini disambung, terjadi perpindahan
elektronelektron dari semikonduktor n menuju semikonduktor p, dan
perpindahan

hole

dari

semikonduktor p menuju

semikonduktor n.

Perpindahan elektron maupun hole ini hanya sampai pada jarak tertentu
dari batas sambungan awal.

Gambar.8
3. Elektron

dari

semikonduktor n bersatu

semikonduktor p yang

dengan

mengakibatkan

jumlah

hole
hole

pada
pada

semikonduktor p akan berkurang. Daerah ini akhirnya berubah menjadi


lebih bermuatan positif.
Pada saat yang sama. hole dari semikonduktor p bersatu dengan elektron
yang ada pada semikonduktor n yang mengakibatkan jumlah elektron di
daerah ini berkurang. Daerah ini akhirnya lebih bermuatan positif.

Gambar.9
4. Daerah negatif dan positif ini disebut dengan daerah deplesi (depletion
region) ditandai dengan huruf W.
5. Baik elektron maupun hole yang ada pada daerah deplesi disebut dengan
pembawa

muatan

minoritas

(minority

charge

carriers)

karena

keberadaannya di jenis semikonduktor yang berbeda.


6. Dikarenakan adanya perbedaan muatan positif dan negatif di daerah
deplesi, maka timbul dengan sendirinya medan listrik internal E dari sisi
positif ke sisi negatif, yang mencoba menarik kembali hole ke
semikonduktor p dan elektron ke semikonduktor n. Medan listrik ini
cenderung berlawanan dengan perpindahan hole maupun elektron pada
awal terjadinya daerah deplesi (nomor 1 di atas).

Gambar.10
7. Adanya medan listrik mengakibatkan sambungan pn berada pada titik

setimbang, yakni saat di mana jumlah hole yang berpindah dari


semikonduktor p ke n di kompensasi dengan jumlah hole yang tertarik
kembali kearah semikonduktor pakibat medan listrik E. Begitu pula dengan
jumlah elektron yang berpindah dari smikonduktor n ke p, dikompensasi
dengan mengalirnya kembali elektron ke semikonduktor n akibat tarikan
medan listrik E. Dengan kata lain, medan listrik Emencegah seluruh
elektron

dan

hole

berpindah

dari

semikonduktor

yang

satu

ke

semiikonduktor yang lain.


Pada sambungan p-n inilah proses konversi cahaya matahari menjadi listrik
terjadi. Untuk keperluan sel surya, semikonduktor n berada pada lapisan
atas sambungan p yang menghadap kearah datangnya cahaya matahari, dan
dibuat jauh lebih tipis dari semikonduktor p, sehingga cahaya matahari yang
jatuh ke permukaan sel surya dapat terus terserap dan masuk ke daerah
deplesi dan semikonduktor p.

Gambar.11

Ketika sambungan semikonduktor ini terkena cahaya matahari, maka elektron


mendapat energi dari cahaya matahari untuk melepaskan dirinya dari semikonduktor n,
daerah deplesi maupun semikonduktor. Terlepasnya elektron ini meninggalkan hole
pada daerah yang ditinggalkan oleh elektron yang disebut dengan fotogenerasi
elektron-hole (electron-hole photogeneration) yakni, terbentuknya pasangan elektron
dan hole akibat cahaya matahari.

Gambar.12
Cahaya matahari dengan panjang gelombang (dilambangkan dengan simbol lambda
sbgn digambar atas ) yang berbeda, membuat fotogenerasi pada sambungan pn berada
pada bagian sambungan pn yang berbeda pula. Spektrum merah dari cahaya matahari
yang memiliki panjang gelombang lebih panjang, mampu menembus daerah deplesi
hingga terserap di semikonduktor p yang akhirnya menghasilkan proses fotogenerasi
di sana. Spektrum biru dengan panjang gelombang yang jauh lebih pendek hanya
terserap di daerah semikonduktor n.
Selanjutnya, dikarenakan pada sambungan pn terdapat medan listrik E, elektron hasil
fotogenerasi tertarik ke arah semi konduktor n, begitu pula dengan hole yang tertarik
ke arah

semikonduktor p.

Apabila

rangkaian

kabel

dihubungkan

ke

dua

bagian

semikonduktor, maka elektron akan mengalir melalui kabel. Jika sebuah lampu kecil
dihubungkan ke kabel, lampu tersebut menyala dikarenakan mendapat arus listrik,
dimana arus listrik ini timbul akibat pergerakan elektron.

Gambar.13
Pada umumnya, untuk memperkenalkan cara kerja sel surya secara umum, ilustrasi di
bawah ini menjelaskan segalanya tentang proses konversi cahaya matahari menjadi
energi listrik.

Gambar.14

2.2.3 Perhitungan Konversi Energi


Perhitungan dilakukan untuk menetukan ukuran sel Fotovoltaik dan Baterai
untuk sistem energi matahari dengan kapasitas maksimum 1000 Watt. Langkahlangkah perancangan adalah
sebagai berikut:
Menentukan Arus Beban Total dalam Ampere-Jam (Ah).
Ampere-jam dari peralatan dihitung dalam DC ampere-jam/hari. Arus beban
dapat ditentukan dengan membagi rating watt dari berbagai alat yang menjadi
beban dengan tegangan operasi sistem PV nominal.

Itot beban DC=Watt/Vop x jam pakai sehari.....................(1)

ItotbebanAC= (Watt/Vopxjam pakai sehari)/0.85 ....(2)

Itotbeban= Itot beban DC +Itot beban AC ................................(3)


Dimana : Itot beban = Arus total beban dalam Ah
Rugi-rugi dan Faktor Keamanan Sistem
Untuk sistem PLTS dengan daya 1000 Watt ke bawah, factor 20% harus
ditambahkan ke pembebanan sebagai pengganti rugi-rugi sistem dan untuk
factor keamanan. Oleh karena itu ampere-jam beban yang ditentukan pada
langkah 3.1 dikalikan dengan 1,20 sehingga :

Total beban + Rugi & Safety Factor = Itot beban x 1,20 ....(4)
Menentukan jam Matahari Ekivalen
(Equivalent Sun Hours, ESH) terburuk Jam matahari ekivalen suatu tempat
ditentukan berdasarkan peta insolasi matahari dunia yang dikeluarkan oleh
Solarex (Solarex, 1996). Berdasarkan peta insolasi matahari dunia, diperoleh:
ESH untuk Wilayah Katulistiwa = 4,5
Menentukan Kebutuhan Arus Total Panel Surya
Arus total panel surya yang dibutuhkan ditentukan dengan cara membagi Total
beban+ Rugi-rugi dan safety factor dengan ESH.

Itot panel = (Itot beban x1,20)/ESH ..................................... .(5)

Menentukan Susunan Modul Optimum untuk Panel Surya


Penyusunan optimum adalah cara yang akan menentukan kebutuhan arus total
panel dengan jumlah modul seminimum mungkin. Penentuan konfigurasi modul
minimum dengan menghitung jumlah minimum modul yang menyediakan nilai
arus panel yang dibutuhkan dietentukan pada langkah 4.
Jumlah modul yang tersusun secara paralel adalah :

Modpar = Itot_panel / Iop_modul.............................(6)

Dimana :
Itot_panel adalah Arus Total panel Iop_modul dan Arus operasi modul
Jumlah modul yang tersusun seri ditentukan oleh :

Mod seri = Vsystem / VModul......................(7)

Dimana :
Vsistem adalah tegangan nominal sistem dan Vmodul adalah tegangan nominal modul
Total modul yang diperlukan adalah :

Jumlah total modul =jumlah modul seri x jumlah modul paral..(8)

Menentukan Kapasitas Baterai untuk Waktu Cadangan Yang Dianjurkan


Umumnya sistem listrik matahari fotovoltaik dilengkapi dengan baterai penyimpan
(aki) untuk menyediakan energi pada beban ketika beroperasi pada malam hari atau
pada waktu cahaya matahari kurang. Kapasitas waktu cadangan yang disarankan
bervariasi berdasarkan garis lintang daerah tempat pemasangan panel surya
diperlihatkan pada table 1. Tabel 1. Hubungan antara lokasi pemasangan dan waktu
cadangan modul photovolaik buatan Solarex.

Garis Lintang Lokasi Pemasangan Waktu Cadangan (trec)


0o 30o (Utara atau Selatan)

5 6 hari

30o 50o (Utara atau Selatan)

10 12 hari

50o 60o (Utara atau Selatan)

15

hari

Sumber : Solarex, 1996 : Discover The Newest World Power, Frederick Court,
Maryland USA.
Berdasarkan peta insolasi dunia (Solarex, 1996), letak wilayah Indonesia terletak
pada 10o LS 10o LU. Ini berarti bahwa waktu cadangan untuk seluruh wilayah
Indonesia, adalah sama yaitu 5 6 hari. Kapasitas Ampere-jam (Ah) minimum dari
baterai dihitung dengan persamaan :

Bateraicap = (Itot beban x 1,2) x trec .................................................(9)

Dimana :
Baterai cap = kapasitas baterai (Ah)
Trec = waktu cadangan

Efisiensi Konversi Energi

Efisiensi = V I / P.a ......................................................................(10)

Atau

= Fi.Is.Vo / P.a ..............................................................(11)

Dimana: = efisiensi konversi


V = tegangan yang dibangkitkan sel surya
Fi= faktor isi
I = arus sel surya
Is= arus hubung singkat

Vo= tegangan tanpa beban


P = rapat daya matahari yang jatuh pada sel surya
A = luas sel surya

2.3 PANEL SURYA


Panel Tenaga Surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya
menjadi listrik. Mereka disebut surya atas Matahari atau "sol" karena Matahari
merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali
disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya-listrik". Sel surya
atau sel PV bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi Matahari dan
menyebabkan arus mengalir antara dua lapisan bermuatan yang berlawanan.
Jumlah penggunaan panel surya di porsi pemroduksian listrik dunia sangat kecil, tertahan
oleh biaya tinggi per wattnya dibandingkan dengan bahan bakar fosil - dapat lebih tinggi
sepuluh kali lipat, tergantung keadaan. Mereka telah menjadi rutin dalam beberapa
aplikasi yang terbatas seperti, menjalankan "buoy" atau alat di gurun dan area terpencil
lainnya, dan dalam eksperimen lainnya mereka telah digunakan untuk memberikan
tenaga untuk mobil balap dalam kontes sepertiTantangan surya dunia di Australia.
Komponen Panel Tenaga Surya
1. Panel surya / solar panel
Solar panel / panel surya mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik. Sel silikon
(disebut juga solar cells) yang disinari matahari/ surya, membuat photon yang
menghasilkan arus listrik. Sebuah solar cells menghasilkan kurang lebih memiliki
tegangan 0.5 Volt. Jadi sebuah panel surya 12 Volt terdiri dari kurang lebih 36 sel (untuk
menghasilkan 17 Volt tegangan maksimum).
Umumnya kita menghitung maksimum sinar matahari yang diubah menjadi tenaga listrik
sepanjang hari adalah 5 jam. Tenaga listrik pada pagi sore disimpan dalam baterai,
sehingga listrik bisa digunakan pada malam hari, dimana tanpa sinar matahari.

2. Solar charge controller


Solar charge controller berfungsi mengatur lalu lintas dari solar cell ke baterai dan beban.
Alat elektronik ini juga mempunyai banyak fungsi yang pada dasarnya ditujukan untuk
melindungi baterai.
3. Inverter
Inverter dalah perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC direct
current) menjadi tegangan bolak balik (AC alternating current).
4. Baterai
Baterai berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh panel surya sebelum
dimanfaatkan untuk menggerakkan beban. Beban dapat berupa lampu penerangan atau
peralatan elektronik lainnya yang membutuhkan listrik. Instalasi pembangkit listrik
dengan tenaga surya membutuhkan perencanaan mengenai kebutuhan daya.
Dari ke empat komponen diatas setelah dirangkai sedemikian rupa akhirnya siap
digunakan untuk mensuplai listrik ke peralatan peralatan rumahtangga. Untuk
rangkaiannya bisa dilihat gambar dibawah..

2.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Panel Tenaga Surya


Kelebihan Panel Surya:

Panel surya memanfaatkan energi matahari dan matahari adalah bentuk energi paling
berlimpah yang tersedia di planet kita.

Panel surya mudah dipasang dan memiliki biaya pemeliharaan yang sangat rendah
karena tidak ada bagian yang bergerak.

Harga panel surya terus turun meskipun mereka masih harus bersaing dengan bahan
bakar fosil.

Panel surya tidak kehilangan banyak efisiensi dalam masa pakai mereka yang
mencapai 20+ tahun.

Masa pakainya yang panjang, mecapai 25-30 tahun, menggaransi penggunanya akan
menghemat biaya energi dalam jangka panjang pula.

Kelemahan Panel Surya:

Panel surya masih relatif mahal, bahkan. Harga panel rumah sedang saat ini sekitar $
12000-18000.

Panel surya masih perlu meningkatkan efisiensi secara signifikan karena banyak sinar
matahari terbuang sia-sia dan berubah menjadi panas. Rata-rata panel surya saat ini
mencapai efisiensi kurang dari 20%.

Jika tidak terpasang dengan baik dapat terjadi over-heating pada panel surya.

Panel surya terbuat dari beberapa bahan yang tidak ramah lingkungan.

Daur ulang panel surya yang tak terpakai lagi dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan jika tidak dilakukan dengan hati-hati karena silikon, selenium, kadmium,
dan sulfur heksafluorida (merupakan gas rumah kaca).

2.3.2 Cara Kerja


Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya identik dengan piranti semikonduktordioda.
Ketika cahaya bersentuhan dengan sel surya dan diserap oleh bahan semikonduktor, terjadi pelepasan elektron. Apabila elektron tersebut bisa menempuh
perjalanan menuju bahan semi-konduktor pada lapisan yang berbeda, terjadi
perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan antar bahan semi-konduktor,
menyebabkan aliran medan listrik. Dan menyebabkan elektron dapat disalurkan ke
saluran awal dan akhir untuk digunakan pada perabot listrik.
2.3.3 Dampak negative lampu tenaga surya
Menggunakan energy surya tidak mengakibatkan polusi udara atau polusi air, dan
tidak juga menghasilkan gas rumahkaca, tetapi tetap memiliki beberapa dampak
tidak langsung terhadap lingkungan. Misalnya, ada beberapa bahan beracun dan
bahan kimia, dan berbagai pelarut dan alkohol yang digunakan dalam proses
pembuatan selfotovoltaik (PV), yang mengkonversi sinar matahari menjadi listrik
Sejumlah kecil bahan bahan limbah juga dihasilkan.

Selain itu, pembangkit listrik panas matahari yang besardapat merusak ekosistem
gurun jika tidak dikelola dengan baik. Burung dan serangga dapat terbunuh jika
mereka terbang melewati konsentrasi sinar matahari, seperti yang diciptakan oleh
"menara tenaga surya. "Beberapa system pembangkit panas matahari menggunakan
cairan berbahaya (untuk mentransfer panas) yang memerlukan penanganan dan
pembuangan khusus.
Sistem tenaga surya mungkin memerlukan air untuk pembersihan konsentrator dan
receiver

secararutin;

begitu

juga

dengan

pendinginan

turbin-generator.

Menggunakan air dari sumur bawah tanah dapat mempengaruhi ekosistem di


beberapa lokasi yang gersang.

2.4 BATERAI

Baterai adalah alat penyimpan tenaga


listrik arus searah ( DC ).
Ada beberapa jenis baterai / aki di
pasaran

yaitu

konvensional,

jenis
hybrid

aki
dan

basah/
MF

( Maintenance Free ).
Aki basah/konvensional berarti masih
menggunakan asam sulfat ( H2SO4 )
dalam bentuk cair. Sedangkan aki MF sering disebut juga aki kering karena asam
sulfatnya sudah dalam bentuk gel/selai. Dalam hal mempertimbangkan posisi
peletakkannya maka aki kering tidak mempunyai kendala, lain halnya dengan aki basah.
Aki konvensional juga kandungan timbalnya ( Pb ) masih tinggi sekitar 2,5%untuk
masing-masing sel positif dan negatif. Sedangkan jenis hybrid kandungan timbalnya
sudah dikurangi menjadi masing-masing 1,7%, hanya saja sel negatifnya sudah
ditambahkan unsur Calsium. Sedangkan aki MF / aki kering sel positifnya masih
menggunakan timbal 1,7% tetapi sel negatifnya sudah tidak menggunakan timbal

melainkan Calsium sebesar 1,7%. Pada Calsium battery Asam Sulfatnya ( H2SO4 )
masih berbentuk cairan, hanya saja hampir tidak memerlukan perawatan karena tingkat
penguapannya kecil sekali dan dikondensasi kembali. Teknologi sekarang bahkan sudah
memakai bahan silver untuk campuran sel negatifnya.

Ada beberapa pertimbangan dalam memilih aki :


Tata letak, apakah posisi tegak, miring atau terbalik. Bila pertimbangannya untuk segala
posisi maka aki kering adalah pilihan utama karena cairan air aki tidak akan
tumpah. Kendaraan off road biasanya menggunakan aki kering mengingat medannya
yang berat. Aki ikut terguncang-guncang dan terbanting. Aki kering tahan goncangan
sedangkan aki basah bahan elektodanya mudah rapuh terkena goncangan.
Voltase / tegangan, di pasaran yang mudah ditemui adalah yang bertegangan 6V, 12V da
24V. Ada juga yang multipole yang mempunyai beberapa titik tegangan. Yang custom
juga ada, biasanya dipakai untuk keperluan industri.
Kapasitas aki yang tertulis dalam satuan Ah ( Ampere hour ), yang menyatakan kekuatan
aki, seberapa lama aki tersebut dapat bertahan mensuplai arus untuk beban / load.
Cranking Ampere yang menyatakan seberapa besar arus start yang dapat disuplai untuk
pertama kali pada saat beban dihidupkan. Aki kering biasanya mempunyai cranking
ampere yang lebih kecil dibandingkan aki basah, akan tetapi suplai tegangan dan arusnya
relatif stabil dan konsisten. Itu sebabnya perangkat audio mobil banyak menggunakan
aki kering.
Pemakaian dari aki itu sendiri apakah untuk kebutuhan rutin yang sering dipakai ataukah
cuma sebagai back-up saja. Aki basah, tegangan dan kapasitasnya akan menurun bila
disimpan lama tanpa recharge, sedangkan aki kering relatif stabil bila di simpan untuk
jangka waktu lama tanpa recharge.
Harga karena aki kering mempunyai banyak keunggulan maka harganya pun jauh lebih
mahal daripada aki basah. Untuk menjembatani rentang harga yang jauh maka produsen
aki juga memproduksi jenis aki kalsium ( calcium battery ) yang harganya diantara
keduanya.

Secara garis besar, battery dibedakan berdasarkan aplikasi dan konstruksinya.


Berdasarkan aplikasi maka battery dibedakan untuk automotif, marine dan deep cycle.
Deep cycle itu meliputi battery yang biasa digunakan untuk PV ( Photo Voltaic ) dan
back up power. Sedangkan secara konstruksi maka battery dibedakan menjadi type
basah, gel dan AGM ( Absorbed Glass Mat ). Battery jenis AGM biasanya juga dikenal
dgn VRLA ( Valve Regulated Lead Acid ).
Battery kering Deep Cycle juga dirancang untuk menghasilkan tegangan yang stabil dan
konsisten. Penurunan kemampuannya tidak lebih dari 1-2% per bulan tanpa perlu
dicharge. Bandingkan dengan battery konvensional yang bisa mencapai 2% per minggu
untuk self discharge. Konsekuensinya untuk charging pengisian arus ke dalam battery
Deep Cycle harus lebih kecil dibandingkan battery konvensional sehingga butuh waktu
yang lebih lama untuk mengisi muatannya. Antara type gel dan AGM hampir mirip
hanya saja battery AGM mempunyai semua kelebihan yang dimiliki type gel tanpa
memiliki kekurangannya. Kekurangan type Gel adalah pada waktu dicharge maka
tegangannya harus 20% lebih rendah dari battery type AGM ataupun basah. Bila
overcharged maka akan timbul rongga di dalam gelnya yg sulit diperbaiki sehingga
berkurang kapasitas muatannya.
Karena tidak ada cairan yang dapat membeku maupun mengembang, membuat battery
Deep Cycle tahan terhadap cuaca ekstrim yang membekukan. Itulah sebabnya mengapa
pada cuaca dingin yang ekstrim, kendaraan yang menggunakan baterai konvensional
tidak dapat distart alias mogok.

Ada 2 rating untuk battery yaitu CCA dan RC.

CCA ( Cold Cranking Ampere ) menunjukkan seberapa besar arus yang dapat
dikeluarkan serentak selama 30 detik pada titik beku air yaitu 0 derajad Celcius.

RC ( Reserve Capacity ) menunjukkan berapa lama ( dalam menit ) battery tersebut


dapat menyalurkan arus sebesar 25A sambil tetap menjaga tegangannya di atas 10,5
Volt.

Battery Deep Cycle mempunyai 2-3 kali lipat nilai RC dibandingkan battery
konvensional. Umur battery AGM rata-rata antara 5-8 tahun.

2.5 BATTERY CONTROL REGULATOR / BATTERY CONTROL UNIT


Battery Control Regulator adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur
arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban.
Solar charge controller mengatur overcharging (kelebihan pengisian - karena batere
sudah 'penuh') dan kelebihan voltase dari panel surya. Kelebihan voltase dan pengisian
akan mengurangi umur baterai
Solar charge controller menerapkan teknologi Pulse width modulation (PWM) untuk
mengatur fungsi pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke beban.
Solar panel 12 Volt umumnya memiliki tegangan output 16 - 21 Volt.
Jadi tanpa solar charge controller, baterai akan rusak oleh over-charging dan
ketidakstabilan tegangan.
Baterai umumnya di-charge pada tegangan 14 - 14.7 Volt.

2.5.1 Fungsi Battery Control Regulator


Beberapa fungsi detail dari solar charge controller adalah sebagai berikut:
Mengatur arus untuk pengisian ke baterai, menghindari overcharging, dan
overvoltage.
Mengartur arus yang dibebaskan/ diambil dari baterai agar baterai tidak 'full
discharge', dan overloading.
Monitoring temperatur baterai
Untuk membeli solar charge controller yang harus diperhatikan adalah:
Voltage 12 Volt DC / 24 Volt DC
Kemampuan (dalam arus searah) dari controller. Misalnya 5 Ampere, 10 Ampere,
dsb.
Full charge dan low voltage cut
Seperti yang telah disebutkan di atas solar charge controller yang baik biasanya
mempunyai kemampuan mendeteksi kapasitasbaterai. Bila baterai sudah penuh

terisi maka secara otomatis pengisian arus dari panel sel surya berhenti. Cara
deteksi adalah melalui monitor level tegangan batere. Solar charge controller akan
mengisi baterai sampai level tegangan tertentu, kemudian apabila level tegangan
drop, maka baterai akan diisi kembali.
Solar Charge Controller biasanya terdiri dari : 1 input ( 2 terminal ) yang terhubung
dengan output panel sel surya, 1 output ( 2 terminal ) yang terhubung
dengan baterai / aki dan 1 output ( 2 terminal ) yang terhubung dengan beban ( load
). Arus listrik DC yang berasal dari baterai tidak mungkin masuk ke panel sel surya
karena biasanya ada 'diode protection' yang hanya melewatkan arus listrik DC dari
panel sel surya ke baterai, bukan sebaliknya.
Charge Controller bahkan ada yang mempunyai lebih dari 1 sumber daya, yaitu
bukan hanya berasal dari matahari, tapi juga bisa berasal dari tenaga angin ataupun
mikro hidro. Di pasaran sudah banyak ditemui charge controller 'tandem' yaitu
mempunyai 2 input yang berasal dari matahari dan angin. Untuk ini energi yang
dihasilkan menjadi berlipat ganda karena angin bisa bertiup kapan saja, sehingga
keterbatasan waktu yang tidak bisa disuplai energi matahari secara full, dapat
disupport oleh tenaga angin. Bila kecepatan rata-rata angin terpenuhi maka daya
listrik per bulannya bisa jauh lebih besar dari energi matahari.
2.5.2 Teknologi Battery Control Regulator
Ada dua jenis teknologi yang umum digunakan oleh solar charge controller:

PWM (Pulse Wide Modulation), seperti namanya menggunakan 'lebar' pulse dari
on dan off elektrikal, sehingga menciptakan seakan-akan sine wave electrical form.

MPPT (Maximun Power Point Tracker), yang lebih efisien konversi DC to DC


(Direct Current). MPPT dapat mengambil maximun daya dari PV. MPPT charge
controller dapat menyimpan kelebihan daya yang tidak digunakan oleh beban ke
dalam baterai, dan apabila daya yang dibutuhkan beban lebih besar dari daya yang
dihasilkan oleh PV, maka daya dapat diambil dari baterai.
Kelebihan MPPT dalam ilustrasi ini: Panel surya ukuran 120 Watt, memiliki
karakteristik Maximun Power Voltage 17.1 Volt, dan Maximun Power Current 7.02
Ampere. Dengan solar charge controller selain MPPT dan tegangan batere 12.4
Volt, berarti daya yang dihasilkan adalah 12.4 Volt x 7.02 Ampere = 87.05 Watt.

Dengan MPPT, maka Ampere yang bisa diberikan adalah sekitar 120W : 12.4 V =
9.68 Ampere.
Teknologi yang sudah jarang digunakan, tetapi sangat murah, adalah Tipe 1 atau 2
Stage Control, dengan relay ataupun transistor. Fungsi relay adalah meng-short
ataupun men-disconnect baterai dari panel surya.
2.5.3 Cara Kerja Battery Control Regulator
Solar charge controller, adalah komponen penting dalam Pembangkit Listrik
Tenaga Surya Solar charge controller berfungsi untuk:
Charging mode: Mengisi baterai (kapan baterai diisi, menjaga pengisian kalau
baterai penuh).
Operation mode: Penggunaan baterai ke beban (pelayanan baterai ke beban diputus
kalau baterai sudah mulai 'kosong').
Charging Mode Battery Control Regulator
Dalam charging mode, umumnya baterai diisi dengan metoda three stage charging:
Fase bulk: baterai akan di-charge sesuai dengan tegangan setup (bulk - antara 14.4
- 14.6 Volt) dan arus diambil secara maksimun dari panel surya. Pada saat baterai
sudah pada tegangan setup (bulk) dimulailah fase absorption.
Fase absorption: pada fase ini, tegangan baterai akan dijaga sesuai dengan
tegangan bulk, sampai solar charge controller timer (umumnya satu jam) tercapai,
arus yang dialirkan menurun sampai tercapai kapasitas dari baterai.
Fase flloat: baterai akan dijaga pada tegangan float setting (umumnya 13.4 - 13.7
Volt). Beban yang terhubung ke baterai dapat menggunakan arus maksimun dari
panel surya pada stage ini.
Sensor Temperatur Battery Control Regulator
Untuk solar charge controller yang dilengkapi dengan sensor temperatur baterai.
Tegangan charging disesuaikan dengan temperatur dari baterai. Dengan sensor ini
didapatkan optimun dari charging dan juga optimun dari usia baterai.

Apabila solar charge controller tidak memiliki sensor temperatur baterai, maka
tegangan charging perlu diatur, disesuaikan dengan temperatur lingkungan dan
jenis baterai.
Mode Operation Battery Control Regulator
Pada mode ini, baterai akan melayani beban. Apabila ada over-discharge ataun
over-load, maka baterai akan dilepaskan dari beban. Hal ini berguna untuk
mencegah kerusakan dari baterai

2.6 INVEMTER
Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus listrik searah
(DC) menjadi arus listrik bolak balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat
seperti batere, panel surya / solar cell menjadi AC.
Penggunaan inverter dari dalamPembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah untuk
perangkat yang menggunakan AC (Alternating Current).
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan inverter
Kapasitas beban dalam Watt, usahakan memilih inverter yang beban kerjanya mendekati
dgn beban yang hendak kita gunakan agar effisiensi kerjanya maksimal
Input DC 12 Volt atau 24 Volt
Sinewave ataupun square wave outuput AC
True sine wave inverter diperlukan terutama untuk beban-beban yang masih
menggunakan motor agar bekerja lebih mudah, lancar dan tidak cepat panas. Oleh karena
itu dari sisi harga maka true sine wave inverter adalah yang paling mahal diantara yang
lainnya karena dialah yang paling mendekati bentuk gelombang asli dari jaringan listrik
PLN.
Dalam perkembangannya di pasaran juga beredar modified sine wave inverter yang
merupakan kombinasi antara square wave dan sine wave. Bentuk gelombangnya bila
dilihat melalui oscilloscope berbentuk sinus dengan ada garis putus-putus di antara
sumbu y=0 dan grafik sinusnya. Perangkat yang menggunakan kumparan masih bisa

beroperasi dengan modified sine wave inverter, hanya saja kurang maksimal.
Sedangkan

pada

square

wave inverter beban-beban

listrik

yang

menggunakan

kumparan / motor tidak dapat bekerja sama sekali.


Selain itu dikenal juga istilah Grid Tie Inverter yang merupakan special inverter yang
biasanya digunakan dalam sistem energi listrik terbarukan, yang mengubah arus listrik
DC menjadi AC yang kemudian diumpankan ke jaringan listrik yang sudah ada. Grid
Tie Inverter juga dikenal sebagai synchronous inverter dan perangkat ini tidak dapat
berdiri sendiri, apalagi bila jaringan tenaga listriknya tidak tersedia. Dengan adanya grid
tie inverter kelebihan KWh yang diperoleh dari sistem PLTS ini bisa disalurkan kembali
ke jaringan listrik PLN untuk dinikmati bersama dan sebagai penggantinya besarnya
KWh yang disuplai harus dibayar PLN ke penyedia PLTS, tentunya dengan tarif yang
telah disepakati sebelumnya. Sayangnya sampai sekarang ketentuan tarif semacam ini
masih terus digodok seiring dengan aturan mengenai listrik swasta.
Rugi-rugi / loss yang terjadi pada inverter biasanya berupa dissipasi daya dalam bentuk
panas. Effisiensi tertinggi dipegang oleh grid tie inverter yang diclaim bisa mencapai 9597% bila beban outputnya hampir mendekati rated bebannya. Sedangkan pada umumnya
effisiensi inverter adalah berkisar 50-90% tergantung dari beban outputnya. Bila beban
outputnya semakin mendekati beban kerja inverter yang tertera maka effisiensinya
semakin besar, demikian pula sebaliknya. Modified sine wave inverter ataupun square
wave inverter bila dipaksakan untuk beban-beban induktif maka effisiensinya akan jauh
berkurang dibandingkan dengan true sine wave inverter. Perangkatnya akan menyedot
daya 20% lebih besar dari yang seharusnya.

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN
Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan jika
dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan
konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat
digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan
bahkan untuk mendinginkan

DAFTAR PUSTAKA
1. Penjelaskan Panle Surya http://ourpos.blogspot.com/2014/09/penjelasan-panel-

tenaga-surya.html
2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangkit_listrik_tenaga_surya
3. Pembangkit Listrik Tenaga Surya http://www.litbang.esdm.go.id/index.php?

option=com_content&view=article&id=540:plts-plts&catid=129:pltsplts&Itemid=172

Anda mungkin juga menyukai